Penyusun :
NIM : A2R17036
A. DEFINISI
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses
menua merupakan proses sepajang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tapi dimulai
sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti telah melalui 3 tahap
kehidupannya yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun
psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya pemunduran fisik yang
ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas,
penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat, dan postur tubuh tidak proporsional.
WHO dan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1
Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu
penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif,
merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar
tubuh yang berakhir dengan kematian.
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk
mememperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
Proses menua merupakan proses yang terus-menerus (berkelanjutan) secara alamiah dan umumnya
dialami oleh semua makhluk hidup. Misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan
pada saraf dan jaringan lain, hingga tubuh mati sedikit demi sedikit.
3
Teori Fisiologis
Teori ini merupakan teori intrinsik dan ekstrinsik terdiri atas teori oksidasi stress. Dalam
teori ini dijelaskan terjadi kelebihan usaha dengan stress menyebabkan sel tubuh lelah
terpakai regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal
2. Teori Sosiologis
a) Teori Interaksi Sosial
Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lansia bertindak pada suatu situasi tertentu, yaitu
atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat. Mauss (1954), Homans (1961) dan Blau (1964)
mengemukakan bahwa interaksi sosial didasarkan atas hukum pertukaran barang dan jasa,
sedangkan pakar lain Simmons (1945) mengemukakan bahwa kemampuan lansia untuk terus
menjalin interaksi sosial merupakan kunci untuk mempertahankan status sosialnya untuk
melakukan tukar menukar.
b) Teori Aktivitas atau Kegiatan
Teori ini dikembangkan oleh Palmore (1965) dan Lemon et al. (1972) yang mengatakan
bahwa penuaan yang sukses tergantung dari bagaimana lansia merasakan kepuasan dalam
melakukan aktifitas dan mempertahankan aktivitas tersebut selama mungkin. Pokok-pokok
teori aktivitas adalah:
Moral dan kepuasan berkaitan dengan interaksi sosial dan keterlibatan sepenuhnya dari
lansia di masyarakat.
Kehilangan peran akan menghilangkan kepuasan seorang lansia.
c) Teori Kesinambungan (Continuity theory)
Kesinambungan dalam siklus kehidupan lansia, dengan demikian pengalaman hidup
seseorang pada suatu saat merupakan gambarannya kelak pada saat ini menjadi lansia Gaya
hidup perilaku dan harapan seorang ternyata tak berubah walaupun ia menjadi lansia. Pokok-
pokok dari continuity theory adalah:
Lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif dalam proses penuaan,
akan tetapi didasarkan pada pengalamannya di masa lalu, dipilih peran apa yang harus
dipertahankan atau dihilangkan.
Peran lansia yang hilang tak perlu diganti.
Lansia dimungkinkan untuk memilih berbagai macam cara adaptasi.
d) Teori Pembebasan atau penarikan diri
Cumming dan Henry ( 1961) mengemukakan bahwa kemiskinan yang diderita lansia dan
menurunnya derajat kesehatan mengakibatkan seseorang lansia secara perlahan-lahan menarik
diri dari pergaulan sekitarnya. masyarakat juga mempersiapkan kondisi agar para lansia
menarik diri, keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lansia menurun baik secara kualitas
maupun secara kuantitas.
4
e) Teori Perkembangan (Development theory)
Joan Birchenall RN, Med dan Mary E Streight RN (1973) menekankan perlunya mempelajari
psikologi perkembangan guna mengerti perubahan emosi dan sosial seseorang selama fase
kehidupannya. Pokok-pokok dalam development theory adalah:
Masa tua merupakan saat lansia merumuskan seluruh masa kehidupannya.
Masa tua merupakan masa penyesuaian diri terhadap kenyataan sosial yang baru yaitu
pensiun dan atau menduda atau menjanda.
Lansia harus menyesuaaikan diri akibat perannya yang berakhir dalam keluarga,
kehilangan identitas dan hubungan sosialnya akibat pensiun, ditinggal mati oleh pasangan
hidup dan teman-temannya.
f) Teori Stratifikasi Usia (Age Stratification Theory)
Wiley (1971), menyusun stratifikasi lansia berdasarkan usia kronologis yang menggambarkan
serta membentuk adanya perbedaan kapasitas peran, kewajiban, serta hak mereka berdasarkan
usia. Dua elemen penting dari model stratifikasi usia tersebut adalah struktur dan prosesnya.
Pokok-pokok dari teori ini adalah :
Arti usia dan posisi kelompok usia bagi masyarakat
Terdapatnya transisi yang dialami oleh kelompok
Terdapatnya mekanisme pengalokasian peran diantara penduduk.
3. Teori Psikologis
a) Teori Kebutuhan Manusia Menurut Hierarki Maslow
Menurut teori ini, setiap individu memiliki hirarki dari dalam diri, kebutuhan yang memotivasi
seluruh perilaku manusia (Maslow, 1954).
b) Teori Individual Jung
Carl Jung (1960) merupakan psikolog swiss yang mengembangkan teori bahwa perkembangan
personal individu dilalui melalui tahapan-tahapan: masa kanak-kanak, masa remaja dan remaja
akhir, usia pertengahan, dan usia tua. Kepribadian personal ditentukan oleh adanya ego yang
dimiliki, ketidaksadaran personal dan ketidaksadaran kolektif. Teori ini mengungkapkan bahwa
sejalan dengan perkembangan kehidupan, pada masa usia petengahan maka seseorang mulai
mencoba menjawab hakikat kehidupan dengan mengeksplorasi nilai-nilai, kepercayaan dan
meninggalkan khayalan. Pada masa ini dapat terjadi “krisis usia pertengahan” yang dapat
mempengaruhi/menghambat proses ketuaan itu sendiri secara psikologis.
c) Teori Proses Kehidupan Manusia
Charlotte Buhler (1968) menyusun sebuah teori yang menggambarkan perkembangan manusia
yang didasarkan pada penelitian ektensif dengan menggunakan biografi dan melalui
wawancara. Mengidentifikasi dan mencapai tujuan hidup manusia yang melewati klima fase
proses perkembangan. Pemenuhan kebutuhan diri sendiri merupakan kunci perkembangan yang
5
sehat dan itu membahagiakan, dengan kata lain orang yang tidak dapat menyesuaikan diri
berarti dia tidak dapat memenuhi kebutuhannya dengan beberapa cara.
d) Teori Tugas Perkembangan
Havigurst (1972) menyatakan bahwa tugas perkembangan pada masa tua antara lain adalah :
Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan fisik dan kesehatan
Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya penghasilan
Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
Membentuk hubungan dengan orang-orang yang sebaya
Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan
Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes
e) Terori Delapan Tingkat Kehidupan
Secara Psikologis, proses menua diperkirakan terjadi akibat adanya kondisi dimana kondisi
psikologis mencapai pada tahap-tahap kehidupan tertentu. Ericson (1950) yang telah
mengidentifikasi tahap perubahan psikologis (depalan tingkat kehidupan) menyatakan bahwa
pada usia tua, tugas perkembangan yang harus dijalani adalah untuk mencapai keeseimbangan
hidup atau timbulnya perasaan putus asa.
