Disusun Oleh :
Faradila Tadorante
Mata Kuliah:
Keperawatan Komunita I
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat penyertaan dan bimbingan-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas pada mata kuliah Keperawatan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Keperawatan Komunitas I. Penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk
Kotamobagu, 2020
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................
B. Rumusan Masalah ………………………………..
C. Tujuan ………………………………..
D. Manfaat Penulisan ………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi ………………………………..
B. Jenis Atau Klasifikasi Infertilitas ………………………………..
C. Etiologi Infertilitas ………………………………..
D. Patofisiologi ………………………………..
E. Pathway Infertilitas ………………………………..
F. Manifestasi Klinis ………………………………..
G. Pencegahan Infertilitas ………………………………..
H. Penangulangan Infertilitas ………………………………..
I. Pemeriksaan Diagnostik ………………………………..
J. Penatalaksanaan Medis ………………………………..
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………..
B. Saran …………………………………..
b) William Farr
William Farr seorang dokter, analisis statistik, dan ahli matematika dianggap sebagai
salah satu pendiri epidemiologi modern. Dan juga sebagai kepala kantor pencatatan umum di
Inggis. Ia juga mengembangkan “sistem yang lebih canggih untuk pengkodean medis dari
yang sebelumnya telah digunakan”. Argumen untuk reformasi kesehatan Nightingle dicari di
dukung oleh kolaborasinya dengan Willian Farr.
Penyebab (agent) suatu penyakit adalah semua unsur atau elemen hidup maupun tak
hidup yang kehadirannya atau ketidak hadirannya, bila diikuti dengan kontak yang efektif
terhadap manusia yang rentan dalam keadaan yang memungkinkan, akan menjadi stimuli
untuk menginisiasi atau memudahkan terjadinya suatu proses penyakit biologis, kimia,
nutrisi, mekanik dan agent fisik.
1) Protozoa
2) Metozoa
Organisme parastic multiseluler, antara lain dapat menyebabkab: trichinosis,
askariasis, schistosomiasis dan lain-lain. Agent ini tidak berkembang dalam tubuh manusia
sehingga penularannya tidak langsung dari manusia ke manusia.
3) Bakteri
Organisme uniseluler yang meyerupai tanaman ini dapar menyebabkan penyakit yang
biasanya dapat berkembang biak di dalam maupun luar yibih manusia, tetapi dapat juga
bakteri tersebut dari lingkungan.
4) Virus
Adalah agent biologis terkecil, beberapa penyakit ditumbulkan antara lain: influenza,
rabies, rubella, ensefalitis dan lain-lain. Biasanya penyakit-penyakit ini ditularkan secara
langsung dari manusia ke manusia lainnya. Untuk kelangsungan hidupnya, virus memerlukan
sel hidup.
5) Jamur
Adalah sejenis tanaman yang tidak mempunyai klorofil, dapat uni atau multiseluler.
Penyakit-penyakit yang disebabkan olehnya adalah histoplasmosis, epidermafitosis,
monilisasi dan lain-lain. Resistensi organisme ini tinggi karena mereka membentuk spora.
Reservoir umumnya dalah tanah.
6) Riketsia
Merupakan parasit untrase yang ukurannya diantaranya virus dan bakteri dan
mempunyai karakteristik seperti bakteri dan virus. Untuk tumbuh dan berkembangan biak
organisme ini dalah “rpcky mountain spotted fever,”Q-fever, dan lain-lain.
a. Karakteristik Inherent
c. Sifat-sifat yang berhubungan dengan manusia terdapat beberapa faktor yan penting
dalam menimbulkan penyakit yaitu:
Infektivitas (derajad penularan): kemampuan untuk menginfeksi dan
menyesuaikan diri terhadap penjamu.
Petogenitas: kemampuan untuk menimbulkan reaksi jaringan penjamu, baik local
maupun umum, klinis atau sebklinis
Virulensi: merupakan derajad berat ringannya reaksi yang ditimbulkan oleh agent
Antigenitas: kemampuan untuk merangsang penjamu membuat mekanisme
penolakan/pertahanan terhadap agent yang bersangkutan.
Antara lain: pestisida, food additive, obat-obatan, limbah industri. Selain itu ada juga
zat-zat yang diproduksi oleh tubuh sebagi akibat dari suatu penyakit misalnya pada penyakit
diabetes asidosis, uremia.
Cara transmisi dari agent kimia tersebut sehungga dapat menimbulkan gangguan yaitu:
Inhalasi: terdiri dari zat kimia yang berupa gas (misalnya karbon monoksida), uap
(misalnya bensin), debu mineral (misalnya asbestos), partikel di udara (misalnya zat-
zat allergen)
Ditelan: (misalnya: minuman keras/alkohol, obat-obatan, kontaminasi makanan,
seperti pada keracunan logam dan lain-lain.
Melalui kulit: misalnya keracunan pada pemakaian kosmetika, atau pada keracunan
yang disebabkan oleh racun tumbuh-tumbuhan atau binatang.
c. Agent Nutrisi
Adalah kelebihan atau kekurangan karbohidrat, lemak, protein, mivataimn, mineral
dan air, yang dapat menyebabkan gangguan keseimbangan yang mengakibatkan timbulnya
penyakit.
d. Penyebab Mekanik
Antara lain friksi yang kronik, dan lain-lain kekuatan mekanik yang dapat
mengakibatkan misalnya dislokasi, atau patah tulang dan lain sebaginya.
e. Penyebab Fisik
Antara lain: radiasi, ionisasi, suhu udara, kelembaban, intensitas suara, getaran, panas,
terang cahaya.
