Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Borneo Cendekia Vol. 5 No.

1 Maret 2021 53

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI


DASAR TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR
PADA BAYI

Mas Saleha Hasanah¹, Angela Ditauli Lubis², Rukmini Syahleman³


1,2,3
STIKES Borneo Cendekia Medika
Email : sanahtanto86@gmail.com

ABSTRAK

Pengetahuan tentang imunisasi kepada orang orang tua sangatlah penting bagi kesehatan bayi, hal ini
juga harus didukung dengan informasi yang disampaikan kepada masyarakat. Semakin banyak
informasi yang didapatkan tentang imunisasi, semakin baik pengetahuannya sehingga akan
membentuk kepatuhan pemberian imunisasi semakin baik pula . Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui adanya hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap kepatuhan
pemberian imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Madurejo Pangkalan Bun . Penelitian
ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional
dengan teknik Acciedental sampling dan jumlah sampel sebanyak 73 responden. Dalam penelitian ini
menggunakan Analisa data univariat dan Analisa bivariate dengan menggunakan uji chi square. Hasil
uji chi square didapatkan hasil p value = 0,000 (ρ < 0,05) maka H1 diterima dan H0 ditolak, artinya
ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap kepatuhan pemberian
imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Madurejo Pangkalan Bun. Kata Kunci:
Pengetahuan, kepatuhan, imunisasi dasar

ABSTRACT
Knowledge about immunization to parents is very important for the health of babies, this must also be
supported by information conveyed to the public. The more information that is obtained about
immunization, the better the knowledge will be so that the compliance with immunization will be
better. This study aims to determine the relationship between the level of maternal knowledge about
basic immunization and compliance with basic immunization to infants in the working area of
Puskesmas Madurejo Pangkalan Bun.This research used descriptive quantitative research method with
cross sectional research design with Acciedental sampling technique and a total sample of 73
respondents. In this study using univariate data analysis and bivariate analysis using the chi square test.
The results of the chi square test showed that the results of p value = 0.000 (ρ <0.05) then H1 was
accepted and H0 was rejected, meaning that there was a relationship between the level of maternal
knowledge about basic immunization and compliance with basic immunization in infants in the
Madurejo Pangkalan Bun Health Center. Negara berkembang
Keywords: Knowledge, compliance, basic merupakan salah satu masalah
immunization utama dalam bidang kesehatan.
Angka kematian bayi (AKB) di
dunia masih tergolong tinggi.
Pendahuluan Berdasarkan data UNICEF,
angka kematian bayi di dunia
Masalah kesehatan anak yang mencapai lebih dari
dihadapi di dunia khususnya di
Jurnal Borneo Cendekia Vol. 5 No. 1 Maret 2021 54

10 juta kematian (Putra & Pramono,2016). Kotawaringin Barat, 2019). Di


Tingkat kesehatan pada bayi perlu Puskesmas Madurejo jumlah bayi
mendapatkan perhatian mengingat bayi atau sebanyak 1071 bayi dan yang
anak sebagai generasi penerus Bangsa. Salah mendapat imunisasi sebanyak
satu upaya untuk menjadikan generasi yang 91,5% masih kurang dari target
sehat yaitu dengan mengurangi tingkat capaian yang seharusnya tercapai
morbiditas dan mortalitas pada anak. Selain itu 95% (Profil Puskesmas Madurejo,
juga dibutuhkan suatu upaya kesehatan yang 2019). Pemberian imunisasi yang
konsisten (Soetjiningsih, 2012). Imunisasi tidak lengkap menimbulkan angka
merupakan pencegahan primer terhadap kesakitan dan kematian akibat
penyakit infeksi yang paling efektif dan terserang Tuberculosis,
murah, bukan saja melindungi individu dari Poliomyelitis, Campak, Hepatitis B,
penyakit yang serius namun dapat juga Difteri, Pertussis Dan Tetanus
menghindarkan terjadinya penyakit yang Neonatorum (Yundri, dkk, 2017).
menular (Prayogo,et.all,2016). Upaya Penyebab ketidak lengkapan
mengurangi tingkat morbiditas dan mortalitas imunisasi dasar bisa disebabkan
pada anak salah satunya dengan pemberian karena faktor kurangnya
imunisasi. Imunisasi merupakan pencegahan pengetahuan orang tua akan
primer terhadap penyakit infeksi yang paling pentingnya imunisasi dasar untuk
efektif dan murah, bukan saja melindungi mencegah timbulnya penyakit pada
individu dari penyakit yang serius namun dapat bayi. Adanya bayi yang
juga menghindarkan terjadinya penyakit yang mendapatkan imunisasi dasar tetapi
dapat menular pada anak tidak lengkap dapat menjadi
(Prayogo,et.all,2016). Upaya indikasi adanya ketidakpatuhan
mengurangi tingkat morbiditas dan orang tua terhadap jadwal imunisasi
mortalitas pada anak salah satunya dasar bagi anaknya dan menjadikan
dengan pemberian imunisasi. anak tidak memiliki atau memiliki
Pencapaian imunisasi yang kurang dari kekebalan terhadap penyakit yang
target terkendala oleh beberapa hal dapat dicegah dengan imunisasi
diantaranya adalah sikap petugas, lokasi tetapi tidak efektif (Undarti, dkk,
imunisasi, kehadiran petugas, usia ibu, 2013). Puskesmas Madurejo
tingka pendidikan, pendapatan keluarga merupakan salah satu tempat
tiap bulan, kepercayaan terhadap pelayanan kesehatan milik
dampak buruk imunisasi, tradisi, pemerintah Kabupaten
pekerjaan, serta tingkat pengetahuan dan Kotawaringin Barat yang berada di
dukungan keluarga (Rahmawati & wilayah Kecamatan Arut Selatan. Di
Wahjuni,2014). wilayah kerja Puskesmas Madurejo
Berdasarkan data Riskesdas 2018, tingkat drop out imunisasi dasar dari
cakupan imunisasi dasar di Indonesia masingmasing kelurahan masih
dalam lima tahun terakhir selalu di atas cukup tinggi yaitu lebih dari 5%.
85%, namun masih belum mencapai Dari pengamatan yang dilakukan
target Renstra Kementrian Kesehatan peneliti terhadap ibu yang memiliki
yang ditentukan. Berdasarkan data di bayi saat berkunjung ke Puskesmas
Kabupaten Kotawaringin Barat pada Madurejo ketika akan diberikan
tahun 2019 capaian imunisasi yang pertanyaan tentang imunisasi rata-
tercapai adalah 93,56% dari yang rata ibu kurang memahami
seharusnya target capaiannya 95% dari pentingnya kelengkapan imunisasi
total bayi sebanyak yang harus diberikan kepada bayi.
5950 bayi (Dinkes Kabupaten Berdasarkan latar belakang di atas,
Jurnal Borneo Cendekia Vol. 5 No. 1 Maret 2021 55

