Anda di halaman 1dari 8

RESUME

POSYANDU LANSIA

Disusun Oleh :
Marlina Makalalag

NIM :
18-13-1241
REGULER B

Dosen Mata Kuliah :


Ns. Jelita A. Moniung, S.Kep

AKADEMI KEPERAWATAN TOTABUAN


KOTAMOBAGU 2020/2021
A. Pengertian Posyandu Lansia
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di
suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana
mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan Posyandu lansia merupakan
pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang
penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para
lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.

Posyandu lansia merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yangberada di


desa-desa yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakatkhususnya bagi
warga yang sudah berusia lanjut.

Posyandu lansia adalah wahana pelayanan bagi kaum usia lanjut yg dilakukan
dari, oleh, dan untuk kaum usia yg menitikberatkan pd pelayanan promotif dan preventif
tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif

Posyandu lansia merupakan upaya kesh lansia yg mencakup kegiatan yankes yg


bertujuan u/ mewujudkan masa tua yg bahagia dan berdayaguna

B.  Tujuan Posyandu Lansia

Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan lansia untuk mencapai masa tua yg bahagia &
berdaya guna dlm kehidupan keluarga dan masyarakat (Matra, 1996)
           
 Tujuan khusus
1. Meningkatkan kesadaran lansia untuk membina sendiri kesehatannya
2. Meningkatkan kemampuan & peran serta masy dlm menghayati & mengatasi
masalah kesehatan lansia secara optimal
3. Meningkatkan jangkauan yankes lansia
4. Meningkatnya jenis dan mutu yankes lansia

Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain :

1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga


terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia
2.  Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta
dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara
masyarakat usia lanjut.

C. Pelaksanaan Sistem Lima Posyandu Lansia


Pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan sistem 5 meja yaitu:
1. Meja 1: Pendaftaran Mendaftarkan lansia, kemudian kader mencatat lansia
tersebut. Lansia yang sudah terdaftar di buku register langsung menuju meja
selanjutnya.
2. Meja 2:  Kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan
darah
3. Meja 3: Pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat) Kader melakukan pencatatan
di KMS lansia meliputi : Indeks Massa Tubuh, tekanan darah, berat badan, tinggi
badan.
4.  Meja 4: Penyuluhan Penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan
pemberian makanan tambahan.
5.  Meja 5: Pelayanan medis Pelayanan oleh tenaga professional yaitu petugas dari
Puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan : pemeriksaan dan pengobatan ringan.

D. Kader Lansia (pengertian, tugas, organisasi, pendanaan)

1. Pengertian Kader Lansia


Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat,
yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan. Keberadaan kader sering
dikaitkan dengan pelayanan rutin di posyandu. Padahal ada beberapa macam kader
bisa dibentuk sesuai dengan keperluan menggerakkan partisipasi masyarakat atau
sasarannya dalam program pelayanan kesehatan.

2. Tugas Kader Lansia


Secara umum tugas-tugas kader lansia adalah sebagai berikut :
a. Tugas-Tugas Kader
1. Tugas sebelum hari buka Posyandu (H - Posyandu) yaitu berupa tugas – tugas
persiapan oleh kader agar kegiatan pada hari buka Posyandu berjalan dengan baik.
2. Tugas pada hari buka Posyandu (H Posyandu) yaitu berupa tugas-tugas untuk
melaksanakan pelayanan 5 meja.
3. Tugas sesudah hari buka posyandu (H + Posyandu) yaitu berupa tugas - tugas
setelah hari Posyandu.

b. Tugas-Tugas Kader Pada Pelaksanaan Posyandu Lansia


1. Tugas-tugas kader Posyandu pada H - atau pada saat persiapa hari Posyandu,
meliputi :
a. Menyiapkan alat dan bahan : timbangan, tensimeter, stetoskop, KMS, alat
peraga, obat-obatan yang dibutuhkan, bahan/materi penyuluhan dan lain-lain.
b. Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberi tahu para lansia
untuk datang ke Posyandu, serta melakukan pendekatan tokoh yang bisa
membantu memotivasi masyarakat (lansia) untuk datang ke Posyandu
c. Menghubungi kelompok kerja (Pokja) Posyandu yaitu menyampaikan rencana
kegiatan kepada kantor desa dan meminta memastikan apakah petugas sector
bisa hadir pada hari buka Posyandu.
d. Melaksanakan pembagian tugas : menentukan pembagian tugas diantara kader
Posyandu baik untuk persiapan untuk pelaksanaan

c.  Organisasi Kader Lansia


1. Pemeriksaan kesehatan secara berkala : pendataan, screening, px kesh (gizi, jiwa,
lab), pengobatan sederhana, pemberian suplemen vitamin, PMT
2. Peningkatan olahraga
3. Pengembangan ketrampilan :kesenian, bina usaha
4. Bimbingan pendalaman agama
5. Pengelolaan dana sehat
6. Pendanaan Kadar Lansia
E. KMS Lansia

Kartu menuju sehat (KMS) adalah suatu alat untuk mencatat kondisi kesehatan
pribadi usia lanjut baik fisik maupun mental emosional. Kegunaan KMS untuk
memantau dan menilai kemajuan Kesehatan Usia Lanjut yang dilaksanakan di
kelompok Usia Lanjut atau Puskesmas

Tata Cara pengisian KMS :


1. KMS berlaku 2 th, diisi o/ petugas kesehatan
2. Pada kunjungan pertama, diperiksa semua jenis tes yg tertera. Sedangkan pd
kunjungan ulang cukup diperiksa sekali sebulan, kecuali u/ tes laboratorium dperiksa
per 3 bulan (Hb, Urine, Protein)

F.  Latihan Gerak Dan Senam Lansia

Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang
dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan maksud meningkatkan kemampuan
fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut (Santosa, 1994). Lansia seseorang
individu laki-laki maupun perempuan yang berumur antara 60-69 tahun. (Nugroho
1999:20)
Jadi senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta
terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud
meningkatkan kemamp meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai
tujuan tersebut.

G. Manfaat Olahraga Bagi Lansia


Manfaat dari olahraga bagi lanjut usia menurut Nugroho (1999; 157) antara lain :
1. Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia.
2. Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan (adaptasi)
3. Fungsi melindungi, yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam fungsinya terhadap
bertambahnya tuntutan, misalya sakit.Sebagai Rehabilitas Pada lanjut usia terjadi
penurunan masa otot serta kekuatannya, laju denyut jantung maksimal, tolerasnsi
latihan, kapasitas aerobik dan terjadinya peningkatan lemak tubuh. Dengan
melakukan olahraga seperti senam lansia dapat mencegah atau melambatkan
kehilangan fungsional tersebut. Bahkan dari berbagai penelitian menunjukan bahwa
latihan/olah raga seperti senam lansia dapatmengeliminasi berbagai resiko penyakit
seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit arteri koroner dan kecelakaan. (Darmojo
1999;81)

Komponen aktivitas dan kebugaran


Menurut Darmojo (1999:74) komponen aktivitas dan kebugaran terdiri dari:
1. Self Efficacy (keberdayagunaan-mandiri) adalah istilah untuk menggambarkan rasa
percaya atas keamanan dalam melakukan aktivitas. Hal ini sangat berhubungan
dengan ketidaktergantungan dalam aktivitas sehari-hari. Dengan keberdayagunaan
mandiri ini seorang usia lanjut mempunyai keberanian dalam melakukan aktivitas.
2. Latihan Pertahanan (resistence training) keuntungan fungsional atas latihan
pertahanan berhubungan dengan hasil yang didapat atas jenis latihan yang bertahan,
antara lain mengenai kecepatan bergerak sendi, luas lingkup gerak sendi (range of
motion) dan jenis kekuatan. Yang dihasilkan pada penelitian-penelitian dipanti jompo
didapatkan bahwa latihan pertahanan yang intensif akan meningkatkan kecepatan gart
(langkah) sekitar 20% da kekuatan untuk menaiki tangga sebesar 23-38%
3. Daya Tahan (endurance) daya tahan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan
kerja dalam waktu yang relatif cukup lama. Pada lansia latihan daya tahan /kebugaran
yang cukup keras akan meningkatkan kekuatan yang didapat dari latihan bertahan.
Hasil akibat latihan kebugaran tersebut bersifat khas untuk latihan yang dijalankan
(training specifik), sehingga latihan kebugaran akan meningkatkan kekuatan berjalan
lebih dengan latihan bertahan.
4. Kelenturan (flexibility) pembatasan atas lingkup gerak sendi, banyak terjadi pada
lanjut usia yang sering berakibat kekuatan otot dan tendon. Oleh karena itu latihan
kelenturan sendi merupakan komponen penting dari latihan atau olah raga bagi lanjut
usia.
5. Keseimbangan-keseimbangan merupakan penyebab utama yang sering
mengakibatkan lansia sering jatuh. Keseimbangan merupakan tanggapan motork yang
dihasikan oleh berbagai faktor, diantaranya input sesorik dan kekuatan otot.
Penurunan keseimbangan pada lanjut usia bukan hanya sebagai akibat menurunya
kekuatan otot atau penyakit yang diderita. Penurunan keseimbangan bisa diperbaiki
dengan berbagai latihan keseimbangan. Latihan yang meliputi komponen
keseimbangan akan menurukan insiden jatuh pada lansia.

