Anda di halaman 1dari 34

KEPERAWATAN

GERONTIK
KONSEP TEORI PENUAAN

1. PENDAHULUAN
• Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang di derita (Siti
Bandiyah, 2009).

• Menjadi tua (menua) adalah suatu keadaan yang terjadi didalam


kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup
yang tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak
permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang
berarti seseorang telah melalui tahap-tahap kehidupannya, yaitu
neonatus, toodler, pra school, school, remaja, dewasa dan lansia. Tahap
berbeda ini dimulai baik secara biologis maupun psikologis (Padila,
2013).
I. Teori Biologis

Menurut Aspiani, 2014 Teori biologis dalam proses menua mengacu pada asumsi bahwa proses
menua merupakan perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi tubuh selama masa hidup.

• Teori “Genetik Clock”


Teori ini menyatakan bahwa proses menua terjadi akibat
adanya program jam genetik didalam nuclei. Jam ini akan • Teori Autoimun
berputar dalam jangka waktu tertentu dan jika jam ini Pada teori ini penuaan dianggap disebabkan oleh adanya
sudah habis putarannya maka akan menyebabkan penurunan fungsi sistem imun. Perubahan itu lebih tampak
berhentinya proses mitosis. secara nyata pada Limposit –T, disamping perubahan juga
terjadi pada Limposit –B.
• Teori error
Menurut teori ini proses menua diakibatkan oleh • Teori Free Radical
menumpuknya berbagai macam kesalahan sepanjang Radikal bebas adalah molekul atau bagian molekul yang
kehidupan manusia akibat kesalahan tersebut akan tidak lagi utuh karena sebagian lagi pecah atau melepasakan
berakibat kesalahan metabolisme yang dapat diri.
mengakibatkan kerusakan sel dan fungsi sel secara
perlahan.
II. Teori Psikologis

Pada usia lanjut usia, penuaan terjadi secara alamiah seiring dengan penambahn usia. Perubahan
psikologis yang terjadi dapat dihubungkan dengan keakuratan mental dan keadaan fungsional yang
efektif.Maryam, dkk, 2008).

• Aktivitas atau kegiatan


Seseorang yang dimasa mudahnya aktif dan terus memelihara keaktifannya setelah
menua.Sense of integrity yang dibangun dimasa mudahnya tetap terpelihara
sampai tua.
• Kepribadian berlanjut
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lansia. Identity pada lansia
yang sudah mantap memudahkan dalam memelihara hubungan dengan
masyarakat, melibatkan diri dengan masalah di masya keluarga dan hubungan
interpersonal.
• Teori Pembebasan
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara pelan
tetapi pasti mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari
pergaulan sekitarnya
III. Teori Sosial
Menurut Fatmah, et. all., 2010, teori sosial menjelaskan tentang lansia yang mengalami penurunan
dan penarikan diri terhadap sosialisasi dan partisipasi ke dalam masyarakat.

• Teori aktifitas
Teori ini menyatakan keaktifan lansia dala, malakukan berbagai jenis
kegiatan yanga merupakan indicator suksesnya lansia.Lansia yang aktif,
banyak bersosialisasi di masyarakat serta lansia yang selalu mengikuti
kegiatan sosial yang merupakan poin dari indicator kesuksesan lansia.

• Teori kontinuitas
Teori ini menekankan bahwa peubahan ini dipengaruhi oleh jenis
kepribadian lansia tersebut. Dalam teori ini lansia akan memelihara
identitas dan kekuatan egonya karena tipe kepribadiannya yang aktif dalam
bersosialisasi.

• Teori interaksi sosial


Teori ini mencoba menjelaskan emgapa lansia bertindak pada suatu situasi
tertentu, yaotu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat.
Next..
• Teori penarikan diri
Teori ni menyatakan bahwa kemiskinan yang diderita lansia dan menurunnyaderajat
kesehatan mengakibatkan seorang lansia secara perlahan-lahan menrik ddari
pergaulan disetarnya.

• Teori kesinambungan
Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan
lansia.Pengalamamn hidup seseorang pada suatu saat merupakan gambarannya elak
pada saat menjadi lansia.

