Anda di halaman 1dari 10

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawat Dengan Penerapan

Atraumatic Care Pada Anak Usia Pra Sekolah Di RSU GMIM


Pancaran Kasih, RS Hermana Lembean Dan
RS Budi Mulia Bitung.

Titirlolobi, Fiktoria1., Rumampuk, Vonny2., Langelo Wahyuny3


Universitas Katolik De La Salle Manado

Abstrak
Latar belakang: Stres hospitalisasi merupakan dampak yang selalu terjadi pada anak ketika
menjalani perawatan di rumah sakit. Berdasarkan data menurut WHO tahun 2010 3%-10% anak
mengalami stress hospitalisasi di Amerika Serikat. Untuk mengatasi atau mencegah dampak
hospitalisasi tersebut perawat perlu menerapkan prinsip atraumatic care. Dalam penerapannya
diperlukan pengetahuan dan sikap dari seorang perawat karena pada dasarnya asuhan keperawatan
yang diberikan kepada anak-anak berbeda dengan orang dewasa.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan dan sikap perawat dengan penerapan atraumatic care pada
anak usia pra sekolah di RSU GMIM Pancaran Kasih, RS Hermana Lembean dan RS Budi Mulia
Bitung
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross
sectional. Sampel pada penelitian ini melibatkan 36 perawat dari 3 rumah sakit yang bekerja
diruangan anak dengan menggunakan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan berupa
kuisioner untuk pengetahuan, sikap dan penerapan atraumatic care dan di analisis menggunakan
uji spearman rho
Hasil: Hasil uji statistic menggunakan Spearman rho diperoleh hasil <0,05 yaitu (p-value 0,009)
untuk pengetahuan perawat dengan penerapan atraumatic care dengan nilai koefisien korelasi
0,431 dan hasil (p-value 0,006) untuk sikap perawat dengan penerapan atraumatic care dengan
nilai koefisien korelasi 0,453 yang mana mempunyai korelasi sedang.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap perawat dengan
penerapan atraumatic care pada anak usia pra sekolah

Kepustakaan: 20 Buku (2009-2018), 9 jurnal (2014-2018), 2 artikel (2015-2017) dan 1 website


(2018)
Kata kunci: Pengetahuan, sikap, atraumatic care, anak usia pra sekolah
The Relationship between Nurses' Knowledge and Attitudes and the
Implementation of Atraumatic Care for Pre-School Children
at Pancaran Kasih GMIM Hospital, Hermana Lembean
Hospital, and Budi Mulia Bitung Hospital.

Titirlolobi, Fiktoria1., Rumampuk, Vonny2., Langelo Wahyuny3


Catholic University Of De La Salle Manado

Abstract
Background: Hospitalization Stress is an impact that always occurs in children when undergoing
treatment in hospital. Based on data, according to the WHO in 2010, 3% -10% of children
experience Hospitalization Stress in the United States. To overcome or prevent the impact of
hospitalization, nurses need to apply the principle of atraumatic care. In its application, it requires
knowledge and attitude from a nurse because basically, the nursing care given to children is
different from adults.
Objective: The objective is to determine the relationship and attitudes of nurses and the
application of atraumatic care in pre-school children at Pancara Kasih GMIM Hospital, Hermana
Lembean Hospital, and Budi Mulia Bitung Hospital.
Method: This research is a quantitative study using a cross-sectional design. The sample in this
study involved 36 nurses from 3 hospitals working in children's rooms using total sampling
techniques. The instrument used was a questionnaire for knowledge, attitudes, and application of
atraumatic care and was analyzed using the Spearman RHO test.
Results: The statistical test results using the Spearman rho obtained is <0.05, namely (p-value
0.009) for nurses' knowledge with the application of atraumatic care with a correlation coefficient
value of 0.431. The result (p-value of 0.006) for nurses' attitudes with the application of atraumatic
care with values correlation coefficient is 0.453, which has a moderate correlation.
Conclusion: There is a significant relationship between nurses' knowledge and attitudes with the
application of atraumatic care in pre-school age children

References: 20 books (2009-2018), 9 journals (2014-2018), 2 articles (2015-2017) and 1 website


(2018)
Keywords: Knowledge, attitudes, atraumatic care, pre-school children
PENDAHULUAN metode untuk dapat mengalihkan
perhatian anak saat melakukan tindakan
Diusia 3-6 tahun anak masih keperawatan.
berada dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan yang sering kali Berdasarkan data WHO (World
mengalami berbagai macam masalah Health Organization) tahun 2010 bahwa
kesehatan yang mengharuskan mereka 3%-10% pasien anak yang di rawat di
untuk menjalani perawatan di rumah Amerika Serikat mengalami stress
sakit. Menurut Wong dkk, 2008 dalam selama hospitalisasi. Sekitar 3%-7% dari
(Puput, 2017) ketika anak masuk rumah anak usia sekolah yang di rawat di
sakit ia merasa seperti memasuki dunia Jerman juga mengalami hal yang serupa,
baru yang terasa sangat asing akibatnya 5%-10% anak yang di hospitalisasi di
anak akan menimbulkan berbagai Kanada dan Selandia Baru juga
macam reaksi. Reaksi anak ketika di mengalami tanda stress selama di
rawat di rumah sakit ialah kecemasan hospitalisasi. Dengan demikian setiap
dan ketakutan, kecemasan akibat anak yang mendapatkan perawatan di
perpisahan, kehilangan kontrol dan rumah sakit cenderung mengalami
cedera tubuh atau nyeri anak yang masalah psikologis (kecemasan)
mengalami kecemasan membutuhkan (Hulinggi, 2018).
perawatan yang kompeten dan sensitive
untuk meminimalisasi efek negatif dari Di Indonesia presentasi anak yang
hospitalisasi dan mengembangkan efek mempunyai keluhan kesehatan
yang positif (Purnama, 2018). Salah satu berdasarkan data dari SUSENAS (Survei
perawatan yang bermanfaat untuk Sosial Ekonomi Nasional) pada tahun
mencegah masalah kecemasan adalah 2015 yang dikutip dalam Profil
menggunakan pendekatan atraumatic Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2015
care. adalah 30,56%. Presentasi tertinggi anak
Menurut Wong, 2003 dalam yang mempunyai keluhan kesehatan
(Rahma, 2016) mengatakan bahwa terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta
Perawatan atraumatik atau atraumatic yaitu sebesar 42,5%, kemudian diikuti
care adalah cara pemberian pelayanan oleh Kalimantan Utara dengan presentasi
terapeutik oleh petugas kesehatan 41% dan daerah DKI Jakarta sebesar
dengan menggunakan intervensi yang 38,55%. Tingginya persentasi angka
menghilangkan atau meminimalkan morbiditas pada anak juga dibuktikan
distres fisik dan psikologis yang dialami dengan survey data awal yang dilakukan
oleh anak dan keluarga dalam sistem peneliti pada tanggal Maret 2018 dari
pelayanan kesehatan. Pentingnya Dinas Kesehatan Daerah Provinsi
pendekatan atraumatic care untuk Sulawesi Utara dengan total kunjungan
mengoptimalkan pertumbuhan dan anak pada tahun 2018 di pelayanan
perkembangan anak saat hospitalisasi. kesehatan sebesar 38,48% dengan
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, jumlah jiwa 63.091 dari 15 Kabupaten.
seorang perawat harus memperhatikan Berikut adalah presentasi data demografi
situasi dan kondisi anak serta sebisa anak sakit terbanyak dari 5 Kabupaten di
mungkin membuat anak merasa nyaman Provinsi Sulawesi Utara diantaranya
dengan lingkungan rumah sakit. Oleh Siau Tagulandang Biaro 81,08%,
karena itu perawat membutuhkan sebuah Bolaang Mongondow Utara 62,55%,
Kepulauan Talaut 60,96%, Minahasa manfaat, prinsip dan intervensi
Selatan 56,54% dan Manado 53,36%. atraumatic care. Sedangkan sikap
merupakan kesiapan untuk bereaksi
Berdasarkan survey awal yang terhadap objek di lingkungan tertentu
peneliti lakukan di RS GMIM Pancaran sebagai penghayatan terhadap objek.
Kasih Manado pada tanggal 5 Maret Faktor eksternal yaitu fasilitas yang
2018, di temukan data klinis anak yang mendukung pelaksanaan atraumatic
masuk rumah sakit sejak Januari sampai care.
April 2018 tercatat sebanyak 358 anak. Berdasarkan data diatas peneliti
Dari bulan Mei sampai Agustus 2018 tertarik untuk melakukan penelitian
sebanyak 424 anak, dan bulan September dengan judul Hubungan Pengetahuan
sampai Desember sebanyak 494. Dengan dan Sikap Perawat Dengan Penerapan
demikian pada tahun 2018 jumlah anak Atraumatic Care Pada Anak Usia Pra
yang di rawat di rumah sakit total 1276. Sekolah
Dan data klinis anak usia pra sekolah
pada bulan Januari berjumlah 37 dan
bulan Februari berjumlah 26. Survey METODE PENELITIAN
data awal juga dilakukan di RS Budi Penelitian ini merupakan
Mulia Bitung dengan jumlah anakusia penelitian kuantitatif, menggunakan
prra sekolah yang dirawat pada bulan desain Cross Sectional. Populasi dalam
Januari adalah 66, bulan Februari penelitian ini adalah seluruh perawat
berjumlah 65 dan pada bulan Maret yang bekerja di ruangan anak di 3rumah
berjumlah 38 anak. sakit yaitu RS GMIM Pancaran Kasih,
RS Hermana Lembean dan RS Budi
Pendekatan Atraumatic Care Mulia bitung dengan menggunakan
dimaksudkan untuk membuat anak teknik pengambilan sampel total
merasa aman dan nyaman dengan sampling.
lingkungan rumah sakit. Perawat
mempunyai peranan penting untuk Alat yang digunakan untuk
meminimalkan stres hospitalisasi yaitu pengumpulan data berupa kuisioner yang
dengan cara mencegah atau sudah dilakukan uji validitas dan
meminimalkan perpisahan, memberikan reliabilitas di RS Bhayangkara Manado
dukungan kepada anggota keluarga serta dengan nilai r tabel 0,553. Kuisioner
terapi bermain untuk meminimalkan pertama yaituu pengetahuan yang terdiri
stress pada anak (Kyle, 2014). dari 15 pertanyaan multiple choice,
kuisioner kedua yaitu sikap yang terdiri
Menurut (Rahmalia, 2016) ada dari 8 pernyataan dan kuisioner ketiga
beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu penerapan atraumatic care yang
penatalaksanaan atraumatic care yang terdiri dari 13 pernyataan
terdiri dari faktor internal dan eksternal. Penelitian ini menggunakan uji
Faktor internal terdiri dari pengetahuan Spearman rho dengan tingkat
dan sikap. Pengetahuan atau kognitif kemaknaan α <0.05 maka Ha diterima
merupakan domain yang sangat penting ada terdapat hubungan pengetahuan dan
dalam membentuk tindakan seseorang. sikap perawat dengan penerapan
Perawat akan melaksanakan atraumatic atraumatic care. Jika α >0.05 maka Ha
care apabila ia tahu apa defenisi, tujuan,
ditolak artinya tidak ada hubungan
pengetahuan dan sikap perawat dengan Berdasarkan tabel diatas hasil
penerapan atraumatic care. analisa frekuensi pada karakteristik umur
didapatkan jumlah terbanyak pada <30
HASIL PENELITIAN Tahun dengan jumlah 77.8% (28
Gambaran umum lokasi penelitian responden perawat), pada karakteristik
jenis kelamin didapatkan jumlah
Penelitian ini dilakukan di RSU terbanyak pada perempuan dengan
GMIM Pancaran Kasih, RS Hermana jumlah 91.7% (33 responden perawat),
Lembean, dan RS Budi Mulia Bitung. pada karakteristik pendidikan terakhir
Ketiga rumah sakit ini merupakan rumah jumlah terbanyak pada sarjana/ners
sakit dengan tipe C. RS Hermana dengan jumlah 44.4% (16 responden
Lembean dan RS Budi Mulia Bitung perawat). Pada karakteristik masa kerja
merupakan rumah sakit yang berada jumlah terbanyak yang bekerja <30
dibawah naungan yayasan Ratna tahun yaitu sebanyak 83,3% (30
Tumarenden. Jumlah tempat tidur ruang responden)
anak di RSU Pancaran kasih sebanyak
16, di RS Budi Mulia Bitung berjumlah Hasil analisa univariate
21 tempat tidur, dan di RS Hermana
Lembean berjumlah 22 tempat tidur. Distribusi Frekuensi Pengetahuan
Perawat, Sikap Perawat, dan Penerapan
Karakteristik demografi responden Atraumatic Care Oleh Perawat di RSU
GMIM Pancaran Kasih, RS Hermana
Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Karakteristik Usia, Jenis Kelamin, Lembean dan RS Budi Mulia Bitung
Pendidikan Terakhir, dan Masa Kerja
Kategori Frekuensi Persentase
Karakteristi Frekuens Persentas (%)
k i (n=36) i (100%) Pengetahuan
Umur Perawat
<30 Tahun 28 77.8 Pengetahuan 5 13.9
>30 Tahun 8 22.2 Kurang
Jenis Pengetahuan 31 86.1
Kelamin Baik
Laki-laki 3 8.3 Sikap
Perempuan 33 91.7 Perawat
Pendidikan Sikap Kurang 9 25.0
Terakhir Sikap Baik 27 75.0
SPK 1 2.8
Diploma 17 47.2 Penerapan
Sarjana 2 5.6 Atraumatic
Sarjana/Ners 16 44.4 Care
Masa Kerja Tidak 11 30.6
<5 Tahun 30 83.3 Melakukan
>5 Tahun 6 16.7 Melakukan 25 69.4
Total 36 100.0 Total 36 100.0
Berdarsakan hasil uji statistik
menggunakan uji Spearmen, diperoleh p
Berdasarkan tabel diatas value 0,006 hal ini berarti nilai p lebih
distirubusi frekuensi pada kategori kecil dari nilai (α = 0,05) sehingga Ho2
pengetahuan perawat terbanyak pada ditolak dan Ha2 diterima dengan nilai
pengetahuan baik sebanyak 86.1% (31 koefisien korelasi positif 0,453 yang
responden perawat), pada kategori sikap artinya mempunyai korelasi sedang
perawat terbanyak pada sikap baik dimana semakin baik sikap seseorang
sebanyak 75.0% (27 responden perawat), maka atraumatic care dapat dilakukan.
dan pada penerapan atraumatic care Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
terbanyak pada melakukan sebanyak ada hubungan antara pengetahuan dan
69.4% (25 responden perawat). penerapan atraumatic care di RSU
GMIM Pancaran Kasih, RS Hermana
Hasil analisa bivariat Lembean dan RS Budi Mulia Bitung.
Berdasarkan hasil uji statistik PEMBAHASAN
menunjukan bahwa 31 responden
(86,1%) memiliki pengetahuan baik. Hubungan tingkat pengetahuan
Adapun hasil penelitian tentang perawat dengan penerapan atraumatic
penerapan atraumatic care menunjukan care
bahwa 24 responden (66,7%) melakukan Berdasarkan hasil uji statistik
penerapan atraumatic care. diperoleh hasil sebanyak 86,1% (31
Berdasarkan hasil uji statistic responden) mempunyai pengetahuan
menggunakan uji Rank Spearman, baik dan 66,7% (24 responden)
diperoleh p value 0,009 hal ini berarti melakukan penerapan atraumatic care.
nilai p lebih kecil dari nilai (α = 0,05) Berdasarkan analisis peneliti hal ini
sehingga Ho1 ditolak dan Ha1 diterima disebabkan karena seseorang dengan
dengan nilai koefisien korelasi positif pengetahuan yang baik, mampu
0,431 yang artinya mempunyai korelasi mengetahui, memahami, dan
sedang dimana semakin baik mengaplikasikan pengetahuan yang
pengetahuan maka penerapan atraumatic dimiliki dengan mempertimbangkan
care pasti dilakukan. Dengan demikian mana yang dapat memberikan dampak
dapat dikatakan bahwa ada hubungan positif dan dampak negatif. Sedangkan
antara pengetahuan dan penerapan berdasarkan hasil uji statistik responden
atraumatic care di RSU GMIM dengan pengetahuan baik namun tidak
Pancaran Kasih, RS Hermana Lembean melakukan sebanyak 22,6% (7
dan RS Budi Mulia Bitung. responden) bisa disebabkan karena
kurangnya pengalaman kerja yang
Berdasarkan hasil uji statistik dimiliki perawat. Karena pada dasarnya
menunjukan bahwa 27 responden pemberian asuhan keperawatan pada
(75,0%) memiliki sikap baik. Adapun anak-anak berbeda dengan orang
hasil penelitian tentang penerapan dewasa.
atraumatic care menunjukan bahwa 22 Hasil uji statistik menunjukan
responden (61,1%) melakukan bahwa responden yang memiliki
penerapan atraumatic care. pengetahuan kurang sebanyak 13,9% (5
responden) dan melakukan penerapan
atraumatic care sebanyak 2,8% (1 dalam melakukan tindakan. Hal ini
responden), berdasarkan analisis peneliti sejalan dengan penelitian yang dilakukan
hal ini dapat dilakukan apabila perawat oleh (Puput, 2017) tentang
mempunyai kesadaran tentang “Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan
profesinya sebagai seorang perawat Keperawatan Dengan Tingkat
karena sering dilakukan evaluasi kinerja Kecemasan Hospitalisasi Anak Pra
oleh kepala ruangan yang harus Sekolah” memperoleh hasil nilai p-
memberikan asuhan keperawatan yang value=0,011 yang berarti ada hubungan
berkualitas pada anak. Selain itu lama pengetahuan perawat dengan tingkat
bekerja diruangan anak juga kecemasan hospitalisasi pada anak
mempengaruhi karena sudah mengetahui prasekolah di ruang rawat anak
situasi dan kondisi serta penanganan RSUDZA dan RSUD Meuraxa Banda
kepada anak yang mengalami stress Aceh. Ada hubungan pengetahuan
hospitalisasi karena meskipun secara perawat dengan tingkat kecemasan anak.
akademis (teori) kurang tetapi dalam Bisa disebabkan karena pengetahuan
prakteknya mempunyai skill yang lebih perawat yang dimiliki dapat mendorong
baik. Sedangkan responden yang perawat mengatasi kecemasan anak
mempunyai pengetahuan kurang karena stress hospitalisasi. Hal ini sesuai
sebanyak 5 responden (13,9%) dan tidak dengan hasil penelitian bahwa dari 16
melakukan prinsip atraumatic care perawat yang pengetahuan perawat
sebanyak 4 responden (11,1%), tinggi dengan tingkat kecemasan anak
berdasarkan analisis peneliti hal ini normal yaitu 10 (62,5%) anak,
dikarenakan tingkat pendidikan yang sedangkan dari 16 perawat yang
rendah, kurang terpapar informasi, dan pengetahuan rendah dengan tingkat
kurang pengalaman kerja. kecemasan anak menjadi cemas yaitu 14
(87,5%) anak.
Berdasarkan hasil observasi yang
peneliti lakukan di 3 rumah sakit, tidak Hubungan sikap perawat dengan
ada ruang khusus untuk terapi bermain penerapan atraumatic care
sedangkan dalam pemberian asuhan
keperawatan pada anak ada beberapa Berdasarkan hasil uji statistic
perawat yang menerapkan prinsip memperoleh hasil sebanyak 27
atraumatic care yaitu sebelum responden (75,0%) mempunyai sikap
melakukan tindakan perawat mengajak baik dan melakukan penerapan
bercerita terlebih dahulu dengan pasien atraumatic care sebanyak 22 responden
namun untuk pemberian video atau (61,1%). Berdasarkan analisi peneliti hal
mainan belum pernah dilakukan oleh ini disebabkan karena sikap selalu
perawat ruangan anak di 3 rumah sakit mempengaruhi seseorang dalam
tersebut. melakukan tindakan. Berdasarkan
analisis peneliti terhadap responden
Menurut (Santoso, 2014) dengan sikap baik sebanyak 27
pengetahuan perawat sangat responden (75,0%) namun tidak
berpengaruh dalam pelaksanaan melakukan atraumatic care sebanyak 5
atraumatic care karena pengetahuan responden (13,9%) yang mana terdiri
merupakan hasil dari rasa ingin tahu dari 1 laki-laki dan 4 perempuan, laki-
sehingga dapat mempengaruhi seseorang laki dikarenakan sangat sulit melakukan
pendekatan dengan anak-anak, Yogyakarta secara keseluruhan
sedangkan 4 responden perempuan yang menunjukkan bahwa 27 (87,1%)
tidak melakukan dikarenakan perbedaan mendukung dari 31 orang (100%).
persepsi orang tua atau keluarga dengan Dilihat dari 5 prinsip atraumatic care
perawat. Orang tua atau keluarga yang diperoleh nilai tertinggi adalah prinsip
berpengetahuan rendah hanya menurunkan dampak perpisahan
mengutamakan emosi mereka dan tidak keluarga 77,4%, didukung dengan
mau mendengarkan penjelasan dari observasi 1 (100%) dan 2 (100%) pada
perawat. Selain itu kurangnya dukungan tindakan memberi kesempatan tinggal
dari orang tua atau keluarga juga bersama anak. Prinsip terendah 12,9%
berpengaruh. Kadang kala keluarga tidak pada prinsip tidak melakukan kekerasan
bisa kooperatif dengan perawat karena pada anak didukung dengan observasi.
sikap orang tua yang tidak percaya.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil uji statistik
responden yang mempunyai sikap 1. Perawat yang mempunyai
kurang sebanyak 9 responden (16,7%) pengetahuan baik tentang penerapan
tetapi melakukan prinsip atraumatic care atraumatic care pada anak usia pra
sebanyak 3 responden (8,3%) sekolah sebanyak 31 perawat
berdasarkan analisis peneliti hal ini dapat (86,1%)
terjadi karena meskipun mempunyai 2. Perawat yang mempunyai sikap baik
sikap yang kurang tetapi sebagai seorang terkait penerapan atraumatic care
perawat harus memberikan pelayanan pada anak usia pra sekolah sebanyak
yang terbaik pada pasiennya terlebih 27 perawat (75,0%)
khusus pasien anak karena mereka sangat 3. Terdapat hubungan antara
mudah mengalami stress hospitalisasi. pengetahuan perawat dengan
penerapan atraumatic care pada
Sedangkan responden dengan anak usia pra sekolah dengan hasil
sikap kurang sebanyak 9 responden 0,009 dimana nilai p value <0.05
(25,0%) dan tidak melakukan penerapan 4. Terdapat hubungan antara sikap
atraumatic care sebanyak 6 responden perawat dengan penerapan
(16,7%). Berdasarkan analisis peneliti atraumatic care pada anak usia pra
hal ini dapat terjadi karena salah satu sekolah dengan hasil 0,006 dimana
komponen pokok dari sikap yaitu konatif nilai p value <0,05
yang merupakan kecenderungan
bertingkah laku artinya individu akan DAFTAR PUSTAKA
berperilaku dengan cara tertentu sesuai
dengan sikap obyek. Ambarwati, F. (2012). Buku Pintar
Asuhan Keperawatan Bayi &
Hasil penelitian ini sejalan dengan Balita. Yogyakarta: Cakrawala
penelitian yang dilakukan oleh (Dianto, Ilmu.
2014) tentang ”Sikap Perawat Tentang Apriani, K. &. (2014). Hambatan
Atraumatic Care” Hasil penelitian Perawata Anak Dalam
menunjukkan sikap perawat terhadap Pelaksanaan Atraumatic Care di
prinsip atraumatic care di rumah sakit
PKU Muhammadiyah Bantul dan
Rumah Sakit di Kota Sala Tiga. Prasekolah di RSU Pancaran
Jurnal Keperawatan Anak. Kasih GMIM Manado. Jurnal
Keperawatn.
Arsad, S. (2013). Kumpulan Materi
Sains Keperawatan I Filosofi, Karomah. (2015). Hubungan
Model, Middle Range dan Teori Pengetahuan Ibu dalam
Keperawatan Dalam Aplikasi Penerapan Toilet Training Pada
Praktik Keperawatan. Jakarta. Usia Toddler 18-36 Bulan di
Paud Mpa Daycare Bumi Teluk
D, M. R. (2013). Hubungan Penerapan Jambe, Karawang. Karya Tulis
Atraumatic Care Dengan Ilmiah.
Kecemasan Anak Prasekolah
Saat Proses Hospitalisasi di RSU Kyle, S. C. (2014). Buku Ajar
dr. H. Koesnadi Kabupaten Keperawatan Pediatri Edisi 2.
Bondowoso. Skripsi Jember, Jakarta: EGC.
Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Murti. (2010). Desain dan Ukurang
Jember. Sampel Untuk Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif di
Dermawan, R. &. (2013). Keperawatan Bidang kesehatan. Yogyakarta:
Jiwa ; Konsep dan Kerangka Gadjah Mada University Press.
Kerja Asuhan Keperawatan
Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Myers, B. (2017). Hildegard E. Peplau
publising. Papers MC 59. Pennsylvania:
Univeraity Of Pennsylvania.
Dianto. (2014). Sikap Perawat Tentang
Atraumatic Care di Rumah Sakit Nasution, A. F. (2012). Buku Pintar
Yogyakarta. Asuhan Keperawatan Bayi &
Balita. Yogyakarta: Cakrawala
Donsu, J. (2017). Psikologi Ilmu.
keperawatan. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press. Nurlaila, d. (2018). Buku Ajar
Keperawatan Anak. Yogyakarta:
Dwiastuti, R. (2017). Metode Penelitian Leutika Prio.
Sosial Ekonomi pertanian.
Malang: UB Press. Nursalam. (2011). Konsep dan
Penerapan Metodologi
Efendi, M. &. (2009). Keperawatan Penelitian Ilmu Keperawatan
Kesehatan Komunitas Teori & Peddoman Skripsi, Tesis dan
Praktik Dalam Keperawatan. Instrumen Penelitian
Jakarta: Salemba Medika. Keperawatan Edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika.
Gunarsa, S. D. (2009). Psikologis
Keperawatan. Jakarta: Gunung Puput, S. d. (2017). Pengetahuan, Sikap
Mulia. dan Tindakan Keperawatan
Dengan Tingkat Kecemasan
Hulinggi, A. Y. (2018). Hubungan Sikap Hospitalisasi Anak Prasekolah.
Perawat Dengan Stres Akibat Jurnal Ilmia Mahasiswa
Hospitalisasi Pada Anak Usia Fakultas Keperawatan.
Purnama, N. &. (2018). Penerapan Penatalaksanaannya. Ponorogo:
Atraumatiic Care Dengan Forikes.
Medical Play Terhadap Respon
Kecemasan Anak Usia Sebayang, W. (2018). Perilaku Seksual
Prasekolah Yang Mengalami Remaja. Yogyakarta:
Hospitalisasi di Ruang Rawat Deepublish.
Inap Anak. Jurnal Ilmiah Ilmu Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Keperawatan Indonesia. Kuantitatif. Kualitatif dan R & D.
Rahma, F. A. (2016). Hubungan Bandung: Alfabeta.
Penerapan Atraumatic Care Supartini, Y. (2012). Buku Ajar Konsep
Dengan Stres Hospitalisasi Pada Keperawatan Anak. Jakarta:
Anak di Ruang Anak Rumah EGC.
Sakit Umum Cut Meutia
Kabupaten Aceh Utara . Jurnal Swarjana, K. I. (2016). Statistik
Kesehatan Almuslim . Kesehatan. Yogyakarta: Andi.

