Anda di halaman 1dari 33

“MakalahMetabolismeKarbohidrat,Protein,Lipid,Purin Dan

Primidin”

Di Susun Oleh Kelompok III :

1.PrischeillaInkiriwang

2.FaradilaTadorante

3.GabrielRombon

4.WidyawatiKantale

UniversitasSariPutra Indonesia Tomohon

Yayasan Dharma Bhakti Indonesia Tomohon

FakultasKeperawatan

Tahun 2018

1
KATA PENGANTAR
PujisyukurkehadiratTuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga tugas Ilmu Alam Dasar
dalam bentuk Makalah dengan judul Metabolisme Karbohidrat,Protein,Lemak,Purin Dan Primidin ini
dapat tersusun hingga selesai.

Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang berkontribuksi dan
begitu membantu kami.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca serta boleh bermanfaat bagi kelancaran proses belajar mengajar serta untuk ke depannya
kami juga dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,kami yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini.oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

HORMAT KAMI

Kelompok III

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….………………………………………………………….2

DAFTAR ISI…………………………………………………………….…………………………………………………………………..3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………….………………………………………………………………………….4

a.LatarBelakang………………………………………….…………………………………………………………………………….4

b.RumusanMasalah………………….………………………………………………………………………………………………4

c.TujuanMasalah………………………………………………………………………..……………….…………………………..4

BAB II PengertianMetabolisme………………………………………………………..……………………………………….5

1.MetabolismeKarbohidrat……………………………………………………………..……………………..………………..6

1.2 Proses MetabolismeKarbohidrat………………………………………………………………….………….………….8

1.3 Proses Glikolisis,Glikogenesis,damGlukoneogenesis………………………………….………………………11

1.4 SiklusAsamSitrat………………………………………………………………………………….…………………………..13

1.5 Energi yang dihasilkandalamSiklus Krebs…………………………………………………...…………………….15

2.Metabolisme Protein………………………………………………………………………..……..……..……………………16

2.1 Asam Amino dalamDarah………………………………………………………………..…………..……………………17

2.2 ReaksiMetabolismeAsam Amino…………………………………………………….………………………………..18

2.3 PembentukanAsetilKoenzim A…………………………………………………………….……………………………18

2.4 Siklus Urea……………………………………………………………………………….…………….………………………….19

3.MetabolismeLemak……………………………………………………………………………………………………………..20

4. MetabolismePurindanPrimidin……………………………………………….………………...……………………...26

BAB III PENUTUP…………………………………………………………..………………………………………………………….32

a.Kesimpulan…………………………………………………………….……………………………………………………………..32

b.Saran…………………………………………………………….………………………………………………………………………32

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………………….33

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Karbohidrat, lipidadan protein memegang peranan penting bagi kehidupan di bumi. Karbohidrat terbagi
atas tiga kelompok yaitu momosakarida,oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida ( MS) atau gula
sederhana mengandung 3,4,5,6, atau 7 ataom karbon. MS yang banyak di jumpai adalah heksosa
( misalnya, glukosa, galaktosa, dan fruktosa) pentosa misalnya xilosa dan ribosa. Ologosakarida banyak
di jumpai di alam berupa laktosa dan sakarosa, sedangkan maltosa di hasilkan bila pati dhidrilosis oloeh
emzim B-amilase.Maltosa terdiri dari dua molekul glukosa yang dihubungkan oleh ikatan
glikosida.Sukrosa tersdiri dari glukosa dan fruktosa.Polisakarida (PS) di alam dapat di hidrolisis oleh asm
maupun enzim.PS dapat berfungsi penyususun struktur maupun simpanan. Pati adalah PS simpanan
yang terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi terdiri dari dua komponen , yaitu amilosa dan amilopektin.

Lipida adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik (aseton,
ether dll).Lipida ada yang berupa zat cair (minyak) dan zat padat (lemak).

Protein adalah suatu senyawa organik yang berbobot molekul tinggi. Protein tersusun dari atom C,H,O,
dan N serta unsur lainnya seperti P dan S yang membentuk unit-unit asam amino.

B.RumusanMasalah
1.Apa yang dimaksudMetabolisme Karbohidrat ?

2.Apa yang dimaksud Metabolisme Lipid,Protein ?

3.Apa yang dimaksud Metabolisme Purin dan Primidin ?

C.TujuanMasalah
1.UntukMengetahuiPengertianMetabolisme Karbohidrat.

2.Untuk Mengetahui Pengertian Metabolisme Lipid dan Protein.

3.Untuk Mengetahui Pengertian Metabolime Purin dan Primidin.

4
BAB II

A.PengertianMetabolisme
Metabolismeadalahkeseluruhan proses kimiawi dalam tubuh organisme yang melibatkan energi dan
enzim,diawali dengan substrat awal dan diakhiri produk akhir.Metabolisme dapat digolongkan menjadi
dua,yakni proses penyusunan yang disebut Anabolisme dan proses pembongkaran yang disebut
Katabolisme.

1.MetabolismeKarbohidrat
PengertianKarbohidratSecaraAlamiah Karbohidrat merupakan hasil sintesis CO2 dan H2O dengan
bantuan sinar matahari dan zat hijau daun (klorofil) melalui fotosintesis.Zat makanan ini merupakan
sumber energi bagi organisme heterotrof (makhluk hidup yang memperoleh energi dari sumber
senyawa organik di lingkungannya).Glukosa merupakan karbohidrat terpenting.

Dalam bentuk glukosalah massa karbohidrat makanan diserap ke dalam aliran darah, atau ke
dalam bentuk glukosalah karbohidrat dikonversi di dalam hati, serta dari glukosalah semua bentuk
karbohidrat lain dalam tubuh dapat dibentuk. Glukosa merupakan bahan bakar metabolik utama bagi
manusia dan bahan bakar universal bagi janin. Glukosa diubah menjadi karbohidrat lain misalnya
glikogen untuk simpanan, ribose untuk membentuk asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu,
bergabung dengan lipid atau dengan protein, contohnya glikoprotein dan proteoglikan.

1.1 Struktur Kimia Karbohidrat

Karbohidrat merupakan unsur senyawa organik yang disintesis dari senyawa anorganik yang
mengandung unsur-unsur Karbon(C),Hidrogen(H) dan Oksigen(O).

1.2 Pembagian Karbohidrat

Berdasarkan Gugus Gula penyusunnya,Karbohidrat di bagi menjadi 3,Yaitu:

a). Monosakarida(C6H12O6)

Monosakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari satu gugus gula.Monosakarida ini memiliki rasa manis
dan sifatnya mudah larut dalam air.Contoh dari monosakarida adalah
heksosa,glukosa,fruktosa,galaktosa,monosa,ribosa(penyusun RNA) dan deoksiribosa(penyusun DNA).

b). Disakarida(C12H22O11)

Disakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari dua gugus gula.Sama seperti monosakarrida,Disakarida
juga memiliki rasa manis, dan sifatnyapun mudah larut dalam air.Contoh dari Disakarida adalah
laktosa(gabungan antara glukosa dan galaktosa),sukrosa(gabungan antara glukosa dan fruktosa) dan
maltosa(gabungan antara dua glukosa)

5
c). Polisakarida(C6H11O5)

Polisakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari banyak gugus gula,dan rata-rata terdiri dari lebih 10
gugus gula.Pada umumnya polisakarida tidak berasa atau pahit,dan sifatnya sukar larut dalam
air.Contohnya dari polisakarida adalah amilum yang terdiri dari 60-300 gugus gula berupa
glukosa,glikogen atau gula otot yang tersusun dari 12-16 gugus gula,dan selulosa,pektin,lignin,serta kitin
yang tersusun dari ratusan bahkan ribuan gugus gula dengan tambahan senyawa lainnya.

1.3 Lintasan Metabolisme

 Lintasan anabolik (penyatuan/pembentukan)

Ini merupakan lintasan yang digunakan pada sintesis senyawapembentuk struktur dan mesin
tubuh.Salah satu contoh dari kategori ini adalah sintesis protein.

 Lintasan katabolik (pemecahan)

Lintasan ini meliputi berbagai proses oksidasi yang melepaskan energi bebas, biasanya dalam bentuk
fosfat energi tinggi atau unsur ekuivalen pereduksi, seperti rantai respirasi dan fosforilasi oksidatif.

 Lintasan amfibolik (persimpangan)

Lintasan ini memiliki lebih dari satu fungsi dan terdapat pada persimpangan metabolisme sehingga
bekerja sebagai penghubung antara lintasan anabolik dan lintasan katabolik.Contoh dari lintasan ini
adalah siklus asam sitrat (Siklus Kreb).

1.4 Hasil Metabolisme

Karbohidrat, lipid dan protein sebagai makanan sumber energi harus dicerna menjadi molekul-molekul
berukuran kecil agar dapat diserap. Berikut ini adalah hasil akhir pencernaan nutrien tersebut:

 Hasil pencernaan karbohidrat: monosakarida terutama glukosa.


 Hasil pencernaan lipid: asam lemak, gliserol dan gliserida.
 Hasil pencernaan protein: asam amino.

Semua hasil pencernaan di atas diproses melalui lintasan metaboliknya masing-masing menjadi Asetil
KoA, yang kemudian akan dioksidasi secara sempurna melalui siklus asam sitrat dan dihasilkan energi
berupa adenosin trifosfat (ATP) dengan produk buangan karbondioksida (CO2).

1.5 Jalur-Jalur Metabolisme Karbohidrat

Terdapat beberapa jalur metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis, oksidasi piruvat, siklus asam sitrat,
glikogenesis, glikogenolisis serta glukoneogene

6
Secara ringkas, jalur-jalur metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai berikut:

a).Glukosa sebagai bahan bakar utama metabolisme akan mengalami glikolisis (dipecah) menjadi 2
piruvat jika tersedia oksigen. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.

b). Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Dalam tahap ini dihasilkan energi
berupa ATP.

c). Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam sitrat. Dalam tahap ini dihasilkan
energi berupa ATP

d). Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita maka glukosa tidak dipecah,
melainkan akan dirangkai menjadi polimer glukosa (disebut glikogen). Glikogen ini disimpan di hati dan
otot sebagai cadangan energi jangka pendek.Jika kapasitas penyimpanan glikogen sudah penuh, maka
karbohidrat harus dikonversi menjadi jaringan lipid sebagai cadangan energi jangka panjang.

e). Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka glikogen dipecah menjadi
glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami glikolisis, diikuti dengan oksidasi piruvat sampai dengan siklus
asam sitrat.

f). Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun juga habis, maka sumber energi non
karbohidrat yaitu lipid dan protein harus digunakan. Jalur ini dinamakan glukoneogenesis (pembentukan
glukosa baru) karena dianggap lipid dan protein harus diubah menjadi glukosa baru yang selanjutnya
mengalami katabolisme untuk memperoleh energi.

2. Proses Metabolisme Karbohidrat

Glikolisisadalahrinciansistematis glukosa dan gula lain untuk daya proses respirasi selular. Ini
adalah reaksi biokimia universal yang terjadi di setiap uniseluler atau multiseluler organisme hidup yang
repirasi aerobik dan anaerobic.Glikolisis secara harfiah berarti pemecahan glukosa atau dekomposisi.
Melalui proses ini, satu molekul glukosa sepenuhnya dipecah untuk menghasilkan dua molekul asam
piruvat, dua molekul ATP dan dua NADH (Mengurangi nikotinamida adenin dinukleotida) radikal
membawa elektron yang dihasilkan. Butuh bertahun-tahun penelitian melelahkan dalam biokimia yang
mengungkapkan langkah-langkah glikolisis yang membuat respirasi selular mungkin. Berikut adalah
berbagai langkah yang disajikan dalam urutan awal terjadinya dengan glukosa sebagai bahan baku
utama. Seluruh proses melibatkan sepuluh langkah dengan produk terbentuk di setiap tahap dan setiap
tahap diatur oleh enzim yang berbeda. Produksi berbagai senyawa di setiap langkah menawarkan entry
point yang berbeda ke dalam proses. Itu berarti, proses ini dapat langsung mulai dari tahap peralihan
jika senyawa itu adalah reaktan pada tahap yang langsung tersedia.

