Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMANTAUAN

KESEHATAN LANSIA
A.   PENDAHULUAN
      Menurut  sensus  tahun 2010 jumlah lansia adalah 18,1 juta jiwa. Usia harapan
hidup di Indonesia meningkat dari 68,6 tahun (2004) menjadi 69,8 tahun (2010)
menurut BPS. Pada tahun 2014 berdasarkan data susenas mencapai 20,24 juta jiwa
(8,03% dari total penduduk). Indonesia termasuk 5 besar dengan jumlah lansia
terbanyak di dunia. Lansia dengan kondisi sehat di Indonesia tidak sampai 2 persen
dari total populasi lansia. Kebanyakan lansia menderita penyakit sendi, hipertensi,
katarak, stroke,jantung,gangguan mental emosional,dan diabetes.
      Pembinaan kesehatan lansia merupaka salah satu kegiatan yang terus menerus
digalakan untuk mewujudkan lansia sejahtera,bahagia dan berdaya guna bagi
kehidupan keluarga dan masyarakat sekitarnya, hal ini merupakan suatu upaya
menghadapi peningkatan status dan derajat kesehatan rakyat Indonesia yang
memberikan dampak pada peningkatan usia harapan hidup.

B.   LATAR BELAKANG
Lansia merupakan seorang dewasa sehat yang mengalami proses perubahan
menjadi seorang yang lemah dan renta yang di akibatkan karena berkurangnya
sebagian besar cadangan sistem fisiologis, dan meningkatkan kerentanan terhadap
berbagai penyakit dan kematian. Menurut data dari biro pusat statistik (2012), di
Indonesia jumlah penduduk 60 tahun ke atas (lanjut usia) menurut kab/kota dengan
keadaan kesehatan cukup sebesar 15.454.360, dengan keadaan kesehatan baik 39
%, keadaan kesehatan cukup besar 43 % dan dengan keadaan kesehatan kurang
sebesar 18 %. Sejak tahun 2010 penyakit tidak menular menjadi penyebab terbesar
kematian dan kecatatan stroke, kecelakaan, jantung, kanker,diabetes). Tanpa upaya
yang kuat tren penyakit tidak menular ke depan masih terjadi.

C.   TUJUAN PROGRAM LANSIA


1.      Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan usia lanjut  untuk mencapai
masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan
masyarakat sesuai dengan keberadaannya.
2.      Tujuan Khusus
a.     Meningkatkan kesadaran para usia lanjut untuk membina sendiri
kesehatannya.
b.    Meningkatkan kemampuan dan peran serta keluarga dan masyarakat
dalam menghayati dan mengatasi kesehatan usia  lanjut
c.     Meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut
d.    Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lansia

B.   SASARAN PROGRAM
1.     Sasaran Langsung
        Kelompok Pra lansia (umur 45-59)
        Kelompok usia lanjut (60-69)
        Kelompok usia lanjut resiko tinggi yaitu usia lebih dari 70 tahun atau
usia lanjut berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.
2.     Sasaran Tidak Langsung
       Keluarga dimana usia lanjut berada
       Masyarakat di lingkungan usia lanjut berada
       Organisasi sosial yang bergerak didalam pembinaan kesehatan usia
lanjut.
       Petugas kesehatan yang melayani kesehatan usia lanjut
       Masyarakat luas.

C.   INDIKATOR PELAYANAN KESEHATAN LANSIA TINGKAT PUSKESMAS


INPUT PROSES OUTPUT

      Jumlah petugas       Frekuensi     Persentase angka


terlatih penyuluhan kesehatan cakupan pelayan
      Ketersediaan dana berkala kesehatan lanjut usia
untuk kegiatan usia       Frekuensi kegiatan    Persentase lanjut usia
lanjut deteksi dini kesehatan yang di rujuk ke
      Ketersediaan sarana lanjut usia rumah sakit
: KMS, Buku       Frekuensi kegiatan    Persentase
pemantauan konseling kesehatan kelompok            /
kesehatan pribadi lansia posyandu lanjut usia
lansia, Lansia KIT        Jumlah pasien yang aktif
      Frekuensi geriatri yang di rujuk     Persentase lanjut usia
pertemuan        Frekuensi kegiatan yang mandiri
koordinasi senam lanjut usia     Persentase lanjut usia
      Jumlah kelompok       Jumlah kelompok yang menjadi peserta
usia lanjut yang ada lanjut usia yang di jaminan kesehatan
      Jumlah kader bina nasional
kesehatan usia lajut       Ada atau tidak proses
yang aktif pencatatan dan
      Pedoman-pedoman pelaporan termasuk
yang ada tentang kelengkapannya
kesehatan lanjut
usia

