Anda di halaman 1dari 50

Oleh :

Ns.Cici Yusnayanti,S.Kep.,M.KEs
TEORI PROSES MENUA

 Menua (Aging) adalah suatu proses menghilangnya secara


perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri/ mengganti diri dan mempertahankan struktur dan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki
kerusakan yang diderita.
Teori biologi
a. Teori Kesalahan
Sejalan dengan perkembangan umur sel tubuh,
maka terjadi beberapa perubahan alami pada sel
pada DNA dan RNA, yang merupakan substansi
pembangun/pembentuk sel baru. Peningkatan usia
mempengaruhi perubahan sel dimana sel-sel
Nukleus menjadi lebih besar tetapi tidak diikuti
dengan peningkatan jumlah substansi DNA.
b. Teori Keterbatasan Hayflick
Diperkenalkan oleh Hayflick dan Moorehead (1961)
dimana menyatakan bahwa sel-sel mengalami
perubahan kemampuan reproduksi sesuai dengan
bertambahnya usia
 Teori Hayflick menekankan bahwa perubahan kondisi
fisik pada manusia dipengruhi oleh adanya
kemampuan reproduksi dan fungsional sel organ yang
menurun sejalan dengan bertambahnya usia tubuh
setelah usia tertentu
c. Teori pakai dan usang (wear @
tear)
 Teori ini mengemukakan bahwa sel menjadi aus seiring
waktu karena penggunaan yang terus menerus.
 Kematian dilihat sebagai suatu hasil dari jaringan yang
telah aus karena karena mereka tidak dapat
memperbaharui mereka sendiri.
 Akumulasi sampah metabolik dapat merusak sintesis DNA,
sehingga mendorong malfungsi molekuler dan akhirnya
malfungsi organ tubuh.
Contoh : akumulasi radikal bebas.
d. Teori imunitas
 Adanya suatu kemunduran dalam sistem imun yang
berhubungan dengan penuaan.
 Pertahanan lansia terhadap organisme asing mengalami
penurunan, sehingga lebih rentan menderita berbagai
penyakit.
 Dengan berkurangnya fungsi sistem imun, terjadi
peningkatan dalam respon autoimun tubuh.
 Hilangnya proses differensiasi sel T, tubuh salah mengenali
sel yang tua dan tidak beraturan sebagai benda asing dan
menyerangnya. Tubuh kehilangan kemampuan untuk
meningkatkan respons terhadap sel asing.
e. Teori radikal bebas (free radikal theory)

