Skrining Kesehatan pada Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Soreang
1. Latar Belakang : Usia Harapan Hidup (UHH) di Indonesia semakin tinggi.
Berdasarkan data tahun 2017, UHH Masyarakat Indonesia adalah 62,7-71,5 tahun. Hal ini tentu saja tidak lepas dan peningkatan upaya kesehatan yang terus dilakukan. Data menyebutkan ada 26 juta penduduk yang berusia diatas 60 tahun atau merupakan 9,4% dari keseluruhan total populasi penduduk Indonesia. Pada tahun 2030 jumlah ini diprediksi akan meningkat menjadi 43 juta. Namun demikian, akses terhadap keamanan ekonomi dan sekuritas masih rendah. Data menyebutkan bahwa 25% diantaranya menerima bantuan sosial secara reguler. Data juga menyebutkan bahwa diantara penduduk lanjut usia tersebut 74,3% sudah mandiri, sementara 22% sedikit bergantung, 1,1% bergantung secara menengah, 1% sangat bergantung dan sebanyak 1,6% bergantung secara total. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.43 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, Point No.7, Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar. Standar skrining kesehatan lansia meliputi: deteksi hipertensi dengan mengukur tekanan darah, deteksi diabetes mellitus dengan pengukuran kadar gula darah, deteksi kolesterol dalam darah dan deteksi gangguan mental emosional dan perilaku termasuk kepikunan. Sasaran langsung program lansia di Puskesmas adalah pra lansia (usia 45-59 th), usila (60-69 th) dan usila risti (> 70 th/60 th dengan masalah kesehatan), sedangkan sasaran tidak langsung adalah keluarga dimana lansia itu berada, masyarakat dilingkungan lansia, organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan kesehatan lansia, petugas kesehatan dan masyarakat luas. Saat ini kegiatan untuk penduduk lansia yaitu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) lansia terhenti karena Pandemi COVID-19. Kegiatan skrining yang biasa dilakukan untuk membantu mengevaluasi keadaan lansia di wilayah sekitar Puskesmas terpaksa dihentikan sementara waktu. Penghentian pelaksanaan ini dilakukan hingga keadaan kondusif. Pelayanan yang diberikan Puskesmas pun terbatas pada pelayanan dalam gedung. Hal ini dilakukan hingga ditemukan vaksin dan karenanya saat ini fokus penatalaksanaan COVID-19 adalah contact tracing, karantina dan social distancing bagi masyarakat. Berdasarkan data dari laporan Puskesmas Soreang tahun 2020, skrining lansia hanya berada pada angka 39.20%. Sedangkan target untuk skrining lansia adalah 100%. Angka ini sangat jauh dari target dikarenakan adanya pandemi COVID-19 ini. Maka dari itu perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan angka skrining ini. 2. Tujuan Pelaksanaan : a. Tujuan umum : Kegiatan Meningkatkan derajat kesehatan Lansia sehingga angka harapan hidup naik b. Tujuan khusus Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut. 3. Sasaran : Sasaran kegiatan skrining lansia antara lain : - Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas) - Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi 4. Kegiatan Pokok dan : Menyelenggarakan kegiatan home visit melalui kader Rincian Kegiatan yang sudah diberikan pelatihan seperti mengukur tinggi dan berat badan; melakukan pemeriksaan tekanan darah; mengecek kadar gula darah, kolestrol dan asam urat. 5. Cara Melaksanakan : 1. Kader di Desa melakukan kunjungan rumah lansia Kegiatan dengan tetap melaksanakan prokes 2. Kader melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan, pemeriksaan tekanan darah, kadar gula darah, kolestrol, dan asam urat. 3. Hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh kader dicatat dalam kartu skirining lansia. 4. Setelah mendapatkan hasil, kader melakukan pelaporan kepada pemegang program di puskesmas untuk dilakukan pencatatan data 6. Monitoring dan : Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan Evaluasi Pelaksanaan paling sedikit 1 kali dalam 1 bulan dalam pelaksanaan Kegiatan kegiatan, dilakukan oleh penanggung jawab program. Adapun yang dievaluasi antara lain ketepatan waktu, ketepatan sasaran, kesesuaian dengan aturan, serta hal lain yang terkait pelaksanaan kegiatan. Dilakukan tindakan korektif jika terjadi ketidaktepatan pelaksanaan kegiatan. 7. Pencatatan Pelaporan : Setiap pelaksanaan kegiatan wajib dilakukan pencatatan, dan Evaluasi Kegiatan pelaporan dan dokumentasi. Pelaksana kegiatan bertanggung jawab untuk melaporkan kepada penanggung jawab program.