D.   LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pembinaan kesehatan usia lanjut
adalah sebagai berikut:
a.     Perencanaan
1.     Diseminasi informasi pembinaan kesehatanb usia lanjut kepada staf
puskesmas.
2.     Membuat kesepakatan di antara staf puskesmas tentang penatalksaan
pembinaan kesehatan usia lanjut
3.     Melakukan bimbingan dan pelatihan pembinaan kesehatan usia lanjut
kepada staf puskesmas
4.     Membuat rencana kegiatan pembinaan kesehatan usia lanjut dan
mengintegrasikannya dalam perencanaan tahunan puskesmas, antara lain:
        Pengumpulan data dasar berupa data epidemiologi maupun data sumber
daya yang dapat mendukung kegiatan pelayanan bagi usia lanjut
        Membuat peta lokasi usia lanjut dan masalah yang dihadapinya.
        Membuat rencana kegiatan berdasarkan masalah yang ada.
5.     Melakukan pendekatan lintas sektor tingkat kecamatan dan desa
termasuk lembaga swadaya masyarakat dan LKMD untuk
menginformasikan dan menjelaskan peranannya dalam pembinaan kesehatan
usia lanjut.
6.     Melakukan survey mawas diri bersama tenaga kecamatan dan desa
setempat untuk mengenal masalah yang berkaitan dengan kesehatan usia
lanjut.
7.     Melakukan musyawarah masyarakat desa untuk mencapai kesepakatan
tentang upaya yang akan dilaksanakan
8.     Membentuk kelompok kerja/tim kerja dalam pembinaan kesehatan usia
lanjut
9.     Melakukan pembinaan teknis upaya kesehatan usia lanjut yang
diselenggarakan bersama sektor dan lembaga swadaya masyarakat
terakait.
10.     Mendorong pembentukan dan pengembangan pembinaan kesehatan usia
lanjut di masyarakat secara mandiri.
     b. Kegiatan pelayanan kesehatan pada usia lanjut
1. Kegiatan promotif yaitu upaya untuk menggairahkan semangat hidup para
2. lansia agar merasa tetap dihargai dan berguna baik bagi dirinya, keluarga
maupun masyarakat.
Adapun kegiatan promotif antara lain
a.     Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan
kemampuan usia lanjut agar tetap merasa sehat dan segar
b.     Diet seimbang atau makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang.
c.      Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
d.     Membina ketrampilan agar dapat mengembangkan kegemaran atau hobinya secara
teratur dan sesuai dengan kemampuannya.
e.      Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat atau mengadakan kelompok sosial.
f.       Hidup menghindarkan kebiasaan yang tidak baik seperti merokok, alkohol, kopi,
kelelahan fisik dan mental.
g.     Penanggulangan masalah kesehatannya secara benar.
2.            Kegiatan preventif yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya
komplikasi dari penyakit-penyakit yang disebabkan proses menua.
Adapun kegiatan preventif antara lain :
a.     Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk menemukan secara dini
penyakit penyakit usia lanjut
b.     Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan
kemampuan usia lanjut agar tetap merasa sehat dan bugar
c.      Penyuluhan tentang penggunaan bergagai alat bantu misalnya kaca mata, alat
bantu pendengaran agar usia lanjut tetap dapat memberikan karya dan tetap merasa
berguna
d.     Penyuluhan untuk pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan pada
usia lanjut.
e.      Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
3.     Kegiatan  Kuratif  Yaitu Upaya pengobatan dan perawatan bagi usia lanjut yang
sakit dan dapat dilakukan melalui fasilitas pelayanan seperti puskesmas,
puskesmas pembantu, dokter praktek swasta.
Adapun kegiatannya antara lain :
a. Pelayanan kesehatan dasar
b. Pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistim rujukan
          4. Kegiatan  Rehabilitatif yaitu upaya untuk memulihkan  fungsi organ
             tubuh yang telah menurun.
            Adapun kegiatannya antara lain :
a.     Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan memperkuat mental penderita
b.     Pembinaan usia dan hal pemenuhan kebutuhan pribadi, aktifitas didalam maupun
diluar rumah.
c.      Nasehat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita.
d.     Perawatan fisioterapi.
5.     Kegiatan rujukan adalah upaya dilakukan untuk mendapatkan pelayan kuratif dan
rehabilitatif yang memadai dan tepat waktu sesuai kebutuhan. Upaya dapat
dilakukan secara vertikal dari tingkat pelayanan dasar ke tingkat pelayanan
spesialistik  dirumah sakit, atau secara horizontal  ke sesama tingkat pelayanan
yang mempunyai sarana lebih lengkap.
Kemajuan yang dicapai dalam pembinaan kesehatan usia lanjut dapat diketahui
dengan mengamati kegiatan pelayanan yang ada. Kegiatan pelayanan untuk usia
lanjut dapat dilakukan oleh petugas kesehatan, petugas sektor terkait sesuai
tanggung jawabnya, tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, keluarga
usia lanjut ataupun usia lanjut sendiri melalui kegiatan sebagai berikut :
a.     Kegiatan petugas puskesmas
1.     Melaksanakan penyuluhan secara teratur dan berkesinambungan sesuai kebutuhan
melalui berbagai media mengenai kesehatan usia lanjut. Upaya ini dilakukan
terhadap berbagai kelompok sasaran yaitu usia lanjut sendiri, keluarga dan
masyarakat dilingkungan usia lanjut.
2.     Melaksanakan penjaringan usia lanjut resiko tinggi, pemeriksaan berkala usia
lanjut dan memberi petunjuk upaya pencegaha penyakit, gangguan psikososial dan
bahaya kecelakaan yang dapat terjadi pada usia lanjut.
3.     Melaksanakan diagnosa dini, pengobatan, perawatan dan pelayanan rehabilitatif
kepada usia lanjut yang membutuhkan dan memberi petunjuk mengenai tindakan
kuratif atau rehabilitatif yang harus dijalani, baik kepada usia lanjut maupun
keluarganya.
4.     Melaksanakan rujukan medik ke fasilitas Rumah Sakit untuk pengobatan,
perawatan atau rehabilitatif bagi usia lanjut yang membutuhkan termasuk
mengusahakan kemudahan-kemudahannya.
b.     Kegiatan petugas sektor terkait, tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat
1.     Membantu kegiatan penyuluhan secara teratur dan berkesinambungan mengenai
pembinaan kesehatan usia lanjut termasuk fungsi fasilitator dalam komukasi antara
lain komunikasi antar generasi.
2.     Membantu kegiatan pengumpulan sumber daya, pemberian bantuan dan kemudaha
dalam menunjang upaya kesehatan usia lanjut.
c.      Kegiatan keluarga usia lanjut
1.     Memberikan dukungan kepada usia lanjut didalam rumah maupun diluar rumah
dalam kegiatan hidup sehari-hari dan dukungan dalam mencari pengobatan,
perawatan.
2.     Mengupayakan sumber dana untuk pemeriksaan kesehatan, pengobatan,
perawatan, pengadaan alat bantu atau alat ganti yang diperlukan usia lanjut
d.     Kegiatan usia lanjut
1.     Berperan serta dalam kegiatan penyuluhan mengenai kesehatan usia lanjut, secara
berkelompok maupun melalui media masa
2.     Melakukan kegiatan olah raga secara teratur sesuai kemampuan, secara perorangan
maupun kelompok,ikut serta dalam kegiatan rekreasi, keterampilan,pengembangan
hobi, pertemuan kekeluargaan, orientasi realitas, dll
3.     Menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala, mengisi catatan kesehatan
pribadi secara teratur, makan sesuai kebutuhan gizi, berperilaku sehat.
4.     Menjalani pengobatan, perawatan sesuai dengan nasehat petugas kesehatan dan
menggunakan alat bantu atau alat ganti yang diperlukan.
5.     Meningkatkan upaya kemandirian danpemenuhan kebutuhan pribadi sehari-hari
seperti makan, minum, tidur, merapikan diri, dll.