2. Faktor Penjamu
Faktor penjamu mempunyai karakteristik yang luas antara lain : usia, jenis kelamin,
ras, sosial ekonomi, status perkawinan, riwayat penyakit, cara hidup, hereditas, nutrisi dan
imunitas. Faktor- faktor tersebut dapat mempengaruhi kondisi host terhadap pertama : risiko
terpapar sumber infeksi dan kedua : kerentanan dan resistensi dari manusia terhadap suatu
infeksi atau penyakit.
a. Usia
Timbulnya suatu penyakit tertentu biasanya hanya menyerang kelompok umur tertentu
pula, misalnya hanya menyerang anak – anak atau mereka yang sudah lanjut usia.
b. Jenis Kelamin
Sama seperti pada usia, terdapat penyakit – penyakit yang hanya menyerang jenis
kelamin tertentu, misalnya kanker prostat hanya dijumpai pada jenis kelaim pria saja,
dan sebaliknya kanker serviks hanya dijumpai pada kaum hawa saja.
c. Ras
Pengaruh dari perbedaan ras yang dapat menimbulkan suatu penyakit, hanya
disebabkan karena perbedaan cara hidup, kebiasaan sosial, nilai – nilai sosial dan lain
– lain.
d. Sosial Ekonomi
Ada hubungannya dengan cara hidup, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan
keluarga, jumlah anggota keluarga dan lain sebagainya.
e. Status Perkawinan
Secara statistic didapatkan bahwa morbiditas dan mortalitas dari banyak penyakit
berbeda berdasarkan status perkawinan (tidak menikah, menikah, cerai atau janda/duda
karena kematian pasangan)
g. Cara Hidup
Ada hubungannya dengan sosial ekonomi, tingkat pendidikan, rasa tau golongan etnis,
kebiasaan makan/minum, membuang sampah sembarangan, sangat erat kaitannya
dengan penyakit – penyakit infesi usus.
h. Hereditas/keturunan
Adanya penyakit tertentu karena factor gen/ras.
i. Nutrisi
Makin baik status gizi sesseorang, maka makin baik pula system pertahanan/imunitas
tubuh orang bersangkutan, tidak rentan suatu penyakit yaitu :
1. Imunitas alamiah (tanpa intevensi)
a. Imunitas alamiah aktif : karena tubuh pernah menderita suatu infeksi dan dan
selanjutnya memproduksi anti body terhadap infeksi tersebut, sehingga yang
bersangkytan menjadi kebal terhadap infeksi tersebut dalam waktu yang lama.
b. Imunitas alamiah pasif : kekebalan,imunitas bayi baru lahir yang berasal dari
ibunya. Imunitas ini biasanya akan menghilang setelah bayi berumur 4 bulan.
3. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan diklasifikasi dalam 4 komponen yaitu : lingkungan fisik, biologi,
sosial, dan ekonomi.
a. Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik meliputi : kondisi udara, musim, cuaca, dan kondisi geologi.
1) Kondisi udara, musim, cuaca, dapat mempengaruhi kerentanan seseorang
terhadap penyakit tertentu :
Faktor ketinggian dari permukaan laut (altitude) berpengaruh terhadap
mereka yang menderita penyakit jantung.
Kelembaban udara yang sangat rendah dapat mempengaruhi selaput lender
hidung dan telinga sehingga lebih rentan/peka terhadap penyakit infeksi
seperti influenza.
Udara panas memungkinkan orang berpakaian tipis dan sesedikit mungkin,
sehingga memudahkan tergigit serangga dan mengakibatkan orang terjadi
sakit.
Contoh :
Lokasi geografi menentukan macam tumbuh – tumbuhan ada tidaknya defisiensi
vitamin, misalnya tingginya kasus scorbut pada daerah – daerah dimana buah –
buahan dan sayur – sayuran tidak selalu tersedia
Lokasi geografi juga menentukan adanya jenis – jenis binatang yang dapat
menjadi vector atau reservoir dari suatu penyakit, serangga dapat mempengaruhi
distribusi suatu penyakit.
Struktur geologi juga dapat mempengaruhi macam tumbuhan yang dapat
dikonsumsi oleh manusia, ketersediaan air da lain –lain, sehingga hal –hal
tersebut dapat mempengaruhi kesehatan manusia.
Rantai Penyebab
Ketika pemikiran komunitas ilmiah tentang sebab-akibat penyakit dan model tripartit
(host-agent-environment) tumbuh lebih kompleks, ahli epidemiologi mulai menggunakan ide
rantai sebab-akibat (Gambar 7.2). Rantai dimulai dengan mengidentifikasi reservoir (yaitu, di
mana agen penyebab dapat hidup dan berkembang biak). Dengan wabah, waduk itu mungkin
manusia lain, tikus, tupai, dan beberapa hewan lainnya. Dengan malaria, manusia yang
terinfeksi adalah reservoir utama untuk parasit agen, meskipun primata nonmanusia tertentu
juga bertindak sebagai waduk (Heymann, 2004). Selanjutnya, agen harus memiliki portal
keluar dari waduk, serta beberapa mode transmisi. Misalnya, gigitan nyamuk Anopheles
menyediakan portal keluar untuk parasit malaria, yang menghabiskan sebagian siklus
hidupnya di tubuh nyamuk; nyamuk dalam hal ini adalah cara penularan. Itu link berikutnya
dalam rantai sebab-akibat adalah agen itu sendiri. Malaria, misalnya, sebenarnya terdiri dari
empat penyakit berbeda yang disebabkan oleh empat jenis protozoa mikroskopis (Hey-mann,
2004). Tautan selanjutnya adalah portal masuk. Dalam kasus ini malaria, gigitan nyamuk
menyediakan portal pintu keluar juga sebagai portal masuk ke host manusia.