D. BATASAN-BATASAN LANSIA
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), kelompok umur lansia dibagi menjadi:
a. usia pertengahan (middle age) : usia 45-59 tahun
b. Lanjut usia (elderly) : usia 60-74 tahun
c. Lanjut usia tua ( old ) : usia 75-90 tahun
d. Usia sangat tua ( very old ) : usia > 90 tahun
10
PATHWAY
LANSIA
Heredites/ keturunan genetic, Nutrisi/ makanan, Status kesehatan, Pengalaman hidup, Lingkungan, Stress
Pola nafas
tidak efektif
12
Kerusakan Perubahan Sistem endokrin
Serebral muskuloskeletal
(persyarafan)
Semua hormon ↓
Mengganggu
penerimaan dan ↓ kekuatan, Atrofi dan ↓ jumlah Degenerasi sistem
pengungkapan rentang gerak serabut otot ekstrapiramida/
informasi dan dan (berangsur-angsur cidera otot ↑ insiden Ketidakstabilan
perasaan kelenturan digantikan)
penyakit tiroid kadar glukosa darah
jaringan fibrosa
Tremor otot
Kurang
Gg. Komunikasi kebebasan ↓ masa otot,
gerak kekuatan pergerakan
secara keseluruhan
Gg. Hambatan Berkurangnya Nyeri
Komunikasi ↓ mobilitas
fisik fleksibilitas postur sendi,
verbal Kelemahan tubuh dan kontraktur
secara umum mobilitas
Kurang makan, fungsional
berdandan, toileting, Nyeri
mandi
Hambatan Resiko jatuh
Defisit perawatan mobilitas fisik
diri 13
H. MASALAH KEPERAWATAN YANG TIMBUL
1. Resiko jatuh b/d penurunan akomodasi, lapang pandang menurun
2. Gangguan persepsi sensori b/d penurunan fungsi pendengaran dan penglihatan
3. Gangguan pendengaran b/d penurunan fungsi pendengaran
4. Gangguan eliminasi fekal b/d penurunan fungsi peristaltic usus
5. Nyeri b/d peningkatan asam lambung
6. Deficit nutrisi b/d mual muntah dan terjadi penurunan BB
7. Gangguan citra tubuh b/d masa tubuh berkurang dan lemak meningkat
8. Hipertensi b/d meningkatnya tekanan darah
9. Pola nafas tidak efektif b/d obstruksi jalan nafas terjadi penyempitan pada bronkus
10. Resiko gangguan intregitas kulit b/d kulit menipis dan rentan sobek
11. Gangguan hambatan komunikasi verbal b/d gangguan komunikasi
12. Deficit perawatan diri b/d kurang makan, berdandan, toiletin, mandi
13. Hambatan mobilitas fisik b/d Kelemahan secara umum dan Berkurangnya fleksibilitas postur
tubuh dan mobilitas fungsional
14. Resiko jatuh b/d Kelemahan secara umum dan Berkurangnya fleksibilitas postur tubuh dan
mobilitas fungsional
15. Nyeri b/d nyeri sendi kontraktur
16. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b/d penurunan semua hormon
LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP KONSTIPASI
A. DEFINISI
Konstipasi adalah suatu penurunan defekasi yang normal pada seseorang, disertai dengan kesulitan
keluarnya feses yang tidak lengkap atau keluarnya feses yang sangat keras dan kering (Wilkinson, 2006).
Konstipasi adalah defekasi dengan frekuensi yang sedikit, tinja tidak cukup jumlahnya, berbentuk
keras dan kering (Oenzil, 1995).
Konstipasi adalah kesulitan atau kelambatan pasase feses yang menyangkut konsistensi tinja dan
frekuensi berhajat. Konstipasi dikatakan akut jika lamanya 1 sampai 4 minggu, sedangkan dikatakan
kronik jika lamanya lebih dari 1 bulan (Mansjoer, 2000).
Konstipasi adalah kesulitan atau jarang defekasi yang mungkin karena feses keras atau kering
sehingga terjadi kebiasaaan defekasi yang tidak teratur, faktor psikogenik, kurang aktifitas, asupan cairan
yang tidak adekuat dan abnormalitas usus. (Paath, E.F. 2004) .
Konstipasi merupakan gejala, bukan penyakit. Konstipasi adalah penurunan frekunsi defekasi, yang
diikuti oleh pengeluaran feses yang lama atau keras dan kering. Adanya upaya mengedan saat defekasi
adalah suatu tanda yang terkait dengan konstipasi. Apabila motilitas usus halus melambat, masa feses
lebih lama terpapar pada dinding usus dan sebagian besar kandungan air dalam feses diabsorpsi.
Sejumlah kecil air ditinggalkan untuk melunakkan dan melumasi feses. Pengeluaran feses yang kering
dan keras dapat menimbulkan nyeri pada rektum. (Potter & Perry, 2005).
Normalnya pola defekasi yang biasanya setiap 2 sampai 3 hari sekali tanpa ada kesulitan, nyeri, atau
perdarahan dapat dianggap normal.
B. TIPE KONSTIPASI
Berdasarkan International Workshop on Constipation, adalah sebagai berikut
Konstipasi Fungsional
Kriteria:
Dua atau lebih dari keluhan ini ada paling sedikit dalam 12 bulan:
a. Mengedan keras 25% dari BAB
b. Feses yang keras 25% dari BAB
c. Rasa tidak tuntas 25% dari BAB
d. BAB kurang dari 2 kali per minggu
Penundaan pada muara rektum
Kriteria:
a. Hambatan pada anus lebih dari 25% BAB
b. Waktu untuk BAB lebih lama
c. Perlu bantuan jari-jari untuk mengeluarkan feses
Konstipasi fungsional disebabkan waktu perjalanan yang lambat dari feses, sedangkan penundaan
pada muara rektosigmoid menunjukkan adanya disfungsi anorektal. Yang terakhir ditandai adanya
perasaan sumbatan pada anus
2
C. ETIOLOGI
Penyebab umum konstipasi yang dikutip dari Potter dan Perry, 2005 adalah sebagai berikut:
1. Kebiasaan defekasi yang tidak teratur dan mengabaikan keinginan untuk defekasi dapat
menyebabkan konstipasi.
2. Klien yang mengonsumsi diet rendah serat dalam bentuk hewani (misalnya daging, produk-produk
susu, telur) dan karbohidrat murni (makanan penutup yang berat) sering mengalami masalah
konstipasi, karena bergerak lebih lambat didalam saluran cerna. Asupan cairan yang rendah juga
memperlambat peristaltik.
3. Tirah baring yang panjang atau kurangnya olahraga yang teratur menyebabkan konstipasi.
4. Pemakaian laksatif yag berat menyebabkan hilangnya reflex defekasi normal. Selain itu, kolon
bagian bawah yang dikosongkan dengan sempurna, memerlukan waktu untuk diisi kembali oleh
masa feses.
5. Obat penenang, opiat, antikolinergik, zat besi (zat besi mempunyai efek menciutkan dan kerja yang
lebih secara lokal pada mukosa usus untuk menyebabkan konstipasi. Zat besi juga mempunyai efek
mengiritasi dan dapat menyebabkan diare pada sebagian orang), diuretik, antasid dalam kalsium
atau aluminium, dan obat-obatan antiparkinson dapat menyebabkan konstipasi.
6. Lansia mengalami perlambatan peristaltic, kehilangan elastisitas otot abdomen, dan penurunan
sekresi mukosa usus. Lansia sering mengonsumsi makanan rendah serat.
7. Konstipasi juga dapat disebabkan oleh kelainan saluran GI (gastrointestinal), seperti obstruksi
usus, ileus paralitik, dan divertikulitus.
8. Kondisi neurologis yang menghambat implus saraf ke kolon (misalnya cedera pada medula
spinalis, tumor) dapat menyebabkan konstipasi.
9. Penyakit-penyakit organik, seperti hipotirodisme, hipokalsemia, atau hypokalemia dapat
menyebabkan konstipasi.
10. Peningkatan stres psikologi. Emosi yang kuat diperkirakan menyebabkan konstipasi dengan
menghambat gerak peristaltik usus melalui kerja dari epinefrin dan sistem syaraf simpatis. Stres
juga dapat menyebabkan usus spastik (spastik/konstipasi hipertonik atau iritasi colon ). Yang
berhubungan dengan konstipasi tipe ini adalah kram pada abdominal, meningkatnya jumlah mukus
dan periode bertukar-tukarnya antara diare dan konstipasi.
11. Umur
Otot semakin melemah dan melemahnya tonus spinkter yang terjadi pada orang tua turut berperan
menyebabkan konstipasi.
D. PATHWAY
Penggunaan obat-obatan
Diet rendah serat,asupan cairan kurang, kondisi psikis,
tertentu(seperti gol.opiat) Faktor Usia
kondisi metabolik, penyakit yang diderita
dan mengandung Al dan Ca
Memperpanjang waktu
transit di kolon
Penurunan
As. lambung
↓ Enzim HCl
Gangguan fungsi utama kolon
(transpor mukosa, aktivasi
Rangsangan refleks
mioelektrik, proses defekasi) ↓ fx peristaltik
penyekat rekto anal usus
4
E. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala akan berbeda antara seseorang dengan seseorang yang lain, karena pola makan,
hormon, gaya hidup dan bentuk usus besar setiap orang berbeda-beda, tetapi biasanya tanda dan gejala
yang umum ditemukan pada sebagian besar atau kadang-kadang beberapa penderitanya adalah sebagai
berikut:
1. Perut terasa begah, penuh, dan bahkan terasa kaku karena tumpukan tinja (jika tinja sudah
tertumpuk sekitar 1 minggu atau lebih, perut penderita dapat terlihat seperti sedang hamil).
2. Tinja menjadi lebih keras, panas, dan berwarna lebih gelap daripada biasanya, dan jumlahnya lebih
sedikit daripada biasanya (bahkan dapat berbentuk bulat-bulat kecil bila sudah parah).
3. Pada saat buang air besar tinja sulit dikeluarkan atau dibuang, kadang-kadang harus mengejan
ataupun menekan-nekan perut terlebih dahulu supaya dapat mengeluarkan tinja.
4. Terdengar bunyi-bunyian dalam perut.
5. Bagian anus terasa penuh, dan seperti terganjal sesuatu disertai sakit akibat bergesekan dengan
tinja yang panas dan keras.
6. Frekuensi buang angin meningkat disertai bau yang lebih busuk daripada biasanya (jika kram
perutnya parah, bahkan penderita akan kesulitan atau sama sekali tidak bisa buang
7. Menurunnya frekuensi buang air besar, dan meningkatnya waktu transit buang air besar (biasanya
buang air besar menjadi 3 hari sekali atau lebih).
8. Terkadang mengalami mual bahkan muntah jika sudah parah.
Suatu batasan dari konstipasi diusulkan oleh Holson, meliputi paling sedikit 2 dari keluhan di bawah ini
dan terjadi dalam waktu 3 bulan :
1. Konsistensi feses yang keras,
2. Mengejan dengan keras saat BAB,
3. Rasa tidak tuntas saat BAB, meliputi 25% dari keseluruhan BAB, dan
4. Frekuensi BAB 2 kali seminggu atau kurang.
F. PEMERIKSAAN
Pemeriksaan fisik pada konstipasi sebagian besar tidak mendapatkan kelainan yang jelas. Namun
demikian pemeriksaan fisik yang teliti dan menyeluruh diperlukan untuk menemukan kelainan yang
berpotensi mempengaruhi fungsi usus besar
Pemeriksaan dimulai pada rongga mulut meliputi gigi geligi, adanya luka pada selaput lendir mulut
dan tumor yang dapat mengganggu rasa pengecap dan proses menelan.
Daerah perut diperiksa apakah ada pembesaran perut, peregangan atau tonjolan. Perabaan permukaan
perut untuk menilai kekuatan otot perut. Perabaan lebih dalam dapat mengetahui massa tinja di usus
besar, adanya tumor atau pelebaran batang nadi. Pada pemeriksaan ketuk dicari pengumpulan gas
berlebihan, pembesaran organ, cairan dalam rongga perut atau adanya massa tinja.
Pemeriksaan dengan stetoskop digunakan untuk mendengarkan suara gerakan usus besar serta
mengetahui adanya sumbatan usus. Sedang pemeriksaan dubur untuk mengetahui adanya wasir, hernia,
5
fissure (retakan) atau fistula (hubungan abnormal pada saluran cerna), juga kemungkinan tumor di dubur
yang bisa mengganggu proses buang air besar.
Colok dubur memberi informasi tentang tegangan otot, dubur, adanya timbunan tinja, atau adanya
darah.
Pemeriksaan laboratorium dikaitkan dengan upaya mendeteksi faktor risiko konstipasi seperti gula
darah, kadar hormon tiroid, elektrolit, anemia akibat keluarnya darah dari dubur.
Anoskopi dianjurkan untuk menemukan hubungan abnormal pada saluran cerna, tukak, wasir, dan
tumor. Foto polos perut harus dikerjakan pada penderita konstipasi untuk mendeteksi adanya pemadatan
tinja atau tinja keras yang menyumbat bahkan melubangi usus. Jika ada penurunan berat badan, anemia,
keluarnya darah dari dubur atau riwayat keluarga dengan kanker usus besar perlu dilakukan kolonoskopi.
Bagi sebagian orang konstipasi hanya sekadar mengganggu. Tapi, bagi sebagian kecil dapat
menimbulkan komplikasi serius. Tinja dapat mengeras sekeras batu di poros usus (70%), usus besar
(20%), dan pangkal usus besar (10%). Hal ini menyebabkan kesakitan dan meningkatkan risiko
perawatan di rumah sakit dan berpotensi menimbulkan akibat yang fatal. Pada konstipasi kronis kadang-
kadang terjadi demam sampai 39,5oC , delirium (kebingungan dan penurunan kesadaran), perut tegang,
bunyi usus melemah, penyimpangan irama jantung, pernapasan cepat karena peregangan sekat rongga
badan. Pemadatan dan pengerasan tinja berat di muara usus besar bisa menekan kandung kemih
menyebabkan retensi urine bahkan gagal ginjal serta hilangnya kendali otot lingkar dubur, sehingga
keluar tinja tak terkontrol. Sering mengejan berlebihan menyebabkan turunnya poros usus.
G. PENATALAKSANAAN
Banyaknya macam-macam obat yang dipasarkan untuk mengatasi konstipasi, merangsang upaya
untuk memberikan pengobatan secara simptomatik. Sedangkan bila mungkin, pengobatan harus
ditujukan pada penyebab dari konstipasi. Penggunaan obat pencahar jangka panjang terutama yang
bersifat merangsang peristaltik usus, harus dibatasi. Strategi pengobatan dibagi menjadi:
1. Pengobatan non-farmakologis
a. Latihan usus besar:
Melatih usus besar adalah suatu bentuk latihan perilaku yang disarankan pada penderita
konstipasi yang tidak jelas penyebabnya. Penderita dianjurkan mengadakan waktu secara
teratur setiap hari untuk memanfaatkan gerakan usus besarnya. dianjurkan waktu ini adalah 5-
10 menit setelah makan, sehingga dapat memanfaatkan reflex gastro-kolon untuk BAB.
Diharapkan kebiasaan ini dapat menyebabkan penderita tanggap terhadap tanda-tanda dan
rangsang untuk BAB, dan tidak menahan atau menunda dorongan untuk BAB ini.
b. Diet
Peran diet penting untuk mengatasi konstipasi terutama pada golongan usia lanjut. Data
epidemiologis menunjukkan bahwa diet yang mengandung banyak serat mengurangi angka
kejadian konstipasi dan macam-macam penyakit gastrointestinal lainnya, misalnya divertikel
dan kanker kolorektal. Serat meningkatkan massa dan berat feses serta mempersingkat waktu
transit di usus. untuk mendukung manfaa serat ini, diharpkan cukup asupan cairan sekitar 6-8
gelas sehari, bila tidak ada kontraindikasi untuk asupan cairan.
