Anda di halaman 1dari 25

Aging Process Theory

Oleh :
Daliman,S.Sos. M.S.i
Kepala Seksi Pelayanan Sosial pada PSTW
Jombang-Pare
“Menjadi tua itu pasti,
menjadi dewasa itu
pilihan”
Pengertian
• Menua (menjadi tua) adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memeperbaiki diri / mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak
dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita. Menurunnya fungsi orga
tubuh sehingga banyak mengakibatkan gangguan
kesehatan.
• Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk
hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami
penurunan kapasitas fungsional.
• Penuaan dihubungkan dengan perubahan degeneratif pada
kulit, tulang jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraf dan
jaringan tubuh lainya.
• Kemampuan regeneratif pada lansia terbatas, mereka
lebih rentan terhadap berbagai penyakit.
Teori Proses Penuaan
(Aging Process Theory)

Biological
theory

Psychological
theory

Social theory

Spiritual theory
1. BIOLOGICAL THEORY

Menjelaskan tentang hubungan antara


usia dengan perubahan.
Ada 4 hal penting pada proses penuaan
yaitu:
a. Pekterius  penuaan fungsi
b. Progresive  terjadinya proses
menua secara bertahab dan tidak
terjadi secara tiba-tiba
c. Intrinsik  proses penuaan tidak
terjadi semata-mata karena pengaruh Ada 5 biological
ligkungan theory :
d. Universal  semua makhluk hidup 1.Teori genetik
mengalami proses penuaan 2.Teori wear and tear
3.Teori imunitas
4.Teori linkage
5.Teori radikal bebas
a. Teori Genetik
• Menua terjadi sebagai akibat dari
perubahan biokimia yang diprogram
oleh molekul – molekul / DNA dan
setiap sel pada saatnya akan
mengalami mutasi.
• Sebagai contoh yang khas :
– Mutasi dari sel – sel kelamin (terjadi
penurunan kemampuan fungsional
sel).
– Anak yang meninggal sebelum
umur 50 thn, harapan hidupnya
lebih pendek 20 tahun dibanding
anak yang meninggal diatas usia 50
tahun.

6
b. Teori Wear and Tear
• Setiap individu mengalami proses
penuaan dan kematian karena
jaringan-jaringan tubuh tidak
selamanya memperbaiki diri. Proses
dipercepat oleh faktor: stres,
merokok, diet yang buruk
• Kematian terjadi karena jaringan
yang rusak dan tidak memperbarui
dirinya
• Pada wear and tear sel jaringan
skeletal striated (kerapuhan tulang),
otot jantung & semua sel saraf.
• Contoh: jika lansia terkena penyakit
yang menyebabkan kerusakan sel,
maka penyembuhannya tidak akan
terjadi sempurna, karena sel tersebut
tidak dapat memperbaiki diri dengan
sempurna.
c. Teori imunitas

• Proses penuaan berhubungan dengan


penurunan fungsi sistem imun  akan
meningkatkan respon autoimun tubuh,
sehingga llansia lebih rentan terhadap
penyakit.
• Teori autoimun menerangkan bahwa usia
lanjut sering mengalami alergi terhadap
makanan & benda asing seperti: alergi debu
yang sebelumnya mereka tidak pernah
mengalaminya
• Contoh: lansia akan lebih rentan terhadap
kanker, infeksi, rheumatik & proses
penyembuhannya lebih lama. Selanjutnau
upaya apa untuk mencegshnya.
d. Teori Linkage
• Keterkaitan molekul yg brasal dari reaksi
kimia.
• Sesuai peningkatan umur, maka
mekanisme pertahanan tubuh menurun
 perbaikan kerusakan tidak dapat
terjadi. Jika berlanjut menyebabkan
mutasi sel, ketidakmampuan
mengeliminasi sampah & transport ion &
susunan protein kulit menjadi tidak
elastis & efektif.
• Contoh: Lansia sering terjadi kegagalan
organ seperti: gagal ginjal & jantung dll,
selanjutnya upaya apa untuk
mengatasi hal tersebut.
e. Teori radikal bebas