peneliti tertarik untuk mengambil judul Perbedaan dengan penelitian yang


“Hubungan tingkat pengetahuan ibu akan dilakukan peneliti adalah
tentang imunisasi dasar terhadap peneliti hanya menggunakan satu
kepatuhan pemberian imunisasi dasar variable independent saja yaitu
pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas pengetahuan dengan sampling
Madurejo”. Berdasarkan latar belakang menggunakan acciedental sampling.
tersebut, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah ad akah hubungan Metode Penelitian
pengetahuan ibu dengan kepatuhan
imunisasi dasar pada bayi di wilayah Penelitian ini menggunakan metode
kerja Puskesmas Madurejo ? . Penelitian penelitian deskriptif kuantitatif.
ini secara umum bertujuan untuk Desain penelitian ini adalah
mengetahui adakah hubungan menggunakan pendekatan cross
pengetahuan ibu dengan kepatuhan sectional. Populasi dalam penelitian
imunisasi dasar pada bayi di wilayah ini adalah ibu yang memiliki bayi
kerja Puskesmas Madurejo. Dengan pertama di wilayah Puskesmas
tujuan khusus yaitu Mengetahui tingkat Madurejo sebanyak 267 ibu.
pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar Dengan sampel sebanyak 73
pada bayi di wilayah kerja Puskesmas responden. Pada penelitian ini
Madurejo. Mengetahui kepatuhan sampel yang di ambil yaitu ibu yang
imunisasi dasar pada bayi di wilayah memiliki bayi pertama di wilayah
kerja Puskesmas Madurejo. kerja Puskesmas Madurejo
Menganalisis hubungan pengetahuan ibu Pangkalan Bun. Pengambilan
dengan kepatuhan imunisasi dasar pada sampel di ambil saat responden
bayi di wilayah kerja Puskesmas berkunjung ke puskesmas. Sampel
Madurejo. Hasil penelitian ini bisa yang diambil harus memenuhi
dijadikan bahan pertimbangan dalam kriteria inklusi dan eksklusi.
upaya untuk Kriteria Inklusi yaitu : Ibu dengan
meningkatkan pengetahuan tentang gravida pertama/anak pertama,
faktorfaktor yang berhubungan dengan bersedia menjadi responden sampai
imunisasi dasar. Perbedaan penelitian selesai penelitian, memiliki bayi
yang dilakukan oleh Winarsih, dkk usia 0-12 bulan, berdomisili di
(2013) dengan penelitian yang dilakukan wilayah kerja Puskesmas Madurejo.
peneliti adalah pada variabel independen Kriteria Eksklusi yaitu :Tidak
yang diteliti. Pada penelitian Winarsih, bersedia menjadi responden,bayi
dkk (2013) variabel independen yang sakit. Variabel independen dalam
diteliti adalah peran orang tua, penelitian ini adalah pengetahuan
sedangkan variabel yang akan diteliti ibu dan variabel dependen adalah
oleh peneliti adalah tingkat pengetahuan kepatuhan pemberian imunisasi
orang tua. Pada penelitian yang dasar pada bayi. Instrumen dalam
dilakukan oleh Hartaty (2017) penelitian ini menggunakan lembar
menggunakan desain penelitian quisioner untuk mengetahui data
diskriptif sedangkan penelitian yang tentang pengetahuan ibu dan
akan dilakukan peneliti adalah penelitian observasi KMS yang digunakan
analitik dengan desain cross sectional. untuk mengetahui data tentang
Penelitian yang dilakukan oleh (Ajizah, kepatuhan imunisasi. Untuk
2018), variabel independen ada dua mendapatkan data pengetahuan
yaitu pengetahuan dan dukungan digunakan kuisioner. Kuisioner
keluarga, menggunakan total sampling. yang digunakan tidak dilakukan uji
Jurnal Borneo Cendekia Vol. 5 No. 1 Maret 2021 56

