Anda di halaman 1dari 17

Kajian Kebutuhan Family Centered Care dalam Perawatan Bayi Sakit

Kritis di Neonatal Intensive Care Unit

Sri Hendrawati, Sari Fatimah, Siti Yuyun Rahayu Fitri, Ikeu Nurhidayah
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran
Email: sri.hendrawati@unpad.ac.id

Abstrak

Sistem perawatan bayi di NICU memberikan dampak negatif bagi bayi dan orang tua. Upaya yang dapat
dikembangkan untuk meminimalkan dampak tersebut yaitu dengan mengaplikasikan family centered care (FCC).
Langkah pertama upaya tersebut adalah mengidentifikasi kebutuhan orang tua. Dalam penelitian sebelumnya,
kebutuhan orang tua sangat bervariasi. Penelitian bertujuan mengidentifikasi kebutuhan FCC dalam perawatan
bayi sakit kritis di NICU. Metode penelitian menggunakan mixed method dengan strategi eksplanatoris
sekuensial. Penelitian kuantitatif dilakukan terhadap 45 responden dan menggunakan kuesioner NICU Family
Need Inventory. Analisis data dilakukan dengan mean. Penelitian kualitatif dilakukan terhadap 7 partisipan
dengan menggunakan pedoman wawancara. Analisis data menerapkan teknik content analysis. Penelitian
dilaksanakan di NICU Rumah Sakit Pemerintah Wilayah Bandung Raya. Orang tua memiliki urutan prioritas
kebutuhan terhadap kepastian (M = 3,90), informasi (M = 3,82), kedekatan (M = 3,76), dukungan (M = 3,49),
dan kenyamanan (M = 3,37). Pada penelitian kualitatif didapatkan, orang tua lebih membutuhkan kepastian
terkait jaminan bayinya mendapatkan perawatan terbaik; kebutuhan terhadap informasi jujur, jelas, dan rutin
mengenai kondisi, perkembangan, dan tindakan yang dilakukan terhadap bayi; dan kebutuhan terhadap kedekatan
untuk selalu dekat dan melakukan kontak dengan bayi. Kebutuhan orang tua lebih berfokus pada kesejahteraan
bayi. Dalam melakukan asuhan keperawatan, selain meningkatkan pelayanan terhadap bayi, perawat harus
memerhatikan kebutuhan orang tua terkait jaminan kepastian bayinya mendapatkan perawatan terbaik,
penyampaian informasi dengan komunikasi terbuka, dan menjalin kontak dengan bayi. Dengan mengidentifikasi
kebutuhan orang tua, dapat menuntun perawat mengintegrasikan kebutuhan orang tua kedalam FCC sehingga
orang tua dapat memenuhi kebutuhannya, mendapatkan kepuasan, dan meningkatkan kualitas hidup bayi.
Kata kunci: Bayi sakit kritis, kebutuhan orang tua, perawatan berpusat pada keluarga.

Study of Family Centered Care Needs in Critically Ill Infants Care


in the Neonatal Intensive Care Unit

Abstract
Infants hospitalization in the NICU adversely affect for infants and parents. Efforts can be developed to minimize this
impactisbyapplying family centered care (FCC).The first step isidentifyneedsofparents. In previous study examined
the differences needs of parents. This study aimed to identify the FCC needs in critically ill infants care in the NICU.
The research method was mixed method design with sequential explanatory strategy. The samples in quantitative
research were 45 respondents and using questionnaires NICU Family Need Inventory. Data analysis was done by
mean. Qualitative research using 7 participants and using interview guidelines. Data analysis used analysis content
technique. This research has been carried out in the NICU Government Hospital of Bandung Raya. The quantitative
result indicated that parents with critically ill infants in the NICU need assurance most (M = 3.90), followed by
information (M = 3.82), proximity (M = 3.76), support (M = 3.49), and comfort (M = 3.37). The main themes from
qualitative analysis demonstrated needs of parents in assurance associated with assured the best care possible is
being given to infants; information is honest, clear, and routine regarding condition, prognosis, and procedures that
performed to infants; and proximity to always close and make contact with the infants. Needs of parents are focused
on the wellbeing of their infants. In doing nursing care, beside improving care to the infants, the nurses should pay
attention to needs of parents related the assurance their infants get the best care, open communication, and close
contact with their infants. By identifying the needs of parents in the NICU, it can allow nurses to integrate the needs
of parents into FCC so that parents can meet these needs, get satisfaction, and can improve the quality of life infants.
Keywords: Critically ill infants, family centered care, needs of parents.

JKP - Volume 5 Nomor 2 Agustus 2017 155


Sri Hendrawati : Kajian Kebutuhan Family Centered Care dalam Perawatan Bayu Sakit Kritis

Pendahuluan pertumbuhan dan perkembangan, maka


kemungkinan besar akan terdapat gangguan
Angka kematian bayi di Indonesia masih juga baik pada aspek fisik, emosi, kognitif,
cukup tinggi apabila dibandingkan dengan atau sosial, yang pada akhirnya dapat
negara berkembang lainnya. Berdasarkan menurunkan kualitas hidup neonatus (Vance,
World Health Organization (WHO) tahun 2011). Sejalan dengan penelitian yang
2000, Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia dilakukan Nurhidayah, Hendrawati, Mediani,
sebesar 54 per 1000 kelahiran hidup dan pada dan Adistie (2016), kondisi sakit kronis yang
tahun 2006 menjadi 49 per 1000 kelahiran dihadapi anak dapat memengaruhi kualitas
hidup. Sedangkan menurut data dari Survei hidupnya, baik terhadap kondisi fisik,
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), psikologis, maupun sosial dan kognitif.
AKB di Indonesia pada tahun 2007 sebesar Perawatan bayi di ruang perawatan intensif
34 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini masih bagi orang tua merupakan suatu situasi krisis
jauh dari target Millenium Development yang mengakibatkan pengalaman stres,
Goals (MDGs) tahun 2015, yaitu 23 per 1000 cemas, depresi, dan bahkan dapat mengalami
kelahiran hidup (Kemenkes, 2010). Menurut posttraumatic stress (Cleveland, 2008).
WHO, ditemukan bahwa 29% kematian bayi Hal ini terjadi karena secara psikologis
disebabkan oleh berat badan lahir rendah orang tua belum siap untuk menghadapi
(BBLR). penyakit kritis bayinya. Orang tua mungkin
Bayi baru lahir dapat mengalami perawatan kecewa, mereka mungkin memiliki perasaan
di ruang perawatan intensif dengan berbagai bersalah, kegagalan, putus asa, marah,
alasan masuk, diantaranya prematuritas, ketidakberdayaan, dan hilangnya harga diri.
BBLR, sepsis, kesulitan bernafas, atau Menurut hasil penelitian Shaw et al. dalam
gagal nafas. Perawatan bayi baru lahir di Cleveland (2008), sumber stres orang tua
ruang perawatan intensif memerlukan waktu berawal dari perpisahan dengan bayinya
yang cukup lama, dari beberapa minggu yang baru lahir; ketidakmampuan untuk
hingga beberapa bulan (Mundy, 2010). Bayi membantu, menjaga, dan merawat bayi;
akan terpapar lingkungan yang bervariasi ketidakmampuan melindungi bayi dari nyeri;
dan stimulus berlebihan dengan berbagai penggunaan teknologi serta alat-alat di ruang
prosedur yang dilakukan. Perawatan tersebut intensif; dan kritisnya kondisi bayi.
dapat memberikan dampak negatif bagi bayi Upaya yang dapat dikembangkan untuk
dan orang tuanya. meminimalkan dampak negatif perawatan
Bayi yang lahir dengan berat lahir rendah, tersebut, baik bagi bayi ataupun orang
selainmenyebabkantingginyaangkakematian tua, yaitu dengan mengaplikasikan family
tetapi juga berisiko mengalami gangguan centered care (FCC). FCC merupakan model
kognitif dan memiliki tingkat intelligence perawatan bayi di ruang perawatan intensif,
quotient (IQ) yang lebih rendah (UNICEF, dimana perawat melibatkan orang tua dalam
2012). Bayi yang mendapatkan perawatan merawat bayi yang sakit dengan bimbingan
di rumah sakit, apalagi di ruang perawatan dan arahan dari perawat (Mattsson, Forsner,
intensif, sering mengalami masalah, terutama Castre´n, & Arman, 2013). Model ini
infeksi, stres hospitalisasi, serta gangguan dikembangkan berdasarkan filosofi bahwa
pertumbuhan dan perkembangan. Penelitian orang tua memiliki pengaruh yang besar
Setiasih, Fatimah, dan Rahayu (2013) terhadap kesehatan dan kesembuhan anak
menunjukkan bahwa neonatus, terutama (Mundy, 2010; Trajkovski, Schmied, Vickers,
yang lahir prematur dan dirawat di NICU & Jackson, 2012; & Hiromi, 2012). Pada
rentan mengalami infeksi, sehingga harus model ini, anak dipandang sebagai bagian dari
mendapatkan terapi antibiotik melalui orang tua yang tidak terpisahkan (Mattsson,
pemasangan akses intravena peripherally Forsner, Castre´n, & Arman, 2013).
inserted central catheter (PICC). Lingkungan Family centered care melibatkan orang
perawatan dan prosedur medis tersebut tua dari berperan pasif menjadi berperan
selama fase kritis berkontribusi terhadap aktif untuk terlibat dalam perawatan anaknya
gangguan pertumbuhan dan perkembangan. (Akbarbegloo, Valizadeh, & Asadollahi,
Jika terdapat gangguan dalam proses 2009; Soury-Lavergne et al., 2011; &

156 JKP - Volume 5 Nomor 2 Agustus 2017


Sri Hendrawati : Kajian Kebutuhan Family Centered Care dalam Perawatan Bayu Sakit Kritis

