Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KEGIATAN UKM

POSYANDU LANSIA DESA DERANGGA

I. Latar Belakang
Suatu negara disebut memiliki struktur ‘penduduk tua’ apabila proporsi penduduk
lanjut usia (usia ≥ 60 tahun) sudah mencapai 10% atau lebih (Aditoemo dan Mujahid, 2014).
Struktur penduduk yang menua tersebut, selain merupakan salah satu indikator keberhasilan
pencapaian pembangunan manusia secara nasional (adanya perbaikan gizi, sanitasi, kemajuan
teknologi medis, pelayanan kesehatan, dan peningkatan pendidikan), sekaligus juga
merupakan tantangan, yakni bagaimana mempertahankan kualitas hidup lansia.

Mengacu pada konsep Active Ageing WHO (2002), lanjut usia sehat berkualitas
adalah proses penuaan yang tetap sehat serta optimal secara fisik, sosial dan mental sehingga
dapat tetap sejahtera sepanjang hidup dan berpartisipasi dalam rangka meningkatkan kualitas
hidup sebagai anggota masyarakat (partisipasi sosial). Hal-hal yang diperlukan untuk meraih
active ageing ini meliputi kondisi ekonomi, social, fisik, kesehatan, perilaku dan kondisi
personal lansia itu sendiri. Semua determinan active ageing berada dalam lingkungan
strategis yang dapat mempengaruhi secara positif pencapaian active ageing yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang usia harapan hidup yang
sehat/healthy life expectancy (Adieoetomo dan Pardede, 2018).

Pemerintah harus memfasilitasi dengan menyediakan fasilitas dan perlindungan yang


memadai, keamanan, serta perawatan ketika dibutuhkan. Pelaksanaannya di Indonesia
diterjemahkan dalam bentuk pelayanan kesehatan santun lanjut usia baik di fasilitas
kesehatan tingkat pertama maupun fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan. Pemberian
pelayanan kesehatan kepada lansia dilakukan mengacu kepada hasil penapisan dan
pengelompokan berdasarkan status fungsional lansia yang dikelompokkan menjadi 3
kelompok yaitu :

1. Lanjut usia mandiri/ketergantungan ringan (Tingkat Kemandirian A);


2. Lanjut usia dengan ketergantungan sedang (Tingkat Kemandirian B); dan
3. Lanjut usia dengan ketergantungan berat dan total (Tingkat Kemandirian C).

Jumlah Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan yang santun lansia naik
dari 3.645 puskesmas (37,1%) di tahun 2017 menjadi 4.835 (48,4%) di tahun 2018.
Sementara itu jumlah Posyandu Lansia yang dibina oleh Puskesmas mencapai 100.470
posyandu dan tersebar di semua provinsi.
Pada tingkat pelayanan kesehatan rujukan, pada tahun 2017 rumah sakit rujukan
dengan Klinik Geriatri Terpadu terdapat pada 17 rumah sakit di 12 provinsi dan pada tahun
2018 menjadi 88 rumah sakit di 23 provinsi (Data Laporan Rencana Aksi Nasional Kesehatan
Lansia Direktorat Kesehatan Keluarga tahun 2018).
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan lansia di fasilitas kesehatan telah
diterbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 79 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Geriatri di Rumah Sakit yang telah masuk kedalam penilaian Standar
Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) sejak tahun 2018 dan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 67 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia
di Puskesmas. Selain itu, diterbitkan juga Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 tahun 2016
tentang Rencana Aksi Nasional Kesehatan Lanjut Usia Tahun 2016-2019 untuk memberikan
acuan bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lain berupa
langkah-langkah konkrit yang harus dilaksanakan secara berkesinambungan dalam rangka
peningkatan derajat kesehatan lansia untuk mencapai lansia yang Sehat, Mandiri, Aktif dan
Produktif (SMART).

II. Permasalahan di Masyarakat


Indonesia termasuk negara yang akan masuk ke dalam negara berstruktur penduduk
tua, karena persentase penduduk lanjut usia (lansia) yang telah mencapai 7,6% dari total
penduduk (Sensus Penduduk, BPS 2010) dan diproyeksikan akan meningkat dua kali lipat
menjadi 15,77% pada tahun 2035. Peningkatan ini terjadi seiring dengan Angka Harapan
Hidup (AHH) Indonesia yang terus meningkat dari 69,8 tahun (2010) dan diproyeksikan
menjadi 72,4 pada tahun 2035 (Bappenas, BPS, dan UNFPA, 2013). Berikut data lansia dan
AHH di Indonesia:

- Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, pada tahun 2017, angka harapan hidup
sehat/Healthy Life Expectancy (HALE) di Indonesia baru mencapai 62,7 tahun,
sementara AHH ditahun yang sama sebesar 71,5 tahun. Artinya terdapat gap/
kesenjangan sebesar 8,8 tahun dibanding AHH/LE.
- Dengan bertambahnya usia, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses
degeneratif (penuaan) sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada lansia.
Selain itu proses degeneratif menurunkan daya tahan tubuh sehingga rentan terkena
infeksi penyakit menular. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 penyakit yang
banyak diderita oleh lansia adalah hipertensi 63.5%, masalah gigi 53.6%, penyakit
sendi 18%, masalah mulut 17%, diabetes mellitus 5.7%, penyakit jantung 4.5%,
stroke 4.4%, gagal ginjal 0.8% dan kanker 0.4%. Sementara itu dengan bertambahnya
usia, gangguan fungsional akan meningkat dengan ditunjukkan terjadinya disabilitas.
- Pada Riskesdas 2018, penilaian disabilitas pada lansia dihitung menggunakan skoring
dari jawaban dengan memodifikasi Barthel Index. Dilaporkan bahwa sebesar 80,30%
lansia pada kelompok usia 60-69 tahun memiliki kemandirian dalam melakukan
melakukan aktivitas sehari-hari, sebesar 68,09% pada usia 70-79 tahun, dan hanya
sebesar 50,04% pada usia 80 tahun ke atas. Data ini menunjukkan bahwa lansia
Indonesia memerlukan ketersediaan pelayanan yang ramah lansia, serta perawat atau
pendamping lansia.

III.Tujuan Kegiatan

Tujuan Umum:

Melakukan pemeriksaan kesehatan Guna menemukan Masalah Kesehatan pada lansia


Desa Pembuang Hulu II

Tujuan Khusus:

1. Memberikan Pengobatan Sesuai masalah kesehatan yang diderita masing masing


individu setempat di Desa Pembuang Hulu II
2. Memberikan edukasi yang tepat untuk masalah Kesehatan masing masing individu
lansia di Desa Pembuang Hulu II, serta Memandirikan Lansia agar Peduli dan
melakukan hal tepat untuk menjaga Kesehatan nya.

IV. Manfaat Kegiatan


1. Meningkatkan Derajat kesehatan masyarakat Lansia di Desa Derangga
2. Menyelesaikan Masalah Kesehatan individu perindividu Lansia di Desa Derangga
3. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat lansia penting nya
melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala
V. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
Waktu : Jum’at, 5 Juni 2020
Tempat : Posyandu Desa Derangga
Sasaran : Lansia Desa Derangga
Intervensi : Pemeriksaan kesehatan rutin dan terkait keluhan
Pelaksana : Para Kader dan Tenaga Kesehata Puskesmas Pembuang Hulu
di antaranya
1. dr. Jacky Shinto
2. Rina Ariani, Amd. Keb
3. Akhmad Supiadi. Amd. Kep
Durasi : 180 menit
Jumlah Peserta : Lansia yang Berjumlah 30 Peserta

VI. Pelaksanaan

Pada Rabu, 17 Juni 2020 di laksanakan posyandu lansia di Desa Derangga, pelayanan
kesehatan yang di berikan secara garis besar, sebagai berikut:

1. Upaya meningkatkan / promosi kesehatan


2. Peningkatan kesehatan dan kebugaran lanjut usia
3. Upaya pencegahan/prevention

VII. Monitoring dan Evaluasi


Secara Umum kegiatan Posyandu lansia di Desa Derangga berjalan dengan baik,
Para lansia penuh antusias memeriksakan kesehatan nya. Kebanyakan dari peserta sadar
baik penting nya memriksakan kesehatan secara berkala, terlebih yang sudah memiliki
penyakit degeneratif seperti hipertensi, Diabetes millitus, Dyslipidemi, dan Hiperurisemia,
Namun ada beberapa peserta penyakit degeneratif yang seperti hipertensi di ketahui belum
mengkonsumsi obat secara rutin. Jika obat yang di berikan habis, atau bahkan minum obat
jika keluhan timbul saja. Ada beberapa peserta juga yang baru diketahui menderita penyakit
degeneratif seperti dyslipidemi ataupun diabetes setelah memeriksakan kesehatan di
posyandu, Harapan nya kedepan derajat kesehatan masyarakat lansia di Desa Derangga
semakin meningkat yang di dahului oleh kepatuhan dan keadaran penting nya
memeriksakan kesehatan secara berkala.

Desa Pembuang Hulu II, 17 Juni 2020


Dokter Internship Dokter Pendamping

dr. Jacky Shinto dr. Nani Haryati Syamsi

Anda mungkin juga menyukai