PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
T.A 2022/2023 REVIEW JURNAL
Peringkas Septi Zarpiana
Tanggal 15 Maret 2023
Topik Imunisasi
Eva Riyanti , Indah Mauludiyah , Ulfa Nur
Penulis Hidayati
Tahun 2021
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang
Imunisasi Dasar Dengan Kelengkapan Judul Imunisasi Dasar Anak Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Posyandu Teratai Desa Ngebruk Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang
Jurnal Kendedes Midwifery Journal
Volume Volume 1, No.2
Latar belakang permasalahan Imunisasi merupakan salah satu cara
pencegahan penyakit menular khususnya penyakit yang dicegah dengan imunisasi yang diberikan tidak hanya anak kepada sejak bayi hingga remaja tetapi juga pada dewasa. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi sangat penting untuk diketahui sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan angka cakupan kelengkapan imunisasi dasar. Beberapa faktor seperti pengetahuan, sikap dan motivasi orang tua serta informasi tentang imunisasi merupakan faktor yang mempengaruhi kelengkapan pemberian imunisasi dasar pada anak. Masih banyak pula masyarakat yang menganggap imunisasi dasar dapat menyebabkan demam. Hal ini menjelaskan mengapa pengetahuan yang minim tentang imunisasi berperan penting dalam kelengkapan imunisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan kelengkapan Tujuan penelitian imunisasi dasar anak pada masa pandemi COVID-19 di Posyandu Teratai Desa Ngebruk Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang.
Teknik pengambilan sampel menggunakan
Total sampling dengan jumlah populasi 35 Subyek/populasi/sampel orang, dan sampel 35 orang yang termasuk dalam kriteria inklusi.
Metode yang digunakan adalah metode
Metode penelitian penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional.
Prosedur pengumpulan data dilakukan
dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan sebagai responden dan membagikan kuesioner pada ibu yang Instrumen pengumpul data memiliki anak usia 10 bulan – 24 bulan yang mengikuti posyandu di Posyandu Teratai Desa Ngebruk Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang.
Pengolahan data menggunakan bantuan
komputer dengan program IBM SPSS Statistics 22. Data dianalisis secara Teknik analisis data univariat dan bivariat dan uji analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Correlations Spearman’s Rho. Hasil Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa : 1. Usia ibu tidak ada pengaruhnya terhadap pengetahuan dengan keleng- kapan imunisasi dasar anak. 2. Terdapat hubungan antara pendidikan ibu antara pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi dasar anak. 3. Pekerjaan tidak mempengaruhi pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan kelengkapan imuni-sasi dasar. 4. Pendapatan keluarga tidak mem- pengaruhi pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan kelengkapan imuni-sasi dasar. 5. Tidak ada hubungan antara tingkat sosial ekonomi ibu yang memiliki balita usia 1-2 tahun dengan status Imunisasi dasar lengkap pada balita. 6. Jumlah anak tidak berpengaruh terhadap pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar. 7. Jarak rumah tidak berpengaruh terhadap pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar anak di Posyandu Teratai. 8. Tingkat pengetahuan dalam kategori baik. 9. Peneliti menganalisis masih adanya anak yang tidak mendapatkan imunisasi secara lengkap yaitu sebanyak 7 orang. Alasan yang dikemukakan oleh ibu adalah posyandu masih tutup, waktu imunisasi anak sakit, dan karena waktu jadwal imunisasi vaksin belum ada atau habis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar anak pada masa pademi COVID-19 dengan hasil uji Correlations Spearman’s Rho didapatkan nilai signifikan sebesar ρ = 0,579 yang menunjukkan bahwa tidak ada korelasi atau hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar anak pada masa pademi COVID-19 di Posyandu Teratai Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR ANAK PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI POSYANDU TERATAI DESA NGEBRUK KECAMATAN PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG Eva Riyanti1, Indah Mauludiyah2, Ulfa Nur Hidayati3 123Jl. Panji Suroso No. 6 Malang 1 evariyanti2401@gmail.com 2 mauludiyahpitoyo@gmail.com 3 ulfanurhidayati0306@gmail.com Abstrak: Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit menular khususnya penyakit yang dicegah dengan imunisasi yang diberikan tidak hanya anak kepada sejak bayi hingga remaja tetapi juga pada dewasa. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi sangat penting untuk diketahui sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan angka cakupan kelengkapan imunisasi dasar. Beberapa faktor seperti pengetahuan, sikap dan motivasi orang tua serta informasi tentang imunisasi merupakan faktor yang mempengaruhi kelengkapan pemberian imunisasi dasar pada anak. Masih banyak pula masyarakat yang menganggap imunisasi dasar dapat menyebabkan demam. Hal ini menjelaskan mengapa pengetahuan yang minim tentang imunisasi berperan penting dalam kelengkapan imunisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar anak pada masa pandemi COVID-19 di Posyandu Teratai Desa Ngebruk Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. Metode yang digunakan adalah metode penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional dan teknik pengambilan sampel menggunakan Total sampling dengan jumlah populasi 35 orang, dan sampel 35 orang yang termasuk dalam kriteria inklusi. Hasil uji Correlations Spearman’s Rho menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar anak pada masa pandemi COVID-19 di Posyandu Desa Ngebruk Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang (ρ-value = 0,579). Kata Kunci: pengetahuan, imunisasi dasar Abstract: Immunization is one way to prevent infectious diseases, especially diseases that are prevented by immunization, which is given not only to children from infancy to adolescence but also to adults. Factors related to completeness of immunization are very important to know as one of the efforts to increase the number of completeness of basic immunization coverage. Several factors such as knowledge, attitudes and motivation of parents as well as information about immunization are factors that affect the completeness of basic immunization for children. There are still many people who think that basic immunization can cause fever. This explains why the lack of knowledge about immunization plays an important role in the completeness of immunization. This study aims to determine the relationship between mother's knowledge about basic immunization and completeness of basic immunization for children during the COVID- 19 pandemic at the Teratai Posyandu, Ngebruk Village, Poncokusumo District, Malang Regency. The method used is an analytical observational research method with a cross sectional research design and the sampling technique uses total sampling with a population of 35 people, and a sample of 35 people who are included in the inclusion criteria. The results of the Correlations Spearman's Rho test showed that there was no relationship between mother's knowledge about basic immunization and the completeness of basic immunization for children during the COVID-19 pandemic at the Posyandu, Ngebruk Village, Poncokusumo District, Malang Regency (ρ-value = 0.579). Keywords: knowledge, basic immunization PENDAHULUAN dari semua fasilitas kesehatan (faskes) Pemerintah telah menetapkan melaporkan layanan imunisasi terganggu Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di kedua level yaitu Puskesmas dan sebagai bencana non-alam berupa Posyandu. (Kemenkes RI. 2020) wabah/pandemik, penetapan ini diikuti Dilihat dari cakupan imunisasi di dengan upaya-upaya pencegahan Indonesia pada bulan Januari sampai April penyebaran virus corona melalui tahun 2020 dibandingkan dengan tahun pembatasan sosial antara lain pembatasan 2019 pada bulan yang sama menyatakan kerumunan orang, pembatasan perjalanan, bahwa penurunan mulai dari 0,5% sampai pember-lakuan isolasi, penundaan dan dengan 87%. Data cakupan OPV4 pembatalan acara, serta penutupan fasilitas menunjukkan bahwa di bulan April 2020 dan pengaturan pelayanan publik. Kondisi mengalami penurunan paling besar bila ini turut berpengaruh terhadap jadwal dan dibandingkan dengan bulan April 2019 tata cara pelayanan imunisasi baik di yakni sebesar 46,5%. Jawa Timur menjadi posyandu, puskesmas maupun di fasilitas salah satu Provinsi yang tercatat dalam kesehatan lainnya termasuk swasta. waktu 6 bulan terakhir mengalami kasus Sejumlah orang tua khawatir untuk difteri paling banyak yaitu pada bulan memberikan imunisasi bagi anaknya, dan Desember 2019 sampai Mei 2020. tidak sedikit pula petugas kesehatan ragu- (Nurhasanah, Ifa. 2021) ragu dalam menyelenggarakan pelayanan Sebelum pandemi, secara nasional imuni-sasi di tengah pandemi COVID-19, cakupan