Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULAUN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu factor yang
sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. oleh karena itu kesehatan perlu
dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya. untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah telah
merencanakan visi indonesia sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat indonesia di masa
depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau
pelayanan kesehatan yang $ermutu, adil, merata serta memiliki derajat kesehatanm yang
setinggi tingginya. Keperawatan sebagai bagian integral dari system pelayanan kesehatan
nasional turut serta ambil bagian dalam mengantisipasi peningkatanjumlah populasi lansia
dengan menitikberatkan pada penanganan dibidang kesehatan dan keperawatan.
Bangsa indonesia sebagi bangsa yang berbudaya luhur, memiliki ikatan
kekeluargaan yang mencerminkan nilai-nilai keagamaan dan budaya yang menghargai
peran serta kedudukan para lanjut usia dalam keluarga maupun masyarakat, sebagai warga
yang telah berusia lanjut, para lanjut usia mempunyai kebijakan, kearipan serta pengalamn
berharga yang dapat diteladani oleh generasi penerus dalam pembagunan nasional. Seiring
dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan telah memicu timbulnya berbagai
perubahan dalam masyarakat, dengan peningkatan angka harapan hidup.
Dari hasis sensus penduduk yang dilaksanakan BPS menunjukan pada tahun 2000
usia harapan hidup diindonesia mencapai 67 dari populasi lanjut usia yang diperkirakan 17
juta orang. Pada tahun 2020 jumlah penduduk lanjut usia indonesia diproyeksikan sampai
28 juta orang yang berusia 71 tahun. Perubahan komposisi penduduk lanjut usia
menimbulkan berbagai kebutuhan baru yang harus dipenuhi, sehingga dapat pula menjadi
permasalahn yang komplek bagi lanjut usia, baik sebagai individu, keluarga maupun
masyarakat.
Guna mengatasi lanjut usia, sehingga diperlukan program pelayanan sosial lanjut
usia yang terencana, tepat guna dan tetap memiliki karakteristik. Sebagai bangsa yang
menjamin keharmonisan hubungan antara anak, there in on roof (bahwa suasana hubungan
yang harmonis akan ketiga generasi akan terus terjalin sepanjang masa, walaupun mereka
saat ini cenderung tidak tinggal bersama dalam satu rumah)

B. RUMASAN MASALAH
1. Apa program nasional pada lansia ?
2. Isu-Isu, Strategis Dan Kegitan Untuk Promosi Kesehatan Dan Kesejahteraan Lansia
Serta Dukungan Terhadap Orang Yang Terlibat Merawat Lansia
C. TUJUAN
1. Untuk memahami program nasional pada lansia
2. Untuk memahami Isu-Isu, Strategis Dan Kegitan Untuk Promosi Kesehatan Dan
Kesejahteraan Lansia Serta Dukungan Terhadap Orang Yang Terlibat Merawat Lansia
BAB II

PEMBAHASAN

I. PROGRAM NASIOLAN LANSIA

A. Definisi
Program kementerian kesehatan di indonesia dalam upaya untuk
meningkatkanstatus kesehatan para lansia, diantaranya:
1. Peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan para lansia di pelayanan kesehatan
dasar, khususnya puskesmas dan kelompok lansia melalui konsep puskesmas santun
lanjut usia.
2. Peningkatan upaya rujukan kesehatan bagi lansia di rumah sakit
3. Peningkatan penyuluhan dan penye$arluasan informasi kesehatan dan gizi bagi
lansia, Sosialisasi program kesehatan lansia, serta pem$erdayaan masyarakat melalui
pengembangan dan pem$inaan kelompok usia lanjut, posyandu lansia di masyarakat
(CITATION Lin13\1 1033)