6
c. Olahraga
d. Cukup aktivitas atau mobilitas dan olahraga membantu mengatasi konstipasi jalan kaki atau
lari-lari kecil yang dilakukan sesuai dengan umur dan kemampuan pasien, akan menggiatkan
sirkulasi dan perut untuk memeperkuat otot-otot dinding perut, terutama pada penderita
dengan atoni pada otot perut.
2. Pengobatan farmakologis
Jika modifikasi perilaku ini kurang berhasil, ditambahkan terapi farmakologis, dan biasnya dipakai
obat-obatan golongan pencahar. Ada 4 tipe golongan obat pencahar :
a. Memperbesar dan melunakkan massa feses, antara lain : Cereal, Methyl selulose, Psilium.
b. Melunakkan dan melicinkan feses, obat ini bekerja dengan menurunkan tegangan permukaan
feses, sehingga mempermudah penyerapan air. Contohnya : minyak kastor, golongan
dochusate.
c. Golongan osmotik yang tidak diserap, sehingga cukup aman untuk digunakan, misalnya pada
penderita gagal ginjal, antara lain : sorbitol, laktulose, gliserin
d. Merangsang peristaltik, sehingga meningkatkan motilitas usus besar. Golongan ini yang
banyak dipakai. Perlu diperhatikan bahwa pencahar golongan ini bisa dipakai untuk jangka
panjang, dapat merusak pleksusmesenterikus dan berakibat dismotilitas kolon.
Contohnya : Bisakodil, Fenolptalein.
Bila dijumpai konstipasi kronis yang berat dan tidak dapat diatasi dengan cara-cara tersebut di
atas, mungkin dibutuhkan tindakan pembedahan. Misalnya kolektomi sub total dengan
anastomosis ileorektal. Prosedur ini dikerjakan pada konstipasi berat dengan masa transit yang
lambat dan tidak diketahui penyebabnya serta tidak ada respons dengan pengobatan yang
diberikan. Pasa umumnya, bila tidak dijumpai sumbatan karena massa atau adanya volvulus, tidak
dilakukan tindakan pembedahan.
H. PENCEGAHAN
Berikut beberapa pencegahan untuk mencegah terjadinya konstipasi:
1. Jangan jajan di sembarang tempat.
2. Hindari makanan yang kandungan lemak dan gulanya tinggi.
3. Minum air putih minimal 1,5 sampai 2 liter air (kira-kira 8 gelas) sehari dan cairan lainnya setiap
hari.
4. Olahraga, seperti jalan kaki (jogging) bisa dilakukan. Minimal 10-15 menit untuk olahraga ringan,
dan minimal 2 jam untuk olahraga yang lebih berat.
5. Biasakan buang air besar secara teratur dan jangan suka menahan buang air besar.
6. Konsumsi makanan yang mengandung serat secukupnya, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.
7. Tidur minimal 4 jam sehari.
7
DAFTAR PUSTAKA
8
http://www.psychologymania.com/2012/07/pengertian-lansia-lanjut-usia.html
9
FORMAT PENGKAJIAN
DATA DASAR LANSIA
PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI NERS
MAHASISWA STIKES “HUTAMA ABDI HUSADA”
TULUNGAGUNG
10
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009
FORMAT PEGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
1. BIODATA
Unit/ UPT : Tinggal di rumah sendiri Nama Wisma : Bogoran, Kampak, Trenggalek
Nama Klien : Wakidi (Tn.W) No Reg. :-
Umur : tahun Jenis Kelamin : Laki-laki/ Perempuan
Alamat asal : 67 Tahun
Tanggal waktu datang:- Lama tinggal di Panti :-
Orang yang bisa dihubungi /penganggung jawab (Nama) : Wijiati (Istri)
Alamat : Ds. Bogoran, RT 37/ RW 07, Kec. Kampak, Kab. Trenggalek
Telp. : 081332245540
Riwayat penyakit yang lalu : 2 tahun yang lalu pasien menderita paru-paru basah
11
Mengkonsumsi makanan berlemak : ____Sering ______Kadang _____Tidak pernah
Alkohol :___ Tidak _____ Ya Jumlah : ____< 1 botol/hari ____1- 2 botol/hari
___>2 botol/hari Jenis : _____________________________________________________
Mengkonsumsi obat – obatan dijual bebas /tanpa resep : ___ Tidak __ Ya Macam : Obat gatal di toko
Alergi ( Obat, makanan, plester, cairan ) : ____ Tidak _____ Ya Macam : _________
____________________________ Reaksi :___________________________________
Harapan tinggal di panti : pasien tinggal di rumah
Pengetahuan tentang penyakit/masalah kesehatan saat ini ( pengertian, penyebab, tanda gejala, cara perawatan)
: Pasien belum mengetahui tentang masalah kesehatan yang sedang dialaminya
3. AKTIVITAS LATIHAN
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)
No Kriteria Dengan Mandiri Skor
Bantuan Yang
Didapat
1 Makan 5 10 10
2 Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, atau sebaliknya 5-10 15 15
3 Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, gosok gigi) 0 5 5
4 Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka tubuh, 5 10 10
menyiram)
5 Mandi 0 5 5
6 Berjalan di permukaan datar (jika tidak bisa, dengan kursi 0 5 5
roda )
7 Naik turun tangga 5 10 10
8 Mengenakan pakaian 5 10 10
9 Kontrol bowel (BAB) 5 10 10
10 Kontrol Bladder (BAK) 5 10 10
Jumlah : 90
Interpretasi :
Jika skore kurang dari 60 : memerlukan bantuan pada beberapa aktifitas
Jika skore > 60 - < 90 : memerlukan bantuan minimal/ ringan
12
Jika skore 90 : mandiri
ALAT BANTU :__ Tidak __ Kruk __ Pispot disamping tempat tidur _____ Tripot
____ Walker ____ Tongkat __ Kursi roda __ Lain- lain, sebutkan___________________
5. ELIMINASI
Kebiasaan defekasi (BAB): ___ kali/hari kurang dari 2x kali/minggu Tgl Defekasi terakhir 13/07/2020
Pola BAB saat ini : ____dalam batas normal (DBN) ____ Konstipasi ___Diare ___Inkontinensia
___Nyeri ___Keluar darah Warna faeces : coklat kehitaman
Colostomy : ____ tidak ___Ya Dapat merawat sendiri Colostomy : -
Kebiasaan BAK: ±5 kali/hari Jumlah : ±1000cc/
Warna Urin: Khas Alat Bantu: -
6. TIDUR-ISTIRAHAT
Kebiasaan tidur: 8 jam/malam siang hari: 2 jam /tidur siang Nyenyak tidur ___Ya ___tidak Masalah tidur
___Tidak ada ___ Ya ____ terbangun malam hari ____Sulit tidur/ Insomnia ___Mimpi buruk
13
___ Nyeri/tdk nyaman ____Gangg. Psikologis, sebutkan
_________________________________________________________________________________
14
Berdasarkan masalah yang dihadapi diatas (konsep diri) ,Pola koping individual : ___Konstruktif /efektif
____Tdk efektif ___Tidak mampu
11. PERAN-HUBUNGAN
Peran saat ini yang dijalankan : sebagai seorang lansia di rumah
Penampilan peran sehubungan dengan sakit : ___ Tidak ada masalah ___Ada masalah, sebutkan
:____________________________________________________________________
Sistem pendukung: ___Pasangan(Istri/Suami) ____Saudara/famili ____Orang tua/wali
____ teman dekat ____ tetangga
Interaksi dengan orang lain : ___Baik ___ Ada masalah ___________________________
Menutup diri : ____ Tidak ____ Ya ___________________________________________
Mengisolasi diri/diisolasi orang lain : ____Tidak ____ Ya ________________________
Pengkajian fungsi sosial dengan Apgar Keluarga Dengan Lansia : _______Fungsi baik ____ Disfungsi
berat _____ Disfungsi sedang(Lihat Lampiran Form 7)
12. NILAI-KEYAKINAN
Agama yang dianut: Islam Pantangan agama:____Tidak ___Ya(sebutkan)__
Meminta dikunjungi Rohaniawan: ___Ya ____Tidak
Nilai/keyakinan terhadap penyakit yang diderita : pasien meyakini bahwa penyakit yang dialaminya wajar
terjadi karena factor umur.