validitas karena sudah dilakukan uji Umur (tahun) Frekuensi (n = Persentase


validitas pada penelitian sebelumnya. Responden) (%)
Kuisioner di ambil dari penelitian 17-25 39 53,4
Pratiwi (2017). Untuk mengetahui data 26-35 32 43,8
tentang pengetahuan ibu, maka 36-45 2 2,8
disiapkan suatu bentuk tes pengetahuan Total 73 100
dalam pernyataan tertutup benar atau Berdasarkan tabel di atas
salah. Pernyataan yang favourable menunjukkan bahwa pada
positif (+) dan jawaban yang benar karakteristik responden
diberi skor 1, jika salah diberi skor 0. berdasarkan umur, didapatkan
Sedangkan pernyataan unfavourable hasil responden yang paling
negatif (-) dan jawaban benar diberi skor banyak berumur 17-25 tahun
0, jawaban salah diberi skor 1. Menurut sebanyak 39 responden
Nursalam, 2016, pengetahuan dapat (53,4%).
dibagi menjadi : baik jika skor 76 - Karakteristik responden
100%, cukup jika skor 56 – 75 % dan berdasarkan pendidikan di
kurang jika skor <56%. Untuk wilayah kerja Puskesmas
mengetahui data tentang kepatuhan Madurejo diperoleh data
pemberian imunisasi dasar, maka sebagaimana tertera pada tabel
peneliti melakukan observasi melalui 2
KMS. Jika sesuai tanggal diberi nilai 1
dan jika tidak patuh diberi skor 2. Tabel 2. Karakteristik responden
Analisis bivariate dalam penelitian ini berdasarkan pendidikan
menggunakan chi square. Untuk Pendidikan Frekuensi (n = Persentase
mengetahui pengaruh antara dua Responden) (%)
variabel apakah signifikan atau tidak Tidak 4 5,5
signifikan peneliti telah meggunakan uji Sekolah
korelasional dengan software SPSS 21. SD 5 6,8
Dalam uji normalitas yang didapat, SMP 11 15,1
peneliti telah melakukan uji SMA 38 52.1
normalitas dengan menggunakan uji Perguruan 15 20,5
Kolmogorov smirnov sehingga didapat Tinggi
nilai p = 0,000 (<0,05) artinya data Total 73 100
berdistribusi normal, sehingga uji chi Pada karakteristik responden
square dapat digunakan. berdasarkan pendidikan
didapatkan hasil Pendidikan
Hasil dan Pembahasan responden yang paling banyak
yaitu SMA sebanyak 38
Hasil responden (52,1%).
Data umum berupa karakteristik Karakteristik responden berdasarkan
Responden Berdasarkan Umur, pekerjaan di wilayah kerja Puskesmas
Pendidikan Dan Pekerjaan Madurejo diperoleh data sebagaimana
Karakteristik responden tertera pada tabel 3
Tabel 3. Karakteristik responden berdasarkan
berdasarkan umur yang ada di
Pekerjaan
wilayah kerja Puskesmas Madurejo
Pekerjaan Frekuensi (n Persentase
diperoleh data sebagaimana tertera = (%)
pada tabel 1 Responden)
Tabel 1. Karakteristik responden
Tidak 43 58,9
berdasarkan umur
Jurnal Borneo Cendekia Vol. 5 No. 1 Maret 2021 57