 Radikal bebas merupakan produk dari aktivitas


metabolisme dasar dalam tubuh.
 Radikal bebas yang terbentuk antara lain : superoksida,
radikal hidroksil (OH), peroksida hidrogen (H2O2).
 Radikal bebas dinetralkan oleh antioksidan alami
non enzimatik seperti vitamin C, provitamin A (beta
karoten), Vitamin E (Tocopherol)
 Makin lanjut usia, makin banyak radikal bebas
terbentuk, kerusakan organel sel makin lama
makin banyak, dan akhirnya sel mati.
f. Teori ikatan silang
 Dikenalkan oleh J. Bjorksten pada tahun 1942,
menekankan pada postulat bahwa proses menua
terjadi sebagai akibat adanya ikatan-ikatan dalam
kimiawi tubuh
 Teori ini menyebutkan bahwa secara normal, struktur
molekular dari sel berikatan secara bersama-sama
membentuk reaksi kimia. Termasuk didalamnya
adalah kolagen yang merupakan rantai molekul yang
relatif panjang yang dihasilkan oleh fibroblast.
 Dengan terbentuknya jaringan baru, maka jaringan
tersebut akan bersinggungan dengan jaringan yang
lama dan membentuk ikatan silang kimiawi.
 Hasil akhir dari proses mata rantai silang adalah
suatu peningkatan kepadatan molekul kolagen tetapi
penurunan pada kapasitas untuk transport nutrien ke
dan pembuangan hasil buangan dari, sel. Akhirnya
berdampak pada penurunan fungsi struktur.
 Contoh : perubahan yang berkaitan
dengan kulit yang menua
Implikasi keperawatan
Promosi kesehatan antara lain :
1. Pendidikan kesehatan tentang merokok
2. Pendidkan terkait paparan sinar matahari.
3. Upaya mengurangi kerusakan akibat radikal
bebas (ex. Konsumsi diit makanan yang
bervariasi, suplementasi antioksidan)
Mendorong lansia untuk berpartisipasi di dalam
aktivitas (ex. Olahraga)
Aktivitas untuk meminimalkan stres dan
meningkatkan koping mekanisme yang sehat
(ex. Pendidikan tentang teknik relaksasi, terapi
musik.)
Teori sosiologis
 Teori sosiologis berfokus pada perubahan peran dan
hubungan pada lansia.
 Yang termasuk teori sosiologis yaitu :
a. Teori Penarikan diri (Disengagement Theory)
b. Teori aktivitas (Activity Theory)
c. Teori Keberlanjutan (Cuntinuity Theory)
d. Teori kesesuaian orang –lingkungan (Person
environment Fit Theory)
a. Disengagement theory
 Dikemukakan oleh Cumming dan Henry.
 Menurut ahli teori ini, proses penarikan diri dapat
diprediksi, tidak dapat dihindari dan penting untuk
fungsi yang tepat pada masyarakat.
 Manfaat pengurangan kontak sosial bagi lansia
antara lain agar lansia mampu menyediakan waktu
untuk merefleksikan pencapaian hidupnya dan
untuk menghadapi harapan yang tidak terpenuhi.
 Manfaat bagi masyarakat : dalam rangka
memindahkan kekuasaan generasi tua ke generasi
muda.
 teori ini sendiri tidak segera mendapat dukungan,
tetapi diskusi dan akar penelitian teori ini masih
berlanjut.
b. Teori aktivitas
 Dikemukakan oleh Havighurst.
 Teori ini berlawanan dengan teori disengagement,
mengemukakan bahwa jalan menuju penuaan yang
sukses adalah dengan cara tetap aktif.
 Aktivitas dipandang sebagai kebutuhan untuk
mempertahankan kepuasan hidup dan konsep diri
yang positif .
 Teori ini berdasarkan asumsi (Havighurst, 1972):
1. Lebih baik aktif daripada tidak aktif
2.Lebih baik bahagia daripada tidak bahagia
3.Seorang individu lansia adalah hakim terbaik
dalam kesuksesan mereka sendiri dalam
mencapai/meraih asumsi pertama.
c. Teori keberlanjutan
 Mengemukakan bahwa bagaiman aseseorang telah
melewati hidup adalah bagaimana seseorang akan
melanjutkan sampai sisa hidupnya.
 Seseorang yang menjadi tua berusaha untuk
mempertahankan kebiasaan, kecenderungan,
komitmen, nilai, kepercayaan, dan semua faktor
sebelumnya yang telah berkontribusi terhadap
kepribadian mereka.
d. Teori kesesuaian orang-lingkungan

