Anda di halaman 1dari 9

TEORI-TEORI PADA PROSES PENUAAN

OLEH
Kelompok 1
Ahda Wati Sindolo
Rahel Moula
Rafli
Rizaldi

STIKES HUSADA MANDIRI POSO


PRODI SI KEPERAWATAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang


maksimal. Setelah itu tubuh mulai menyusut dikarenakan berkurangnya jumlah
sel-sel yang ada di dalam tubuh. Sebagai akibatnya tubuh juga akan mengalami
penurunan fungsi secara perlahan-lahan. Itulah yang dikatakan proses penuaan.

Penuaan atau proses terjadinya tua adalah proses menghilangnya secara


perlahan-lahan kemampuan jarinyan untuk memperbaiki diri /mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
interaksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994).
Seiring dengan proses menua tersebut, tubuh akan mengalami berbagai masalah
kesehatan atau yang biasa disebut sebagai penyakit degenratif.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana teori biologis pada proses penuaan ?

2. Bagimana teori sosiologis pada proses penuaan ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui teori biologis pada proses penuaan.

2. Untuk mengetahui teori sosiologis pada proses penuaan.


BAB II

PEMBAHASAN

Teori- Teori Proses Penuaan

Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu :

A. Teori Biologi

Teori biologi mencakup teori genetic dan mutasi, immunology slow theory,
teori stress, teori radikal bebas, dan teori rantai silang.

1. Teori genetic dan mutasi


Menurut teori genetic dan mutasi, menua terpeogram secara genetic
untuk spesies-spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari
perubahan biokimia yang deprogram oleh molekuk-molekul DNA dan
setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi . sebagai contoh yang
khas adalah mutasi dari sel-sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan
fungsi sel).
Terjadi pengumpulan pigmen atau lemak dalam tubuh yang disebut
teori akumulasi dari produk sisa, sebagai contoh adalah adanya pigmen
lipofusin di sel otot jantung dan sel sususnan saraf pusat pada lansia
yang mengakibatkan terganggunya fungsi sel itu sendiri.
Pada teori biologi ini dikenal istilah ‘pemakaian dan perusakan’
yang terjadi karena kelebihan usaha dan stress yang menyebabkan sel-
sel tubuh menjadi lelah (pemakaian). Pada teori ini juga didapatkan
terjadinya peningkatan jumlah kolagen dalam tubuh lansia, tidak ada
perlindungan terhadap radiasi, penyakit, dan kekurangan gizi.
2. Immunology slow theory
Menurut teori ii, sistem imun terjadi efektif dengan bertambanhnya
usia dan masuknya virus ke dalam tubuh yang dapat menyebabkan
kerusakan organ tubuh.
3. Teori Stres
Teori ini mengungkapkan menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang
biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat
mempertahankan kestabilan lingkungan interneal, kelebihan usaha, dan
stress yang menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
4. Teori radikal bebas
Radikal bebas dapat gerbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal
bebas (kelompom atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan
organic seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-
sel tidak dapat melakukan regenarasi.
5. Teori tanda silang
Pada teori ini diungkapkan bahwa reaksi kimia sel-sel yang tua atau
using menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen.
Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastisitas, kekacauan, dan
hilangnya fungsi sel.
B. Teori Sosiologis
1. Teori interaksi social
Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lansia bertindak pada suatu
situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat.
Mauss (1954), Homans (1961), dan Blau (1964) mengemukakan
bahwa interaksi social terjadi berdasarkan atas hokum pertukaran
barang dan jasa. Sedangkan pakar lain Simmons (1945),
mengemukakan bahwa kemampuan lansia untuk terus menjalin
interaksi social merupakan kunci untuk mempertahankan status
sosialnya atas dasar kemampuannya untuk melakukan tukar-menukar.
Menurut David (1980), interaksi antara pribadi dan kelompok
merupakan upaya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya dan
menekan kerugian hingga sesedikit mungkin. Kekuasaan dakan timbul
apabila seseorang atau kelompok mendapatkan keuntungan lebih
besar dibandingkan dengan pribadi atau kelompok lainnya.
Pada lansia, kekuasaan dan prestasinya berkurang, sehingga
menyebakan interaksi social mereka juga berkurang, yang terisa
hanyalah harga diri dan kemampuan mereka untuk mengikuti perintah.
Pokok-pokok teori interaksi social sebagai berikut :
 Masyarakat teridri atas actor-aktor social yang berupaya
mencapai tujuannya masing-masing;
 Dalam upaya tersebut terjadi interaksi social yang memrlukan
biaya dan waktu;
 Untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai, seorang actor
harus mengeluarkan biaya;
 Actor senantiasa berusaha mencari keuntungan dan
mencegah terjadinya kerugian;
 Hanya interaksi yang ekonomis saja yang dipertahankan
olehnya.
2. Teori aktivitas
Teori ini dikembamgkan oleh Palmore (1965) dan Lemon et al (1972)
yang menyatakan bahwa penuaan yang sukses beergantung dari
bagaimana seorang lansia merasakan kepuasan dalam melakukan
aktivitas serta mempertahankan aktivitas tersebut lebih penting
dibandingkan kuantitas dan aktivitas yang dilakukan. Dari satu sisi
aktivitas lansia dapat menurun, akan tetapi di lain sisi dapat
dikembangkan, misalnya peran baru lansia sebagai relawan, kaek atau
nenek, ketua RT, seorang duda atau jandam serta karena ditinggal
wafat pasangan hidupnya.
Dari pihak lansia sendiri terdapat anggapan bahwa proses penuaan
merupakan suatu perjuangan untuk tetap muda dan berusaha untuk
mempertahankan perilaku mereka semasa mudanya.
Pokok-pokok teori aktivitas adalah :
 Moral dan kepuasan berkaitan dengan intreaksi social dan
keterlibatan sepenuhnya dari lansia di masyarakat.
 Kehilangan peran akan menghilangkan kepuasan seorang
lasnsia.
Penerapan teori aktivitas ini sangat posisitif dalam penyusunan
kebijakan terhadap lansia, karena memungkinkan para lansia
untuk berinteraksi sepenuhnya di masyarakat.
3. Teori kepribadian berlanjut (contuinity theory)
Teori ini menyatkan dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah
pada seseorang yang lansia sangat dipengaruhi oleh tipe personality
yang dimiliki.
4. Teori pembebasan/penarikan diri
Teori ini merupakan teori social tentang penuaan yang paling awal dan
pertama kali diperkenalkan oleh Gumming dan Henry (1961).
Kemiskinan yang diderita lansia dan menurunnya derajat kesehatan
mengakibatkan seorang lansia secara perlahan-lahan menarik diri dari
pergaulan di sekitarnya.
Selain hal tsb, masyarakat juga perlu mempersiapkan kondisi agar
para lansia tidak mnearik diri. Proses penuaan mengakibatkan interaksi
social lansia mulai menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Pada lansia juga terjadi kehilangan ganda (triple loss), yaitu :
 Kehilangan peran (loss of roles);
 Hambatan kontak social (restriction of contacts and
realationship);
 Berkurangnya komitmen (reduced commitcment to social
morales and values)