bekerja Tabel 6. Tabulasi silang hubungan


PNS 14 19,2 tingkat pengetahuan ibu
Wiraswasta 16 21,9 dan kepatuhan pemberian
Swasta 0 0 imunisasi
Petani 0 0
Total 73 100 Kepatuhan
Pada karakteristik responden berdasarkan P.
pekerjaan didapatkan hasil bahwa pekerjaan
Pengetahuan Patuh Tidak patuh Value
responden yang paling banyak adalah tidak
Total
berkerja sebanyak 43 responden (58,9%).
N % N % N %
Data khusus berupa identifikasi Tingkat
Pengetahuan Ibu Dan Kepatuhan Kurang 0 0,0 5 6,8 5 6,8
Pemberian Imunisasi. Identifikasi tingkat Cukup 11 15,1 0 0,0 0,000 11 15,1
pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
diperoleh data sebagaimana tertera pada tabel Baik 56 76,7 1 1,4 57 78,1
4. Total 67 91,8 6 8,2 73 100,0
Tabel 4. Identifikasi tingkat pengetahuan ibu
tentang imunisasi dasar Berdasarkan tabel di atas, hasil
Frekuensi perhitungan uji statistik chi square
Tingkat Persentase dengan menggunakan SPSS 21,0
(n=
Pengetahuan (%)
Responden) for windows didapatkan angka p
Kurang 5 6,9 value = 0,000 (ρ < 0,05) maka H1
Cukup 12 16,4 diterima dan H0 ditolak, artinya
Baik 56 76,7 ada hubungan antara tingkat
Total 73 100 pengetahuan ibu tentang imunisasi
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dasar terhadap kepatuhan
sebagian besar ibu memiliki tingkat pemberian imunisasi dasar pada
pengetahuan baik, yaitu sebanyak 56 responden bayi di wilayah kerja Puskesmas
(76,7%). Madurejo Pangkalan Bun. Pada
Identifikasi kepatuhan pemberian imunisasi tabel di atas ada 1 responden
diperoleh data sebagaimana tertera pada tabel dengan pengetahuan yang baik
5. tetapi tidak patuh terhadap
Tabel 5. Identifikasi kepatuhan pemberian pemberian imunisasi pada
imunisasi anaknya. Hal ini dikarenakan
kepatuhan Frekuensi kurangnya dukungan/ motivasi
Pemberian Persentase
(n= dari keluarga serta adat istiadat
Imunisasi (%)
responden) yang turun temurun dilakukan oleh
Patuh 67 91,8 keluarga responden sehingga
Tidak Patuh 6 8,2 mempengaruhi kepatuhan
Total 73 100,0 pemberian imunisasi dasar. Dalam
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hal ini peneliti tidak melakukan
bahwa sebagian besar responden patuh penelitian yang lebih dalam
dalam pemberian imunisasi yaitu terhadap faktor lain yang juga
sebanyak 67 responden (91,8%). dapat memepengaruhi kepatuhan
Hasil tabulasi silang dengan seseorang dalam pemberian
menggunakan perhitungan uji statistik imunisasi dasar.
chi square dengan menggunakan SPSS
Pembahasan
21,0 for windows diperoleh data
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa
sebagaimana tertera pada tabel 6.
sebagian besar ibu memiliki tingkat
Jurnal Borneo Cendekia Vol. 5 No. 1 Maret 2021 58

pengetahuan baik, yaitu sebanyak 56 responden lain yang dapat mempengaruhi


(76,7%). Pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan adalah pendidikan. Semakin
informasi yang didapat dari pengalaman atau tinggi tingkat pendidikan semakin mudah
sejak lahir, yang menjadikan seseorang itu tahu mendapat informasi (Nugroho, Laksmi &
akan sesuatu (Fauziyah, 2015). Menurut asumsi Priyonoadi, 2016). Berdasarkan tabel 5.2.
peneliti, ibu yang memiliki pengetahuan menunjukkan bahwa pendidikan responden
tentang pemberian imunisasi sudah yang paling banyak yaitu SMA sebanyak
mendapatkan informasi dari berbagai sumber di 38 responden (52,1%).
antaranya melalui media massa, media Pendidikan adalah suatu proses
elektronik maupun melalui perubahan sikap dan tingkah laku
penyuluhan petugas kesehatan. seseorang atau kelompok dan juga
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari usaha mendewasakan manusia
berbagai pengalaman yang berasal dari melalui upaya pengajaran dan
berbagai sumber, misalnya media massa, media pelatihan. Makin tinggi pendidikan
electronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, dan makin banyak pelatihan yang
media, poster, kerabat dekat dan sebagainya diikuti, tentu akan mempengaruhi
(Notoadmodjo, 2012). banyaknya atau luasnya
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang
pengetahuan seseorang adalah umur, (Bagaskoro, 2019). Pendidikan
pendidikan dan pekerjaan ( Suwarya & merupakan faktor yang penting
Yuwono, 2017). Pengetahuan responden yang dalam kehidupan sehari hari.
baik dipengaruhi oleh umur. Semakin cukup Tingkat pendidikan mempengaruhi
umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang tentang kognitif. Dari
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan hasil penelitian diketahui pada
bekerja (Wawan & Dewi, 2010). Berdasarkan responden dengan tingkat
tabel 5.1. menunjukkan bahwa pada pendidikan lebih tinggi mempunyai
karakteristik responden berdasarkan umur, tingkat pengetahuan semakin baik.
didapatkan hasil responden yang paling banyak semakin tinggi tingkat pendidikan
berumur 17-25 tahun sebanyak 39 responden semakin tinggi pengetahuan tentang
(53,4%). Usia seseorang dapat mempengaruhi penyakitnya (Sukmawati, &
daya tangkap dan pola pikir seseorang. Chriswinda, 2019). Sejalan dengan
Semakin bertambah usia semakin berkembang penelitian Fadlilah dan Rahil
daya tangkap dan pola pikirnya sehingga (2019), diketahui responden dengan
pengetahuan yang diperoleh semakin baik. pendidikan tinggi mempunyai
(Suwarya & Yuwono, 2017). Bertambahnya pengetahuan tentang futsal lebih
usia seseorang tingkat kematangan dan baik dibandingkan dengan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam pendidikan menengah (Fadlilah &
berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan Rahil, 2019). Notoatmojo (2012),
masyarakat seseorang yang lebih dewasa lebih mengatakan bahwa pendidikan
dipercaya dari orang yang belum tinggi berhubungan langsung dengan
kedewasaannya (Faot, 2019). Hasil penelitian pengetahuan seseorang, sehingga
menunjukkan pengetahuan baik mayoritas pada diasumsikan bahwa tingkat
usia 17 sampai 25 tahun dimana dengan pendidikan yang lebih tinggi
semakin tinggi usia maka semakin tinggi diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan seseorang. Sebagian responden pengetahuan seseorang. Semakin
berusia matang, dimana pada usia tersebut akan tinggi pengetahuan diharapkan
mempunyai daya tangkap dan daya pikir baik seseorang akan menerapkan
sehingga pengetahuan yang dimilikinya juga ilmunya terutama saat anggota
semakin membaik (Astuti, 2012). Faktor keluarga ada yang membutuhkan
Jurnal Borneo Cendekia Vol. 5 No. 1 Maret 2021 59