E.    KEGIATAN DI LUAR GEDUNG


1.      Pelayanan di posyandu lansia
a.      Pemeriksaan
      Activity Of Daily Living
      Status mental
      Status gizi
      TD, Nadi
      Lab sederhana
b.     Kegiatan
      Rujukan
      Penyuluhan
      Kunjungan rumah
      PMT
      OR : Senam lansia, poco-poco
      Rekreasi
2.      Pelayanan perawatan di rumah (Home Care) dan Long Term Care
3.      Pemberdayaan Lansia meliputi : penyuluhan kesehatan ibu, kesehatan anak, KB,
latihan kerajinan tangan dan pemanfaatan potensi lainnya.

F.    PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI PROGRAM


Tiga Komponen Pencatatan dan Pelaporan
1.     Pencatatan : kegiatan memasukkan dan mengumpulkan semua   data
     yang diperoleh dari semua  pelayanan yang diberikan oleh petugas
     kesehatan.
      Pencatatan di program kesehatan lansia antara lain
a.     Rekam medik/ status pasien
b.     Buku pemantauan pribadi kesehatan lansia
c.      Register hasil pelayanan kesehatan lansia
2          Pelaporan : kegiatan untuk melaporkan hasil pencatatan dari unit yang lebih
rendah kepada unit yang lebih tinggi.
Pelaporan dilakukan setiap bulan pada tanggal 25 dengan menggunakan pelaporan
LB 1 dan Form Laporan pelayanan kesehatan dan  laporan dikirim ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Bima paling lambat tanggal 5 setiap bulan  
3.       Analisis dan Evaluasi : suatu kegiatan untuk menganalisis setiap kegiatan yang
menjawab pertanyaan  5 W - 1 H. Analisis dan Evaluasi program dilakukan setiap
bulan

Mengetahui :                                      Sape, 02 Januari 2016


Kepala UPT Puskesmas Sape,                   Koord.  Program Kes. Lansia,

=  Jainuddin, SKM  =                                =  Nurhayati, A.Md.Keb =


  NIP. 19690810 199003 1 014                                NIP. 19691005 198903 2 011

                                                               

             

Anda mungkin juga menyukai