Kotak di sekitar rantai penyebab dalam Gambar 7.2 mewakili lingkungan, yang bisa
sangat mendalam pengaruh pada hampir semua titik di sepanjang rantai. Pertimbangkan
dampak faktor lingkungan pada 1934-1935 malaria epidemi di Ceylon (sebuah negara pulau
di Samudera Hindia off India selatan). Secara historis, malaria sering terjadi di daerah utara
yang kering, di mana vegetasi jarang diperbolehkan genangan air untuk terkena sinar
matahari, memberikan yang terbaik tempat berkembang biak nyamuk Anopheles. Sebaliknya,
daerah barat daya yang lebih padat penduduknya biasanya berat hujan monsoon dan relatif
bebas dari malaria. Di 1934, bagaimanapun, kekeringan yang parah mengubah lingkungan ini
secara drastis; di seluruh Ceylon, sungai hampir kering, meninggalkan genangan air yang
stagnan untuk berkembang biak nyamuk. Kegagalan panen yang luas menyebabkan populasi
menjadi buruk kurang gizi, yang menambah kondisi yang akan memupuk wabah malaria.
Epidemi terjadi pada bulan Oktober 1934, mempengaruhi 2 hingga 3 juta orang dan
menyebabkan 80.000 kematian. Lingkungan tentu harus dilihat sebagai jurusan bagian dari
rantai kausal ini (Burnet, 1962).
Contoh tragis lain dari pengaruh lingkungan pada rantai kausal yang terjadi di negara
Afrika Rwanda pada bulan Juli 1994. Perang saudara menyebabkan persentase yang besar
penduduk untuk melarikan diri dalam menghadapi genosida massal "Kecepatan belum pernah
terjadi sebelumnya" yang menyebabkan hingga 800.000 orang tewas (AS) Departemen Luar
Negeri, 2007). Ratusan ribu orang diisi kamp pengungsi meluap, dengan lebih dari 50.000
kematian di bulan pertama saja (Connolly et al., 2004). Kondisi kemelaratan dan sanitasi
yang buruk menyebabkan air yang terkontaminasi dan mengakibatkan epidemi berskala besar
kolera, bentuk parah disentri bakteri. Pekerja bantuan memiliki persediaan terbatas solusi
rehidrasi intravena atau oral dan bisa berbuat banyak membantu. Ribuan orang kehilangan
nyawa mereka. Lingkungan politik yang tidak stabil, kondisi tidak bersih, kelangkaan air
bersih, dan malnutrisi adalah bagian dari rantai kausal.
Dengan tersedianya vaksin dan antibiotik di dalam Amerika Serikat dan dunia maju,
perhatian bergeser ke penyebab penyakit tidak menular seperti kanker dan diabetes.
Paradigma kausal baru jelas diperlukan. Itu pemikiran linear diwujudkan dalam model seperti
rantai sebab-sebab tidak mencukupi dalam memahami penyebab ancaman kesehatan yang
muncul ini. Mulai tahun 1950-an, ada minat yang semakin besar terhadap peran yang
dimainkan oleh rokok perkembangan kanker paru-paru. Pada tahun 1964, publikasi Merokok
dan Kesehatan: Laporan dari Komite Penasehat untuk Surgeon General of Public Health
Service menyimpulkan bahwa merokok menyebabkan kanker paru-paru dan laring di
Indonesia laki-laki (Layanan Kesehatan Publik AS [USPHS], 1964). Itu Kesimpulan komite
didasarkan pada peninjauan ulang 7.000 artikel dan menggunakan lima kriteria untuk menilai
signifikansi hubungan antara merokok dan kanker paru (Friis & Penjual, 2004).
Satu tahun kemudian, Sir Austin Bradford Hill mengusulkan memperluas kriteria
tersebut menjadi sembilan ketika mengevaluasi hubungan antara paparan lingkungan dan
hasil kesehatan potensial. Meskipun pedoman ini sering dipandang perlu untuk atribusi
kausal, Hill menekankan bahwa mereka adalah alat, bukan kriteria ketat (Legator & Morris,
2003). Elemen-elemen ditambahkan oleh Hill termasuk gradien biologis, masuk akal,
percobaan, dan analogi. Kriteria dapat digunakan dengan penyakit menular, namun
signifikansi mereka terletak pada penyebab penyebab penyakit tidak menular. Masing-masing
dari sembilan elemen dirangkum di bawah ini (Aschengrau & Seage, 2008; Friis & Sellers,
2004):
Berdasarkan karya Hill dan yang lainnya, dasar adalah dibentuk untuk menilai secara
kritis kausalitas dalam penyakit tidak menular, serta penyakit infeksi baru dan muncul.