Distres Spiritual : ____ Tidak _____ Ya,
B. PERNAFASAN/SIRKULASI
15
Kualitas: ____DBN ____Dangkal ___Cepat- dalam ___Cepat dangkal
Batuk: ___Tidak ___Ya Sputum : ___ Tidak ada ___Banyak - Warna-
Auskultasi:
Lobus Ka. Atas ___DBN Suara abnormal _______________________________
Lobus Ki. Atas ___DBN Suara abnormal ________________________________
Lobus Ka. Bawah ___DBN Suara abnomal __________________________________
Lobus Ka. Bawah ___DBN Suara abnormal_________________________________
Bunyi jantung : ____ DBN ____Bunyi abnormal ________________________________
Pembesaran vena jugularis : _____Tidak ___Ya Edema tungkai : ____ Tidak ____Ya
Sebutkan ___________________________________________________________
Nadi kaki kanan (pedalis): __kuat ___lemah ____tak ada
Nadi kaki kiri (pedalis): ___kuat ___lemah ____tak ada
C. METABOLIK- INTEGUMEN
Kulit:
Warna: ___DBN ___Pucat ___Sianosis ___Kuning/ikterik ___Lain-
lain________________________________________________________________
Suhu kulit: ___DBN ___Hangat ___dingin Turgor ___DBN ___Buruk
Edema: ___tidak ada ___Ya (jelaskan/lokasi)____________________________
Lesi: ___Tidak ada ___Ya (jelaskan /lokasi) : pada bekas garukan
Memar: ___Tidak ada ___Ya (jelaskan/lokasi)_____________________________
Kemerahan: ___Tidak ada ___Ya (jelaskan/lokasi) : pada daerah yang gatal-gatal
Gatal-gatal: ___Yidak ___Ya (jelaskan/ lokasi: tiba-tiba gatal pada badan terutama punggung.
Terpasang Selang Infus/ cateter : ____Tidak ____Ya _______________________ Mulut:
Gusi: ___DBN ____stomatitis ___perdarahan___________________________
Gigi: ___DBN ___Caries ____Berlobang
Abdomen
Bising usus: ___Ada tapi <5xmnt ___Tidak ada Ascites ____tidak ___Ya
Nyeri tekan : ___Tidak ____Ya Jelaskan _____________________________
Kembung : ____Tidak ____Ya Tearaba massa/tumor : ____Tidak ___Ya
Regio -
D. NEURO/SENSORI
16
Pupil: ___Sama __Tidak sama ____ Kiri: ___Kanan: ____Ki dan Ka
Reaksi terhadap cahaya
Kiri: ___Ya ___Tidak/Sebutkan_________
Kanan: ___Ya ___Tidak sebutkan________________________________
Keseimbangan:
1) skore 28 , kesimpulan ______ baik _______Kurang
2) Kecepatan berjalan : skore 2, kesimpulan : ______ baik ____cukup ____ kurang
____ tidak mampu (Lihat Lampiran Form 8 )
Genggaman tangan: ___Sama Kuat ___Lemah/Paralisis (riwayat patah tulang dimasa lalu) ( ___Ka
___Ki)
Otot kaki: ___Sama Kuat ___Lemah paralysis (___Ka ___Ki)
Parastesia/kesemutan : ____Tidak ____Ya Sebutkan ___________________
Anastesia : ____Tidak _____Ya Sebutkan _________________________
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium :-
Jenis Hb GDP/GD 2 HDL/ Uric Ureum Widal Lain-2 Lain-2
Jam PP LDL/VLDL Acid ……… ………..
Hasil
Tgl
2. Foto Rontgen :-
3. ECG :-
4. USG :-
5. Lain-lain :-
17
JABATAN : MAHASISWA PRAKTIK TANGGAL : 13-07-2020
Lampiran Form 1 :
Pengkajian determinan nutrisi pada lansia:
No Indicators score
1. Menderita sakit atau kondisi yang mengakibatkan perubahan jumlah dan jenis 2
makanan yang dikonsumsi
2. Makan kurang dari 2 kali dalam sehari 3
3. Makan sedikit buah, sayur atau olahan susu 2
4. Mempunyai tiga atau lebih kebiasaan minum minuman beralkohol setiap harinya 2
5. Mempunyai masalah dengan mulut atau giginya sehingga tidak dapat makan 2
makanan yang keras
6. Tidak selalu mempunyai cukup uang untuk membeli makanan 4
7. Lebih sering makan sendirian 1
8. Mempunyai keharusan menjalankan terapi minum obat 3 kali atau lebih setiap 1
harinya
9. Mengalami penurunan berat badan 5 Kg dalam enam bulan terakhir 2
10. Tidak selalu mempunyai kemampuan fisik yang cukup untuk belanja, memasak 2
atau makan sendiri
Total score 2
American Dietetic Association and National Council on the Aging, dalam Introductory Gerontological
Nursing, 2001
Interpretations:
18
0 – 2 : Good 3 – 5 : Moderate nutritional risk6 ≥: High nutritional risk
Dari hasil penilaian Pengkajian determinan nutrisi didapatkan hasil skor 2 yaitu determinan nutrisi pasien baik
Lampiran Form 2
1. Pengkajian Masalah emosional
Pertanyaan tahap 1
(1) Apakah klien mengalami susah tidur : tidak
(2) Ada masalah atau banyak pikiran: tidak
(3) Apakah klien murung atau menangis sendiri: tidak
(4) Apakah klien sering was-was atau kuatir: tidak
Pertanyaan tahap 2
(1) Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 bulan 1 kali dalam satu bulan
(2) Ada masalah atau banyak pikiran
(3) Ada gangguan atau masalah dengan orang lain
(4) Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter
(5) Cenderung mengurung diri
Gangguan emosional
Kesimpulan : Tidak ada gangguan emosional
(Depkes RI, 2004)
Lampiran FORM 3
Lampiran FORM 4
3. IDENTIFIKASI ASPEK KOGNITIF
Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)
5 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek pada poin ke-
2 (tiap poin nilai 1)
20
1). Kursi
2). Meja
3). Kertas
6 Bahasa 9 Menanyakan pada klien tentang benda (sambil
menunjukan benda tersebut).
1). Gelas
2). TV
3). Minta klien untuk mengulangi kata berkut :
“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi )
Klien menjawab : bisa mengulangi semua kata
Total nilai 30 27
Interpretasi hasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
Kesimpulan : nilai kemampuan kognitif Tn.W 27, yaitu pasien tidak ada gangguan kognitif
Lampiran Form 5
Pengkajian Kecemasan (Geriatric Anxiety Scale)
21
Nilai Keterangan
Tidak Pernah Jarang Sering
No Pertanyaan
(1)
Pernah (2) (3)
(0)
22
1. Apakah Anda merasa jantung √
berdebar kencang dan kuat?
2. Apakah nafas Anda pendek? √
3. Apakah Anda mengalami gangguan √ Sembelit,
pencernaan? kembung
4. Apakah Anda merasa seperti hal √
yang tidak nyata atau diluar diri
Anda sendiri?
5. Apakah Anda merasa seperti √
kehilangan kontrol?
6. Apakah Anda takut dihakimi oleh √
orang lain?
7. Apakah Anda malu/takut √
dipermalukan?
8. Apakah Anda sulit untuk tidur? √
9. Apakah Anda kesulitan untuk tetap √
tertidur/tidak nyenyak?
10. Apakah Anda mudah tersinggung? √ Selalu
berusaha
tidak
memasukka
n perkataan
orang lain
ke dalam
hati
11. Apakah Anda mudah marah? √ Menyikapi
masalah
dengan
tenang,
mungkin
marah
hanya ke
anak karena
belum
nurut
12. Apakah Anda mengalami kesulitan √
berkonsentrasi?
13. Apakah Anda mudah terkejut? √
14. Apakah Anda kurang tertarik dalam √
melakukan sesuatu yang Anda
23
senangi?
15. Apakah Anda merasa terpisah atau √
terisolasi dari orang lain
16. Apakah Anda merasa seperti √
pusing/bingung?
17. Apakah Anda sulit untuk duduk √
diam?
18. Apakah Anda merasa terlalu √
khawatir?
19. Apakah Anda tidak bisa √
mengendalikan kecemasan Anda?
20. Apakah Anda merasa gelisah, √
tegang?
21. Apakah Anda merasa lelah? √ Setelah
seharian
berkebun
22. Apakah Anda merasa otot-otot √ Setelah
tegang? melakukan
aktivitas
berlebihan
saja
23. Apakah Anda mengalami sakit √ Factor
punggung, sakit leher, atau otot umur dan
kram? setelah
beraktivitas
24. Apakah Anda merasa hidup Anda √
tidak terkontrol?
25. Apakah Anda merasa sesuatu yang √
menakutkan akan terjadi?
Jawaban dengan rentang dari 0 (tidak sama sekali) hingga 3 (sering). Adapun cara penilaiannya adalah dengan
sistem skoring tersebut yaitu:
Nilai 0 = Tidak pernah sama sekali, Nilai 1 = Pernah, Nilai 2 = Jarang, Nilai 3 = Sering
Rentang hasil skor dari 0 hingga 75, semakin tinggi skor mengindikasikan semakin level kecemasan tertinggi.
Nilai 0-18 : level minimal dari kecemasan
Nilai 19-37 : kecemasan ringan
Nilai 38-55 : kecemasan sedang
Nilai 56-75 : kecemasan berat
Dari hasil penilaian Pengkajian Kecemasan (Geriatric Anxiety Scale) didapatkan nilai 11 yaitu Tn.W pada level
minimal kecemasan
24
Lampiran Form 6
Pengkajian Depresi
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tdk Hasil
1. Anda puas dengan kehidupan anda saat ini 0 1 1
2. Anda merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan kesenangan 1 0 0
3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa / kosong 1 0 0
4. Anda sering merasa bosan 1 0 0
5. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 0 1 0
8. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada anda 1 0 0
7. Anda lebih merasa bahagia di sepanjang waktu 0 1 1
8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0 0
9. Anda lebih senang tinggal dirumah daripada keluar melakukan 1 0 1
sesuatu hal
10 Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan anda 1 0 0
.
11 Anda menemukan bahwa hidup ini sangat luar biasa 0 1 0
.
12 Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0 1
.
13 Anda merasa diri anda sangat energik / bersemangat 0 1 0
.
14 Anda merasa tidak punya harapan 1 0 0
.
15 Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri anda 1 0 0
.
Jumlah 4
Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage (1983) dalam Gerontological Nursing, 2006
Interpretasi :
Jika Diperoleh skore 5 atau lebih, maka diindikasikan depresi
Dari hasil pengkajian didapatkan nilai skor 4 yaitu pasien diindikasikan tidak depresi
25
Lampiran Form 7:
APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA
Alat Skrining yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi sosial lansia
Dari hasil pengkajian Apgar Keluarga dengan Lansia pada pasien terdapat jumlah skore 7 yaitu pasien dalam keadaan
disfungsi baik
26
Lampiran Form 8:
Pengkajian Keseimbangan
2
6. Subyek dalam posisi maksimum dengan kaki sedekat mungkin, kemudian
pemeriksa mendorong perlahan tulang dada subyek 3x dengan telapak tangan
a. Mulai terjatuh 0
b. Goyah/Sempoyongan, tapi dapat mengendalikan diri
c. Kokoh berdiri (stabil)
1
2
7. Berdiri dengan mata tertutup (dengan posisi seperti no. 6)
a. Tidak kokoh (goyah, sempoyongan) 0
b. Berdiri kokoh (stabil)
1
8. 8.1 Berbalik 360°
a. Tidak mampu melanjutkan langkah (berputar) 0
b. Dapat melanjutkan langkah (berputar)
1
8.2 Berbalik 360°
c. Tidak kokoh (goyah, sempoyongan)
27
d. Berdiri kokoh (stabil) 0
1
9. Duduk ke kursi
a. Tidak aman (kesalahan mempersepsikan jarak, langsung menjatuhkan diri ke kursi) 0
b. Menggunakan kekuatan lengan atas, tidak secara perlahan
c. Aman, gerakan perlahan-lahan
1
2
10. Melakukan perintah untuk berjalan
a. Ragu-ragu, mencari objek untuk dukungan 0
b. Tidak ragu-ragu, mantap, aman
1
11. 11.1. Ketinggian kaki saat melangkah
a. Kaki kanan:
Kenaikan tidak konstan, menyeret, atau mengangkat kaki terlalu tinggi > 5
0
cm
Konstan dan tinggi langkah normal
b. Kaki kiri:
Kenaikan tidak konstan, menyeret, atau mengangkat kaki terlalu tinggi > 5
1
cm
Konstan dan tinggi langkah normal
11.2. Panjang langkah kaki:
a. Kaki kanan 0
Langkah pendek tidak melewati kaki kiri
Melewati kaki kiri
b. Kaki kiri 1
Langkah pendek tidak melewati kaki kanan
Melewati kaki kanan
0
1
0
1
12. Kesimetrisan langkah
a. Panjang langkah kaki kanan dan kaki kiri tidak sama 0
b. Panjang langkah kaki kanan dan kaki kiri sama
1
13. Kontinuitas langkah kaki
a. Menghentikan langkah kaki diantara langkah (langkah-behenti-langkah) 0
b. Langkah terus-menerus/berkesinambungan
1
14. Berjalan pada jalur yang ditentukan atau koridor
a. Penyimpangan jalur yang terlalu jauh 0
b. Penyimpangan jalur ringan/sedang/butuh alat bantu
c. Berjalan lurus sesuai jalur tanpa alat bantu
1
2
15. Sikap tubuh saat berdiri:
a. Terhuyun-huyun, butuh alat bantu 0
b. Tidak terhuyun-huyun, tapi lutut fleksi/kedua tangan dilebarkan
1
28
c. Tubuh stabil, tanpa lutut fleksi dan meregangkan tangan 2
16. Sikap berjalan
a. Tumit tidak menempel lantai sepenuhnya 0
b. Tumit menyentuh lantai
1
TOTAL SKOR 28
SKOR MAKSIMAL 28
Tinetti Balance and Tenetti Gait (1993, dalam Gerontological Nursing, 2006
Intepretasi:
≤ 18 = resiko jatuh tinggi
19-23 = resiko jatuh sedang
≥24 = resiko jatuh rendah
PENGKAJIAN FOKUS
Tanggal/ Data Fokus Masalah
Nama Perawat
13-07-2020 DS: Factor usia
Klien mengatakan sulit BAB
Klien mengatakan BAB keluar Penurunan fungsi gastrointestinal
kurang dari 2x seminggu
Klien mengatakan pengeluaran Penurunan peristaltic usus
feses lama dan sulit, meskipun
setiap hari ada rasa BAB namun Gangguan eliminasi fekal
belum tentu keluar.
Klien mengatakan anus sakit dan
29
harus ekstra mengejan saat
mengeluarkan feces dan harus
dibantu dengan mengurut-urut
punggung bagian bawahnya.
Klien mengatakan feces yang
keluar keras seperti batu
Klien mengatakan perutnya juga
keras dan terasa tidak nyaman
Klien mengatakan minum hanya
1-2 gelas sehari
DO:
- Palpasi perut bagian bawah
teraba adanya distensi abdomen
- Feses terlihat keras seperti batu
- Peristaltic usus ≤3x/mnt
13-07-2020 DS :
- Pasien mengatakan badannya Perubahan integumen
sering gatal-gatal setelah
beraktivitas
- Pasien mengatakan gatal terjadi Atrofi kelenjar keringat
di bagian tubuh manapun,
terutama di punggung Keringat menurun, kulit kering
DO :
- Kulit pasien tampak ada ruam Kulit tipis dan rentan sobek
- Ada lesi pada bekas garukan dan
ada yang terasa perih
Gangguan integritas kulit
- Kulit yang gatal tampak
kemerahan
- Bau badan tidak enak
- Kulit nampak kering
13-07-2020 DS :
- Pasien mengatakan belum
mengerti tentang masalah Kurang informasi
sembelit yang dialaminya dan
bertanya kepada perawat
Deficit Pengetahuan
DO :
- Pasien tampak bingung
- Pasien menunjukkan perilaku
30
yang tidak sesuai dengan
anjuran, seperti tetap makan
manis-manis, belum makan
tinggi serat, olahraga masih
kurang, minum air putih sedikit,
suka menggaruk-garuk kulitnya
yang tipis
- Pasien menunjukkan persepsi
yang keliru terhadap masalah,
pasien makan makanan pedas
agar fesesnya cepat keluar,
tanpa ada makanan tinggi serat,
pasien suka mengoleskan
betadine pada daerah yang gatal
- Pasien merasa terganggu dengan
masalah yang dialaminya,namun
tidak pernah memeriksakan ke
pelayanan kesehatan karena
menurutnya bukan penyakit
yang terlalu serius.
31
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn. W
Ruang :-
32
dan feses lembek
Gangguan TIU: Perawatan Integritas Kulit
- Hidrasi Definisi :
integritas kulit Setelah dilakukan meningkat Mengidentifikasi dan merawat kulit untuk menjaga keutuhan, kelembapan dan
b/d kulit perawatan selama 3 hari - Kemerahan mencegah perkembangan mikroorganisme.
menurun
kering dan klien tidak mengalami - Jaringan Observasi:
tipis gatal-gatal parut - Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis.perubahan penurunan
menurun kelembapan,suhu lingkungan ekstrem)
TIK: - Sensasi
Setelah dilakukan 3 kali membaik Terapeutik:
- Tekstur - Gunakan produk berbahan petroleum atau minyak pada kulit kering
kunjungan klien dapat: membaik - Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit sensitive
1. Menggambarkan - Hindari produk berbahan dasar alcohol pada kulit kering
aturan kusus Edukasi:
terapeutik - Anjurkan menggunakan pelembab (Lotion)
2. Menjelaskan - Anjurkan minum air yang cukup
secara rasional - Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
untuk intervensi - Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
gatal-gatal secara - Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
benar - Anjurkan mandi dan menggunakansabun secukupnya
34
FORMAT IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn. W
Ruang :-
NO DIAGNOSA TGL/JA IMPLEMENTASI EVALUASI TTD
. M
1 Gangguan Senin, 13- S:
eliminasi 07-2020 1. Mengidentifikasi masalah eliminasi fekal Klien mengatakan masih sulit BAB
fekal b/d (konstipasi,bising usus,kemampuan reflek Klien BAB tapi hanya sedikit dan feces yang
penurunan 09.00 buang air besar) keluar keras seperti batu
fungsi WIB- 2. Mengidentifikasi makanan dan/atau obat- Klien mengatakan perutnya masih terasa
peristaltic 11.00 obatan yang dapat mengganggu eliminasi penuh
usus WIB fekal Klien mengatakan minum ≤1liter sehari
3. Melakukan pemeriksaan rektal O:
4. Melakukan abdominal massage Palpasi perut bagian bawah teraba adanya
5. Menjelaskan makanan yang mendukung distensi abdomen
eliminasi fekal normal (mis. Tinggi serat dan Feses terlihat keras seperti batu
cukup air) Peristaltic usus ≤3x/mnt
6. Menganjurkan minum air putih hangat setelah Ada massa pada rektal
makan A : masalah teratasi sebagian (Masih sulit untuk
BAB)
P : intervensi dilanjutkan
I:
35
2 Gangguan Senin, 13- 1. Mengidentifikasi penyebab gangguan S:
Integritas 07-2020 integritas kulit (perubahan status nutrisi, - Pasien mengatakan badannya masih gatal-
Kulit b/d kulit penurunan kelembapan,suhu lingkungan gatal setelah beraktivitas
kering dan 09.00 ekstrem) - Pasien mengatakan gatal pada punggung
tipis WIB- 2. Menggunakan produk berbahan petroleum dan perut
11.00 atau minyak pada kulit kering O:
WIB 3. Menggunakan produk berbahan ringan/alami - Punggung pasien tampak ada ruam
dan hipoalergik pada kulit sensitive - Ada lesi pada bekas garukan lengan
4. Menghindari produk berbahan dasar alcohol tangan,perut dan terasa perih
pada kulit kering - Kulit yang gatal tampak kemerahan
5. Menganjurkan menggunakan pelembab (mis. - Bau badan tidak enak
Lotion, serum) - Kulit nampak kering
6. Menganjurkan minum air yang cukup
7. Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi A : masalah belum teratasi (Kulit masih gatal-gatal)
8. Menganjurkan meningkatkan asupan buah dan P : intervensi dilanjutkan
sayur I:
9. Menganjurkan mandi dan menggunakan sabun - Identifikasi penyebab gangguan integritas
secukupnya kulit (mis.perubahan penurunan
jika setelah melakukan aktivitas(berkebun) kelembapan,suhu lingkungan ekstrem)
mandi dengan sabun antiseptic - Gunakan produk berbahan petroleum atau
10. Menganjurkan menghindari suhu ekstrim minyak pada kulit kering
- Gunakan produk berbahan ringan/alami dan
hipoalergik pada kulit sensitive
- Hindari produk berbahan dasar alcohol pada
kulit kering
- Anjurkan menggunakan pelembab (Lotion)
- Anjurkan minum air yang cukup
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan buah dan
sayur
- Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
- Anjurkan mandi dan menggunakansabun
secukupnya
E : Kulit masih gatal-gatal
3 Deficit 13-07- 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:
Pengetahuan 2020 menerima informasi - Pasien mengatakan belum mengerti
b/d kurangnya 09.00 2. Menyediakan materi dan media pendidikan tentang masalah sembelit dan kulit yang
36
informasi WIB- kesehatan dialaminya dan bertanya kepada perawat
11.00 3. Memberikan kesempatan untuk bertanya O:
WIB 4. Menjelaskan factor resiko yang dapat - Pasien tampak bingung
mempengaruhi kesehatan - Pasien menunjukkan perilaku yang tidak
5. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat sesuai dengan anjuran, seperti tetap