• Teori perkembangan
Teori perkembangan menjelaskan bagaimana proses menjadi tua meruapan suatu
tantangan dan bagaimana jawaban lansia terhadap tersebut yang dapat bernialai positif
atau negative

IV.Teori Spiritual

Komponen spiritual dan tumbuh kembang merujuk pada pengertian hubungan


individu ddengan alam semesta dan persepsi individu tentang arti kehidupan.
(Maryam, dkk 2008)
2. PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANSIA

Perubahan yang terjadi pada individu lansia terdiri dari perubahan fisiologik atau
fisik, psikososial, dan psikologis (Stanhope & Lancaster 2004).

1) Perubahan Fisik
Menurut Stanhope & Lancaster (2004) proses perubahan antara individu dengan individu
lainnya, dan proses perubahan dan variasi perubahan pada sistem tubuh juga akan
berbeda walaupun pada individu yang sama.
Efek perubahan fisiologik secara umum adalah penurunan mekanisme homeostatik dan
penurunan respon immunologic Stanhope & Lancaster ( 2004). Perubahan fisik pada
lansia yaitu :

• Sistem Sensori
Lansia dengan kerusakan fungsi pendengaran dapat memberikan respon yang
tidak sesuai sehingga dapat menimbulkan rasa malu dan gangguan komunikasi
verbal (Watson 2003 dalam Stanley & Bear, 2007).
• Sistem Muskulosekeletal
Perubahan normal sistem muskuloskeletal terkait usia pada lansia, termasuk
penurunan tinggi badan, redistribusi masa otot dan lemak subkutan,
peningkatan porositas tulang, atropi otot, pergerakan yang lambat,
pengurangan kekuatan dan kekakuan sendi-sendi,
NEXT..

• Sistem Integumen
Menurut Watson (2003 dalam Stanley & Beare 2007) penuaan • Sistem Perkemihan
terjadi perubahan khususnya perubahan yang terlihat pada kulit Pada lansia yang mengalami stress atau saat
seperti atropi, keriput dan kulit yang kendur dan kulit mudah kebutuhan fisiologik meningkat atau terserang
rusak. Perubahan yang terlihat sangat bervariasi, tetapi pada penyakit, penuaan pada saat sistem renal akan
prinsipnya terjadi karena hubungan antara penuaan intrinsik sangat mempengaruhi.
atau secara alami dan penuaan ektrinsik atau karena
lingkungan. • Sistem Pencernaan
• Sistem Kardiovaskuler Hilangnya sokongan tulang turut berperan terhadap
Penurunan yang terjadi ditandai dengan penurunan tingkat kesulitan- kesulitan yang berkaitan dengan
aktivitas yang mengakibatkan penurunan tingkat aktivitas, penyediaan sokongan gigi yang adekuat dan stabil
yang mengakibatkan penurunan kebutuhan darah yang pada usia lebih lanju.
terorganisasi. • Sistem Persyarafan
• Sistem Pernafasan Perubahan sistem persyarafan menurut Stanley &
Implikasi klinis menyebabkan kerentanan lansia untuk Beare (2007) terdapat beberapa efek penuaan pada
mengalami kegagalan respirasi, kanker paru, emboli pulmonal sistem persyarafan, banyak perubahan dapat
dan penyakit kronis seperti asma dan penyakit obstruksi diperlambat dengan gaya hidup sehat.
menahun.
2. Perubahan Psikologis dan Psikososial

Perubahan psikologis pada lanjut usia menurut Stuart & Laria (2005) perubahan aspek kognitif
terjadi perubahan fungsi intelektual dimana terjadinya penurunan kemampuan lansia dalam
mengatasi masalah atau pemecahan masalah, selanjutnya juga pada aspek terjadi perubahan
kemampuan penyesuaian secara psikologis terhadap proses menua ( Learning Ability ), pada aspek
kognitif ini untuk meningkatkan intelektual lansia dapat diberikan pendidikan kesehatan atau edukasi
agar perkembangan demensia dapat ditunda.