 Langkah 1: Fosforilasi glukosa

Langkah pertama adalah fosforilasi glukosa (penambahan gugus fosfat).Reaksi ini dimungkinkan oleh
enzim heksokinase, yang memisahkan satu kelompok fosfat dari ATP (Adenosine Triphsophate) dan
menambahkannya ke glukosa, mengubahnya menjadi glukosa 6-fosfat. Dalam proses satu molekul ATP,

7
yang merupakan sumber energi tubuh, digunakan dan akan berubah menjadi ADP (Adenosin difosfat),
karena pemisahan satu gugus fosfat. Seluruh reaksi dapat diringkas sebagai berikut:

Glukosa (C6H12O6) + ATP + Hexokinase → Glucose 6-Phosphate (C6H11O6P1) + ADP

 Langkah 2: Produksi Fruktosa-6 Fosfat

Langkah kedua adalah produksi fruktosa 6-fosfat.Hal ini dimungkinkan oleh aksi dari enzim
phosphoglucoisomerase. Kerjanya pada produk dari langkah sebelumnya, glukosa 6-fosfat dan
mengubahnya menjadi fruktosa 6-fosfat yang merupakan isomer nya (Isomer adalah molekul yang
berbeda dengan rumus molekul yang sama tetapi pengaturan yang berbeda dari atom). Seluruh reaksi
diringkas sebagai berikut:

Glukosa 6 Fosfat (C6H11O6P1) + Phosphoglucoisomerase (Enzim) → Fruktosa 6-Phosphate


(C6H11O6P1)

 Langkah 3: Produksi Fruktosa 1, 6-difosfat

Pada langkah berikutnya, isomer Fruktosa 6-fosfat diubah menjadi fruktosa 1, 6-difosfat dengan
penambahan gugus fosfat lain. Konversi ini dimungkinkan oleh enzim fosfofruktokinase yang
memanfaatkan satu lagi ATP molekul dalam proses. Reaksi dapat diringkas sebagai berikut:

Fruktosa 6-fosfat (C6H11O6P1) + fosfofruktokinase (Enzim) + ATP → Fruktosa 1, 6-difosfat (C6H10O6P2)

 Langkah 4: Memisahkan dari Fruktosa 1, 6-difosfat

Pada langkah keempat, enzim adolase melahirkan satu pemisahan Fruktosa 1, 6-difosfat

menjadi dua molekul gula yang berbeda yang keduanya isomer satu sama lain. Kedua gula yang
terbentuk adalah gliseraldehida fosfat dan dihidroksiaseton fosfat. Reaksi berjalan sebagai berikut:

Fruktosa 1, 6-difosfat (C6H10O6P2) + Aldolase (Enzim) → gliseraldehida fosfat (C3H5O3P1) +


Dihydroxyacetone fosfat (C3H5O3P1)

 Langkah 5: Interkonversi dari Dua Gula

Dihidroksiaseton fosfat adalah molekul berumur pendek. Begitu dibuat, itu akan dikonversi menjadi
gliseraldehida fosfat oleh enzim yang disebut fosfat triose. Jadi dalam totalitas, langkah keempat dan
kelima dari glikolisis menghasilkan dua molekul gliseraldehida fosfat.

Dihydroxyacetone fosfat (C3H5O3P1) + triose Fosfat → gliseraldehida fosfat (C3H5O3P1)

 Langkah 6: Pembentukan NADH & asam 1,3-Diphoshoglyceric

Langkah keenam melibatkan dua reaksi penting. Pertama adalah pembentukan NADH dari NAD +
(nikotinamida adenine dinucleotide) dengan menggunakan enzim fosfat dehidrogenase triose dan kedua

8
adalah penciptaan asam 1,3-diphoshoglyceric dari molekul fosfat dua gliseraldehida dihasilkan pada
langkah sebelumnya. Dua reaksi adalah sebagai berikut:

Fosfat dehidrogenase triose (Enzim) + 2 NAD+ + 2 H- → 2NADH (Mengurangi Nicotinamide adenine


dinucleotide) + 2 H +

Triose fosfat dehidrogenase + 2 gliseraldehida fosfat (C3H5O3P1) + 2P (dari sitoplasma) → 2 molekul


asam 1,3-diphoshoglyceric (C3H4O4P2)

 Langkah 7: Produksi ATP & Asam 3-fosfogliserat

Langkah ketujuh melibatkan penciptaan 2 molekul ATP bersama dengan dua molekul asam 3-
fosfogliserat dari reaksi phosphoglycerokinase pada dua molekul produk asam 1,3-diphoshoglyceric,
dihasilkan dari langkah sebelumnya.

2 molekul asam 1,3-diphoshoglyceric (C3H4O4P2) + + 2ADP phosphoglycerokinase → 2 molekul asam 3-


fosfogliserat (C3H5O4P1) + 2ATP (Adenosin trifosfat)

 Langkah 8: Relokasi Atom Fosfor

Langkah delapan adalah reaksi penataan ulang sangat halus yang melibatkan relokasi dari atom fosfor
dalam asam 3-fosfogliserat dari karbon ketiga dalam rantai untuk karbon kedua dan menciptakan 2 –
asam fosfogliserat. Seluruh reaksi diringkas sebagai berikut:

2 molekul asam 3-fosfogliserat (C3H5O4P1) + phosphoglyceromutase (enzim) → 2 molekul asam 2-


fosfogliserat (C3H5O4P1)

 Langkah 9: Penghapusan Air

Enzim enolase berperan penting dan menghilangkan sebuah molekul air dari asam 2-fosfogliserat untuk
membentuk asam lain yang disebut asam phosphoenolpyruvic (PEP). Reaksi ini mengubah kedua
molekul asam 2-fosfogliserat yang terbentuk pada langkah sebelumnya.

2 molekul asam 2-fosfogliserat (C3H5O4P1) + Enolase (Enzim) -> 2 molekul asam phosphoenolpyruvic
(PEP) (C3H3O3P1) + 2 H2O

 Langkah 10: Penciptaan piruvat Asam & ATP

Langkah ini melibatkan pembentukan dua molekul ATP bersama dengan dua molekul asam piruvat dari
aksi piruvat kinase enzim pada dua molekul asam phosphoenolpyruvic dihasilkan pada langkah
sebelumnya. Hal ini dimungkinkan oleh transfer atom fosfor dari asam phosphoenolpyruvic (PEP)
menjadi ADP (Adenosin trifosfat).

2 molekul asam phosphoenolpyruvic (PEP) (C3H3O3P1) + + Piruvat kinase 2ADP (Enzim) → 2ATP + 2
molekul asam piruvat.

9
Seluruh proses melibatkan pemecahan satu molekul glukosa dan menghasilkan 2 molekul NADH, 2
molekul ATP, 2 molekul air dari air dan 2 molekul asam piruvat. Produk glikolisis selanjutnya digunakan
dalam asam sitrat atau siklus Krebs yang merupakan bagian dari respirasi selular.

Glukosa (C6H12O6) + 2 [NAD] + + 2 [ADP (Adenosin difosfat)] + 2 [P] i —> 2 [C3H3O3] - (Piruvat) + 2
[NADH] (Mengurangi Nicotinamide adenine dinucleotide) + 2H + + 2 [ATP] (Adenosin trifosfat) + 2 H2O.
Setiap langkah tersebut adalah perubahan energi yang halus dimungkinkan oleh berbagai enzim hadir
dalam sitoplasma yang bekerja dalam koordinasi.

3. Proses Glikolisis, Glikogenesis, Glikogenolisis dan Glukoneogenesis

3.1GlikolisisHinggaGlikogenesis

Proses glikolisis mencakup oksidasi glukosa atau glikogen yang diurai menjadi piruvat juga laktat dengan
jalan emben-meyerhof Pathway atau biasa disingkat EMP. Proses glikolisis ini terjadi di semua jaringan.
Proses selanjutnya adalah oksidasi piruvat ke asetik KoA. Langkah ini dibutuhkan sebelum proses
masuknya hasil glikolisis di dalam siklus asam nitrat yang merupakan jalan akhir oksidasi semua
komponen senyawa protein, karbohidrat, dan juga lemak. Sebelum asam piruvat memasuki asam nitrat,
ia terlebih dahulu harus disalurkan ke mitokondria dengan jalan transport piruvat khusus yang
membantu pasasi melewati membran di area mitokondria. Setelah sampai di wilayah mitokondria,
piruvat mengalami proses dekarboksilasi dan diolah menjadi senyawa asetil KoA. Proses dekarboksilasi
ini terjadi karena bantuan tiamin difosfat yang berperan sebagai derivate hidroksietil cincin tiazol dan
terkait dengan enzim.

Tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan glukosa (glikolisis) menjadi


piruvat.Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA.Akhirnya asetil KoA masuk ke dalam rangkaian
siklus asam sitrat untuk dikatabolisir menjadi energi.

Proses di atas terjadi jika kita membutuhkan energi untuk aktifitas, misalnya berpikir, mencerna
makanan, bekerja dan sebagainya. Jika kita memiliki glukosa melampaui kebutuhan energi, maka
kelebihan glukosa yang ada akan disimpan dalam bentuk glikogen. Proses anabolisme ini dinamakan
glikogenesis.

Proses metabolisme karbohidrat selanjutnya adalah tahapan glikogenesis. Secara umum proses ini
menghasilkan sintesis glikogen dari glukosa. Merupakan lintasan metabolisme dimana glikogen
dihasilkan dan disimpan di dalam organ gati. Hormon yang berperan dalam proses ini adalah insulin
sebagai reaksi atas rasio gula di dalam darah yang kadarnya meningkat.

D-Glukosa yang bercabang µGlikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam
tubuh dan analog dengan amilum pada tumbuhan.Unsur ini terutama terdapat didalam hati (sampai
6%), otot jarang melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena massa otot jauh lebih besar daripada hati,
maka besarnya simpanan glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai empat kali lebih banyak.

Seperti amilum, glikogen merupakan polimer. Glikogen otot berfungsi sebagai sumber heksosa yang
tersedia dengan mudah untuk proses glikolisis di dalam otot itu sendiri. Sedangkan glikogen hati sangat

10
berhubungan dengan simpanan dan pengiriman heksosa keluar untuk mempertahankan kadar glukosa
darah, khususnya pada saat di antara waktu makan. Setelah 12-18 jam puasa, hampir semua simpanan
glikogen hati terkuras habis. Tetapi glikogen otot hanya terkuras secara bermakna setelah seseorang
melakukan olahraga yang berat dan lama.

Rangkaian proses terjadinyaglikogenesis digambarkan sebagai berikut:

1) Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi juga pada lintasan
glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di hati oleh glukokinase.

2) Glukosa 6-fosfat diubahmenjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan katalisator enzim
fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan gugus fosfo akan mengambil bagian
di dalam reaksi reversible yang intermediatnya adalah glukosa 1,6-bifosfat. Enz-P + Glukosa 1-fosfat«Enz
+ Glukosa 1,6-bifosfat «Enz-P + Glukosa 6-fosfat.

3) Selanjutnyaglukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk uridin difosfat
glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim UDPGlc pirofosforilase.UDPGlc + PPi«UTP + Glukosa 1-
fosfat Uridin difosfat glukosa (UDPGlc).

4) Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik akan menarik reaksi kea
rah kanan persamaan reaksi

5) Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan glikosidik dengan atom C4
pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga membebaskan uridin difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh
enzim glikogen sintase.Molekul glikogen yang sudah ada sebelumnya (disebut glikogen primer) harus
ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang
dikenal sebagai glikogenin UDP + (C6)n+1àUDPGlc + (C6)n Glikogen.

6) Untukmembentukrantaipendek yang diaktifkan oleh glikogen sintase. Pada otot rangka glikogenin
tetap melekat pada pusat molekul glikogen, sedangkan di hati terdapat jumlah molekul glikogen yang
melebihi jumlah molekul glikogenin.àResidu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 1

glukosil dan pembentukan cabang selanjutnya. Setelah jumlah residu terminal yang non reduktif
bertambah, jumlah total tampak reaktif dalam molekul akan meningkat sehingga akan mempercepat
glikogenesis maupun glikogenolisis.à6 sehingga membuat titik cabang pada molekul tersebut. Cabang-
cabang ini akan tumbuh dengan penambahan lebih lanjut 1à4 (panjang minimal 6 residu glukosa) pada
rantai yang berdekatan untuk membentuk rangkaian 1à6. Setelah rantai dari glikogen primer
diperpanjang dengan penambahan glukosa tersebut hingga mencapai minimal 11 residu glukosa, maka
enzim pembentuk cabang memindahkan bagian dari rantai 1.

Tahap-tahap perangkaian glukosa demi glukosa digambarkan pada bagan berikut.

Biosintesis glikogen

11
Tampak bahwa setiap penambahan 1 glukosa pada glikogen dikatalisir oleh enzim glikogen
sintase.Sekelompok glukosa dalam rangkaian linier dapat putus dari glikogen induknya dan berpindah
tempat untuk membentuk cabang.Enzim yang berperan dalam tahap ini adalah enzim pembentuk
cabang (branching enzyme).

3.2 GlikogenolisisHinggaGlukoneogenesis

Selanjutnya adalah tahapan glikogenolisis.Ia merupakan lintasan metabolisme yang dipergunakan oleh
tubuh dengan fungsi menjaga keseimbangan senyawa glukosa dalam plasma darah sehingga simtoma
hipoglisemia bisa dihindari. Proses glikogenolisis mencakup gradasi glikogen secara berurut yakni 3
enzim, glikogen fosforilase, dan fosfoglukomutase dan dihasilkanlah glukosa sebagai hasil akhir. Di
dalam proses ini, beberapa hormone juga terlibat antara lain adrenalin dan glucagon.

Tahapan berikutnya adalah hexose monophosphate shunt atau biasa disingkat HMP Shunt dan juga
dikenal dengan istilah Pentose phosphate pathway. HMP-Shunt merupakan jalur pentose fosfat atau
heksosa monofosfat yang menghasilkan NADPH juga ribosa di wilayah luar mitokondria. Komponen
NADPH sendiri dibutuhkan dalam proses biosintesis asam lemak, steroid, kolesterol dan senyawa
lainnya. Proses HMP-Shunt ini juga menghasilkan pentose untuk digunakan dalam sintesis nukleotida
juga asam nukleat.Sementara itu ribose 5-fosfat bereaksi dengan komponen ATP menjadi komponen 5-
fosforibosil-1-pirofosfar atau biasa disingkat PRPP.

Jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen harus dipecah untuk
mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses ini dinamakan glikogenolisis. Glikogenolisis seakan-
akan kebalikan dari glikogenesis, akan tetapi sebenarnya tidak demikian. Untuk memutuskan ikatan
glukosa satu demi satu dari glikogen diperlukan enzim fosforilase. Enzim ini spesifik untuk proses
fosforolisis rangkaian 1.

6.àResidu glukosil terminal pada rantai paling luar molekul glikogen dibuang secara berurutan sampai
kurang lebih ada 4 buah residu glukosa yang tersisa pada tiap sisi cabang 1. (C6)n-1 + Glukosa 1-
fosfatà(C6)n + Pi Glikogen. Glikogen memerlukan kerja enzim enzim pemutus cabang (debranching
enzyme) yang spesifik.Dengan pemutusan cabang tersebut, maka kerja enzim fosforilase selanjutnya
dapat berlangsung à6 terpajan. Hidrolisis ikatan 1àGlukan transferase dibutuhkan sebagai katalisator
pemindahan unit trisakarida dari satu cabang ke cabang lainnya sehingga membuat titik cabang 1

Tahapan terakhir dalam proses metabolisme karbohidrat adalah Glukoneogenesis. Merupakan lintasan
metabolisme yang oleh tubuh digunakan untuk menjaga keseimbangan glukosa dalam plasma darah
agar terhindar dari simtoma hipoglisemia. Pada proses glukoneogenesis, glukosa mengalami proses
sintesis dengan substrat yang tak lain adalah hasil dari lintasan aatau proses glikolisis antara lain asam
piruvat, asam laktat, asam oksaloasetat dan suksinat.

Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi.Maka tubuh adalah
menggunakan lemak sebagai sumber energi.Jika lemak juga tak tersedia, barulah memecah protein
untuk energi yang sesungguhnya protein berperan pokok sebagai pembangun tubuh. Jadi bisa

12
disimpulkan bahwa glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa darisenyawa-senyawa non
karbohidrat, bisadari lipid maupun protein.

Secararingkas, jalurglukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan sebagai berikut:

1) Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan gliserol. Asam lemak dapat
dioksidasi menjadi asetil KoA.Selanjutnya asetil KoA masuk dalam siklus Kreb’s.Sementara itu gliserol
masuk dalam jalur glikolisis.

2) Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam siklus Kreb’s.

4. Siklus Asam Sitrat

Siklusinijugasering disebut sebagai siklus Kreb’s dan siklus asam trikarboksilat dan berlangsung di dalam
mitokondria.Siklus asam sitrat merupakan jalur bersama oksidasi karbohidrat, lipid dan protein. KoA,
asetat aktif), suatu ester koenzim A. Ko-A mengandung vitamin asam pantotenat.~Siklus asam sitrat
merupakan rangkaian reaksi yang menyebabkan katabolisme asetil KoA, dengan membebaskan
sejumlah ekuivalen hidrogen yang pada oksidasi menyebabkan pelepasan dan penangkapan sebagaian
besar energi yang tersedia dari bahan baker jaringan, dalam bentuk ATP. Residu asetil ini berada dalam
bentuk asetil-KoA (CH3-CO).

Fungsi utama siklus asam sitrat adalah sebagai lintasan akhir bersama untuk oksidasi karbohidrat, lipid
dan protein.Hal ini terjadi karena glukosa, asam lemak dan banyak asam amino dimetabolisir menjadi
asetil KoA atau intermediat yang ada dalam siklus tersebut.

Selama proses oksidasi asetil KoA di dalam siklus, akan terbentuk ekuivalen pereduksi dalam bentuk
hidrogen atau elektron sebagai hasil kegiatan enzim dehidrogenase spesifik. Unsur ekuivalen pereduksi
ini kemudian memasuki rantai respirasi tempat sejumlah besar ATP dihasilkan dalam proses fosforilasi
oksidatif. Pada keadaan tanpa oksigen (anoksia) atau kekurangan oksigen (hipoksia) terjadi hambatan
total pada siklus tersebut.

Enzim-enzim siklus asam sitrat terletak di dalam matriks mitokondria, baik dalam bentuk bebas ataupun
melekat pada permukaan dalam membran interna mitokondria sehingga memfasilitasi pemindahan
unsur ekuivalen pereduksi ke enzim terdekat pada rantai respirasi, yang bertempat di dalam membran
interna mitokondria.

reaksi-reaksi pada siklus asam sitrat diuraikan sebagai berikut:

1. Kondensasi awal asetil KoA dengan oksaloasetat membentuk sitrat, dikatalisir oleh enzim sitrat
sintase menyebabkan sintesis ikatan karbon ke karbon di antara atom karbon metil pada asetil KoA
dengan atom karbon karbonil pada oksaloasetat. Reaksi kondensasi, yang membentuk sitril KoA, diikuti
oleh hidrolisis ikatan tioester KoA yang disertai dengan hilangnya energi bebas dalam bentuk panas
dalam jumlah besar, memastikan reaksi tersebut selesai dengan sempurna.Sitrat + KoAàAsetil KoA +
Oksaloasetat + H2O.

13
2. Sitrat dikonversi menjadi isositrat oleh enzim akonitase (akonitat hidratase) yang mengandung
besi Fe2+ dalam bentuk protein besi-sulfur (Fe:S). Konversi ini berlangsung dalam 2 tahap, yaitu:
dehidrasi menjadi sis-akonitat, yang sebagian di antaranya terikat pada enzim dan rehidrasi menjadi
isositrat. Reaksi tersebut dihambat oleh fluoroasetat yang dalam bentuk fluoroasetil KoA mengadakan
kondensasi dengan oksaloasetat untuk membentuk fluorositrat.Senyawa terakhir ini menghambat
akonitase sehingga menimbulkan penumpukan sitrat.

3. Isositrat mengalami dehidrogenasi membentuk oksalosuksinat dengan adanya enzim isositrat


dehidrogenase. Di antara enzim ini ada yang spesifik NAD+, hanya ditemukan di dalam mitokondria.Dua
enzim lainnya bersifat spesifik NADP+ dan masing-masing secara berurutan dijumpai di dalam
mitokondria serta sitosol.Oksidasi terkait rantai respirasi terhadap isositrat berlangsung hampir
sempurna melalui enzim yang bergantung NAD+.

–ketoglutarat + CO2 + NADH + H+µ« Oksalosuksinat «Isositrat + NAD+

(terikat enzim) – ketoglutarat yang juga dikatalisir oleh enzim isositrat dehidrogenase. Mn2+ atau Mg2+
merupakan komponen penting reaksi dekarboksilasi. Oksalosuksinat tampaknya akan tetap terikat pada
enzim sebagai intermediate dalam keseluruhan reaksi. Kemudian terjadi dekarboksilasi menjadi –
keto.µ–ketoglutarat mengalami dekarboksilasi oksidatif melalui cara yang sama dengan dekarboksilasi
oksidatif piruvat, dengan kedua substrat berupa asam µ.

4. Selanjutnya Suksinil KoA + CO2 + NADH + H+à–ketoglutarat + NAD+ + KoA µ

–ketoglutarat.µ–ketoglutarat dehidrogenase, juga memerlukan kofaktor yang idenstik dengan kompleks


piruvat dehidrogenase, contohnya TDP, lipoat, NAD+, FAD serta KoA, dan menghasilkan pembentukan
suksinil KoA (tioester berenergi tinggi). Arsenit menghambat reaksi di atas sehingga menyebabkan
penumpukan µReaksi tersebut yang dikatalisir oleh kompleks.

5. Tahap selanjutnya terjadi perubahan suksinil KoA menjadi suksinat dengan adanya peran enzim
suksinat tiokinase (suksinil KoA sintetase).

Suksinat + ATP + KoA«Suksinil KoA + Pi + ADP P.~–ketoglutarat cukup memadai untuk menghasilkan
ikatan berenergi tinggi disamping pembentukan NADH (setara dengan 3µDalam siklus asam sitrat, reaksi
ini adalah satu-satunya contoh pembentukan fosfat berenergi tinggi pada tingkatan substrat dan terjadi
karena pelepasan energi bebas dari dekarboksilasi oksidatif.