B. Kebijakan pada lansia


1. Pembinaan lansia di indonesia
Dilaksanakan berdasarkan Peraturan undang-undang RI No.13 tahun 1998 tentang
kesejahteraan lansia yang menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan dimaksudkan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta kemampuan lansia, upaya
penyuluhan, penyem$uhan, dan pengembangan lembaga.
(CITATION Sun 16\1 1033)
2. Kebijakan kementrian kesehatan dan pembinaan lansia
Kebijakan kementrian kesehatan dalam pembinaan lansia merupakan bagian dari
pembinaan keluarga. pembinaan kesehatan keluarga ditujukan kepada upaya
menumbuhkan sikap dan perilaku yang akan menumbuhkan kemampuan keluarga itu
sendiri untuk mengatasi masalah kesehatan dengan dukungan oleh tenaga professional,
menuju terwujudnya keluarga yang sehat. Dasar hukum dan pengembangan program
pembinaan kesehatan usia lanjut yaitu:
a. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, khusus bab VII
kesehatan ibu, bayi, anak, remaja, lanjut usia, dan penyandang cacat, pasal
138 :
 Ayat 1: usaha kesehatan bagi lanjut usia harus ditunjukan untukmenjaga agar
tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun eonomis sesuai dengan
martabat manusia.
 Ayat 2 : pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan
dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk tetap dapat hidup mandiri dan
produktif secara sosial dan ekonomis.
b. Peraturan Presiden RI No. 72 tahun 2012 tentang sistem kesehatan nasional.
c. Keputusan menteri kesehatan nomor 374tahun 2012 tentang berlakunya system
kesehatan nasional.
d. Keputusan menteri oordinasi kesejahteraan rakyat nomor 05 tahun 1990 tentang
pembentukan kelompok kerja tetap kesejahteraan usia lanjut.
e. Surat keputusan menteri kesehatan nomor 134 tahun 1990 ( tentang pem$entukan
tim kerja geatrik.

C. Program Nasional Lansia


1. Posyandu lansia
a. Pengertian
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di
suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat
dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia
merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan
bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan
melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial
dalam penyelenggaraannya
b. Mekanisme pelayanan posyandu
 Meja I : pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan dan atau
tinggi badan
 Meja II: Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh
(IMT)
 Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga bias
dilakukan.
c. Jenis pelayanan posyandu
 Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam
kehidupan, seperti makan, minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun
tempat tidur, buang air besar, kecil dan sebagainya.
 Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental
emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 menit
 Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT)
 Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta
penghitungan denyut nadi selama satu menit.
 Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat
Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit
gula diabetes mellitus. Pemeriksaan adanya zat putih telur protein dalam air seni
sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal.
 Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan
kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7. Dan
 Penyusulan kesehatan
2. Puskesmas lansia
a. Tujuan pelaksanaan kegiatan dalam program usia lanjut adalah :
 Melaksanakan penyuluhan secara teratur dan berksinambungan sesuai kebutuhan
melalui berbagai media mengenai kesehatan usia lanjut. Usaha ini dilakukan
terhadap berbagai kelompok sasaran yaitu usia lanjut sendiri, keluarga dan
masyarakat dilingkungan usia lanjut.
 Melaksanakan penjaringan usia lanjut resiko tinggi, pemeriksaan berkala usia
lanjut dan memberi petunjuk upaya pencegahan penyakit, gangguan psikososial
dan bahaya kecelakaan yang dapat terjadi pada usia lanjut.
 Melaksanakan diagnose dini, pengobatan,perawatan dan pelayanan rehabilitative
kepada usia lanjut yang membutuhkan dan memberi petunjuk mengenai tindakan
kuratif atau rehabilitative yang harus dijalani, baik kepada usia lanjut maupun
keluarganya.
 Melaksanakan rujukan medic ke fasilitas rumah sakit untuk pengobatan,
perawatan atau rehabilitative bagi usia lanjut yang mem$utuhkan termasuk
mengusahakan kemudahan-kemudahannya.
b. Kegiatan yang dilaksanakan :
 Pemeriksaan tekanan darah,
 pengobatan secara umum,
 penyuluhan terkait dengan penyakit yang diderita (face to face)
 mengirimkan pasien untuk operasi katarak setiap tahun,
 senam lansia bila ada program dari dinas kesehatan dan rujukan medic ke rumah
sakit.
3. Terapi lansia
a. Terapi mobilitas : untuk mengisi waktu luang lansia
b. Terapi aktifitas kelompok : untuk meningkatkan kebersamaan, bertukar pengalaman
c. Terapi musik : untuk meningkatkan gairah hidup
d. Terapi berkebun : untuk melatih kesabaran
e. Terapi dengan binatang : untuk meningkatkan kasih sayang dan meningktkan waktu
f. Terapi kognitif : agar daya ingat tidak menurun
g. Life reviw terapi : meningkatkan gairah hidup dan harga diri
h. Terapi keagamaan : untuk meningkatkan rasa nyaman menjelang kematian
II. ISU-ISU, STRATEGIS DAN KEGIATAN UNTUK PROMOSI KESEHATAN DAN
KESEJAHTERAAN LANSIA SEBELUM DAN SEDUDAH COVID_19