H. Latihan Kongnitif Lansia


1.  PERUBAHAN KOGNITIF PADA LANSIA
Proses penuaan menyebabkan kemunduran kemampuan otak. Diantara
kemampuan yang menurun secara linier atau seiring dengan proses penuaan
adalah: Daya Ingat (memori), berupa penurunan kemampuan penamaan (naming) dan
kecepatan mencari kembali informasi yang telah tersimpan dalam pusat memori
(speed of information retrieval from memory). Intelegensia Dasar (fluid intelligence)
yang berarti penurunan fungsi otak bagian kanan yang antara lain berupa kesulitan
dalam komunikasi non verbal, pemecahan masalah, mengenal wajah orang, kesulitan
dalam pemusatan perhatian dan konsentrasi

2. DEFENISI
Demensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara
perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan kemampuan untuk
memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian. Pada usia muda,
demensia bisa terjadi secara mendadak jika cedera hebat, penyakit atau zat-zat racun
(misalnya karbon monoksida) menyebabkan hancurnya sel-sel otak.

3. KONDISI DEMENSIA
Kondisi gangguan kognitif pada lanjut usia dengan berbagai jenis gangguan seperti
mudah lupa yang konsisten, disorientasi terutama dalam hal waktu, gangguan pada
kemampuan pendapat dan pemecahan masalah, gangguan dalam hubungan dengan
masyarakat, gangguan dalam aktivitas di rumah dan minat intelektual serta gangguan
dalam pemeliharaan diri.

4. TANDA dan GEJALA


1. Kesukaran dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari
2. Pelupa
3. Sering mengulang kata-kata
4.  Tidak mengenal dimensi waktu, misalnya tidur di ruang makan
5. Cepat marah dan sulit di atur.
6. Kehilangan daya ingat
7. Kesulitan belajar dan mengingat informasi baru
8. Kurang konsentrasi
9. Kurang kebersihan diri
10. Rentan terhadap kecelakaan: jatuh
11. Mudah terangsang
12. Tremor
13. Kurang koordinasi gerakan.

1. PENGENALAN DINI DEMENSIA


Pengenalan dini demensia berarti mengenali :
a. Kondisi normal (mengidentifikasi BSF dan AAMI):  kondisi kognitif pada lanjut usia
yang terjadi dengan adanya penambahan usia dan bersifat wajar. Contoh: keluhan
mudah-lupa secara subyektif, tidak ada gangguan kognitif ataupun demensia.
b.  Kondisi pre-demensia (mengidentifikasi CIND dan MCI): kondisi gangguan
kognitif pada lanjut usia dengan ciri mudah lupa yang makin nyata dan dikenali
(diketahui dan diakui) oleh orang dekatnya. Mudah lupa subyektif dan obyektif serta
ditemukan performa kognitif yang rendah tetapi belum ada tanda-tanda demensia.
c. Kondisi demensia : kondisi gangguan kognitif pada lanjut usia dengan berbagai jenis
gangguan seperti mudah lupa yang konsisten, disorientasi terutama dalam hal waktu,
gangguan pada kemampuan pendapat dan pemecahan masalah, gangguan dalam
hubungan dengan masyarakat, gangguan dalam aktivitas di rumah dan minat
intelektual serta gangguan dalam pemeliharaan diri.

2. STRATEGI LATIHAN KOGNITIF


a.  Menurunkan cemas
b. Tehnik relaksasi
c. Biofeedback, menggunakan alat untuk menurunkan cemas dan memodifikasi
respon perilak.
d. Systematic desenzatization. Dirancang untuk menurunkan perilaku yang
berhubungan dengan stimulus spesifik misalnya karena ketinggian atau perjalanan
melalui pesawat. Tehnik ini meliputi relaksasi otot dengan membayangkan situasi
yang menyebabkan cemas.
e. Flooding. Klien segera diekspose pada stimuli yang paling memicu cemas (tidak
dilakukan secara berangsur – angsur) dengan menggunakan bayangan/imajinasi
f.  Pencegahan respon klien. Klien didukung untuk menghadapi situasi tanpa
melakukan respon yang biasanya dilakukan.

