Anda di halaman 1dari 12

PEDOMAN INTERNAL PROGRAM LANSIA

PUSKESMAS SUKANEGARA
2022
KATA PENGANTAR

Puji sukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmat dan Karunia Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Pedoman untuk Puskesmas
dalam penyelenggaraan pelayanan Kesehatan Lanjut Usia. Sebagai upaya untuk
mewujudkan lansia masa depan yang sehat mandiri aktif dan produktif melalui konsep
pendekatan siklus hidup (life cycle approroach), maka perlu disusun pedoman ini.
Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia (lansia) merupakan kegiatan atau proses
peningkatan pengetahuan keterampilan dan kemampuan lansia untuk berperilaku sehat dan
mampu mengatasi masalah kesehatan bagi diri dan keluarga serta masyarakat
lingkungannya.
Lansia yang berdaya guna akan menjadi subyek dalam meningkatkan kesehatan keluarga
termasuk kesehatan dirinya. Menurut beberapa sumber dikatakan bahwa pemberdayaan
lansia juga memiliki dampak positif bagi pemeliharaan fungsi kognitif, bahkan
berpengaruh pada perlambatan morbiditas dan mortalitas serta terhadap peningkatan
kualitas hidup lansia.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak terkait yang telah turut serta
berkontribusi dalam penyusunan pedoman ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
pedoman masih jauh dari sempurna dan tentu saja dapat dilakukan penyesuaian kembali,
seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, masukan dan
saran sangat kami harapkan untuk penyempurnaan pedoman ini di masa yang akan datang.
Harapan kami agar pedoman ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagai acuan
bagi Pengelola Program Kesehatan Lansia di Puskesmas dalam upaya pemerataan lansia.
Sehingga dapat mendukung terwujudnya keluarga sehat serta upaya meningkatkan kualitas
hidup lansia menuju lansia yang sehat mandiri aktif dan produktif.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu dampak keberhasilan pembangunan dan kemajuan teknologi
adalah meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH). Setiap tahun UHH terus
mengalami peningkatan. Pada tahun 2010, UHH Indonesia berada pada angka 69,8
tahun, tahun 2012 berada pada angka 70,2 tahun, dan pada tahun 2016 menapai
70,9 tahun. UHH Indonesia diproyeksikan meningkat dari 69,8 tahun pada tahun
2010 menjadi 72,4 tahun pada tahun 2035. Berdasarkan data ini UHH perempuan
lebih tinggi (72,9 tahun) dibandingkan laki-laki (69.0 tahun) (BPS proyeksi
penduduk 2010-2035).
Dengan makin meningkatnya UHH akan terjadi peningkatan populasi lanjut
usia (lansia) dengan jumlah lansia perempuan lebih banyak. Sensus Penduduk (SP)
menunjukkan populasi lansia pada tahun 2010 sebesar 18,1 juta jiwa atau 7,6%
dari jumlah penduduk. Berasarkan Susenas, tahun 2016 jumlah lansia sebesar 22,4
juta jiwa atau 8,69% dari jumlah penduduk. Berdasarkan Proyeksi Penduduk dari
BPS diperkirakan pada tahun 2020 penduduk lansia akan mencapai 27,09 juta atau
9,99% dari jumlah penduduk sedangkan pada tahun 2035 sebesar 48,20 juta atau
15,77% dari jumlah penduduk. Beberapa Provinsi telah menunjukkan persentasi
lansia lebih tinggi dari angka nasional bahkan bahkan ada yang telah mencapai
lebih dari 10%. Upaya harus segera dilakukan agar jumlah lansia tersebut sebagian
besar dalam kondisi sehat mandiri aktif dan produktif.
Peningkatan populasi lansia yang disertai proses penuaan alamiah
mengharuskan upaya yang tepat dan intensif untuk mewujudkan lansia yang sehat
mandiri aktif dan produktif. Untuk mewujukan kondisi lansia tersebut harus
dimulai dari keluarga dan dilakukan dengan pendekatan siklus hidup. Upaya
mengacu pendekatan siklus hidup selain meningkatkan status kesehatan indiviu
pada kelompok usia bersangkutan pada akhirnya berdampak pada kesehatan lansia
secara paripurna. Dengan demikian status kesehatan keluarga secara menyeluruh
merupakan model untuk pada akhirnya mempersiapkan kualitas status kesehatan
lansia di masa depan.
Dalam program pembangunan nasional yang akan datang, perhatian pada
kelompok lanjut usia dapat dilakukan melalui Puskesmas santun lansia yang
meliputi berbagai upaya pelayanan. Strategi Puskesmas santun lansia dimaksudkan
sebagai salah satu acuan bagi pengelola program Kesehatan usia lanjut dalam
melakukan peningkatan kualitas dan pengembangan pelayanan.