A. Lingkup promosi kesehatan


1. Strategis promosi kesehatan
Promosi kesehatan (healt promotion) telah menjadi bidang yang semakin dari
tahun ke tahun. Dalam piagam ottawa disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah
proses yang memungkinkan orang-orang untuk mengontrol dan meningkatkan
kesehatan mereka (healt promotions is the process of enabeling people toincrease
control over, and to improve, their health. WHO, 1986).
Bagi individu, promosi kesehatan terkait dengan pengembangan program
kebiasaan kesehatan yang baik sejak muda hingga dewasa dan lanjut usia (taylor,2003)
Oleh karena itu srategis lingkup promosi kesehatan dapat disimpulkan sbb :
a. Pendidikan kesehatan
b. Upaya penyuluhan
c. Upaya peningkatan (promotive)
d. Upaya advokasi
2. Kegiatan promosi kesehatan
Menurut piagam ottawa, kegiatan –kegiatan pro osi kesehatan yaitu :
a. Membangun kebijakan publik berwawasan kesehatan
b. Menciptakan lingkungan yang mendukung
c. Mengembangangkan keterampilan individu
d. Reorintasi pelayanan kesehatan
e. Bergerak kemasa depan

B. Kegitan Kegiatan Dalam Pembinaan Lansia


Pelayanan usia lanjut ini meliputi kegiatan upaya-upaya, antara lain :
1. Upaya promotif
Upaya promotif yaitu menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar mereka
tetap dihargai dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri, keluarga, maupun
masyarakat. Upaya promotif dapat berupa penyuluhan, di mana penyuluhan
masyarakat usia lanjut merupakan hal yang penting berbagai penunjang program
pembinaan kesehatan usia lanjut yang antara lain adalah :
a. Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri serta deteksi dini penurunan kondisi
kesehatannya, teratur dan berkesinambungan memeriksakan kondisi kesehatanya
kepuskesmas atau instansi pelayanan kesehatan lainnya.
b. Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan
usia lanjut agar tetap merasa sehat dan segar.
c. Diet seimbang atau makanan dengan menu yang mengandung gizi seimabng.
d. Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada tuhan yang Maha esa
e. Membina keterampilan agar dapat mengembangkan kegemaran atau hobinya
secara teratur dan sesuai dengan kemampuannya.
f. Meningkatkan kegiatan sosial dimasyarakat atau mengadakan kelompok sosial
g. Bidup menghindarkan kebiasaan yang tidak baik, seperti merokok, alcohol,
kopi, kelehan fisik, dan mental.
h. Penanggulangan masalah kesehatannya sendiri secara benar.
2. Upaya preventive
Upaya preventif yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit
maupun komplikasi penyakit yang disebabkan oleh proses ketuaan. upaya preventif
dapat berupa kegiatan :
a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk menemukan secara dini
penyakit-penyakit usia lanjut.
b. Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan
kemampuan usia lanjut serta tetap merasa sehat dan bugar.
c. Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat bantu, misalnya kacamata, alat
pendengaran agar usia lanjut tetap dapat mem$erikan karya dan tetap merasa
berguna.
d. Penyuluhan untuk pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan pada
usia lanjut.
