F=m.a v = s/t
= P/t a = v/t
=m . v/t
Keterangan:
m : massa benda (kg)
a : percepatan (m/s2)
F : gaya (Newton)
3) Hukum III Newton
Gaya-gaya selalu terjadi berpasangan. Jika benda A, mengerjakan sebuah gaya pada
benda B, gaya yang sama besar dan berlawanan arah dikerjakan oleh benda B pada benda A.
Rumusnya F aksi = F reaksi
Keterangan: F aksi = gaya yang bekerja pada benda.
F reaksi = gaya reaksi benda akibat gaya aksi.
Hukum ketiga menyatakan bahwa “tidak ada gaya timbul di alam semesta ini, tanpa
keberadaan gaya lain yang sama dan berlawanan dengan gaya itu”.
Jika sebuah gaya bekerja pada sebuah benda (aksi) maka benda itu akan mengerjakan gaya yang
sama besar namun berlawanan arah (reaksi). Dengan kata lain gaya selalu muncul berpasangan.
Tidak pernah ada gaya yang muncul sendirian. Contoh: Saat berjalan, hentakan kaki atau sepatu
ke permukaan lantai biasanya mengartikan bahwa orang tersebut menekankan kakinya ke
permukaan lantai dengan gaya reaksi bumi yang sama melalui lantai pada kaki tersebut.
3. Torka (Torsis)
Torka adalah perkalian gaya (F) dengan lengan gaya (L) yang menyebabkan gerak rotasi. Torsis
= F L sin teta
4. Jenis-jenis Gaya
a. Gaya Berat
Berat sebuah benda adalah gaya tarikan gravitasi antara benda dan bumi. Gaya ini
sebanding dengan massa m benda itu dan medan gravitasi yang juga sama dengan percepatan
gravitasi jatuh bebas: Berat benda sifat intrinsik benda.Berat bergantung pada lokasi benda,
karena g bergantung pada lokasi. Gaya berat selalu tegak lurus kebawah dimana pun posisi
benda diletakkan, apakah dibidang horisontal, vertikal ataupun bidang miring.
b. Gaya Normal
Gaya normal adalah gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara dua prmukaan yang
bersentuhan dan arahnya selalu tegak lurus bidang sentuh.
c. Gaya Gesek
“Bila dua benda dalam keadaan bersentuhan, maka keduanya dapat saling mengerjakan
gaya gesekan”. Gaya-gaya gesekan itu sejajar dengan permukaan benda-benda di titik
persentuhan.
5. Gaya-gaya pada Tubuh Manusia
a. Gaya pada tubuh merupakan sebuah permukaan dan dapat kita ketahui. Contohnya saat kita
menabrak objek, kita merasakan adanya gaya yang bekerja pada tubuh kita.
b. Gaya dalam tubuh yaitu gaya yang tidak diketahui. Contoh: gaya otot yang menyebabkan
mengalirnya darrah dan paru-paru yang memperoleh udara.
Gaya pada tubuh ada 2 tipe, yaitu:
1. Gaya Pada Tubuh Dalam Keadaan Statis
“Bila gaya selama domain waktu tertentu bisa (magnitude) dan arah vektornya tetap
konstan adalah gaya statis” Gaya statis terjadi memang beban yang dikenakan besarnya tetap
sepanjang waktu. Dalam hal ini massa konstan, dan percepatan adalah merupakan gradien
percepatan terhadap waktu. Untuk kondisi statis berarti diam atau kecepatan Nol (0).
Statis: Tubuh dalam keadaan setimbang, jumlah gaya dan momen gaya yang ada sama
dengan nol.
Ada 3 kelas sistem pengumpil:
a) Kelas pertama (Titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan otot). Contoh: kepala dan leher.
b) Kelas kedua (Gaya berat diantara titik tumpu dan gaya otot). Contoh: tumit menjinjit.
c) Kelas ketiga (Gaya otot terletak diantara titik tumpuan dan gaya berat). Contoh: otot lengan.
