Anda di halaman 1dari 9

10 Jenis Pelayanan di Posyandu Lansia

USILA / LANSIA

Lanjut usia (Lansia) adalah sebagai usia yang rentan terhadap bermacam masalah kesehatan (fisik dan psikis)
Menurut oraganisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi:
1) Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
2) Lanjut usia (elderly) antara 60 – 74 tahun
3) Lanjut usia tua (old) antara 75 – 90 tahun
4) Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun
Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki masa lanjut usia mengalami penurunan. Hal ini
dapat dilihat dari beberapa perubahan :
1) Perubahan penampilan pada bagian wajah, tangan, dan kulit,
2) Perubahan bagian dalam tubuh seperti sistem saraf : otak, isi perut : limpa, hati,
3) Perubahan panca indra : penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan
4) Perubahan motorik antara lain berkurangnya kekuatan, kecepatan dan belajar keterampilan baru.
Perubahan-perubahan tersebut pada umumnya mengarah pada kemunduruan kesehatan fisik dan psikis
yang akhirnya akan berpengaruh juga pada aktivitas ekonomi dan sosial mereka. Sehingga secara umum
akan berpengaruh pada aktivitas kehidupan sehari-hari.
Masalah umum yang dialami lanjut usia yang berhubungan dengan kesehatan fisik, yaitu rentannya terhadap
berbagai penyakit , karena berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh dari luar.
Penurunan kondisi fisik lanjut usia berpengaruh pada kondisi psikis. Dengan berubahnya penampilan,
menurunnya fungsi panca indra menyebabkan lanjut usia merasa rendah diri, mudah tersinggung dan
merasa tidak berguna lagi. Masalah ekonomi yang dialami orang lanjut usia adalah tentang pemenuhan
kebutuhan hidup sehari-hari seperti kebutuhan sandang, pangan, perumahan, kesehatan, rekreasi dan
sosial.
Dengan kondisi fisik dan psikis yang menurun menyebabkan mereka kurang mampu menghasilkan pekerjaan
yang produktif. Di sisi lain mereka dituntut untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan hidup sehari-hari
yang semakin meningkat dari sebelumnya, seperti kebutuhan akan makanan bergizi seimbang, pemeriksaan
kesehatan secara rutin, perawatan bagi yang menderita penyakit ketuaan dan kebutuhan rekreasi.

POSYANDU USILA DAN KEGIATANNYA

Sesuai dari pengertian di atas tentang Posyandu dan usila maka Posyandu Usila dapat diartikan sebagai
wadah atau temapt kegiatan pelayanan kesehatan dasar bagi usila atau lansia yang bertujuan untuk
membantu mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi lansia yang dilaksanakan oleh masyarakat
dalam hal ini pihak PKK desa dengan dibantu pihak kesehatan. Adapun secara umum adanya Posyandu Usila
bertujuan :
1) Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan untuk lansia di masyarakat.
2) Mendekatkan pelayanan seta menumbuhkan peran serta masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan pada lansia.
Sedangkan kegiatan Posyandu Usila bisa dilaksanakan dengan lima meja sama dengan Posyandu Balita, yaitu
:
Meja I : Pendaftaran
Meja II : pengukuran dan penimbangan berat badan
Meja III : Melakukan pencatatan tentang pengukuran tinggi badan dan
berat badan. Indeks massa tubuh (IMT). mengisi KMS
Meja IV : Kegiatan Penyuluhan, konseling dan pelayanan pojok gizi
serta pemberian PMT
Meja V : Pemeriksaan Kesehatan dan pengobatan, mengisi data-data
hasil pemeriksaan kesehatan pada KMS.
Setip kunjungan lansia dianjurkan untuk selalu membwa KMS lansia guna memantau status kesehatan.
Kegiatan lain yang biasanya juga dilakukan adalah senam lansia yang bertujuan untuk meningkatkan
kebugaran bagi lansia.

KMS (KARTU MENUJU SEHAT) LANSIA


Kartu Menuju Sehat Lansia adalah sebuah kartu catatan tentang perkembangan status kesehatan yang
dipantau setiap kunjungan ke Posyandu Usila atau berkunjung ke Puskesmas yang meliputi pemantauan
kesehatan fisik dan emosional serta deteksi dini atas penyakit atau ancaman kesehatan yang dihadapi lansia.
Pemeriksaan yang dicatat pada KMS Lansia adalah :
1) Grafik Indeks Massa Tubuh (IMT) tentang berat badan dan tinggi badan (pemeriksaan status gizi)
2) Pemeriksaan aktivitas sehari-hari (kegiatan dasar seperti mandi, makan/minum, tidur, buang air
besar/kecil dan sebagainya.)
3) Pemeriksaan status mental dan emosional yang dilakukan oleh dokter.
4) Pengukuran tekanan darah.
5) Pemeriksaa Hemoglobin.
6) Reduksi urine untuk kadar gula pada air seni sebagi deteksi penyakit kencing manis (diabetes mellitus).
7) Pemeriksaan protein urine guna detiksi penyakit ginjal.
8) Catatan keluhan dan tindakan. Sekiranya ada permasalahan kesehatan yang perlu pengobatan saat itu
atau perlu untuk rujukan ke Puskesmas.
Selain pencatatan tersebut terdapat anjuran untuk hidup sehat yang digunakan untuk penyuluhan yang
disampaikan setiap selesai pemeriksaan kesehatan.