O’Brien et al., 2013). Berdasarkan berbagai mengalami stres yang tinggi akibat berpisah
hasil penelitian, didapatkan bahwa FCC dengan bayinya; merasa tidak berdaya dan
merupakan model yang relatif aman dan tidak mampu untuk melindungi bayinya dari
mudah diterapkan. Selain itu, model ini prosedur perawatan yang menyakitkan; dan
juga terbukti dapat meningkatkan berat ketidakmampuan untuk menyusui bayinya.
badan bayi, menurunkan behavioral stress Penelitian serupa juga dilakukan Mundy
pada bayi, meningkatkan kesejahteraan dan (2010) di salah satu NICU di Amerika,
bonding attachment antara ibu dan bayi, menunjukkan hasil bahwa kebutuhan
menurunkan stres yang dialami orang tua terhadap kepastian merupakan kebutuhan
terkait perawatan bayinya, menurunkan yang paling penting. Kebutuhan tersebut
length of stay (LOS), dan membuat orang diantaranya terdiri dari kebutuhan untuk
tua merasa lebih percaya diri dan kompeten selalu dihubungi petugas kesehatan
dalam merawat bayinya setelah pulang ke mengenai perubahan penting pada kondisi
rumah (Sikorova & Kucova, 2012; Skene, penyakit bayinya, memastikan bahwa
Franck, Curtis, & Gerrish, 2012; Byers et bayinya mendapatkan perawatan terbaik, dan
al., 2012; & O’Brien et al., 2013). Sehingga memastikan bahwa petugas kesehatan peduli
dengan diaplikasikannya FCC, diharapkan terhadap bayinya. Adapun orang tua memilih
dapat juga meningkatkan kualitas hidup kebutuhan terhadap dukungan merupakan
neonatus. kebutuhan yang kurang penting, diantaranya
Langkah pertama untuk mengaplikasikan kebutuhan terhadap dukungan spiritual
model FCC di ruang perawatan intensif dari pemuka agama, dukungan anggota
neonatal adalah dengan mengidentifikasi keluarga lain, dan diskusi dengan sesama
kebutuhan orang tua. Menurut Ward (2001), orang tua yang bayinya dirawat di NICU.
kebutuhan orang tua dibagi kedalam 5 Hasil penelitian berbeda ditunjukkan oleh
hal, yaitu: kebutuhan terhadap informasi Mok dan Leung (2006) di NICU Hongkong,
(information), kebutuhan terhadap kepastian yang menunjukkan hasil bahwa ibu memilih
(assurance), kebutuhan terhadap kedekatan kebutuhan terhadap dukungan perawat
(proximity), kebutuhan terhadap kenyamanan dalam hal berbagi informasi dan komunikasi
(comfort), dan kebutuhan terhadap dukungan efektif merupakan kebutuhan paling penting.
(support). Jika kebutuhan orang tua dapat Sedangkan hasil penelitian Orapiriyakul et
diidentifikasi dengan baik, maka perawat al. (2007) di NICU Thailand, menunjukkan
dapat memberikan dukungan yang tepat bahwa kebutuhan terhadap kedekatan untuk
bagi orang tua dalam memenuhi kebutuhan terlibat dalam perawatan bayi merupakan
tersebut. Dengan terpenuhinya kebutuhan kebutuhan paling penting.
orang tua, dapat meningkatkan kualitas Berbagai hasil penelitian diatas
perawatan yang diberikan oleh perawat di menunjukkan bahwa orang tua dengan bayi
ruang perawatan intensif neonatal, baik yang dirawat di NICU memiliki kebutuhan
kepada anak, orang tua, maupun keluarganya. yang unik dan berbeda. Apa yang perawat
Sebaliknya, respon yang tidak tepat dalam pikirkan mengenai kebutuhan yang paling
menanggapi kebutuhan orang tua, dapat penting bagi orang tua terkadang berbeda dari
menyebabkan orang tua lebih cemas, stres, apa yang dibutuhkan sebenarnya, sehingga
takut, dan kebingungan (Ward, 2001). tidak selalu terjadi ketepatan antara apa yang
Hasil penelitian yang dilakukan Sikorova dibutuhkan orang tua dengan dukungan yang
dan Kucova (2012) mengenai identifikasi diberikan perawat. Menurut hasil penelitian
kebutuhan ibu dengan bayi yang dirawat Vaškelytė dan Butkevičienė (2010),
di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) terdapat perbedaan yang signifikan antara
di Ostrava, Czech Republic, menunjukkan orang tua dan perawat mengenai persepsi
bahwa ibu sangat membutuhkan dukungan terhadap pemenuhan kebutuhan orang tua
dari perawat. Ibu membutuhkan caring dari di NICU. Oleh karena itu, mungkin sulit
perawat untuk berespon dengan baik terhadap bagi perawat untuk secara benar dan tepat
pertanyaan dari orang tua dan melibatkan ibu dalam mengidentifikasi kebutuhan orang tua.
dalam merawat bayinya yang sakit. Jika tidak Dengan demikian, identifikasi kebutuhan
dilibatkan dalam perawatan bayinya, ibu akan orang tua menjadi penting untuk dilakukan

JKP - Volume 5 Nomor 2 Agustus 2017 157


Sri Hendrawati : Kajian Kebutuhan Family Centered Care dalam Perawatan Bayu Sakit Kritis

oleh perawat di NICU sebelum menerapkan kepastian, dan kedekatan selama bayi
model family centered care (Cleveland, 2008 menjalani perawatan di NICU.
& Mundy, 2010). Beberapa penelitian tentang kebutuhan
Observasi peneliti di lapangan orang tua dengan bayi yang dirawat di NICU
menunjukkan bahwa besarnya beban kerja telah dilakukan di beberapa negara, umumnya
perawat dan kesibukan perawat di ruangan di negara-negara Eropa dan Amerika. Hal
terkadang membuat perawat berinteraksi ini akan sangat berbeda dengan kondisi di
dengan keluarga hanya sebatas bertukar Indonesia, karena adanya perbedaan budaya,
informasi mengenai kesehatan bayi. Perawat etnis atau ras, kepercayaan, cara pandang,
berinteraksi dengan orang tua saat meminta dan nilai-nilai yang dianut. Orang Indonesia
persetujuan tindakan. Intervensi yang terkenal dengan kebersamaan, kekeluargaan,
dilakukan lebih berfokus pada penanganan gotong royong, saling membantu, dan ramah
masalah kesehatan bayi dan kurang tamah. Orang Indonesia pun sangat senang
terperhatikan keadaan psikologis orang tua. kalau dekat dengan keluarga (Agus, 2006).
Hasil wawancara pada studi pendahuluan Hal ini memungkinkan orang tua memiliki
dengan tiga orang ibu yang memiliki bayi kebutuhan berbeda, sehingga aplikasi family
yang dirawat di NICU, mengungkapkan centered care pun akan berbeda karena
bahwa kondisi bayi yang membutuhkan kebutuhan yang berbeda tersebut.
perawatan khusus di NICU membuat orang Di Indonesia sendiri, khususnya di RSUP
tua terutama ibu merasakan kehilangan Dr. Hasan Sadikin Bandung dan RSUD
karena bayinya tidak dirawat gabung Majalaya, penelitian terkait kebutuhan orang
bersama ibu. Sementara ibu lain dapat tua untuk mengaplikasikan family centered
dirawat gabung dengan bayinya. Menurut care dalam perawatan bayi sakit kritis di NICU
orang tua, mereka sebenarnya ingin selalu belum pernah dilakukan. Kebutuhan orang
dekat dan berdampingan dengan bayinya tua tidak hanya terkait dengan menghilangkan
untuk mengetahui setiap perubahan masa masalah yang timbul akibat penyakit atau
kritis yang dialami bayinya dan melakukan komplikasi penyakit yang diderita bayinya,
bonding attachment dengan bayinya. Tetapi tetapi juga terkait dengan perawatan bayi
karena di NICU terdapat pembatasan jam agar mencapai kualitas hidup yang terbaik
kunjungan, orang tua tidak dapat masuk bagi bayi dan orang tua serta keluarganya.
untuk menemani bayinya dan mereka hanya Oleh karena itu, maka peneliti memandang
diperbolehkan masuk pada saat jam besuk atau penting untuk menganalisis kebutuhan orang
ketika perawat dan dokter membutuhkannya. tua dengan bayi sakit kritis yang mengalami
Hal ini sering menyebabkan stres orang tua perawatan di NICU sebagai langkah pertama
meningkat sehingga orang tua tidak tenang, untuk dapat mengaplikasikan family centered
kelelahan, tidak ada selera makan, dan care.
mengalami gangguan tidur.
Hasil studi pendahuluan juga menunjukkan
bahwa orang tua juga merasa bingung Metode Penelitian
dengan berbagai teknologi canggih di NICU.
Orang tua ingin mendapatkan informasi Rancangan penelitian yang digunakan dalam
dari perawat mengenai penyakit apa yang penelitian ini yaitu penelitian campuran
diderita bayinya?, bagaimana perkembangan (mixed method). Strategi mixed method
bayinya?, berapa lama akan menjalani yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perawatan di NICU?, kenapa harus dipasang strategi eksplanatoris sekuensial, terdiri dari
peralatan tersebut dan apa tujuannya?, urutan analisis kuantitatif dan kualitatif.
apakah penyakit bayinya bisa sembuh?, dan Sampel pada penelitian ini adalah orang
bagaimana dengan pembiayaannya?. Orang tua, yaitu ibu dengan bayi sakit kritis yang
tua pun merasa perlu untuk selalu meyakinkan mengalami perawatan di NICU. Kriteria
diri dan percaya bahwa bayinya mendapatkan inklusi pada penelitian ini, diantaranya: (1)
perawatan yang terbaik di NICU. Semua hal Ibu biologis dari bayi yang sedang menjalani
ini berkaitan dengan kebutuhan orang tua perawatan di NICU rumah sakit tempat
terkait dukungan, kenyamanan, informasi, penelitian dilakukan, termasuk bayi rujukan