Rahmalia, A. (2016). Faktor-Faktor Wellina Sebayang, d. (2018). Perilaku


Yang Mempengaruhi seksual remaja. Yogyakarta:
Pelaksanaan Atraumatic Care di Deepublish.
Rumah Sakit Umum Cut Meutia Welt, A. W. (2018, Januari Rabu).
Aceh Utara. Research Gate. Retrieved from
Rini. (2013). Hubungan Penerapan Research Gate web site:
Atraumatic Care Dengan https://www.researchgate.net/pu
Kecemasan Anak Prasekolah blication/321545041_Hildegard_
Saat Proses Hospitalisasi di RSU E_Peplau_Selected_Works_Inter
dr. H.Koesnadi Kabupaten personal_Theory_in_Nursing
Bondowoso. Skripsi jember :
Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas
Jember.
Rusdi, D. &. (2013). Keperawatan Jiwa;
konsep dan Kerangka Kerja
Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta: Gosyen publising.
Santoso, R. &. (2014). Pengetahuan
Perawat Tentang Atraumatic
Care di RS PKU Bantul Dan
Yogyakarta.
Saputro, I. F. (2017). Anak Sakit Wajib
Bermain di Rumah Sakit:
Penerapan Terapi Bermain Anak
Sakit: Proses, Manfaat &

Anda mungkin juga menyukai