(Notoadmodjo, 2012). Dari segi dilakukan oleh pasien untuk mengambil


pendidikan responden yang paling obat ataupun pengulangan resep obat tepat
banyak berpendidikan SMA. Sehingga waktu. Kepatuhan juga memiliki arti suatu
dengan usia dan pendidikan yang tinggi perilaku seseorang untuk mengikuti saran
diharapkan pengetahuan seseorang medis ataupun kesehatan sesuai dengan
meningkat. Faktor - faktor yang ketentuan yang diberikan (Febriastuti, Arif,
mempengaruhi tingkat pendidikan & Kusumaningrum, 2014). Rizani
seseorang adalah pendidikan, keikut dkk (2009) yang meneliti hubungan
sertaan dalam pelatihan atau pengetahuan, sikap dan perilaku ibu dalam
penyuluhan. Pengetahuan seseorang pemberian imunisasi Hepatitis B 0-7 hari
dapat bertambah pula dengan di Kota Banjarmasin melaporkan bahwa
memperkaya pengetahuan melalui pengetahuan yang kurang mempunyai
berbagai media, sehingga selain risiko 5,96 kali untuk berperilaku yang
pendidikan formal pengetahuan juga tidak baik dalam pemberian imunisasi
diperoleh melalui pendidikan non formal hepatitis B dibandingkan dengan yang
(Senewe, Rompas & Lolong, 2017). Faktor lain memiliki pengetahuan baik. Demikian juga
yang juga dapat mempengaruhi pengetahuan sikap ibu yang negatif mempunyai risiko
diantaranya adalah pekerjaan. Berdasarkan perilaku yang tidak baik dalam pemberian
tabel 5.3. menunjukkan bahwa pekerjaan imunisasi hepatitis B dibanding sikap yang
responden yang paling banyak adalah tidak positif. Pengetahuan dan tingkat
berkerja sebanyak 43 responden (58,9%). pendidikan berhubungan dengan perilaku
Pekerjaan seseorang dapat berpengaruh ibu dalam pemberian imunisasi hepatitis B
terhadap pengetahuan dan pengalaman 0-7 hari. Namun demikian, penelitian ini
seseorang. Kinerja dan kemampuan otak tidak eksplisit menyebutkan perilaku
seseorang dalam menyimpan (daya ingat) sebagai kepatuhan. Apabila perilaku yang
bertambah atau meningkat ketika sering dimaksud Rizani dkk ini diasumsikan
digunakan salah satunya yaitu pada pekerjaan sebagai tingkat kepatuhan maka dapat
yang sering menggunakan otak (Suwarya & diasumsikan bahwa setidaknya
Yuwono, 2017). Lingkungan pekerjaan dapat pengetahuan dan sikap turut berkontribusi
menjadikan seseorang memperoleh menyebabkan kepatuhan ibu dalam
pengalaman dan pengetahuan dengan baik pemberian imunisasi.
secara langsung maupun tidak langsung (Faot, Astinah dkk (2013) yang telah
2019). Menurut asumsi peneliti, ibu yang tidak meneliti tentang hubungan antara
bekerja mempunyai lebih banyak waktu untuk pendidikan, pengetahuan, sikap,
mencari informasi tentang imunisasi sehingga dan tindakan pemberian
pengetahuan yang didapat juga bertambah. imunisasi dasar pada bayi di
Penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Posyandu Teratai Puskesmas
(Karina & Warsito, 2012) bahwa sebagian Tamamaung Makassar
besar pengetahuan ibu tentang imunisasi adalah melaporkan bahwa terdapat
baik. Berdasarkan tabel 5 di atas menunjukkan hubungan antara pendidikan,
bahwa sebagian besar responden patuh dalam pengetahuan, tindakan dan sikap
pemberian imunisasi sebanyak 67 responden terhadap pemberian imunisasi.
(91,8%). Menurut asumsi peneliti, kepatuhan Penelitian ini juga berhasil
responden dalam pemberian imunisasi mengidentifikasi bahwa
dikarenakan pentingnya pemberian imunisasi pendidikan dan pengetahuan
pada anaknya. Menurut Fauzi & Nishaa (2018). mempunyai pengaruh yang
kepatuhan pasien adalah pemenuhan dominan terhadap pemberian
(compliance) dan ketaatan (adherence). imunisasi. Namun demikian tidak
Medication adherence adalah sebuah aksi yang dapat dijelaskan seberapa besar
Jurnal Borneo Cendekia Vol. 5 No. 1 Maret 2021 60

