Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa anak-anak merupakan periode yang sangat peka terhadap

pertumbuhan dan perkembangan, karena anak merupakan individu unik dengan

kebutuhan yang sangat tergantung dalam pemenuhannya pada orang lain,

selain itu anak-anak sangat rentan terhadap pengalaman yang tidak

menyenangkan atau menyakitkan baik secara fisik maupun psikis. Salah satu

upaya untuk mengurangi dampak dari tindakan keperawatan terhadap anak

adalah dengan perawatan atraumatik atau atraumatic care. Atraumatic care

merupakan bentuk perawatan terapeutik yang diberikan kepada anak dan

keluarga dengan mengurangi dampak fisik dan psikologis dari tindakan

keperawatan, seperti memperhatikan dampak tindakan yang diberikan dengan

melihat prosedur tindakan atau aspek lain yang kemungkinan berdampak

adanya trauma.1

Dasar pemikiran pentingnya asuhan terapeutik pada anak adalah

bahwa walaupun ilmu pengetahuan dan tehnologi di bidang pediatrik telah

berkembang pesat, tindakan yang dilakukan pada anak tetap menimbulkan

trauma, rasa nyeri, marah, cemas dan takut pada anak. Sampai saat ini belum

ada teknologi yang dapat mengatasi masalah yang timbul sebagai dampak

perawatan tersebut diatas.2 Tindakan yang dilakukan dalam mengatasi masalah

1
Tanaem, G. H., Dary, M., & Istiarti, E. (2019). Family Centered Care Pada Perawatan Anak Di
Rsud Soe Timor Tengah Selatan. Jurnal Riset Kesehatan.
2
Supartini, Y. (2014). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak.Jakarta: EGC

1
2

anak, apapun bentuknya harus berlandaskan pada prinsip atraumatic care atau

asuhan yang terapeutik karena bertujuan sebagai terapi bagi anak. 3

Sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan krisis utama yang tampak

pada anak. Jika seorang anak dirawat di rumah sakit, maka anak tersebut akan

mudah mengalami krisis karena anak mengalami stres akibat perubahan yang

dialaminya.4 Perubahan tersebut dapat berupa perubahan status kesehatan anak,

lingkungan, maupun perubahan kebiasaan sehari-hari.

Imam An-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar mengutip sejumlah riwayat

yang menceritakan Rasulullah SAW saat menjenguk sahabatnya yang sakit.

Dalam sejumlah riwayat berikut ini. Rasulullah SAW mendoakan kesembuhan

sahabatnya sebagaimana diriwayatkan dalam Bukhari dan Muslim dari Aisyah

RA

Artinya : Tuhanku, Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit. berikanlah


kesembuhan karena Kau adalah penyembuh. Tiada yang dapat
menyembuhkan penyakit kecuali Kau dengan kesembuhan yang
tidak tnenyisakan rasa nyeri,'

Redaksi hadits tersebut merupakan hadits sahih yang diriwayatkan

oleh al-Bukhari dan Muslim. Dalam sejumlah riwayat berikut ini. Rasulullah

SAW mendoakan kesembuhan sahabatnya sebagaimana diriwayatkan dalam

Bukhari dan Muslim dari Aisyah RA.5 Obat dapat juga dari lainnya seperti

perhatian, dorongan moril dari keluarga

3
Wong, (2011).Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Vol 1.Jakarta: EGC
4
Eni Mulyatiningsih, 2014, Pengaruh Orientasi Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Pra Sekolah
Di Bangsal Anak Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang, Jurnal Keperawatan, No. 1, Vo.
7, 2
5
Imam An-nawawi, Al-adzkar, Damaskus: Darul Mapah, 1971 M/1391 HJ, 113
3