e. Pembinaan mental dalam meningkatkan ketakwaan kepada tuhan yang Maha Esa.
3. Upaya kuratif
Upaya kuratif yaitu upaya pengo$atan pada usia lanjut. bertambahnya umur pada
lansia akan menyebabkan banyak gangguan fisik maupun psikologis. Kegiatan dapat
brupa pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan spefikikasi melalui system
rujukan.
4. Upaya rehabilitative
Upaya rehabilitative yaitu upaya mengembalikan fungsi organ tubuh yang telah
menurun. Kegiatan dapat berupa memberikan informai, pengetahuan dan pelayanan
tentang penggunaan alat bantu, misalnya alat pendengaran dan lain-lain agar usia
lanjut dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna sesuai kebutuhan dan
kemampuan, mengembalikan kepercayaan padda diri sendiri dan memperkuat mental
penderita, pembinaan usia dalam hal pemenuhan kebutuhan pribadi dan aktivitas
didalam maupun diluar rumah, nasihat cara hidup yang sesuai degan penyakit yang
diderita, serta perawatan fisioterapi
5. Upaya penyuluhan
Upaya penyuluhan kesehatan masyarakat yang merupakan bagian integral dari setiap
program kesehtan. Adapu tujuan khusus program penyuluhan kesehatan masyarakat
usia lanjut ditunjukan kepada usia lanjut itu sendiri, kelompok keluarga yang memiliki
usia lanjut, kelompok masyarakat lingkungan usia lanjut, penyelenggaraan
C. Strategi dan kegiatan dan upaya untuk mempromosikan kesehatan di era pandemik
(covid_19) pada lansia
kesehatan, dan lintas sektoral pemerintah dan swasta. Pada era pandemi saat ini,
kelompok lansia merupakan kelompok yang paling berisiko mengalami
keparahan/morbiditas dan mortalitas akibat penyakit Covid-19. Data mortalitas akibat
Covid-19 di beberapa negara lain menunjukkan peningkatan seiring dengan
meningkatnya usia, seperti di Tiongkok jumlah kematian pada populasi usia 60-69 tahun
sebesar 3.6%, pada usia 70-79 tahun sebesar 8% dan pada usia lebih dari 80 tahun
sebanyak 14.8%. Hal ini dikarenakan pasien lansia (geriatric) umumnya memiliki
berbagai komorbiditas, seperti penyakit kardiovaskular, penyakit kencing manis, penyakit
pernapasan kronik, hipertensi dan lain-lain. Hal ini senada dengan Indonesia, dimana
angka mortalitasnya meningkat seiring dengan meningkatnya usia yaitu pada populasi
usia 45-54 tahun adalah 8%, 55-64 tahun 14% dan 65 tahun ke atas 22%. Untuk itu
pencegahan penularan melalui upaya promotif dan preventif kepada kelompok lansia
sangat penting dilakukan, baik di tingkat keluarga, masyarakat dan fasilitas Kesehatan.
Selain pencegahan penularan corona virus kepada kelompok lansia, perlu juga
diantisipasi dampak dari kebijakan pembatasan social terhadap kesehatan lansia, seperti
kesehatan mental dan kognitif lansia, meningkatnya jumlah lansia yang menderita
penyakit kronik
Lansia sebagai kelompok rentan tentu saja sangat membutuhkan dukungan dari
keluarga dan masyarakat agar kesehatan dan kualitas hidup lansia selama masa pandemi
Covid-19 dapat tetap terjaga seoptimal mungkin. Untuk itu perlu disusun suatu pedoman
yang menjadi acuan bagi tenaga kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan bagi
lansia pada era pandemi Covid-19, dengan prioritas pada layanan promotif dan preventif.