imunisasi dasar (vaksin hepatitis bisa jadi disebabkan ketidaktahuan atau B, polio, campak, BCG dan pentavalen karena belum adanya petunjuk teknis yang (DPT-HB-Hib)) untuk anak usia tersebut tersedia. Kalau kondisi ini terus dibiarkan, hanya mencapai 57,9%, jauh dari target maka cakupan imunisasi nasional akan 93%. Riset permodelan yang dilakukan turun, sehingga kekebalan komunitas tidak oleh Auliya S. Suwantika, dkk. terbentuk lagi dan pada akhirnya cakupan menunjukkan pandemi ini berpotensi imunisasi yang rendah ini bisa menurunkan persentase cakupan imunisasi menyebabkan terjadinya KLB PD3I seperti dasar rutin dibandingkan sebelum Campak, Rubela, Difteri, Polio dan pandemi. Dalam skenario yang paling lainnya. Tentunya ini akan menjadi beban moderat, jika cakupan turun 5% saja, maka ganda bagi masyarakat dan negara di cakupannya hanya 53,4% untuk seluruh tengah pandemi COVID-19 yang masih Indonesia. Bila penurunannya sampai berlangsung. (Kemenkes RI. 2020) 20%, maka cakupan vaksinasi nasional Sejak Indonesia melaporkan kasus hanya 43%. Penurunan cakupan imunisasi COVID-19 pertama pada bulan Maret di Pulau Jawa, sebagai episentrum 2020, cakupan imunisasi rutin untuk pandemi COVID-19 dan populasi terpadat, mencegah penyakit-penyakit pada anak- lebih tinggi dibandingkan luar Jawa. anak seperti campak, rubella, dan difteri (Suwantika, Auliya S., dkk. 2020) semakin menurun. Misalnya, angka Sebelum adanya pandemi COVID-19, cakupan imunisasi difteri, pertusis dan WHO pada tahun 2019 menyatakan tetanus (DPT3) dan campak dan rubella sebanyak 14 juta bayi tidak mendapat (MR1) berkurang lebih dari 35% pada dosis awal vaksin DTP, dan 5.7 juta bayi bulan Mei 2020 dibandingkan periode lainnya tidak mendapatkan imunsasi dasar waktu yang sama pada tahun sebelumnya. secara lengkap. Dari total 19,7 juta, lebih Untuk lebih memahami efek pandemi dari 60% anak-anak ini tinggal di 10 COVID-19 terhadap imunisasi, negara salah satunya Indonesia. Data Kementerian Kesehatan dan UNICEF terbaru tentang perkiraan cakupan vaksin melakukan penilaian cepat pada April dari WHO dan UNICEF di tahun 2019 2020: hasilnya menunjukkan bahwa 84% menunjukkan bahwa pemberian vaksin Human Papilloma Virus (HPV) ke 106 negara terancam Vaksin HB monovalen pada usia satu mengalami kegagalan. WHO juga bulan tidak perlu diberikan apabila anak mencatat adanya penurunan jumlah anak akan mendapat vaksin DTP-HB HiB pada yang mendapatkan vaksin difteri, tetanus umur dua bulan. (Ranuh dkk, 2017) dan pertusis (DTP3) dalam data pada Imunisasi BCG bertujuan untuk empat bulan pertama tahun 2020. Data ini menimbulkan kekebalan aktif terhadap merupakan suatu hal yang tidak wajar penyakit tuberculosis (TBC). Vaksin BCG karena baru pertama kalinya dalam 28 merupakan vaksin beku kering yang tahun terdapat penurunan cakupan DTP3 mengandung Mycobacterium bovis hidup di seluruh dunia. Akibat dari adanya yang dilemahkan (Kemenkes RI, 2015). pandemi COVID-19, setidaknya terdapat Imunisasi BCG pada bayi optimal 30 kampanye vaksinasi campak dibatalkan diberikan pada bayi usia <3 bulan, namun atau berisiko dibatalkan oleh WHO dan sebaiknya diberikan sesegera mungkin UNICEF, yang nantinya dikhawatirkan karena di Indonesia penyakit TBC masih dapat menyebabkan wabah penyakit lain. sangat tinggi. Apabila bayi berusia 3 bulan Sampai dengan bulan Mei 2020, tiga belum diberikan imunisai BCG perlu perempat dari 82 negara melaporkan dilakukan tes tuberculin untuk mendeteksi gangguan terkait program imunisasi akibat bayi terinfeksi kuman TB atau belum pandemi COVID-19. (Ranuh dkk, 2017). Cara pemberian vaksin Data imunisasi di Indonesia oleh Riset BCG yaitu melalui suntikan secara Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun intrakutan didaerah lengan kanan atas 2018 menunjukkan cakupan imunisasi dengan dosis pemberian 0,05 ml sebanyak dasar lengkap di Indonesia untuk anak 1 kali. (Kemenkes RI, 2015) berusia 12-23 bulan hanya mencapai 58% Vaksin DPT-HB-HIB digunakan dari target seharusnya yaitu 93%. Data untuk pencegahan terhadap difteri, tetanus, pada tahun 2019 cakupan imunisasi rutin pertusis, (batuk rejan), hepatitis B, dan di Indonesia masih dalam kategori kurang infeksi Haemophilus influenza tipe b memuaskan, dimana cakupan DPT-3 dan secara stimulant. Cara pemberian vaksin MR pada tahun 2019 tidak mencapai 90% DPT- HB-HIB ini yaitu dengan suntikan dari target. Padahal, program imunisasi secara intramuscular pada anterolateral dasar diberikan secara gratis oleh paha atas dengan dosis 0,5 ml (Kemenkes, pemerintah di Puskesmas serta Posyandu. 