Prosedur pemasangan infus merupakan salah satu tindakan invasif yang

paling sering dilakukan pada anak yang menjalani perawatan di rumah sakit,

tindakan ini bertujuan untuk mempertahankan dan mengganti cairan tubuh

yang mengandung air, elektrolit, vitamin, protein, nitrogen, lemak dan kalori

yang tidak dapat dipertahankan melalui oral, memberikan transfusi darah,

memperbaiki keseimbangan asam basa, menyediakan medium untuk

pemberian obat intravena serta membantu pemberian nutrisi parenteral.6

Berdasarkan data WHO (World Health Organization) tahun 2018

bahwa 3%-10% pasien anak yang di rawat di Amerika Serikat mengalami

stress selama hospitalisasi. Sekitar 3%-7% dari anak usia sekolah yang di

rawat di Jerman juga mengalami hal yang serupa, 5%-10% anak yang di

hospitalisasi di Kanada dan Selandia Baru juga mengalami tanda stress selama

di hospitalisasi.7

Angka kesakitan anak di Indonesia mencapai lebih dari 45% dari jumlah

keseluruhan populasi anak di Indonesia (Kemenkes RI, 2018). 8 Sehingga

didapat peningkatan hospitalisasi pada anak menurut Data Badan Pusat

Statistik (BPS) pada tahun 2018 angka rawat inap atau hospitalisasi anak di

Indonesia naik sebesar 13% dibandingkan tahun 2017.9 Anak dapat

menimbulkan ketegangan dan ketakutan yang mempengaruhi kesembuhan

penyakit.

6
Nurachmah, E., Sudarsono, R.S.2000. Buku Saku Prosedur Keperawatan Medikal. Jakarta
Rineka. Cipta
7
WHO, 2018,. Geneva : WHO Pers
8
Kemenkes. RI. (2019). Angka kesakitan dan Kematian anak. http:/kemenkes.go.id/
9
Badan Pusat Statistik., 2018. Statistik Indonesia 2018.
https://www.bps.go.id/publication/2015/08/12/.../statistik-indonesia-2018.html
4

Menurut data yang diperoleh di Paviliun Melati RSD dr.H.Koesnadi

Bondowoso tahun 2020 menunjukkan ada 830 anak yang mendapatkan

pelayanan medis dan 79% dari mereka memperlihatkan penolakan dalam

pemberian tindakan keperawatan dan medis yang harus diterimanya.10

Hasil penelitian Sherlock (1990) menunjukkan bahwa lingkungan

rumah sakit yang dapat menimbulkan trauma pada anak antara lain adalah

lingkungan fisik rumah sakit, tenaga kesehatan baik dari sikap

maupun pakaian putih, alat-alat yang digunakan dan lingkungan sosial antar

sesama pasien. Perawat sebagai individu yang bertanggung jawab dan

berwenang memberikan pelayanan keperawatan, harus memahami tentang

prinsip atraumatic care serta pertumbuhan dan perkembangan anak, akan

tetapi setiap perawat memiliki tingkat pengetahuan dan persepsi yang berbeda.

Apabila seorang perawat memiliki pengetahuan yang baik dan persepsi positif,

maka perawat tersebut juga akan bersikap dan berperilaku yang positif dalam

memberikan asuhan keperawatan.11

Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan pada anak harus

memperhatikan upaya stimulus (asah), perhatian dan kasih sayang (asih), serta

pemeliharaan (asuh) atau disebut tindakan yang atraumatik. Contoh dari

peningkatan tindakan atraumatik menyangkut mengorganisir hubungan

orangtua dengan anak selama hospitalisasi, mempersiapkan anak sebelum

tindakan atau prosedur yang tidak menyenangkan, mengontrol rasa nyeri,

10
Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso tahun 2020
11
Supartini, Y. (2014). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak.Jakarta: EGC
5

menjaga privasi anak, mengalihkan dengan bermain untuk menghindarkan

rasa takut.12

Hasil penelitian Mareta Akhriansyah (2018) untuk mengetahui

pengaruh tingkat kecemasan anak usia sekolah saat dirawat di rumah sakit

menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami cemas ringan

sebanyak 30 orang (75%) dan sebagian besar komunikasi perawat adalah baik

sebanyak 27 (67,5%).13 Hasil penelitian tersebut menunjukkan masih tingginya

stress pada hospitalisasi

Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang

berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit,

menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali kerumah.

Selama proses tersebut, anak dan orang tua harus dapat mengalami berbagai

kejadian yang menurut beberapa ditunjukkan dengan pengalaman yang sangat

traumatik dan penuh stress.14 anak akan mengalami stres karena lingkungan

yang asing bagi anak

Salah satu tindakan dalam perawatan anak yang menjalani hospitalisasi

adalah melibatkan orangtua dan keluarga dalam setiap tindakan perawatan

anak. Dalam praktek keperawatan anak, asuhan keperawatan yang diterapkan

12
Wong, D.L. Hockenberry, Marylin J. 2009. Wong’s nursing care of infants and children. St Louis,
Missouri: Mosby Inc
13
Mareta Akhriansyah, 2018, Hubungan Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Dengan Tingkat
Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Anak Usia Sekolah Yang Dirawat Di Rsud Kayuagung
Tahun 2017, Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.18 No.1
14
Wong, D.L. Hockenberry, Marylin J. 2009. Wong’s nursing care of infants and children. St Louis,
Missouri: Mosby Inc
6

harusnya berdasarkan pada filosofi keperawatan anak.15 Keluarga adalah pusat

kehidupan

Menurut Hidayat, filosofi keperawatan anak merupakan keyakinan atau

pandangan yang dimiliki oleh perawat untuk memberikan pelayanan kepada

anak, salah satunya adalah Family Centered Care.16 Perlakuan anak yang sakit

berbeda dengan orang dewasa

Family Centered Care menekankan pentingnya keterlibatan keluarga

dalam memberikan perawatan pada anak di rumah sakit. Menurut American

Academy of Pediatrics, family centered care merupakan hal terpenting dalam

hospitalisasi anak yang didasarkan pada kolaborasi antara anak, orangtua,

dokter anak, perawat anak, dan profesional lainnya dalam perawatan klinis

yang berdasarkan pada perencanaan, pemberian dan evaluasi pelayanan

kesehatan.17 Pemberian informasi yang benar kepada orangtua terkait kondisi

terkini anak dapat menurunkan stres yang dialami orangtua dan anak

Pelaksanaan Family Centered Care pada rumah sakit anak di negara -

negara maju sudah sudah terstandar dengan baik, namun di Indonesia

kemungkinan dapat diterapkan tetapi untuk mewujudkanya secara ideal tidak

mudah, karma banyak petugas kesehatan terutama perawat yang belum

15
Sarjiyah, 2018, Hubungan Penerapan Family Centered Care oleh Perawat dengan Stres
Orangtua Selama Hospitalisasi Bayi, Health Sciences and Pharmacy Journal, No. 3, Vol. 2
(Desember),88
16
Hidayat, A.A. 2008, Pengantar ilmu keperawatan anak 1. Jakarta: Salemba Medika.
17
American Academy of Pediatrics (AAP).2016 Patient and Family Centered Care and the
Pediatrican’s Role. 2
7

memahami Family Centered Care.18 Kondisi ini mengakibatkan asuhan

keperawatan sering terjebak dalam kegiatan rutinitas di rumah sakit.

Hasil penelitian Sarjiyah (2018) menunjukkan terdapat hubungan antara

penerapan Family Centered Care yang dilakukan perawat dengan stres

orangtua selama hospitalisasi bayi. Semakin baik penerapan family centered

care,maka akan semakin rendah tingkat stres orangtua.19 Sesuai dengan konsep

Family Centered Care

Hasil penelitian Mahboobeh Khajeh (2017) menunjukkan bahwa

perawatan komprehensif yang dipengaruhi oleh faktor manusia membutuhkan

partisipasi penuh dari staf dan keluarga, interaksi yang efektif dengan

keluarga, pendidikan dan berbagi informasi dengan mereka, dan perawatan

individual dari setiap keluarga. Dengan mengetahui dimensi FCC untuk

menyediakan fasilitas dan fitur untuk penerapannya yang optimal.20 Sesuai

dengan penelitian Sarjiyah.

Konsep Family-Centered Care sebagai filosofi dalam memberikan

pelayanan keperawatan di Rumah Sakit merupakan pendekatan yang bisa

dilakukan karena dalam pendekatan ini terjadi hubungan timbal balik antara

penyedia pelayanan, pasien dan keluarga sehingga akan meminimalkan

konflik yang selama ini timbul sebagai akibat kurangnya informasi dan

komunikasi. Family-Centered Care dapat dipraktekkan dalam segala tahapan


18
Purmailani, 2014, Pengaruh pendekatan family centered care terhadap penurunan kecemasan
pasien anak toddler di Rumah Sakit Emanuel Klampok Banjarnegara. Jurnal Unversitas
Muhamadiyah Purwokerto
19
Sarjiyah, 2018, Hubungan Penerapan Family Centered Care oleh Perawat dengan Stres
Orangtua Selama Hospitalisasi Bayi, Health Sciences and Pharmacy Journal, No. 3, Vol. 2
(Desember)
20
Mahboobeh Khajeh, 2017, Family centered care of hospitalized children: A hybrid concept
analysis in Iran. Health Promotion Perspectives, 7(4), 210-215
8

usia dan berbagai macam latar belakang. 21 Ternyata metode Family Centered

Care dapat diterapkan untuk berbagai macama latar belakang.

Hasil studi pendahuluan melalui wawancara dengan 16 orang tua yang

anaknya menjalani perawatan menemukan 9 dari 16 orang tua pasien

mengatakan perawat di ruangan tidak membantu keluarga jika anak sedang

rewel, menangis, gelisah atau takut. Empat orang tua mengatakan perawatan di

ruangan ini sudah baik. Dua orang tua mengatakan perawat tidak memberikan

informasi yang dibutuhkan terkait hasil pemeriksaan. Satu orang tua

mengatakan perawat di ruangan memberi pelayanan kurang menyenangkan.

Peneliti melakukan wawancara pada perawat anak di ruangan, mereka

mengatakan bahwa materi tentang Family Centered Care sudah didapatkan

saat perkuliahan, belum adanya pelatihan dan standar operasional pelaksanaan

pada family centered care serta belum ada upaya dari rumah sakit untuk

melakukan program pelatihan pelaksanaan Family Centered Care..

Selain itu, berdasarkan observasi peneliti, masih banyak orang tua yang

kurang memahami akan pentingnya peran mereka dalam mengurangi stres

anak sehingga penyembuhan menjadi lebih lama. Orang tua cenderung

mempercayakan sepenuhnya kesembuhan anak mereka pada perawat dan

dokter yang menanganinya. Padahal dari sisi psikologis, peran orang tua

sangat penting dalam mempercepat kesembuhan anak. Berdasarkan latar

belakang dari data yang ada, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul

“Pengaruh penerapan Family Center Care dalam tindakan pemasangan infus


21
Arie Kusumaningrum, 2017, Aplikasi Dan Strategi Konsep Family Centered Carepada
Hospitalisasi Anak Pra Sekolah, Artikel Penelitian PSIK Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya
9

terhadap kejadian Traumatic Care pada anak di paviliun Melati RSD dr. H

Koesnadi Bondowoso”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah Pengaruh penerapan Family Center Care dalam tindakan

pemasangan infus terhadap kejadian Traumatic Care pada anak di paviliun

Melati RSD dr. H Koesnadi Bondowoso.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Teridentifikasinya pengaruh penerapan metode Family Centered Care

dalam tindakan pemasangan infus terhadap kejadian Traumatic Care pada

anak di paviliun Melati RSD dr. H Koesnadi Bondowoso

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi penerapan Family Center Care dalam tindakan

pemasangan infus pada anak di paviliun Melati RSD dr. H Koesnadi

Bondowoso.

b. Mengidentifikasi kejadian Traumatic Care pada anak di paviliun Melati

RSD dr. H Koesnadi Bondowoso.

c. Menganalisa penerapan Family Center Care dalam tindakan

pemasangan infus terhadap kejadian Traumatic Care pada anak di

paviliun Melati RSD dr. H Koesnadi Bondowoso.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis
10

Hasil penelitian ini diharapkan membawa khazanah keilmuan dalam

bidang ilmu kesehatan masyarakat, khususnya yang berhubungan dengan

masalah penerapan metode Family Centered Care orang tua dan hasil

penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian

selanjutnya yang terkait dengan Traumatic Care pada anak.

2. Secara praktisi

a. Bagi Pasien

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bukti nyata bahwa

metode Family Centered Care efektif digunakan untuk menurunkan

angka kejadian kejadian Traumatic Care pada anak di lingkungan

Rumah sakit.

b. Bagi Keluarga Pasien

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bukti nyata bahwa

metode Family Centered Care efektif digunakan untuk menurunkan

angka kejadian Traumatic Care pada anak dan juga keluarga di

lingkungan Rumah Sakit sehingga mengurangi rasa cemas orang tua

terhadap kondisi anak selama dirawat di Rumah sakit.

c. Bagi Petugas Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat menjadi bukti nyata bahwa metode

Family Centered Care merupakan metode yang efektif untuk media

distraksi sehingga memaksimalkan tindakan medis yang dilakukan

pada pasien anak.

d. Bagi Lingkup Kesehatan


11

Hasil penelitian ini dapat menjadi data dasar dalam penerapan

pendidikan kesehatan yang menarik dan dapat diterima oleh

masyarakat dengan mudah sehingga tujuan pendidikan kesehatan dapat

tercapai dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat terwujud

sehingga angka kejadian stress hospitalisasi dapat diturunkan.

Anda mungkin juga menyukai