PERMASALAHAN

Dalam pelaksanaannya masih terdapat masalah-masalah yang menghambat berkembangnya Posyandu Usila,
diantaranya :
1) Pihak Pemerintah/Institusi : Permasalahan yang ada biasanya adalah belum dijadikannya program ini
sebagai program unggulan sehingga di dalam satu wilayah kecamatan hanya terbentuk 1 atau 2 Posyandu
Usila ”percobaan” saja
2) Masyarakat : Tingkat pengetahuan masyarakat yang masih kurang tentang manfaat Posyandu Usila yang
dilihat dari sedikitnya kunjungan serta pemanfaatan Kegiatan Posyandu Usila ketika buka/dilaksanakan.
3) Petugas : Belum siapnya petugas baik kader dan petugas kesehatan bagaimana bentuk pelaksanaan
kegiatan Posyandu Usila dalam hal ini perlu adanya pelatihan bagi petugas kesehatan dan kader Posyandu
Usila.
4) Jarak : Jauhnya lokasi Posyandu dengan rumah Lansia akan mempersulit jangkauan dan memungkinkan
kurangnya rasa aman bagi lansia ketika mencapai lokasi.
5) Dukungan keluarga yang kurang : Keluarga merupakan motivator untuk keaktifan lansia untuk berkunjung
ke Posyandu dengan cara mengantar mereka ke lokasi Posyandu Lansia.
6) Sarana dan prasarana yang kurang : Peralatan yang minim memungkinkan kegiatan tidak bisa optimal.

REKOMENDASI

Guna kelancaran pelaksanaan Posyandu Usila serta untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas
diperlukan :
1) Dukungan Pemerintah/institusi terkait dengan menempatkan program Posyandu Usila sebagai salah satu
program pendukung pembangunan kesehatan di wilayahnya.
2) Meningkatkan promosi kesehatan tentang Posyandu Usila di masyarakat.
3) Melatih petugas kesehatan dan kader Posyandu Usila tentang bagaimana kegiatan Posyandu Usila.
4) Menempatlkan lokasi Posyandu Usila yang mudah dijangkau semua lansia.
5) Melakukan advokasi kepada tokoh masyarakat guna mendapatkan dukungan untuk pembentukan
Posyandu Usila.
6) Melengkapi sarana dan prasarana standar untuk kegiatan Posyandu Usila guna mendukung pemeriksaan
kesehatan seperti tercantum pada KMS Lansia/Usila.

Ponyandu lansia / kelompok usia lanjut adalah merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan
bersumber daya masyarakat atau /UKBM yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan
kebutuhan itu sendiri khususnya pada penduduk usia lanjut. Pengertian usia lanjut adalah mereka
yang telah berusia 60tahun keatas.

Sedangkan sasarn Posyandu Lansia adalah


1. Sasaran langsung
Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun)
Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas)
Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)

2. Sasan tidak langsung


Keluarga dimana usia lanjut berada
Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut
Masyarakat luas

Tujuan
Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan
berguna dalam keluarga dan masyarakat sesuai dengan eksitensinya dalam strata kemasyarakatan
Sedang bagi lansia sendiri, kesadaran akan pentingnya bagi dirinya, keluarga dan masyarakat luas
agar selama mungkin tetap mandiri dan berdaya guna.

Pelayanan kesehatan pada posyandu lansia meliputi kesehatan fisik dan mental emosional, dengan
KMS mencatat dan memantau untuk mengetahui lebih awal penyakt atau ancaman masalah
kesehatan yang dihadapi dan perkembangannya.

Inilah jenis pelayanan yang diberikan di Posyandu Lansia


1. Pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-hari / activity of daily living, meliputi kegiatan dasar dalam
kehidupan, seperti makan / minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air
kecil dan besar.
2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional, dengan
menggunakan pedoman metode 2 menit ( bisa dilihat KMS usia lanjut)
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan dicatat
pada grafik indek massa tubuh
4. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan
denyut nadi selama satu menit.
5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist, Sahli, atau Cuprisulfat.
6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adannya penyakit gula.
7. Pemeriksaan adanya zat putih telur / protein dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit
ginjal.
8. Pelaksaan rujukan ke puskemas bila mana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan pada
pemeriksaan pada nomor 1 hingga 7.
9. Penyuluhan bisa dilakukan didalam atau diluar kelompok dalam rangka kunjungan rumah dan
konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau
kelompok usia lanjut.
10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi kelompok usia lanjut yang tidak dating, dalam
rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai