Anda di halaman 1dari 8

EFEKTIFITAS TERAPI BERMAIN PUZZLE TERHADAP PENURUNAN

ANSIETAS, STUDI KASUS PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH YANG


MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG

Siti Musarofah1 , Pita Puspa Ulhusnah2, *Sutarmi3, Warijan3, Tavip Indrayana3


1
RSUP Dr. Kariadi Semarang
Mahasiswa Program Studi Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Semarang
2

3
Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang
Jl. Tirto Agung ; Pedalangan ; Banyumanik ; Semarang

*Corresponding author :
Email: sutarmisaja15@gmail.com

Disubmit: Sutarmi; Direvisi: written by editor; Diterima: written by editor


(31 Agustus 2023)

ABSTRAK
Latar Belakang: Pada anak yang menderita kanker akan melakukan berbagai
pengobatan dan yang paling umum dilakukan adalah kemoterapi. Kemoterapi dan
hospitalisasi yang berulang membuat anak menjadi tidak kooperatif pada petugas
kesehatan dan cemas. Salah satu upaya kooperatif dan kolaboratif yang dapat dilakukan
untuk mengatasi kecemasan anak dengan terapi bermain puzzle. Tujuan: Mengetahui
pengaruh penerapan terapi bermain puzzle terhadap penurunan ansietas pada anak usia
prasekolah (3-6 tahun) yang menjalani kemoterapi selama hospitalisasi. Metode: Desain
studi kasus berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah responden 3 klien, observasi
menggunakan instrumen pengukuran tingkat ansietas Preschool Anxiety Scale Revised
(PASR). Intervensi dilakukan selama 10-15 menit 1 jam sebelum kemoterapi. Hasil
Asuhan Keperawatan: Didapatkan 3 responden dengan usia 3-6 tahun, sebagian besar
berjenis kelamin perempuan dengan kemoterapi bukan untuk pertama kalinya. 2 dari 3
klien mengalami ansietas berat dan 1 klien mengalami ansietas sedang, tampak anak
menangis, diam, menghindari kontak mata, tampak tegang. Setelah dilakukan intervensi
terapi bermain puzzle, 2 klien mengalami ansietas sedang dan 1 klien mengalami ansietas
ringan, ketiga klien tampak tenang, tidak menangis, tegang berkurang. Rekomendasi:
Dalam studi kasus ini penerapan terapi bermain puzzle dapat menurunkan tingkat ansietas
anak prasekolah yang menjalani kemoterapi dengan hospitalisasi. Diharapkan dengan
dilakukan studi kasus ini dapat menambah wawasan, referensi, serta inovasi tindakan non
farmakologi pada klien anak prasekolah yang menjalani kemoterapi dengan ansietas.

Kata Kunci: tingkat ansietas; anak prasekolah; kemoterapi; hospitalisasi; terapi bermain
puzzle.

EFFECTIVENES OF PUZZLE PLAY THERAPY TO REDUCE


ANXIETY, CASE STUDY IN PRE-SCHOOL AGE CHILDREN WHO
UNDERGO CHEMOTHERAPY AT RSUP DR. KARIADI SEMARANG
Siti Musarofah1 , Pita Puspa Ulhusnah2, *Sutarmi3, Warijan3, Tavip Indrayana3
1
Perawat RSUP Dr. Kariadi Semarang
Mahasiswa Program Studi Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Semarang
2

3
Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang
Jl. Tirto Agung ; Pedalangan ; Banyumanik ; Semarang

ABSTRACT
Background: Children with cancer will undergo various treatments and the most
common is chemotherapy. Chemotherapy and repeated hospitalization make children
uncooperative with health workers and anxious. One of the cooperative and collaborative
efforts that can be done to overcome children's anxiety is by playing puzzle therapy.
Purpose: Knowing the effect of the application of puzzle play therapy on reducing
anxiety in preschool children (3-6 years) undergoing chemotherapy during
hospitalization. Methods: Case study design based on inclusion and exclusion criteria.
The number of respondents was 3 clients. Observation using the instrument of measuring
the level of anxiety Preschool Anxiety Scale Revised (PASR). The intervention was
carried out for 10-15 minutes 1 hour before chemotherapy. Discussion: There were 3
respondents aged 3-6 years, most of them were women who did not receive
chemotherapy for the first time. 2 out of 3 clients experienced severe anxiety and 1 client
experienced moderate anxiety, the child seemed to cry, was silent, avoided eye contact,
looked tense. After the puzzle play therapy intervention, 2 clients experienced moderate
anxiety and 1 client experienced mild anxiety, the three clients seemed calm, didn’t cry,
tensed less. Recommendation: In this case study the application of puzzle play therapy
can reduce the anxiety level of preschool children undergoing chemotherapy with
hospitalization. It is hoped that by carrying out this case study, it can add insight,
references, and innovations in non-pharmacological actions for preschool children who
are undergoing chemotherapy with anxiety.
Keywords: anxiety level; pre-school; chemotherapy; hospitalization; puzzle play therapy.
LATAR BELAKANG kecemasan, kekhawatiran, dan rasa takut akibat
Kanker adalah terdapatnya pertumbuhan penyuntikan obat yang membuat rasa tidak
sel yang abnormal secara progresif dan tidak nyaman. Pengobatan dengan jangka panjang,
dapat berfungsi fisiologis sehingga dapat hospitalisasi yang berulang serta efek samping
menyebabkan penyakit dengan ciri-ciri adanya kemoterapi dapat berpengaruh pada kondisi
mutasi genetik, proliferasi sel serta pertumbuhan psikologis penderita kanker, dampak psikologis
sel yang menyimpang (McCance & Huether, yang sering dialami pada penderita kanker
2018). adalah cemas (Fitriani et al, 2017).
Prevalensi kanker setiap tahunnya Selama anak prasekolah mengalami
mengalami kenaikan termasuk dengan kanker hospitalisasi, kecemasan terbesar yang ada yaitu
yang terjadi pada anak. Kanker menjadi risiko kecemasan akan terjadinya perlukaan pada
kematian terbesar pada anak dengan presentase anggota tubuhnya. Prosedur tindakan
12% dalam 10 tahun diagnosis (Mertens, 2015). keperawatan yang dapat menimbulkan nyeri atau
Pada tahun 2014 ditemukan insiden kanker pada yang tidak dapat menimbulkan kecemasan pada
anak di Amerika Serikat menembus 186,6 per 1 anak prasekolah dan adapun reaksi anak
juta anak (Ward et al, 2014). Data menurut prasekolah terhadap kecemasan yaitu anak
Union for International Cancer Control (UICC), sering menangis diam-diam karena ditinggal
menunjukkan kurang lebih 176.000 anak oleh orangtua, sulit tidur, menolak untuk makan,
didiagnosa kanker setiap tahun dan mayoritas tidak kooperatif pada petugas kesehatan saat
berasal dari negara yang memiliki penghasilan hendak melakukan perawatan serta sering
rendah serta menengah (Kemenkes RI, 2015). bertanya terkait keadaan dirinya (Kaluas, 2015).
Menurut Riskesdas tahun 2018 kejadian kanker Upaya yang dapat dilakukan untuk
pada anak menembus angka 273.751 dengan mengatasi anak yang mengalami kecemasan
kasus tertinggi pada usia 5-14 tahun sejumlah selama masa perawatan di rumah sakit dapat
182.338 kasus. Selain itu, presentase anak usia dengan mengadakan terapi bermain (Handayani
0-14 tahun yang menjalani kemoterapi pada dan Puspitasari, 2010). Pada anak usia
tahun 2018 sebesar 25% (Riskesdas, 2018). prasekolah biasanya menyukai permainan yang
Beberapa pengobatan yang dapat tidak rumit dan sederhana serta memiliki warna
menangani kanker antara lain pembedahan, yang terang. Permainan yang cocok dan menarik
kemoterapi, radioterapi, imunoterapi, dan salah satunya adalah puzzle, karena puzzle dapat
hormonoterapi (Genc, Can, & Aydiner, 2013). meningkatkan daya pikir dan konsentrasi anak
Dari banyaknya pengobatan kanker, terapi (Alfiyanti, 2010). Puzzle juga merupakan suatu
modalitas yang paling umum digunakan adalah permainan yang sangat membutuhkan
kemoterapi. Kemoterapi sendiri merupakan kesabaran, konsentrasi, dan ketekunan anak
terapi sistemis dengan agen sitotoksik yang dalam merangkainya. Oleh sebab itu, diharapkan
menghambat pertumbuhan sel agar tidak lambat laun mental (kontrol emosi) anak juga
membelah cepat baik sel kanker maupun sel akan terbiasa untuk bersikap tenang, tekun serta
normal yang ada pada tubuh (Wecker, 2018). sabar dalam menyelesaikan suatu hal.
Pada saat akan melakukan pengobatan Berdasarkan fenomena tersebut, penulis akan
kemoterapi biasanya pasien dengan kondisi melakukan penerapan intervensi dengan judul
tertentu akan diharuskan dirawat inap di rumah “Penerapan Terapi Bermain Puzzle Terhadap
sakit. Penurunan Ansietas Pada Anak Usia Pra
Menjalani sebuah perawatan karena Sekolah (3-6 Tahun) Yang Menjalani
sakit di rumah sakit (Hospitalisasi) merupakan Kemoterapi di Ruang Perawatan Anak Lantai
salah satu pengalaman yang kurang Satu RSUP Dr. Kariadi Semarang”.
menyenangkan dan mengancam bagi
kebanyakan orang, terutama pada anak yang METODE
masih berada dalam tahap pertumbuhan dan Desain yang digunakan dalam hal ini
perkembangan (Supartini, 2012). adalah model studi kasus (case study). Pada
Menurut Setiawan (2015) kemoterapi studi kasus ini penulis melakukan intervensi
dapat berdampak negatif, diantaranya adalah terapi bermain puzzle untuk menurunkan tingkat
ansietas pada responden anak pra sekolah (3-6 didapatkan hasil yaitu pada klien 1 sudah tidak
tahun) yang menjalani perawatan kemoterapi. menangis saat diajak bermain, tampak lebih
Studi kasus ini dilakukan di ruang perawatan rileks, pucat masih tampak, tegang mulai
anak lantai 1 RSUP Dr. Kariadi Semarang yang menurun, mau berkomunikasi dengan penulis
akan dilakukan pada bulan Juli 2022. Intervensi namun terkadang masih menghindari kontak
terapi bermain puzzle dilakukan selama 10-15 mata. Tanda-tanda vital nadi 98 x/menit dan
menit dan dilakukan 1 jam sebelum anak respirasi 22 x/menit. Skor ansietas ada pada
melakukan kemoterapi. Data yang telah kategori sedang (skor 50)
diperoleh kemudian didokumentasikan pada Pada klien 2 tampak sedikit pucat,
lembar observasi. Instrumen yang digunakan tampak tegang mulai menurun dan lebih rileks,
untuk mengukur tingkat ansietas adalah adanya kontak mata namun berkomunikasi
kuesioner Preschool Anxiety Scale Revised masih belum banyak. Tanda-tanda vital nadi 95
(PASR). x/menit dan respirasi 22 x/menit. Skor ansietas
ada pada kategori ringan (skor 24).
HASIL Pada klien 3 tampak pucat, tegang
Berdasarkan pengkajian terhadap 3 klien menurun dan tampak lebih tenang, masih ingin
praskolah yang menjalani kemoterapi, didampingi oleh ibunya, bersedia dan tidak
didapatkan 2 klien berjenis kelamin perempuan menangis saat didekati atau dipegang tangannya