2015). Imunisasi pentavalen diberikan tiga Banyak hal yang dapat menyebabkan kali yaitu pada usia 2, 3, dan 4 bulan. minimnya cakupan imunisasi anak di Vaksin pentavalen tidak diberikan pada Indonesia. Beberapa faktor seperti anak kurang dari usia 6 minggu, pengetahuan, sikap dan motivasi orang tua disebabkan respons terhadap pertusis serta informasi tentang imunisasi dianggap tidak optimal, sedang respons merupakan faktor yang mempengaruhi terhadap toksoid tetanus dan difteria cukup kelangkapan pemberian imunisasi dasar baik tanpa memperdulikan adanya antibodi pada bayi. maternal, di samping itu KIPI pada usia <6 Imunisasi hepatitis B adalah imunisasi minggu lebih tinggi. (Ranuh dkk, 2017) yang diberikan untuk menimbulkan Imunisasi polio merupakan imunisasi kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis yang bertujuan mencegah penyakit B, yaitu penyakit infeksi yang dapat poliomyelitis. Cara pemberian imunisasi merusak hati (Purwati, 2016). Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (polio I, II, III, Hepatitis B dianjurkan pada umur <12 IV) dengan interval tidak kurang dari 4 jam, namun ditambahkan keterangan minggu, vaksin polio diberikan secara oral setelah penyuntikan vitamin K1. Hal (melalui mulut). (Kemenkes, 2015) tersebut penting untuk mencegah Imunisasi campak ditujukan untuk terjadinya perdarahan akibat defisiensi memberikan kekebalan aktif terhadap vitamin K. penyakit campak, pemberian vaksin campak diberikan 1 kali pada umur 9 kelengkapan imunisasi dasar di Wilayah bulan secara subkutan walaupun demikian Kerja Puskesmas Sicincin Kabupaten dapat diberikan secara intramuscular Padang Pariaman tahun 2020, dengan p dengan dosis sebanyak 0,5 ml. Selanjutnya value 0,514 (p>0,05). imunisasi campak dosis kedua diberikan Berdasarkan latar belakang di atas, pada program school based catch maka penulis ingin mengetahui campaign, yaitu secara rutin pada anak “Hubungan Pengetahuan Ibu tentang sekolah SD kelas 1 dalam program BIAS. Imunisasi Dasar dengan Kelengkapan Efek samping dari vaksinasi campak Imunisasi Dasar Anak pada Masa Pandemi adalah hingga 15% pasien dapat COVID-19”. mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari METODE PENELITIAN setelah vaksinasi. (Umangsaji, 2018) Penelitian ini merupakan penelitian Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini analitik observasional dengan pendekatan terjadi setelah orang melakukan cross sectional untuk mengetahui pengindraan terhadap suatu objek tertentu. hubungan pengetahuan ibu tentang Pengindraan terjadi melalui panca indra imunisasi dasar dengan kelengkapan manusia, yakni: indra penglihatan, imunisasi dasar anak. pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia Penelitian ini dilakukan di Posyandu diperoleh melalui mata dan telinga. Teratai Desa Ngebruk Kecamatan Pengetahuan kognitif merupakan domain Poncokusumo Kabupaten Malang dan yang sangat penting untuk terbentuknya pelaksanaan di mulai dari kegiatan tindakan seseorang (overt behavior). pengumpulan data hingga menganalisis (Notoatmodjo, 2012) data, dari bulan September 2021 sampai Triana dalam penelitiannya di Padang bulan Oktober 2021. menemukan bahwa kendala dalam kelengkapan imunisasi dasar adalah Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat dengan sosiobudaya atau populasi target yaitu ibu atau pengasuh keyakinan yang menganggap imunisasi yang datang membawa anak umur 10-24 adalah hal yang tidak boleh/haram untuk bulan ke Posyandu. Populasi dalam dilakukan. Masih banyak pula masyarakat penelitian ini sebanyak 35 orang. yang menganggap imunisasi dasar dapat Metode pengambilan sampel yang menyebabkan demam. Hal ini menjelaskan digunakan dalam penelitian ini adalah mengapa pengetahuan yang minim tentang Total sampling. Adapun pengertian imunisasi berperan penting dalam sensus/sampling total menurut Sugiyono kelengkapan imunisasi. (Irawati, Nur Ayu (2018:140): sensus atau sampling total Virginia. 