Dua komponen yang plaing penting dari proses transduksi sinyal adalah sinyal dan
resptor. Sinyal yang dimaksud merupakan molekul kimia yang di eksresikan oleh sel dan
membawa infomasi. Reseptor sendiri berperan dalam penerimaan sinyal tersebut dan pengolahan
respon dari sel ke sel lainnya maupun ke dalam sel itu sendiri.
Sinyal emmbawa pesan dari luar sel menuju ke dalam el, resptor berada di mebran sel
dan di dalam sel tergantung dari siyal yang menuju sel tersebut. Respetor yang berada pada
permukaan bersifat bersifat hidrofilik sedangakan resptor yang berada di dalm sel bersifat
hidrofobik. Hal ini tergntung dari permeabilitas molekul sinyal. Semakin permeable sinya
tersbut, maka resptor yang dibuthkan umumnya adlah resptor yang hidrofobik, berbeda dengan
sinyal yang kurang permeable, umumnya perlu ditungkap oleh reseptor hidrofilik yang terdapat
pada membrane sel yang dituju oleh resptor tersebut.
Reseptor mebran sel sallah satunya adalah:
a. G protein coupled reseptor (GPCR) → terikat dengan protein G
b. Tyrosine kinase/ histidline kinase/ serin kinase/threonine kinase (histidine kinase itu ada di
prokariot, sedangkan yang lainnya di eukariot)
c. Ion Channel
2. Excitatory Post Synaptic Potential (EPSP) & Inhibitor Past Synaptic Potential (IPSP)
Adanya perbedaan potensial pada membran yang menyebabkan terjadinya peristiwa
Excitatory Post Synaptic Potential (EPSP) dan Inhibitor Past Synaptic Potential (IPST). Potensial
pascasinaps eksitatorik (EPSP) adalah perubahan potensial pascasinaps yang terjadi di sinaps
eksitatorik (terbukanya saluran-saluran gerbang perantara kimia apabila saluran Na dan Ka
terbuka) dimana fluks-fluks ion menyebabkan timbulnya depolarisasi kecil yang membawa sel
pascasinaps mendekati ambang.
Potensial pascasinaps Inhibitor terjadi apabila saluaran-saluran gerbang perantara kimia
yang terbuka adalah saluran Ka dan Cl, akibatnya akan terjadi hiperpolarisasi kecil sehingga
neuron pascasinaps akan mencapai ambang lenyap. Jalur-jalur sinaps yang menghubungkan
berbagai neuron sangatlah rumit akibat adanya konvergensi masukan neuron dan divergensi
keluarannya. Biasanya banyak masukan para sinaps berkonvergensi ke sebuah neuron dan secara
bersama-sama mengontrol tingkat eksitabilitas neuro tersebut. Suatu neuron dapat bereaksi
melalui beberapa cara antara lain: Melepaskan potensial aksi di sepanjang akson.¬ Tetap¬ berada
dalam keadaan istirahat dan tidak meneruskan sinyal. Dengan cara¬ menurunkan tingkat
eksitabilitasnya.
Frekuensi potensial aksi pada sinaps eksitatorik dan sinaps inhibitor mencerminkan
keadaan sinaps yang mempengaruhi kerja membran apakah sedang melakukan tansmisi impuls
atau sedang dalam keadaan istirahat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kerja sinaps dan
efektivitas sinaps, antara lain: Modifikasi jumlah transmiter pada neuron.
Perubahan mekanisme sinaps yang dipengaruhi oleh pengaruh obat-obatan yang di
konsumsi oleh individu. Ada dua kemingkinan yang terjadi yaitu:
a. penghantaran impuls semakin cepat atau semakin lambat.
b. Faktor ketidaksengajaan.
c. Dipengaruhi dan rentan terhadap sejumlah proses penyakit dan racun yang ada di dalam tubuh.