Ciri – ciri gangguan psikososial menurut Keliat (2011) :


• Cemas, khawatir berlebihan, takut
• Mudah tersinggung
• Sulit konsentrasi
• Bersifat ragu – ragu
• Merasa kecewa
• Pemarah dan agresif
• Reaksi fisik seperti jantung berdebar, otot tegang, sakit kepala.
PROGRAM NASIONAL LANSIA & ISU-ISU, STRATEGIS DAN KEGIATAN UNTUK
PROMOSI KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN LANSIA SEBELUM DAN SEDUDAH
COVID_19

PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu factor yang
sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. oleh karena itu kesehatan perlu
dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya. untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah
telah merencanakan visi indonesia sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat indonesia
di masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat,
mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang $ermutu, adil, merata serta memiliki
derajat kesehatanm yang setinggi tingginya.
I. PROGRAM NASIOLAN LANSIA

A. Definisi
Program kementerian kesehatan di indonesia dalam upaya untuk meningkatkanstatus
kesehatan para lansia, diantaranya:
• Peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan para lansia di pelayanan
kesehatandasar, khususnya puskesmas dan kelompok lansia melalui konsep
puskesmas santun lanjut usia.
• Peningkatan upaya rujukan kesehatan bagi lansia di rumah sakit
• Peningkatan penyuluhan dan penyebarluasan informasi kesehatan dangizi bagi lansia,
Sosialisasi program kesehatan lansia, serta pemberdayaan masyarakat melalui
pengembangan dan pembinaan kelompok usia lanjut, posyandu lansia di masyarakat

B. Kebijakan pada lansia


• Pembinaan lansia di indonesia
Dilaksanakan berdasarkan Peraturan undang-undang RI No.13 tahun 1998
tentang kesejahteraan lansia yang menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan
dimaksudkan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
kemampuan lansia, upaya penyuluhan, penyem$uhan, dan pengembangan
lembaga
• Kebijakan kementrian kesehatan dan pembinaan lansia
Kebijakan kementrian kesehatan dalam pembinaan lansia merupakan bagian dari
pembinaan keluarga. pembinaan kesehatan keluarga ditujukan kepada upaya
menumbuhkan sikap dan perilaku yang akan menumbuhkan kemampuan keluarga
itu sendiri untuk mengatasi masalah kesehatan dengan dukungan oleh tenaga
professional, menuju terwujudnya keluarga yang sehat.

C. Program Nasional Lansia

• Posyandu lansia
• Puskesmas lansia
• Terapi lansia
ISU-ISU, STRATEGIS DAN KEGIATAN UNTUK PROMOSI KESEHATAN
DAN KESEJAHTERAAN LANSIA SEBELUM DAN SEDUDAH COVID_19

A. Lingkup promosi kesehatan

I. Strategis promosi kesehatan


Promosi kesehatan (healt promotion) telah menjadi bidang yang semakin dari
tahun ke tahun.
II. Kegiatan promosi kesehatan
Menurut piagam ottawa, kegiatan –kegiatan pro osi kesehatan yaitu :
a) Membangun kebijakan publik berwawasan kesehatan
b) Menciptakan lingkungan yang mendukung
c) Mengembangangkan keterampilan individu
d) Reorintasi pelayanan kesehatan
e) Bergerak kemasa depan
B. Kegitan Kegiatan Dalam Pembinaan Lansia

Pelayanan usia lanjut ini meliputi kegiatan upaya-upaya, antara lain :


• Upaya promotif
• Upaya preventive
• Upaya kuratif
• Upaya rehabilitative
• Upaya penyuluhan

C. Strategi dan kegiatan dan upaya untuk mempromosikan kesehatan di era pandemik (covid_19) pada
lansia.

kesehatan, dan lintas sektoral pemerintah dan swasta. Pada era pandemi saat ini, kelompok lansia
merupakan kelompok yang paling berisiko mengalami keparahan/morbiditas dan mortalitas akibat
penyakit Covid-19. Data mortalitas akibat Covid-19 di beberapa negara lain menunjukkan
peningkatan seiring dengan meningkatnya usia, seperti di Tiongkok jumlah kematian pada populasi
usia 60-69 tahun sebesar 3.6%, pada usia 70-79 tahun sebesar 8% dan pada usia lebih dari 80 tahun
sebanyak 14.8%.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA
PENDAHULUAN

Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untuk
menetapkan, mempertahankan dan meningkatkan kontrak dengan orang lain karena komunikasi
dilakukan oleh seseorang, setiap hari orang seringkali salah berpikir bawa komunikasi adalah
sesuatu yang mudah

I. Pengertian Komunikasi Terapeutik


Indrawati (2003) mengemukakan bahwa komunikasi terapeutik adalah
komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya
dipusatkan untuk kesembuhan pasien.

II. Manfaat Komunikasi Terapeutik


Manfaat komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan menganjurkan kerja sama
antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien. Mengidentifikasi.
III. Komunikasi Terapeutik pada Lansia
Menurut Wahjudi Nugroho (2008) Komunikasi dengan lansia adalah proses penyampaian pesan
atau gagasan dari petugas atau perawat kepada lanjut usia dan diperoleh tanggapan dari lanjut
usia sehingga diperoleh kesepakatan tentang isi pesan komunikasi.

Keterampilan Komunikasi Terapeutik pada Lansia


Menurut Lilik Ma’arifatul Azizah (2011) Keterampilan komunikasi
terapeutik pada lanjut usia dapat meliputi :
• Perawat membuka wawancara dengan memerkenalkan diri dan menjelaskan
tujuan dan lama wawancara.
• Berikan waktu yang cukup kepada pasien untuk menjawab berkaitan dengan
pemunduran kemampuan untuk merespon verbal.
• Gunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai dengan latar belakang
sosikulturalnya.
• Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas karena pasien lansia kesulitan dalam
berfikir abstrak.
IV. Prinsip Gerontologis Untuk Komunikasi
Menurut Wahjudi Nugroho (2008) Lanjut usia yang mengalami penurunan daya ingat
mengalami kesulitan untuk mengerti apa yang dikatakan orang lain

V. Krakteristik Komunikasi Terapeutik Pada Lansia


Ada 3 hal mendasar yang memberi ciri-ciri komunikasi terapeutik yaiu
sebagi berikut : (Arwani, 2003 : 54)
• Ikhlas (genuiness)
• Empati (Emphaty)
• Hangat (warmth)
VI. Pendekatan Perawatan Lansia Dalam Konteks Komunikasi
Menurut Lilik Ma’rifatul Azizah (2011) pendekatan perawatan lanjut usia
antara lain:

• Pendekatan fisik
• Pendekatan psikologis
• Pendekatan social
• Pendekatan spiritual
VII. Teknik Komunikasi pada Lansia
Untuk dapat melaksanakan komunikasi yang efektif kepada lansia, selain pemahaman yang memadai
tentang karakteristik lansia, petugas kesehatan atau perawat juga harus mempunyai teknik-teknik khusus
agar komunikasi yang di lakukan dapat berlangsung secara lancar dan sesuai dengan tujuan yang
diinginkan.
Menurut Lilik Ma’rifatul Azizah (2011)
Beberapa teknik komunikasi yang dapat di terapkan antara lain:
• Teknik asertif
• Responsif
• Fokus
• Supportif
• Klarifikasi
• Sabar dan Ikhlas

VIII.Teknik Komunikasi Lansia pada Reaksi Penolakan


• Kenali segera reaksi penolakan klien
• Membiarkan klien lansia bertingkah laku dalam tenggang waktu tertentu. Hal ini merupakan
mekanisme penyesuaian diri sejauh tidak membahayakan klien, orang lain serta lingkunganya.
• Orientasikan klien lansia pada pelaksanan perawatan diri sendiri
• Langkah tersebut bertujuan untuk mempermudah proses penerimaan klien terhadap perawatan
yang akan di lakukan serta upaya untuk memandirikan klien.
• Libatkan keluarga atau pihak keluarga terdekat dengan tepat
• Langkah ini bertujuan untuk membantu perawat atau petugas kesehatan memperoleh sumber
informasi atau data klien dan mengefektifkan rencana / tindakan dapat terealisasi dengan baik dan
tepat.
VIII.Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Saat Berinteraksi pada Lansia

Menurut Wahjudi Nugroho (2008)


• Menunjukkan rasa hormat, seperti “bapak” “ibu” kecuali apabila sebelumnya pasien telah
meminta anda untuk memanggil panggilan kesukaannya.
• Hindari menggunakan istilah yang merendahkan pasien
• Pertahankan kontak mata dengan pasien
• Pertahankan langkah yang tidak tergesa-gesa dan mendengarkan adalah kunci komunikasi
efektif
• Beri kesempatan pasien untuk menyampaikan perasaannya
• Berbicara dengan pelan, jelas, tidak harus berteriak, menggunakan bahasa dan

IX. Hambatan Komunikasi Terapeutik pada Lansia


• Pasien dengan Defisit Sensorik
• Pasien dengan Demensia
• Pasien yang Ditemani oleh Caregiver
XI. Cara Mengatasi Hambatan-hambatan Komunikasi pada Lansia
adanya teknik atau tips-tips tertentu yang perlu di perhatikan agar komunikasi
berjalan dengan efektif antara lain :

