Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut (RISET KESEHATAN DASAR RISKESDAS 2013 B, 2013)


menunjukkan prevalensi kanker anak umur 0-14 tahun sebesar sekitar 16.291 kasus.
Sementara jenis kanker yang paling banyak diderita anak di Indonesia yaitu Leukemia
dan kanker bola mata (Retinoblastoma). Leukimia merupakan salah satu jenis kanker
yang sering ditemukan pada anak-anak. Leukemia adalah kanker dari sel-sel
pembentuk darah, sebagian besar merupakan kanker dari leukosit, tetapi dapat juga
dapat berawal dari sel darah jenis lain. Leukemia dimulai di sumsum tulang yang
merupakan tempat pembentukan sel-sel darah. Sel-sel darah dengan cepat dilepaskan
ke dalam darah, kemudian dapat ke kelenjar getah bening, limpa, hati, sistem saraf
pusat, dan organ lainnya (Yenni, 2014).
Anak yang didiagnosa Kanker leukimia merupakan pukulan berat bagi
orangtuanya. Awalnya mungkin tidak percaya,sedih, lemas dan marah atau respon
lainnya. Gejala stress yang dialami oleh orangtua mempengaruhi fisik, psikologis, dan
perilaku mereka. Pengaruh terhadap psikologis yaitu timbulnya pikiran negatif
mengenai kondisi anak mereka dan timbulnya kesedihan yang berkepanjangan. Selain
itu juga mempengaruhi fisik berupa kesulitan untuk tidur dan kelelahan secara fisik.
Pada orangtua dengan anak yang didiagnosa kanker memiliki perubahan perilaku
seperti pola makan tidak teratur, lebih sering menangis, jarang keluar rumah dan
berubah jadi pendiam (Wahono & Sudarji, 2016).
Penelitian sebelumnya (Wati & Qoyyimah, 2018) dengan jumlah responden
136 menunjukkan bahwa tingkat stress ibu yang memiliki anak kanker dengan
kategori stress yang paling dominan sebanyak 39% masuk dalam kategori berat.
Seharusnya anaknya normal dan bisa seperti anak lainnya masih bisa bermain dan
belajar tapi pada saat didiagnosa penyakit tersebut harus menjalani perawatan dan
pengobatan yang memerlukan waktu yang lama dan membosankan. Selain itu,
orangtua yang mendampingi anaknya akan mengalami kecemasan.
Kecemasan merupakan suatu keadaan yang mempengaruhi kekhawatiran,
sumber yang tidak jelas, perasaan yang tidak pasti, tidak berdaya serta tidak memiliki
objek yang spesifik (Stuart, 2009). Kecemasan dirasakan anggota keluarga meliputi
ketidaktahuan tentang proses perjalanan penyakit, pengobatan dan rasa kehilangan
terhadap anggota keluarga. Kecemasan yang berkepanjangan terutama pada ibu
karena ibu yang biasanya memiliki waktu yang banyak untuk merawat anaknya.
Dampak yang dirasakan pada orang tua pasien kanker anak yaitu akan
mengalami ketidakmampuan dalam berfungsi seperti sebelumnya. Secara biologis,
perubahan yang terjadi pada orang tua terlihat dari insomnia dan efek somatik (Manne
et.all.,1995 dalam Meithar 2004 dalam (Puspita kezia, S., Ludiro Kuntari, 2013).
Kemudian pada orang tua anak , secara fisik mereka akan berpisah secara intens
pada saat proses diagnosis pada anaknya dilakukan dan hal itu berdampak negatif
pada hubungan mereka (McGrath dalam Alderfer dan Kazak, 2006 dalam (Puspita
kezia, S., Ludiro Kuntari, 2013). Timbulnya kecemasan yang berlebihan pada anak
meningkatkan secara tajam perlakuan orang tua yang berlebihan dalam melindungi
dan melarang anaknya, cenderung bersikap tidak sabaran, dan masalah pada kontrol
diri.
Leukimia yang tidak diatasi dengan pengobatan yang rutin dapan
menyebabkan kematian pada anak sehingga memerlukan waktu yang lama untuk
mengurangi gejala yang dirasakan, selain lamanya waktu pengobatan, biaya yang
dikeluarkan untuk pengobatan juga tidak sedikit dan termasuk mahal. Dalam
penelitian (Ernawati & Arfitasari, 2018) menunjukkan bahwa dari 35 responden
ibu dengan anak leukemia memiliki kecemasan yang berhubungan dengan frekuensi
hospitalisasi pasien anak leukemia.
Jenis kanker yang diderita oleh penghuni Rumah Cinta Anak Kanker Bandung
pada tahun 2017, yaitu kanker darah atau leukemia 80% dan sisanya 20% kanker
karsinoma, seperti kanker otak, retinoblastoma, hepatoblastoma, dan renal cancer
carcinoma (Wati & Qoyyimah, 2018). Melihat tantangan yang banyak yang
menyebabkan orangtua khususnya ibu mengalami kecemasan, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai gambaran tingkat kecemasan pada ibu yang
memiliki anakdengan kankerleukimia di Rumah Cinta Anak Kanker Jl. Bijaksana
Dalam Kota Bandung.
Sumber :
Puspita kezia, S., Ludiro Kuntari, S. (2013). KONDISI ORANG TUA PASIEN
KANKER ANAK DILIHAT DARI ASPEK BIOPSIKOSOSIAL
BERDASARKAN FASE PENGOBATAN ANAK (STUDI DESKIPTIF PADA
SUPPORT GROUP SEBAGAI PROGRAM DALAM KOMUNITAS PITA
EMAS RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS JAKARTA). Retrieved from
http://jamaica-gleaner.com/article/news/20161104/police-call-more-partnerships-
end-inequality
RISET KESEHATAN DASAR RISKESDAS 2013 B. (2013). BADAN PENELITIAN
DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI.
Retrieved from http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil
Riskesdas 2013
Stuart, G. W. (2009). Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart. (J. P.
Budi Anna Keliat, Ed.) (Singapore). Elsevier.
Yenni, T. (2014). Rehabilitasi medik pada anak dengan leukemia limfoblastik akut.
Biomedik, 6, 1–7.

Anda mungkin juga menyukai