kontribusinya dalam membentuk Secara spesifik, laporan penelitian


perilaku dan kepatuhan tadi. Momomuat dkk (2014) tentang hubungan
Mandowa dan Kasim (2014) yang tingkat pengetahuan ibu tentang
menganalisa faktor-faktor yang pentingnya imunisasi campak dengan
berhubungan dengan kepatuhan ibu kepatuhan melaksanakan imunisasi di
dalam pemberian imunisasi dasar di Puskesmas Kawangkoan sebenarnya telah
Wilayah Puskesmas Tamalanrea, mengungkapkan bahwa adanya hubungan
Provinsi Sulawesi Selatan tingkat pengetahuan ibu tentang
mengemukakan bahwa terdapat pentingnya imunisasi campak dengan
hubungan antara pendidikan ibu, kepatuhan melaksanakan imunisasi.
pekerjaan ibu, jarak rumah ke Posyandu Namun demikian, penelitian ini memiliki
dan jumlah anak dengan kepatuhan ibu scoop terbatas yakni hanya sebatas
dalam pemberian imunisasi dasar. imunisasi Campak sehingga tidak dapat
Namun demikian, penelitian ini tidak digeneralisir untuk imunisasi dasar secara
membahas lebih jauh tentang faktor apa keseluruhan. Meskipun juga, penelitian ini
yang paling dominan dalam memberikan peluang mengenai kontribusi
mempengaruhi kepatuhan ibu. pengetahuan dan tingkat
Kepatuhan seseorang bisa dipengaruhi oleh kepatuhan.Memperhatikan laporan-laporan
faktor sosio demograf di antaranya umur, penelitian diatas, maka dapat dilihat bahwa
pendidikan maupun pekerjaan. Menurut terdapat banyak sekali variabel yang turut
(Astuti, Atty, & Maemunah, 2016) Kepatuhan berkontribusi dalam mempengaruhi
imunisasi juga dipengaruhi oleh faktor sosio kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi.
demografi yang terdiri dari usia, pekerjaan, Namun demikian, diantara banyaknya
pendidikan. Penelitian ini sejalan dengan variabel tersebut, kontribusi pengetahuan
penelitian dari (Momomuat, Ismanto, & nampaknya cukup populer dalam
Kundre, 2014), bahwa sebagian besar menghasilkan kepatuhan terhadap
kepatuhan ibu terhadap imunisasi baik. imunisasi. Berdasarkan hasil uji chi
Hasil penelitian Senewe dkk (2017) yang square di atas didapatkan angka p value =
menganalisa hubungan pendidikan ibu, 0,000 (ρ < 0,05) maka H1 diterima dan H0
dukungan keluarga, motivasi ibu, sikap ibu, ditolak, artinya ada hubungan antara
tingkat pengetahuan, tindakan ibu, pelayanan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi
kesehatan dengan kepatuhan ibu dalam dasar terhadap kepatuhan pemberian
pemberian imunisasi dasar di Puskesmas imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja
Tongkaina Kecamatan Bunaken Kota Madya Puskesmas Madurejo Pangkalan Bun.
Manado melaporkan bahwa terdapat hubungan Menurut asumsi peneliti, kepatuhan ibu
pendidikan ibu dengan kepatuhan ibu dalam sangat dipengaruhi dengan pengetahuan
pemberian imunisasi dasar, dan terdapat ibu dalam pemberian imunisasi. Hal ini
hubungan dukungan keluarga, motivasi ibu, dikarenakan pengetahuan orang tua tentang
sikap ibu, tingkat pengetahuan, tindakan ibu, pentingnya imunisasi untuk anaknya
pelayanan kesehatan dengan kepatuhan ibu sangat penting sehingga kepatuhan orang
dalam pemberian imunisasi dasar. Hasil tua untuk memberikan imunisasi kepada
penelitian ini mengindikasikan bahwa anaknya sangatlah diperlukan. Peran orang
pengetahuan memang memiliki kontribusi tua dalam upaya kesehatan promotif sangat
dalam menimbulkan kepatuhan, tetapi masih penting terutama dalam melengkapi
banyak variabel lain yang terlibat. Namun imunisasi pada bayi. Pengetahuan
demikian penelitian ini tidak menghitung seseorang merupakan domain yang penting
seberapa besar kontribusi pengetahuan dalam dalam membentuk tindakan seseorang.
membentuk kepatuhan. Perilaku yang didasari pengetahuan akan
lebih bertahan dari perilaku yang tidak
Jurnal Borneo Cendekia Vol. 5 No. 1 Maret 2021 61

