Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara dan
ditingkatkan kualitasnya. Untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah telah mencanangkan visi
Indonesia sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup
dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil,
merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi tingginya. Keperawatan sebagai bagian
integral dari sistem pelayanan kesehatan nasional turut serta ambil bagian dalam mengantisipasi
peningkatan jumlah populasi lansia dengan menitikberatkan pada penanganan di bidang kesehatan
dan keperawatan.

Kecenderungan meningkatnya Lansia yang tinggal di perkotaan bisa jadi disebabkan bahwa tidak
banyak perbedaan antara rural dan urban. Karena pemusatan penduduk di suatu wilayah dapat
menyebabkan dan membentuk wilayah urban. Suatu contoh bahwa untuk membedakan wilayah
rural dan urban di antara kota Jakarta dan Bekasi atau antara Surabaya dengan Sidoarjo serta kota-
kota lainnya kelihatannya semakin tidak jelas. Oleh karena itu benarlah kata orang bahwa Pantura
adalah kota terpanjang di dunia, tidak jelas perbatasan antara satu kota dengan kota lainnya.

Alasan lain mengapa pada tahun 2020 ada kecenderungan jumlah penduduk Lansia yang tinggal
di perkotaan menjadi lebih banyak karena para remaja yang saat ini sudah banyak mengarah menuju
kota, mereka itu nantinya sudah tidak tertarik kembali ke desa lagi, karena saudara, keluarga dan
bahkan teman-teman tidak banyak lagi yang berada di desa. Sumber penghidupan dari pertanian
sudah kurang menarik lagi bagi mereka, hal ini juga karena pada umumnya penduduk desa yang pergi
mencari penghidupan di kota, pada umumnya tidak mempunyai lahan pertanian untuk digarap
sebagai sumber penghidupan keluarganya.

Selain itu bahwa di masa depan sektor jasa mempunyai peran yang penting sebagai sumber
penghidupan. Oleh karena itu suatu negara yang tidak mempunyai sumber daya alam yang cukup
maka di era globalisasi akan beralih kepada sektor jasa sebagai sumber penghasilannya, contoh
negara Singapura. Pada hal sektor jasa dapat berjalan dan hidup hanya di daerah perkotaan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Rumah Sakit Lansia adalah pusat pelayanan utama rehabilitatif dan curatif dari penyakit lansia ,
da preventif seta promotif sebagai program tammbahannya (Pepi & Yudi : 2013)

B. Pembinaan Lansia

Upaya kesehatan usia lanjut adalah upaya kesehatan paripurna dasar dan menyeluruh dibidang
kesehatan usia lanjut yang meliputi peningkatan kesehatan, pencegahan, pengobatan dan
pemulihan. Tempat pelayanan kesehatan tersebut bisa dilaksanakan di Puskesmas- Puskesmas
ataupun Rumah Sakit serta Panti- panti dan institusi lainya. Tekhnologi tepat guna dalam upaya
kesehatan usia lanjut adalah tekhnologi yang mengacu pada masa usia lanjut setempat, yang
didukung oleh sumber daya yang tersedia di masyarakat, terjangkau oleh masyarakat diterima oleh
masyarakat sesuai dengan azas manfaat. Peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan usia lanjut
adalah peran serta masyarakat baik sebagai pemberi pelayanan kesehatan maupun penerima
pelayanan yang berkaitan dengan mobilisasi sumber daya dalam pemecahan masalah usia lanjut
setempat dan dalam bentuk pelaksanan pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan usia lanjut
setempat.

C. Tujuan Dan Sasaran Pembinaan

1. Tujuan Pembinaan

a. Tujuan Umum

Meningkatakan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang
bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyakat sesuai dengan
keberadaannya dalam strata kemasyarakatan.

b. Tujuan Khusus

1) Melakukan program curative untuk penyakit lansia

2) Melakukan rehabilitative sebagai cara pemulihan dari penyakit

3) Meningkatkan kesadaran pada usia lanjut untuk membina sendiri kesehatannya.

4) Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat termasuk keluarganya dalam


menghayati dan mengatasi kesehatan usia lanjut.
5) Meningkatkan jenis dan jangkauan kesehatan usia lanjut.

6) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut.

1. Sasaran pembinaan

a. Secara Langsung

1) Kelompok usia menjelang usia lanjut ( 45 -54 tahun ) atau dalam virilitas dalam keluarga
maupun masyarakat luas.

2) Kelompok usia lanjut dalam masa prasenium ( 55 -64 tahun ) dalam keluarga, organisasi
masyarakat usia lanjut dan masyarajat umumnya.

3) Kelompok usia lanjut dalam masa senescens ( >65 tahun ) dan usia lanjut dengan resiko
tinggi ( lebih dari 70 tahun ) hidup sendiri, terpencil, hidup dalam panti, penderita penyakit
berat, cacat dan lain-lain.

b. Tidak Langsung

1) Keluarga dimana usia lanjut berada

2) Organisasi sosial yang bergerak didalam pembinaan kesehatan usia lanjut

3) Masyarakat luas.