dan 1 klien berjenis kelamin laki-laki. Ketiga oleh penulis, mampu berkomunikasi namun
klien berada pada usia 3-6 tahun, 2 klien masih belum banyak dan masih menghindari
memiliki diagnosa medis leukemia dan 1 klien kontak mata. Tanda-tanda vital nadi 110 x/menit
dengan neuroblastoma. Selain itu, didapatkan dan respirasi 24 x/menit. Skor ansietas ada pada
bahwa ketiga klien bukan pertama kali dalam kategori sedang (skor 52).
menjalani kemoterapi. Berdasarkan hasil penelitian diatas,
Klien 1 ada pada kondisi composmentis didapatkan skor ansietas menurun setelah
dengan keadaan umum lemah, tampak rewel diberikan terapi bermain puzzle selama 10-15
menangis, tampak pucat, tampak tegang, tidak menit pada 1 jam sebelum klien kemoterapi.
dapat duduk terlalu lama, makan hanya sedikit
disertai mual, dan sulit tidur. Tanda-tanda vital PEMBAHASAN
nadi 102 x/menit dan respirasi 24 x/menit. Skor Dari hasil pengkajian didapatkan pada 3
ansietas ada pada kategori berat (skor 54). Klien klien ada pada rentang umur 3-6 tahun. Temuan
2 ada pada kondisi composmentis dengan ini sejalan dengan penelitian (Yulianto et al,
keadaan umum lemah, merasakan sedikit pusing, 2021), dimana rata – rata anak yang dirawat
tampak sedikit pucat, tampak lebih diam dan berusia 4 – 6 tahun dan penelitian (Afrida et al,
tegang, tampak menghindari kontak mata 2020) dimana responden berada diumur 3 – 6
dengan petugas, tidur tidak nyenyak, serta tahun. Pada anak usia infant, toddler, dan
merasa pegal pada kaki kiri. Tanda-tanda vital prasekolah lebih memungkinkan untuk
nadi 100 x/menit dan respirasi 24 x/menit. Skor mengalami ansietas hospitalisasi, hal itu
ansietas ada pada kategori sedang (skor 32). dikarenakan pada usia tersebut mereka masih
Klien 3 ada pada kondisi composmentis dengan terbatas kemampuan kognitif untuk memahami
keadaan umum lemah, tampak rewel menangis, hospitalisasi (Sutejo, 2017).
tampak pucat, tampak tegang, tampak tidak Selanjutnya didapatkan hasil yaitu 2 dari
ingin berpisah dari ibunya, tidak napsu makan klien berjenis kelamin perempuan. Hal ini sesuai
dan batuk berdahak. Tanda-tanda vital nadi 115 dengan penelitian (Afrida et al, 2020) dimana
x/menit dan respirasi 24 x/menit. Skor ansietas pada penelitiannya 60% responden berjenis
ada pada kategori berat (skor 58). kelamin perempuan. Hal ini dapat dikarenakan
Tindakan keperawatan berdasarkan anak laki – laki dan perempuan memiliki tingkat
Evidence Based Nursing Practice (EBNP) yang keaktifan yang berbeda, pada anak laki – laki
dilakukan penulis adalah terapi bermain puzzle. mereka cenderung lebih aktif dalam bermain
Setelah dilakukan intervensi terapi bermain sehingga membuat lebih mudah beradaptasi
puzzle pada klien selama 10-15 menit, dengan lingkungan rumah sakit sehingga
kecemasan akan hospitalisasi dapat lebih al, 2018). Manfaat puzzle sendiri dapat
minimal (Dewi, 2018). memberikan efek distraksi pada anak sehingga
Berdasarkan pengkajian didapatkan anak menjadi lebih fokus pada permainan puzzle
hasil 2 dari 3 klien memiliki diagnosa medis tersebut daripada kecemasan yang dirasanya
Acute Lympphoblastic Leukemia (ALL). (Fitriani et al, 2017).
Temuan ini sejalan dengan penelitian (Putri et Terapi bermain puzzle telah diberikan
al, 2020) dimana anak yang mengalami kepada 3 klien prasekolah dengan kemoterapi
kecemasan sebelum kemoterapi 90% yang mengalami ansietas. Berdasarkan hasil
respondennya dengan kanker jenis leukemia. yang diperoleh, tingkat ansietas klien menurun
Selain itu menurut penelitian (Faozi, 2009) anak dari ansietas sedang-berat menjadi sedang-
dengan Acute Lympphoblastic Leukemia (ALL) ringan. Hasil ini membuktikan bahwa terdapat
akan mengalami regresi, sering berdiam diri, dan penurunan skor ansietas pada ketiga klien.
memiliki kecurigaan yang sangat tinggi terhadap Selain itu terdapat juga perubahan tanda gejala
orang asing yang belum dikenalnya. ansietas serta perubahan tanda-tanda vital.
Lalu didapatkan hasil bahwa ketiga Hal ini sesuai dengan penelitian (Fitriani
klien bukan pertama kali dalam menjalani et al, 2017) didapatkan hasil setelah diberikan
kemoterapi. Temuan ini sejalan dengan terapi bermain puzzle pada anak usia prasekolah
penelitian (Faizal & Ernawati, 2018) dimana yang menjalani kemoterapi awalnya rewel
responden yang menjalani kemoterapi dengan namun lambat laun mulai tenang dan berhenti
sering berjumlah 63,3% dan yang jarang menangis saat diajak bermain puzzle, anak juga
berjumlah 36,7%. Disatu sisi anak yang mulai mau ditinggal oleh orangtuanya dan
memiliki pengalaman kemoterapi akan terbiasa mengajak berbicara teman di sebelahnya.
menjalani pengobatan rutin dan mempunyai Penelitian (Yulianto et al, 2021) menyatakan
mekanisme koping yang baik (Momani et al, bahwa sebelum diberikan terapi bermain puzzle
2016). Namun, pada anak yang memiliki rata – rata tingkat ansietas hospitalisasi anak
pengalaman kemoterapi yang sering diperlukan prasekolah adalah 20,94. Lalu setelah diberikan
pendekatan yang tepat agar anak tidak terapi bermain puzzle pada anak prasekolah rata
merasakan trauma atau kecemasan berlebih – rata tingkat ansietas hospitalisasi menurun
dalam perawatannya. menjadi 13,38.
Berdasarkan pengkajian didapatkan data KESIMPULAN
kecemasan sebelum intervensi adalah sedang Asuhan yang telah diberikan ketiga
hingga berat. Hal ini sesuai dengan penelitian klien tersebut adalah penerapan Evidence Based
(Fitriani et al, 2017) bahwa 71,4% responden Nursing Practice (EBNP) yang berupa terapi
anak prasekolah yang menjalani kemoterapi bermain puzzle. Dalam memberikan asuhan
mengalami kecemasan sedang, penelitian (Putri, keperawatan diperlukan kerjasama yang baik
2020) juga menyebutkan bahwa 76,7% antara klien, keluarga dan perawat. Hadirnya
responden anak yang mengalami kemoterapi inovasi berupa terapi bermain puzzle ini
memiliki kecemasan berat. Hal ini dikarenakan diharapkan dapat menambah acuan tindakan
pada anak usia prasekolah mengalami stress dalam upaya menurunkan ansietas pasien
hospitalisasi yang berupa cemas akibat prasekolah yang menjalani kemoterapi.
perpisahan atau takut diabaikan (Ball et al,
2012). DAFTAR PUSTAKA
Untuk menurunkan tingkat ansietas pada Alfiyanti, N. (2010). Upaya Meningkatkan Daya
anak usia prasekolah dapat dilakukan dengan Pikir Anak Melalui Permainan Edukatif.
terapi non farmakologi seperti terapi bermain. http://etd.eprints.ums.ac.id/9837/1/A5200
Terapi bermain atau bermain terapeutik diyakini 85042.pdf
memiliki efek healing dengan sifat katarsis atau Ball, et. al. (2012). Principles Of Pediatric
proses pelepasan kecemasan. Jenis permainan Nursing Caring For Children Fifth
yang cocok untuk usia prasekolah yaitu Edition. New Jersey: Pearson.
permainan yang menggunakan kemampuan Dewi, D. A. I. P. (2018). Pengaruh Terapi
motorik, salah satunya adalah puzzle (Manalu et Bermain Terhadap Penurunan
Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Manalu, L. O., Somantri, B., & Barokah, R. R.
Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun). (2018). Bermain Terapeutik Puzzle
Skripsi. Berpengaruh Terhadap Tingkat
Faizal, Iwan, Ernawati, R. (2018). Hubungan Kecemasan Anak Usia Prasekolah (3-6
Frekuensi Hospitalisasi Dengan Status Tahun) Sebelum Pemberian Obat
Gizi dan Kecemasan Anak Prasekolah Intravena (Bolus). Care: Jurnal Ilmiah
Dengan Leukemia di Ruang Melati RSUD Ilmu Kesehatan, 6(3), 239.
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. 1(1), McCance, KL., & Huether, SE. (2018).
1–10. Manuscript. Samarinda: Universitas Pathophysiology-EBook: The Biologic
Muhammadiyah Kalimantan Timur. Basis for Disease in Adults and Children.
Faozi. (2010). Hubungan Hospitalisasi Elsevier Health Sciences.
Berulang Dengan Perkembangan Merten, AC., Yong, J., Dietz, AC., Kreiter, E.,
Psikososial Anak Prasekolah Yang Yasui, Y., Bleyer, A., ... & Wasilewski-
Menderita Leukemia Limfoblastik Akut Di Masker, K. (2015). Conditional survival
Ruang Melati 2 RSUD Dr Moewardi in pediatric malignancies: analysis of
Surakarta. Skripsi tidak diterbitkan. data from the Childhood Cancer Survivor
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Study and the Surveillance,
Muhammadiyah Surakarta. Epidemiology, and End Results Program.
Fitriani, W., Santi, E., & Rahmayanti, D. (2017). Cancer, 121(7), 1108-1117.
Terapi Bermain Puzzle Terhadap Momani, TEG., Hathaway, DK., & Mandrell, B.
Penurunan Tingkat Kecemasan Pada N. (2016). Factors Affecting
Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun) Yang Healthrelated Quality Of Life In Children
Menjalani Kemoterapi Di Ruang Undergoing Curative Treatment For
Hematologi Onkologi Anak. Dunia Cancer: A Review Of The Literature.
Keperawatan, 5(2), 65. Journal of Pediatric Oncology Nursing,
https://doi.org/10.20527/dk.v5i2.4107 33(3), 228-240
Genc, A., Can, G., & Aydiner, A. (2013). The Putri, P. A., Kadek, C. U., & Juniartha, I. G. N.
Efficiency of The Accupressure in (2020). Gambaran Tingkat Kecemasan
Prevention of The Chemotherapy-Induced Pada Anak Kanker Sebelum Menjalani
Nausea and Vomiting. Support Care Kemoterapi Di Rumah Singgah Yayasan
Cancer, Vol. 21, Halm. 253-261 DOI Peduli Kanker Anak Bali. Coping:
10.1007/s00520-012- 1519-3. Community of Publishing in Nursing,
Handayani, & Puspitasari. (2010). Pengaruh 8(3), 243.
Terapi Bermain Terhadap Tingkat https://doi.org/10.24843/coping.2020.v08.
Kooperatif Selama Menjalani Perawatan i03.p04
Pada Anak Usia Prasekolah (3-5 Tahun) Setiawan, S. D. (2015). The Effect Of
Di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Chemotherapy In Cancer Patient To
Jurnal Kesehatan Surya Medika Anxiety. Jurnal Majority, 4(4), 94–99.
Yogyakarta. http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.ph
Kaluas, et. al. (2015). Perbedaan Terapi p/majority/article/view/587
Bermain Puzzle Dan Bercerita Terhadap Supartini,Yupi. (2012). Konsep Dasar
Kecemasan Anak Usia Prasekolah (3-5 keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
TAHUN) Selama Hospitalisasi Di Ruang Sutejo. (2017). Konsep dan Praktik Asuhan
Anak RS TK. III. R. W. Mongisidi Keperawatan Kesehatan Jiwa: Ganguan
Manado. EJournal Keperawatan, 3, 1–8. Jiwa dan Psikososial. Yogyakarta: PT.
Kemenkes, R. (2019). Riskesdas 2018.pdf. In Pustaka Baru.
Riset Kesehatan Dasar. Ward, E., DeSantis, C., Robbins, A., Kohler, B.,
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Buletin & Jemal, A. (2014). Childhood And
Jendela Data Dan Informasi Kesehatan. Adolescent Cancer Statistics, 2014. CA: A
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. Cancer Journal for Clinicians, 64(2), 83–
103. https://doi.org/10.3322/caac.21219
Wecker, L. (2018). Brody's human
pharmacology ebook. Elsevier Health
Science.
Yulianto, A., Idayati, I., & Sari, S. A. (2021).
Bermain (Puzzle) Terhadap Kecemasan
Anak Usia Prasekolah Yang Mengalami
Hospitalisasi. Jurnal Wacana Kesehatan,
6(1), 39.
https://doi.org/10.52822/jwk.v6i1.172

Anda mungkin juga menyukai