• Selalu mulai komunikasi dengan mengecek pendengaran klien


• Keraskan suara anda jika perlu
• Dapatkan perhatian klien sebelum berbicara. Pandanglah dia agar dia dapat
melihat mulut anda.
• Atur lingkungan sehinggga menjadi kondusif untuk komunikasi yang baik.
Kurangi gangguan visual dan auditory. Pastikan adanya pencahayaan yang
cukup.
• Ketika merawat orang tua dengan gangguan komunikasi, ingat
kelemahannya. Jangan menganggap kemacetan komunikasi merupakan hasil
bahwa klien tidak kooperatif.
• Jangan berharap untuk berkomunikasi dengan cara yang sama dengan orang
yang tidak mengalami gangguan. Sebaliknya bertindaklah sebagai partner
yang tugasnya memfasilitasi klien untuk mengungkapkan perasaan dan
pemahamannya.
PERAWATAN LANSIA DI RUMAH
PENDAHULUAN
Semakin bertambah usia, makin besar kemungkinan seseorang mengalami
permasalahan fisik, fisiologis, mental, spiritual, ekonomi dan sosial. Salah satu
permasalahan yang sangat mendasar pada lanjut usia (lansia) adalah masalah
kesehatan akibat proses kemunduran fungsi tubuh yang terjadi secara bertahap
yang berujung pada kerusakan jaringan atau organ.

A. Pentingnya Perawatan Jangka Panjang Bagi Lansia


Lansia merupakan kelompok usia rentan dimana pada fase ini, seseorang
cenderung mengalami kemunduran fungsi baik fisik maupun mental
sehingga memerlukan bantuan untuk memenuhi aktivitas kehidupan sehari-
harinya.
B. Caregiver Lansia
Yang dimaksud caregiver dalam panduan ini adalah caregiver informal
yaitu tenaga caregiver yang berasal dari keluarga, relawan, dan kader yang
memberikan bantuan dan pendampingan kepada lansia.

C. Pengertian dan Prinsip Perawatan Jangka Panjang (PJP)


PJP merupakan perawatan yang diberikan kepada lansia yang memerlukan
pertolongan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya sehari-hari yang
disebabkan adanya ketidakmampuan baik secara fisik maupun mental
sehingga membutuhkan caregiver untuk mendampingi dan membantu
dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
D. Perawatan Secara Umum
Perawatan diri pada lansia adalah cara memelihara kebersihan dan
kesehatan yang bertujuan untuk memberikan rasa nyaman, meningkatkan
kepercayaan/penampilan diri dan meningkatkan kebersihan serta kesehatan.
berikut jenis perawatan dan kebersihan diri :
• Perawatan kulit
• Perawqatan rambut
• Perawatan mata
• Perawatan telinga
• Perawatan hidung
• Perawatan mulut dan gigi
• Perawatan kaki
• Perawatan alat kelamin dan sekitarnya

E. Pencegahan Masalah Kesehatan Kulit


Masalah kesehatan kulit yang paling sering timbul pada lansia adalah kulit kering dan
gatal. Masalah kulit kering dapat diakibatkan oleh proses penuaan, efek samping obat-
obatan, pajanan sinar matahari yang berlebihan dan sebagainya.

F. Pemeliharaan Kebersihan dan Keamanan Lingkungan


Tujuan menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan adalah untuk mencegah
timbulnya penyakit karena keadaan lansia yang rentan, mencegah terjadinya
kecelakaan, dan menjaga kesehatan anggota keluarga yang lain.
G. Mempertahankan Tingkat Kemandirian Lansia
Agar dapat mempertahankan tingkat kemandirian, libatkan lansia dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-hari. Selalu beritahukan kegiatan apa saja yang akan dilakukan
setiap harinya dan tawarkan kegiatan yang ingin dilakukan sendiri atau diberikan
bantuan.
H. Pajanan Sinar Matahari

Selain melakukan aktivitas dan latihan fisik, hal lain yang perlu diperhatikan
adalah tercukupinya pajanan sinar matahari pada lansia sehingga kebutuhan
vitamin D yang sangat penting untuk mempertahankan kepadatan tulang
dapat terpenuhi. Untuk mendapatkan pajanan sinar matahari, dapat dilakukan
dengan berjemur sekitar 15-30 menit pada rentang waktu pukul 07.00 sampai
10.00.