6. Suksinat dimetabolisir lebih lanjut melalui reaksi dehidrogenasi yang diikuti oleh penambahan air
dan kemudian oleh dehidrogenasi lebih lanjut yang menghasilkan kembali oksaloasetat.

Fumarat + FADH2«Suksinat + FAD

Reaksi dehidrogenasi pertama dikatalisir oleh enzim suksinat dehidrogenase yang terikat pada
permukaan dalam membrane interna mitokondria, berbeda dengan enzim-enzim lain yang ditemukan
pada matriks.Reaksi ini adalah satu-satunya reaksi dehidrogenasi dalam siklus asam sitrat yang
melibatkan pemindahan langsung atom hydrogen dari substrat kepada flavoprotein tanpa peran NAD+.

14
Enzim ini mengandung FAD dan protein besi-sulfur (Fe:S). Fumarat terbentuk sebagai hasil
dehidrogenasi.Fumarase (fumarat hidratase) mengkatalisir penambahan air pada fumarat untuk
menghasilkan malat. L-malat«Fumarat + H2O

Enzim fumarase juga mengkatalisir penambahan unsure-unsur air kepada ikatan rangkap fumarat dalam
konfigurasi trans. Malat dikonversikan menjadi oksaloasetat dengan katalisator berupa enzim malat
dehidrogenase, suatu reaksi yang memerlukan NAD+.Oksaloasetat + NADH + H+«L-Malat + NAD+.Enzim-
enzim dalam siklus asam sitrat, kecuali alfa ketoglutarat dan suksinat dehidrogenase juga ditemukan di
luar mitokondria. Meskipun dapat mengkatalisir reaksi serupa, sebagian enzim tersebut, misalnya malat
dehidrogenase pada kenyataannya mungkin bukan merupakan protein yang sama seperti enzim
mitokondria yang mempunyai nama sama (dengan kata lain enzim tersebut merupakan isoenzim).

5. Energi Yang Di Hasilkan Dalam Siklus Krebs

Pada proses oksidasi yang dikatalisir enzim dehidrogenase, 3 molekul NADH dan 1 FADH2 akan
dihasilkan untuk setiap molekul asetil-KoA yang dikatabolisir dalam siklus asam sitrat. Dalam hal ini
sejumlah ekuivalen pereduksi akan dipindahkan ke rantai respirasi dalam membrane interna
mitokondria.

Selama melintasi rantai respirasi tersebut, ekuivalen pereduksi NADH menghasilkan 3 ikatan fosfat
berenergi tinggi melalui esterifikasi ADP menjadi ATP dalam proses fosforilasi oksidatif. Namun demikian
FADH2 hanya menghasilkan 2 ikatan fosfat berenergi tinggi. Fosfat berenergi tinggi selanjutnya akan
dihasilkan pada tingkat siklus itu sendiri (pada tingkat substrat) pada saat suksinil KoA diubah menjadi
suksinat.

Dengan demikian rincian energi yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat adalah:

1. Tiga molekul NADH, menghasilkan : 3 X 3P = 9P

2. Satu molekul FADH2, menghasilkan : 1 x 2P = 2P

3. Pada tingkat substrat = 1P

Jumlah = 12P

Satu siklus Kreb’s akan menghasilkan energi 3P + 3P + 1P + 2P + 3P = 12P.

Kalau kita hubungkan jalur glikolisis, oksidasi piruvat dan siklus Kreb’s, akan dapat kita hitung bahwa 1
mol glukosa jika dibakar sempurna (aerob) akan menghasilkan energi dengan rincian sebagai berikut:

1. Glikolisis : 8P

2. Oksidasi piruvat (2 x 3P) : 6P

3. Siklus Kreb’s (2 x 12P) : 24P

Jumlah : 38P

15
2.METABOLISME PROTEIN
2.1 Penguraian Protein Dalam Tubuh

Asam amino yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan dari proses katabolisme protein dalam
hati, dibawa oleh darah kedalam jaringan untuk digunakan.proses anabolik maupun katabolik juga
terjadi dalam jaringan diluar hati.asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber, yaitu
absorbsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel dan hasil sintesis asam amino dalam
sel. Banyaknya asam amino dalam darah tergantung keseimbangan antara pembentukan asam amino
dan penggunaannya. Hati berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam darah.

Dalam tubuh kita, protein mengalami perubahan – perubahan tertentu dengan kecepatan yang berbeda
untuk tiap protein. Protein dalam dara, hati dan organ tubuh lain mempunyai waktu paruh antara 2,5
sampai 10 hari. Protein yang terdapat pada jaringan otot mempunyai waktu paruh 120 hari. Rata-rata
tiap hari 1,2 gram protein per kilogram berat badan diubah menjadi senyawa lain.

Ada tiga kemungkinan mekanisme perubahan protein, yaitu :

1) Sel-sel mati, lalu komponennya mengalami proses penguraian atau katabolisme dan dibentuk sel –
sel baru.

2) Masing-masing protein mengalami proses penguraian dan terjadi sintesis protein baru, tanpa ada
sel yang mati.

3) Protein dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan sintesis protein baru.

Protein dalam makanan diperlukan untuk menyediakan asam amino yang akan digunakan untuk
memproduksi senyawa nitrogen yang lain, untuk mengganti protein dalam jaringan yang mengalami
proses penguraian dan untuk mengganti nitrogen yang telah dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urea.
Ada beberapa asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi tidak dapat diproduksi oleh tubuh dalam
jumlah yang memadai. Oleh karena itu asam amino tersebut,yang dinamakan asam essensial yang
dibutuhkan oleh manusia.

Kebutuhan akan asam amino esensial tersebut bagi anak-anak relative lebih besar daripada orang
dewasa. Kebutuhan protein yang disarankan ialah 1 sampai 1,5 gram per kilogram berat badan per hari.

2.2 Asam Amino Dalam Darah

Jumlah asam amino dalam darah tergantung dari jumlah yang diterima dan jumlah yang digunakan.
Pada proses pencernaan makanan, protein diubah menjadi asam amino oleh beberapa reaksi hidrolisis
serta enzim – enzim yang bersangkutan. Enzim-enzim yang bekerja pada proses hidrolisis protein antara
lain ialah pepsin, tripsin, kimotripsin, karboksi peptidase, amino peptidase, tripeptidase dan dipeptidase.

16
Setelah protein diubah menjadi asam-asam amino, maka dengan proses absorpsi melalui dinding usus,
asam amino tersebut sampai kedalam pembuluh darah. Proses absorpsi ini ialah proses transpor aktif
yang memerlukan energi. Asam-asam amino dikarboksilat atau asam diamino diabsorbsi lebih lambat
daripada asam amino netral.

Dalam keadaan berpuasa, konsentrasi asam amino dalam darah biasanya sekitar 3,5 sampai 5 mg per
100 ml darah. Segera setelah makan makanan sumber protein, konsentrasi asam amino dalam darah
akan meningkat sekitar 5 mg sampai 10 mg per 100 mg darah. Perpindahan asam amino dari dalam
darah kedalam sel-sel jaringan juga proses tranpor aktif yang membutuhkan energi.

2.3 Reaksi Metabolisme Asam Amino

Tahap awal pembentukan metabolisme asam amino, melibatkan pelepasan gugus amino, kemudian
baru perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino. Dua proses utama pelepasan gugus amino
yaitu, transaminasi dan deaminasi.

 Transaminasi

Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan gugus amino dari satu
asam amino kepada asam amino lain. Dalam reaksi transaminasi ini gugus amino dari suatu asam amino
dipindahkan kepada salah satu dari tiga senyawa keto, yaitu asam piruvat, a ketoglutarat atau
oksaloasetat, sehingga senyawa keto ini diubah menjadi asam amino, sedangkan asam amino semula
diubah menjadi asam keto. Ada dua enzim penting dalam reaksi transaminasi yaitu alanin transaminase
dan glutamat transaminase yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi berikut :

Pada reaksi ini tidak ada gugus amino yang hilang, karena gugus amino yang dilepaskan oleh asam
amino diterima oleh asam keto.Alanin transaminase merupakan enzim yang mempunyai kekhasan
terhadap asam piruvat-alanin.Glutamat transaminase merupakan enzim yang mempunyai kekhasan
terhadap glutamat-ketoglutarat sebagai satu pasang substrak.

Reaksi transaminasi terjadi didalam mitokondria maupun dalam cairan sitoplasma.Semua enzim
transaminase tersebut dibantu oleh piridoksalfosfat sebagai koenzim. Telah diterangkan bahwa
piridoksalfosfat tidak hanya merupakan koenzim pada reaksi transaminasi, tetapi juga pada reaksi-reaksi
metabolisme yang lain.

 Deaminasi Oksidatif

Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi asam glutamat. Dalam beberapa sel
misalnya dalam bakteri, asam glutamat dapat mengalami proses deaminasi oksidatif yang menggunakan
glutamat dehidrogenase sebagai katalis.

Asam glutamat + NAD+ a ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+

Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4+. Selain NAD+ glutamat
dehidrogenase dapat pula menggunakan NADP+ sebagai aseptor elektron. Oleh karena asam glutamat

17
merupakan hasil akhir proses transaminasi, maka glutamat dehidrogenase merupakan enzim yang
penting dalam metabolisme asam amino oksidase dan D-asam oksidase.

Dua jenis dehidrogenase lain yang penting ialah L-asam amino oksidase dan D-asam amino oksidase. L-
asam amino oksidase adalah enzim flavoprotein yang mempunyai gugus prostetik flavinmononukleotida
(FMN).Enzim ini terdapat dalam sel hati pada endoplasmik retikulum dan bukan merupakan enzim yang
penting. D – asam amino oksidase adalah juga enzim flavoprotein dan merupakan katalis pada reaksi:
Enzim ini mempunyai FAD sebagai gugus prospetik dan terdapat dalam sel hati. Oleh karena D-
asamamino jarang terdapat dalam tubuh manusia, maka fungsi D-asam amino oksidase.

Proses diaminasi asam amino dapat terjadi secara oksidatif dan non oksidatif. Contoh asam amino yang
mengalami proses deaminasi oksidatif adalah asam glutamat. Reaksi degradasi asam glutamat dikatalis
oleh enzim L-glutamat dehidrogenase yang dibantu oleh NAD atau NADP.

Deaminasi non oksidatif adalah penghilangan gugus amino dari asam amino serin yang dikatalis oleh
enzim serindehidratase.Asam amino teronin juga dapat mengalami deaminasi non oksidatif dengan
katalis kreonin dehidratase menjadi keto butirat.

Deaminasi oksidatif adalah proses pemecahan (hidrolisis) asam amino menjadi asam keto dan ammonia
(NH4 +), secara skematik digambarkan sebagai berikut: Deaminasi atau proses tersingkirnya gugus
amino dari basa. Reaksi deaminasi dapat terjadi secara langsung atau melalui reaksi transdeaminasi.
Dalam reaksi transdeaminasi, mula-mula asam amino diubah menjadi senyawa lain yang dapat
dideaminasi lebih lanjut untuk menghasilkan amonia. Contoh proses reaksi deaminasi oksidatif adalah
seperti di bawah ini :

Berdasarkan reaksi di atas, glutamat mengalami proses deaminasi menghasilkan ion amonium (NH4+).
Selanjutnya ion amonium (NH4+) masuk ke dalam siklus urea. Atau secara sederhana dapat dilihat pada
reaksi berikut :

Deaminasi menghasilkan 2 senyawa penting yaitu senyawa nitrogen dan nonnitrogen.