 Berkaitan dengan kompetensi personal individu


di dalam lingkungan dimana dia berinteraksi.
 Kompetensi personal mencakup kekuatan ego,
tingkat ketrampilan motorik, kesehatan biologis
individual,kapasitas kognitif.
 Seiring penuaan, lingkungan dapat lebih menjadi
ancaman bagi lansia dan lansia merasa tidak
berkompeten untuk berhadapan dengan
lingkungan, yang dapat mempengaruhi lansia
untuk mundur/mengasingkan diri dari
masyarakat.
Implikasi keperawatan
 Mengidentifikasi respon yang maladaptif dan
memberikan intervensi untuk mempertahankan
integritas lansia
 Membantu lansia menyesuaikan diri dengan
batasan, sementara menekankan pada sifat yang
positif.
Teori Psikologis
 Menjelaskan situasi dan kondisi psikologis pada masa
lansia merupakan cermin kondisi kejiwaan pada masa
sebelumnya, mekanisme koping dalam menghadapi
masalah kehidupan dilatih dan dipraktikkan oleh manusia
berawal dari masa muda sampai lansia.
 Meliputi :
a. Teori Hirarki Kebutuhan Maslow
b. Teori Individualisme Jung
c. Teori Delapan Tahap Kehidupan (Eight Stages of Life
Theory)
a. Teori Hirarki Kebutuhan Maslow
 Setiap individu mempunyai suatu hirarki kebutuhan
yang dibawa sejak lahir yang memotivasi semua
perilaku manusia.
 Ketika seseorang mencapai pemenuhan dalam
kebutuhan mendasar, individu akan berjuang untuk
memenuhi kebutuhan yang berada di level atasnya,
berlanjut sampai kebutuhan yang tertinggi tercapai.
 Hirarki kebutuhan Maslow :
1.Kebutuhan Fisiologis
2.Keselamatan dan keamanan
3.Cinta & rasa memiliki
4.Harga diri
5.Aktualisasi diri
b. Teori individualisme Jung
 Carl Jung mengajukan teori perkembangan
kepribadian sepanjang hidup.
 Kepribadian seseorang dilihat sebagai orientasi
baik terhadap dunia luar atau terhadap
subjektif, pengalaman didalam. Keseimbangan
antara keduanya merupakan hal mendasar bagi
kesehatan mental.
 Penuaan yang sukses menurut Jung terjadi
ketika seseorang melihat ke dalam dan menilai
diri sendiri lebih dari sekedar batasan atau
kehilangan fisik yang baru terjadi. Individu
menerima pencapaian dan keterbatasan
sebelumnya.
c. Teori delapan tahap kehidupan
 Ericson membagi perkembangan kepribadian
individu menjadi 8 (delapan) tahap :
I. Kepercayaan Dasar vs
Ketidakpercayaan/Kecurigaan Dasar
II. Kemandirian (Otonomi) vs Perasaan Malu dan
Keragu-raguan
III. Inisiatif vs Rasa Bersalah
IV. Berkarya vs Rasa Rendah Diri
V. Identitas vs Kekacauan Identitas
VI. Keintiman vs Isolasi
VII. Perhatian terhadap Apa yang Diturunkan vs
Kemandekan
VIII. Integritas vs Keputusasaan
 Peck mengembangkan teori asli dari Erickson
yang berkaitan dengan tahap ke delapan masa
dewasa tua.
 Pada tahap ke delapan, ego integrity vs despair
dikembangkan ke dalam tiga tahap yaitu :
1. ego diferensiasi vs preokupasi peran kerja,
2. transendensi tubuh vs preokupasi tubuh,
3. transendensi ego vs preokupasi ego.
 Tahap ego diferensiasi vs preokupasi peran kerja, tugas
untuk lansia adalah untuk mencapi identitas dan
perasaan berharga dari sumber selain peran kerja.
Pensiun dan kehilangan peran kerja dapat mengurangi
perasaan harga diri. Sesorang dengan diferensiasi ego
yang baik, yang ditentukan oleh banyak dimensi, dapat
mengganti peran kerja sebagai sumber penentu utama
harga diri orang tersebut
 Tahap transendensi tubuh vs preokupasi tubuh
merujuk pada pandangan seorang lansia terhadap
perubahan fisik yang terjadi akibat proses
penuaan.