2020) adalah teknik pengambilan sampel dimana Berdasarkan penilitian yang dilakukan seluruh anggota populasi dijadikan sampel oleh Rakhmanindra dan Puspitasari (2018) semua. Sampel dalam penelitian ini adalah hasil penelitian menunjukan nilai p < 0,05 sebanyak 35 orang ibu yang memiliki anak (0,000 < 0,05) yang berartikan bahwa usia 10-24 bulan. Prosedur pengumpulan terdapat hubungan antara pengetahuan data dilakukan dengan cara memberikan imunisasi yang dimiliki oleh ibu dengan lembar pertanyaan persetujuan sebagai kelengkapan imunisasi dasar. responden dan membagikan kuesioner Penelitian ini didukung oleh penelitian pada ibu yang memiliki anak usia 10 bulan yang dilakukan oleh Faisal (2020) hasil – 24 bulan yang mengikuti posyandu di penelitian yang dilakukan menunjukkan Posyandu Teratai Desa Ngebruk bahwa tidak ada hubungan antara tingkat Kecamatan Poncokusumo Kabupaten pengetahuan pada responden dengan Malang. Pengolahan data menggunakan No. Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) bantuan komputer dengan program IBM (f) 1. IRT 30 85,7 SPSS Statistics 22. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dan uji analisis yang 2. Petani 2 5,7 digunakan dalam penelitian ini adalah uji 3. Swasta 3 8,6 Correlations Spearman’s Rho. Jumlah 35 100,0
HASIL PENELITIAN Berdasarkan tabel di atas dapat
diketahui bahwa sebagian besar dari Analisa Univariat. responden adalah ibu yang tidak bekerja/IRT yang datang ke posyandu Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden yaitu sebanyak 30 responden (85,7%). Berdasarkan Usia Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden No. Usia Frekuensi Persentase (%) Berdasarkan Pendapatan Keluarga (f) 1. Usia < 20 4 11,4 No. Pendapatan Frekue Persentas tahun Keluarga nsi (f) e (%) 2. Usia 21 - 25 71,4 1 Pendapatan 3 8,6 35 tahun < 2 juta 3. Usia > 35 6 17,1 2. Pendapatan 29 82,9 tahun 3 - 4 juta Jumlah 35 100,0 3. Pendapatan 3 8,6 > 4 juta Berdasarkan tabel di atas dapat Jumlah 35 100,0 diketahui bahwa sebagian besar responden berusia 21-35 tahun yaitu sebanyak 25 Berdasarkan tabel di atas dapat responden (71,4%). diketahui bahwa pendapatan keluarga Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden sebagian besar responden berpenghasilan Berdasarkan Pendidikan 3-4 juta/bulan yaitu 29 (82,9%) Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden No. Pendidikan Frekuensi Persentase (f) (%) Berdasarkan Jumlah Anak 1. SD 5 14,3 No. Jumlah Frekuensi Persentase 2. SMP 16 45,7 Anak (f) (%) 3. SMA 14 40 1. 1 - 2 anak 31 88,6 4. Perguruan 0 0 2. > 3 anak 4 11,4 Tinggi Jumlah 35 100,0 Jumlah 35 100,0 Berdasarkan tabel di atas dapat Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMP dengan jumlah 16 memiliki 1-2 anak yaitu sebanyak 31 responden (45,7%). responden (88,6%).
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Pekerjaan Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Analisa Bivariat. Berdasarkaan Jarak Rumah ke Posyandu Tabel 9. Hasil Uji Correlations Spearman’s Rho No. Jarak Frekuensi Persentase (%) Rumah (f) Spearman’s Pengetahuan Kelengkapan 1. Dekat 28 80 Rho Imunisasi <1000 m Dasar Anak 2. Jauh 7 20 Correlation 1,000 ,097 >1000 m Coefficient Jumlah 35 100 Sig. (2- tailed) . ,579 Berdasarlan tabel di atas dapat N 35 35 diketahui bahwa jarak rumah ke posyandu Berdasarkan tabel didapatkan nilai sebagian besar responden yaitu dekat signifikasi atau sig. (2-tailed) sebesar sebanyak 28 (80%). 0,579, karena nilai sig. (2-tailed) 0,579 > lebih besar dari 0,05 maka artinya tidak ada Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden hubungan yang signifikan (berarti) antara Berdasarkan Pengetahuan variabel pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar No. Pengetahuan Frekuensi Persentase (f) (%) anak. Kemudian diperoleh nilai koefisien 1. Baik 5 14,3 korelasi sebesar 0,097. Artinya tingkat 2. Cukup 25 71,4 kekuatan hubungan (korelasi) antara variabel pengetahuan ibu tentang imunisasi 3. Kurang 5 14,3 dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar Jumlah 35 100,0 anak sebesar 0,097 atau sangat lemah. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar dari PEMBAHASAN responden yaitu 25 responden (71,4%) 1. Karakteristik Responden memiliki pengetahuan cukup. 