Unsur-unsur yang dijelaskan oleh Hill masih dimanfaatkan oleh ahli epidemiologi dan
menyediakan prinsip-prinsip dasar masyarakat perawat kesehatan dapat digunakan untuk
mengevaluasi bukti penyebab penyakit di semua jenis laporan yang dipublikasikan, baik
ilmiah maupun awam. Dalam pendidikan kesehatan, prinsip-prinsip ini dapat dimanfaatkan
untuk mengajar risiko penyebab penyakit, terutama ketika bukti tidak belum lengkap.
Misalnya, seorang remaja hamil bertanya pada perawat apakah dia harus minum soda diet
saat dia hamil. Perawat dapat berbagi dengannya bahwa bukti sampai saat ini mendukung
keamanan pemanis buatan untuk kebanyakan orang dewasa (percobaan), tetapi itu mungkin
tidak bijaksana untuk minum soda diet saat hamil. Ketika dia bertanya mengapa (karena tidak
ada yang dilaporkan risiko), perawat dapat menanggapi bahwa setiap bahan kimia memiliki
potensi menyebabkan bahaya (masuk akal dan analogi), dan efeknya pada janin yang sedang
tumbuh (gradien biologis) sering tidak diketahui hingga beberapa dekade kemudian
(temporalitas dan percobaan).
Banyak Penyebab
Web of Causation
Asosiasi adalah konsep yang sangat membantu dalam menentukan banyak kausalitas.
Peristiwa dikatakan terkait jika mereka muncul bersama lebih sering daripada yang terjadi
secara kebetulan sendiri (lihat Perspektif). Kejadian-kejadian tersebut dapat termasuk faktor
risiko atau karakteristik lain yang mempengaruhi penyakit atau keadaan kesehatan.
Contohnya adalah asosiasi merokok yang sering terjadi dengan kanker paru-paru, kegemukan
dengan penyakit jantung, dan prematur berat dengan kematian bayi. Studi tentang faktor-
faktor terkait menunjukkan kemungkinan kausalitas dan poin untuk intervensi. Epidemiolog
kontemporer terus mengeksplorasi baru dan cara yang lebih komprehensif untuk melihat
kesehatan dan penyakit. Itu asosiasi di antara gaya hidup, perilaku, lingkungan, dan stres dari
semua jenis dan cara-cara di mana mereka mempengaruhi kesehatan negara semakin penting
dalam epidemiologi.
Dalam model tuan rumah, agen, dan lingkungan, pergeseran penekanan investigasi
dari waktu ke waktu dapat dicatat. Epidemiologis awal bekerja untuk mengidentifikasi dan
mengelola penyebabnya agen; fokus perhatian adalah keadaan penyakit. Itu penekanan
kemudian dialihkan ke tuan rumah: Siapa yang rentan? Karakteristik apa yang menyebabkan
kerentanan? Melalui imunisasi dan promosi kesehatan, upaya dilakukan untuk meningkatkan
resistensi tuan rumah. Namun, semakin meningkat, pekerja kesehatan masyarakat menyadari
keterbatasan yang dikenakan pada kontrol individu kesehatan. Bahkan individu yang berada
dalam kesehatan terbaik tidak dapat menahan agen beracun di tempat kerja misalnya, limbah
nuklir di atmosfer dari kecelakaan pembangkit listrik atau kondisi melemahkan lainnya yang
dibuat oleh modern masyarakat. Semakin banyak, profesional kesehatan masyarakat
mempelajari lingkungan dan mencari metode untuk mengubah kondisi yang berkontribusi
terhadap penyakit.
c) Immunity
Imunitas merupakan jawaban reaksi tubuh terhadap bahan asing secara molekuler
maupun seluler. Immunitas berasal dari kata latin yaitu immunitas. Secara umum sistem
kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sistem perlindungan dari pengaruh luar biologis
yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme sehingga tidak mudah
terkena penyakit (Rantam, 2003). Imunitas Faktor imunitas sangat berpengaruh dalam
timbulnya suatu penyakit. Berdasarkan cara didapatnya, ada beberapa golongan imunitas,
yaitu:
d) Risk
Risk (Risiko) untuk menentukan kemungkinan bahwa suatu penyakit atau masalah
kesehatan akan terjadi, ahli epidemiologi prihatin dengan risiko, atau kemungkinan bahwa
suatu penyakit atau kondisi kesehatan yang tidak baik akan terjadimengembangkan. Untuk
setiap kelompok orang tertentu, risiko berkembang masalah kesehatan secara langsung
dipengaruhi oleh biologi, lingkungan, gaya hidup, dan sistem perawatan kesehatan (Dever,
1984; Lalonde, 1974). Kapasitas kesehatan seseorang yang diwariskan, lingkungan hidup,
pilihan gaya hidup orang itu, dan kualitasnya dan aksesibilitas sistem perawatan kesehatan
baik secara negatif atau secara positif mempengaruhi kesehatan, dengan demikian
meningkatkan atau menurunkan kemungkinan masalah kesehatan akan terjadi. Pengaruh
negatif disebut faktor risiko. Misalnya, berat badan lahir rendah bayi (biologi, lingkungan,
dan sistem perawatan kesehatan) cenderung berada pada risiko yang lebih besar untuk
masalah kesehatan, seperti juga orang-orang yang merokok, memiliki diet tinggi kolesterol,
dan tidak aktif (gaya hidup). Tingkat risiko secara langsung terkait dengan kerentanan atau
kerentanan terhadap masalah kesehatan tertentu.