• Radikal bebas & kumpulan konjugasi mampu


menyerang molekul lain, karena adanya
proses pertukaran ekstra elektrik atau
elektron bebas yang meminimalkan akibat
radikal bebas adalah vitamin C & E.
• Semakin lanjut usia, maka mekanisme
pertahanan tubuh semakain menurun &
membentuk radikal bebas bertambah.
• Contoh: Lansia yang lebih banyak bekerja
disawah, kulit akan lebih cepat keriput
dibanding lansia yang bekerja dikantor,
karena pengaruh radikal bebas dari
matahari
Psychological Theory

Teori proses penuaan berdasarkan


teori psikologis, yaitu:
a.Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)
b.Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)
c. Teori Pembebasan (Disengagement
Theory)
Lansia mengalami penurunan jumlah
kegiatan yang dapat dilakukannya.
Teori ini menyatakan bahwa lansia
yang sukses adalah mereka yang aktif
dan ikut banyak
dalam kegiatan sosial.

Seseorang yang dimasa mudanya aktif


dan terus memelihara keaktifannya
setelah menua. Sense of integrity yang
dibangun dimasa mudanya tetap
terpelihara sampai tua. Teori ini
menyatakan bahwa pada lansia yang
sukses adalah mereka yang aktif dan
ikut banyak dalam kegiatan sosial.
Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)
Teori Psikologis
Teori ini menyatakan bahwa dengan
bertambahnya usia, seseorang secara
berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari
kehidupan sosialnya, (keluar dari keorganisasian)
Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial
lanjut usia menurun, baik secara kualitas
maupun
kuantitas sehingga sering terjaadi kehilangan
ganda (triple loss), yakni :
a) Kehilangan peran
b) Hambatan kontak sosial
c) Berkurangnya kontak komitmen

Teori ini menyatakan bahwa dengan


bertambahnya usia, seseorang secara pelan
tetapi pasti mulai melepaskan diri dari kehidupan
sosialnya atau menarik diri dari pergaulan
sekitarnya.
Teori Pembebasan (Disengagement Theory)
Teori Psikologis
Social Theory

Teori Pelepasan atau Pemutusan


Hubungan (disengagement) (1)

Teori Aktivitas (2)

Teori Stratifikasi Umur (3)

Teori Kontinuitas (4)

Teori kesesuaian manusia-lingkungan


(person-enviroment vit theory) (5)

Teori Sub Kultural (6)


Teori 1
Teori Pelepasan atau Pemutusan Hubungan
(disengagement)

• Proses penuaan sebagai tugas perkembangan


yang normal
• Mempertahankan keseimbangan sosial dicapai
dengan proses timbal balik antara masyarakat
& lansia
• Keinginan menarik diri & bahagia ketika
pelepasan terjadi
• Keseimbangan sosial sebagai hasil akhir
Teori 2
Teori Aktivitas

• Lansia membutuhkan pengasingan diri dari


lingkungan
• Lansia seharusnya mempertahankan
kesehatan psikologi & sosial bila
mempertahankan aktivitasnya/ keaktifannya

Tugas asumsi teori ini:


1) Lebih baik aktif dari pada tidak aktif
2) Lebih baik bahagia dari pada tidak bahagia
3) Kesuksesan terbaik lansia tergantung pada
pemahaman kedua asumsi tersebut 
aktivitas dapat diperluas sampai aktivitas
fisik & intelektual walaupun pada kondisi
sakit atau tua, tetap aktif & mencapai
kepuasan hidup. Sesuai MOTTO kami, Tua
yg berguna, relegius sehat dan mandiri.
Teori 3
Teori Stratifikasi Umur

Salah satu contoh teori yg mengacu pada nilai-nilai sosial.