1) Usia Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Usia merupakan salah satu Berdasarkan Kelengkapan faktor yang cukup dominan Imunisasi Dasar Anak terhadap pengeta-huan. Begitu juga halnya dengan yang No. Kelengkapan Frekuensi Persentase dikatakan Siagian (2002, dalam Imunisasi (f) (%) Nurhidayati 2016) bahwa semakin 1. Lengkap 28 80 meningkatnya usia seseorang 2. Tidak 7 20 maka kedewasaan teknis Lengkap Jumlah 35 100 dan psikologisnya semakin meningkat. Berdasarkan tabel di atas dapat Ia akan semakin mampu diketahui bahwa sebagian besar anak mengambil keputusan, semakin sudah diimunisasi dasar lengkap yaitu 28 bijak-sana, semakin mampu anak (80%). berpikir secara rasional, mengendalikan emosi, dan toleran terhadap pendapat orang lain. Pada penelitian ini menunjukan dari 35 responden bahwa responden yang berusia < 20 tahun sebanyak 4 responden (11,4%), yang berusia 21-35 tahun sebanyak 25 responden (71,4%), dan yang berusia > 35 tahun sebanyak 6 antara pengetahuan dengan responden (17,1%). Maka, keleng- kapan imunisasi dasar mayoritas responden berusia 21-35 anak. Hal ini sejalan dengan tahun sebanyak 25 responden penelitian yang dilakukan oleh (71,4%). Nilai tersebut dapat Elvi Libunelo, dkk. bahwa hasil disimpulakan bahwa usia ibu tidak uji statistik diperoleh nilai p ada pengaruhnya terhadap pe- Value=0,002 < 0,05 yang berarti ngetahuan dengan keleng-kapan bahwa ada hubungan yang imunisasi dasar anak. Penelitian signifikan antara tingkat ini sejalan dengan penelitian pendidikan terhadap kelengkapan Pratamadhita (2012) tidak ada imunisasi (Libunelo, dkk. 2013). pengaruh umur, dari hasil analisis 3) Pekerjaan bivariat menunjukkan nilai p = Pekerjaan merupakan suatu 0.82 kegiatan atau aktivitas seseorang > 0.05. Jadi tidak ada hubungan untuk memperoleh penghasilan yang signifikan antara usia ibu guna memenuhi kebutuhan dengan kelengkapan imunisasi hidupnya sehari-hari. Pekerjaan dasar anak. merupakan faktor yang 2) Pendidikan mempengaruhi pengetahuan. Pendidikan merupakan Ditinjau dari jenis pekerjaan yang kebutuhan dasar manusia yang sering berinteraksi dengan orang sangat penting untuk lain lebih banyak pengetahuannya mengembangkan diri, umumnya bila dibandingkan dengan orang semakin tinggi Pendidikan tanpa ada interaksi dengan orang seseorang se-makin baik pula lain. tingkat pengetahuannya. Hasil pada penelitian ini Pendidikan adalah proses menunjukan sebagian besar dari seseorang mengembangkan responden adalah ibu yang tidak kemam-puan, sikap, dan bentuk- bekerja/IRT yang datang ke bentuk tingkah laku manusia di posyandu yaitu 30 responden dalam masyarakat tempat ia hidup, (85,7%). Dari hal tersebut dapat proses sosial, yakni orang disimpulkan bahwa pekerjaan dihadapkan pada pengaruh tidak mempengaruhi pengetahuan lingkungan yang terpilih dan ibu tentang imunisasi dasar dengan terkontrol (khususnya yang datang kelengkapan imuni-sasi dasar. dari sekolah), sehingga dia dapat Penelitian ini sejalan dengan yang memperoleh atau mengalami dilakukan oleh Vivi Triana perkembangan kemampuan sosial, mengenai faktor yang dan kemampuan individu yang berhubungan dengan pem-berian optimal (Munib dkk, 2006 dalam imunisasi dasar lengkap pada bayi Nurhidayati 2016). tahun 2015 menunjukkan bahwa Pada penelitian ini tidak terdapat hubungan yang menunjukan dari 35 responden bermakna antara pekerjaan bahwa responden yang dengan status imunisasi diperoleh berpendidikan SD sebanyak 5 nilai p = 0,66 (Triana, 2016). responden (14,3%), pendidikan 4) Pendapatan Keluarga SMP 16 responden (45,7%), Menurut Notoadmojo (2011), pendidikan SMA 14 responden keluarga yang berpenghasilan (40%), dan perguruan tinggi 0. rendah mempunyai risiko 3,3 kali Dalam hal ini dapat disimpulkan lebih besar untuk tidak melengkapi bahwa terdapat hubungan antara status imunisasi. Namun pada saat pendidikan ibu dimana imunisasi dasar sudah semakin berpengalaman dan digratiskan oleh pemerin-tah, sering memperoleh informasi teori tersebut tidak ideal untuk tentang imunisasi, sehingga dijadikan faktor risiko terhadap anaknya akan diimunisasi status imunisasi seseorang. (Handayani, 2008 Menurut Rahmawati (2014), dalam Nurhidayati 2016). sebagian besar masyarakat Berdasarkan hasil pene-litian menggunakan fasilitas yang ini, menunjukan bahwa responden diberikan Pemerintah seperti terbanyak adalah ibu yang posyandu sehingga tidak ada biaya memiliki anak 1 - 2 anak sebanyak yang dikeluarkan oleh orang tua 31 responden (88,6%) dan yang untuk memberikan imunisasi pada terkecil ibu yang memiliki anak > anaknya karena imunisasi yang 3 anak sebanyak 4 responden berasal dari pemerintah diberikan (11,4%). Dari jumlah tersebut secara gratis untuk masyarakat. dapat disimpulkan bahwa jumlah Dari hasil penelitian ini, anak tidak berpengaruh terhadap menunjukan bahwa pendapa-tan pengetahuan ibu tentang imunisasi keluarga responden < 2 juta/bulan dasar dengan kelengkapan sebanyak 3 responden (8,6%), 3 – imunisasi dasar. Hasil penelitian 4 juta/bulan sebanyak 29 Nurhidayati (2016) rata-rata ibu responden (82,9%), dan > 4 yang memiliki anak lebih dari satu juta/bulan (multipara) sudah memiliki sebanyak 3 responden (8,6%). pengalaman yang lebih dari pada Dari jumlah tersebut dapat ibu yang baru memiliki anak satu disimpulkan bahwa pendapa-tan (primipara). Hal ini dikarenakan keluarga tidak mem-pengaruhi pengalaman yang diperoleh dari pengetahuan ibu tentang imunisasi imunisasi anak ysng sebelumnya dasar dengan kelengkapan imuni- sehingga ibu lebih mengetahui sasi dasar. pentingnya kelengkapan Hal ini sejalan dengan imunisasi. penelitian yang dilakukan oleh 6) Jarak Rumah Astrianzah (2011) tidak ada Berdasarkan hasil pene-litian hubungan antara tingkat sosial ini, menunjukan bahwa responden ekonomi ibu yang memiliki balita mayoritas tinggal dekat (<1000m) usia 1-2 tahun di wilayah kerja dengan posyandu yaitu sebanyak Puskesmas Manyaran tahun 2011 28 (80%). Berdasarkan hal dengan uji chi square didapatkan tersebut maka jarak rumah tidak nilai signifikansi (p) adalah berpengaruh terhadap pengetahuan 1,368 (p > 0,05) maka dapat ibu tentang imunisasi dasar dengan diambil kesimpulan bahwa tidak kelengkapan imunisasi dasar anak ada hubungan antara tingkat sosial di Posyandu Teratai. Hal ini ekonomi ibu yang memiliki balita sejalan dengan penelitian yang usia 1-2 tahun dengan status dilakukan oleh Harahap, dkk. Imunisasi dasar lengkap pada (2020) yaitu variabel lokasi/jarak balita. memiliki nilai sig-p 0,900 > 0,05 5) Jumlah Anak artinya lokasi/jarak tidak memiliki Jumlah anak sebagai salah satu hubungan secara signifikan aspek demografi yang akan terhadap pemberian imunisasi berpengaruh pada partisipasi dasar pada bayi Desa Situmbaga masyarakat. Hal ini dapat terjadi Kecamatan Halongonan Timur karena seorang ibu mempunyai Kabupaten Padang Lawas Utara. anak lebih dari satu biasanya ibu 7) Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2014) seorang akan cenderung untuk pengetahuan adalah hasil "tahu" mendapatkan informasi, baik dari dan ini terjadi setelah orang orang lain maupun dari media mengadakan penginderaan massa. Semakin banyak informasi terhadap suatu objek tertentu. yang masuk semakin banyak pula Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan yang didapat. tentang pengetahuan ibu tentang 8) Kelengkapan Imunisasi imunisasi dasar di Posyandu Hasil analisis data penelitian Teratai di Kecamatan didapatkan dari 35 responden Poncokusumo, Kabupaten Malang terdapat 28 responden (80%) yang menunjukkan tingkat pengetahuan anaknya sudah diimunisasi secara dalam kategori baik. Karena lebih lengkap dan 7 responden (20%) banyak responden memiliki yang anaknya tidak mendapatkan tingkat pengetahuan cukup baik. imunisasi secara lengkap. Peneliti Kategori responden dengan tingkat menganalisis masih adanya anak pengetahuan baik 5 responden yang tidak mendapatkan imunisasi (14,3%), cukup 25 responden secara lengkap yaitu sebanyak 7 (71,4%), responden dengan tingkat orang. Alasan yang dikemukakan pengetahuan kurang 5 responden oleh ibu adalah posyandu masih (14,3%) dari 35 responden yang tutup, waktu imunisasi anak sakit, ada. dan karena waktu jadwal imunisasi Peneliti sangat setuju dengan vaksin belum ada atau habis. beberapa teori yang berhubungan 9) Hubungan Pengetahuan Ibu dengan tingkat pengetahuan tentang Imunisasi Dasar dengan tersebut. Karena dengan ditunjang Kelengkapan Imunisasi Dasar kualitas serta pendidikan yang Anak pada Masa Pandemi semakin tinggi, secara langsung COVID-19 di Posyandu Teratai akan mem-pengaruhi tingkat Desa Ngebruk Kecamatan penge-tahuan ibu. Namun perlu Poncokusumo Kabupaten ditekankan bahwa seorang yang Malang berpendidikan rendah tidak berarti Hasil penelitian ini mutlak berpengetahuan rendah menunjukkan bahwa tidak terdapat pula. Hal ini membuktikan bahwa hubungan antara pengetahuan ibu pendidikan juga dapat tentang imunisasi dasar dengan mempengaruhi seseorang dalam kelengkapan imunisasi dasar anak bersikap dan berfikir, apabila pada masa pademi COVID-19 semakin tinggi pendidikan dengan hasil uji Correlations seseorang maka semakin mudah Spearman’s Rho didapatkan nilai pula dalam menerima informasi. signifikan sebesar ρ = 0,579 yang Menurut Budiman dan Riyanto menunjukkan bahwa tidak ada (2013) menjelaskan bahwa faktor korelasi atau hubungan yang yang mem-pengaruhi tingkat pe- signifikan antara pengetahuan ibu ngetahuan adalah pen-didikan, dari tentang imunisasi dasar dengan hasil penelitian, didapatkan kelengkapan imunisasi dasar anak sebagian res-ponden pada masa pademi COVID-19 di berpendidikan ter-akhir SMP Posyandu Teratai Kecamatan yaitu 16 (45,7%) Poncokusumo Kabupaten Malang. dan SMA 14 (40%) dari 35 Penelitian ini didukung juga responden yang ada, Nilai dengan penelitian yang dilakukan pengetahuan mereka baik, sesuai oleh Susanti, dkk. 2019 bahwa teori, dengan pendidikan tinggi hasil penelitian menunjukkan nilai Heraris, Selina. 