 Tugas : menyesuaikan pada penurunan yang


mungkin terjadi untuk mempertahankan perasaan
sejahtera/sehat.
 Tahap transendensi ego vs preokupasi ego melibatkan
penerimaan kematian individu tanpa memikirkan
secara berlebihan kemungkinan terjadinya kematian.
 Mempertahankan keterlibatan secara aktif dengan
masa depan yang terbentang diatas kematian
seseorang adalah penyesuaian yang harus dilakukan
untuk mencapai transendensi ego.
Implikasi keperawatan
 Mendorong lansia untuk melibatkan diri dalam
proses life review (dapat membantu lansia
meningkatkan harga diri, memahami bahwa
seseorang tidak hidup dalam kesia-siaan).
 Merencanakan aktivitas untuk lansia, perawat perlu
mengingat bahwa setiap individu menikmati
perasaan dibutuhkan dan dihormati serta
dipertimbangkan sebagai anggota masyarakat yang
berperan.
Healthy aging
 Menua merupakan suatu proses yang tidak dapat
dihindari, namun jadikan menua dalam keadaan
sehat.
 Healthy aging (menua sehat) dapat dicapai melalui :
1. Peningkatan mutu kesehatan (health promotion)
2. Pencegahan penyakit (prevention)
3. Pengobatan penyakit (curative)
4.Pemulihan kesehatan (rehabilitation)
Perubahan- perubahan
yang terjadi pada lansia
 Akibat Proses menua terdapat perubahan
yang terjadi pada lansia.
 Perubahan secara umum yang terjadi pada
lansia antara lain :
1. Perubahan fisik
2. Perubahan Psikologis
3. Perubahan sosial
Perubahan-perubahan Yang Terjadi Pada Lanjut Usia
Sistem pancaindra
1. Penglihatan
 Mata tampak cekung, kelopak mata melengkung
 Penurunan kemampuan akomodasi
 Penyempitan lapang pandang
 Penglihatan yang kabur
2. Pendengaran
 Kehilangan pendengaran (presbikusis)
 Ketidakmampuan mendeteksi volume suara
 Ketidakmampuan untuk mendeteksi suara dengan nada
frekuensi yang tinggi seperti beberapa konsonan (ex.
f,s,sk,sh dan l)
Pengecap dan penghidu
 Menurunnya kemampuan pengecap (penurunan
sensitivitas terhadap rasa)
 Menurunnya kemampuan penghidu sehingga
mengakibatkan selera makan berkurang.

Perabaan
 Kemunduran dalam merasakan sakit.
 Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan
dingin.
Sistem gastrointestinal
 Kehilangan gigi, kesulitan adaptasi gigi palsu
dan perubahan sensasi rasa
 Dilatasi esofagus, penurunan refleks muntah,
peningkatan resiko aspirasi.
 Penurunan asam lambung, perlambatan
mencerna makanan, peristaltik menurun,
penurunan absorbsi, konstipasi.
Sistem Kardiovaskuler
 Ketebalan dinding ventrikel kiri cenderung sedikit
meningkat dengan penuaan .

 Katub jantung menebal dan menjadi kaku.

 Kemampuan jantung memompa darah menurun. Hal ini


menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

 Kehilangan elastisitas pembuluh darah.

 Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya


resistensi pembuluh darah
Sistem Respirasi
 Elastisitas paru menurun

 Atrofi otot-otot pernapasan dan penurunan kekuatan


otot-otot pernapasan (peningkatan kerja pernapasan,
peningkatan risiko untuk terjadinya kelelahan otot
pernapasan)

 Penurunan reflek batuk, muntah.


Sistem Integumen
 Penurunan elastisitas

 Vaskularisasi berkurang

 Penurunan jumlah dan kemampuan fungsional kelenjar


keringat

 Penurunan jumlah korpus Meissner dan korpus pacini


(penurunan sensasi sentuhan dan tekanan dengan
peningkatan resiko cedera)

 Penipisan lapisan dermal


Sistem Muskuloskeletal
 Penurunan jumlah massa otot tubuh

 Kekakuan ligamen dan sendi

 Penurunan kekuatan fisik, keterbatasan jangkauan dan


kecepatan gerak.

 Penurunan tinggi badan progresif yng disebabkan oleh


penyempitan disku intevertebra.