1. Pencegahan penularan bagi lansia di tingkat masyarakat
Corona Virus Disease 19 (Covid-19) telah dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh
WHO (2020), sedangkan secara nasional pemerintah Indonesiantelah menerbitkan
beberapa regulasi terkait Covid-19 yang pada akhirnya diterbitkan Keputusan Presiden
Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non Alam Penyebaran Covid-19
Sebagai Bencana Nasional.
Tindakan pencegahan dan mitigasi merupakan kunci penerapan di pelayanan
kesehatan dan masyarakat. Langkah-langkah pencegahan yang paling efektif di
masyarakat meliputi:
a. menjauhi kerumunan atau keramaian;
b. menjaga kebersihan tangan dengan cuci tangan menggunakan sabun dan air
mengalir dan atau menggunakan hand sanitizer ;
c. menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut;
d. menerapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut dengan
lengan atas bagian dalam atau tisu, lalu membuang tisu ke tempat sampah tertutup;
e. memakai masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan melakukan kebersihan
tangan setelah membuang masker, memakai masker kain untuk yang tidak memiliki
gejala apapun;
f. menjaga jarak (minimal 1 meter) dari orang yang mengalami gejala gangguan
pernapasan.
2. Pencegahan penularan covid bagi lansia secara umum
Lansia merupakan kelompok rentan yang paling berisiko kematian akibat Covid-
19, sehingga pencegahan penularan mulai dari tingkat individu, keluarga dan
masyarakat menjadi sangat penting. Langkah-langkah pencegahan penularan Covid-19
bagi lansia secara umum adalah sebagai berikut:
 Tetap tinggal di rumah/panti wreda/senior living dan melakukan kegiatan rutin
sehari-hari.
 Menjaga jarak (1 meter atau lebih) dengan orang lain, hindari bersentuhan,
bersalaman atau bercium pipi, serta jauhi orang sakit.
 Menjaga kebersihan tangan dengan cara sering cuci tangan dengan sabun atau
dengan hand sanitizer, serta hindari menyentuh mata, hidung dan mulut.
 Lansia maupun pendamping selalu memakai masker.
 Bila batuk atau bersin, tutup hidung dan mulut dengan lengan atas bagian dalam
atau tisu.
 Istirahat dan tidur yang cukup, minimal 6-8 jam sehari atau lebih.
 Menjaga lingkungan tempat tinggal agar sirkulasi udara baik dan terpapar sinar
matahari.
 Makan makanan dengan gizi seimbang (cukup karbohidrat, protein, lemak, vitamin
dan mineral). Selain itu minum yang cukup, dan bila diperlukan minum multi
vitamin serta hindari dan hentikan merokok.
 Melakukan aktivitas fisik yang cukup di rumah
 Jauhi keramaian, perkumpulan dan kegiatan sosial, seperti arisan, reuni, rekreasi,
pergi berbelanja dan lain-lain.
 Menjaga kesehatan jiwa dan psikososial lansia dengan cara menghindari
berita/informasiyang memancing rasa khawatir berlebihan.
 Lansia yang mempunyai penyakit kronis (seperti Hipertensi, Diabetes atau penyakit
menahun lainya) dapat melakukan pemantauan kesehatan mandiri di rumah
menggunakan alat 10 kesehatan sederhana, seperti alat tensimeter digital,
thermometer digital, alat cek darah sederhana. Selain itu pastikan obat-obatan rutin
