DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KEPUH
Jl. KiAgen Jl.KiAgeng Tepak Desa Semplo Kecamatan Palimanan,
Telp.Telp. Telp.(0231)8825119,Emailpkmkepuh.sehat@gmail.com.Kode Pos 45161
A. PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu kesehatan masyarakat telah mengantar kita pada
paradigma baru, sehingga kini paradigma sehat menjadi orientasi baru
pembangunan keehatan di dunia, termasuk di Indonesia.Hal yang mendasar dari
paradigma sehat antara lain terjadinya pergeseran dari pelayanan medis (medical
care) kepemeliharaan kesehatan (health care) sehingga setiap upaya
penanggulangan masalah kesehatan lebih menonjol aspek peningkatan (promotif)
dan pencegahan (preentive) dibanding pengobatan (curative).
Pendekatan yang harus dilakukan dalam melaksanakan program kesehatan
adalah pendekatan keluarga dan masyarakat serta lebih memprioritaskan upaya
memelihara dan menjaga yang sehat semakin sehat serta merawat yang sakit agar
menjadi sehat.
Kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan secara baik dan
tanggap, mengembangkan sumber daya yang ada untuk mendukung pelayanan
kesehatan yang berkualitas, meningkatkan kerja sama lintas program, lintas sektoral
dan peran serta masyarakat dibidang kesehatan. Motto Puskesmas Kepuh melayani
dengan “ SENYUM “.
B. LATAR BELAKANG
Menurut sensus tahun 2010 jumlah lansia adalah 18,1 juta jiwa.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, lansia dengan kondisi sehat
di Indonesia tidak sampai 2 persen dari total populasi lansia. Kebanyakan
lansia menderita penyakit sendi, hipertensi, katarak, stroke, jantung, gangguan
mental emosional, dan diabetes.
Dari 7 miliar penduduk dunia, 1 miliar diantaranya adalah penduduk
lanjut usia (lansia). Indonesia sendiri memiliki 24 juta jiwa lansia, yang paling
banyak tersebar di 5 provinsi yaitu Yogyakarta, Jawa timur, Jawa tengah, Bali, dan
Jawa barat.(Data Badan Pusat Statistik ).
Dari 23736 jiwa jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Kepuh 6424
diantaranya adalah penduduk lanjut usia, yang terdiri dari 4154 pra lansia dan 2270
lansia.
Dengan banyaknya lansia di wilayah kerja Puskesmas Kepuh maka perlu
peningkatan kualitas pelayanan posbindu lansia. Pembinaan kesehatan lansia
merupakan salah satu kegiatan yang haruterus digalakkan untuk mewujudkan lansia
sejahtera, bahagia dan berdaya guna bagi kehidupan keluarga dan masyarakat
sekitarnya.
Hal ini merupakan suatu upaya menghadapi peningkatan status dan
derajat kesehatan rakyat Indonesia yang memberikan dampak pada meningkatnya
usia harapan hidup bangsa.
Lansia merupakan seorang dewasa sehat yang mengalami proses perubahan
menjadi seorang yang lemah dan rentan yang diakibatkan karena berkurangnya
sebagian besar cadangan sistem fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap
berbagai penyakit dan kematian (Setiati et al, 2009). Menurut data dari Biro Pusat
Statistik (2012), di Indonesia jumlah penduduk 60 tahun ke atas (lanjut usia) menurut
kabupaten/kota dan Keadaan Kesehatan sebesar 15.454.360 dengan keadaan
kesehatan baik 39%, keadaan keadaan kesehatan cukup sebesar 43% dan dengan
keadaan kesehatan kurang sebesar 18%. Keberadaan lansia seringkali
dipersepsikan secara negatif, dianggap sebagai beban keluarga dan masyarakat
sekitarnya serta dianggap sebagai individu yang tidak mandiri. Kenyataan ini
mendorong semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua identik dengan
semakin banyaknya masalah yang dialami oleh lansia. Lansia cenderung dipandang
masyarakat tidak lebih dari sekelompok orang yang ketergantungan dengan orang
orang yang ada disekitarnya (Huda, 2004). Kemandirian pada lansia dinilai dari
kemampuannya untuk melakukan aktivitas sehari-hari (Maryam, 2008). Menurut
penelitian yang dilakukan 2 Suardana dan Ariesta pada tahun 2012 tentang
karakteristik lansia dengan kemandirian aktivitas sehari-hari didapatkan bahwa
kemandirian aktivitas sehari-hari dipengaruhi oleh usia, tingkat pendidikan, status
perkawinan, serta kondisi kesehatan.