1. Senyawa nonnitrogen yang mengandung gugus C, H, dan O selanjutnya diubah menjadi asetil Co-A
untuk sumber energi melalui jalur siklus Kreb’s atau disimpan dalam bentuk glikogen.

2. Senyawa nitrogen dikeluarkan lewat urin setelah diubah lebih dahulu menjadi ureum (diagram 2).

Proses deaminasi kebanyakan terjadi di hati, oleh karena itu pada gangguan fungsi hati (liver) kadar NH3
meningkat. Pengeluaran (ekskresi) urea melalui ginjal dikeluarkan bersama urin.

2.4 Pembentukan Asetil Koenzim A

Asetil koenzim A merupakan senyawa penghubung antara metabolisme asam amino dengan siklus asam
sitrat. ada dua jalur metabolic yang menuju kepada pembentukan asetil koenzim A, yaitu melalui asam
piruvat dan melalui asam asetoasetat.

18
Asam-asam amino yang menjalani jalur metabolic melalui asam piruvat ialah alanin, sistein, serin dan
treonin.alanin menghasilkan asam piruvat dengan langsung pada reaksi transaminasi dengan asam a
ketoglutarat. Treonin diubah menjadi gllisin dan asetaldehida oleh enzim treonin
aldolase.glisinkemudian diubah menjadi asetil koenzim A melalui pembentukan serin dengan jalan
penambahan satu atom karbon, seperti metal, hidroksi metal dan formil. koenzim yang bekerja disini
ialah tetrahidrofolat.

2.5 Siklus Urea

Hans Krebs dan Kurt Heneseleit pada tahun 1932 mengemukakan serangkaian reaksi kimia tentang
pembentukan urea.Mereka berpendapat bahwa urea terbentuk dari ammonia dan
karbondioksidamelalui serangkaian reaksi kimia yang berupa siklus, yang mereka namakan siklus
urea.Pembentukan urea ini terutama berlangsung didalam hati.Urea adalah suatu senyawa yang mudah
larut dalam air, bersifat netral, terdapat dalam urine yang dikeluarkan dari dalam tubuh.

Dalam reaksi pembentukan karbamil fosfat ini, satu mol ammonia bereaksi dengan satu mol
karbondioksida dengan bantuan enzim karbamilfosfat sintetase. Reaksi ini membutuhkan energi,
karenanya reaksi ini melibatkan dua mol ATP yang diubah menjadi ADP.Disamping itu sebagai kofaktor
dibutuhkan mg++ dan N-asetil-glutamat.

Karbamil fosfat yang terbentuk bereaksi dengan ornitin membentuk sitrulin.Dalam reaksi ini bagian
karbomil bergabung dengan ornitin dan memisahkan gugus fosfat.Sebagai katalis pada pembentukan
sitrulin adalah ornitin transkarbamilase yang terdapat pada bagian mitokondria sel hati.

Selanjutnya sitrulin bereaksi dengan asam aspartat membentuk asam argininosuksinat.Reaksi ini
berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinat sintetase.Dalam reaksi tersebut ATP merupakan
sumber energi dengan jalan melepaskan gugus fosfat dan berubah menjadi AMP.

Dalam reaksi ini asam argininosuksinat diuraikan menjadi arginin dan asam fumarat.Reaksi ini
berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinase, suatu enzim yang terdapat dalam hati dan
ginjal.Reaksi terakhir ini melengkapi tahap reaksi pada siklus urea.Dalam reaksi ini arginin diuraikan
menjadi urea dan ornitin.Enzim yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi penguraian ini ialah arginase
yang terdapat dalam hati.Ornitin yang terbentuk dalam reaksi hidrolisis ini bereaksi dengan
karbamilfosfat untuk membentuk sitrulin.

2.6 Biosintesis Protein

Biosintesis protein yang terjadi dalam sel merupakan reaksi kimia yang kompleks dan melibatkan
beberapa senyawa penting, terutama DNA dan RNA.molekuk DNA merupakan rantai polinukleutida
yang mempunyai beberapa jenis basa purin dan piramidin, dan berbentuk heliks ganda.

Dengan demikian akan terjadi heliks gandayang baru dan proses terbentunya molekul DNA baru ini
disebut replikasi, urutan basa purin dan piramidin pada molekul DNA menentukan urutan asam amino
dalam pembentukan protein.

19
Perandari DNA itu sendri sebagai pembawa informasi genetic atau sifat-sifat keturunan pada
seseorang.duatahappembentukan protein:

1) Tahappertamadisebuttranskripsi, yaitu pembentukan molekul RNA sesuai pesan yang diberikan oleh
DNA.

2) Tahap kedua disebut translasi, yaitu molekul RNA menerjemahkan informasi genetika kedalam
proses pembentukan protein.

Biosintesis protein terjadi dalam ribososm, yaitu suatu partikel yang terdapat dalam sitoplasma r RNA
bersama dengan protein merupakan komponen yang membentuk ribosom dalam sel, perananya dalam
dalam sintesis protein yang berlangsung dalam ribosom belum diketahui m RNA diproduksi dalam inti
sel dan merupakan RNA yang paling sedikit jumlahnya. kode genetika yang berupa urutan basa pada
rantai nukleutida dalam molekul DNA. Tiap tiga buah basa yang berurutan disebut kodon, sebagai
contoh AUG adalah kodon yang terbentuk dalam dari kombinasi adenin-urasil-guanin, GUG adalah
kodon yang terbentuk dari kombinasi guanin-urasil-guanin.kodon yang menunjuk asam amino yang
sama disebut sinonim, misalnya CAU dan CAC adalah sinonim untuk histidin. perbedaan antara sinonim
tersebut pada umumnya adalah basa pada kedudukan ketiga misalnya GUU,GUA,GUC,GUG.

Bagian molekut t RNA yang penting dalam biosintesis protein ialah lengan asam amino yang mempunyai
fungsi mengikat molekul asam amino tertentu dalam lipatan anti kodon.lipatan anti kodon mempunyai
fungsi menemukan kodon yang menjadi pasangannya dalam m RNA yang tedapat dalam ribosom. pada
prosese biosintesis protein, tiap molekuln t RNA membawa satu molekul asam amino masuk kedalam
ribosom. pembentukkan ikatan asam amino dengan t Rna ini berlangsung dengan bantuan enzim amino
asli t RNA sintetase dan ATP melalui dua tahap reaksi:

1) Asam aminon dengan enzim dan AMP membentuk kompleks aminosil-AMP-enzim.

2) Reaksiantarakompleksaminoasil-AMP-enzim dengan t RNA, proses biosintesis akan berhenti apabila


pada m RNA terdapat kodon UAA,UAG,UGA. karena dalam sel normal tidak terdapat t RNA yang
mempunyai antikodon komplementer.

3. METABOLISME LEMAK
3.1 Pengertian Metabolisme Lemak

Metabolisme Lemak merupakan proses tubuh untuk menghasilkan energi dari asupan lemak setelah
masuk menjadi sari-sari makanan dalam tubuh. dalam memetabolisme lemak menjadi energi kita
membutuhkan bantuan glukosa dari karbohidrat. karena itu, tubuh kita cenderung menuntut makan
yang manis-manis setelah makan makanan yang kaya akan lemak. lemak dalam tubuh kita akan masuk
ke dalam proses metabolisme setelah melewati tahapan penyerapan, sehingga bentukan lemak yang

20
memasuki jalur metabolisme lemak dalam bentukan trigliserida.
(trigliseridaadalahbentuksimpananlemaktubuh).Dalambentuktrigliserida, lemakdisintesismenjadiasam
lemak dan glliserol, seperti yang dijelaskan pada gambar dibawah. asam lemak dan gliserol ini lah yang
masuk kedalam proses metabolisme energi. Pada prosesnya, gliserol dan asam lemak memerlukan
glukosa untuk memasuki siklus krebs atau biasanya dikenal dengan TCA, dengan memasuki siklus ini
gliserol dan asam lemak dapat diubah menjadi energi, seperti dijelaskan pada gambar jalur metabolisme
lemak di bawah ini. Asam lemak hasil sintesis lemak hanya terdiri dari pecahan 2-karbon, karena itu sel
tubuh tidak dapat membentuk glukosa dari asam lemak, begitupun dengan gliserol, karena gliserol
hanya merupakan 5% dari lemak.dengan demikian, sel tubuh tidak dapat membentuk glukosa dari
lemak. karena tubuh tidak dapat membentuk glukosa dari lemak maka organ tubuh tertentu seperti
sistem saraf tidak dapat mendapat energi dari lemak, dan karena hal itu pula proses pembakaran lemak
tubuh membutuhkan proses yang panjang, salah satunya harus membutuhkan bantuan glukosa.

3.2 Transpor Lemak

Di dalam retikulum endoplasma halus dari sel epitel usus, asam lemak bebas bergabung dengan
monogliserida membentuk trigliserida.Sintesis protein di sel epitel berfungsi untuk mengemas
trigliserida, fosfolipid dan kolesterol membentuk kilomikron.Pada dasarnya kilomikron mengemulsi
lemak sebelum masuk ke aliran darah.

Proses ini menyerupai kegiatan lesitin dan asam lemak usus halus dalam upaya mengemulsi lemak
makanan selama proses pencernaan. Dalam absorbsi trigliserida dan lipida besar lainnya (kolesterol)
yang terbentuk dalam usus halus dikemas untuk diabsorbsi secara aktif dan ditransportasi oleh
darah.Bahan bahan ini tergabung dengan protein yang khusus dan membentuk alat angkut lipid yang
dinamakan lipoprotein. Tubuh membentuk empat macam lipoprotein, yaitu kilomikron, low density
lipoprotein(LDL), very low density lippoprotein(VLDL), dan high density lippoprotein (HDL). Lipoprotein
yang mengangkut lemak dari saluran cerna ke dalam tubuh dinamakan kilomikron.Kilomikron diabsorbsi
melalui dinding usus halus ke dalam sistem limfe untuk kemudian melalui duktus torasikus di sepanjang
tulang belakang masuk ke dalam vena besar tengkuk dan seterusnya masuk ke dalam aliran darah.

3.3 Biosintesia Asam Lemak Jenuh dan Asam lemak Tidak Jenuh

a). Biosintesis Asam Lemak Jenuh

Biosintesis asam lemak jenuh dimulai dari acetyl-CoA sebagai starter.Acetyl-CoA ini dapat berasal dari
oksidasi asam lemak maupun dari piruvate hasil glikolisis atau degradasi asam amino melalui reaksi
pyruvate dehydrogenase.Acetyl-CoA tersebut kemudian ditransport dari mitokondria ke sitoplasma
melalui sistem citrate shuttle untuk disintesis menjadi asam lemak.Reduktan NADPH + H+ disuplai dari
jalur hexose monophosphate (fosfoglukonat).

Pyruvate hasil katabolisme asam amino atau dari glikolisis glukosa diubah menjadi aecetyl-CoA oleh
sistem pyruvate dehydogenase.Gugus acetyl tersebut keluar matriks mitokondria sebagai citrate, masuk
ke sitosol untuk sintesis asam lemak.Oxaloacetate direduksi menjadi malate kembali ke matriks
mitokondrion dan diubah kembali menjadi malate.Malat di sitosol dioksidasi oleh enzim malat

21
menghasilkan NADPH dan pyruvate.NADPH digunakan untuk reaksi reduksi
dalambiosintesisasamlemaksedangkanpyrivatekembalikematriksmitokondrion.

Keuntungan tersebut antara lain:

1) Reaksi-reaksi kompetitif dapat dicegah.

2) Reaksi terjadi dalam satu garis koordinasi.

3) Lebih efisien karena konsentrasi substrat lokal yang tinggi, kehilangan karena difusi rendah.