yang harus diminum setiap hari dalam jangka waktu lama tetap cukup
persediaannya di rumah.
 Lansia dianjurkan untuk tidak pergi berobat ke Puskesmas atau ke Rumah Sakit,
kecuali mengalami tanda-tanda kegawatdaruratan : Perubahan kesadaran (bicara
meracau, tidak nyambung, lebih sering mengantuk, tiba-tiba mengompol).
 Nyeri dada yang memberat.
 Diare, muntah-muntah, tidak mau makan lemas yang memberat, demam tinggi
≥ 38 C.
 Jatuh yang menyebabkan nyeri hebat/kecurigaan patah tulang/ pingsan.
 Nyeri yang memberat
 Perdarahan yang sukar berhenti.
 Sesak napas yang memberat.
3. Peran Keluarga, Pengasuh Panti Dan Masyarakat Dalam Pencegahan Penularan
Covid-19 Bagi Lansia
Berdasarkan data Susenas tahun 2019, sebagian lansia (88%) yang tinggal
bersama tiga generasi/tinggal bersama keluarga/ tinggal bersama pasangan, sedangkan
sisanya hanya sekitar 9,4% yang tinggal sendiri dan 2,6% lainlain. Oleh karena itu
untuk mengoptimalkan kualitas dan menyelamatkan hidup lansia selama masa
pandemi Covid-19, maka sangat dibutuhkan peran dan dukungan keluarga dan
masyarakat.
Dukungan yang dapat diberikan oleh keluarga dan masyarakat kepada Lansia selama
masa pandemi Covid-19 adalah :
a. Memberikan pemahaman kepada Lansia (dan pendamping Lansia) mengenai
pandemi Covid 19 dengan sabar dan sesuai dengan kemampuan Lansia menangkap
informasi: menggunakan bahasa yang dipahami Lansia, menggunakan alat bantu
seperti foto/gambar/video mengenai pandemi Covid-19, memberikan informasi
yang berimbang dan menanamkan semangat optimis dan positif. Perhatikan bila
lansia mengalami masalah pendengaran, perlu dilakukan cara khusus agar pesan
diterima dengan baik.
b. Apabila Lansia memiliki pendamping Lansia yang bukan anggota keluarga,
pastikan jadwal jaganya tetap berlanjut, tekankan penerapan protokol pencegahan
penularan dengan ketat.
c. Pastikan ketersediaan masker, sabun, alat-alat disinfektan untuk kebersihan tempat
tinggal Lansia
d. Pastikan ketersediaan makanan bergizi dan kalau perlu minum multivitamin bagi
Lansia dan pendamping Lansia
e. Jadilah pendengar yang baik apabila Lansia membutuhkan teman bercerita.
Arahkan untuk bercerita mengenai hal-hal yang menyenangkan dan positif. Sambil
tetap memperhatikan jarak fisik.
f. Bila mungkin dapat mengajarkan Lansia cara menggunakan alat komunikasi jarak
jauh seperti telepon selular, serta menggunakan sarana pertemuan virtual seperti
video call menggunakan aplikasi zoom, skype, cisco webex dan lainnya.
g. Ajak, temani dan dukung lansia untuk melakukan senam atau latihan fisik dengan
memanfaatkan video tutorial senam dan sejenisnya.
h. Ketahui hobi Lansia dan fasilitasi Lansia agar dapat melakukan hobinya didalam
rumah atau di sekeliling/halaman rumah.
i. Apabila Lansia tinggal sendiri:
 Buatlah jadwal tetap kontak per hari menggunakan alat komunikasi jarak jauh,
agar keluarga dapat tetap memantau Lansia secara teratur,
 Keluarga dapat mengkontak ketua RT/RW setempat untuk minta dibantu
memantau,
 Penuhilah kebutuhan dasar Lansia (sandang, pangan, papan), dan kebutuhan
preventif lansia terhadap Covid-19, dengan tetap memperhatikan protokol
pencegahan penularan.