3. TERAPI KOGNITIF
a. Latihan kemampuan social meliputi : menanyakan pertanyaan, memberikan
salam, berbicara dengan suara jelas, menghindari kiritik diri atau orang lain
b.  Aversion therapy : therapy ini menolong menurunkan perilaku yang tidak
diinginkan tapi terus dilakukan. Terapi ini memberikan stimulasi yang membuat
cemas atau penolakan pada saat tingkah laku maladaptive dilakukan klien.
c. Contingency therapy: Meliputi kontrak formal antara klien dan terapis tentang apa
definisi perilaku yang akan dirubah atau konsekuensi terhadap perilaku itu jika
dilakukan. Meliputi konsekuensi positif untuk perilaku yang diinginkan dan
konsekuensi negative untuk perilaku yang tidak diinginkan.
1. Kebutuhan nurtisi
Kebutuhan nutrisi klien lanjut usia perlu dipenuhi secara adekuat untuk
kelangsungan proses pergantian sel dalam tubuh, mengatasi proses menua, dan
memperlambat terjadinya usia biologis. Kebutuhankalori pada klien lanjut usia
berkurang karena berkurangnya kalori dasar akibat kagiatan fisik. Kalori dasar adalah
kalori yang dibutuhkan untuk melakukan kagiatan tubuh dalam kegiatan istirahat,
misalnya untuk jantung, sus, pernapasan, ginjal, dan lain-lain. Kebutuhan kalori klien
lanjut usia tidak melebihi 1700 kalori, sebaiknya disesuaikan dengan macam
kegiatannya. Kebutuhan protein normal usia lanjut adalah 1 gram/kgBB/hari.
Makanan yang mengandung lemak hewani harus dukurangi, misalnya daging sapi,
daging kerbau, kuning telur, otak, dan lain-lain. Lanjut usia disarankan mengonsumsi
makanan tambahan yang banyak yang banyak mengandung kalsium (Ca) atau zat
kapur. Kebutuhan kalsium klien lanjut usia adalah 14,1 mg/kg BB/hari. Zat besi perlu
diberikan untuk memperlancar pembentukan darah. Lanjut usia perlu pula diberi
buah-buahan untuk mendapatkan vitamin. Untuk menghindari konstipasi, klien lanjut
usia perlu diberi cukup makanan yang mengandung serat, misalnya beras tumbuk,
akar-akar hijau, kacang-kacangan, buah-buahan, serta banyak minum (1500-2000 cc)
yang sekaligus berguna membantu kerja ginjal.

2. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Lnjut Usia


a.  Berkurangnya kemampuan mencerna makanan (akibat keruskan gigi/ompong)
b.  Berkurangya cita rasa
c. Berkurangnya koordinasi otot
d. Keadaan fisik yang kurang baik
e. Faktor ekonomi dan sosial
f. Faktor penyerapan makanan (daya absorbsi)

3. Masalah Gizi Pada Lnjut Usia


Masalah gizi tidak hanya terjadi pada balita dan ibu hamil, tetapi ternyata
sering kali menimpa lanjut usia. Hal yang perlu mendapat perhatian ialah gizi
berlebih, gizi kurang, dan kekurangan vitamin.

a. Gizi Berlebih
Gizi berlebihan pada lanjut usia banyak terdapat di Negara barat dan kota besar.
Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih,
apalagi pada lanjut usia karena penggunaan kalori berkurang karena berkuarangnya
aktivitas fisik. Kebiasaan makan tersebut sulit untuk dirubah walaupun klien telah
menyadari untuk mengurangi makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus
berbagai penyakit, misalnya penyakit jantung, diabetes mellitus, penyempitan
pembuluh darah, dan tekanan darah tinggi.

b. Gizi Kurang
Gizi kurang sering disbabkan oleh masalah sosial-ekonomi dan juga karena gangguan
penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhka, hal tersebut
menyebabkan berat badan berkurang dari normal. Apabila kondisi ini disertai
kekurangan protein,  kerusakan sel terjadi yang tidak dapat diperbaiki. Akibatnya,
rambut rontok, daya tahan terdapat penyakit menurun, atau mudah terkena infeksi
pada tubuh yang vital.
Faktor Penyebab Malnutrisi pada Lanjut Usia
1.  Penyebab akut dan kronis
2. Keterbatasan sumber/penghasilan
3. Hilangnya gigi
4. Kesalahan dalam pola makan
5. Kurangnya energy untuk mempersiapkan makanan
6. Kurangnya energy untuk mempersiapkan makanan
7. Kurang pengetahuan tentang nutrisi yang tepat

c. Kekurangan vitamin
Bila lanjut usia kurang mengonsumsi buah dan sayur, ditambah kekurangan
protein dalam makanan, hal tersebut mengakibatkan nafsu makan berkurang,
penglihatan mundur, kulit kering, lesu, lemah lunglai, dan tidak semangat.

4. Pengkajian Status Gizi


Perawat harus melakukan pengkajian status gizi secara cermat dan sebaiknya
menggunakan lebih dari satu parameter. Pertama, menggunakan pengukuran
antropometrik, yaitu mengukur tinggi badan (TB) dan berat badan (BB), kemudian
menghitung indeks Masa Tubuh (IMT). IMT dihitung dengan membagi  berat badan
(dalam kilogram) dengan kuadrat TB (dalam meter persegi). IMT normal untuk
perempuan 17-23, sedangkan untuk laki-laki adalah 18-25.

Anda mungkin juga menyukai