POSYANDU LANSIA
Disusun Oleh :
Marlina Makalalag
NIM :
18-13-1241
REGULER B
Posyandu lansia adalah wahana pelayanan bagi kaum usia lanjut yg dilakukan
dari, oleh, dan untuk kaum usia yg menitikberatkan pd pelayanan promotif dan preventif
tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif
Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan lansia untuk mencapai masa tua yg bahagia &
berdaya guna dlm kehidupan keluarga dan masyarakat (Matra, 1996)
Tujuan khusus
1. Meningkatkan kesadaran lansia untuk membina sendiri kesehatannya
2. Meningkatkan kemampuan & peran serta masy dlm menghayati & mengatasi
masalah kesehatan lansia secara optimal
3. Meningkatkan jangkauan yankes lansia
4. Meningkatnya jenis dan mutu yankes lansia
Kartu menuju sehat (KMS) adalah suatu alat untuk mencatat kondisi kesehatan
pribadi usia lanjut baik fisik maupun mental emosional. Kegunaan KMS untuk
memantau dan menilai kemajuan Kesehatan Usia Lanjut yang dilaksanakan di
kelompok Usia Lanjut atau Puskesmas
Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang
dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan maksud meningkatkan kemampuan
fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut (Santosa, 1994). Lansia seseorang
individu laki-laki maupun perempuan yang berumur antara 60-69 tahun. (Nugroho
1999:20)
Jadi senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta
terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud
meningkatkan kemamp meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai
tujuan tersebut.
2. DEFENISI
Demensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara
perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan kemampuan untuk
memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian. Pada usia muda,
demensia bisa terjadi secara mendadak jika cedera hebat, penyakit atau zat-zat racun
(misalnya karbon monoksida) menyebabkan hancurnya sel-sel otak.
3. KONDISI DEMENSIA
Kondisi gangguan kognitif pada lanjut usia dengan berbagai jenis gangguan seperti
mudah lupa yang konsisten, disorientasi terutama dalam hal waktu, gangguan pada
kemampuan pendapat dan pemecahan masalah, gangguan dalam hubungan dengan
masyarakat, gangguan dalam aktivitas di rumah dan minat intelektual serta gangguan
dalam pemeliharaan diri.
3. TERAPI KOGNITIF
a. Latihan kemampuan social meliputi : menanyakan pertanyaan, memberikan
salam, berbicara dengan suara jelas, menghindari kiritik diri atau orang lain
b. Aversion therapy : therapy ini menolong menurunkan perilaku yang tidak
diinginkan tapi terus dilakukan. Terapi ini memberikan stimulasi yang membuat
cemas atau penolakan pada saat tingkah laku maladaptive dilakukan klien.
c. Contingency therapy: Meliputi kontrak formal antara klien dan terapis tentang apa
definisi perilaku yang akan dirubah atau konsekuensi terhadap perilaku itu jika
dilakukan. Meliputi konsekuensi positif untuk perilaku yang diinginkan dan
konsekuensi negative untuk perilaku yang tidak diinginkan.
1. Kebutuhan nurtisi
Kebutuhan nutrisi klien lanjut usia perlu dipenuhi secara adekuat untuk
kelangsungan proses pergantian sel dalam tubuh, mengatasi proses menua, dan
memperlambat terjadinya usia biologis. Kebutuhankalori pada klien lanjut usia
berkurang karena berkurangnya kalori dasar akibat kagiatan fisik. Kalori dasar adalah
kalori yang dibutuhkan untuk melakukan kagiatan tubuh dalam kegiatan istirahat,
misalnya untuk jantung, sus, pernapasan, ginjal, dan lain-lain. Kebutuhan kalori klien
lanjut usia tidak melebihi 1700 kalori, sebaiknya disesuaikan dengan macam
kegiatannya. Kebutuhan protein normal usia lanjut adalah 1 gram/kgBB/hari.
Makanan yang mengandung lemak hewani harus dukurangi, misalnya daging sapi,
daging kerbau, kuning telur, otak, dan lain-lain. Lanjut usia disarankan mengonsumsi
makanan tambahan yang banyak yang banyak mengandung kalsium (Ca) atau zat
kapur. Kebutuhan kalsium klien lanjut usia adalah 14,1 mg/kg BB/hari. Zat besi perlu
diberikan untuk memperlancar pembentukan darah. Lanjut usia perlu pula diberi
buah-buahan untuk mendapatkan vitamin. Untuk menghindari konstipasi, klien lanjut
usia perlu diberi cukup makanan yang mengandung serat, misalnya beras tumbuk,
akar-akar hijau, kacang-kacangan, buah-buahan, serta banyak minum (1500-2000 cc)
yang sekaligus berguna membantu kerja ginjal.
a. Gizi Berlebih
Gizi berlebihan pada lanjut usia banyak terdapat di Negara barat dan kota besar.
Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih,
apalagi pada lanjut usia karena penggunaan kalori berkurang karena berkuarangnya
aktivitas fisik. Kebiasaan makan tersebut sulit untuk dirubah walaupun klien telah
menyadari untuk mengurangi makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus
berbagai penyakit, misalnya penyakit jantung, diabetes mellitus, penyempitan
pembuluh darah, dan tekanan darah tinggi.
b. Gizi Kurang
Gizi kurang sering disbabkan oleh masalah sosial-ekonomi dan juga karena gangguan
penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhka, hal tersebut
menyebabkan berat badan berkurang dari normal. Apabila kondisi ini disertai
kekurangan protein, kerusakan sel terjadi yang tidak dapat diperbaiki. Akibatnya,
rambut rontok, daya tahan terdapat penyakit menurun, atau mudah terkena infeksi
pada tubuh yang vital.
Faktor Penyebab Malnutrisi pada Lanjut Usia
1. Penyebab akut dan kronis
2. Keterbatasan sumber/penghasilan
3. Hilangnya gigi
4. Kesalahan dalam pola makan
5. Kurangnya energy untuk mempersiapkan makanan
6. Kurangnya energy untuk mempersiapkan makanan
7. Kurang pengetahuan tentang nutrisi yang tepat
c. Kekurangan vitamin
Bila lanjut usia kurang mengonsumsi buah dan sayur, ditambah kekurangan
protein dalam makanan, hal tersebut mengakibatkan nafsu makan berkurang,
penglihatan mundur, kulit kering, lesu, lemah lunglai, dan tidak semangat.