 Penurunan produksi tulang kortikal dan trabekular


(peningkatan resiko fraktur)
Sistem Neurologis
 Perubahan ukuran otak yang diakibatkan oleh atrofi
girus dan dilatasi sulkus dan ventrikel otak.

 Penurunan aliran darah serebral dan penggunaan


oksigen

 Konduksi saraf perifer lebih lambat (penurunan


rangsang taktil, nyeri )

 Memori dan kemampuan belajar menurun


Sistem Renal dan urinaria
 Penebalan kapsula Bouwmwn dan gangguan
permaebilitas terhadap solut yang akan difiltrasi

 Penurunan jumlah nefron

 Perubahan sirkulasi renal

 Terjadi kontraksi kandung kemih secara involunter

 Kapasitas kandung kemih menurun


Sistem Reproduksi
 Penurunan estrogen yang bersirkulasi (atrofi
jaringan payudara dan genital)

 Penurunan sekresi vagina, epitel vagina tipis dan


kehilangan elastisitas
Perubahan Psikologis
 Sikap lansia terhadap proses menua yang dialami,
kreativitas, produktivitas.
 Tipe psikologik lansia :
1. Tipe Konstruktif
2.Tipe Ketergantungan
3.Tipe Defensif
4.Tipe Bermusuhan
5.Tipe membenci atau menyalahkan diri sendiri
(selfhaters)
Tipe Konstruktif
 Memiliki integritas baik
 Menikmati hidupnya
 Mempunyai toleransi tinggi
 Humoristik
 Fleksibel (luwes)
 Lansia tipe ini menerima fakta-fakta proes menua,
mengalami masa pensiun dengan tenang, dan dalam
menghadapi masa akhir.
Tipe Ketergantungan
 Pasif, tidak berambisi
 Tidak mempunyai inisiatif dan bertindak tidak praktis
 Senang mengalami pensiun
 Tidak suka bekerja dan senang untuk berlibur
Tipe Defensif
 Mempunyai pekerjaan/ jabatan tak stabil
 Bersifat selalu menolak bantuan
 Emosi tidak dapat dikontrol
 Memegang teguh pada kebiasaanya
 Takut menghadapi tua dan tidak menyenangi masa
pensiun
Tipe Bermusuhan
 Menganggap orang lain yang menyebabkan
kegagalannya
 Selalu mengeluh
 Bersifat agresif dan curiga
 Menjadi tua dianggap tidak ada hal –hal yang baik,
takut mati, iri hati pada orang yang muda.
Tipe Membenci/menyalahkan
diri sendiri
 Bersifat kritis terhadap dan menyalahkan diri sendiri
 Tidak mempunyai ambisi
 Mempunyai sedikit hobby
 Menerima fakta pada proses menua, tidak iri hati,
merasa udah cukup dengan apa yang dimiliki
 Menganggap kematian sebagai suatu kejadian yang
membebaskannya dari penderitaan.
Perubahan Sosial
 Kehilangan jabatan, peran,
 Berpisah dengan teman,
 Sulit menerima gagasan, merindukan masa lalu.
Intervensi
 Fokus Keperawatan Lanjut Usia
a. Peningkatan Kesehatan (Health Promotion)
b. Pencegahan Penyakit
c. Mengoptimalkan Fungsi Mental
d. Mengatasi gangguan keehatan secara umum
Keluarga Merupakan Pendekatan Utama
dalam menyelesaikan masalah lansia
 Menghormati dan menghargai
 Bersikap sabar dan bijaksana
 Memberikan kasih sayang, waktu dan perhatian
 Jangan menganggap sebagai beban
 Memberikan kesempatan untuk tinggal bersama
 Mintalah pendapat pada lansia dalam peristiwa-peristiwa
penting
 Membantu mencukupi kebutuhannya
 Memeriksakan kesehatan secara teratur

Anda mungkin juga menyukai