 Seiring dengan kebijakan Pemerintah tentang The New Normal Indonesia selama
belum ditemukannya vaksin atau obat untuk covid-19, maka diharapkan panduan
ini dapat memenuhi terlaksananya pelayanan kesehatan yang berkualitas, mudah
diakses, aman dan memberikan perlindungan bagi lansia dengan tetap memenuhi
prinsip PPI dalam rangka pencegahan penularan Covid-19 bagi lansia di Indonesia.

 9 tips jika lansia perlu ke puskesmas atau rumah sakit

1. Pastikan lansia bagaimana cara menggunakan masker yang baik dan mengapa harus
menggunakan masker.
2. Pastikan lansia tidak memegang wajahnya dan tidak memegang benda apapun selama
di rumah sakit.
3. Seringlah membersihkan tangan dengan handsenitizer atau mintalah lansia cuci tangan
menggunakan sabun dengan air mengalir bila lansia masih melakukannya.
4. Jagalah jarak dengan orang lain lebih dari 1 M.
5. Mintalah nomor antrian oleh pengantar dan bawalah pasien lansia beberapa lansia
sebelum nomor antrian di panggil agar meminimalkan kontak dengan yang lain.
6. Saat bertemu dengan dokter jangan membuka masker dan jangan menyentuh apapun.
Ingat ruangan dokter sama infeksiunsnya dengan tempat lain.
7. Bawa makanan dan minuman dari rumah dan tidak mampir ketempat-tempat lain,
termasuk menunggu di apotek.
8. Jelaskan secara detail keluhan yang ada, termasuk jiak terdapat kecurigaan adanya
kontak dengan orang yang terpapar covid_19, misalkan orang dari orang yang
berkunjung, atau lansia telah melakukan perjalanan kedaerah lain.
9. Sebelum kerumah sakit siapkan semua dokumen yang diperlukan dan catatan
pertanyaan yang ingin ditanyakan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Program Nasional Kesehatan lansia adalah Program kementerian kesehatan di Indonesia
dalam upaya untuk meningkatkan status kesehatan para lansia. Upaya-upaya dalam
meningkatkan kesehatan lansia yaitu meliputi, upaya promotif, upaya preventif, upaya
kuratif, upaya rehabilitative, dan upaya penyuluhan kesehatan.
Lansia merupakan kelompok rentan yang sangat berisiko terhadap morbiditas dan
mortalitas akibat Covid-19, karena lansia mayoritas memiliki penyakit kronis/degenerative
sebagai penyakit komorbid. Oleh karena itu pelayanan kesehatan lansia di tingkat
masyarakat dan di fasiitas kesehatan haruslah menjadi prioritas. Para lansia membutuhkan
kemudahan akses dan keamanan dalam mendapatkan layanan kesehatan yang berkualitas
dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lansia tersebut.

B. Saran
Dengan makalah ini kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
serta kami berharap makalah ini bisa berguna bagi pembaca untuk menambah referensi
khususnya bagi mahasiswa ilmu keperawatan dalam mempelajari tentang isi – isu strategis
untuk promkes dan kesejahteraan lansia.
DAFTAR PUSTAKA
1. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, April 2020. Rekomendasi Standar
Penggunaan APD untuk Penanganan Covid-19 di Indonesia Revisi 1. Jakarta.
2. Kementerian Kesehatan RI, 2016. Buku Kesehatan Lanjut Usia. Jakarta
3. Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, 2020. Petunjuk
Teknis Pelayanan Pelayanan Puskesmas Pada Masa Pandemi Covid-19. Jakarta
4. Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, 2020. Panduan
Pencegahan Penularan Covid-19 di Tempat dan Fasilitas Umum. Jakarta.
5. Kementerian Kesehatan, 2020. Materi KIE Kesehatan Lansia Selama Masa Pandemi
Covid-19
6. Topatimasang, Roem. 2012. Memamusiakan Lanjut Usia “Penuaan Penduduk &
Pembangunan di Indonesia. Yogyakarta:PUSTAKA NASIONAL
7. Mickey, Stanley, Patricia Gauntleff Seare.2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi
2.Jakarta:ECG

Anda mungkin juga menyukai