D. Kebijakan Depkes dalam Pembinaan Lansia

Kebijakan Depkes dalam pembinaan lansia merupakan bagian dari pembinaan keluarga.
Pembinaan kesehatan keluarga ditujukan kepada upaya menumbuhkan sikap dan perilaku yang akan
menumbuhkan kemampuan keluarga itu sendiri untuk mengatasi masalah kesehatan dengan
dukungan dan bimbingan tenaga profesional, menuju terwujudnya kehidupan keluarga yang sehat.
Juga kesehatan keluarga diselenggarakan untuk mewujudkan keluarga sehat kecil, bahagia dan
sejahtera.

Kebijakan dimaksudkan untuk mendukung keluarga agar dapat melaksanakan fungsi keluarga
secara optimal, dilakukan dengan cara: peningkatan kualitas hidup lansia agar tetap produktif dan
berguna bagi keluarga dan masyarakat dengan pemberian kesempatan untuk berperan dalam
kehidupan keluarga.

Dasar Hukum dan pengembangan program Pembinaan Kesehatan Usia lanjut yaitu :

1. Undang- Undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok kesehatan.

2. Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Organisasi Departemen kesehatan
3. Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1985 tentang Susunan Organisasi Departemen Kesehatan

4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 558 Tahun 1984 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kesehatan.

5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 99 a Tahun 1982 tentang berlakunya Sistem kesehatan
Nasional dan RP3JPK

6. Keputusan Menteri Koordinasi Kesejahteraan Rakyat Nomor 05 Tahun 1990 tentang Pembentukan
Kelompok Kerja T etap Kesejahteraan Usia Lanjut.

7. Surat keputusan menteri Kesehatan Nomor 134 Tahun 1990 tentang Pembentukan Tim Kerja
Geatric.

E. Kegiatan-kegiatan dalam Pembinaan Lansia

Pelayanan usia lanjut ini meliputi kegiatan upaya-upaya antara lain:

1. Upaya promotif, yaitu menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar mereka tetap dihargai
dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat. Upaya promotif dapat
berupa kegiatan penyuluhan, dimana penyuluhan masyarakat usia lanjut merupakan hal yang
penting sebagai penunjang program pembinaan kesehatan usia lanjut yang antara lain adalah :

a. Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri serta deteksi dini penurunan kondisi
kesehatannya, teratur dan berkesinambungan memeriksakan kesehatannya ke puskesmas atau
instansi pelayanan kesehatan lainnya.

b. Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan usia lanjut agar
tetap merasa sehat dan segar.

c. Diet seimbang atau makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang.

d. Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

e. Membina ketrampilan agar dapat mengembangkan kegemaran atau hobinya secara teratur dan
sesuai dengan kemampuannya.

f. Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat atau mengadakan kelompok sosial.

g. Hidup menghindarkan kebiasaan yang tidak baik seperti merokok, alkhohol, kopi , kelelahan
fisik dan mental.

h. Penanggulangan masalah kesehatannya sendiri secara benar

2. Upaya preventif yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit maupun
komplikasi penyakit yang disebabkan oleh proses ketuaan.
a. Upaya preventif dapat berupa kegiatan :Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur
untuk menemukan secara dini penyakit-penyakit usia lanjut

b. Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan usia
lanjut serta tetap merasa sehat dan bugar.

c. Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat bantu misalnya kacamata, alat bantu
pendengaran agar usia lanjut tetap dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna

d. Penyuluhan untuk pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan pada usia lanjut.

e. Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

3. Upaya kuratif yaitu upaya pengobatan pada usia lanjut dan dapat berupa kegiatan:

a. Pelayanan kesehatan dasar

b. Pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem rujukan

4. Upaya rehabilitatif yaitu upaya mengembalikan fungsi organ yang telah menurun.

Yang dapat berupa kegiatan :

a. Memberikan informasi, pengetahuan dan pelayanan tentang penggunaan berbagai alat bantu
misalnya alat pendengaran dan lain -lain agar usia lanjut dapat memberikan karya dan tetap
merasa berguna sesuai kebutuhan dan kemampuan.

b. Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan memperkuat mental penderita

c. Pembinaan usia dan hal pemenuhan kebutuhan pribadi , aktifitas di dalam maupun diluar
rumah.

d. Nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita.

e. Perawatan fisioterapi.

Disamping upaya pelayanan diatas dilaksanakan yang tidak kalah penting adalah penyuluhan
kesehatan masyarakat yang merupakan bagian integral daripada setiap program kesehatan.
Adapaun tujuan khusus program penyuluhan kesehatan masyarakat pada usia lanjut ditujukan
kepada :

a. Kelompok usia lanjut itu sendiri

b. Kelompok keluarga yang memiliki usia lanjut

c. Kelompok masyarakat lingkungan usia lanjut

d. Penyelenggaraan kesehatan
e. Lintas sektoral ( Pemerintah dan swasta )

F. Pelayanan Kesehatan Lansia Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based Geriatric Service)

RS menyediakan berbagai layanan bagi para lanjut usia dari yang sederhana (poliklinik lansia)
sampai pada yang maju ( bangsal akut, klinik siang terpadu nursing hospital, bangsal kronis dan atau
panti werdha nursing home.