B. Tujuan Pedoman
1. Sebagai pedoman petugas dalam merencanakan dan melaksanakan pelayanan
kesehatan di Puskesmas Sukanegara
2. Sebagai pedoman petugas dalam melakukan monitoring dan evaluasi
pelayanan kesehatan di Puskesmas Sukanegara

C. Sasaran Pedoman
1. Petugas Puskesmas.
2. Pengelola Kesehatan lanjut usia dan lintas sektor terkait.

D. Ruang Lingkup Pedoman


1. Standar Tenaga
2. Standar Fasilitas
3. Tatalaksanan Pelayanan
4. Logistik
5. Keselamatan Sasaran Kegiatan dan Kerja
6. Pengendalian Mutu
7. Pencatatan, pelaporan, Monitoring dan Evaluasi

E. Batasan Operasional
1. Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun
keatas.
2. Pasien Geriatri adalah pasien lanjut usia dengan multi penyakit dan / atau
gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, social, ekonomi dan
lingkungan yang membutuhkan pelayanan Kesehatan secara terpadu.
3. Perawatan Jangka Panjang (Long Term Care/LTC) bagi lanjut usia menurut
WHO adalah kegiatan yang dilakukan oleh care giver (pengasuh/pelaku rawat)
informal atau profesional untuk memastikan bahwa lanjut usia yang tidak
sepenuhnya mampu merawat diri sendiri, dapat menjaga kualitas tertinggi
kehidupannya, sesuai dengan keinginannya, dan dengan kemungkinan memiliki
kebebasan, otonomi, partisipasi, pemenuhan kebutuhan pribadi serta
kemanusiaan.
4. Perawatan di rumah (home care) bagi lanjut usia adalah perawatan yang
diberikan kepada lanjut usia yang tidak sepenuhnya mampu merawat dirinya
sendiri, hidup sendiri atau bersama keluarga namun tidak ada yang mengasuh.
Perawatan diberikan oleh care giver (pengasuh/pelaku rawat) informal atau
profesional, dengan home nursing (kunjungan rumah) oleh perawat profesional.
5. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggitingginya di wilayah kerjanya
6. Kelompok Lanjut Usia adalah suatu wadah pelayanan kepada lanjut usia di
masyarakat, yang proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh
masyarakat bersama Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lintas sektor
pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan
menitik beratkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif.
7. Lanjut usia berkualitas adalah lanjut usia yang sehat, mandiri, aktif dan
produktif.
8. Lanjut usia sehat adalah lanjut usia yang tidak menderita penyakit atau
walaupun menderita penyakit tetapi dalam kondisi yang terkontrol.
9. Lanjut usia mandiri adalah lanjut usia yang memiliki kemampuan untuk
melakukan aktifitas sehari-hari secara mandiri.
10. Lanjut usia aktif adalah lanjut usia yang masih mampu bergerak dan melakukan
pekerjaan sehari-hari tanpa bantuan orang lain dan beraktifitas dalam kehidupan
sosialnya seperti mengikuti pengajian, arisan, mengajar dan sebagainya.
11. Lanjut usia produktif adalah lanjut usia yang mempunyai kemampuan untuk
berdaya guna bagi dirinya dan atau orang lain.
12. Pelayanan kesehatan lanjut usia adalah upaya kesehatan yang diselenggarakan
sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu wadah dan merupakan upaya
preventif, promotif, kuratif, serta rehabilitatif bagi lanjut usia.
13. Konseling lansia merupakan proses pemberian dukungan pada pasien/klien
yang ditandai dengan hubungan Kerjasama antara konselor dengan pasien/klien
dalam menentukan program prioritas, tujuan/target, merancang rencana
kegiatan yang dipahami dan membimbing kemandirian dalam merawat diri
sesuai kondisi dan menjaga Kesehatan.
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Kualifikasi SDM dan realisasi tenaga program Kesehatan lansia yang ada di
Puskesmas Sukanegara adalah:
Kualifikasi Jumlah Kompetensi Umum

D3 Kesehatan (Bidan, 1 Orang a. Melakukan skrinning kesehatan pada


Perawat, Dokter) lansia
b. Melakukan konseling dan penyuluhan
tentang kesehatan

B. Distribusi Ketenagaan
Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan lansia terdapat peran dari lintas
program dan lintas sektor. Adapun peran lintas program dalam pelayanan
Kesehatan lanjut usia di dalam gedung yaitu:
1. Dokter
a) Berperan melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik serta menegakkan
diagnose medis pada pasien
b) Menentukan pilihan tindakan, pemeriksaan laboratorium dan perawatan
c) Menentukan terapi obat
d) Melakukan pemantauan dan evaluasi tindakan
e) Melakukan konseling terkait penyakit
2. Perawat/Bidan
a) Melakukan skrinning awal terkait masalah kesehatan lanjut usia
(pemeriksaan TTV dan pemeriksaan berat badan serta tinggi badan)
b) Bertanggung jawab pada asuhan keperawatan
c) Melaksanakan tindakan dan perawatan sesuai instruksi dokter
3. Apoteker/Petugas Farmasi
a) Melaksanakan pemberian obat berdasarkan resep dokter
b) Mendiskusikan keadaan atau hal-hal yang dianggap perlu dengan tim
termasuk interaksi obat dan kesehatan
4. Analis Laboratorium
a) Melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan permintaan dokter
b) Bekerjasama dengan dokter dan perawat untuk pemeriksaan
laboratorium
c) Bertanggung jawab pada hasil pemeriksaan laboratorium