Enzim kompleks asam lemak synthase bekerja dalam bentuk dimer.Tiap monomernya secara kovalen
dapat mengikat substrat sebagai tioester pada bagian gugus –SH. Asam lemak yang terjadi pada proses
hidrolisis lemak, mengalami proses oksidasi dan menghasilkan asetil koenzim A. Salah satu hipotesis
yang dapat diterima ialah bahwa asam lemak terpotong 2 atom karbon setiap kali oksidasi. Oleh karena
oksidasi terjadi pada atom karbon B; maka oksidas tersebut dinamakan B oksidasi.

3.4 Biosintesis Asam Lemak Tak Jenuh (Asam monoenoat)

Biosintesis asam lemak tak jenuh yang mempunya ikatan rangkap tunggal (asam monoenoat) dalam
jaringan hewan dan tumbuhan berbeda.Dalam jaringan hewan asam palmitat dan asam stearat
digunakan sebagau precursor untuk biosintesis asam lemak tak jenuh terutama, asam palmitoleat.

Seperti pad asam lemak jenuh, tahap petama oksidasi asam lemak tidak jenuh adalah pembentukan
asilkoenzim A. selanjutnya molekul asli koenzim A dari asam lemak tidak jenuh tersebut mengalami
pemecahan melalui peoses B oksidasi seperti molekul asam lemak jenuh, hingga tebentuk senyawa – sis
– sis – asil KoA atau trans – sis – asil KoA, yang tergantung pada letak ikatan rangkap pada molekul
terebut.

3.5 Pembentukan dan Metabolisme Senyawa Keton

Asetil koenzim A yang dihasilkan oleh reaksi oksidasi asam lemak dapat ikut dalam siklus asam sitrat
apabila penguraian lemak dan karbohidrat seimbang. Dalam siklus asam sitrat, asetil koenzim A bereaksi
dengan asam oksaloasetat menghasilkan asam sitrat. Jadi ikut sertanya asetil koenzim A dalam siklus
asam sitrat tergantung pada tersedianya asam oksaloasetat dan hal ini tergantung pula pada konsentrasi
karbohidrat.

Dalam keadaan berpuasa atau kekurangan makan, konsentrasi karbohidrat (glukosa) berkurang
sehingga sebagian dari asam oksaloasetat diubah menjadi glukosa. Karenanaya asetil koenzim A dari
lemak tidak masuk dalam siklus asam sitrat, tetapi diubah menjadi asam oksaloasetat, asam
hidroksibutirat, dan aseton. Ketiga senyawa tersebut dinamakan senyawa keton. Senyawa keton terjadi
dari asetil koenzim A apabila penguraian lemak terdapat dalam keadaan berlebihan. Metabolisme
glukosa diatur oleh hormone insulin yang dikeluarkan oleh pancreas. Apabila seseorang kekurangan
insulin, maka kadar glukosa akan meningkat, tetapi tidak dapat digunakan oleh sel karena tidak dapat
diubah menjadi glukosa – 6 – fosfat. Hal tersebut dialami oleh penderita diabetes. Oleh karena sel tidak

22
dapat menggunaka glukosa, maka energy yang diperlukan diperoleh dari penguraian lemak dan
metabolism protein. Sebagai akibat pembentukan asetil koenzim A bertambah banyak dan hal ini
menyebabkan terbentuknya senyawa keton secara berlebih.

Dalam keadaan normal, jaringan dalam tubuh menggunakan senyawa keton dengan jumlah yag sama
dengan yang dihasilkan oleh hati. Konsentrasi senyawa keton dalam darah sangat rendah (kurang dari 1
mg per 100 ml darah) dan urang dari 0,1 gram yang dikeluarkan bersama dengan urin setiap hari. Pada
penderita diabetes yang parah, konsentrasi senyawa keton dapat mencapai 80 mg per 100 ml darah.Hal
ini disebabkan oleh karena produksi senyawa keton lebih besar dari pada penggunaannya.Penimbunan
senyawa keton dalam darah disebut ketosis dan pengeluaran melalui urin dapat mencapai 100 gram
atau lebih tiap hari (kenutoria).

Asam asetoasetat terbentuk dari asetil koenzim A melalui tiap tahap reaksi. Tahap pertama dua molekul
asetil koenzim A berkondensasi membentuk asetoasetil koenzim A. enzim ketiotiolase bekerja sebagai
katalis pada reaksi tahap pertama ini. Selanjutnya pada reaksi tahap kedua asetoasetil oenzim A
bereaksi dengan asetil koenzim A dan air menghasilkan 3 – hidroksi- 3- metilglutaril koenzim A. dalam
reaks ini enzim hidroksi- metilglutaril koenzim A sintetase beerja sebagai katalis. Reaksi tahap ketiga
ialah pemecahan 3 – hidroksi – 3 – metilglutaril koenzim A menjadi asetil koenzim A dan asam
asetoasetat. Bila reaksi tahap 1 sampai dengan tahap 3 dijumlahkan maka dapat dituliskan sebagai
berikut:

2 asetil SKoA + H2O - asam asetoasetat + 2HSKoA+ H+

Asam asetoasetat yang terjadi, secara spontan membentuk aseton dengan jalan
dekarboksilasi.Disamping itu asam 3 –hidroksi – butirat dapat dibentuk dari asam asetoasetat dengan
jalan reduksi.Enzim yang bekerja di sini ialah D – 3 – hidroksibutirat dehidrogenase dengan NADH
sebagai koenzim.Pembentukan asam asetoasetat dan 3 – hidroksibutirat berlangsung terutama dalam
hati. Kedua senyawa tersebut adalah sumber energy bagi pernapasan alam sel. Otot jantung
menggunakan asam asetoaetat sebagai sumber energy, sedangkan sel otak dalam keadaan normal
menggunakan glukosa sebagai sumber energy, tetapi dalam keadaan kelaparan atau diabetes, sel otak
juga dapat menggunakan asam asetoasetat sebagai sumber energy.

3.6 Sintesis Asam Lemak

Sintesis asam lemak bukan berarti kebalikan dari jalur penguraian asam lemak, artinya pembentukan
asam lemak sebagian besar berlangung melalui jalur metabolic lain, walaupun ada sebagian kecil asam
lemak yang dihasilkan melalui kebalikan dari reaksi penguraian asam lemak dalam mitokondria. Pada
hakikatnya sintesis asam lemak berasal dari asetil KoA.Enzim yang bekerja sebagai katalis adalah
kompleks enzim- enzim yang terdapat pada sitoplasma, sedangkan enzim pemecah asam lemak
terdapat pada mitokondria. Reaksi awal adalah karboksilasi asetil koenzim A menjadi malonil koenzim.
Reaksi ini melibatkan HCO3 dan energy dari ATP. Dalam sintesis malonil koenzim A ini, malonil koenzim
A karboksilase yang mempunyai gugus prostetik biotin bekerja sebagai katalis. Reaksi pembentukan
malonil koenzim A sebenarnya terdiri atas dua reaksi berikut :

23
Biotin – enzim + ATP + HCO3- CO2 – Biotin – enzim + ADP + Pi

CO2 – biotin – enzim + asetil KoA malonil KoA + biotin – enzim

Biotin terikat pada suatu protein yang disebut protein pengangkut karboksilbiotin.Biotin karboksilase
adalah enzim yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi karboksilasi biotin.Reaksi kedua ialah
pemindahan gugus karboksilat kepada asetil koenzim A. Katalis dalam reaksi ini ialah transkarboksilase.
Telah teliti bahwa zat- zat antara dalam sintesis asam lemak di ikat oleh suatu protein pengangkut asil
(acyl carrier protein ) atau ACP. Ikatan ini terjadi pada ujung molekul yang mengandung gugus –SH, yaitu
gugus fosfopantoteinat.Gugus ini terdapat pula pada molekul koenzim A.

Sistem enzim yang bekerja sebagai katalis dalam sintesis asam lemak jenuh dari asetil koenzim A,
malonil koenzim A dan NADPH disebut asam lemak sintetase dan merupakan suatu kompleks
multienzim. Tahap berikutnya dalam sintesis asam lemak adalah tahap memperpanjang rangkaian atom
C, yang dimulai dengan pembentukan asetil ACP dan malonil ACP, dengan katalis asetiltransasilase dan
malonil transasilase.

Malonil transasilase bersifat sangat khas, sedangkan asetil transasilase dapat memindahkan gugus asil
selain asaetil, walaupun lambat.Asam lemak dengan jumlah atom C ganjil isintesis berawal dari propionil
ACP.Asetil ACP dan malonil ACP bereaksi membentuk asetoasetil ACP, dengan enzim asil – malonil ACP
kondensase sebagai katalis.

Asetil ACP + malonil ACP asetoasetil ACP + ACP + CO2

Pada reaksi konensasi ini, senyawa 4 atom C dibentuk dari senyawa 2 atom C dengan senyawa 3 atom C
dan CO2 dibebaskan. Tahap selanjutnya ialah reduksi gugus keto pada C no 3, dari asetoasetil ACP
menjadi 3-hidroksibutiril ACP dengan ketoasil ACP reduktase sebagai katalis. Kemudian 3- hidroksibutiril
ACP diubah mnejadi krotonil ACP dngan pengeluaran molekul air (dehidrasi). Enzim yang beerja pada
reasi ini ialah 3-hidroksi asil ACP dehidratase.Reaksi terakhir dari putaran pertama sintesis sam lemak
ialah pembentukan butiril ACP dari krotonil ACP denga katalis enoil ACP reduktase. Jadi putaran pertama
proses perpanjangan rantai C ini telah mengubah asetil koenzim A menjadi butiril ACP. Putaran kedua
pada proses perpanjangan rantai C dimulai dengan reaksi butiril ACP dengan malonil ACP dan seterusnya
seperti reaksi-reaksi pada putaran pertama. Demikian setelah beberapa putaran maka asam lemak
terbentuk pada reaksi terakhir yaitu hidrolisis asil ACP menjadi asam lemak dan ACP.Asam palmitat
dibuat dalam sitoplasma, sedangkan asetil KoA dibentuk dari asam piruvat dalam mitokondria.Oleh
arenanya asetil KoA harus diangkut dari mitokondria kedalam sitoplasma.Membran mitokondria
ternyata tidak permeabel terhadap asetil KoA, jadi harus diubah dahulu menjadi asam asam sitrat yang
dapat menembbus membrane mitokondria.Setelah sampai dalam sitoplasma asetil KoA dilepaskan lagi
dengan bantuan sitrat liase sebagai katalis.

Asam sitrat + ATP + HS KoA asetil KoA + ADP + P1 + oksaloasetat

Asam oksaloasetat yang terbentuk dalam sitoplasma ini harus dikembalikan ke dalam
mitokondria.Membrane mitokondria tidak permiabel terhadap asam oksaloasetat, karena itu

24
oksaloasetat diubah dahulu menjadi piruvat melalui asam malat.Dalam reaksi ini NADPH dihasilkan dari
NADH.Mula-mula asam oksaoasetat direduksi oleh NADH menjadi asam malat. Katalis dalam reaksi ini
malat dehidrogenase yag terdapat dalam sitoplasma. Kemudian asam malat diubah menjadi asam
piruvat.

Asam oksaloasetat + NADH + H+ asam malat + NAD+

Asam malat + NADP+ piruvat + CO2 + NADPH

Asam piruvat yang dihasilkan dalam reaksi tersebut dapat masuk kedalam mitokondria dan diubah
menjadi asam oksaloasetat oleh piruvat karboksilase.