Relatif rasio risiko = Tingkat kejadian dalam kelompok yang terpapar / Tingkat
kejadian dalam kelompok tidak terpapar
Jika risiko terkena penyakit itu sama saja dari paparan faktor risiko yang diteliti, rasio
akan menjadi 1: 1, dan risiko relatifnya adalah 1,0. Risiko relatif lebih besar dari 1.0
menunjukkan bahwa mereka yang memiliki faktor risiko memiliki yang lebih besar
kemungkinan memperoleh penyakit daripada mereka yang tidak memilikinya; misalnya,
risiko relatif 2,54 berarti bahwa yang terkena kelompok 2,54 kali lebih mungkin terkena
penyakit dibandingkan kelompok tidak terpapar. Statistik ini dapat digunakan, misalnya,
untuk membandingkan kejadian penyakit jantung di kalangan perokok (merokok adalah
faktor risiko) dengan kejadian di antara non perokok, dengan asumsi bahwa semua faktor lain
adalah sama. Itu rasio risiko relatif membantu dalam menentukan yang paling efektif poin
untuk intervensi kesehatan masyarakat sehubungan dengan masalah kesehatan tertentu. Ini
juga memberikan metode yang lebih mudah dipahami untuk menjelaskan risiko perilaku
tertentu perkembangan penyakit atau cedera pada publik.
Statistik Vital
Statistik Vital mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari hal yang sedang
berlangsung seperti pendaftaran kelahiran, kematian, adopsi, perceraian, dan pernikahan,
kematian, dan kematian janinadalah statistik vital yang paling berguna dalam studi
epidemiologi.Perawat kesehatan komunitas dapat memperoleh salinan kosong
akta kelahiran dan kematian negara untuk mengetahui informasi yang terkandung di masing-
masing. Lebih banyak informasi dicatat daripada fakta dan penyebabnyakematian pada
sertifikat kematian. Akte kelahiran juga bisamemberikan informasi bermanfaat (mis., berat
bayi,jumlah perawatan prenatal yang diterima oleh ibu), yang bisadigunakan untuk
mengidentifikasi ibu dan bayi yang berisiko tinggi.Sumber untuk informasi statistik penting
termasuk situs web di Internet,departemen kesehatan lokal,provinsi dan balai kota.. Statistik
tentangmorbiditas danmortalitas umum untuk negara-negara tertentuterletak di agregat dari
Centers for Disease Controldan Pencegahan (CDC) di tingkat nasional (NasionalPusat
Statistik Kesehatan). Statistik negara diperolehdari departemen kesehatan provinsi, dan
informasi daerah (spesifikkota atau saluran sensus) dapat diperoleh baik dari provinsi atau
departemen kesehatan daerah.
Data sensus
Data dari sensus penduduk diambil setiap 10 tahun di banyak negara adalah sumber
utama statistik populasi. Ini informasi dapat menjadi alat penilaian yang berharga bagi
masyarakat perawat kesehatan yang mengambil bagian dalam perencanaan kesehatan untuk
agregat. Statistik populasi dapat dianalisis berdasarkan usia, jenis kelamin, ras, latar belakang
etnis, jenis pekerjaan, pendapatan gradien, status perkawinan, tingkat pendidikan, atau
standar lainnya, seperti kualitas lingkungan rumah. Analisis statistik populasi dapat
memberikan perawat kesehatan masyarakat dengan lebih baik memahami komunitas dan
membantu mengidentifikasi yang spesifik daerah yang mungkin memerlukan penyelidikan
epidemiologi lebih lanjut. Data dari Biro Sensus AS dapat ditemukan di situs webnya (lihat
bagian Internet di akhir bab ini) dan merupakan mudah diakses sumber data tingkat populasi.
Beberapa area atau negara memiliki daftar penyakit atau daftar nama untuk
kondisidengan dampak kesehatan masyarakat yang besar. Tuberkulosis danregistrasi demam
rematik lebih umum ketika penyakit ini terjadi lebih sering. Pendaftar
kankermenyediakanberguna kejadian, prevalensi, dan data kelangsungan hidup, dan
membantuperawat kesehatan masyarakat dalam memantau pola kanker dalamsebuah
komunitas. Perawat kesehatan masyarakat dapat mengakses pencatatan inimelalui situs web
departemen kesehatan negara bagian. Di federaltingkat, Badan Zat Beracun dan Registry
Penyakit(ATSDR, n.d.) mempertahankan tiga registri yangmenjadi perhatian publik
utama:Registry Kesehatan World Trade Center (komprehensifdan survei kesehatan rahasia
dari mereka yang secara langsung terpapar
kejatuhan dan puing-puing pada 11 September 2001), Asbestos TremoliteRegistry (paparan
asbes di Libby, Montana), danNational Exposure Registry (daftar orang-orang yang
terpaparzat berbahaya tertentu).