158 JKP - Volume 5 Nomor 2 Agustus 2017


Sri Hendrawati : Kajian Kebutuhan Family Centered Care dalam Perawatan Bayu Sakit Kritis

dari rumah sakit lain, (2) Bayi telah menjalani tersedia dalam bahasa Inggris. Kuisioner
perawatan di NICU selama ≥ 72 jam, (3) Ibu tersebut diterjemahkan kedalam bahasa
telah lebih dari sekali mengunjungi bayinya Indonesia dan kemudian dilakukan adaptasi
di NICU, (4) Dapat melakukan baca tulis, dan penyesuaian yang disesuaikan dengan
(5) Mampu berkomunikasi dengan baik karekteristik responden. Untuk menjaga
dan kooperatif, dan (6) Bersedia menjadi kevalidan instrumen, peneliti menggunakan
responden. Sedangkan yang menjadi kriteria teknik “translation back translation”
eksklusi pada penelitian ini, diantaranya: sesuai panduan WHO. Pengumpulan data
(1) Ibu dengan kondisi fisik yang tidak kualitatif dilakukan melalui wawancara semi
memungkinkan untuk menjadi responden terstruktur dengan menggunakan alat bantu
seperti ibu postpartum atau ibu yang sedang perekam dan pedoman wawancara.
mengalami sakit dan (2) Ibu yang tidakmampu Analisisdatakebutuhanorangtuadilakukan
mengontrol emosi yang dirasakan, seperti dengan menganalisis respon dari responden
menangis dan marah. Teknik pengambilan untuk setiap item pernyataan yang terdapat
sampel menggunakan consecutive sampling. dalam kuisioner NFNI dengan menganalisis
Penelitian dilakukan selama periode bulan nilai mean dan standar deviasi setiap item
Desember 2014 sampai dengan bulan Januari pernyataan dari dimensi kebutuhan. Dimensi
2015. Jumlah sampel yang didapatkan dalam kebutuhan orang tua dengan bayi sakit kritis
penelitian ini yaitu sebanyak 45 responden. yang mengalami perawatan di NICU, meliputi
Sedangkan untuk partisipan penelitian kebutuhan terhadap dukungan (support
kualitatif dalam penelitian ini, diambil dari (S)), kenyamanan (comfort (C)), informasi
sampel penelitian kuantitatif. Adapun jumlah (information (I)), kedekatan (proximity (P)),
partisipan yang dibutuhkan dalam penelitian dan kepastian (assurance (A)). Penyajian
kualitatif ini sebanyak 7 (tujuh) partisipan data disusun berdasarkan item yang paling
sehingga mencapai saturasi data, yaitu tinggi nilai mean-nya. Dengan cara tersebut
partisipan pada suatu titik kejenuhan dimana dapat diketahui item dari dimensi kebutuhan
tidak ada informasi baru yang didapatkan dan mana yang paling penting sampai tidak
pengulangan data telah dicapai. Penelitian penting bagi orang tua dengan bayi sakit
dilakukan di NICU RSUP Dr. Hasan Sadikin kritis yang mengalami perawatan di NICU
Bandung dan RSUD Majalaya. berdasarkan nilai mean-nya. Analisis data
Pengumpulan data kuantitatif dilakukan kualitatif yang digunakan dalam penelitian
dengan pengisian kuesioner NICU Family ini adalah analysis content yang terdiri dari
Needs Inventory (NFNI) yang berisi 56 proses pengumpulan data (data collection),
pernyataan yang berhubungan dengan reduksi data (data reduction), penyajian data
kebutuhan keluarga, dalam hal ini orang (data display), dan penarikan kesimpulan atau
tua, dengan memberikan check list (√) verifikasi (conclusion drawing/verification)
pada kuesioner yang disediakan. Kuisioner (Creswell, 2009).
menggunakan skala likert dengan rentang 1- Sebelum pelaksanaan pengumpulan data,
4, dengan nilai 1 = tidak penting, 2 = cukup peneliti mengajukan persetujuan etik di
penting, 3 = penting, dan 4 = sangat penting. Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas
Sebanyak 56 pernyataan dalam NFNI Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung
merepresentasikan 5 dimensi kebutuhan. Lima dan ijin penelitian di bagian pendidikan dan
kebutuhan tersebut terdiri dari kebutuhan penelitian (Diklit) RSUP Dr. Hasan Sadikin
terhadap dukungan (support), kenyamanan Bandung dan RSUD Majalaya. Peneliti juga
(comfort), informasi (information), kedekatan memerhatikan prinsip-prinsip dasar etika
(proximity), dan kepastian (assurance). Uji penelitian menurut Polit dan Beck (2008)
validitas dan reliabilitas instrumen telah yang meliputi: menghormati harkat dan
dilakukan oleh Ward (2001). Content validity martabat manusia (respect for human dignity),
dilakukan kepada ahli dan uji reliabilitas menghormati privasi dan kerahasiaan
dilakukan dengan uji instrumen yang subjek penelitian (respect for privacy and
kemudian dianalisis dengan menggunakan confidentiality), keadilan dan inklusivitas
Cronbach’s alpha, dan dihasilkan nilai 0.928. (respect for justice and inclusiveness), serta
Original version dari kuisioner tersebut memperhitungkan manfaat dan kerugian

JKP - Volume 5 Nomor 2 Agustus 2017 159


Sri Hendrawati : Kajian Kebutuhan Family Centered Care dalam Perawatan Bayu Sakit Kritis

Tabel 1 Nilai Mean Kebutuhan Orang Tua dengan Bayi Sakit Kritis yang Mengalami Perawatan
di NICU RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dan RSUD Majalaya (n = 45)

Standar Deviasi
Demensi Kebutuhan Range Nilai Mean (M)
(SD)
Kepastian 3,78 – 4,00 3,90 0,12
Informasi 3,70 – 3,98 3,82 0,15
Kedekatan 3,11 – 3,96 3,76 0,14
Dukungan 2,98 – 3,88 3,49 0,16
Kenyamanan 2,91 – 3,98 3,37 0,24

yang ditimbulkan (balancing harms and ini. Tema-tema berikut ini merupakan
benefits). kebutuhan paling penting yang dirasakan
oleh ibu berdasarkan masing-masing dimensi
kebutuhan.
Hasil Penelitian Berdasarkan dimensi kepastian,
didapatkan 3 tema kebutuhan yang dirasakan
Hasil Penelitian Kuantitatif ibu sebagai kebutuhan paling penting, yaitu:
Berikut ini adalah tabel yang menyajikan (1) Jawaban yang jujur atas pertanyaan
nilai mean kebutuhan orang tua dengan bayi yang diajukan mengenai kondisi bayi
sakit kritis yang mengalami perawatan di Partisipan mengharapkan mendapatkan
NICU terhadap setiap dimensi kebutuhan informasi yang sejujur-jujurnya dan tidak
yang diukur berdasarkan kuisioner NFNI dari ditutup-tutupi dari perawat mengenai
Ward (2001). kondisi bayinya. Berikut ungkapan beberapa
Pada tabel 1 diatas terlihat bahwa partisipan:
kebutuhan orang tua dengan bayi sakit kritis “... terus informasi juga kalau bisa mah
yang mengalami perawatan di NICU, yang mendingan informasi teh jelas, misalkan
nilai mean-nya paling tinggi terdapat pada “Ibu, ini ade teh kondisinya sekarang begini..,
dimensi kebutuhan terhadap kepastian yakni begini.. atau misalkan “Kemungkinan
sebesar 3,90 (SD = 0,12). Adapun dimensi nya begini.., begini..” atau misalkan ya
kebutuhan dengan nilai mean paling rendah gimanalah apa yang harus saya tau, ya
terdapat pada dimensi kebutuhan terhadap disampaikan sejelas-jelasnya, jangan ada
kenyamanan dengan nilai mean 3,37 (SD = yang ditutup-tutupi ...” (P.4)
0,24). Kebutuhan terhadap kepastian yaitu
kebutuhan untuk mendapatkan jawaban Keberadaan keluarga yang memiliki
yang jujur atas pertanyaan yang diajukan bayi dengan sakit kritis dapat menimbulkan
mengenai kondisi bayi (M = 4,00 dan SD perasaan ketidakpastian akan masa depan
= 0,00), merasa yakin bahwa perawatan sehingga keluarga terutama orang tua
terbaik diberikan kepada bayi (M = 3,98 membutuhkan dukungan dan perhatian
dan SD = 0,15), dan memiliki harapan untuk dari petugas kesehatan untuk harapan anak
kesembuhan bayi (M = 3,98 dan SD = 0,15) kedepannya. Berikut ungkapan beberapa
merupakan kebutuhan paling penting yang partisipan:
dirasakan oleh orang tua dengan bayi sakit
kritis yang mengalami perawatan di NICU. “... Ya semua informasi tentang keadaan
ade harus dikasih tau ke orang tua sejelas-
jelasnya sesuai keadaan supaya orang tua
Hasil Penelitian Kualitatif teh tau apa yang terjadi, terus harapan
Berikut ini merupakan tema-tema yang kedepannya seperti apa ...” (P.5)
teridentifikaai dari ke-5 dimensi kebutuhan “... Iya saya juga suka tanya nanti
tersebut berdasarkan hasil wawancara semi kemungkinan anak saya sembuh terus nanti
terstruktur dengan 7 (tujuh) orang partisipan kedepannya bagaimana? ...” (P.7)
dari 45 orang responden dalam penelitian

160 JKP - Volume 5 Nomor 2 Agustus 2017


Sri Hendrawati : Kajian Kebutuhan Family Centered Care dalam Perawatan Bayu Sakit Kritis

(2) Jaminan dalam penanganan bayi hari ke orang tua. Jadi tidak hanya saat ada
Merasa yakin dan percaya bahwa bayi perubahan atau mau dilakukan tindakan.
mendapatkan perawatan terbaik merupakan Tapi, naik turunnya kondisi bayi juga harus
salah satu jaminan dalam penanganan setiap hari lah dikabarkan ke orang tua ...”
bayi bagi partisipan. Hal ini dibutuhkan (P.2)
partisipan untuk merasa tenang dan yakin “... informasi tentang perawatan
bahwa bayinya mendapatkan pelayanan dan ade, kumaha-kumahana kondisi ade
penanganan terbaik, sehingga bayinya berada teh, perkembangannana kumaha..
dalam kondisi yang tenang dan nyaman. kemungkinannana kumaha ...” (P.6)
Jaminan tersebut diperoleh misalnya dengan
kehadiran orang tua di dekat anak pada saat Berbagai tindakan medis dan perawatan
dilakukan tindakan. Sebagaimana yang dilakukan untuk mengatasi keadaan kritis
diungkapkan partisipan berikut: pada bayi di NICU. Hal ini bagi partisipan
“... Tapi menurut saya penting juga merupakan salah satu faktor yang terkait
untuk tau apa yang dilakukan, seperti di dengan kecemasan yang dirasakan, maka
IGD mah kan boleh nemenin terus lihat dari itu setiap akan dilakukan tindakan
tindakan dilakukan. Itu teh untuk mastiin medis ataupun perawatan harus dijelaskan
kalau tindakan yang dilakukan teh apa gitu tujuannya, manfaatnya, dan risiko atau efek
....” (P.2) samping yang mungkin muncul. Sebagaimana
“... Untuk perawatan bayi juga perawatnya yang diungkapkan oleh partisipan berikut:
sigap.. Jadi saya percaya bahwa perawatan “... Alhamdulillah, selama perawatan di
anak saya terjamin. Eemmhh.. Hal itu sangat NICU ini, eemmhh.. Saya selalu dikasih tau
penting bagi saya ...” (P.3) kalau setiap akan dilakukan tindakan, terus
dikasih penjelasan gimana manfaat terus
(3) Penjelasan terhadap hal-hal yang kemungkinannya gimana ...” (P.2)
tidak dimengerti “... Terus dijelasin, ini alat yang mau
Jika terdapat hal-hal yang tidak dimengerti dipasang ini untuk bantu nafas, terus nanti
terkait kondisi bayinya, partisipan bisa dilihat dari monitor ini kemajuannya,
membutuhkan penjelasan dari dokter terus nanti respon bayinya gimana.. Nya itu
atau perawat yang menangani bayinya. dijelaskan ...” (P.7)
Sebagaimana terungkap dari partisipan
berikut ini: (2) Inisiatif perawat untuk menyampaikan
“... Waktu itu pernah tidak dijelaskan informasi dengan cara yang baik
secara detail proses operasinya, akhirnya Perawat harus berkomunikasi dengan
kita yang nanya-nanya. Terus dijelaskan ...” menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
(P.3) orang tua. Partisipan mengharapkan perawat
dapat memberikan informasi secara rutin atas
Berdasarkan dimensi informasi, inisiatifnya sendiri dan cara penyampaiannya
didapatkan 3 tema kebutuhan yang dirasakan pun baik, tanpa diminta. Berikut ungkapan
ibu sebagai kebutuhan paling penting, yaitu: beberapa partisipan:
(1) Informasi yang jelas mengenai “... Tapi lebih bagus lagi perkembangan
kondisi, perkembangan, dan tindakan yang ade teh dikasih tau ke orang tua setiap hari
dilakukan terhadap bayi pada saat besuk. Misalnya “Ibu kondisi
Kondisi bayi pada saat dirawat di NICU ade teh sekarang begini.. begini..” jadi kan
merupakan kondisi kritis. Kebutuhan tenang. Tapi kalau kita bertanya ke perawat
informasi pada partisipan tidak hanya mah suka dijelaskan itu juga, tapi harus
diperlukan pada saat terjadi perubahan nanya dulu ...” (P.1)
kondisi. Kebutuhan informasi ini sangat
dibutuhkan oleh partisipan setiap harinya. (3) Terlibat dalam membuat keputusan
Pemberian informasi ini harus jelas dan tentang rencana perawatan bayi
diberikan secara rutin. Hal ini terungkap dari Bayi dengan kondisi kritis membutuhkan
partisipan berikut: berbagai tindakan medis dan perawatan.
“... Informasi juga perlu diberi tau setiap Partisipan merasa perlu untuk terlibat

JKP - Volume 5 Nomor 2 Agustus 2017 161


Sri Hendrawati : Kajian Kebutuhan Family Centered Care dalam Perawatan Bayu Sakit Kritis

dalam membuat keputusan tentang rencana ungkapan partisipan:


perawatan bayi. Seperti yang diungkapkan “... kalau ada apa-apa mah nanti perawat
oleh beberapa partisipan berikut: atau dokternya nelpon ibu atau bapak …”
“... Terus, setelah itu orang tua dilibatkan (P.1)
dalam setiap memutuskan tindakan. Kaya
waktu itu, eeuuhh.. Kan mau dipasang buat Berdasarkan dimensi dukungan, didapatkan
bantu nafas teh apa namanya..?, eeuuhh.. 3 tema kebutuhan yang dirasakan ibu sebagai
venti.. ventilator nya?.. Itu dijelasin untuk kebutuhan paling penting, yaitu:
apa, terus nanti respon dede gimana- (1) Dukungan Keluarga
gimananya dikasih tau ...” (P.2) Pada penelitian ini semua partisipan
mendapatkan dukungan dari keluarga.
Berdasarkan dimensi kedekatan, Peneliti menemukan bahwa partisipan
didapatkan 3 tema kebutuhan yang dirasakan membutuhkan keluarga sebagai sumber
ibu sebagai kebutuhan paling penting, yaitu: dukungan, baik secara moril ataupun materil.
(1) Berada di dekat bayi yang sakit Berikut ungkapan dari partisipan:
Ketika ada salah satu anak yang dirawat, “... Dukungan keluarga sangat saya rasakan.
apalagi dirawat di ruang perawatan intensif, Kakak saya, uwa nya anak-anak, bantu saya
partisipan menginginkan dekat dengan anak rawat kakak-kakaknya supaya saya fokus
yang dicintainya. Hal ini karena jika terjadi ke perawatan ade di sini. Terus yang saya
sesuatu yang tidak diinginkan terhadap rasakan lagi, pernah waktu itu tengah malam
bayi, maka partisipan merasa dirinya akan jam 1-an, saya dihubungi oleh NICU karena
menyesal apabila tidak berada di dekat ada tindakan yang harus dilakukan segera,
bayinya. Seperti yang diungkapkan oleh sementara ayahnya di luar kota, jadi saat itu
beberapa partisipan sebagai berikut: saya butuh sekali keluarga untuk menemani
“... Tapi kalau bisa mah, ibu bisa saya ke sini karena kalau sendiri saya tidak
berkunjung tidak hanya jam besuk aja berani di jalannya. Jadi keluarga sangat
walaupun hanya sekedar lihat ade dari kaca membantu dan saya butuhkan ...” (P.3)
jendela ... Eeuuhh.. Tapi kan da gordennya
juga tidak dibuka, padahal kalau bisa dibuka (2) Dukungan spiritual
aja sedikit, biar bisa lihat kondisi ade setiap Dukungan spiritual sangat dibutuhkan
saat dari kaca jendela ...” (P.1) partisipan, terutama dukungan untuk
mendoakan kesembuhan bayi. Berikut
(2) Kontak dengan bayi ungkapan dari beberapa partisipan:
Perawatan bayi di ruang perawatan intensif “... Saya selalu doa untuk kesembuhan ade.
menyebabkan bayi minim mendapat sentuhan Keluarga juga sama. Mudah-mudahan ade
dan komunikasi dari orang tua. Bagi partisipan cepet pulih ...” (P.3)
dapat kontak dengan bayinya merupakan
salah satu kebutuhan yang diharapkan dapat Dalam menghadapi kondisi perawatan
dipenuhinya. Berikut merupakan ungkapan bayinya yang sedang sakit kritis di NICU,
partisipan: partisipan hanya bisa berusaha secara
“... Kalau diijinkan saya suka mengelus- maksimal, berdoa, dan berserah diri kepada
elus ade, eeuuhh.. Atau kadang pas besuk Allah SWT sehingga merasa menjadi lebih
perawatnya lagi ngurus ade, saya suka dekat dengan sang pencipta. Hal ini terungkap
lihat dan sedikit banyak bisa sambil belajar dari pernyataan partisipan:
cara merawat ade, kan sekarang, eemmhh.. “... Saat seperti ini saya hanya bisa berdoa
Kondisinya beda neng, ade lagi sakit jadi dan pasrah. Saya yakin Allah maha tau
ngerawatnya juga harus hati-hati ...” (P.1) apa yang terbaik untuk anak saya jadi saya
serahkan semuanya pada Nya walaupun ari
(3) Diberitahukan mengenai perubahan manusia mah kadang saya suka berpikiran
penting kondisi bayi kenapa harus anak saya, tapi ya mungkin
Bagi partisipan perubahan penting mengenai ini sudah takdirnya jadi diserahkan lagi ke
kondisi bayi juga dibutuhkan oleh orang tua Allah ...” (P.7)
untuk memastikan kondisi bayinya. Berikut

162 JKP - Volume 5 Nomor 2 Agustus 2017


Sri Hendrawati : Kajian Kebutuhan Family Centered Care dalam Perawatan Bayu Sakit Kritis

(3) Dukungan sesama orang tua perhatian. Dokternya juga sama seperti itu
Dukungan sesama orang tua yang memiliki ...” (P.4)
bayi dalam kondisi yang sama dapat
memberikan penguatan tersendiri kepada Penerimaan baik tersebut salah satunya
partisipan. Dukungan tersebut diantaranya dapat terlihat dari perawat yang membantu
melalui berbagi pengalaman dan perasaan ibu untuk menemukan solusi dari masalahnya
yang dirasakan terkait perawatan bayi terkait perawatan bayinya. Berikut ungkapan
mereka. Sebagaimana yang diungkapkan beberapa partisipan:
partisipan berikut ini: “... Kalau pada intinya mah dukungan
“... Terus suka denger juga pengalaman perawatnya sudah baik nya neng. Seperti
dari orang tua lain, perkembangan bayinya yang ibu katakan tadi, kalau ibu sedang besuk
bagus, kan kita juga tenang, berarti masih kalau pas kebetulan perawat lagi ngurus
ada harapan, jadi semangat.. Ada nenek- ade, ibu suka lihat dan lihat bagaimana
nenek yang tanya, “Kenapa ceunah bayinya?. cara merawat ade yang lagi sakit. Eeuuhh..
Dirawat di NICU?”. Terus saya jawab “Iya, Perawatnya juga suka ngasih tau bagaimana
radang paru”. Terus nenek itu bilang lagi, caranya kan beda kondisinya walaupun saya
“Cucu ibu juga dulu radang paru dan dirawat sudah punya 4 anak, tapi kan ngerawat anak
di NICU, sekarang anaknya sehat, tidak apa- sakit mah, apalagi bayi kan beda nya neng
apa”. Jadi plong ke kita nya tuh ...” (P.2) ...” (P.1)
Dengan saling bertukar cerita dengan (2) Perawat memperlakukan bayi dengan
sesama orang tua lainnya, maka partisipan baik dan peduli
pun merasakan ada teman yang senasib Selain penerimaan yang baik dari petugas
sepenanggungan. Sehingga partisipan kesehatan terhadap orang tua, partisipan
merasa bahwa dirinya tidak sendiri dalam juga merasakan bahwa perawat juga harus
menghadapi kondisi ini. Berikut ungkapan memperlakukan bayi dengan baik serta
partisipan: memiliki rasa kepedulian terhadap bayi.
“... di sini juga saat ibu besuk kan suka Pada saat partisipan menyaksikan perawat
ketemu sama keluarga lainnya yang lagi memperlakukan bayinya dengan baik
besuk atau nungguin juga anaknya yang sakit dan penuh rasa peduli, maka hal ini dapat
yang dirawat di NICU atau PICU, ibu suka membuat partisipan menjadi lebih tenang.
cerita-cerita sama mereka. Eeuuhh.. Nya Berikut pernyataan partisipan:
ieu neng apa namanya, eemmhh.. Berbagi “... Iya, saya juga kadang kalau lagi besuk
pengalaman kumaha-kumahana. Jadi ibu teh suka kebetulan lihat perawat yang sedang
merasa asa ada temen juga ...” (P.1) merawat anak saya, kaya gantiin popok gitu..
Berdasarkan dimensi kenyamanan, Perawatnya memperlakukan anak dengan
didapatkan 3 tema kebutuhan yang dirasakan baik, suka di ajak ngobrol juga anaknya, jadi
ibu sebagai kebutuhan paling penting, yaitu: tenang ke saya nya gitu …” (P.3)
(1) Penerimaan yang baik dari petugas
kesehatan terhadap orang tua (3) Ruang tunggu dan fasilitasnya yang
Bagi partisipan, penerimaan perawat yang memadai
baik dapat membuatnya merasa dihargai Ruang tunggu merupakan salah satu
dan dianggap sebagai bagian dari perawatan kebutuhan apalagi bagi orang tua yang
bayinya. Penerimaan petugas kesehatan, tinggal jauh dari rumah sakit. Perawatan
baik dari perawat maupun dokter terhadap bayi di NICU membuat partisipan tidak mau
orang tua sudah baik. Hal ini terungkap dari meninggalkan rumah sakit walaupun hanya
partisipan: sebentar. Partisipan senantiasa menunggu
“... semua stafnya, perawat dan dokternya kabar perkembangan bayi walaupun dirinya
ramah dan baik sama orang tua. Kalau ada sampai merasakan sakit, kurang tidur, dan
hal yang ditanyakan terkait kondisi dan kelelahan. Partisipan mengungkapkan
perawatan anak, ya perawat atau dokter bahwa ruang tunggu harus dilengkapi kamar
menjelaskannya ke orang tua ...” (P.3) mandi, tempat ibadah, kursi tunggu, tempat
“... perawatnya ramah, eemmhh.. Terus memompa ASI bagi ibu, dan lain-lain.

JKP - Volume 5 Nomor 2 Agustus 2017 163


Sri Hendrawati : Kajian Kebutuhan Family Centered Care dalam Perawatan Bayu Sakit Kritis

Berikut ungkapan beberapa partisipan: (Bialoskurski, Cox, & Wiggins, 2002; Mok
“... Iya kalau bisa mah ada ruangan untuk & Leung, 2006; & Sikorova & Kucova,
yang nunggu, karena di sini kan pasien penuh 2012) menunjukkan bahwa kebutuhan
terus. Ada sih ruang tunggu, eeuuhh.. Tapi terhadap informasi merupakan kebutuhan
kalau hujan, kehujanan terus penuh sama yang dirasakan oleh orang tua sebagai
pasien lain juga yang berobat jalan terus kebutuhan yang paling penting. Sedangkan
nginep disitu karena rumahnya jauh ...” (P.1) dalam penelitian ini, orang tua menilai bahwa
kebutuhan terhadap informasi merupakan
“... Menurut saya yang penting mah itu tuh kebutuhan yang menempati urutan ke-2
fasilitas kamar mandi dan mushola, terus kebutuhan paling penting setelah kebutuhan
ada tempat untuk ibu mompa ASI. Jadi ada terhadap kepastian. Meskipun demikian, nilai
tempatlah setidaknya buat kita nunggu.. mean untuk kebutuhan terhadap informasi
eemmhh.. Ini juga mesjid ada, tapi jauh di menunjukkan nilai 3,82 yang berarti bahwa
ujung sana (sambil nunjuk ke arah mesjid).. kebutuhan terhadap informasi masih
Kalau bisa mah ada mushola di dekat sini.. merupakan kebutuhan orang tua yang dinilai
Kamar mandi juga harus antri kan terbatas sangat penting.
...” (P.2) Pada penelitian ini kebutuhan terhadap
kepastian, informasi, dan kedekatan
merupakan kebutuhan yang paling penting
Pembahasan bagi orang tua. Kemungkinan pada saat
itu merupakan waktu ketika orang tua dari
Hasil penelitian ini tentang kebutuhan orang bayi dengan sakit kritis yang mengalami
tua untuk mengaplikasikan family centered perawatan di NICU mengalami perasaan
care dengan bayi sakit kritis yang mengalami shock, antisipasi, dan ketidakyakinan
perawatan di NICU, menunjukkan bahwa terhadap kondisi dan prognosis bayi.
kebutuhan terhadap kepastian merupakan Lingkungan NICU dapat menyebabkan stres,
kebutuhan paling penting bagi orang tua (M baik pada orang tua maupun bayi. Bahkan
= 3,90 dan SD = 0,12) yang kemudian diikuti orang tua dapat mengalami post traumatic
oleh prioritas kebutuhan terhadap informasi stress diasorder (PTSD), kecemasan, sampai
(M = 3,82 dan SD = 0,15), kedekatan (M = depresi (Carter, Mulder, Bartram et al., 2003;
3,76 dan SD = 0,14), dukungan (M = 3,49 dan Ahn & Kim, 2007; Turan, Başbakkal, &
SD = 0,16), dan kenyamanan (M = 3,37 dan Ozbek, 2008; McAdam, & Puntillo, 2009;
SD = 0,24). Hasil penelitian ini menempatkan Latour, Hazelzet, Duivenvoorden, & Van
prioritas kebutuhan terhadap kepastian, Goudoever, 2010; & Hunt, 2011). Menurut
informasi, dan kedekatan diatas kebutuhan Buus-Frank (2011), stres dapat disebabkan
terhadap dukungan dan kenyamanan. Hal karena perpisahan dengan bayinya, informasi
ini sesuai dengan berbagai hasil penelitian yang tidak jelas, ketidakpastian prognosis
yang dilakukan dengan menggunakan NFNI bayi, kondisi lingkungan perawatan, prosedur
(Ward, 2001; Nicholas, 2006; Orapiriyakul et tindakan yang dilakukan terhadap bayi, dan
al., 2007; & Mundy, 2010). perilaku dan komunikasi antara petugas
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesehatan dan orang tua yang tidak efektif.
orang tua, yang dalam hal ini diwakili oleh Keadaan tersebut di atas mendorong orang
ibu dengan bayi sakit kritis yang mengalami tua untuk mencari kepastian akan kondisi
perawatan di NICU menilai bahwa kebutuhan bayinya dengan mengumpulkan informasi
terhadap kepastian merupakan kebutuhan yang adekuat mengenai kondisi bayinya,
yang paling penting diantara kebutuhan dan berusaha untuk selalu dekat dengan
lainnya. Penelitian lain (Ward, 2001; Lam bayinya untuk memastikan bahwa bayinya
& Beaulieu, 2004; Nicholas, 2006; Yang, mendapatkan perawatan yang terbaik. Hal
2008; & Mundy, 2010) juga menunjukkan ini sesuai dengan hasil penelitian ini yang
hasil yang sama, yang menempatkan menempatkan kebutuhan untuk mendapatkan
kebutuhan terhadap kepastian merupakan jawaban yang jujur atas pertanyaan yang
kebutuhan paling penting diantara kebutuhan diajukan mengenai kondisi bayi (M =
lainnya. Adapun dalam penelitian lainnya 4,00 dan SD = 0,00), merasa yakin bahwa

164 JKP - Volume 5 Nomor 2 Agustus 2017


Sri Hendrawati : Kajian Kebutuhan Family Centered Care dalam Perawatan Bayu Sakit Kritis

perawatan terbaik diberikan kepada bayi (M utama dari budaya timur itu sendiri adalah
= 3,98 dsn SD = 0,15), dan memiliki harapan familism, dekat dengan keluarga (Yang,
untuk kesembuhan bayi (M = 3,98 dan SD = 2008). Hal ini merupakan karekteristik
0,15) merupakan 3 kebutuhan paling penting sosial yang unik, dimana individu lebih
diantara kebutuhan-kebutuhan lainnya. mengutamakan kedekatan dengan keluarga,
Sementara itu berdasarkan hasil penelitian saling ketergantungan, dan menjunjung tinggi
ini, ibu memilih kebutuhan terhadap kekerabatan. Karekteristik budaya timur ini
kenyamanan merupakan kebutuhan dengan lebih mengutamakan kepentingan keluarga
prioritas paling rendah, yang ditunjukkan sehingga individu rela mengorbankan
oleh nilai mean secara keseluruhan pada kebutuhan masing-masing demi kepentingan
dimensi ini menempati nilai terendah (M keluarga. Dengan demikian maka dukungan
= 3,37 dan SD = 0,24). Hal ini terjadi dari keluarga, kerabat, atau teman merupakan
mungkin dapat disebabkan oleh orang sumber dukungan utama. Berbeda dengan
tua lebih mengutamakan untuk berfokus budaya barat yang lebih mengutamakan
terhadap kondisi bayinya yang sedang kepentingan pribadi, sehingga dukungan
dalam kondisi kritis, sehingga orang tua dari luar termasuk dukungan keluarga bukan
tidak terlalu memerhatikan kebutuhan merupakan suatu kebutuhan yang penting
dirinya sendiri termasuk kebutuhan bagi mereka.
terhadap kenyamanannya. Orang tua rela Penelitian ini juga diikuti oleh penelitian
mengorbankan kebutuhannya demi bayinya. kualitatif, yang dilakukan dengan melakukan
Sehingga kebutuhan yang sifatnya pribadi wawancara semi terstruktur kepada orang
mendapatkan prioritas yang rendah. Orang tua yang diwakili oleh ibu biologis dari
tua lebih mementingkan keselamatan bayi bayi. Penelitian kualitatif ini menunjukkan
dan hal-hal yang berhubungan dengan hasil tidak jauh berbeda dengan penelitian
perkembangan kondisi bayinya. Walaupun kuantitatif. Pada penelitian kualitatif pun
kalau ditinjau dari nilai mean, hal ini didapatkan bahwa kebutuhan terhadap
menunjukkan bahwa kebutuhan terhadap kepastian, informasi, kedekatan, dukungan,
kenyamanan juga masih merupakan dan kenyamanan merupakan kebutuhan yang
kebutuhan yang penting bagi orang tua. orang tua harapkan dapat terpenuhi ketika
Penelitian ini menunjukkan hasil yang bayinya sedang menjalani perawatan di
berbeda dengan penelitian serupa yang NICU. Berdasarkan hasil penelitian kualitatif
dilakukan oleh Ward (2001), Nicholas (2006), ini dihasilkan beberapa tema dari setiap
dan Mundy (2010). Beberapa penelitian dimensi kebutuhan orang tua. Tema-tema
tersebut menempatkan kebutuhan terhadap yang dihasilkan dari penelitian kualitatif
dukungan merupakan kebutuhan yang ini mendukung hasil penelitian kuantitatif
memiliki prioritas paling rendah dan dinilai karena pada penelitian kualitatif ini tergambar
sebagai kebutuhan yang kurang penting lebih jelas setiap kebutuhan yang orang tua
dirasakanorangtua.Sementarapadapenelitian harapkan.
ini kebutuhan terhadap dukungan (M = 3,49 Apabila kebutuhan orang tua terpenuhi
dan SD = 0,16) masih merupakan kebutuhan maka dapat menurunkan gejala PTSD,
yang dirasakan penting bagi orang tua. kecemasan, dan depresi pada orang tua
Perbedaan hasil penelitian ini kemungkinan (McAdam & Puntillo, 2009). Dengan
disebabkan oleh perbedaan latar belakang mengidentifikasi kebutuhan orang tua, maka
budaya. Ward (2001), Nicholas (2006), dan dapat meningkatkan kualitas perawatan yang
Mundy (2010) melakukan penelitian terhadap diberikan di NICU. Terkadang dukungan
responden dengan latar belakang budaya yang diberikan perawat kepada orang tua
barat, sementara itu penelitian yang peneliti cenderung berdasarkan persepsi perawat
lakukan ini dilakukan pada responden yang dibandingkan dengan kebutuhan aktual yang
memiliki budaya ketimuran. Tentu saja hal dirasakan orang tua (Turan, Başbakkal, &
ini dapat memberikan hasil yang berbeda. Ozbek, 2008).
Semua responden dalam penelitian ini Kebutuhan terhadap kepastian dalam hal
berasal dari suku sunda yang menjunjung ini merupakan kebutuhan orang tua untuk
tinggi adat dan budaya timur. Karekteristik merasa percaya diri, aman, dan memiliki

JKP - Volume 5 Nomor 2 Agustus 2017 165


Sri Hendrawati : Kajian Kebutuhan Family Centered Care dalam Perawatan Bayu Sakit Kritis

harapan positif tentang kondisi dan prognosis Perasaan ketidakpastian yang dirasakan
bayinya, dan terjalin hubungan saling percaya orang tua dapat diminimalisir dengan peran
antara orang tua dan sistem pelayanan perawat untuk menciptakan lingkungan
kesehatan. Kebutuhan terhadap kepastian yang saling percaya dan mendukung dimana
merupakan prioritas kebutuhan orang tua keluarga diakui sebagai bagian integral
yang paling penting berdasarkan hasil dari perawatan bayi dan pemulihannya;
penelitian ini. Menurut hasil kajian kebutuhan memberikan jaminan bahwa bayi
orang tua dengan menggunakan NFNI dalam mendapatkan perawatan yang terbaik
penelitian ini, dihasilkan bahwa kebutuhan dengan memberikan penjelasan prognosis
yang paling penting adalah kebutuhan bayi kedepannya, tindakan yang dilakukan
untuk mendapatkan jawaban yang jujur atas pada bayi, dan perkembangan kondisi bayi;
pertanyaan yang diajukan mengenai kondisi menunjukkan kompetensi dalam merawat
bayi (M = 4,00 dan SD = 0,00), merasa yakin bayi; menghargai kehadiran orang tua;
bahwa perawatan terbaik diberikan kepada menjalin hubungan baik dengan orang tua;
bayi (M = 3,98 dan SD = 0,15), dan memiliki sikap empati; dan hadir pada saat orang tua
harapan untuk kesembuhan bayi (M = 3,98 membutuhkan bantuan karena orang tua
dan SD = 0,15). Ketiga pernyataan tersebut ingin diyakinkan bahwa perawatan sebaik
merupakan dimensi kebutuhan terhadap mungkin diberikan kepada bayinya. Hal ini
kepastian. dapat memfasilitasi peningkatan pemahaman
Hasil penelitian tersebut didukung oleh dan persepsi yang realistik orang tua terhadap
hasil penelitian kualitatif yang juga dilakukan kondisi kritis bayinya.
pada penelitian ini. Berdasarkan hasil Kebutuhan terhadap informasi merupakan
penelitian kualitatif didapatkan tema utama kebutuhan orang tua untuk mendapatkan
untuk dimensi kepastian ini yaitu jawaban informasi yang realistik tentang kondisi bayi,
yang jujur mengenai kondisi bayi, jaminan meliputi kebutuhan untuk terlibat aktif dalam
dalam penanganan bayi, dan penjelasan perawatan bayinya dan kebutuhan untuk
terhadap hal-hal yang tidak dimengerti. kontak dengan dokter dan perawat yang
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil merawat bayinya. Orang tua yang memiliki
penelitian kualitatif yang dilakukan Lam and bayi yang dirawat di NICU, mengharapkan
Beaulieu (2004) yang menghasilkan tema untuk mendapatkan informasi yang akurat,
utama tentang kebutuhan terhadap jaminan mudah dimengerti, dan terlibat dalam proses
atau keyakinan bahwa anggota keluarga yang pengambilan keputusan (Nicholas, 2006
sedang sakit mendapatkan perawatan terbaik. & Cleveland, 2008). Pada hasil penelitian
Dari penelitian kualitatif ini tereksplorasi ini didapatkan bahwa kebutuhan informasi
bahwa selama bayi menjalani perawatan yang paling penting berdasarkan penelitian
di NICU, orang tua sangat mengharapkan kuantitatif yaitu kebutuhan untuk mengetahui
mendapatkan informasi yang sejujur-jujurnya secara jelas apa yang sedang dilakukan kepada
dari perawat atau dokter mengenai kondisi bayi (M = 3,98 dan SD = 0,15), mengetahui
bayinya, jadi jangan sampai ada sesuatu yang alasan mengapa suatu tindakan dilakukan
ditutup-tutupi atau disembunyikan. Lebih terhadap bayi (M = 3,98 dan SD = 0,15),
baik semua informasi mengenai kondisi dan mengetahui bagaimana pengobatan yang
bayi disampaikan kepada orang tua tentang dilakukan kepada bayi (M = 3,98 dan SD =
baik-buruknya. Selain itu, merasa yakin dan 0,15). Hasil penelitian kuantitatif tersebut
percaya bahwa bayi mendapatkan perawatan didukung oleh hasil penelitian kualitatif.
terbaik merupakan salah satu jaminan dalam Penelitian kualitatif menghasilkan tema yang
penanganan bayi bagi orang tua. Hal ini dapat terdiri dari informasi yang jelas mengenai
diwujudkan misalnya dengan kehadiran orang kondisi, perkembangan, dan tindakan yang
tua pada waktu dilakukan tindakan sehingga dilakukan terhadap bayi; inisiatif perawat
membuat orang tua merasa tenang dan yakin untuk menyampaikan informasi dengan
bahwa bayinya mendapatkan pelayanan dan cara yang baik; dan terlibat dalam membuat
penanganan terbaik, dan bayinya pun berada keputusan tentang rencana perawatan bagi
dalam kondisi yang tenang dan nyaman bayi.
(Mundy, 2010). Dari penelitian ini terkaji bahwa pemberian

166 JKP - Volume 5 Nomor 2 Agustus 2017


Sri Hendrawati : Kajian Kebutuhan Family Centered Care dalam Perawatan Bayu Sakit Kritis

informasi ini harus jelas dan diberikan mengganggu kontak fisik secara langsung
secara rutin. Hal ini sesuai dengan hasil antara orang tua dan bayi (Gooding, 2010).
penelitian yang dilakukan Mundy (2010) Dalam hal ini, perawat memiliki peran yang
yang menunjukkan bahwa orang tua dari bayi penting untuk memfasilitasi dan membantu
sakit kritis senantiasa sangat membutuhkan orang tua agar tetap dekat dengan bayinya.
perawat atau dokter agar dapat memberikan Dari hasil penelitian ini, didapatkan bahwa
informasi yang jujur dan akurat secara rutin orang tua memiliki kebutuhan untuk dapat
mengenai kondisi bayi kepada orang tuanya. mengunjungi dan melihat kondisi bayinya
Dalam memberikan informasi mengenai sesering mungkin (M = 3,96 dan SD = 0,21).
kondisi bayi, perawat harus mempunyai Kebutuhan untuk dapat mengunjungi bayi
inisiatif. Dalam hal ini perawat harus mampu secara rutin dapat menurunkan stres orang
mengidentifikasi kebutuhan orang tua akan tua (Mundy, 2010).
informasi dan komunikasi yang diharapkan. Tingginya partisipasi keluarga dalam
Seorang perawat ataupun dokter diharapkan memberikan dukungan berupa perilaku
dapat berkomunikasi atau memberikan kehadiran digambarkan juga dalam hasil
informasi tanpa harus menunggu orang tua penelitian dengan desain mixed method
bertanya terlebih dahulu. Berdasarkan hal yang dilakukan Yang (2008). Yang
tersebut maka diperlukan kesadaran yang (2008) memaparkan bahwa keluarga rela
tinggi dari perawat untuk mengkaji adanya menghabiskan waktu di ruang tunggu dan
kebutuhan komunikasi terapeutik bagi orang meninggalkan kerja serta tugas keluarga
tua yang mengalami stres dan kecemasan lainnya untuk dapat melihat anggota
terkait kondisi bayinya. keluarganya dengan sakit kritis setiap
Perawat juga harus bisa memfasilitasi waktu berkunjung. Kondisi ini menurut
komunikasi antara orang tua dengan dokter Yang (2008) disebabkan oleh karena datang
atau tenaga kesehatan lainnya (Clevaland, dan mendampingi merupakan salah satu
2008). Terkadang orang tua merasa segan kebutuhan dari keluarga sendiri, yaitu
untuk bertanya tentang kondisi bayinya. Hal kebutuhan untuk dekat dan kebutuhan
ini mungkin terkait dengan budaya ketimuran mengetahui keadaan anggota keluarganya,
yang menerima apa adanya dan ketakutan seperti juga diungkapkan Erikson, Bergomb,
untuk stigma takut dibilang cerewet jika dan Lindahl (2011). MacAdam, Shoshana,
bertanya terus menerus (Yang, 2008). Padahal dan Puntillo (2008) juga menjelaskan
pemberian informasi yang tidak jelas dapat berdasarkan hasil penelitiannya bahwa
meningkatkan stres orang tua bahkan dapat keluarga hadir dan mendampingi klien kritis
sampai menyebabkan depresi yang tinggi karena mereka yakin bahwa kehadiran mereka
(McAdam & Puntillo, 2009 & Buus-Frank, sangat berarti. Kehadiran saat berkunjung
2011). membuat keluarga dapat melihat klien dan
Kebutuhan kedekatan merupakan mencari informasi sendiri apakah orang yang
kebutuhan orang tua untuk dekat dengan dicintainya tersebut mendapatkan perawatan
bayinya, baik secara emosional atau kontak seperti yang diharapkan (Olsen, Dysvik, &
fisik, yang diidentifikasi sebagai hal yang Hansen, 2009).
penting bagi orang tua (Nicholas, 2006 & Dari hasil pertanyaan terbuka mengenai
Cleveland, 2008). Menurut Wigert et al. kebutuhan orang tua selain yang tercantum
(2006), sejak lahir bayi memiliki kemampuan dalam NFNI, ternyata orang tua merasa
untuk berespon dengan lingkungannya, bahwa waktu kunjungan terbatas bagi orang
termasuk interaksi dengan ibunya. Ketika tua untuk mengunjungi bayi yang dirawat
kemampuan tersebut dibatasi, maka akan di NICU dan mengharapkan adanya waktu
berdampak pada perkembangan emosional tambahan pada jam kunjungan ke ruang
bayi yang negatif. Ketika bayi membutuhkan NICU. Selain itu, selama ini yang diijinkan
perawatan di NICU, maka hal ini akan untuk mengunjungi bayi hanya orang tua
mempersulit kontak antara ibu dan bayi. bayi saja (ayah dan ibunya). Maka dari itu
Penggunaan teknologi canggih dan alat- diharapkan bahwa keluarga lain, terutama
alat di NICU, seperti monitor, intravenous kakek dan nenek dari bayi, dapat mengunjungi
lines, ventilator, dan peralatan lainnya dapat bayi yang sedang dirawat karena anggota

JKP - Volume 5 Nomor 2 Agustus 2017 167


Sri Hendrawati : Kajian Kebutuhan Family Centered Care dalam Perawatan Bayu Sakit Kritis

keluarga lain pun ingin melihat kondisi bayi menguatkan. Pada beberapa penelitian
secara langsung dan lebih dekat dengan bayi. sebelumnya (Ward, 2001; Nicholas, 2006; &
Kebutuhan terhadap dukungan digambarkan Mundy, 2011) hal ini merupakan kebutuhan
sebagai kebutuhan terhadap sumber, sistem, yang dirasakan kurang penting bagi orang
dan struktur yang dibutuhkan orang tua, tua. Perbedaan hal ini dapat disebabkan oleh
seperti kebutuhan untuk mengekspresikan karekteristik orang tua yang berbeda, dimana
emosi, mengatasi masalah finansial, ada pada penelitian sebelumnya orang tua
yang perhatian untuk diri mereka sendiri, memiliki latar belakang budaya barat yang
dan dukungan spiritual. Berdasarkan hasil cenderung menganut paham individualisme
penelitian ini didapatkan hasil bahwa orang dibandingkan dalam penelitian ini yang pada
tua membutuhkan dukungan dan perhatian dasarnya orang tua memiliki latar belakang
selama perawatan bayi di NICU, baik dari budaya ketimuran yang menjunjung tinggi
keluarga, petugas kesehatan, ataupun sesama kolektivisme atau kebersamaan.
orang tua yang bayinya mengalami perawatan Kebutuhan terhadap kenyamanan diartikan
di NICU. Penelitian ini sejalan dengan sebagai kebutuhan terhadap kenyamanan
hasil penelitian Wahyuni dan Parendrawati personal yang penting bagi anggota keluarga,
(2013), yang menunjukkan bahwa seperti memiliki ruang istirahat atau fasilitas
dukungan dari suami merupakan dukungan lainnya yang tersedia di sekitar NICU.
yang paling ibu harapkan karena suami Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan
merupakan orang terdekat dari ibu. Selain itu bahwa orang tua membutuhkan penerimaan
dukungan emosional juga diperlukan untuk yang baik dari petugas kesehatan terhadap
meningkatkan kenyamanan, perasaan tenang, orang tua, perawat memperlakukan bayi
merasa dilibatkan, diperhatikan, rasa percaya dengan baik dan peduli terhadap bayi, dan
diri dan kompeten dalam merawat bayinya tersedianya ruang tunggu dan fasilitasnya
(Wahyuni & Parendrawati, 2013). yang memadai di NICU. Orang tua
Dari hasil penelitian kualitatif yang mengharapkan ruang tunggu yang tidak
dilakukan tergali bahwa dukungan keluarga jauh dari ruang perawatan agar orang tua
merupakan sumber dukungan bagi orang tua. dapat senantiasa melihat kondisi bayi.
Dukungan keluarga baik berupa dukungan Orang tua juga mengharapkan ruang tunggu
moril ataupun materil sangat dibutuhkan dilengkapi fasilitas yang memadai. Orang tua
orang tua dalam menghadapi situasi kritis menganggap bahwa kenyamanan lingkungan
bayinya. Hal ini terjadi karena orang tua perawatan bayinya, seperti tersedianya ruang
merasa memiliki kedekatan dengan keluarga, tunggu dan akses untuk selalu dapat melihat
saling ketergantungan, dan menjunjung bayinya merupakan salah satu kebutuhannya
tinggi kekerabatan (Yang, 2008). di NICU (Nicholas, 2006). Lingkungan
Selain dukungan dari keluarga, orang tua perawatan yang nyaman dan perilaku yang
juga membutuhkan dukungan yang tidak positif dari staf perawat dapat membantu
kalah penting yaitu dukungan spiritual. Salah menurunkan perasaan stres pada orang tua
satu hal yang dapat mengurangi tekanan yang bayinya dirawat di NICU (Sikorova &
dan dapat memberikan ketenangan adalah Kucova, 2012).
terpenuhinya kebutuhan spiritual yaitu Hasil penelitian ini menunjukkan
kebutuhan untuk mempertahankan atau bahwa kebutuhan kenyamanan merupakan
mengembalikan keyakinan dan memenuhi kebutuhan dengan prioritas paling rendah.
kewajiban agama serta kebutuhan untuk Dari hasil penelitian kualitatif yang dilakukan,
mendapatkan maaf atau pengampunan, maka tergali bahwa hal ini dikarenakan
mencintai, menjalin hubungan penuh rasa orang tua lebih mengutamakan kondisi kritis
percaya dengan Tuhan (Hamid, 2010). bayinya. Jadi dalam hal ini yang orang tua
Dukungan sesama orang tua yang memiliki butuhkan adalah segala sesuatu mengenai
bayi yang dirawat di NICU merupakan kepastian dan kejelasan informasi tentang
dukungan yang orang tua butuhkan juga. kondisi bayinya yang dirawat di NICU.
Dukungan ini diantaranya dukungan untuk Orang tua rela mengorbankan kebutuhannya
saling bertukar pengalaman dan saling demi untuk kebutuhan bayinya.

168 JKP - Volume 5 Nomor 2 Agustus 2017


Sri Hendrawati : Kajian Kebutuhan Family Centered Care dalam Perawatan Bayu Sakit Kritis

Simpulan diakui sebagai bagian penting dari perawatan


bayi dan pemulihannya; memberikan
Apabila mengacu pada bentuk pelayanan jaminan bahwa bayi mendapatkan perawatan
FCC, tentunya dalam memberikan asuhan yang terbaik dengan memberikan penjelasan
keperawatan kritis kepada bayi di NICU, atau informasi secara rutin, jelas, mudah
perawat tidak hanya berfokus pada life saving dipahami, dan sejujur-jujurnya mengenai
dari bayi yang dirawat tetapi juga harus prognosis bayi kedepannya, tindakan yang
memberikan asuhan keperawatan kepada dilakukan pada bayi, dan perkembangan
keluarga, khususnya kepada orang tua. Orang kondisi bayi; komunikasi terapeutik;
tua merupakan bagian dari perawatan bayi di menunjukkan kompetensi dalam merawat
NICU,dimanaorangtuajugamemilikiperanan bayi; mengijinkan dan menghargai kehadiran
yang penting untuk kesembuhan bayinya. orang tua di NICU untuk dekat dengan bayi
Identifikasi kebutuhan orang tua merupakan dan memberikan sentuhan kepada bayi;
langkah awal untuk mengaplikasikan FCC menjalin hubungan baik dengan orang tua;
agar perawat dapat memberikan dukungan sikap empati; dan hadir pada saat orang tua
yang tepat untuk memenuhi kebutuhan orang membutuhkan bantuan.
tua tersebut. Kebutuhan orang tua tersebut
lebih berfokus pada kesejahteraan bayinya.
Hal ini mendorong orang tua untuk mencari Daftar Pustaka
kepastian akan kondisi bayinya dengan
mengumpulkan informasi yang adekuat Agus, B. (2006). Pengantar antropologi.
mengenai kondisi bayinya dan berusaha Jakarta: Raja Grafindo Persada.
untuk selalu dekat dengan bayinya untuk
memastikan bahwa bayinya mendapatkan Ahn, Y-M., & Kim, N-H. (2007). Parental
perawatan yang terbaik. perception of neonates, parental stres and
Penelitian kualitatif menunjukkan bahwa education for NICU parents. Asian Nursing
orang tua lebih membutuhkan kepastian Research, 1(3), 199–210.
terkait dengan jaminan bahwa bayinya
mendapatkan perawatan terbaik; informasi Akbarbegloo, M., Valizadeh, L., & Asadollahi
yang jujur, jelas, dan rutin mengenai kondisi, M. I. (2009), Mothers and nurses viewpoint on
perkembangan, dan tindakan yang dilakukan importance and amount of nursing supports
terhadap bayi; dan kedekatan untuk selalu for parents with hospitalized premature
dekat dan melakukan kontak dengan bayi. infants in Neonatal Intensive Care Unit.
Sehingga diharapkan petugas kesehatan, Iranian Journal of Critical Care Nursing
perawat khususnya, selain meningkatkan Summer, 2(2), 71–74.
pelayanan terhadap bayi juga dapat
memenuhi kebutuhan orang tua tersebut dan Bialoskurski, M.M., Cox, C.L., & Wiggins,
mengintegrasikannya kedalam FCC. R.D. (2002). The relationship between
Hasil penelitian ini menyarankan maternal needs and priorities in a Neonatal
kepada perawat ruangan NICU untuk lebih Intensive Care Environment. J Adv Nurs,
memberikan perhatian terhadap pemenuhan 37(1), 62–69.
kebutuhan orang tua dengan bayi sakit
kritis pada berbagai dimensi kebutuhan Buus-Frank, M.E. (2011). Principles and
orang tua, terutama dimensi kebutuhan practices of family centered care and the late
terhadap kepastian, informasi, dan kedekatan preterm infant. Dynamic Neonatal Solutions.
karena orang tua merupakan bagian dari Updated Fall 2011.
perawatan bayi di NICU sehingga FCC
dapat diaplikasikan dengan baik. Perasaan Byers, J.F., Linda, B.L., Francis, J., Kaigle,
ketidakpastian yang dirasakan orang tua K., Lutz, N.H., Waddell, T., & Diaz, A.L.
dapat diminimalisir dengan peran perawat (2006). A quasi-experimental trial on
untuk menciptakan lingkungan yang saling individualized, developmentally supportive
percaya dan mendukung dimana keluarga family-centered care. JOGNN, 35, 105–115.