I. Rekreasi
Rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan pada waktu luang yang dapat
berpengaruh terhadap kesehatan seseorang secara fisik dan mental. Kegiatan
rekreasi harus menyenangkan dan akan lebih baik bila menghasilkan sesuatu
yang bermanfaat. Tujuan rekreasi adalah untuk memelihara kesehatan fisik,
mental dan sosial.
J. Pemantauan Penggunaan Obat

Caregiver perlu mengenali obat-obatan yang sedang digunakan oleh


lansia sesuai dengan anjuran/resep dokter atau petugas kesehatan.
Selalu lakukan pengecekan mengenai hal-hal berikut:

• Obat yang sedang dikonsumsi: pastikan obat tersebut sedang digunakan


sesuai instruksi petugas kesehatan. Bila ada obat yang sudah tidak
digunakan agar dipisah tersendiri,
• Tanggal kadaluarsa: obat yang sudah kadaluarsa harus dibuang,
• Cara penyimpanan: harus sesuai dengan petunjuk,
• Petunjuk penggunaan: pelajari dosis, waktu dan cara pemberian obat
sesuai petunjuk, Untuk memudahkan lansia dan caregiver, sebaiknya obat
yang akan diberikan sudah dipilah menurut dosis dan waktu pemberian
untuk setiap harinya.

K. Pelaksanaan Ibadah

Kegiatan ibadah merupakan hal yang sangat penting dalam


kehidupan lansia, karena dengan melaksanakan kewajibannya lansia
akan merasa lebih dekat dengan Tuhan dan lebih merasa tenang.
TERAPI AKTIVITAS LANSIA DI
POSYANDU
PENDAHULUAN
Angka harapan hidup penduduk Indonesia telah meningkat dalam beberapa dekade terakhir
ini. Peningkatan tersebut adalah 45,7 tahun pada tahun 1970 menjadi 58,7 tahun pada tahun
1990 dan pada tahun 2010 menjadi 71,7 Selain itu jumlah dan proporsi kelompok lanjut usia
(lansia) di negara Indonesia juga menunjukkan kecenderungan yang meningkat, yaitu 5,3 juta
jiwa atau 4,48% pada tahun 1971, 12,7 juta jiwa atau 6,56% pada tahun 1990 dan meningkat
tajam menjadi 28,8 juta jiwa atau 11,34% pada tahun 2010 (Kuntjoro, 2002). Pada 2025,
jumlah penduduk Indonesia diproyeksikan mencapai 273 juta jiwa.
A. Aktivitas Lansia Sehari-hari
Hasil yang diperoleh pada kelima partisipan di wilayah posyandu Kedung Gobyak
Desa Sobokerto Kecamatan Ngemplak Boyolali menunjukkan bahwa, tipe-tipe
aktivitas yang dipilih para lansia untuk mengisi waktu luangnya adalah duduk
santai, berbincang-bincang atau ngobrol, gerak badan, kegiatan kemasyarakatan,
beraktivitas ringan dan menikmati pekerjaan.

B. Jenis Kegiatan
• Psiko Drama
• Terapi aktivitas kelompok (TAK)
• Terapi musik
• Terapi berkebun
• Terapi dengan binatang
• Terapi okupasi
• Terapi kognitif
• Live revie terapi
• Rekreasi
• Terapi keagamaan
• Terapi keluerga
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PADA
LANSIA
PENDAHULUAN

Penuaan adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan manusia. Proses
menua merupakan proses sepanjang hidup yang dimulai sejak permulaan
kehidupan. (Nugroho, 2015). Apabila dilihat dari sudut pandang yang lebih luas,
proses penuaan menyebabkan penurunan fungsi normal tubuh. Hal ini membuat
lansia lebih berisiko terhadap masalah kesehatan baik secara biologis maupun
psikologis. Keadaan ini dapat menyebabkan kemampuan interaksi social pada
lansia mengalami penurunan. (Wahyu Elok, dkk, 2017).