Menurut teori ini seorang lansia dinyatkan mengalami proses


penuaan yang berhasil apabila ia menarik diri dari kegiatan terdahulu
dan dapat memusatkan diri pada persoalan pribadi serta
mempersialkan diri dalam menghadapi kematiannya.

Pokok-pokok teori penarikan diri adalah :


 Pada pria, kehialnagn peran hidup terutama terjadi pada masa
pension. Sedangkan pada wanita terjadi pada masa ketika
peran dalam keluarga berkurang, misalnya saat anak
menginjak dewasa serta meninggalkan rumah untuk belajar
dan menikah.
 Lansia dan msyarakat mampu mengambil manfaat dari hal ini,
karena lansia dapat erasakan bahwa tekanan social berkurang,
sedangkan kaum muda memperoleh kerja yang lebih luas.
 Tiga aspek utama dalam teori ini adalah proses menarik diri
yang terjadi sepanjang hidup. Proses ini tidak dapat dihindari
serta hal ini harus diterima oleh lansia dan msyarakat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori prses penuaan terdiri dari beberapa teori, yakni ;

Teori biologi mencakup teori genetic dan mutasi, immunology slow theory, teori
stress, teori radikal bebas, dan teori rantai silang.

Teori sosiologis mencakup teori interaksi social, teori aktivitas, teori kepribadian
berlanjut, dan teori penarikan diri.

B. Saran

Kami menyadari bahwa tulisan diatas banyak sekali kesalahan dn jauh dari
kesempurnaan. Kami akan memperbaiki tugas tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu kami
mengharap kritik dan saran yang bersifat mebangun agar tercapainya tugas yang
sempurna.

Anda mungkin juga menyukai