Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA LANSIA DENGAN PENURUNAN FUNGSI GASTROINTESTINAL

Untuk Memenuhi Tugas Praktik Keperawatan Gerontik


Dengan Dosen Pembimbing Purnomo, S.Kep., Ners, M..Kep

Penyusun :

NAMA :VIA GESTI ARDIYANTI

NIM : A2R17036

PRODI SARJANA KEPERAWATAN TINGKAT 3-A

STIKes HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG

TAHUN AJARAN 2019/2020


LAPORAN PENDAHULUAN
PROSES MENUA

A. DEFINISI
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses
menua merupakan proses sepajang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tapi dimulai
sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti telah melalui 3 tahap
kehidupannya yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun
psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya pemunduran fisik yang
ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas,
penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat, dan postur tubuh tidak proporsional.
WHO dan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1
Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu
penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif,
merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar
tubuh yang berakhir dengan kematian.
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk
mememperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
Proses menua merupakan proses yang terus-menerus (berkelanjutan) secara alamiah dan umumnya
dialami oleh semua makhluk hidup. Misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan
pada saraf dan jaringan lain, hingga tubuh mati sedikit demi sedikit.

B. TEORI-TEORI PROSES MENUA


1. Teori Biologis
a) Teori Genetik
Teori genetik clock merupakan teori intristik yang menjelaskan bahwa di dalam tubuh terdapat
jam biologis yang mengatur gen dan menentukan proses penuaan. Teori ini menyatakan bahwa
menua itu telah terprogram secara genetik untuk spesies tertentu. Secara teoritis,
memperpanjang umur mungkin terjadi, meskipun hanya beberapa waktu dengan pengaruh dari
luar, misalnya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dengan pemberian obat-obatan
atau tindakan tertentu.
Teori mutasi somatik menjelaskan bahwa penuaan terjadi karena adanya mutasi somatik akibat
pengaruh lingkungan yang buruk. Terjadi kesalahan proses transkripsi DNA atau RNA dan
dalam proses translasi RNA protein atau enzim. Kesalahan ini terjadi terus menerus sehingga
akhirnya akan terjadi penurunan fungsi organ atau perubahan sel menjadi kanker atau penyakit.
2
b) Teori Non Genetik
 Teori Penurunan Sistem Imun Tubuh (Auto-immune theory)
 Ketuaan dianggap disebabkan oleh adanya penurunan fungsi sistem immun.
Perubahan itu lebih tampak secara nyata pada Limposit–T, disamping perubahan
juga terjadi pada Limposit-B. Perubahan yang terjadi meliputi penurunan sistem
imun humoral, yang dapat menjadi faktor predisposisi pada orang tua untuk:
 Menurunkan resistansi melawan pertumbuhan tumor dan perkembangan kanker.
 Menurunkan kemampuan untuk mengadakan inisiasi proses dan secara agresif
memobilisasi pertahanan tubuh terhadap pathogen
 Meningkatkan produksi autoantigen, yang berdampak pada semakin meningkatnya
resiko terjadinya penyakit yang berhubungan dengan autoimmune.
 Teori Kerusakan Akibat Radikal Bebas
Proses menua terjadi akibat kurang efektif fungsi kerja tubuh dan hal itu dipengaruhi oleh
adanya berbagai radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas yang reaktif mampu merusak
sel, termasuk mitokondria, yang akhirnya mampu menyebabkan cepatnya kematian
(apoptosis) sel, menghambat proses reproduksi sel.
 Teori Menua Akibat Metabolisme
Setiap makhluk hidup mempunyai ketersediaan kemampuan yang sudah ditentukan sesuai
dengan kapasitas energi yang digunakan untuk selama menempuh kehidupannya. Energi
yang digunakan terlalu banyak dimasa awal kehidupannya akan habis sebelum usia
optimalnya, atau mempunyai usia yang relative lebih pendek dari pada yang menggunakan
energi secara optimal sepanjang usia kehidupannya. Individu mempunyai lama usia yang
optimal jika energi yang digunakan merata sepanjang hidupnya, tidak terlalu berlebih
digunakan, diimbangi dengan istirahat serta asupan energi yang cukup.
 Teori Rantai Silang (Cross link theory)
Proses menua terjadi sebagai akibat adanya ikatan-ikatan dalam kimiawi tubuh. Teori ini
menyebutkan bahwa secara normal, struktur molekular dari sel berikatan secara bersama-
sama membentuk reaksi kimia, termasuk didalamnya adalah kolagen yang merupakan
rantai molekul yang relatif panjang yang dihasilkan oleh fibroblast. Terbentuknya jaringan
baru, maka jaringan tersebut akan bersinggungan dengan jaringan yang lama dan
membentuk ikatan silang kimiawi. Hasil akhir dapi proses ikatan silang ini adalah
peningkatan densitas kolagen dan penurunan kapasitas untuk transport nutrient serta untuk
membuang produk-produk sisa metabolisme dari sel.

3
 Teori Fisiologis
Teori ini merupakan teori intrinsik dan ekstrinsik terdiri atas teori oksidasi stress. Dalam
teori ini dijelaskan terjadi kelebihan usaha dengan stress menyebabkan sel tubuh lelah
terpakai regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal
2. Teori Sosiologis
a) Teori Interaksi Sosial
Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lansia bertindak pada suatu situasi tertentu, yaitu
atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat. Mauss (1954), Homans (1961) dan Blau (1964)
mengemukakan bahwa interaksi sosial didasarkan atas hukum pertukaran barang dan jasa,
sedangkan pakar lain Simmons (1945) mengemukakan bahwa kemampuan lansia untuk terus
menjalin interaksi sosial merupakan kunci untuk mempertahankan status sosialnya untuk
melakukan tukar menukar.
b) Teori Aktivitas atau Kegiatan
Teori ini dikembangkan oleh Palmore (1965) dan Lemon et al. (1972) yang mengatakan
bahwa penuaan yang sukses tergantung dari bagaimana lansia merasakan kepuasan dalam
melakukan aktifitas dan mempertahankan aktivitas tersebut selama mungkin. Pokok-pokok
teori aktivitas adalah:
 Moral dan kepuasan berkaitan dengan interaksi sosial dan keterlibatan sepenuhnya dari
lansia di masyarakat.
 Kehilangan peran akan menghilangkan kepuasan seorang lansia.
c) Teori Kesinambungan (Continuity theory)
Kesinambungan dalam siklus kehidupan lansia, dengan demikian pengalaman hidup
seseorang pada suatu saat merupakan gambarannya kelak pada saat ini menjadi lansia Gaya
hidup perilaku dan harapan seorang ternyata tak berubah walaupun ia menjadi lansia. Pokok-
pokok dari continuity theory adalah:
 Lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif dalam proses penuaan,
akan tetapi didasarkan pada pengalamannya di masa lalu, dipilih peran apa yang harus
dipertahankan atau dihilangkan.
 Peran lansia yang hilang tak perlu diganti.
 Lansia dimungkinkan untuk memilih berbagai macam cara adaptasi.
d) Teori Pembebasan atau penarikan diri
Cumming dan Henry ( 1961) mengemukakan bahwa kemiskinan yang diderita lansia dan
menurunnya derajat kesehatan mengakibatkan seseorang lansia secara perlahan-lahan menarik
diri dari pergaulan sekitarnya. masyarakat juga mempersiapkan kondisi agar para lansia
menarik diri, keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lansia menurun baik secara kualitas
maupun secara kuantitas.
4
e) Teori Perkembangan (Development theory)
Joan Birchenall RN, Med dan Mary E Streight RN (1973) menekankan perlunya mempelajari
psikologi perkembangan guna mengerti perubahan emosi dan sosial seseorang selama fase
kehidupannya. Pokok-pokok dalam development theory adalah:
 Masa tua merupakan saat lansia merumuskan seluruh masa kehidupannya.
 Masa tua merupakan masa penyesuaian diri terhadap kenyataan sosial yang baru yaitu
pensiun dan atau menduda atau menjanda.
 Lansia harus menyesuaaikan diri akibat perannya yang berakhir dalam keluarga,
kehilangan identitas dan hubungan sosialnya akibat pensiun, ditinggal mati oleh pasangan
hidup dan teman-temannya.
f) Teori Stratifikasi Usia (Age Stratification Theory)
Wiley (1971), menyusun stratifikasi lansia berdasarkan usia kronologis yang menggambarkan
serta membentuk adanya perbedaan kapasitas peran, kewajiban, serta hak mereka berdasarkan
usia. Dua elemen penting dari model stratifikasi usia tersebut adalah struktur dan prosesnya.
Pokok-pokok dari teori ini adalah :
 Arti usia dan posisi kelompok usia bagi masyarakat
 Terdapatnya transisi yang dialami oleh kelompok
 Terdapatnya mekanisme pengalokasian peran diantara penduduk.
3. Teori Psikologis
a) Teori Kebutuhan Manusia Menurut Hierarki Maslow
Menurut teori ini, setiap individu memiliki hirarki dari dalam diri, kebutuhan yang memotivasi
seluruh perilaku manusia (Maslow, 1954).
b) Teori Individual Jung
Carl Jung (1960) merupakan psikolog swiss yang mengembangkan teori bahwa perkembangan
personal individu dilalui melalui tahapan-tahapan: masa kanak-kanak, masa remaja dan remaja
akhir, usia pertengahan, dan usia tua. Kepribadian personal ditentukan oleh adanya ego yang
dimiliki, ketidaksadaran personal dan ketidaksadaran kolektif. Teori ini mengungkapkan bahwa
sejalan dengan perkembangan kehidupan, pada masa usia petengahan maka seseorang mulai
mencoba menjawab hakikat kehidupan dengan mengeksplorasi nilai-nilai, kepercayaan dan
meninggalkan khayalan. Pada masa ini dapat terjadi “krisis usia pertengahan” yang dapat
mempengaruhi/menghambat proses ketuaan itu sendiri secara psikologis.
c) Teori Proses Kehidupan Manusia
Charlotte Buhler (1968) menyusun sebuah teori yang menggambarkan perkembangan manusia
yang didasarkan pada penelitian ektensif dengan menggunakan biografi dan melalui
wawancara. Mengidentifikasi dan mencapai tujuan hidup manusia yang melewati klima fase
proses perkembangan. Pemenuhan kebutuhan diri sendiri merupakan kunci perkembangan yang
5
sehat dan itu membahagiakan, dengan kata lain orang yang tidak dapat menyesuaikan diri
berarti dia tidak dapat memenuhi kebutuhannya dengan beberapa cara.
d) Teori Tugas Perkembangan
Havigurst (1972) menyatakan bahwa tugas perkembangan pada masa tua antara lain adalah :
 Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan fisik dan kesehatan
 Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya penghasilan
 Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
 Membentuk hubungan dengan orang-orang yang sebaya
 Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan
 Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes
e) Terori Delapan Tingkat Kehidupan
Secara Psikologis, proses menua diperkirakan terjadi akibat adanya kondisi dimana kondisi
psikologis mencapai pada tahap-tahap kehidupan tertentu. Ericson (1950) yang telah
mengidentifikasi tahap perubahan psikologis (depalan tingkat kehidupan) menyatakan bahwa
pada usia tua, tugas perkembangan yang harus dijalani adalah untuk mencapai keeseimbangan
hidup atau timbulnya perasaan putus asa.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENUAAN


1. Heredites atau keturunan genetic
2. Nutrisi atau makanan
3. Status kesehatan
4. Pengalaman hidup
5. Lingkungan
6. Strees

D. BATASAN-BATASAN LANSIA
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), kelompok umur lansia dibagi menjadi:
a. usia pertengahan (middle age) : usia 45-59 tahun
b. Lanjut usia (elderly) : usia 60-74 tahun
c. Lanjut usia tua ( old ) : usia 75-90 tahun
d. Usia sangat tua ( very old ) : usia > 90 tahun

E. PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANSIA


1. Perubahan Fisik
a. Perubahan sel dan ekstrasel pada lansia mengakibatkan penurunan tampilan dan fungsi fisik.
lansia menjadi lebih pendek akibat adanya pengurangan lebar bahu dan pelebaran lingkar
6
dada dan perut, dan diameter pelvis. Kulit menjadi tipis dan keriput, masa tubuh berkurang
dan masa lemak bertambah.
b. Perubahan kardiovaskular yaitu pada katup jantung terjadi adanya penebalan dan kaku, terjadi
penurunan kemampuan memompa darah (kontraksi dan volume) elastisistas pembuluh darah
menurun serta meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer sehingga tekanan darah
meningkat.
c. Perubahan sistem pernapasan yang berhubungan dengan usia yang mempengaruhi kapasitas
fungsi paru yaitu penurunan elastisitas paru, otot-otot pernapasan kekuatannya menurun dan
kaku, kapasitas residu meningkat sehingga menarik nafas lebih berat, alveoli melebar dan
jumlahnya menurun, kemampuan batuk menurun dan terjadinya penyempitan pada bronkus.
d. Perubahan integumen terjadi dengan bertambahnya usia mempengaruhi fungsi dan
penampilan kulit, dimana epidermis dan dermis menjadi lebih tipis, jumlah serat elastis
berkurang dan keriput serta kulit kepala dan rambut menipis, rambut dalam hidung dan
telinga menebal, vaskularisasi menurun, rambut memutih (uban), kelenjar keringat menurun,
kuku keras dan rapuh serta kuku kaki tumbuh seperti tanduk.
e. Perubahan sistem persyarafan terjadi perubahan struktur dan fungsi sistem saraf. Saraf
pancaindra mengecil sehingga fungsi menurun serta lambat dalam merespon dan waktu
bereaksi khususnya yang berhubungan dengan stress, berkurangnya atau hilangnya lapisan
mielin akson sehingga menyebabkan berkurangnya respon motorik dan refleks.
f. Perubahan musculoskeletal sering terjadi pada wanita pasca monopause yang dapat
mengalami kehilangan densitas tulang yang masif dapat mengakibatkan osteoporosis, terjadi
bungkuk (kifosis), persendian membesar dan menjadi kaku (atrofi otot), kram, tremor, tendon
mengerut dan mengalami sklerosis.
g. Perubahan gastroinstestinal terjadi pelebaran esofagus, terjadi penurunan asam lambung,
peristaltik menurun sehingga daya absorpsi juga ikut menurun, ukuran lambung mengecil
serta fungsi organ aksesoris menurun sehingga menyebabkan berkurangnya produksi hormon
dan enzim pencernaan.
h. Perubahan genitourinaria terjadi pengecilan ginjal, pada aliran darah ke ginjal menurun,
penyaringan di glomerulus menurun dan fungsi tubulus menurun sehingga kemampuan
mengonsentrasikan urine ikut menurun.
i. Perubahan pada vesika urinaria terjadi pada wanita yang dapat menyebabkan otot-otot
melemah, kapasitasnya menurun, dan terjadi retensi urine.
j. Perubahan pada pendengaran yaitu terjadi membran timpani atrofi yang dapat menyebabkan
ganguan pendengaran dan tulang-tulang pendengaran mengalami kekakuan.
k. Perubahan pada penglihatan terjadi pada respon mata yang menurun terhadap sinar, adaptasi
terhadap menurun, akomodasi menurun, lapang pandang menurun, dan katarak.
7
2. Perubahan Psikologis
Pada lansia dapat dilihat dari kemampuanya beradaptasi terhadap kehilangan fisik, sosial,
emosional serta mencapai kebahagiaan, kedamaian dan kepuasan hidup.ketakutan me njadi tua
dan tidak mampu produktif lagi memunculkan gambaran yang negatif tentang proses menua.
Banyak kultur dan budaya yang ikut menumbuhkan angapan negatif tersebut, dimana lansia
dipandang sebagai individu yang tidak mempunyai sumbangan apapun terhadap masyarakat dan
memboroskan sumber daya ekonomi (Fatimah, 2010).
3. Perubahan Kognitif
Pada lansia dapat terjadi karena mulai melambatnya proses berfikir, mudah lupa, bingung dan
pikun. Pada lansia kehilangan jangak pendek dan baru merrupakan hal yang sering terjadi
(Fatimah 2010).
4. Perubahan Sosial , Post power syndrome, single woman,single parent, kesendirian, kehampaan,
ketika lansia lainnya meninggal, maka muncul perasaan kapan meninggal (Siti dkk, 2008).

F. TUMBUH KEMBANG PADA LANSIA


Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas (Hardywinoto dan
Setiabudhi, 1999;8). Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides,
1994). Karena itu di dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural
disebut penyakit degeneratif yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan episode terminal
(Darmojo dan Martono, 1999;4).

G. PERAN PERAWAT PADA KLIEN SESUAI DENGAN PROSES PENUAAN


Proses Perawatan Kesehatan bagi para Lansia merupakan tugas yang membutuhkan suatu kondisi yang
bersifat komprehnsif sehingga diperlukan suatu upaya penciptaan suatu keterpaduan antara berbagai
proses yang dapat terjadi pada lansia. Untuk mencapai tujuan yang lebih maksimal, konsep dan strategi
pelayanan kesehatan bagi para lansia memegang peranan yang sangat penting dalam hal ini tidak lepas
dari peran perawat sebagai unsur pelaksana.
Dalam proses tersebut, peran perawat yang dapat dikembangkan untuk merawat lansia, berdasarkan
proses penuaan yang terjadi, yaitu :
1. Peran Perawat dalam menghadapi Perubahan Biologik (Fisik).
Perawatan dengan perubahan fisik adalah perawatan yang memperhatikan kesehatan objektif,
kebutuhan, kejadian-kejadian yang dialami oleh lansia semasa hidupnya, perubahan fisik pada
organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dan dikembangkan, serta penyakit yang
dapat dicegah atau ditekan progresivitasnya. Perawatan fisik ini tebagi menjadi dua bagian, yaitu :
8
a. Perawatan bagi usila yang masih aktif, yang keadaan fisiknya masih mampu bergerak tanpa
bantuan orang lain sehingga kebutuhannya sehari-hari bisa dipenuhi sendiri.
b. Perawatan bagi usila yang pasif atau tidak dapat bangun, yang keadaan fisiknya mengalami
kelumpuhan atau kesakitan sehingga memerlukan bantuan orang lain untuk melakukan
kebutuhannya sendiri. Disinilah peran perawat teroptimalkan, terutama tentang hal-hal yang
berhubungan dengan kebersihan perorangan untuk mempertahankan kesehatannya, dan untuk
itu perawat harus mengetahui dasar perawatan bagi pasien lansia. Peran perawat dalam
membantu kebersihan perorangan sangat penting dalam usaha mencegah timbulnya
peradangan, mengingat sumber infeksi dapat timbul bila kebersihan kurang mendapat
perhatian. Selain itu kemunduran kondisi fisik akibat proses ketuaan dapat mempengaruhi
ketahanan tubuh terhadap gangguan infeksi dari luar. Untuk para lansia yang masih aktif, peran
perawat sebagai pembimbing mengenai kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan,
kebersihan rambut dan kuku, kebersihan tempat tidur serta posisi tidir, hal makanan, cara
mengkonsumsi obat, dan cara pindah dari kursi ke tempat tidur atau sebaliknya. Kegiatan yang
dilakukan secara rutin akan sangat penting dipertahankan pada lansia dengan melihat.
Kemampuan yang ada, karena adanya potensi kelemahan atropi otot dan penurunan fungsi.
2. Peran Perawat dalam menghadapi Perubahan Sosial.
Dalam perannya ini, perawat perlu melakukan pendekatan sosial sebagai salat satu upayanya adalah
memberikan kesempatan berkumpul dengan sesama usila. Mereka dapat bertukar cerita atau
bertukar pikiran dan memberikan kebahagiaan karena masih ada orang lain yang mau bertukar
pikiran serta menghidupkan semangat sosialisasi. Hasil kunjungan ini dapat dijadikan pegangan
bahwa para lansia tersebut adalah makluk sosial juga, yang membutuhkan kehadiran orang lain.
3. Peran Perawat dalam menghadapi Perubahan Psikologi.
Pada lansia, terutama yang melakukan kegiatan pribadi, memerlukan bantuan orang lain,
memerlukan sebagai suporter, interprester terhadap segala sesuatu yang asing, penampung rahsia
pribadi, dan sahabat yang akrab. Peran perawat disini melakukan suatu pendekatan psikis, dimana
membutuhkan seorang perawat yang memiliki kesabaran, ketelitian dan waktu yang cukup banyak
untuk menerima berbagai keluhan agar para usila merasa puas.
Pada dasarnya pasien lansia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih lingkungannya, termasuk
perawat sehingga perawat harus menciptakan suasana aman, tenang dan membiarkan klien lansia
melakukan atau kegiatan lain yang disenangi sebatas kemampuannya.
Peran perawat disini juga sebagai motivator atau membangkitkan kreasi pasien yang dirawatnya
untuk mengurangi rasa putus asa, rendah diri, rasa terbatas akibat ketidak mampuannya. Hal ini
perlu dilakukan karena bersamaan dengan makin lanjutnya usia, terjadi perubahan psikis yang
antara lain menurunnya daya ingat akan peristiwa yang baru saja terjadi, perubahan pola tidur
dengan kecenderungan untuk tiduran di siang hari dan pengeseran libido.
9
Mengubah tingkahl laku dan pandangan terhadap kesehatan lansia tidak dapat dilakukan seketika.
Seorang perawat harus melakukannya secara perlahan-lahan dan bertahap serta mendukung mental
mereka kearah pemuasan pribadi sehingga seluruh pengalaman yang dilalui tidak menambah beban
tetapi justru tetap memberikan rasa puas dan bahagia.

10
PATHWAY

LANSIA

Heredites/ keturunan genetic, Nutrisi/ makanan, Status kesehatan, Pengalaman hidup, Lingkungan, Stress

Perubahan fisik Perubahan sosial Perubahan


psikologis
Sumber
keuangan ↓
Perubahan Perubahan Perubahan
penglihatan pola gastrointestinal
pendengaran Fx social ↓
Kehilangan
hubungan keluarga
Respon mata penurunan Kehilangan
menurun Membran Penurunan gastrointestinal gigi
terhadap tympani gastrointestinal depresi
sinar menjadi
atrofi Peningkatan Sulit
As. lambung mengunyah Perubahan cara
Penurunan makanan hidup
Akomodasi ↓ As. lambung
Lapang pandang ↓ Gangguan
Katarak nyeri Mual ↓ BB
pendengaran muntah Menarik diri
↓ Enzim HCl Membahagiakan diri
sendiri sosial

Resiko jatuh ↓ fx peristaltik Defisit


usus Nutrisi
Fx pendengaran ↓,
penglihatan ↓
Gg. Eliminasi
fekal
11
Gg. Persepsi
Sensori
Perubahan Perubahan Perubahan Perubahan Perubahan Perubahan
sel kardiovaskuler Sistem integumen genitourinaria persyarafan
pernafasan
↓ tampilan Siklus tidur-
↓ kemampuan Tonus otot
dan fx fisik Atrofi Jaringan bangun
memompa ↓ elastisitas Kandung
darah paru, otot kelenjar lemak ↓ Kemih ↓ berubah
pernafasan ↓ keringat
Kulit
menjadi Ketebalan Bangun pada
Elastisitas
tipis Keringat ↓ dermis Defisiensi Tekanan dini hari
pembuluh Menarik nafas
Kulit kering dan Tahanan Kandung ↑ jumlah waktu
darah ↓ lebih berat
epidermis uretra Kemih ↑ tidur dalam
Reterensi
Masa tubuh – menghilan siang hari
pembuluh
Masa lemak + Alveoli
darah ↑
melebar
Tidak dapat Gg. Pola tidur
dan jumlah ↓ Kulit tipis
Gg. Citra mengontrol
Tekanan dan rentan sobek
tubuh keluaran urine
darah ↑
Penyempitan
pada bronkus Resiko gangguan
Hipertensi Intregitas kulit Inkontinensia
urine
Obstruksi
Jalan nafas

Pola nafas
tidak efektif

12
Kerusakan Perubahan Sistem endokrin
Serebral muskuloskeletal
(persyarafan)
Semua hormon ↓
Mengganggu
penerimaan dan ↓ kekuatan, Atrofi dan ↓ jumlah Degenerasi sistem
pengungkapan rentang gerak serabut otot ekstrapiramida/
informasi dan dan (berangsur-angsur cidera otot ↑ insiden Ketidakstabilan
perasaan kelenturan digantikan)
penyakit tiroid kadar glukosa darah
jaringan fibrosa
Tremor otot
Kurang
Gg. Komunikasi kebebasan ↓ masa otot,
gerak kekuatan pergerakan
secara keseluruhan
Gg. Hambatan Berkurangnya Nyeri
Komunikasi ↓ mobilitas
fisik fleksibilitas postur sendi,
verbal Kelemahan tubuh dan kontraktur
secara umum mobilitas
Kurang makan, fungsional
berdandan, toileting, Nyeri
mandi
Hambatan Resiko jatuh
Defisit perawatan mobilitas fisik
diri 13
H. MASALAH KEPERAWATAN YANG TIMBUL
1. Resiko jatuh b/d penurunan akomodasi, lapang pandang menurun
2. Gangguan persepsi sensori b/d penurunan fungsi pendengaran dan penglihatan
3. Gangguan pendengaran b/d penurunan fungsi pendengaran
4. Gangguan eliminasi fekal b/d penurunan fungsi peristaltic usus
5. Nyeri b/d peningkatan asam lambung
6. Deficit nutrisi b/d mual muntah dan terjadi penurunan BB
7. Gangguan citra tubuh b/d masa tubuh berkurang dan lemak meningkat
8. Hipertensi b/d meningkatnya tekanan darah
9. Pola nafas tidak efektif b/d obstruksi jalan nafas terjadi penyempitan pada bronkus
10. Resiko gangguan intregitas kulit b/d kulit menipis dan rentan sobek
11. Gangguan hambatan komunikasi verbal b/d gangguan komunikasi
12. Deficit perawatan diri b/d kurang makan, berdandan, toiletin, mandi
13. Hambatan mobilitas fisik b/d Kelemahan secara umum dan Berkurangnya fleksibilitas postur
tubuh dan mobilitas fungsional
14. Resiko jatuh b/d Kelemahan secara umum dan Berkurangnya fleksibilitas postur tubuh dan
mobilitas fungsional
15. Nyeri b/d nyeri sendi kontraktur
16. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b/d penurunan semua hormon
LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP KONSTIPASI

A. DEFINISI
Konstipasi adalah suatu penurunan defekasi yang normal pada seseorang, disertai dengan kesulitan
keluarnya feses yang tidak lengkap atau keluarnya feses yang sangat keras dan kering (Wilkinson, 2006).
Konstipasi adalah defekasi dengan frekuensi yang sedikit, tinja tidak cukup jumlahnya, berbentuk
keras dan kering (Oenzil, 1995). 
Konstipasi adalah kesulitan atau kelambatan pasase feses yang menyangkut konsistensi tinja dan
frekuensi berhajat. Konstipasi dikatakan akut jika lamanya 1 sampai 4 minggu, sedangkan dikatakan
kronik jika lamanya lebih dari 1 bulan (Mansjoer, 2000).
Konstipasi adalah kesulitan atau jarang defekasi yang mungkin karena feses keras atau kering
sehingga terjadi kebiasaaan defekasi yang tidak teratur, faktor psikogenik, kurang aktifitas, asupan cairan
yang tidak adekuat dan abnormalitas usus. (Paath, E.F. 2004) .
Konstipasi merupakan gejala, bukan penyakit. Konstipasi adalah penurunan frekunsi defekasi, yang
diikuti oleh pengeluaran feses yang lama atau keras dan kering. Adanya upaya mengedan saat defekasi
adalah suatu tanda yang terkait dengan konstipasi. Apabila motilitas usus halus melambat, masa feses
lebih lama terpapar pada dinding usus dan sebagian besar kandungan air dalam feses diabsorpsi.
Sejumlah kecil air ditinggalkan untuk melunakkan dan melumasi feses. Pengeluaran feses yang kering
dan keras dapat menimbulkan nyeri pada rektum. (Potter & Perry, 2005).  
Normalnya pola defekasi yang biasanya setiap 2 sampai 3 hari sekali tanpa ada kesulitan, nyeri, atau
perdarahan dapat dianggap normal.

B. TIPE KONSTIPASI
Berdasarkan International Workshop on Constipation, adalah sebagai berikut
Konstipasi Fungsional
Kriteria:
Dua atau lebih dari keluhan ini ada paling sedikit dalam 12 bulan:
a. Mengedan keras 25% dari BAB
b. Feses yang keras 25% dari BAB
c. Rasa tidak tuntas 25% dari BAB
d. BAB kurang dari 2 kali per minggu
Penundaan pada muara rektum
Kriteria:
a. Hambatan pada anus lebih dari 25% BAB
b. Waktu untuk BAB lebih lama
c. Perlu bantuan jari-jari untuk mengeluarkan feses
Konstipasi fungsional disebabkan waktu perjalanan yang lambat dari feses, sedangkan penundaan
pada muara rektosigmoid menunjukkan adanya disfungsi anorektal. Yang terakhir ditandai adanya
perasaan sumbatan pada anus

2
C. ETIOLOGI
Penyebab umum konstipasi yang dikutip dari Potter dan Perry, 2005 adalah sebagai berikut:
1. Kebiasaan defekasi yang tidak teratur dan mengabaikan keinginan untuk defekasi dapat
menyebabkan konstipasi.
2. Klien yang mengonsumsi diet rendah serat dalam bentuk hewani (misalnya daging, produk-produk
susu, telur) dan karbohidrat murni (makanan penutup yang berat) sering mengalami masalah
konstipasi, karena bergerak lebih lambat didalam saluran cerna. Asupan cairan yang rendah juga
memperlambat peristaltik.
3. Tirah baring yang panjang atau kurangnya olahraga yang teratur menyebabkan konstipasi.
4. Pemakaian laksatif yag berat menyebabkan hilangnya reflex defekasi normal. Selain itu, kolon
bagian bawah yang dikosongkan dengan sempurna, memerlukan waktu untuk diisi kembali oleh
masa feses.
5. Obat penenang, opiat, antikolinergik, zat besi (zat besi mempunyai efek menciutkan dan kerja yang
lebih secara lokal pada mukosa usus untuk menyebabkan konstipasi. Zat besi juga mempunyai efek
mengiritasi dan dapat menyebabkan diare pada sebagian orang), diuretik, antasid dalam kalsium
atau aluminium, dan obat-obatan antiparkinson dapat menyebabkan konstipasi.
6. Lansia mengalami perlambatan peristaltic, kehilangan elastisitas otot abdomen, dan penurunan
sekresi mukosa usus. Lansia sering mengonsumsi makanan rendah serat.
7. Konstipasi juga dapat disebabkan oleh kelainan saluran GI (gastrointestinal), seperti obstruksi
usus, ileus paralitik, dan divertikulitus.
8. Kondisi neurologis yang menghambat implus saraf ke kolon (misalnya cedera pada medula
spinalis, tumor) dapat menyebabkan konstipasi.
9. Penyakit-penyakit organik, seperti hipotirodisme, hipokalsemia, atau hypokalemia dapat
menyebabkan konstipasi.
10. Peningkatan stres psikologi. Emosi yang kuat diperkirakan menyebabkan konstipasi dengan
menghambat gerak peristaltik usus melalui kerja dari epinefrin dan sistem syaraf simpatis. Stres
juga dapat menyebabkan usus spastik (spastik/konstipasi hipertonik atau iritasi colon ). Yang
berhubungan dengan konstipasi tipe ini adalah kram pada abdominal, meningkatnya jumlah mukus
dan periode bertukar-tukarnya antara diare dan konstipasi.
11. Umur
Otot semakin melemah dan melemahnya tonus spinkter yang terjadi pada orang tua turut berperan
menyebabkan konstipasi.

D. PATHWAY

Penggunaan obat-obatan
Diet rendah serat,asupan cairan kurang, kondisi psikis,
tertentu(seperti gol.opiat) Faktor Usia
kondisi metabolik, penyakit yang diderita
dan mengandung Al dan Ca

Abssorbsi cairan dan 3


elektrolit
Memberi efek pada Penurunan fungsi
segmen usus gastrointestinal

Memperpanjang waktu
transit di kolon

Penurunan
As. lambung

↓ Enzim HCl
Gangguan fungsi utama kolon
(transpor mukosa, aktivasi
Rangsangan refleks
mioelektrik, proses defekasi) ↓ fx peristaltik
penyekat rekto anal usus

Relaksasi sfingter interna Gg. Eliminasi


dan eksterna fekal

Membran mukorektal dan


muskulatur tidak peka
terhadap rangsangan fekal

Diperlukan rangsangan yg lebih kuat untuk mendorong feses Kelemahan

Gangguan Rasa Nyaman

Tidak responsif terhadap


rangsangan normal

Kurangnya informasi Deficit pengetahuan

4
E. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala akan berbeda antara seseorang dengan seseorang yang lain, karena pola makan,
hormon, gaya hidup dan bentuk usus besar setiap orang berbeda-beda, tetapi biasanya tanda dan gejala
yang umum ditemukan pada sebagian besar atau kadang-kadang beberapa penderitanya adalah sebagai
berikut:
1. Perut terasa begah, penuh, dan bahkan terasa kaku karena tumpukan tinja (jika tinja sudah
tertumpuk sekitar 1 minggu atau lebih, perut penderita dapat terlihat seperti sedang hamil).
2. Tinja menjadi lebih keras, panas, dan berwarna lebih gelap daripada biasanya, dan jumlahnya lebih
sedikit daripada biasanya (bahkan dapat berbentuk bulat-bulat kecil bila sudah parah).
3. Pada saat buang air besar tinja sulit dikeluarkan atau dibuang, kadang-kadang harus mengejan
ataupun  menekan-nekan  perut  terlebih dahulu supaya dapat mengeluarkan tinja.
4. Terdengar bunyi-bunyian dalam perut.
5. Bagian anus terasa penuh, dan seperti terganjal sesuatu disertai sakit akibat bergesekan dengan
tinja yang panas dan keras.
6. Frekuensi buang angin meningkat disertai bau yang lebih busuk daripada biasanya (jika kram
perutnya parah, bahkan penderita akan kesulitan atau sama sekali tidak bisa buang
7. Menurunnya frekuensi buang air besar, dan meningkatnya waktu transit buang air besar (biasanya
buang air besar menjadi 3 hari sekali atau lebih).
8. Terkadang mengalami mual bahkan muntah jika sudah parah.

Suatu batasan dari konstipasi diusulkan oleh Holson, meliputi paling sedikit 2 dari keluhan di bawah ini
dan terjadi dalam waktu 3 bulan :
1. Konsistensi feses yang keras,
2. Mengejan dengan keras saat BAB,
3. Rasa tidak tuntas saat BAB, meliputi 25% dari keseluruhan BAB, dan
4. Frekuensi BAB 2 kali seminggu atau kurang.

F. PEMERIKSAAN
Pemeriksaan fisik pada konstipasi sebagian besar tidak mendapatkan kelainan yang jelas. Namun
demikian pemeriksaan fisik yang teliti dan menyeluruh diperlukan untuk menemukan kelainan yang
berpotensi mempengaruhi fungsi usus besar
Pemeriksaan dimulai pada rongga mulut meliputi gigi geligi, adanya luka pada selaput lendir mulut
dan tumor yang dapat mengganggu rasa pengecap dan proses menelan.
Daerah perut diperiksa apakah ada pembesaran perut, peregangan atau  tonjolan. Perabaan permukaan
perut untuk menilai kekuatan otot perut.  Perabaan  lebih dalam dapat mengetahui massa tinja di usus
besar, adanya tumor atau pelebaran batang nadi. Pada pemeriksaan ketuk dicari pengumpulan gas
berlebihan, pembesaran organ, cairan dalam rongga perut atau adanya massa tinja.
Pemeriksaan dengan stetoskop digunakan untuk mendengarkan suara gerakan usus besar serta
mengetahui adanya sumbatan usus. Sedang pemeriksaan dubur untuk mengetahui adanya wasir, hernia,

5
fissure (retakan) atau fistula (hubungan abnormal pada saluran cerna), juga kemungkinan tumor di dubur
yang bisa mengganggu proses buang air besar.
Colok dubur memberi informasi tentang tegangan otot, dubur, adanya timbunan tinja, atau adanya
darah.
Pemeriksaan laboratorium dikaitkan dengan upaya mendeteksi faktor risiko konstipasi seperti gula
darah, kadar hormon tiroid, elektrolit, anemia akibat keluarnya darah dari dubur.
Anoskopi dianjurkan untuk menemukan hubungan abnormal pada saluran cerna, tukak, wasir, dan
tumor. Foto polos perut harus dikerjakan pada penderita konstipasi untuk mendeteksi adanya pemadatan
tinja atau tinja keras yang menyumbat bahkan melubangi usus. Jika ada penurunan berat badan, anemia,
keluarnya darah dari dubur atau riwayat keluarga dengan kanker usus besar perlu dilakukan kolonoskopi.
Bagi sebagian orang konstipasi hanya sekadar mengganggu. Tapi, bagi sebagian kecil dapat
menimbulkan komplikasi serius. Tinja dapat mengeras sekeras batu di poros usus (70%), usus besar
(20%), dan pangkal usus besar (10%). Hal ini menyebabkan kesakitan dan meningkatkan risiko
perawatan di rumah sakit dan berpotensi menimbulkan akibat yang fatal. Pada konstipasi kronis kadang-
kadang terjadi demam sampai 39,5oC , delirium (kebingungan dan penurunan kesadaran), perut tegang,
bunyi usus melemah, penyimpangan irama jantung, pernapasan cepat karena peregangan sekat rongga
badan. Pemadatan dan pengerasan tinja berat di muara usus besar bisa menekan kandung kemih
menyebabkan retensi urine bahkan gagal ginjal serta hilangnya kendali otot lingkar dubur, sehingga
keluar tinja tak terkontrol. Sering mengejan berlebihan menyebabkan turunnya poros usus.

G. PENATALAKSANAAN
Banyaknya macam-macam obat yang dipasarkan untuk mengatasi konstipasi, merangsang upaya
untuk memberikan pengobatan secara simptomatik. Sedangkan bila mungkin, pengobatan harus
ditujukan pada penyebab dari konstipasi. Penggunaan obat pencahar jangka panjang terutama yang
bersifat merangsang peristaltik usus, harus dibatasi. Strategi pengobatan dibagi menjadi:
1. Pengobatan non-farmakologis
a. Latihan usus besar:
Melatih usus besar adalah suatu bentuk latihan perilaku yang disarankan pada penderita
konstipasi yang tidak jelas penyebabnya. Penderita dianjurkan mengadakan waktu secara
teratur setiap hari untuk memanfaatkan gerakan usus besarnya. dianjurkan waktu ini adalah 5-
10 menit setelah makan, sehingga dapat memanfaatkan reflex gastro-kolon untuk BAB.
Diharapkan kebiasaan ini dapat menyebabkan penderita tanggap terhadap tanda-tanda dan
rangsang untuk BAB, dan tidak menahan atau menunda dorongan untuk BAB ini.
b. Diet
Peran diet penting untuk mengatasi konstipasi terutama pada golongan usia lanjut. Data
epidemiologis menunjukkan bahwa diet yang mengandung banyak serat mengurangi angka
kejadian konstipasi dan macam-macam penyakit gastrointestinal lainnya, misalnya divertikel
dan kanker kolorektal. Serat meningkatkan massa dan berat feses serta mempersingkat waktu
transit di usus. untuk mendukung manfaa serat ini, diharpkan cukup asupan cairan sekitar 6-8
gelas sehari, bila tidak ada kontraindikasi untuk asupan cairan.

6
c. Olahraga
d. Cukup aktivitas atau mobilitas dan olahraga membantu mengatasi konstipasi jalan kaki atau
lari-lari kecil yang dilakukan sesuai dengan umur dan kemampuan pasien, akan menggiatkan
sirkulasi dan perut untuk memeperkuat otot-otot dinding perut, terutama pada penderita
dengan atoni pada otot perut.
2. Pengobatan farmakologis
Jika modifikasi perilaku ini kurang berhasil, ditambahkan terapi farmakologis, dan biasnya dipakai
obat-obatan golongan pencahar. Ada 4 tipe golongan obat pencahar :
a. Memperbesar dan melunakkan massa feses, antara lain : Cereal, Methyl selulose, Psilium.
b. Melunakkan dan melicinkan feses, obat ini bekerja dengan menurunkan tegangan permukaan
feses, sehingga mempermudah penyerapan air. Contohnya : minyak kastor, golongan
dochusate.
c. Golongan osmotik yang tidak diserap, sehingga cukup aman untuk digunakan, misalnya pada
penderita gagal ginjal, antara lain : sorbitol, laktulose, gliserin
d. Merangsang peristaltik, sehingga meningkatkan motilitas usus besar. Golongan ini yang
banyak dipakai. Perlu diperhatikan bahwa pencahar golongan ini bisa dipakai untuk jangka
panjang, dapat merusak pleksusmesenterikus dan berakibat dismotilitas kolon.
Contohnya : Bisakodil, Fenolptalein.
Bila dijumpai konstipasi kronis yang berat dan tidak dapat diatasi dengan cara-cara tersebut di
atas, mungkin dibutuhkan tindakan pembedahan. Misalnya kolektomi sub total dengan
anastomosis ileorektal. Prosedur ini dikerjakan pada konstipasi berat dengan masa transit yang
lambat dan tidak diketahui penyebabnya serta tidak ada respons dengan  pengobatan yang
diberikan. Pasa umumnya, bila tidak dijumpai sumbatan karena massa atau adanya volvulus, tidak
dilakukan tindakan pembedahan.

H. PENCEGAHAN
Berikut beberapa pencegahan untuk mencegah terjadinya konstipasi:
1. Jangan jajan di sembarang tempat.
2. Hindari makanan yang kandungan lemak dan gulanya tinggi.
3. Minum air putih minimal 1,5 sampai 2 liter air (kira-kira 8 gelas) sehari dan cairan lainnya setiap
hari.
4. Olahraga, seperti jalan kaki (jogging) bisa dilakukan. Minimal 10-15 menit untuk olahraga ringan,
dan minimal 2 jam untuk olahraga yang lebih berat.
5. Biasakan buang air besar secara teratur dan jangan suka menahan buang air besar.
6. Konsumsi makanan yang mengandung serat secukupnya, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.
7. Tidur minimal 4 jam sehari.

7
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 1998. Buku Saku Diagnosa  Keperawatan  Edisi 6. Jakarta: EGC


Doenges marilynn (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien.Jakarta: EGC
Hadiwinoyo, S.T. 1999.Panduan Gerontologi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Nugroho, W. 2000. Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta: EGC

8
http://www.psychologymania.com/2012/07/pengertian-lansia-lanjut-usia.html

9
FORMAT PENGKAJIAN
DATA DASAR LANSIA
PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI NERS
MAHASISWA STIKES “HUTAMA ABDI HUSADA”
TULUNGAGUNG

NAMA : VIA GESTI ARDIYANTI


NIM : A2R17036

STIKes HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG


Jl. Wahidin Sudiro Husodo Telp / Fax (0355) 322738
TULUNGAGUNG (66224)
Alamat e-mail : stikeshahta@yahoo.co.id

10
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009

Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355-322738


Tulungagung 66224
Alamat E-mail : akperta@gmail.com

FORMAT PEGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

1. BIODATA
Unit/ UPT : Tinggal di rumah sendiri Nama Wisma : Bogoran, Kampak, Trenggalek
Nama Klien : Wakidi (Tn.W) No Reg. :-
Umur : tahun Jenis Kelamin : Laki-laki/ Perempuan
Alamat asal : 67 Tahun
Tanggal waktu datang:- Lama tinggal di Panti :-
Orang yang bisa dihubungi /penganggung jawab (Nama) : Wijiati (Istri)
Alamat : Ds. Bogoran, RT 37/ RW 07, Kec. Kampak, Kab. Trenggalek
Telp. : 081332245540

2. POLA PERSEPSI KESEHATAN/ PENGELOLAAN PEMELIHARAAN KESEHATAN :


Penyakit/masalah kesehatan saat ini :
Keluhan utama saat ini : Sulit BAB
Riwayat penyakit sekarang : Pasien mengeluhkan susah BAB, dan pada saat BAB perut dan anus terasa sakit,
BAB keras seperti batu. Bisa keluarpun hanya sedikit

Riwayat penyakit yang lalu : 2 tahun yang lalu pasien menderita paru-paru basah

Merokok:____ Tidak ____ Ya


Minum Kopi : -
Suka makan asin : ____ Ya _____ Tidak. Suka makan manis : ____Ya _____ Tidak
Mengkonsumsi tinggi purin : _____Sering _____Kadang _____tidak pernah

11
Mengkonsumsi makanan berlemak : ____Sering ______Kadang _____Tidak pernah
Alkohol :___ Tidak _____ Ya Jumlah : ____< 1 botol/hari ____1- 2 botol/hari
___>2 botol/hari Jenis : _____________________________________________________
Mengkonsumsi obat – obatan dijual bebas /tanpa resep : ___ Tidak __ Ya Macam : Obat gatal di toko
Alergi ( Obat, makanan, plester, cairan ) : ____ Tidak _____ Ya Macam : _________
____________________________ Reaksi :___________________________________
Harapan tinggal di panti : pasien tinggal di rumah

Pengetahuan tentang penyakit/masalah kesehatan saat ini ( pengertian, penyebab, tanda gejala, cara perawatan)
: Pasien belum mengetahui tentang masalah kesehatan yang sedang dialaminya

Pengetahuan tentang pencegahan penyakit/masalah kesehatan saat ini (cara-cara pencegahan) :


Pasien belum mengetahui cara mengatasi dan cara mencegah penyakit/masalah yang sedang dialaminya saat
ini.

Pengetahuan tentang keamanan/keselamatan (pencegahan terhadap cedera/kecelakaan) :


Pasien mengetahui cara mencegah cidera kecelakaan

3. AKTIVITAS LATIHAN
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)
No Kriteria Dengan Mandiri Skor
Bantuan Yang
Didapat
1 Makan 5 10 10
2 Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, atau sebaliknya 5-10 15 15
3 Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, gosok gigi) 0 5 5
4 Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka tubuh, 5 10 10
menyiram)
5 Mandi 0 5 5
6 Berjalan di permukaan datar (jika tidak bisa, dengan kursi 0 5 5
roda )
7 Naik turun tangga 5 10 10
8 Mengenakan pakaian 5 10 10
9 Kontrol bowel (BAB) 5 10 10
10 Kontrol Bladder (BAK) 5 10 10
Jumlah : 90
Interpretasi :
Jika skore kurang dari 60 : memerlukan bantuan pada beberapa aktifitas
Jika skore > 60 - < 90 : memerlukan bantuan minimal/ ringan
12
Jika skore 90 : mandiri

ALAT BANTU :__ Tidak __ Kruk __ Pispot disamping tempat tidur _____ Tripot
____ Walker ____ Tongkat __ Kursi roda __ Lain- lain, sebutkan___________________

4. NUTRISI DAN METABOLIK


Jenis makanan saat ini (nasi/ bubur/ cair) dan suplemen : nasi, lauk pauk yang tidak berserat
Diet/makanan pantangan yg dijalani saat ini :____Tidak ___ Ya Macam : _______________________
Program diit saat ini :____Tidak _____ Ya, macam : ___________________________________
Jumlah porsi setiap kali makan: 1 piring Frekwensi dalam1 hari: 3x sehari
Nafsu makan:____Normal __Bertambah __Berkurang ___Penurunan sensasi rasa
____Mual __Muntah __Stomatitis
Berat badan saat ini : 45 Kg Tinggi Badan :155 cm Fluktuasi berat badan 6 bulan terakhir: tidak naik (tetap)
Kesukaran menelan: __Tidak ____Ya, untuk makanan jenis : ____padat ___cairan
Gigi palsu: ___Tidak ___ Ya __ bagian atas ___bagian bawah
Gigi ompong : ___Tidak ____Ya ___Bagian atas ___Bagian bawah ___Sebagaian besar
Jumlah cairan/minum : ___< 1 ltr/hri ___ 1-2 ltr/ ____ > 2 ltr/hari
Jenis cairan : ______________________________________________________________________
Riwayat masalah penyembuhan kulit ___Tidak ada ___Penyembuhan Abnormal __ada ruam ___ Kering
___ ada luka/lesi ____Pruritus ringan (kadang-kadang di kulit badan)
Pengkajian Determinan Nutrisi : _______ Baik/tdk ada resiko ________ Resiko moderate
_______ Resiko tinggi (lihat lampiran form 1)

5. ELIMINASI
Kebiasaan defekasi (BAB): ___ kali/hari kurang dari 2x kali/minggu Tgl Defekasi terakhir 13/07/2020
Pola BAB saat ini : ____dalam batas normal (DBN) ____ Konstipasi ___Diare ___Inkontinensia
___Nyeri ___Keluar darah Warna faeces : coklat kehitaman
Colostomy : ____ tidak ___Ya Dapat merawat sendiri Colostomy : -
Kebiasaan BAK: ±5 kali/hari Jumlah : ±1000cc/
Warna Urin: Khas Alat Bantu: -

6. TIDUR-ISTIRAHAT
Kebiasaan tidur: 8 jam/malam siang hari: 2 jam /tidur siang Nyenyak tidur ___Ya ___tidak Masalah tidur
___Tidak ada ___ Ya ____ terbangun malam hari ____Sulit tidur/ Insomnia ___Mimpi buruk

13
___ Nyeri/tdk nyaman ____Gangg. Psikologis, sebutkan
_________________________________________________________________________________

7. KOGNITIF-PERSEPTUAL(Berdasarkan obsevasi perawat)


Keadaan mental: ____ stabil ___Afasia ___Sukar bercerita ___Disorientasi ___Kacau mental
___Menyerang/agresif ___Tidak ada respons
Pengkajian emosional : _____ ada masalah emosional ____tidak ada masalah (Lihat Lampiran Form 2)
Berbicara: ___Normal ___Bicara tidak jelas ___Berbicara inkoheren
___Tdk dapat berkomunikasi verbal, Bahasa yang dikuasai: Bahasa Jawa Lain-lain : -
Kemampuan memahami:___Ya ___Tidak
Pengkajian fungsi intelektual dengan menggunakan SPMSQ:
____Fungsi intelekrual utuh ______Kerusakan intelektual ringan ______Kerusakan intelektual sedang
______kerusakan intelektual berat (Lihat Lampiran Form 3)
Pengkajian kemampuan kognitif dengan menggunakan MMSE : _______ tidak ada gangguan kognitif
______gangguan kognitif sedang _______ gangguan kognitif berat (Lihat Lampiran Form 4 )
Kecemasan: ___Ringan ___Sedang ____Berat (Lihat Lampiran Form 5 )
___Panik Ketakutan : ___Tidak ____Ya ______________________________
Pengkajian Depresi dengan Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage : _____Tidak ada
depresi _____Ada depresi (Lihat Lampiran Form 6 )
Pendengaran:__DBN
Penglihatan: ___DBN
Vergito: ___Ya ___Tidak
Nyeri: Tidak ___Ya
Nyeri berkurang dengan cara : -

8. PERSEPSI DIRI/KONSEP DIRI


Masalah utama sehubungan dengan dirawat di panti : -
Adakah ancaman perubahan penampilan/kehilangan anggota badan ___Tidak ___ Ya
Adakah penurunan harga diri : _____Tidak ____Ya
Adakah ancaman kematian : _______ Tidak _____Ya
Adakah ancaman terhadap kesembuhan penyakit : ________Tidak _______ Ya
Adakah masalah keuangan : ____Tidak _____ Ya

9. POLA KOPING/TOLERANSI STRES

14
Berdasarkan masalah yang dihadapi diatas (konsep diri) ,Pola koping individual : ___Konstruktif /efektif
____Tdk efektif ___Tidak mampu

10. SEXSUALITAS/ REPRODUKSI


Periode Menstruasi Terakhir (PMT): - Masalah Menstruasi/Hormonal:-
Pap Smear Terakhir:-
Pemeriksaan Payudara/Testis sendiri ___Ya ___Tidak Gangguan seksual: tidak ada
Penyebab : -

11. PERAN-HUBUNGAN
Peran saat ini yang dijalankan : sebagai seorang lansia di rumah
Penampilan peran sehubungan dengan sakit : ___ Tidak ada masalah ___Ada masalah, sebutkan
:____________________________________________________________________
Sistem pendukung: ___Pasangan(Istri/Suami) ____Saudara/famili ____Orang tua/wali
____ teman dekat ____ tetangga
Interaksi dengan orang lain : ___Baik ___ Ada masalah ___________________________
Menutup diri : ____ Tidak ____ Ya ___________________________________________
Mengisolasi diri/diisolasi orang lain : ____Tidak ____ Ya ________________________
Pengkajian fungsi sosial dengan Apgar Keluarga Dengan Lansia : _______Fungsi baik ____ Disfungsi
berat _____ Disfungsi sedang(Lihat Lampiran Form 7)

12. NILAI-KEYAKINAN
Agama yang dianut: Islam Pantangan agama:____Tidak ___Ya(sebutkan)__
Meminta dikunjungi Rohaniawan: ___Ya ____Tidak
Nilai/keyakinan terhadap penyakit yang diderita : pasien meyakini bahwa penyakit yang dialaminya wajar
terjadi karena factor umur.
Distres Spiritual : ____ Tidak _____ Ya,

13. PENGKAJIAN FISIK , DIAGNOSTIK DAN PENGOBATAN


A. KEADAAN UMUM DAN VITAL SIGN
Keadaan umum : ___ Baik ___ Lemah/ berbaring di TT Kesadaran : ____CM ___Somnolen
____Apatis ____Coma
Suhu: 36,4 Nadi : 76x/mnt Tekanan darah: 100/80 mmHg
Nadi: 76x/mnt (DBN) RR : 20x/mnt

B. PERNAFASAN/SIRKULASI

15
Kualitas: ____DBN ____Dangkal ___Cepat- dalam ___Cepat dangkal
Batuk: ___Tidak ___Ya Sputum : ___ Tidak ada ___Banyak - Warna-

Auskultasi:
Lobus Ka. Atas ___DBN Suara abnormal _______________________________
Lobus Ki. Atas ___DBN Suara abnormal ________________________________
Lobus Ka. Bawah ___DBN Suara abnomal __________________________________
Lobus Ka. Bawah ___DBN Suara abnormal_________________________________
Bunyi jantung : ____ DBN ____Bunyi abnormal ________________________________
Pembesaran vena jugularis : _____Tidak ___Ya Edema tungkai : ____ Tidak ____Ya
Sebutkan ___________________________________________________________
Nadi kaki kanan (pedalis): __kuat ___lemah ____tak ada
Nadi kaki kiri (pedalis): ___kuat ___lemah ____tak ada

C. METABOLIK- INTEGUMEN

Kulit:
Warna: ___DBN ___Pucat ___Sianosis ___Kuning/ikterik ___Lain-
lain________________________________________________________________
Suhu kulit: ___DBN ___Hangat ___dingin Turgor ___DBN ___Buruk
Edema: ___tidak ada ___Ya (jelaskan/lokasi)____________________________
Lesi: ___Tidak ada ___Ya (jelaskan /lokasi) : pada bekas garukan
Memar: ___Tidak ada ___Ya (jelaskan/lokasi)_____________________________
Kemerahan: ___Tidak ada ___Ya (jelaskan/lokasi) : pada daerah yang gatal-gatal
Gatal-gatal: ___Yidak ___Ya (jelaskan/ lokasi: tiba-tiba gatal pada badan terutama punggung.
Terpasang Selang Infus/ cateter : ____Tidak ____Ya _______________________ Mulut:
Gusi: ___DBN ____stomatitis ___perdarahan___________________________
Gigi: ___DBN ___Caries ____Berlobang
Abdomen
Bising usus: ___Ada tapi <5xmnt ___Tidak ada Ascites ____tidak ___Ya
Nyeri tekan : ___Tidak ____Ya Jelaskan _____________________________
Kembung : ____Tidak ____Ya Tearaba massa/tumor : ____Tidak ___Ya
Regio -

D. NEURO/SENSORI

16
Pupil: ___Sama __Tidak sama ____ Kiri: ___Kanan: ____Ki dan Ka
Reaksi terhadap cahaya
Kiri: ___Ya ___Tidak/Sebutkan_________
Kanan: ___Ya ___Tidak sebutkan________________________________

Keseimbangan:
1) skore 28 , kesimpulan ______ baik _______Kurang
2) Kecepatan berjalan : skore 2, kesimpulan : ______ baik ____cukup ____ kurang
____ tidak mampu (Lihat Lampiran Form 8 )
Genggaman tangan: ___Sama Kuat ___Lemah/Paralisis (riwayat patah tulang dimasa lalu) ( ___Ka
___Ki)
Otot kaki: ___Sama Kuat ___Lemah paralysis (___Ka ___Ki)
Parastesia/kesemutan : ____Tidak ____Ya Sebutkan ___________________
Anastesia : ____Tidak _____Ya Sebutkan _________________________

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium :-
Jenis Hb GDP/GD 2 HDL/ Uric Ureum Widal Lain-2 Lain-2
Jam PP LDL/VLDL Acid ……… ………..
Hasil
Tgl
2. Foto Rontgen :-
3. ECG :-
4. USG :-
5. Lain-lain :-

F. DAFTAR PENGOBATAN SEKARANG (diresepkan)

Nama Obat Dosis Cara pemberian

NAMA PERAWAT : VIA GESTI ARDIYANTI TANDA TANGAN :

17
JABATAN : MAHASISWA PRAKTIK TANGGAL : 13-07-2020

Lampiran Form 1 :
Pengkajian determinan nutrisi pada lansia:

No Indicators score
1. Menderita sakit atau kondisi yang mengakibatkan perubahan jumlah dan jenis 2
makanan yang dikonsumsi
2. Makan kurang dari 2 kali dalam sehari 3
3. Makan sedikit buah, sayur atau olahan susu 2
4. Mempunyai tiga atau lebih kebiasaan minum minuman beralkohol setiap harinya 2
5. Mempunyai masalah dengan mulut atau giginya sehingga tidak dapat makan 2
makanan yang keras
6. Tidak selalu mempunyai cukup uang untuk membeli makanan 4
7. Lebih sering makan sendirian 1
8. Mempunyai keharusan menjalankan terapi minum obat 3 kali atau lebih setiap 1
harinya
9. Mengalami penurunan berat badan 5 Kg dalam enam bulan terakhir 2
10. Tidak selalu mempunyai kemampuan fisik yang cukup untuk belanja, memasak 2
atau makan sendiri
Total score 2

American Dietetic Association and National Council on the Aging, dalam Introductory Gerontological
Nursing, 2001

Interpretations:
18
0 – 2 : Good 3 – 5 : Moderate nutritional risk6 ≥: High nutritional risk

Dari hasil penilaian Pengkajian determinan nutrisi didapatkan hasil skor 2 yaitu determinan nutrisi pasien baik

Lampiran Form 2
1. Pengkajian Masalah emosional
Pertanyaan tahap 1
(1) Apakah klien mengalami susah tidur : tidak
(2) Ada masalah atau banyak pikiran: tidak
(3) Apakah klien murung atau menangis sendiri: tidak
(4) Apakah klien sering was-was atau kuatir: tidak

Lanjutkan pertanyaan tahap 2 jika jawaban ya 1 atau lebih

Pertanyaan tahap 2
(1) Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 bulan 1 kali dalam satu bulan
(2) Ada masalah atau banyak pikiran
(3) Ada gangguan atau masalah dengan orang lain
(4) Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter
(5) Cenderung mengurung diri

Lebih dari 1 atau sama dengan 1 jawaban ya, maka masalah


emosional ada atau ada gangguan emosional

Gangguan emosional
Kesimpulan : Tidak ada gangguan emosional
(Depkes RI, 2004)

Lampiran FORM 3

2. Pengkajian Tingkat kerusakan intelektual


Dengan menggunakan SPMSQ (short portable mental status quesioner).
Ajukan beberapa pertanyaan pada daftar dibawah ini :

Benar Salah Nomor Pertanyaan


√ 1 Tanggal berapa hari ini ? 10 Juli 2020
√ 2 Hari apa sekarang ? Senin
√ 3 Apa nama tempat ini ? Rumah sendiri
√ 4 Dimana alamat anda ? Bogoran RT37 RW07,Kampak,Trenggalek
√ 5 Berapa umur anda ? 67 tahun
√ 6 Kapan anda lahir ? tahun 1953
19
√ 7 Siapa presiden Indonesia ? Pak Jokowi
√ 8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ? Pak SBY
√ 9 Siapa nama ibu anda ? Saminem
√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, secara
menurun : 17-14-11-8-5-2
JUMLAH 9
Interpretasi :
Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat
Kesimpulan : Dari 10 pertanyaan Tn.W mampu menjawab 9 pertanyaan, jadi fungsi intelektual Tn.W masih
utuh

Lampiran FORM 4
3. IDENTIFIKASI ASPEK KOGNITIF
Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)

No Aspek Nilai Nilai Kriteria


Kognitif maksimal Klien
1 Orientasi 5 4 Menyebutkan dengan benar :
Tahun : 2020 (benar) Hari : Senin ((benar)
Musim : kemarau(benar) Bulan : Juli(benar)
Tanggal : 13 (salah)
2 Orientasi 5 5 Dimana sekarang kita berada ?
Negara: Indonesia(benar) Panti : -
Propinsi:Jawa Timur(benar) Wisma : -
Kabupaten/kota : Trenggalek(benar)
3 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 nama obyek (misal : kursi, meja, kertas),
kemudia ditanyakan kepada klien, menjawab :
1) Kursi (benar) 2). Meja (benar) 3). Kertas(benar)
4 Perhatian 5 3 Meminta klien berhitung mulai dari 100 kemudia kurangi
dan 7 sampai 5 tingkat.
kalkulasi Jawaban :
1). 93 2). 86 3). 79 4). 72 5). 65

5 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek pada poin ke-
2 (tiap poin nilai 1)

20
1). Kursi
2). Meja
3). Kertas
6 Bahasa 9 Menanyakan pada klien tentang benda (sambil
menunjukan benda tersebut).
1). Gelas
2). TV
3). Minta klien untuk mengulangi kata berkut :
“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi )
Klien menjawab : bisa mengulangi semua kata

Minta klien untuk mengikuti perintah berikut yang terdiri


3 langkah.
4). Ambil kertas ditangan anda (bisa)
5). Lipat dua (bisa)
6). Taruh dilantai. (bisa)
Perintahkan pada klien untuk hal berikut (bila aktifitas
sesuai perintah nilai satu poin.
7). “Tutup mata anda” (bisa)
8). Perintahkan kepada klien untuk menulis kalimat(bisa)
dan
9). Menyalin gambar 2 segi lima yang saling bertumpuk
(tidak bisa)

Total nilai 30 27

Interpretasi hasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
Kesimpulan : nilai kemampuan kognitif Tn.W 27, yaitu pasien tidak ada gangguan kognitif

Lampiran Form 5
Pengkajian Kecemasan (Geriatric Anxiety Scale)

21
Nilai Keterangan
Tidak Pernah Jarang Sering
No Pertanyaan
(1)
Pernah (2) (3)
(0)

22
1. Apakah Anda merasa jantung √
berdebar kencang dan kuat?
2. Apakah nafas Anda pendek? √
3. Apakah Anda mengalami gangguan √ Sembelit,
pencernaan? kembung
4. Apakah Anda merasa seperti hal √
yang tidak nyata atau diluar diri
Anda sendiri?
5. Apakah Anda merasa seperti √
kehilangan kontrol?
6. Apakah Anda takut dihakimi oleh √
orang lain?
7. Apakah Anda malu/takut √
dipermalukan?
8. Apakah Anda sulit untuk tidur? √
9. Apakah Anda kesulitan untuk tetap √
tertidur/tidak nyenyak?
10. Apakah Anda mudah tersinggung? √ Selalu
berusaha
tidak
memasukka
n perkataan
orang lain
ke dalam
hati
11. Apakah Anda mudah marah? √ Menyikapi
masalah
dengan
tenang,
mungkin
marah
hanya ke
anak karena
belum
nurut
12. Apakah Anda mengalami kesulitan √
berkonsentrasi?
13. Apakah Anda mudah terkejut? √
14. Apakah Anda kurang tertarik dalam √
melakukan sesuatu yang Anda

23
senangi?
15. Apakah Anda merasa terpisah atau √
terisolasi dari orang lain
16. Apakah Anda merasa seperti √
pusing/bingung?
17. Apakah Anda sulit untuk duduk √
diam?
18. Apakah Anda merasa terlalu √
khawatir?
19. Apakah Anda tidak bisa √
mengendalikan kecemasan Anda?
20. Apakah Anda merasa gelisah, √
tegang?
21. Apakah Anda merasa lelah? √ Setelah
seharian
berkebun
22. Apakah Anda merasa otot-otot √ Setelah
tegang? melakukan
aktivitas
berlebihan
saja
23. Apakah Anda mengalami sakit √ Factor
punggung, sakit leher, atau otot umur dan
kram? setelah
beraktivitas
24. Apakah Anda merasa hidup Anda √
tidak terkontrol?
25. Apakah Anda merasa sesuatu yang √
menakutkan akan terjadi?

Jawaban dengan rentang dari 0 (tidak sama sekali) hingga 3 (sering). Adapun cara penilaiannya adalah dengan
sistem skoring tersebut yaitu:
Nilai 0 = Tidak pernah sama sekali, Nilai 1 = Pernah, Nilai 2 = Jarang, Nilai 3 = Sering

Rentang hasil skor dari 0 hingga 75, semakin tinggi skor mengindikasikan semakin level kecemasan tertinggi.
Nilai 0-18 : level minimal dari kecemasan
Nilai 19-37 : kecemasan ringan
Nilai 38-55 : kecemasan sedang
Nilai 56-75 : kecemasan berat
Dari hasil penilaian Pengkajian Kecemasan (Geriatric Anxiety Scale) didapatkan nilai 11 yaitu Tn.W pada level
minimal kecemasan

24
Lampiran Form 6

Pengkajian Depresi
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tdk Hasil
1. Anda puas dengan kehidupan anda saat ini 0 1 1
2. Anda merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan kesenangan 1 0 0
3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa / kosong 1 0 0
4. Anda sering merasa bosan 1 0 0
5. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 0 1 0
8. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada anda 1 0 0
7. Anda lebih merasa bahagia di sepanjang waktu 0 1 1
8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0 0
9. Anda lebih senang tinggal dirumah daripada keluar melakukan 1 0 1
sesuatu hal
10 Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan anda 1 0 0
.
11 Anda menemukan bahwa hidup ini sangat luar biasa 0 1 0
.
12 Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0 1
.
13 Anda merasa diri anda sangat energik / bersemangat 0 1 0
.
14 Anda merasa tidak punya harapan 1 0 0
.
15 Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri anda 1 0 0
.
Jumlah 4
Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage (1983) dalam Gerontological Nursing, 2006

Interpretasi :
Jika Diperoleh skore 5 atau lebih, maka diindikasikan depresi

Dari hasil pengkajian didapatkan nilai skor 4 yaitu pasien diindikasikan tidak depresi

25
Lampiran Form 7:
APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA
Alat Skrining yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi sosial lansia

N URAIAN FUNGSI SKORE


O
1. Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga (teman- ADAPTATION 1
teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
2. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)saya PARTNERSHIP 1
membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan
masalah dengan saya
3. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya GROWTH 1
menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan
aktivitas / arah baru
4. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya AFFECTION 2
mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi-emosi
saya seperti marah, sedih/mencintai
5. Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya RESOLVE 2
meneyediakan waktu bersama-sama
Kategori Skor: TOTAL 7
Pertanyaan-pertanyaan yang dijawab:
1). Selalu : skore 2 2). Kadang-kadang : 1 3). Hampir tidak
pernah : skore 0
Intepretasi:
< 3 = Disfungsi berat
4 - 6 = Disfungsi sedang
> 6 = Fungsi baik
Smilkstein, 1978 dalam Gerontologic Nursing and health aging 2005

Dari hasil pengkajian Apgar Keluarga dengan Lansia pada pasien terdapat jumlah skore 7 yaitu pasien dalam keadaan
disfungsi baik

26
Lampiran Form 8:
Pengkajian Keseimbangan

No INSTRUKSI PENILAIAN (TINETTI BALANCE) Skor


1. Posisi Duduk
a. Belajar atau slide di kursi 0
b. Stabil dan aman
1
2. Berdiri dari kursi
a. Tidak mampu, bila tanpa bantuan 0
b. Mampu, tapi menggunakan kekuatan lengan
c. Mampu berdiri spontan, tanpa menggunakan lengan
1
2
3. Usaha untuk berdiri
a. Tidak mampu, bila tanpa bantuan 0
b. Mampu, tapi lebih dari 1 upaya
c. Mampu dalam satu kali upaya
1
2
4. Berdiri dari kursi (segera dalam 5 detik pertama)
a. Tidak kokoh (Goyah, terhuyun-huyun, tidak stabil) 0
b. Kokoh, tapi dengan alat bantu (walker atau tongkat, pegangan sesuatu)
c. Berdiri tegak, kaki rapat tanpa alat bantu/pegangan
1
2
5. Keseimbangan berdiri
a. Tidak kokoh (Goyah, tidak stabil) 0
b. Berdiri dengan kaki melebar (jarak antara kedua kaki > 4 inci) atau menggunakan
alat bantu (walker atau tongkat, pegangan sesuatu)
1
c. Berdiri tegak, jarak kaki berdekatan, tanpa alat bantu/pegangan

2
6. Subyek dalam posisi maksimum dengan kaki sedekat mungkin, kemudian
pemeriksa mendorong perlahan tulang dada subyek 3x dengan telapak tangan
a. Mulai terjatuh 0
b. Goyah/Sempoyongan, tapi dapat mengendalikan diri
c. Kokoh berdiri (stabil)
1
2
7. Berdiri dengan mata tertutup (dengan posisi seperti no. 6)
a. Tidak kokoh (goyah, sempoyongan) 0
b. Berdiri kokoh (stabil)
1
8. 8.1 Berbalik 360°
a. Tidak mampu melanjutkan langkah (berputar) 0
b. Dapat melanjutkan langkah (berputar)
1
8.2 Berbalik 360°
c. Tidak kokoh (goyah, sempoyongan)

27
d. Berdiri kokoh (stabil) 0
1
9. Duduk ke kursi
a. Tidak aman (kesalahan mempersepsikan jarak, langsung menjatuhkan diri ke kursi) 0
b. Menggunakan kekuatan lengan atas, tidak secara perlahan
c. Aman, gerakan perlahan-lahan
1
2
10. Melakukan perintah untuk berjalan
a. Ragu-ragu, mencari objek untuk dukungan 0
b. Tidak ragu-ragu, mantap, aman
1
11. 11.1. Ketinggian kaki saat melangkah
a. Kaki kanan:
 Kenaikan tidak konstan, menyeret, atau mengangkat kaki terlalu tinggi > 5
0
cm
 Konstan dan tinggi langkah normal
b. Kaki kiri:
 Kenaikan tidak konstan, menyeret, atau mengangkat kaki terlalu tinggi > 5
1
cm
 Konstan dan tinggi langkah normal
11.2. Panjang langkah kaki:
a. Kaki kanan 0
 Langkah pendek tidak melewati kaki kiri
 Melewati kaki kiri
b. Kaki kiri 1
 Langkah pendek tidak melewati kaki kanan
 Melewati kaki kanan

0
1

0
1
12. Kesimetrisan langkah
a. Panjang langkah kaki kanan dan kaki kiri tidak sama 0
b. Panjang langkah kaki kanan dan kaki kiri sama
1
13. Kontinuitas langkah kaki
a. Menghentikan langkah kaki diantara langkah (langkah-behenti-langkah) 0
b. Langkah terus-menerus/berkesinambungan
1
14. Berjalan pada jalur yang ditentukan atau koridor
a. Penyimpangan jalur yang terlalu jauh 0
b. Penyimpangan jalur ringan/sedang/butuh alat bantu
c. Berjalan lurus sesuai jalur tanpa alat bantu
1
2
15. Sikap tubuh saat berdiri:
a. Terhuyun-huyun, butuh alat bantu 0
b. Tidak terhuyun-huyun, tapi lutut fleksi/kedua tangan dilebarkan
1
28
c. Tubuh stabil, tanpa lutut fleksi dan meregangkan tangan 2
16. Sikap berjalan
a. Tumit tidak menempel lantai sepenuhnya 0
b. Tumit menyentuh lantai
1
TOTAL SKOR 28

SKOR MAKSIMAL 28
Tinetti Balance and Tenetti Gait (1993, dalam Gerontological Nursing, 2006

Intepretasi:
≤ 18 = resiko jatuh tinggi
19-23 = resiko jatuh sedang
≥24 = resiko jatuh rendah

PENGKAJIAN FOKUS
Tanggal/ Data Fokus Masalah
Nama Perawat
13-07-2020 DS: Factor usia
 Klien mengatakan sulit BAB
 Klien mengatakan BAB keluar Penurunan fungsi gastrointestinal
kurang dari 2x seminggu
 Klien mengatakan pengeluaran Penurunan peristaltic usus
feses lama dan sulit, meskipun
setiap hari ada rasa BAB namun Gangguan eliminasi fekal
belum tentu keluar.
 Klien mengatakan anus sakit dan
29
harus ekstra mengejan saat
mengeluarkan feces dan harus
dibantu dengan mengurut-urut
punggung bagian bawahnya.
 Klien mengatakan feces yang
keluar keras seperti batu
 Klien mengatakan perutnya juga
keras dan terasa tidak nyaman
 Klien mengatakan minum hanya
1-2 gelas sehari
DO:
- Palpasi perut bagian bawah
teraba adanya distensi abdomen
- Feses terlihat keras seperti batu
- Peristaltic usus ≤3x/mnt
13-07-2020 DS :
- Pasien mengatakan badannya Perubahan integumen
sering gatal-gatal setelah
beraktivitas
- Pasien mengatakan gatal terjadi Atrofi kelenjar keringat
di bagian tubuh manapun,
terutama di punggung Keringat menurun, kulit kering
DO :
- Kulit pasien tampak ada ruam Kulit tipis dan rentan sobek
- Ada lesi pada bekas garukan dan
ada yang terasa perih
Gangguan integritas kulit
- Kulit yang gatal tampak
kemerahan
- Bau badan tidak enak
- Kulit nampak kering

13-07-2020 DS :
- Pasien mengatakan belum
mengerti tentang masalah Kurang informasi
sembelit yang dialaminya dan
bertanya kepada perawat
Deficit Pengetahuan
DO :
- Pasien tampak bingung
- Pasien menunjukkan perilaku

30
yang tidak sesuai dengan
anjuran, seperti tetap makan
manis-manis, belum makan
tinggi serat, olahraga masih
kurang, minum air putih sedikit,
suka menggaruk-garuk kulitnya
yang tipis
- Pasien menunjukkan persepsi
yang keliru terhadap masalah,
pasien makan makanan pedas
agar fesesnya cepat keluar,
tanpa ada makanan tinggi serat,
pasien suka mengoleskan
betadine pada daerah yang gatal
- Pasien merasa terganggu dengan
masalah yang dialaminya,namun
tidak pernah memeriksakan ke
pelayanan kesehatan karena
menurutnya bukan penyakit
yang terlalu serius.

Lampiran: ANALISA DATA


Identifikasi masalah/diagnosa keperawatan yang muncul, dengan membuat bagan Pohon masalah:

31
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn. W
Ruang :-

Diagnosa Tujuan Kriteria


Keperawatan Hasil Intervensi
/Masalah
Kolaboratif
Gangguan TIU: Promosi Eliminasi Fekal
- Keluhan
eliminasi fekal Setelah dilakukan defekasi Definisi :
b/d penurunan perawatan selama 3 hari lama dan Mendukung pengeluaran fekal normal
sulit
fungsi klien tidak mengalami menurun
peristaltic usus konstipasi be - Mengejan Observasi :
saat defekasi
rkurang menurun
- Distensi - Identifikasi masalah eliminasi fekal konstipasi,bising usus, kemampuan reflek buang
TIK: air besar
abdomen
Setelah dilakukan 3 kali menurun - Identifikasi makanan dan obat-obatan yang dapat mengganggu eliminasi fekal
- Nyeri - Lakukan pemeriksaan rektal
kunjungan klien dapat: Terapeutik :
abdomen
1. Menggambarkan menurun
aturan kusus - Konsistensi - Lakukan abdominal massage
feses Edukasi :
terapeutik membaik
2. Menjelaskan - Frekuensi
- Jelaskan makanan yang mendukung eliminasi fekal normal (mis. Tinggi serat dan
defekasi
cukup air)
secara rasional membaik
- Anjurkan minum air putih hangat setelah makan
untuk intervensi - Peristaltic
usus
BAB secara lancar membaik

32
dan feses lembek
Gangguan TIU: Perawatan Integritas Kulit
- Hidrasi Definisi :
integritas kulit Setelah dilakukan meningkat Mengidentifikasi dan merawat kulit untuk menjaga keutuhan, kelembapan dan
b/d kulit perawatan selama 3 hari - Kemerahan mencegah perkembangan mikroorganisme.
menurun
kering dan klien tidak mengalami - Jaringan Observasi:
tipis gatal-gatal parut - Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis.perubahan penurunan
menurun kelembapan,suhu lingkungan ekstrem)
TIK: - Sensasi
Setelah dilakukan 3 kali membaik Terapeutik:
- Tekstur - Gunakan produk berbahan petroleum atau minyak pada kulit kering
kunjungan klien dapat: membaik - Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit sensitive
1. Menggambarkan - Hindari produk berbahan dasar alcohol pada kulit kering
aturan kusus Edukasi:
terapeutik - Anjurkan menggunakan pelembab (Lotion)
2. Menjelaskan - Anjurkan minum air yang cukup
secara rasional - Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
untuk intervensi - Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
gatal-gatal secara - Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
benar - Anjurkan mandi dan menggunakansabun secukupnya

Defisit TIU: Edukasi Kesehatan :


- Perilaku Definisi:
Pengetahuan Setelah dilakukan sesuai Mengajarkan pengelolaan factor resiko penyakit dan perilaku hidup bersih serta sehat.
b/d kurangnya perawatan selama 3 hari anjuran
meningkat Observasi:
informasi klien bisa memahami - Kemampuan - Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
tentang masalahnya menjelaskan
pengetahuan Terapeutik :
TIK: meningkat - Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
Setelah dilakukan 3 kali - Perilaku - Berikan kesempatan untuk bertanya
sesuai
kunjungan klien dapat: pengetahuan Edukasi:
meningkat - Jelaskan factor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
1. Menggambarka
- Pertanyaan - Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
n aturan kusus
tentang
terapeutik
33
2. Menjelaskan
secara rasional masalah
yang
untuk
dihadapi
masalahnya
menurun
- Persepsi
yang keliru
terhadap
masalah
menurun

34
FORMAT IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn. W
Ruang :-
NO DIAGNOSA TGL/JA IMPLEMENTASI EVALUASI TTD
. M
1 Gangguan Senin, 13- S:
eliminasi 07-2020 1. Mengidentifikasi masalah eliminasi fekal  Klien mengatakan masih sulit BAB
fekal b/d (konstipasi,bising usus,kemampuan reflek  Klien BAB tapi hanya sedikit dan feces yang
penurunan 09.00 buang air besar) keluar keras seperti batu
fungsi WIB- 2. Mengidentifikasi makanan dan/atau obat-  Klien mengatakan perutnya masih terasa
peristaltic 11.00 obatan yang dapat mengganggu eliminasi penuh
usus WIB fekal  Klien mengatakan minum ≤1liter sehari
3. Melakukan pemeriksaan rektal O:
4. Melakukan abdominal massage  Palpasi perut bagian bawah teraba adanya
5. Menjelaskan makanan yang mendukung distensi abdomen
eliminasi fekal normal (mis. Tinggi serat dan  Feses terlihat keras seperti batu
cukup air)  Peristaltic usus ≤3x/mnt
6. Menganjurkan minum air putih hangat setelah  Ada massa pada rektal
makan A : masalah teratasi sebagian (Masih sulit untuk
BAB)
P : intervensi dilanjutkan
I:

- Identifikasi masalah eliminasi fekal


konstipasi,bising usus, kemampuan reflek
buang air besar
- Identifikasi makanan dan obat-obatan yang
dapat mengganggu eliminasi fekal
- Lakukan pemeriksaan rektal
- Lakukan abdominal massage
- Jelaskan makanan yang mendukung eliminasi
fekal normal (mis. Tinggi serat dan cukup air)
- Anjurkan minum air putih hangat setelah
makan
E : Masih sulit untuk BAB

35
2 Gangguan Senin, 13- 1. Mengidentifikasi penyebab gangguan S:
Integritas 07-2020 integritas kulit (perubahan status nutrisi, - Pasien mengatakan badannya masih gatal-
Kulit b/d kulit penurunan kelembapan,suhu lingkungan gatal setelah beraktivitas
kering dan 09.00 ekstrem) - Pasien mengatakan gatal pada punggung
tipis WIB- 2. Menggunakan produk berbahan petroleum dan perut
11.00 atau minyak pada kulit kering O:
WIB 3. Menggunakan produk berbahan ringan/alami - Punggung pasien tampak ada ruam
dan hipoalergik pada kulit sensitive - Ada lesi pada bekas garukan lengan
4. Menghindari produk berbahan dasar alcohol tangan,perut dan terasa perih
pada kulit kering - Kulit yang gatal tampak kemerahan
5. Menganjurkan menggunakan pelembab (mis. - Bau badan tidak enak
Lotion, serum) - Kulit nampak kering
6. Menganjurkan minum air yang cukup
7. Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi A : masalah belum teratasi (Kulit masih gatal-gatal)
8. Menganjurkan meningkatkan asupan buah dan P : intervensi dilanjutkan
sayur I:
9. Menganjurkan mandi dan menggunakan sabun - Identifikasi penyebab gangguan integritas
secukupnya kulit (mis.perubahan penurunan
jika setelah melakukan aktivitas(berkebun) kelembapan,suhu lingkungan ekstrem)
mandi dengan sabun antiseptic - Gunakan produk berbahan petroleum atau
10. Menganjurkan menghindari suhu ekstrim minyak pada kulit kering
- Gunakan produk berbahan ringan/alami dan
hipoalergik pada kulit sensitive
- Hindari produk berbahan dasar alcohol pada
kulit kering
- Anjurkan menggunakan pelembab (Lotion)
- Anjurkan minum air yang cukup
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan buah dan
sayur
- Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
- Anjurkan mandi dan menggunakansabun
secukupnya
E : Kulit masih gatal-gatal
3 Deficit 13-07- 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:
Pengetahuan 2020 menerima informasi - Pasien mengatakan belum mengerti
b/d kurangnya 09.00 2. Menyediakan materi dan media pendidikan tentang masalah sembelit dan kulit yang

36
informasi WIB- kesehatan dialaminya dan bertanya kepada perawat
11.00 3. Memberikan kesempatan untuk bertanya O:
WIB 4. Menjelaskan factor resiko yang dapat - Pasien tampak bingung
mempengaruhi kesehatan - Pasien menunjukkan perilaku yang tidak
5. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat sesuai dengan anjuran, seperti tetap
makan manis-manis, belum makan tinggi
serat, olahraga masih kurang, minum air
putih sedikit, suka menggaruk-garuk
kulitnya yang tipis
- Pasien menunjukkan persepsi yang keliru
terhadap masalah, pasien makan makanan
pedas agar fesesnya cepat keluar, tanpa
ada makanan tinggi serat, pasien suka
mengoleskan betadine pada daerah yang
gatal
- Pasien masih menganggap penyakitnya
bukan penyakit serius
- A : masalah belum teratasi (Pasien belum
paham,Pasien belum bisa menjelaskan
tentang penyakitnya)
P : Intervensi dilanjutkan
I:
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
- Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
- Jelaskan factor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
E:
- Pasien belum paham
- Pasien belum bisa menjelaskan tentang
penyakitnya

1 Gangguan 14-07- S:
eliminasi 2020 1. Mengidentifikasi masalah eliminasi fekal  Klien mengatakan BAB sudah mulai keluar
37
fekal b/d  Feses yang keluar tidak sekeras seperti
penurunan 09.00 (konstipasi,bising usus,kemampuan reflek sebelumnya
fungsi WIB- buang air besar)  Klien mengatakan perutnya sudah merasa
peristaltic 11.00 2. Mengidentifikasi makanan dan/atau obat- sedikit longgar
usus WIB obatan yang dapat mengganggu eliminasi  Klien mengatakan minum ≥1liter sehari dan
fekal makan sayur dan buah-buahan, juga minum
3. Melakukan pemeriksaan rektal air hangat setelah makan
4. Melakukan abdominal massage O:
5. Menjelaskan makanan yang mendukung  Palpasi terasa distensi sudah mulai berkurang
eliminasi fekal normal (mis. Tinggi serat dan  Feses terlihat sudah tidak sekeras sebelumnya
cukup air)  Peristaltic usus ≤3x/mnt
6. Menjelaskan minum air putih hangat setelah  Massa pada rektal sudah mulai berkurang
makan - A : masalah teratasi sebagian (BAB sudah mulai
membaik,Feses mulai lunak)
P : intervensi dilanjutkan
I:

- Identifikasi masalah eliminasi fekal


konstipasi,bising usus, kemampuan reflek
buang air besar
- Identifikasi makanan dan obat-obatan yang
dapat mengganggu eliminasi fekal
- Lakukan pemeriksaan rektal
- Lakukan abdominal massage
- Jelaskan makanan yang mendukung eliminasi
fekal normal (mis. Tinggi serat dan cukup air)
- Anjurkan minum air putih hangat setelah
makan
E:
- BAB sudah mulai membaik
- Feses mulai lunak
2 Gangguan 14-07- 1. Mengidentifikasi penyebab gangguan S:
Integritas 2020 integritas kulit (status nutrisi, penurunan - Pasien mengatakan gatal di badannya
Kulit b/d 09.00 kelembapan,suhu lingkungan ekstrem) sudah berkurang
kulit kering WIB- 2. Menggunakan produk berbahan petroleum O:
dan tipis 11.00 atau minyak pada kulit kering - Ruam di tubuh pasien tampak sudah
WIB 3. Menggunakan produk berbahan ringan/alami berkurang
dan hipoalergik pada kulit sensitive - Ada lesi pada bekas garukan lengan
38
4. Menghindari produk berbahan dasar alcohol tangan,perut tidak terasa perih dan mulai
pada kulit kering membaik
5. Menganjurkan menggunakan pelembab (mis. - Kulit yang gatal tidak tampak kemerahan
Lotion, serum) - Bau badan tidak enak
6. Menganjurkan minum air yang cukup - Kulit nampak mulai lembab
7. Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi
8. Menganjurkan meningkatkan asupan buah A : masalah teratasi sebagian(gatal dan ruam mulai
dan sayur berkurang)
9. Menganjurkan mandi dan menggunakan P : intervensi dilanjutkan
sabun secukupnya I:
10. Menganjurkan menghindari suhu ekstrim - Gunakan produk berbahan petroleum atau
Identifikasi penyebab gangguan integritas
kulit (mis.perubahan penurunan
kelembapan,suhu lingkungan ekstrem)
- Gunakan produk berbahan petroleum atau
minyak pada kulit kering
- Gunakan produk berbahan ringan/alami dan
hipoalergik pada kulit sensitive
- Hindari produk berbahan dasar alcohol pada
kulit kering
- Anjurkan menggunakan pelembab (Lotion)
- Anjurkan minum air yang cukup
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan buah dan
sayur
- Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
- Anjurkan mandi dan menggunakansabun
secukupnya
E : Gatal dan ruam mulai berkurang
3 Deficit 14-07- 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:
Pengetahuan 2020 menerima informasi - Pasien mengatakan sudah mengerti
b/d 09.00 2. Menyediakan materi dan media pendidikan tentang masalah sembelit dan kulit yang
kurangnya WIB- kesehatan dialaminya namun ada sedikit pertanyaan
informasi 11.00 3. Memberikan kesempatan untuk bertanya O:
WIB 4. Menjelaskan factor resiko yang dapat - Pasien tampak jelas
mempengaruhi kesehatan - Perilaku pasien sudah mulai sesuai
5. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat anjuran

39
- Pasien sudah mulai paham dan mengerti
tentang persepsinya yang selama ini salah
dan justru menambah masalah
- Pasien belum sepenuhnya bisa
menjelaskan
- Pasien mengerti jika penyakitnya tidak
boleh disepelekan
A : masalah teratasi sebagian (pasien mulai
memahami dan menjelaskan sedikit masalahnya)
P : Intervensi dilanjutkan
I:
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
- Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
- Jelaskan factor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
E : Pasien mulai memahami dan menjelaskan sedikit
masalahnya

1 Gangguan 15-07- S:
eliminasi 2020 1. Mengidentifikasi masalah eliminasi fekal  Klien mengatakan BAB sudah mulai lancar
fekal b/d 09.00 (konstipasi,bising usus,kemampuan reflek  Klien mengatakan perutnya merasa longgar
penurunan WIB- buang air besar)  Klien mengatakan minum ≥1liter sehari dan
fungsi 11.00 2. Mengidentifikasi makanan dan/atau obat- makan sayur dan buah-buahan, juga minum
peristaltic WIB obatan yang dapat mengganggu eliminasi air hangat setelah makan
usus fekal O:
3. Melakukan pemeriksaan rektal  Tidak ada distensi abdomen saat dilakukan
4. Melakukan abdominal massage palpasi
5. Menjelaskan makanan yang mendukung  Feses terlihat sudah mulai lunak
eliminasi fekal normal (mis. Tinggi serat dan  Peristaltic usus 5x/mnt
cukup air)  Tidak ada massa pada rektal
6. Menjelaskan minum air putih hangat setelah - A : Masalah teratasi (BAB sudah lancar,feses
makan sudah lunak)
P : intervensi dihentikan
40
I : Menganjurkan pasien untuk tetap melakukan gaya
hidup sehat lansia yang telah dijelaskan perawat
untuk mengatasi masalahnya yang mungkin dapat
terulang lagi
E:
- BAB sudah lancar
- Feses sudah lunak
2 Gangguan 15-07- 1. Mengidentifikasi penyebab gangguan S:
Integritas 2020 integritas kulit (status nutrisi, penurunan - Pasien mengatakan tubuhnya tidak gatal
Kulit b/d 09.00 kelembapan,suhu lingkungan ekstrem) O:
kulit kering WIB- 2. Menggunakan produk berbahan petroleum - Ruam di tubuh pasien sudah hilang
dan tipis 11.00 atau minyak pada kulit kering - Tidak ada lesi
WIB 3. Menggunakan produk berbahan ringan/alami - Kulit tidak tampak kemerahan
dan hipoalergik pada kulit sensitive - Bau badan sudah berkurang
4. Menghindari produk berbahan dasar alcohol - Kelembapan kulit membaik
pada kulit kering
5. Menganjurkan menggunakan pelembab (mis. A : masalah teratasi (kulit sudah tidak gatal-gatal)
Lotion, serum) P : intervensi dihentikan
6. Menganjurkan minum air yang cukup I:-
7. Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi E : Kulit sudah tidak gatal-gatal
8. Menganjurkan meningkatkan asupan buah
dan sayur
9. Menganjurkan mandi dan menggunakan
sabun secukupnya
10. Menganjurkan menghindari suhu ekstrim
3 Deficit 15-07- 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan S:
Pengetahuan 2020 menerima informasi - Pasien mengatakan sudah mengerti
b/d 09.00 2. Menyediakan materi dan media pendidikan tentang masalah sembelit dan kulit yang
kurangnya WIB- kesehatan dialaminya dan sudah tidak ada yang
informasi 11.00 3. Memberikan kesempatan untuk bertanya ditanyakan
WIB 4. Menjelaskan factor resiko yang dapat O:
mempengaruhi kesehatan - Pasien tampak jelas
5. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat - Perilaku pasien sesuai anjuran
- Pasien sudah paham dan mengerti tentang
persepsinya yang selama ini salah dan
justru menambah masalah
- Pasien sudah bisa menjelaskan tentang

41
penyakitnya
- Pasien mengerti jika penyakitnya tidak
boleh disepelekan
A : masalah teratasi (pasien sudah bisa menjelaskan
maslahnya dengan baik dan benar)
P : Intervensi dihentikan
I:-
E : Pasien sudah bisa menjelaskan maslahnya dengan
baik dan benar

42
KONSTIPASI KONSTIPASI ???
Konstipasi atau sembelit adalah kondisi saat
seseorang buang air besar kurang dari 3 kali
seminggu atau kesulitan buang air besar.
Akibatnya, tinja menjadi kering dan keras
sehingga lebih sulit dikeluarkan dari anus. Bagaimana Pencegahannya ???
 Memperbanyak konsumsi serat dan buah
Apa Penyebabnya ??? setiap hari, serta lebih sering minum air
Pola makan yang buruk putih dan menghindari minuman
Kurang olahraga beralkohol.
Penyakit pada usus atau rectum  Lebih rutin melakukan olahraga.
Ganguan saraf  Jangan mengabaikan keinginan buang air
besar dan upayakan buang air besar secara
Gangguan pada otot yang mengerakkan
teratur.
usus
Gangguan hormone
Efek samping konsumsi obat Pengobatan…
Mengabaikan keinginan untuk buang Terapi Non Farmakologi :
air besar Diet tinggi serat
Gangguan mental Banyak konsumsi air putih

Oleh: Terapi Farmakologi :


Tanda dan Gejala Obat melalui oral (pencahar)
Via Gesti Ardiyanti Harus mengejan saat buang air besar Obat melalui rectum/dubur (supositoria)
Merasa tidak tuntas setelah buang air
(A2R17036) besar
Tinja terlihat kering, keras, atau
bergumpal
Terasa ada yang mengganjal pada
Progam Studi
rektum atau bagian paling akhir dari
Sarjana Keperawatan usus besar
Perut kembung
STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung
Sakit perut
Perlu bantuan untuk mengeluarkan
tinja, seperti menggunakan tangan
43 tinja dari anus
untuk mengeluarkan

Anda mungkin juga menyukai