Adapun peran lintas program diluar gedung yaitu:

1. Petugas Perkesmas
a) Melakukan kunjungan rumah lanjut usia resti untuk dilakukan tindak
lanjut dari data skrinning yang didapatkan
2. Petugas Kesehatan Indera
a) Melakukan pemeriksaan/skrinning awal tentang penglihatan dan
pendengaran lansia
b) Melakukan konseling terkait dari hasil pemeriksaan yang dilakukan
3. Petugas Promosi Kesehatan
a) Advokasi dan sosialisasi kepada lintas sektor di wilayah Puskesmas
b) Memberikan penyuluhan kepada lansia terkait penyakit dan pola hidup
sehat lansia
c) Melakukan Musyawarah Masyarakat Desa

Selain dari peran lintas program, peran lintas sektor diperlukan untuk
menunjang pelayanan kesehatan lansia, lintas sektor yang berperan antara lain:

1. Kader
a) Melakukan kunjungan rumah pada lansia yang memiliki masalah
kesehatan (resti)
b) Memotivasi dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat
c) Melakukan pertemuan dengan tokoh massyarakat, pimpinan wilayah
untuk menyampaikan hassil kegiatan posbindu
2. Perangkat desa
a) Melaksanakan perencanaan anggaran terkait kesehatan khususnya
program kesehatan lansia
b) Menggerakan masyarakat untuk aktif dalam kegiatan posbindu lansia

3. Camat
a) Menyusun dana atau merevisi berbagai kebijakan kecamatan terkait
kesehatan khususnya program kesehatan lansia
b) Koordinasi delam pelaksanaan kebijakan
c) Menggerakan masyarakat

C. Jadwal Kegiatan

1. Pengaturan kegiatan Pelayanan Kesehatan Lansia dilakukan bersama oleh para


pemegang program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tri
bulanan/lintas sektor, dengan persetujuan kepala puskesmas.
2. Jadwal kegiatan Pelayanan Kesehatan Lansia dibuat untuk jangka waktu satu
tahun, dan di break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan
pada awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan Pelayanan Kesehatan
Lansia dikoordinasikan dan diketahui oleh Kepala Puskesmas.
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
Pelayanan kesehatan lansia dilakukan di dalam dan diluar gedung Puskesmas,
untuk pelayanan kesehatan lansia di dalam gedung adalah pelayanan konseling
lansia. Pelayanan kesehatan lansia di luar gedung adalah melakukan Posbindu di 3
Desa binaan puskesmas, yaitu Desa Sukanegara, Desa Sukajaya, dan Desa Cibodas.
1. Denah Ruang Konseling

M
K
u E
r
si J
L A
E
M
A
R
I

2. Kegiatan Posbindu
Pelaksanaan kegiatan posbindu lansia dengan menggunakan 5 meja:
a. Meja 1 : Pendaftaran
b. Meja 2 : Pengukuran berat badan dan tinggi badan
c. Meja 3 : Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan status kognitif, mental,
kemandirian
d. Meja 4 : Pemeriksaan laboratorium sederhana (GDS, asam urat, kolesterol)
e. Meja 5 : Konseling dan rujukan.

B. Standar Fasilitas
Standar sarana/peralatan pelayanan kesehatan lansia minimalnya adalah sebagai
berikut:

Saranan yang Tidak Kondisi


No. Kegiatan Ada
dibutuhkan Ada Baik Rusak
1. Konseling di  Meja, kursi, alat
dalam gedung tulis
√ √
 Buku registrasi
konseling

2. Posbindu  Meja, kursi, alat


(Pendaftaran) tulis
 Buku registrasi & √ √
form pencatatan
 KMS lanjut usia

3. Posbindu  Meja, kursi, alat


(Pengukuran BB tulis
& TB)  Buku registrasi &
form pencatatan √ √
 KMS
 Timbangan
 Meteran

4. Posbindu  Meja, kursi, alat


(Pengukuran tulis
tekanan darah,  KMS
Status Kognitif,  Stetoskop √ √
mental,  Tensimeter
kemandirian)  Form P3G
(AMT,GDS,ADL)

5. Posbindu  Alat Easy Touch


(Pemeriksaan  Stik Gula
Laboratorium)  Stik Kolesterol √ √
 Stik Asam Urat
 Handscone

6. Posbindu  Meja, kursi


(Konseling)  KMS √ √
 Leaflet
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lansia


1. Pelayanan Kesehatan Lansia di Dalam Gedung
Kegiatan kesehatan lansia di dalam gedung terdiri dari upaya promotive,
preventif, dan kuratif serta rehabilitatif. Kegiatan ini berupa pemeriksaan dan
pemeliharaan kesehatan, kegiatan konseling lansia, pengobatan terhadap usia
lanjut termasuk rujukan ke rumah sakit, dan upaya untuk meningkatkan
kemadirian terutama kesehatan usia lanjut.
2. Pelayanan Kesehatan Lansia di Luar Gedung
Kegiatan kesehatan lansia di luar gedung ditekankan kea rah promotive dan
preventif

Anda mungkin juga menyukai