Asampiruvat + CO2 + ATP + H2O

Asam oksaloasetat + ADP + P1 + 2 H+

Proses pemindahan satu molekul asetil koenzim A dari mitokondria kedalam sitoplasma dapat
menghasilkan suatu molekul NADPH. Pembentukan asam palmitat membutuhkan 8 molekul asetil
koenzim A, oleh karenanya terbentuk pula 8 molekul NADPH.

Tiga molekul ribulosa-5-fospat dapat diubah menjadi dua molekul heksosa dan satu molekul triosa yang
dapat masuk kedalam proses glikolisis.

Beberapa ciri-ciri penting yang dapat kita amati pada sintesis asam lemak ialah:

a) Sintesisasamlemakterjadi pada sitoplasma, sedangkan oksudasi terjadi pada senyawa-senyawa


antara dalam sintesis asam lemak terikat pada ACP, sedangkan pada pemecahan asam lemak, senawa-
senyawa antara terikat pada koenzim A.

b). Beberapa enzim yang bekerja sebagai katalis pada sintesis asam lemak merupakan suatu komplek
multienzim yang disebut asam lemak sintetase. Pada pemacahan asam lemak tidak terdapat system
multienzim.

c). Perpanjanganrantai C pada sintesis asam lemak ialah penambahan 2 atom C secara berturut-turut
yang berasal dari asetil koenzim A. Adapun senyawa yang berfungsi sebagai donor unit 2 atom C ialah
malonil ACP.

d). Dalam sintesis asam lemak, NADPH berfungsi sebagai reduktor.

3.7 Biosintesis Trigliserida

Tahap pertama sintesis trigliserida ialah pembebentngkan gliserofosfat, baik dari gliserol maupun dari
dihidroksi aseton fosfat.Reaksi 1 berlangsung dalam hati dan ginjal dan reaksi 2 berlangsung dalam
mukosa usus serta dalam jaringan adipose. Selanjutnya gliserofosfat yang telah terbentuk bereaksi
dengan 2 mol asil koenzim A membentuk suatu asam fosfatidat. Tahap berikutnya ialah reaksi hidrolisis
asam fosfatidat ini dengan fosfatase sebagai katalis dan menghasilkan suatu 1, 2-digliserida. Asilasi

25
terhadap 1, 2-digliserida ini merupakan reaksi pada tahap akhir karena molekul asli koenzim A akan
terikat pada atom C nomor 3, sehingga terbentuk trigliserida.

3.8 BiosintesisFosfolipid

Sebelum membentuk trigliserida, 1, 2 trigliserida dapat bereaksi dengan sitidindifosat – kolin ( CDP –
kolin ) menghasilkan fosfatidilkolin. Selain itu 1, 2, digliserida dapat pula bereaksi dengan sitidindifosfat-
etanolamina menghasilkan fosfatidil etanolamina.

CPD – kolin dan CPD – etanolamina dapat dihasilkan oleh reaksi sebagai berikut :

Etanolamina atau kolin mengikat gugus fosfat dari ATPdengan enzim kinase sebagai katalis dan
menghasilkanfosfoetanolamina atau fosforilkolin. Kemudian fosfoetanolamina atau fosforilkolin
bereaksi sebagai sitidintriosfat ( CTP ) menghasilkan CPD – etanolamina atau CDP – kolin dapat bereaksi
dengan I, 2 digliserida membentuk fosfatidil etanolamina atau fosfatidilkolin. Fosfatidiletanolamina
dapat juga terbentuk dari fosfatidilserin dengan reaksi dekarboksilasi.Sebaliknya fosfatidilserin dapat
terbentuk dari fosfatidiletanolamina dengan serin.Dalamreaksi ini terjdi pergantian gugus etanolamina
dengan gugus serin.

3.9 Biosintesis Kolesterol

Pada dasarnya kolesterol disintesis dari asetil koenzim A melalui beberapa tahapan reaksi. Secara garis
besar dapat dikatakan bahwa asetil koenzim A diubah menjadi isopentenil pirofosfat dan dimetalil
pirofosfat bereaksi membentuk kolesterol. Pembentukan kolesterol ini juga berlangsung melalui
bebrapa reaksi yang membentuk senyawa – senyawa antara, yaitu geranil pirofosfat skualen dan
lanosterol.

4. METABOLISME PURIN & PIRIMIDIN


4.1 Pengertian Purin & Pirimidin

Purin dan Pirimidin merupakan komponen utama DNA, RNA,koenzim (NAD, NADP, ATP, UDPG). Inti
purin dan pirimidin adalah inti dari senyawa komponen molekul nukleotida asam nukleat RNA dan DNA.
Contoh Pirimidin: (sitosin, urasil, timin) → dimetabolisme jadi CO2 dan NH3. Sedangkan contoh Purin
adalah Adenin dan Guanin.Purin dan Pirimidin merupakan unsur yang nonesensial secara dietetik
artinya manusia dapat mensintesis nukleotida secara denovo (dari senyawa intermediet anfibolik),
meskipun tidak mengkonsumsi asam nukleat.

4.2 Sintesis Purin & Pirimidin

26
Nukleotida purin dan pirimidin disintesis di dalm tubuh pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan
fisiologis.Mekanisme intraselular dan pengaturan ukuran nukleotida trifosfat (NTPs), meningkat selama
pertumbuhan atau regenerasi jaringan ketika sel-sel membelah dengan cepat.Penyelidikan awal
biosintesis nukleotida dikerjakan oleh burung, yang kemudian digunakan Escherichia coli.Isotop
prekursor merpati yang diumpankan bersumber dari setiap atom pada basa purin.

Tiga proses berkontribusipada nukleotida purin biosintesis adalah:

1) intesis dari amphibolic peralihan (sintesis de novo).

2) Phosphoribosylation dari purin.

3) Fosforilasi nukleosida purin.

Fosforilasi nukleotida purini Inositol monofosfat (IMP) merupakan nukleotida induk yang merupakan
asal pembentukan AMP maupun GMP.Sintesis IMP dari intermediate amfibolik α-D-ribosa-5-fosfat.
Tahapan sintesis selanjutnya adalah: Disamping sebagai intermediate pertama yang terbentuk dalam
lintasan de novo biosintesis purin, 5-fosforibosil-1-pirofosfat (PRPP) merupakan intermediate dalam
lintasan penyelamatan purin, dalam biosintesis NAD+ serta NADP+, dan dalam biosintesis nukleotida
pirimidin. Sintesis PRPP ,melibatkan pemindahan pirofosfat dari ATP kepada karbon 1 senyawa α-D-
ribosa-5-fosfat dan dikatalisis oleh enzim PRPP sintetase.

4.3 Tahapan Sintesis

1. Disamping sebagai intermediate pertama yang terbentuk dalam lintasan de novo biosintesis purin, 5-
fosforibosil-1-pirofosfat (PRPP) merupakan intermediate dalam lintasan penyelamatan purin, dalam
biosintesis NAD+ serta NADP+, dan dalam biosintesis nukleotida pirimidin. Sintesis PRPP ,melibatkan
pemindahan pirofosfat dari ATP kepada karbon 1 senyawa α-D-ribosa-5-fosfat dan dikatalisis oleh enzim
PRPP sintetase.

2.Pembentukanikatan N-glikosidatdilakukan dengan menggunakan glutamine sebagai donor nitrogen


dan membentuk senyawa 5-fosfo-β-D-ribosilam.

3. Kondensasi 5-fosfo-β-D-ribosilam dengan glisisn membentuk senyawa glisinamida ribosal-5-fosfat.

4. Atom karbon 8 pada IMP berasal dari gugus formil senyawa N5, N10-metenil-tetrahidrofolat yang
membentuk formil glisinamida ribosal-5-fosfat. Suatu reaksi yang dikatalisi oleh enzim glisinsmida
ribosal-5fosfatformiltransferase.

5. Pemindahan nitrogen amida glutamine ke formil glisinamida ribosal-5-fosfat akan membentuk


fosmiglisinamida ribosil-5-fosfat. Dengan dikatalisis oleh enzim formilglisinamida-5-fosfat sintetase.

27
6. Dalamreaksi yang dikatalisis oleh enzim aminoimadazol karboksilat ribosil 5-fosfat.sintetase, terjadi
kehilangan air yang disertai penutupan cincin imidazol akan membentuk senyawa aminoimidazol ribosil-
5-fosfat.

7. Adisi CO2 kepadaformil glisinamida ribosal-5-fosfat berfungsi menambahkan atom yang akan menjadi
karbon 6 pada IMP. Reaksi tersebtu dikatalisi oleh enzim aminoimadazol ribosil 5-fosfat karboksilase.

8. Kondensasi aspartat dengan aminoimadazol karboksilat ribosil 5-fosfat yang dikatalisis oleh enzim
suksinil karboksamida ribosil-5-fosfat sintetase membentuk senyawa aminoimidazol suksisnil
karbaksamida ribosil-5-fosfat.

9. Pembebasan gugus suksinil dari senyawa aminoimidazol suksisnil karbaksamida ribosil-5-fosfat


sebagai fumarat, yang dikatalisis oleh enzim adenilosuksinase, membentuk senyawa aminoimidazol
karbaksamida ribosil-5-fosfat.

10. Karbon 2 pada IMP ditambahkan dalam sebuah reaksi yang melibatkan derivat tetrahidrofolat
sekunder dan enzim formiltransferase sekunder membentuk senyawa formimidomidazol karboksamida
ribosil-5-fosfat.

11. Penutupancincinsenyawaformimidomidazol karboksamida ribosil-5-fosfat yang dikatalisi oleh enzim


IMP siklohidrolase membentuk nukleotida purin pertama.

12. Konversipurin, ribonukleosidapurin, dan deoksribonukleosida purin menjadi mononukleotida


melibatkan sejumlah reaksi yang memrlukan energi yang kecil dibanding energi pada sintesis de novo.
Mekanismenya adalah Fosforibolisasi purin bebas (Pu) oleh PRPP, yang membentuk derivat
5’mononukleotida (Pu-RP).Fosforibolisasi purin bergantung –PRPP dikatalisis oleh enzim adenine
fosforibosiltransferase dan hipoxatiguanin atau guanine menjadi IMP atau GMP.Enzim adenosine kinase
mengkatalisis reaksi fosforilasi adenosine menjadi AMP atau deoksiadenosin menjadi dAMP.Enzim
deoksistidin kinase mengkatalisis memfosforilasi dioksistidin, deoksiadenosin, dan 2’-dioksiguanosin,
masing-masing menjadi dCMP, dAMP, dan dGMP.

4.4. Biosintesa Nukleotida Purin & Biosintesa Nukleotida Pirimidin

1. Biosintesa Nukleotida Purin

Sintesis purin terjadi di hati.Sintesis dari nukleotida purin dimulai dengan PRPP dan mengarah ke penuh
pertama terbentuk nukleotida, inosine 5′-monophosphate (IMP).jalur ini adalah diagram di bawah ini.
Basis purin tanpa terikat pada molekul ribosa terlampir adalah Hipoxantina.Basis purin dibangun di atas
ribosa dengan beberapa amidotransferase dan reaksi transformylation. Sintesis IMP membutuhkan lima
mol ATP, dua mol glutamin, satu mol glisin, satu mol CO 2, satu mol aspartate dan dua mol formate.
Para moieties formil dilakukan pada tetrahydrofolate (THF) dalam bentuk N 5, N 10-methenyl-THFdan N
10-formil-THF..