Pemantauan Lingkungan
Penelitian sistematis menjadi sebuah bagian dari peran perawat komunitas. Temuan
dari studi epidemiologi yang dilakukan oleh atau melibatkan perawat. Contohnya ,
kekhwatiran tentang kanker testis dan pemeriksaan testis pada pria dewasa muda adalah
dorongan bagi perawat untuk melakukan studi atau penelitian untuk mengetahui gaya hidup
yang menjadi penyebab terjadinya kanker testis yang bisa mempengaruhi hubungan dengan
keluarga atau kehidupan sehari-hari.
Deskriptif Epidemiologi
Hitungan
Ukuran deskripsi paling sederhana adalah hitungan. Sebagai contoh, sebuah studi
epidemiologi kematian varicella di antara semua usia kelompok melacak kematian varisela
melalui debit rumah sakit catatan dan akta kematian di New York State (Galil et al.,2002).
Sejak lisensi vaksin varicella pada tahun 1995, insidensi varicella telah menurun secara nyata.
Namun, diperkirakan bahwa vaksinasi akan menggeser puncak insidensi penyakit ke usia
yang lebih tua ketika insiden menurun. Karena itu, pemantauan kematian varicella penting
untuk mengevaluasi dampak dari program vaksinasi nasional. Salah satu yang pertama
langkah-langkah dalam penelitian ini adalah untuk mencari sertifikat kematian dan Statewide
Planning dan Research Cooperative System database (SPARCS), database pelepasan rumah
sakit di New York, untuk periode 1989–1995. Para peneliti menemukan itu sertifikat
kematian menghasilkan data yang lebih andal, karena database SPARCS berasal dari rumah
sakit nonfederal. Namun, ketika kedua sumber diakses, keandalan meningkat dan jumlah total
kematian varicella terungkap (Galil et al., 2002) (Tabel 8-2). Memperoleh hitungan jenis ini
selalu tergantung pada definisi apa yang sedang terjadi terhitung. Hitungan khusus ini,
misalnya, bisa menjadi terkontaminasi jika kematian dipersulit oleh imunodefisiensi dan
kondisi mendasar lainnya. Selain itu, rumah sakit catatan sering hilang atau memberikan data
yang tidak lengkap, sehingga beberapa kematian varicella mungkin tidak dihitung. Hasil
penting dari penelitian ini adalah penentuan ketersediaan data mempengaruhi hitungannya.
Ini adalah informasi penting untuk peneliti yang mungkin berencana untuk menggunakan
database tunggal untuk mereka belajar. Namun, sebelum memanfaatkan statistik apa pun,
baik dari kantor resmi negara, Biro Sensus, atau kesehatan agen, perlu untuk menentukan
informasi apa mewakili.
Tarif
Nilai adalah ukuran statistik yang menyatakan proporsi orang dengan masalah
kesehatan tertentu di antara populasi di risiko. Jumlah total orang dalam kelompok berfungsi
sebagai penyebut untuk berbagai jenis tarif. Untuk menyatakan hitungan sebagai proporsi,
atau tingkat, populasi yang akan dipelajari harus terlebih dahulu di identifikasi. Jika 30
kematian varicella dianggap terkait jumlah anak-anak di New York State, akan ada satu
tingkat; jika mereka dianggap terkait dengan total populasi anak-anak di negara tersebut,
akan ada tingkat yang berbeda. Dalam epidemiologi, populasi mewakili alam semesta orang
didefinisikan sebagai objek penelitian. Karena seringkali sulit, jika bukan tidak mungkin,
untuk mempelajari seluruh populasi, sebagian besar studi epidemiologi menarik sampel untuk
mewakili itu kelompok. Sebagai contoh, dalam penelitian Baltimore yang berurusan dengan
intervensi perilaku untuk mengurangi inisiasi merokok, para peneliti memilih sampel acak
dari 2.311 anak-anak di 19 ruang kelas untuk dimasukkan sebagai subyek belajar atau kontrol
dari populasi sekolah perkotaan yang jauh lebih besar (Kellam & Anthony,1998).
Terkadang, penting untuk mencari sampel acak (di mana setiap orang dalam populasi
memiliki kesempatan yang sama seleksi untuk belajar dan pilihan dibuat tanpa bias); di lain
kali, contoh kenyamanan (di mana subjek penelitian berada dipilih karena ketersediaannya)
sudah cukup. Di banyak studi epidemiologi kecil, dimungkinkan untuk mempelajari hampir
setiap orang dalam populasi, menghilangkan kebutuhan untuk sebuah contoh. Beberapa
angka memiliki penggunaan yang luas dalam epidemiologi. Itu paling penting bagi perawat
kesehatan masyarakat untuk mengerti adalah tingkat prevalensi, tingkat prevalensi periode,
dan tingkat kejadian.
Prevalensi merujuk pada semua orang tertentu kondisi kesehatan yang ada di suatu
populasi tertentu pada suatu titik tertentu pada waktunya. Angka prevalensi menggambarkan
situasi pada spesifik titik waktu (Yassi et al., 2001). Jika seorang perawat menemukan 50
kasus campak di sekolah dasar, itu adalah hitungan sederhana. Jika jumlah itu dibagi dengan
jumlah siswa di sekolah, hasilnya adalah prevalensi campak. Contohnya,jika sekolah
memiliki 500 siswa, prevalensi campak hari itu akan menjadi 10% (50 campak / 500
penduduk).