1. Tingkatan-tingkatan pelayanan yang diberikan berdasar kemampuan RS dibagi :

a. Tingkat sederhana : hanya menyediakan layanan poliklinik lanjut usia

b. Tingkat sedang : Layanan diberikan selain poliklinik juga siang terpadu (day care)

c. Tingkat lengkap : sama seperti layanan tingkat sederhana ditambah pengadaan bangsal lansia
dengan penyakit akut

2. Tingkat paripurna : diberikan semua jenis layanan yang ada pada tingkat lengkap ditambah dengan
bangsal lansia dengan penyakit kronis

Prinsip Dasar Penanganan Rehabilitasi Medik Pada Lansia

a. Penanganan berdasarkan penyakit yang mendasari

b. Hindari komplikasi immobilitas

c. Memperlihatkan dan meningkatkan motivasi dan faktor psikologik

d. Berikan dorongan untuk mobilisasi

e. Cegah isolasi sosial

3. Program- program yang dapat diberikan untuk para lansia

a. Program fisiotherapi :

1) Alih baring (untuk mencegah timbul dekubitus)

2) Latihan aktif dan pasif untuk anggota gerak

3) Latihan bangun, duduk, berdiri sendiri

4) Latihan jalan sendiri

b. Program Okupasi terapi

1) Latihan makan dan minum sendiri


2) Latihan memakai baju sendiri

3) Latihan menyisir rambut sendiri

4) Latihan mandi/toileting sendiri

5) Latihan membersihkan tempat tidur/lingkungan sendiri

6) Program terapi wicara :

7) Mengajak berkomunikasi baik dengan bicara maupun isyarat

c. Program ortotis-prostetis

1) Mengevaluai kondisi kamar mandi/jamban, apakah perlu di modifikasi bentuk, pegangan


dsb

2) Mengevaluasi kondisi rumah, apakah ada tangga dirumah, perlu pegangan

3) Mengevalusi apakah perlu alat bantu untuk mobilisasi

d. Program psikoterapi

1) Mengevaluasi keadaan lansia sehari-hari, apakah sulit tidur, sedih tidak mau berkomunikasi,
tidak mau minum obat, tidak mau makan, tidak mau latihan dsb

2) Memberikan motivasi semangat hidup

4. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan Bagi Lansia

a. Populasi lansia merupakan populasi yang heterogen (Aspek kesehatan, segi psikologik, sosial
dan ekonomi)

b. Jenis pelayanan yang dibutuhkan sangat bervariasi (Fisik, psikis, sosial dan ekonomi)

G. Pelayanan Kesehatan Lansia Di Masyarakat Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based Community
Geriatric Service)

Pada layanan tingkat ini, RS bertugas membina lansia baik langsung atau tidak langsung melalui
pembinaan pada puskesmas di wilayah kerjanya “Transfer of Knowledge”berupa lokakarya,
simposium, ceramah. Rumah sakit harus selalu bersedia bertindak sebagai rujukan dari layanan
kesehatan yang ada di masyarakat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jumlah usia lanjut yang meningkat saat ini akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan baik
fisik, mental maupun sosial ekonomi. Untuk itu perlu pengkajian masalah usia yang lebih mendasar
agar tercapai tujuan pembinaan kesehatan usia yaitu mewujudkan derajat kesehatan serta optimal.
Dalam peningkatan peranan serta masyarakat dapat dilaksanan dengan bentuk penyuluhan
kesehatan yang melibatkan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanan dan penilaian upaya
kesehatan usia lanjut dalam rangka menciptakan kemadirian masyarakat. Upaya kesehatan usia
lanjut adalah upaya kesehatan paripurna dasar dan menyeluruh dibidang kesehatan usia lanjut yang
meliputi peningkatan kesehatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Tempat pelayanan
kesehatan tersebut bisa dilaksanakan di Puskesmas-Puskesmas ataupun Rumah Sakit serta Panti-
panti dan institusi lainya.
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Sosial Daerah Istimewa Aceh. 1995. Pola Pelayanan Lanjut Usia Dimasa Depan. Banda Aceh:
Depkes

Dirjen Pembinaan Kesehatan Keluarga. 1992. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas
Kesehatan. Jakarta: Depkes.

Fatimah. 2010. Merawat Manusia Lanjut Usia: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan Gerontik.Jakarta:
Trans Info Medika.

Johana E. Prawitasari, Aspek Sosial Psikologi UsiaLanjut Di Indonesia, Buletin Penelitian kesehatan21 (4)
Hal 73 -83

Maryam, R. Siti dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika.

Undang-Undang RI No 23 Tahun 1992, TentangKesehatan, Pasal19 ayat 1

Zuhdi Makmun, Pendekatan KomprehensifTerhadap Perawatan Kesehatan Pada UsiaLanjut Menjelang


Tahun 2000, MajalahKesehatan Masyarakat, Nomor 59 Tahun 1998

Kapevi Hatake di 1:17 PM

Share
No comments:

Post a Comment

Link ke posting ini

Create a Link

Home

View web version

Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai