Anda di halaman 1dari 5

A.

Teori aging dan jenis jenisnya

Secara garis besar teori penuaan (Aging) dibagi ke dalam empat jenis kategori yaitu teori
biologi, teori psikologi, teori sosial dan teori spiritual. Keempat jenis teori tersebut memiliki
pengertian dan perluasan yang lebih kompleks, adapun diantaranya;

1. Teori Biologi
Teori biologi merupakan teori yang menjelaskan mengenai proses fisik penuaan
yang mencakup perubahan fungsi dan struktur organ pengembangan, panjang usia
dan kematian (Christofalo dalam Stanley). Pada dasarnya teori ini menjelaskan
bagaimana tubuh secara adekuat mempertahankan fungsinya dalam melawan
penyakit dan proses perubahan dalam tingkatan molekular dan selular dalam sistem
organ. Dalam teori biologi ini dikenal istilah pemakaian dan kerusakan (wear and
tear) yang berarti terjadi kelelahan pada sel-sel tubuh akibat pemakaian yang
berlebih. Adapun teori biologi meliputi teori;
a. Teori genetik dan mutasi
Pada teori ini menjelaskan bahwa menua sejatinya telah terprogram secara
genetik bagi spesies-spesies tertentu. Proses menua terjadi sebagai akibat dari
adanya perubahan biokimia yang diprogram oleh DNA dan setiap sel pada
waktunya akan mengalami mutasi.
b. Teori Immunology Slow
Menurut teori ini sistem imun menjadi efektif seiring bertambahnya usia dan
bertambah banyaknya virus yang masuk ke dalam tubuh sehingga dapat
menyebabkan kerusakan pada organ tubuh.
c. Teori stres
Teori yang mengatakan bahwa proses menua dapat terjadi akibat hilangnya
sel-sel yang biasa digunakan oleh tubuh. Teori ini mengatakan bahwa
regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan
internal, sehingga kelebihan usaha dan stress yang dialami sel-sel tubuh akan
mengalami kelelahan karena terus menerus digunakan.
d. Teori Radikal Bebas
Teori ini mengartikan ketidakstabilan radikal bebas (kelompok atom) dapat
mengakibatkan sel-sel di dalam tubuh sulit untuk melakukan regenerasi
karena bahan-bahan organik seperti halnya karbohidrat dan protein terganggu
proses pembentukannya akibat oksidasi oksigen oleh radikal bebas tersebut.
e. Teori Rantai Silang
Teori rantai silang mengungkapkan bahwa reaksi kimia sel-sel yang tua atau
usang menyebabkan suatu ikatan yang adekuat, khususnya pada jaringan
kolagen sehingga menyebabkan sel-sel kehilangan fungsi dan menjadi kurang
elastis.
2. Teori Psikologi
Perubahan yang terjadi pada lansia selain mengakibatkan perubahan secara fisik dapat
pula mempengaruhi keakuratan mental dan keadaan fungsional yang efektif. Penurunan
berbagai kemampuan terkhusus dalam hal kognitif, memori dan kemampuan belajar
pada lansia akan sangat mempengaruhi diri mereka sehingga sulit untuk berinteraksi
dan dipahami oleh orang lain. Adapun teori psikologis dibagi ke dalam beberapa jenis
diantaranya;
a. Teori Kebutuhan Manusia
Teori ini mengacu pada beberapa teori kebutuhan manusia, salah satu
diantaranya adalah teori Maslow yang akan diterapkan kepada lansia. Dengan
anggapan bahwa setiap manusia pada dasarnya akan terus berusaha untuk
mencapai tingkatan yang lebih tinggi.
b. Teori Keberlangsungan Hidup dan Perkembangan Kepribadian
Sebuah teori yang mengatakan bahwa ada empat pola dasar kepribadian lansia
terpadu, keras-membela, pasif-dependen, dan tidak terintegrasi (Neugarten et
al). Teori yang meyakini bahwa satu tahapan menentukan langkah menuju
tahapan selanjutnya.
c. Recent and Evolving Theory
Teori yang beranggapan bahwa menua merupakan sebuah rangkaian
transformasi terhadap meningkatnya gangguan dan ketertiban dalam bentuk,
pola atau struktur.
3. Teori Sosial
Merupakan teori yang berhubungan dengan status hubungan sosial dan cenderung
dipengaruhi oleh dampak dari luar tubuh. Teori ini meliputi;
a. Teori Interaksi Sosial
Dowd (1980) mengatakan bahwa interaksi antar pribadi dan kelompok
merupakan upaya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya dan menekan
kerugian hingga sesedikit mungkin. Kekuasaan akan timbul apabila seseorang
mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibandingan dengan pribadi atau
kelompok lainnya. Namun yang terjadi pada lansia kekuasaan serta
prestisenya berkurang sehingga kemampuan interaksi sosial mereka juga
mengalami penurunan. Hal yang tersisa dari seorang lansia dalam hal
interaksi sosial hanyalah harga diri dan kemampuannya untuk mengikuti
perintah.
b. Teori Penarikan Diri
Teori yang diperkenalkan oleh Gumming dan Henry (1961) yang
menjelaskan bahwa kemiskinan yang banyak diderita oleh lansia dan
menurunnya derajat kesehatan akan mengakibatkan mereka secara perlahan-
lahan menarik diri dari pergaulan disekitarnya. Pada lansia pula terjadi
kehilangan ganda (triple loss) yang diantaranya adalah kehilangan peran,
hambatan kontak sosial, dan berkurangnya komitmen. Teori ini juga
mengatakan bahwa penuaan yang berhasil adalah apabila lansia menarik diri
dari kegiatan yang biasa ia lakukan dan lebih terfokus pada persoalan
pribadinya hingga mempersiapkan diri bagi kematian.
c. Teori Aktivitas
Teori yang dikembangkan oleh Palmore (1965) dan Lemon et al (1972)
menyatakan bahwa penuaan yang sukses bergantung pada bagaimana seorang
lansia merasakan kepuasan dalam melakukan aktivitas serta mempertahankan
aktivitas tersebut lebih penting dibandingkan kuantitas dan aktivitas yang
dilakukan. Pada dasarnya pokok-pokok pada teori ini adalah mengenai moral
dan dan kepuasan yang berkaitan dengan interaksi sosial dan keterlibatan
sepenuhnya lansia di masyarakat.
d. Teori Kesinambungan
Teori yang mengemukakan terdapat kesinambungan dalam siklus kehidupan
lansia. Pokok-pokok pada teori ini adalah lansia tak disarankan untuk
melepaskan peran atau harus aktif dalam proses penuaan tetapi lansia harus
memilih peran yang tepat pada masa lalunya, peran lansia yang hilang tak
perlu diganti, dan lansia memilki kesempatan untuk memilih berbagai macam
cara untuk beradaptasi.
e. Teori Perkembangan
Teori yang menekankan pada pentingnya mempelajari apa yang telah dialami
oleh lansia pada saat muda hingga dewasa. Erickson (1930) menjadi delapan
fase; lansia menerima apa adanya, lansia yang takut mati, lansia yang
merasakan hidup penuh arti, lansia yang menyesali diri, lansia yang
bertanggung jawab dengan merasakan kesetiaan, lansia yang kehidupannya
berhasil, lansia yang merasa terlambat untuk memperbaiki diri, dan lansia
yang perlu menemukan integritas diri melawan keputusasaan. Adapun pokok-
pokok pada teori perkembangan adalah masa tua merupakan saat dimana
lansia merumuskan seluruh masa kehidupannya, masa tua adalah masa
penyesuaian diri terhadap kenyataan sosial yang baru, dan lansia harus
menyesuaikan diri sebagai akibat perannya yang berakhir di dalam keluarga
serta ditinggal mati oleh pasangannya.
f. Teori Sratifikasi Usia
Wiley (1971) menyusun sratifikasi usia berdasarkan usia kronologis yang
menggambarkan serta membentuk adanya perbedaan kapasitas, peran,
kewajiban, dan hak mereka berdasarkan usia. Keunggulan dari teori ini adalah
pendekatan yang dilakukan bersifat deterministik dan dapat dipergunakan
untuk mempelajari sifat lansia secara garis besar. Adapun kelemahannya tidak
dapat menilai lansia secara individu.
4. Teori Spiritual
Teori yang merujuk pada hubungan lansia dengan alam semesta dan persepsinya
mengenai akhir kehidupan. James Fowler (1999) meyakini bahwa perkembangan
spiritual pada lansia berada pada tahap penjelmaan dari prinsip cinta dan keadilan.

Teori kejiwaan sosial


a) Aktivitas atau kegiatan (Activity theory)
Lansia mengalami penurunan jumlah kegiatan yang dapat dilakukannya. Lansia yang
sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.
b) Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lansia
Mempertahankan hubungan antara system sosial dan individu agar tetap stabil dari
usia pertengahan ke lanjut usia.
c) Kepribadian berlanjut
Kepribadian atau tingkah laku pada lansia tidak berubah. Pada teori ini menyatakan
bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lansia sangat dipengaruhi oleh tipe
personality yang dimiliki.
d) Teori Pembebasan (disengagement theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambhanya usia, seseorang secara berangsur-
angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini menyebabkan
interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas, sehingga
sering terjadi kehilangan ganda (triple loss), yaitu:
I) Kehilangan peran
II) Hambatan kontak sosial
III) Berkurangnya kontak komitmen.

Sumber :

Maryam, R. Siti, Mia Fatma Ekasari, Rosdiawati, Ahmad Jubaedi & Irwan Batu Bara.
(2012). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.

Kholifah,N.S.(2016).Keperawatan Gerontik. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia

Anda mungkin juga menyukai