Sintesis AMP dan GMP dari IMP, Sintesis pertama terbentuk sepenuhnya nukleotida purin,
monophosphate inosine, IMP dimulai dengan 5-phospho-α-ribosyl-1-pirofosfat, PRPP. Melalui

28
serangkaian reaksi menggunakan ATP, tetrahydrofolate (THF) derivatif, glutamin, glisin dan aspartate ini
menghasilkan jalur IMP. Tingkat membatasi reaksi ini dikatalisis oleh glutamin amidotransferase PRPP,
enzim ditunjukkan oleh 1 pada Gambar tersebut. Struktur nucleobase dari IMP (Hipoxantina) akan
muncul.

IMP merupakan titik cabang untuk biosintesis purin, karena dapat dikonversi menjadi baik AMP atau
GMP melalui dua jalur reaksi yang berbeda. jalur yang mengarah ke AMP memerlukan energi dalam
bentuk GTP; yang mengarah ke GMP memerlukan energi dalam bentuk ATP. Pemanfaatan GTP dalam
jalur untuk sintesis AMP memungkinkan sel untuk mengontrol proporsi AMP dan GMP untuk dekat
kesetaraan. GTP akumulasi kelebihan akan menyebabkan sintesis AMP dipercepat dari IMP sebaliknya,
dengan mengorbankan sintesis GMP. Sebaliknya, sejak konversi IMP untuk GMP memerlukan ATP,
akumulasi kelebihan ATP menyebabkan sintesis percepatan GMP atas yang AMP.

2. Biosintesa Nukleotida Pirimidin

Sintesis dari pirimidin kurang kompleks dibandingkan dengan purin, karena dasar jauh lebih
sederhana.Basis menyelesaikan pertama adalah berasal dari 1 mol glutamin, salah satu mol ATP dan
satu mol CO 2 (yang merupakan karbamoilfosfat) dan satu mol aspartate.

Sebuah mol tambahan glutamin dan ATP yang diperlukan dalam konversi UTP untuk CTP adalah.Jalur
biosintesis pirimidin yang digambarkan di bawah ini.Karbamoilfosfat digunakan untuk sintesis nukleotida
pirimidin berasal dari glutamin dan bikarbonat, dalam sitosol, yang bertentangan dengan siklus
karbamoil fosfat urea berasal dari amonia dan bikarbonat dalam mitokondria.Reaksi siklus urea
dikatalisis oleh sintetase karbamoilfosfat I (CPS-I) sedangkan prekursor nukleotida pirimidin disintesis
oleh CPS-II.karbamoilfosfat kemudian kental dengan aspartat dalam reaksi dikatalisis oleh enzim yang
membatasi laju biosintesis nukleotida pirimidin, transcarbamoylase aspartate (ATCase)Synthesis of
carbamoyl phosphate by CPS II Sintesis karbamoilfosfat oleh CPS II. Nama enzim:

 Aspartate transcarbamoylase, ATCase


 Karbamoil dehydratase aspartate
 Dihydroorotate dehidrogenase
 Orotate fosforibosiltransferase
 -5′-fosfatkarboksilase orotidine

Sintesis UMP dari karbamoilfosfat.Karbamoil fosfat digunakan dalam sintesis nukleotida pirimidin
berbeda dari yang disintesis pada siklus urea, melainkan disintesis dari glutamin bukan amonia dan
disintesis dalam sitosol.Reaksi ini dikatalisis oleh sintetase karbamoil fosfat II (CPS-II).Selanjutnya
karbamoilfosfat dimasukkan ke dalam jalur biosintesis nukleotida pirimidin melalui aksi
transcarbamoylase aspartat, ATCase (enzim # 1) yang adalah tingkat membatasi langkah dalam
biosintesis pirimidin.Setelah penyelesaian sintesis UMP dapat difosforilasi menjadi UTP dan digunakan
sebagai substrat untuk sintase CTP untuk sintesis nukleotida CTP uridin.juga merupakan prekursor untuk
sintesis de novo dari nukleotida timin. Tempatkan mouse di atas nama menengah hijau untuk melihat
struktur.

29
Sintesis pirimidin berbeda dalam dua cara yang signifikan dari purin.Pertama, struktur cincin dipasang
sebagai basa bebas, tidak dibangun di atas PRPP. PRPP ditambahkan ke base pirimidin terbentuk penuh
pertama (asam orotic), membentuk monofosfat orotate (OMP), yang kemudian dekarboksilasi untuk
UMP. Kedua, tidak ada cabang di jalur sintesis pirimidin. UMP adalah fosforilasi dua kali untuk
menghasilkan UTP (ATP merupakan donor fosfat). Yang pertama adalah fosforilasi dikatalisis oleh kinase
uridylate dan yang kedua oleh nukleosida difosfat kinase mana-mana. Akhirnya UTP aminated oleh aksi
sintase CTP, menghasilkan CTP..Para nukleotida timin pada gilirannya diturunkan oleh sintesis de novo
dari DUMP atau dengan jalur penyelamatan dari deoxyuridine atau deoxythymidine.

4.5KatabolismePurin&Pirimidin

1. Katabolisme Purin

Katabolisme dari nukleotida purin akhirnya mengarah ke produksi asam urat yang larut dan dikeluarkan
dalam urin sebagai kristal natrium urat. Sintesis nukleotida dari basa purin dan nukleosida purin terjadi
dalam serangkaian langkah-langkah yang dikenal sebagai jalur penyelamatan.Dasar bebas purin, adenin,
guanin, dan Hipoxantina, dapat dikonversi untuk nukleotida yang berhubungan dengan
phosphoribosylation. Dua enzim transferase kunci yang terlibat dalam sisa dari purin:
phosphoribosyltransferase adenosine (APRT), yang mengkatalisis reaksi berikut: adenin + PRPP
AMP + PP i

Dan Hipoxantina-guanin phosphoribosyltransferase (HGPRT), yang mengkatalisis reaksi berikut:

Hipoxantina + PRPP MP + PP i

guanin + PRPP GMP + PP i

Sebuah enzim penting kritis sisa barang purin dengan cepat membagi sel adalah adenosin deaminase
(ADA) yang mengkatalisis deaminasi untuk inosine disebut adenosin.

2. Katabolisme Pirimidin

Katabolisme dari nukleotida pirimidin akhirnya menyebabkan β-alanin (ketika CMP dan UMP yang rusak)
atau β-aminoisobutyrate (ketika dTMP diturunkan) dan NH 3 dan CO 2.The β-alanin dan β-
aminoisobutyrate berfungsi sebagai donor-NH 2 di transaminasi dari α-ketoglutarate untuk
glutamat.Reaksi selanjutnya mengubah produk untuk malonyl-KoA (yang dapat dialihkan ke sintesis
asam lemak) atau methylmalonyl-KoA (yang dikonversikan ke succinyl-KoA dan dapat didorong dengan
siklus TCA).Sisa barang dari basa pirimidin memiliki signifikansi klinis kurang daripada purin, karena
kelarutan dengan-produk katabolisme pirimidin. Namun, seperti yang ditunjukkan di atas, jalur
penyelamatan untuk sintesis nukleotida timidin sangat penting dalam persiapan untuk pembelahan sel.
Urasil dapat diselamatkan untuk membentuk UMP melalui tindakan bersama dari fosforilase uridina dan
uridina kinase, seperti ditunjukkan:

30
urasil fosfat + ribosa-1 uridina + P i

uridina + ATP ADP + UMP

Deoxyuridine juga merupakan substrat untuk fosforilase uridina. Pembentukan dTMP, dengan
menyelamatkan dari dTMP membutuhkan fosforilase timin dan sebelumnya dihadapi kinase timidin:

timin + deoksiribosa-1-fosfat timidin + P i

timidin + ATP ADP + dTMP

Sisabarangdarideoxycytidineinidikatalisisoleh kinase deoxycytidine:

deoxycytidine + ATP dCMP + ADP

Deoxyguanosine Deoxyadenosine dan juga substrat untuk kinase deoxycytidine, meskipun m K untuk
substrat ini jauh lebih tinggi daripada deoxycytidine.Fungsi utama dari kinase pirimidin nukleosida
adalah untuk menjaga keseimbangan selular antara tingkat pirimidin nukleosida dan monophosphates
pirimidin nukleosida.Namun, karena keseluruhan selular dan konsentrasi plasma dari pirimidin
nukleosida, serta mereka yang ribosa-1-fosfat, rendah, sisa barang dari pirimidin oleh kinase ini relatif
tidak efisien.

31
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Dalam bentuk glukosalah massa karbohidrat makanan diserap ke dalam aliran darah, atau ke dalam
bentuk glukosalah karbohidrat dikonversi di dalam hati, serta dari glukosalah semua bentuk karbohidrat
lain dalam tubuh dapat dibentuk. Glukosa merupakan bahan bakar metabolik utama bagi manusia dan
bahan bakar universal bagi janin. Glukosa diubah menjadi karbohidrat lain misalnya glikogen untuk
simpanan, ribose untuk membentuk asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, bergabung dengan
lipid atau dengan protein, contohnya glikoprotein dan proteoglikan.

Dalam tubuh kita, protein mengalami perubahan – perubahan tertentu dengan kecepatan yang berbeda
untuk tiap protein. Protein dalam dara, hati dan organ tubuh lain mempunyai waktu paruh antara 2,5
sampai 10 hari. Protein yang terdapat pada jaringan otot mempunyai waktu paruh 120 hari. Rata-rata
tiap hari 1,2 gram protein per kilogram berat badan diubah menjadi senyawa lain.

Metabolisme Lemak merupakan proses tubuh untuk menghasilkan energi dari asupan lemak setelah
masuk menjadi sari-sari makanan dalam tubuh. dalam memetabolisme lemak menjadi energi kita
membutuhkan bantuan glukosa dari karbohidrat. karena itu, tubuh kita cenderung menuntut makan
yang manis-manis setelah makan makanan yang kaya akan lemak. lemak dalam tubuh kita akan masuk
ke dalam proses metabolisme setelah melewati tahapan penyerapan, sehingga bentukan lemak yang
memasuki jalur metabolisme lemak dalam bentukan trigliserida. (trigliserida adalah bentuk simpanan
lemak tubuh).

Purin dan Pirimidin merupakan komponen utama DNA, RNA,koenzim (NAD, NADP, ATP, UDPG). Inti
purin dan pirimidin adalah inti dari senyawa komponen molekul nukleotida asam nukleat RNA dan DNA.
Contoh Pirimidin: (sitosin, urasil, timin) → dimetabolisme jadi CO2 dan NH3. Sedangkan contoh Purin
adalah Adenin dan Guanin.Purin dan Pirimidin merupakan unsur yang nonesensial secara dietetik
artinya manusia dapat mensintesis nukleotida secara denovo (dari senyawa intermediet anfibolik),
meskipun tidak mengkonsumsi asam nukleat.

32
B.Saran
1.makalanlah secukupnya dan seimbangkan porsi makanan kita.

2.sesuaikanlah nutrisi dan kebutuhan tubuh anda .

3.makanlah 4 sehat 5 sempurna agar nutrisi yang dibutuhkan tubuh dapat terpenuhi.

Daftarpustaka

1. Harper, Rodwell, Mayes, 1977, Review of Physiological Chemistry

2.Colby, 1992, Ringkasan Biokimia Harper, Alih Bahasa: Adji Dharma, Jakarta, EGC

3.Wirahadikusumah, 1985, Metabolisme Energi, Karbohidrat dan Lipid, Bandung,


ITB

4.Harjasasmita, 1996, Ikhtisar Biokimia Dasar B, Jakarta, FKUI

5.Toha, 2001, Biokimia, Metabolisme Biomolekul, Bandung, Alfabeta

6.Poedjiadi, Supriyanti, 2007, Dasr-Dasar Biokimia, Bandung, UI Press

33

Anda mungkin juga menyukai