Dalam studi tentang kematian varicella, di sisi lain, para peneliti memiliki hitungan
untuk periode 7 tahun, 1989 hingga 1995. Daripada hanya menggambarkan 1 hari, angka ini
mencakup sebuah waktu yang lama. Tingkat prevalensi lebih dari yang ditentukan periode
waktu disebut tingkat prevalensi periode:
Tingkat prevalensi periode = jumlah org dengan karakteristik selama jangka waktu tertentu
Jumlah total dalam populasi
Tidak semua orang dalam populasi berisiko mengalami penyakit, mengalami cedera,
atau memiliki karakteristik lain yang berhubungan dengan kesehatan. Tingkat insiden
mengakui fakta ini. Insiden mengacu pada semua kasus baru penyakit atau kondisi kesehatan
yang muncul selama waktu tertentu. Tingkat kejadian menggambarkan proporsi di mana
pembilang adalah semua kasus baru muncul selama periode waktu tertentu dan penyebut
adalah populasi yang berisiko selama periode yang sama. Sebagai contoh, beberapa penyakit
masa kanak-kanak memberikan kekebalan seumur hidup. Itu anak-anak di sekolah yang
memiliki penyakit semacam itu akan dikeluarkan dari jumlah anak-anak yang berisiko di
sekolah populasi. Tiga minggu setelah dimulainya epidemi campak di sekolah, tingkat
kejadian menggambarkan jumlah kasus campak yang muncul selama periode itu dalam hal
jumlah orang yang berisiko :
Literatur kesehatan tidak selalu konsisten dalam penggunaannya dari insiden jangka waktu;
kadang-kadang, kata ini digunakan secara sinonim dengan tingkat prevalensi, dan pembaca
harus mengambil ini mempertimbangkan.
Tingkat lain yang menggambarkan insiden adalah tingkat serangan. Tingkat serangan
menggambarkan proporsi kelompok atau populasi yang mengembangkan penyakit di antara
semua yang terpapar risiko khusus. Istilah ini sering digunakan dalam penyelidikan wabah
penyakit menular seperti influenza. Jika itu perubahan tingkat serangan, itu mungkin
menunjukkan perubahan dalam status kekebalan populasi atau bahwa organisme penyebab
penyakit hadir dalam strain yang lebih atau kurang virulen.
Tingkatan komputasi
Tujuan dari studi deskriptif adalah untuk mengidentifikasi pola terjadinya kondisi
yang berhubungan dengan kesehatan. Mereka bisa menjadi retrospektif (mengidentifikasi
kasus dan kontrol, kemudian kembali untuk meninjau data yang sudah ada) atau prospektif
(identifikasi kelompok dan faktor eksposur, kemudian ikuti mereka maju dalam waktu).
Dalam studi deskriptif tentang pelecehan anak, misalnya, penyidik akan mencatat usia, jenis
kelamin, ras atau kelompok etnis, dan fisik dan kondisi emosional anak-anak yang
terpengaruh. Selain itu, data akan dikumpulkan yang menggambarkan status ekonomi dan
pekerjaan orang tua, lokasi dan pengaturan perilaku kasar, dan waktu dan musim tahun ketika
penyalahgunaan terjadi. Dalam penelitian retrospektif tentang kematian varicella yang
dilaporkan di New York State, para peneliti menjelaskan usia, jenis kelamin, dan latar
belakang etnis korban dan informasi lainnya seperti komorbiditas dan ketersediaan dan
kelengkapan catatan rumah sakit. Menggambarkan aspek-aspek ini kematian menyediakan
informasi untuk studi lebih lanjut dan disarankan jalan untuk intervensi atau pencegahan.
Untuk contoh lain dari studi deskriptif, lihat Penelitian: Bridge to Practice.
Studi analitik dibagi menjadi tiga jenis: studi prevalensi,studi kasus kontrol, dan studi kohort.
Studi Prevalensi
Studi Kasus-Kontrol
Studi kasus kontrol membandingkan orang yang memiliki kesehatan ataukondisi sakit
(jumlah kasus dengan kondisi) denganmereka yang tidak memiliki kondisi ini (kontrol).
Studi-studi ini dimulaidengan kasus-kasus dan melihat kembali dari waktu ke waktu untuk
ada atau tidak adanya faktor penyebab yang dicurigai dalam kedua kasus dan kontrol. Dalam
studi anteseden dini untuk mencegah merokokinisiasi, 1604 siswa tetap di sekolah umum
Kota Baltimore dan ditemukan untuk tindak lanjut 7 tahun kemudian. Dari itujumlah, 700
telah berpartisipasi sebagai subyek penelitian (kasus); itu904 anak-anak lain, yang belum
mengalami intervensi, adalah kontrol. Penelitian ini kemudian mengkaji sejarahkasus dan
kontrol untuk kehadiran perilaku agresif atau mengganggu di antara 1604 siswa yang
semulaberpartisipasi dalam penelitian dan masih dalam sistem sekolah.Dalam studi kasus-
kontrol, kedua kelompok harus berbagi sebanyak mungkinkarakteristik mungkin, untuk
mengisolasi kemungkinan penyebab; secara acak memilih kelas satu dan kelas dua
membantupastikan ini. Perbandingan antara satu kelompok anak-anak dikelas satu dengan
kelompok lain di akhir remaja merekamembantah kesimpulan dalam sebuah penelitian
tentang efek intervensi perilaku.