2015. Hubungan p-value 0,301 yang artinya tidak Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi ada hubungan antara penge-tahuan Dasar terhadap Kelengkapan ibu dengan keleng-kapan Imunisasi Dasar pada Anak di imunisasi dasar di wilayah kerja Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Puskesmas Temindung. Hasil Pembina Plaju Palembang. Fakultas penelitian ini menunjukkan Kedokteran Universitas Kedokteran seseorang dengan pengatahuan Palembang yang lebih baik belum tentu mau memberikan imunisasi dasar Kemenkes RI. 2015. Buku Ajar Imunisasi. kepada anaknya. Selain faktor 2nd edn, Pusat Pendidikan dan pengetahuan terdapat juga Pelatihan Tenaga Kesehatan. Jakarta beberapa faktor lain yang ikut Kemenkes RI. 2020. Petunjuk Klinis serta mem-pengaruhi seseorang Pelayanan Imunisasi pada Masa dalam pemberian imunisasi Pandemi COVID-19. Jakarta: dimana faktor tersebut tidak Kementrian Kesehatan Republik diteliti dalam penelitian ini, seperti Indonesia faktor tradisi atau keper-cayaan, fasilitas kesehatan, sikap dan Rakhmanindra, Larassita dan Puspitasari, perilaku tokoh masyarakat, faktor Nunik. 2018. Hubungan antara peng-ganggu dan lain-lain. Karakteristik Ibu dengan (Susanti, dkk. 2019) Kelengkapan Imunisasi Dasar di Penelitian ini didukung juga Puskesmas Wonokusumo Kota oleh peneltian yang dilakukan Surabaya. Surabaya: Universitas Heraris (2015) bahwa hasil uji Airlangga Surabaya statistik diperoleh p value= 0,081 maka dapat disimpulkan tidak ada Notoatmojo, S. 2011. Ilmu Perilaku hubungan yang signifikan antara Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta tingkat pengetahuan dengan keleng-kapan Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan imunisasi. dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta DAFTAR PUSTAKA Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku Astrianzah, Delan. 2011. Hubungan Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Nugroho, Pratamaditha Janu. 2012. Status Imunisasi Dasar Lengkap Hubungan Tingkat pengetahuan Pada Balita. Semarang: Universitas Usia, dan pekerjaan Ibu dengan Diponegoro Status Imunisasi dasar Bayi di Desa Japanan Kecamatan Cawas Budiman, Riyanto A. 2013. Kapita Selekta Kabupaten Klaten. Surakarta: Kuesioner Pengetahuan Dan Sikap Universitas Muhammadiyah Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Surakarta Salemba Medika Nurhasanah, Ifa. 2021. Pelayanan Faisal, Afrah Diba. 2020. Hubungan Imunisasi di Masa Pandemi Covid- Tingkat Pengetahuan dan Perilaku 19:Literatur Review Jurnal Ilmu Ibu dengan Kelengkapan Imunisasi Keperawatan dan Kebidanan Vol.12 Dasar PadaBayi Usia <12 Bulan Di No.1 (2021) 104-108 Wilayah Kerja Puskesmas Sicincin KabupatenPadang Pariaman. Padang: Universitas Baiturrahmah Padang Nurhidayati. 2016. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar Terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tanggerang Selatan. Jakarta: FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Ranuh, Gde. I.G.N. dkk. 2017. Pedoman Imunisasi Di Indonesia. Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Indonesia Sulistyoningrum, Dewi, dan Suharyo. 2017. Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Bayi Usia 9-12 Bulan dan Faktor Determinan di Kelurahan Randusari Kota Semarang. Semarang: Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Susanti, Elisa. dkk. 2019. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Temindung. Kalimantan Timur: Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur Prodi D-IV Kebidanan Suwantika, Auliya A., Boersma, Cornelis. dan Postma, Maarten J. The potential impact of COVID-19 pandemic on the immunization performance in Indonesia: EXPERT REVIEW OF VACCINES 2020, VOL. 19, NO. 8, 687–690. Department of Pharmacology and Clinical Pharmacy, Faculty of Pharmacy, Universitas Padjadjaran. Bandung Triana, V. 2016. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Tahun 2015. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 10(2): pp.123- 135. Sumatera Barat: Universitas Andalas
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Di Kelurahan Parupuk Tabing Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2013