JKP - Volume 5 Nomor 2 Agustus 2017 169


Sri Hendrawati : Kajian Kebutuhan Family Centered Care dalam Perawatan Bayu Sakit Kritis

DOI: 10.1111/J.1552-6909.2006.00002.x. A ‘bedside phenomenon’. Journal of


Neuroscience Nursing, 36(3), 142–155.
Carter, J.D., Mulder, R.T., & Bartram, A.F.
(2003). Infants in a Neonatal Intensive Care Latour, J.M., Hazelzet, J.A., Duivenvoorden,
Unit: Parental response. Arch Dis Child H.J., & Van Goudoever, J.B. (2010).
Fetal Neonatal, 90, 109–113. DOI: 10.1136/ Perceptions of parents, nurses, and physicians
adc.2003.031641. on neonatal intensive care practices. Journal
of Pediatrics, 157(2), 215–220.
Cleveland, L.M. (2008). Parenting in the
Neonatal Intensive Care Unit. The Association MacAdam, J.L., Shoshana, A., & Puntillo,
of Women’s Health, Obstetric and Neonatal K.A. (2008). Unrecognised contributions of
Nurses, JOGNN, 37(6), 666–691. DOI: families in the Intensive Care Unit. Intensive
10.1111/j.1552-6909.2008.00288.x. Care Medicine, 34, 1097–1101.
Creswell, J.W. (2009). Research design Mattsson, J., Forsner, M., Castrén, M., &
qualitative, quantitative, and mixed methods Arman, M. (2013). Caring for children
approaches (3rd Ed.). California: Sage in Pediatric Intensive Care Units: An
Publication. observation study focusing on nurses’
concerns. Nursing Ethics, 20(5), 528–538.
Erikson, T., Bergbom, I., & Lindahl, B. DOI: 10.1177/0969733012466000.
(2011). The experiences of patient and their
families of visiting while in an Intensive McAdam, J.L., & Puntillo, K. (2009).
Care Unit-A hermeneutic interview study. Symptoms experienced by family members
Intensive and Critical Care Nursing, 27, 60– of patients in Intensive Care Units. American
66. DOI: 10.1016/j.iccn.2011.01.001. Journal of Critical Care, 18(3), 200–209.
Gooding, J.S. (2010). Family support Mok, E., & Leung, S. (2006). Nurses as
and family-centered care in the NICU: providers of support for mothers of premature
Origins, Advances, Impact Women’s Health infants. Children and Families, 15, 726–734.
Symposium. Las Vegas, Nevada, November
19, 2010. Mundy, C.A. (2010). Assessment of family
needs in Neonatal Intensive Care Units. Am
Hamid, A.Y. (2000). Buku ajar aspek spiritual J Crit Care, 19, 156–163. DOI: 10.4037/
dalam keperawatan. Jakarta: Widya Medika. ajcc2010130.
Hiromi. (2011). Original article: Predictors Nicholas, A.L. (2006). An examination of the
of nurses’ family-centered care practices needs of mothers with infants in the Neonatal
in the Neonatal Intensive Care Unit. Japan Intensive Care Unit. Dissertation. Faculty
Journal of Nursing Science, 8, 57–65. DOI: of the Graduate School of the University of
10.1111/j.1742-7924.2010.00159.x. Maryland, College Park.
Hunt, K.N. (2011). The NICU: Environmental Nurhidayah, I., Hendrawati, S., Mediani, H.
effects of the Neonatal Intensive Care Unit S., & Adistie, F. (2016). Kualitas Hidup pada
on infants and caregivers. Research Papers, Anak dengan Kanker. Jurnal Keperawatan
71. Available at: http://opensiuc.lib.siu.edu/ Padjadjaran, 4(1).
gs_rp/71.
O’Brien, K., Bracht, M., Macdonell, K.,
Kemenkes. (2010). Pelayanan kesehatan McBride, T., Robson, R., O’Leary, L.,
neonatal esensial: Pedoman teknis pelayanan Christie, K., et al. (2013). A pilot cohort
kesehatan dasar. Jakarta: Kementerian analytic study of family integrated care in
Kesehatan RI. a Canadian Neonatal Intensive Care Unit.
BMC Pregnancy and Childbirth, 13(1), S12.
Lam, P., & Beaulieu, M. (2004). Experiences Available at: http://www.biomedcentral.
of families in the Neurological ICU: com/1471-2393/13/S1/S12.

170 JKP - Volume 5 Nomor 2 Agustus 2017


Sri Hendrawati : Kajian Kebutuhan Family Centered Care dalam Perawatan Bayu Sakit Kritis

Turan, T. I., Başbakkal, Z., & Ozbek, S.


Olsen, K.D., Dysvik, E., & Hansen, B. (2009). (2008). Effect of nursing interventions on
The meaning of family member’s presence stressors of parents of premature infants in
during intensive care stay: A qualitative study. Neonatal Intensive Care Unit. J Clin Nurs.,
Intensive and Critical Care Nursing, 25(4), 17(21), 2856–66. DOI: 10.1111/j.1365-
190–198. DOI: 10.1016/j.iccn.2009.04.004. 2702.2008.02307.x.
Orapiriyakul, R., Jirapaet, V., & Rodcumdee, UNICEF. (2012). Normal birthweight is
D. (2007). Struggling to get connected: The critical to future health and development.
process of maternal attachment to the preterm Available at: http://www.childinfo.org. low
infant in the Neonatal Intensive Care Unit. birthweight.html. Retrieved May 15, 2014.
Thai Journal of Nursing Research, 11(4),
251–264. Vance, C.A.E. (2011). Measuring neonatal
quality of life (NeoQoL) for critically-ill
Polit, D.F., & Beck, C.T. (2008). Nursing newborns in Neonatal Intensive Care Units.
research: Generating and assessing evidence Dissertation. University of Washington.
for nursing practice (8th Ed.). Philadelphia: Available at search.proquest.com.
Lippincott.
Vaškelytė, A., & Butkevičienė, R. (2010).
Setiasih, Y., Fatimah, S., & Rahayu, S. Y. Needs of parents with premature newborns
(2013). Peripherally Inserted Central Catheter in the Neonatal Intensive Care Unit: Parents’
dan Pemberian Terapi Intravena pada and nurses’ perceptions. Medicina (Kaunas),
Neonatus. Jurnal Keperawatan Padjadjaran, 46 (1 priedas).
1(2).
Wahyuni, S., & Parendrawati, D. P. (2013).
Sikorova, L., & Kucova, J. (2012). The Pengalaman Ibu dalam Melakukan Perawatan
needs of mothers to newborns hospitalised in Metode Kanguru. Jurnal Keperawatan
Intensive Care Units. Biomed, 156(4), 330– Padjadjaran, 1(3).
336.
Ward, K. (2001). Perceived needs of parents
Skene, C., Franck, L., Curtis, P., & Gerrish, of critically ill infants in a Neonatal Intensive
K. (2012). Parental involvement in neonatal Care Unit (NICU). Pediatr Nurs, 27(3), 281–
comfort care. JOGNN, 41(6), 786-797. DOI: 286.
10.1111/j.1552-6909.2012.01393.x.
Wigert, H., Johansson, R., Berg, M., &
Soury-Lavergne, A., Hauchard, I., Dray, S., Hellström, A. L. (2006). Mothers’experiences
Baillot, M-L., Bertholet, E., Clabault, K., having their newborn child in a Neonatal
et al. (2011). Carer perspectives: Survey of Intensive Care Unit. Scandinavian Journal of
caregiver opinions on the practicalities of Caring Sciences, 20, 35–41.
family-centered care in Intensive Care Units.
Journal of Clinical Nursing, 21, 1060–1067. World Health Organization (WHO). (2012).
DOI: 10.1111/j.1365-2702.2011.03866.x. Preterm birth [Internet]. Available at: http://
www.who.int/mediacentre/factsheets/fs363/
Trajkovski, S., Schmied, V., Vickers, M., en/. Retrieved May 15, 2014.
& Jackson, D. (2012). Clinical issues
neonatal nurses’ perspectives of family- Yang, S. (2008). A mixed method study on
centered care: A qualitative study. Journal the need of Korean families in the Intensive
of Clinical Nursing, 21, 2477–2487. DOI: Care Unit. Australian Advance Nursing,
10.1111/j.1365-2702.2012.04138.x. 25(4), 79–86.

JKP - Volume 5 Nomor 2 Agustus 2017 171

Anda mungkin juga menyukai