makan manis-manis, belum makan tinggi
serat, olahraga masih kurang, minum air
putih sedikit, suka menggaruk-garuk
kulitnya yang tipis
- Pasien menunjukkan persepsi yang keliru
terhadap masalah, pasien makan makanan
pedas agar fesesnya cepat keluar, tanpa
ada makanan tinggi serat, pasien suka
mengoleskan betadine pada daerah yang
gatal
- Pasien masih menganggap penyakitnya
bukan penyakit serius
- A : masalah belum teratasi (Pasien belum
paham,Pasien belum bisa menjelaskan
tentang penyakitnya)
P : Intervensi dilanjutkan
I:
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
- Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
- Jelaskan factor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
E:
- Pasien belum paham
- Pasien belum bisa menjelaskan tentang
penyakitnya
1 Gangguan 14-07- S:
eliminasi 2020 1. Mengidentifikasi masalah eliminasi fekal Klien mengatakan BAB sudah mulai keluar
37
fekal b/d Feses yang keluar tidak sekeras seperti
penurunan 09.00 (konstipasi,bising usus,kemampuan reflek sebelumnya
fungsi WIB- buang air besar) Klien mengatakan perutnya sudah merasa
peristaltic 11.00 2. Mengidentifikasi makanan dan/atau obat- sedikit longgar
usus WIB obatan yang dapat mengganggu eliminasi Klien mengatakan minum ≥1liter sehari dan
fekal makan sayur dan buah-buahan, juga minum
3. Melakukan pemeriksaan rektal air hangat setelah makan
4. Melakukan abdominal massage O:
5. Menjelaskan makanan yang mendukung Palpasi terasa distensi sudah mulai berkurang
eliminasi fekal normal (mis. Tinggi serat dan Feses terlihat sudah tidak sekeras sebelumnya
cukup air) Peristaltic usus ≤3x/mnt
6. Menjelaskan minum air putih hangat setelah Massa pada rektal sudah mulai berkurang
makan - A : masalah teratasi sebagian (BAB sudah mulai
membaik,Feses mulai lunak)
P : intervensi dilanjutkan
I:
39
- Pasien sudah mulai paham dan mengerti
tentang persepsinya yang selama ini salah
dan justru menambah masalah
- Pasien belum sepenuhnya bisa
menjelaskan
- Pasien mengerti jika penyakitnya tidak
boleh disepelekan
A : masalah teratasi sebagian (pasien mulai
memahami dan menjelaskan sedikit masalahnya)
P : Intervensi dilanjutkan
I:
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
- Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
- Jelaskan factor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
E : Pasien mulai memahami dan menjelaskan sedikit
masalahnya
1 Gangguan 15-07- S:
eliminasi 2020 1. Mengidentifikasi masalah eliminasi fekal Klien mengatakan BAB sudah mulai lancar
fekal b/d 09.00 (konstipasi,bising usus,kemampuan reflek Klien mengatakan perutnya merasa longgar
penurunan WIB- buang air besar) Klien mengatakan minum ≥1liter sehari dan
fungsi 11.00 2. Mengidentifikasi makanan dan/atau obat- makan sayur dan buah-buahan, juga minum
peristaltic WIB obatan yang dapat mengganggu eliminasi air hangat setelah makan
usus fekal O:
3. Melakukan pemeriksaan rektal Tidak ada distensi abdomen saat dilakukan
4. Melakukan abdominal massage palpasi
5. Menjelaskan makanan yang mendukung Feses terlihat sudah mulai lunak
eliminasi fekal normal (mis. Tinggi serat dan Peristaltic usus 5x/mnt
cukup air) Tidak ada massa pada rektal
6. Menjelaskan minum air putih hangat setelah - A : Masalah teratasi (BAB sudah lancar,feses
makan sudah lunak)
P : intervensi dihentikan
40
I : Menganjurkan pasien untuk tetap melakukan gaya
hidup sehat lansia yang telah dijelaskan perawat
untuk mengatasi masalahnya yang mungkin dapat
terulang lagi
E:
- BAB sudah lancar
- Feses sudah lunak
2 Gangguan 15-07- 1. Mengidentifikasi penyebab gangguan S:
Integritas 2020 integritas kulit (status nutrisi, penurunan - Pasien mengatakan tubuhnya tidak gatal
Kulit b/d 09.00 kelembapan,suhu lingkungan ekstrem) O:
kulit kering WIB- 2. Menggunakan produk berbahan petroleum - Ruam di tubuh pasien sudah hilang
dan tipis 11.00 atau minyak pada kulit kering - Tidak ada lesi
WIB 3. Menggunakan produk berbahan ringan/alami - Kulit tidak tampak kemerahan
dan hipoalergik pada kulit sensitive - Bau badan sudah berkurang
4. Menghindari produk berbahan dasar alcohol - Kelembapan kulit membaik
pada kulit kering
5. Menganjurkan menggunakan pelembab (mis. A : masalah teratasi (kulit sudah tidak gatal-gatal)
Lotion, serum) P : intervensi dihentikan
6. Menganjurkan minum air yang cukup I:-
7. Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi E : Kulit sudah tidak gatal-gatal
8. Menganjurkan meningkatkan asupan buah
dan sayur
9. Menganjurkan mandi dan menggunakan
sabun secukupnya
10. Menganjurkan menghindari suhu ekstrim
3 Deficit 15-07- 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:
Pengetahuan 2020 menerima informasi - Pasien mengatakan sudah mengerti
b/d 09.00 2. Menyediakan materi dan media pendidikan tentang masalah sembelit dan kulit yang
kurangnya WIB- kesehatan dialaminya dan sudah tidak ada yang
informasi 11.00 3. Memberikan kesempatan untuk bertanya ditanyakan
WIB 4. Menjelaskan factor resiko yang dapat O:
mempengaruhi kesehatan - Pasien tampak jelas
5. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat - Perilaku pasien sesuai anjuran
- Pasien sudah paham dan mengerti tentang
persepsinya yang selama ini salah dan
justru menambah masalah
- Pasien sudah bisa menjelaskan tentang
41
penyakitnya
- Pasien mengerti jika penyakitnya tidak
boleh disepelekan
A : masalah teratasi (pasien sudah bisa menjelaskan
maslahnya dengan baik dan benar)
P : Intervensi dihentikan
I:-
E : Pasien sudah bisa menjelaskan maslahnya dengan
baik dan benar
42
KONSTIPASI KONSTIPASI ???
Konstipasi atau sembelit adalah kondisi saat
seseorang buang air besar kurang dari 3 kali
seminggu atau kesulitan buang air besar.
Akibatnya, tinja menjadi kering dan keras
sehingga lebih sulit dikeluarkan dari anus. Bagaimana Pencegahannya ???
Memperbanyak konsumsi serat dan buah
Apa Penyebabnya ??? setiap hari, serta lebih sering minum air
Pola makan yang buruk putih dan menghindari minuman
Kurang olahraga beralkohol.
Penyakit pada usus atau rectum Lebih rutin melakukan olahraga.
Ganguan saraf Jangan mengabaikan keinginan buang air
besar dan upayakan buang air besar secara
Gangguan pada otot yang mengerakkan
teratur.
usus
Gangguan hormone
Efek samping konsumsi obat Pengobatan…
Mengabaikan keinginan untuk buang Terapi Non Farmakologi :
air besar Diet tinggi serat
Gangguan mental Banyak konsumsi air putih