Studi Kohort
Kohort adalah sekelompok orang yang berbagi pengalaman umum dalam periode
waktu tertentu. Contohnya adalah sekelompok penatuaatau karyawan suatu industri. Dalam
epidemiologi, suatu kelompok dariorang sering menjadi fokus studi. Studi kohort, lebih
tepatnyadaripada mengukur hubungan variabel dalam kondisi yang ada, mempelajari
perkembangan kondisi dari waktu ke waktu. Sebuah Studi kohort dimulai dengan memilih
sekelompok orang yang menampilkan karakteristik tertentu yang ditentukan sebelum
permulaankondisi sedang diselidiki. Dalam mempelajari suatu penyakit, kohort mungkin
termasuk individu yang pada awalnya bebas daripenyakit tetapi diketahui telah terkena
tertentufaktor. Mereka akan diamati dari waktu ke waktu untuk mengevaluasi yang mana
variabel dikaitkan dengan perkembangan atau tidak berkembangnya penyakit.Baru-baru ini
menyimpulkan adalah penelitian longitudinal, eksperimental, kohort nasional yang
melibatkan ribuan perawat yang disebutRumah Sakit Brigham dan Wanita / Harvard Medical
SchoolWomen's Health Study (Women's Health Study, 2003). Sayaterdiri dari uji coba secara
acak yang mengevaluasi keseimbangan manfaat dan risiko aspirin dosis rendah dan vitamin E
dalam pencegahan kanker dan penyakit kardiovaskular. Bergantung kepadatugas acak para
perawat, peserta mengambil 100mg aspirin atau plasebo dan 600 IU vitamin E atau placebo
per hari. Awalnya, 50 mg / hari? -Karoten atau placebo juga termasuk, tetapi setelah
tambahan? -karoten dikaitkandalam penelitian lain dengan risiko kanker paru yang lebih
tinggi, ia dipindahkan dari Women's Health Study pada pertengahan 1990-an.Ini adalah studi
double-blind: baik peserta maupunpara peneliti mengetahui subjek mana yang mengambil
studiobat-obatan atau placebo. Perawat dipilih untuk studi utama inikarena sebagai agregat
mereka dapat diakses melalui registri RN, dan karena diasumsikan bahwa perawat, yang
mengetahuinilai penelitian, akan memiliki tingkat tindak lanjut yang lebih tinggi dalam
mengambil obat uji secara rutin daripada yang akankhalayak ramai. Data tentang status
kesehatan para pesertadikumpulkan setiap 6 bulan, dan studi didanaihingga 2004. Tindak
lanjut direncanakan untuk kesehatan iniwanita selama bertahun-tahun yang akan datang.
Selain itu, para wanita sedangmengatakan kepada kelompok mana mereka berada.
Berdasarkan usia kohort,Temuan akan mendukung atau tidak mendukung penggunaan aspirin
dan / atausuplemen vitamin E untuk mengurangi penyakit jantung danrisiko kanker. Jika
temuan positif, suplementasi teraturdengan aspirin atau vitamin E mungkin disarankan untuk
sehatwanita pada usia tertentu.Dalam prakteknya, berbagai jenis studi baru saja dibahassering
dicampur. Studi kasus kontrol dapat mencakup deskripsi dan analisis dengan fokus
retrospektif; sebuah kelompokpenelitian dapat dilakukan secara prospektif atau retrospektif.
Studi tentang anteseden awal untuk mencegah merokok tembakau(Kellam &
Anthony, 1998) adalah studi kasus kontrol, penelitian kohort, dan studi
eksperimental.Fleksibilitas sangat pentinguntuk memungkinkan penyidik sebanyak mungkin
kebebasan dimemilih metodologi yang paling berguna.
c) Eksperimental Epidemiologi
Uji coba komunitas adalah jenis penelitian eksperimental yang dilakukandi tingkat
komunitas. Komunitas geografis ditugaskanuntuk intervensi (eksperimental) atau non-
intervensi(Kontrol) kelompok dan dibandingkan untuk menentukan apakah
intervensimenghasilkan perubahan positif di masyarakat.
Uji coba komunitas bisa sangat mahal dan tidakdilakukan kecuali ada bukti
substansial bahwa intervensiakan membuat perbedaan pada tingkat agregat. SEBUAHuji
coba komunitas besar terjadi pada 1950-an di Kingstondan Newburgh, New York. Ini adalah
dua kota yang serupaukuran dan populasi make-up yang memiliki air terpisahpersediaan.
Fluoride ditambahkan ke air Newburgh tetapi tidakke Kingston. Penurunan insidensi karies
gigiditemukan di kota dengan fluoride tambahan. Karenauji coba komunitas besar ini,
fluoride mulai ditambahkansuplai air dan pasta gigi bangsa kita. Menariknya,penelitian yang
lebih baru menunjukkan bahwa fluoride tidakberikan perlindungan sekali pikiran. Bahkan,
dalam beberapa tahun terakhirNewburgh telah ditemukan memiliki lebih banyak rongga
daripadaKingston yang tidak berfluoride. Ada reaksi dari dokter gigidan aktivis untuk
menghilangkan fluoride dari sumber umum,seperti suplai air dan pasta gigi (Traubman &
Aroya,2003).
DAFTAR PUSTAKA
Ebook; Allender & Spradley-Community Health Nursing Promoting Health Nursing (2005)