Kuncinya adalah saling ketergantungan antara lansia &
masyarakat umum

Ada 5 konsep utama dari teori ini:


1) Masing-masing individu berkembang melalui masyarakat,
bersama-sama mengalami penuaan secara sosial, biologis &
psikologis
2) Kelompok yang baru terus muncul & masing-masing mengalami
pemahaman yang unik akan masa lalunya
3) Masyarakat sendiri dapat dibagi dalam beberapa strata yang
mengacu pada parameter umur & peran
4) Peran setiap strata serta masyarakat secara luas terus berubah
5) Interaksi antara individu lansia & seluruh masyarakat tidak statis
tapi dinamis
Teori 4
Teori Kontinutas
Mengabaikan teori Aktivitas & teori Pelepasan.

Teori ini menjadi aktif dan mempertahankan


perasaan atau jiwa muda atau adanya suatu
keinginan untuk menarik diri dari sosial, tidaklah
membawa kebahagiaan.

Mengemukakan bahwa seseorang akan


meneruskan kehidupan sebagaimana ia menjalani
kehidupan sebelumnya

Sesuai usia mereka berusaha untuk


mempertahankan atau melanjutkan kebiasaan yang
berharga, nilai-nilai, kepercayaan & semua faktor
yang mempengaruhi kepribadiannya.
Teori 5
Teori kesesuaian manusia-lingkungan
(person-enviroment vit theory)
Konsep hubungan ketergantungan antara kompotensi
dari suatu kelompok, dewasa tua & masyarakat atau
lingkungan.

Identifikasi kompotensi personal meliputi: kekuatan ego,


tingkat keterampilan motorik, kesehatan biologi
individual, & kemampuan kognitif serta kemampuan
sensori persepsi

Setiap tingkat kompotensi seseorg terdapat suatu


tingkat dari tekanan lingkungan. Contoh: seseorag yang
memiliki kompotensi rendah hanya dapat menghadapi
tekanan lingkungan yang rendah pula, demikian
sebaliknya.

Lingkungan menjadi lebih mengancam & seseorg


merasa tidak mampu untuk mengatasinya.
Teori 6
Teori Sub Kultural
Lansia sebagai suatu kelompok yang
mempunyai norma, harapan,
keyakinan & kebiasaan sendiri
sehingga dinyatakan memiliki
kelompok sendiri, kurang menyatu
dengan lingkungan yang lebih luas &
lebih banyak berinteraksi dengan
sesama, dari pada dengan kelompok.
Spiritual Theory

Tinjauan
teoritis

Teori
perkembangan/
kematangan
spiritual

Teori Spiritual
distres
Tinjauan Teoritis
Spritual & agama adalah 2 hal
yang berbeda:
 Agama lebih mengarah
kepada tanda- tanda diluar
kepercayaan spiritual
 Spiritual merupakan konsep
yang lebih luas yang tidak
selalu termasuk aspek
agama
Teori Perkembangan/ Kematangan
Spiritual
• Untuk menerima perubahan, merasa utuh &
mengantisipasi kematian dg penuh kesabaran
adalah meningkatkan kematangan spiritual.
• Keterlibatan religi relatif stabil seiring bertanbah
usia, kebutuhan religius mungkin meningkat pada
lansia.
• Semakin bertambah usia seseorang,
agama/kepercayaannya makin terintegrasi dalam
kehidupannya.
• Perkembangan spiritual usia 70 th
“universalizing”, berfikir & bertindak dengan
memberikan contoh cara mencintai keadilan
Teori Spiritual Distres

Lansia mempunyai risiko tinggi mengalami spiritual distres karena


secara statistik dekat dengan kematian.
Faktor yang dipercaya mempengaruhi spiritual distres:
1) Meningkatnya kesadaran akan proses penuan
2) Terpisah dari ikatan spiritual & cultural
3) Dihadapkan pd kondisi dengan sistem nilai & kepercayaan
seperti menjalani hidup yg terkait dg moral & etik
4) Ketidak mampuan mengaktualisasikan dirinya terhadap kondisi saat
ini, baik dari lingkungan maupun psikisnya.
5) Nyeri kronik
6) Tidak adanya figure
7) Perasaan takut menghadapi kematian yang tidak teratasi
8) Marah dengan tuhan/tidak menerima takdir.

Anda mungkin juga menyukai