A. Pengertian Terapi Aktivitas Kelompok


Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan
yang lain, saling bergantung dan memiliki norma yang sama (Stuart &
Laraia, 2001).
B. Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok

I. Mengembangkan stimulasi persepsi, Stimulasi Persepsi adalah terapi yang


menggunakanaktivitas sebagai stimulasi dan yang terkait dengan
pengalaman atau kehidupan yang didiskusikan dalam kelompok.
II. Mengembangkan stimulasi sensoris, Stimulasi sensori adalah upaya
menstimulasi semua pancaindra (sensori) agar memberi respons yang
adekuat.
III. Mengembangkan orientasi realitas, Orientasi Realitas adalah upaya untuk
mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang
lain, lingkungan/tempat, dan waktu.
IV. Mengembangkan sosialisasi. Kelompok Sosialisasi adalah upaya
memfasilitasi sejumlah klien dalam membina hubungan sosial yang
bertujuan untuk menolong klien dalam berhubungan dengan orang lain
seperti kegiatan mengajukan pertanyaan, berdiskusi, bercerita tentang diri
sendiri pada kelompok, menyapa teman dalam kelompok.
C. Prinsip Memilih Peserta Terapi Aktivitas Kelompok.
Prinsip memilih pasien untuk terapi aktifitas kelompok adalah homoge
nitas, yang dijabarkan antara lain: 
• Gejala sama
• Kategori Sama.
• Jenis kelamin sama.
• Kelompok umur hampir sama.
• Jumlah efektif 7-10 orang per-kelompok terapi

D. Jenis- Jenis Terapi Aktivitas Kelompok Pada Lansia


Menurut Keliat & Akemat, 2012, Terapi aktivitas kelompok dibagi
empat, yaitu :
Stimulasi Sensori (Musik)
Stimulasi Persepsi
Orientasi Realitas.
Sosialisasi
E. Manfaat Terapi aktivitas Kelompok
• Agar anggota kelompok merasa dimiliki, diakui dan dihargai eksistensinya oleh
anggota kelompok yang lain.
• Membantu anggota kelompok berhubungan dengan yang lain serta merubah perilaku
yang destruktif dan maladaptive.
• Sebagai tempat untuk berbagi pengalaman dan saling membantu satu sama lain
untuk menemukan cara menyelesaikan masalah.

F. Tahapan Dalam Terapi Aktivitas Kelompok.


• Fase Pre-kelompok, dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang
menjadi leader, anggota dimana, kapan kegiatan kelompok dilaksanakan, proses
evaluasi pada anggota dan kelompok.
• Fase Awal, pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi,
konflik atau kebersamaan.
• Fase kerja, Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim.
• Fase Terminasi, Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara).
G. Model dalam Terapi Aktivitas Kelompok.
• Fokal konflik model.
• Communication model.
• Model Interpersonal.
• Model Psikodrama

H. Peran Perawat Dalam Terapi Aktivitas Kelompok.


• Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok.
• Berperan sebagai leader dan co-leader.

I. Senam Lansia
a) Pengertian Senam Lansia
Senam merupakan suatu cabang olahraga yang melibatkan performa
gerakan yang membutuhkan kekuatan, kecepatan dan keserasian gerakan
fisik yang teratur. Bentuk modern dari senam ialah : Palang tak seimbang,
balok keseimbangan, senam lantai. Bentuk-bentuk tersebut konon
berkembang dari latihan yang digunakan oleh bangsa Yunani kuno untuk
menaiki dan menuruni seekor kuda dan pertunjukan sirkus.
J. Jenis- Jenis Senam Lansia
• Senam kebugaran lansia
• Senam otak
• Senam osteoporosis
• Senam hipertensi
• Senam diabetes mellitus
• Olahraga rekreatif/jalan santai.

K. Manfaat Senam Lansia


• Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia.
• Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani
dalam kehidupan (adaptasi).
• Sebagai Rehabilitas Pada lanjut usia, senam lansia dapat
mencegah atau melambatkankehilangan fungsional
• Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap
peningkatan fungsi organtubuh juga berpengaruh dalam
meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan
teratur.
• Funsi melindungi, yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam
fungsinya terhadap bertambahnya tuntutan, misalnya sakit.
L. Prinsip Senam Lansia
• Gerakannya bersifat dinamis (berubah-ubah).
• Bersifat progresif (bertahap meningkat).
• Adanya pemanasan dan pendinginan pada setiap latihan.
• Lama latihan berlangsung 15-60 menit
• Frekuensi latihan perminggu minimal 3 kali dan optimal 5
kali.

M. Langkah- langkah Senam Lansia.


• Latihan kepala dan leher
• Latihan bahu dan lengan.
• Latihan tangan.
• Latihan Punggung
• Latihan Pernafasan.

Anda mungkin juga menyukai