didasari pengetahuan (Fitriani, 2011). Dengan pembangunan manusia yang lebih baik
Pengetahuan yang baik membuat ibu dibandingkan dengan kota Pangkalan Bun.
memperoleh informasi yang benar mengenai Dengan demikian perbandingan antara
manfaat dan tujuan pemberian imunisasi besarnya kontribusi pengetahuan terhadap
sehingga akan mempengaruhi kelengkapan kepatuhan antara penelitian ini dan
imunisasi dasar (Hijani, Nauli, & Zulfitri, penelitian Anggraeni masih perlu ditelaah
2017). Hal ini sejalan dengan penelitian yang lebih jauh. Pengaruh faktor suku dalam
dilakukan Senewe oleh Rompas, & Lolong membentuk pengatahuan dan kepatuhan
(2017), tentang analisis faktor faktor yang juga perlu dikaji lebih jauh sebab
berhubungan dengan kepatuhan ibu dalam berdasarkan data BPS, wilayah kerja
pemberian imunisasi dasar menunjukkan Puskesmas Madurejo didominasi oleh suku
bahwa terdapat hubungan tingkat pengetahuan Madura sedangkan pada penelitian
dengan kepatuhan pemberian imunisasi dasar. Anggraeni partisipan penelitian didominasi
Semakin baik tingkat pendidikan, maka oleh suku Sunda. Masih perlu pengujian
semakin baik juga tingkat pengetahuan ibu lebih jauh apakah kepatuhan yang
sehingga mempermudah dalam perubahan ditampilkan dalam penelitian ini
perilaku untuk memberikan imunisasi dasar benarbenar dikendalikan oleh pengetahuan
pada bayi. Sepanjang penelusuran Peneliti, ataukah hanya sebatas hubungan yang
hanya laporan penelitian disertasi Anggraeni kebetulan pada saat dan waktu tertentu.
(2015) yang memiliki desain dan variabel yang Namun demikian setidaknya penelitian ini
serupa dengan penelitian ini. Tetapi laporan menyediakan evidence bahwa pada suatu
tersebut tidak dipublikasikan dalam jurnal waktu tertentu pengetahuan ibu memiliki
ilmiah di Indonesia dan hanya diterbitkan hubungan dengan kepatuhan ibu dalam
dalam repositori Universitas Islam Bandung. memberikan imunisasi dasar pada anak di
Namun demikian hasil penelitian ini patut Puskesmas Madurejo. Eksplorasi lebih
disimak untuk memperkaya khasanah jauh mengenai seberapa besar kontribusi
penelitian ini. Penelitian Anggraeni ni pengetahuan dalam menghasilkan
bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kepatuhan serta bagaimana faktor-faktor
pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar demografi terlibat dalam membentuk pola
lengkap dengan kepatuhan melaksanakan pengetahuan dan kepatuhan masih perlu
imunisasi dasar lengkap pada anak usia diteliti oleh peneliti-peneliti selanjutnya.
0−12 bulan di Puskesmas Salam Kota Penelitian ini juga sejalan dengan
Bandung. Penelitian Anggraeni ini penelitian dari Luthfi (2014), yang
mengungkapkan bahwa terdapat hubungan menyatakan bahwa ada hubungan yang
bermakna tingkat pengetahuan ibu tentang signifikan antara tingkat pengetahuan
melaksanakan imunisasi dasar lengkap dengan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada
kepatuhan kepatuhan melaksanakan imunisasi balita dengan hasil p.0,001.
dasar lengkap (p=0,017). Semakin tinggi
pengetahuan ibu maka semakin tinggi
kepatuhan melakukan imunisasi dasar lengkap
pada anak.
Sekilas dapat dilihat bahwa penelitian yang Kesimpulan dan Saran
Penulis lakukan ini selaras dengan penelitian Kesimpulan
Anggraeni (2015) namun apabila dicermati
lebih jauh karakteristik responden penelitian Berdasarkan hasil penelitian di atas,
terdapat perbedaan yang cukup bermakna. Dari maka dapat disimpulkan sebagai
perspektif geografis, Kota Bandung adalah kota berikut:
besar di Jawa Barat dan terdapat banyak 1. Hasil penelitian pengetahuan ibu
perguruan tinggi sehingga memiliki indeks tentang pemberian imunisasi
Jurnal Borneo Cendekia Vol. 5 No. 1 Maret 2021 62

menunjukkan sebagian besar ibu memiliki Kotawaringin Barat. (2020). Profil


tingkat pengetahuan baik. Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Barat
2. Hasil penelitian kepatuhan ibu dalam Tahun 2019. Dinas Kesehatan Kabupaten
pemberian imunisasi didapatkan hasil Kotawaringin Barat.
responden patuh terhadap pemberian
Faot, M. (2019). Hubungan
imunisasi.
Pengetahuan Tentang Caries
3. Berdasarkan hasil uji chi square didapatkan
Gigi Dengan Motivasi Untuk
H1 diterima artinya ada hubungan antara
Melakukan Penumpatan
tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi
Karies Gigi (Pada Pasien di
dasar terhadap kepatuhan pemberian
Poli Gigi Puskesma Soe).
imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja
universitas Muhammadiyah
Puskesmas Madurejo Pangkalan Bun.
Purwokerto.
Saran Fitriani, S. (2011). Promosi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai Kesehatan. Graha Ilmu.
masukan bagi pihak puskesmas agar
meningkatkan sosialisasi tentang imunisasi Hartaty. (2017). Pengaruh Tingkat
dasar untuk menunjang kepatuhan imunisasi Pengetahuan Ibu Tentang
dasar dan mencegah adanya drop out imunisasi. Imunisasi Pada Bayi Di
Wilayah Kerja Puskesmas
Batua Makassar. Jurnal Ilmiah
Daftar Pustaka Kesehatan Sandi Husada,
Anggraini, A. (2015). Anggraeni, Arti. 6(2), 1–19.

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hijani, R., Nauli, F. A., & Zulfitri,
R. (2017). Hubungan
tentang Imunisasi Dasar Lengkap Pengetahuan Ibu Tentang
Anak dengan Kepatuhan Imunisasi Terhadap
Kelengkapan Imunisasi dasar
Melaksanakan Imunisasi. Universitas Pada Balita Di Wilayah Kerja
Islam Bandung. Puskesmas Dumai Kota
Kelurahan Dumai.
Astuti, S. J., Atty, Y., & Maemunah, N. Universitas Sriwijaya.
(2016). Hubungan Tingkat Kepatuhan Karina, N. A., & Warsito, E. B.
Orang Tua Terhadap Kelengkapan (2012). Pengetahuan Ibu
tentang Imunisasi Dasar
Pemberian Imunisasi Dasar Pada bayi Di Balita. Jurnal Nursing Studies,
Puskesmas Batu Kota Batu. Nursing 1(1).

News, 1(1). Mandowa, R., & Kasim, J. (2014).


FaktorFaktor Yang
Azijah, I. (2018). Hubungan Pengetahuan Ibu Berhubungan Dengan
Dan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Ibu Dalam
Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Di Pemberian Imunisasi Dasar
Desa Tunggaljaya Sumur Pandeglang Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tahun 2016. Jurnal Bidang Ilmu Tamalanrea. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 1(1). Kesehatan Diagnosis, 5(4),
2302–1721.
Dinas Kesehatan Kabupaten
Jurnal Borneo Cendekia Vol. 5 No. 1 Maret 2021 63

https://docplayer.info/ Manado. Jurnal Keperawatan


49429360Faktor-faktor-yang- UNSRAT, 5(1),
berhubungandengan-kepatuhan- 109743.
ibu-dalampemberian-imunisasi-
dasardiwilayah-kerja- Soetjiningsih. (2012). Tumbuh Kembang
puskesmastamalanrea.html Anak. EGC.

Notoatmodjo, S. (2017). Promosi Suwarya, W. P., & Yuwono, P. (2017).


Kesehatan; teori dan aplikasi. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi
Rineka Cipta. Tingkat Pengetahuan Masyarakat
Dalam Mitigasi Bencana Alam Tanah
Nursalam. (2015). Metodologi Penelitian Ilmu Longsor. University Researh
Keperawatan, Edisi 4. Salemba Medika. Collegium, 1(2), 305–314.

Pratiwi, W. (2017). Hubungan Undarti, Zetik, Murtutik, L., & Suwarni, A.


Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi (2013). Hubungan Tingkat
Dasar Dengan Kelengkapan Imunisasi Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi
Dasar Pada Balita di Kampung Nelayan Dasar dengan Kepatuhan Pemberian
Muara Angke Jakarta Utara. Universitas Imunisasi Dasar pada Bayi di
Esa Unggul. Puskesmas Grogol Kabupaten
Sukoharjo. Jurnal Ilmu Keperawatan
Prayogo, A., Adelia, A., Cathrine, C., Dewina, Indonesia, 1(1).
A., Pratiwi, B., Ngatio, B., Resta, A.,
Sekartini, R., & Wawolumaya, C. (2016). UNICEF. (2019). UNICEF annual report
Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Anak 2019 : For every child, reimagine.
Usia 1 – 5 tahun. Sari Pediatri, 11(1), Unicef Indonesia.
15. https://www.unicef.org/reports/annual
https://doi.org/10.14238/sp11.1.2009. -report-2019
15-20 Wahyuningtyas, K. (2010). Analisis faktor-
Puskesmas Madurejo. (2020). Profil Puskesmas faktor yang mempengaruhi kepatuhan
Madurejo Tahun 2019. Puskesmas perawat dalam pendokumentasian
Madurejo. asuhan keperawatan.

Rahmawati, A. I., & Wahjuni, C. U. (2014). Waluyo, S., & Budhi. (2011). 100 Question
Factors Affecting Completeness Basic & Answer Hepatitis. Elex Media
Immunization Village District of North Computindo.
Krembangan. Jurnal Berkala Winarsih, S., Imavike, F., & Yunita, R.
Epidemiologi, 2(1). (2013). Hubungan Peran Orang Tua
Rizani, A., Hakimi, M., & Ismail, D. (2019). Dalam Pemberian Imunisasi Dasar
Hubungan Pengetahuanm Sikap dan Dengan Status Imunisasi Bayi di Desa
Perilaku Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Wilayah Kerja Puskesmas Dringu
Hepatitis B 0-7 Hari di Kota Banjarmasin. Kabupaten Probolinggo. Jurnal Ilmu
Berita Keperawatan: Journal of Nursing
Kedokteran Masyarakat, 25(1), 12– 20. Science, 1(2), 135–140.

Senewe, M., Rompas, S., & Lolong, J. (2017). Yundri, Setiawati, M., Suhartono,
Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Setyawan, H., & Budhi, K. (2017).
Dengan Kepatuhan Ibu Dalam Pemberian Faktor-Faktor Risiko Status
Imunisasi Dasar Di Puskesmas Tongkaina
Kecamatan Bunaken Kota Madya
Jurnal Borneo Cendekia Vol. 5 No. 1 Maret 2021 64

Imunisasi Dasar Tidak Lengkap pada


Anak (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas
II Kuala Tungkal). Jurnal
Epidemiologi

Anda mungkin juga menyukai