Berdasarkan hal tersebut, faktor yang masih dapat dimodifikasi atau dikontrol
adalah kondisi kesehatan. Secara umum, semakin menua seseorang, kondisi
kesehatan juga akan mengalami penurunan. Berdasarkan hasil Riskesdas (2013)
diketahui bahwa prevalensi penyakit yang sering diderita lansia adalah hipertensi,
penyakit radang sendi, PPOK, kanker, dan diabetes melitus. Di posyandu lansia
Puskesmas Kepuh penyakit paling banyak yang diderita lansia adalah hipertensi
yaitu :
sebesar 54%. Berdasarkan Riskesdas (2013) terdapat sebesar 26,5% penduduk
Indonesia yang mengalami penyakit hipertensi sedangkan pada kelompok umur ≥60
terdapat sebesar 57,6% penduduk yang berusia lebih dari 60 mengalami hipertensi.
Kondisi kesehatan seorang lansia selain dipengaruhi oleh penyakit juga secara tidak
langsung dipengaruhi oleh hal lain seperti status gizi. Masalah gizi pada lansia perlu
menjadi perhatian khusus karena mempengaruhi status kesehatan dan mortalitas.
Gizi kurang maupun gizi lebih pada masa dewasa akan memperburuk kondisi
akan menyebabkan lansia sulit dalam melakukan aktivitas sehari-hari (Setiani, 2011).
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara
status gizi dengan tingkat kemandirian lansia serta hubungan antara penyakit
hipertensi dengan tingkat kemandirian lansia.
C.TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
1.Tujuan Umum
Meningkatkan status kesehatan dan kualitas kehidupan lansia agar dapamenikmati
masa tua yang sejahtera, bahagia dan berdaya guna bagi diri, kehidupan keluarga
dan masyarakat sesuai dengan lingkungannya.
2.Tujuan Khusus
a. Melakukan perencanaan lebih terarah dalam pelaksanaan pelayanan kepada
usia lanjut sesuai dengan kebutuhan setempat.
b. Melakukan pelayanan pro aktif serta pencapaian pelayanan yang
komprehensif danlebih berkualitas bagi penduduk usia lanjut.
c. Menurunkan angka kesakitan pada usia lanjut diwilayah kerja Puskesmas
Kepuh.
d. Memberikan kemudahan pelayanan sebagai bentuk penghargaan
kepada usia lanjut.
e. Mewujudkan usia lanjut yang produktif dan bahagia.
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Pelayanan kesehatan di kelompok usia lanjut meliputipemeriksaan
kesehatan fisik dan mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) usia lanjut
sebagai alat pencatat dan pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit yang
diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi dan
mencatatperkembangannya dalam Buku Pedoman Pemerilaharaan Kesehatan
(BPPK) usia lanjut atau catatan kondisi kesehatan yang lazim digunakan di
puskesmas. Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada usia lanjut di
puskesmas atau di kelompok (Posyandu/karang lansia, dll) sebagai berikut :
1.Pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-hari (Activity of daily living)
meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan,seperti makan/minum,
berjalan, mandi, berpakaian,naik turun tempat tidur, buang air
besar/kecil dan sebagainya.
2.Pemeriksaan status mental.
Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional, dengan
menggunakan metode 2 menit pada KMS usia lanjut.
3.Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan dan dapat dicatat pada grafik Indeks
Massa Tubuh (IMT).
4.Pengukuran tekanan darah dan penghitungan denyut nadi selama satu menit.
5.Pemeriksaan haemoglobin darah dengan menggunakan Talquist, Sahli atau
Cuprisulfat.
6.Pemeriksaan kadar gula dalam urine sebagai deteksi awal adanya
penyakit diabetes mellitus (DM)
1.Pemeriksaan kadar protein dalam urine urine sebagai deteksi awal
adanya penyakit ginjal.
2.Pemeriksaan kolesterol, mata, telinga, tenggorokan,gigi dan mulut.
3.Melakukan rujukan bila mana ada keluhan dan atau ditemukan
kelainan dari semua pemeriksaan di atas.
4.Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota
Kelompok Usia Lanjut yang tidak datang, dalam rangka
kegiatan perawatan kesehatan masyarakat (Public Health
Nursing). Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan
dan kondisi setempat antara lain : Kegiatan olah raga
diantaranya senam lansia untuk meningkatkan kebugaran.
E.CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap
usia lanjut di kelompok, mekanisime pelaksanaan kegiatan yang
sebaiknya digunakan adalah sistem 5 tahapan (5 Meja) sebagai berikut :
KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN
F. SASARAN
● Pra usia lanjut 45 – 59 tahun..
● Usia lanjut 60 – 69 tahun
● Usia lanjut risiko tinggi yaitu usia lebih dari 70 tahun dengan
masalah kesehatan.
G. BIAYA
Biaya kegiatan Posbindu Lansia dibebankan pada dana BOK Tahun 2021
yang dialokasikan untuk transfortasi Petugas Lansia dengan jumlah 14
Posbindu Rp. 40.000 x 14 Posbindu x 1 orang petugas = Rp. 480.000,-
H. JADWAL KEGIATAN POSBINDU
Mengetahui
Kepala Puskesmas Kepuh Pelaksana Kegiatan,