Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No.

2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357

PENELITIAN
PENGETAHUAN IBU TENTANG KEJADIAN IKUTAN PASCA
IMUNISASI DASAR (KIPI) PADA BAYI
Nazwah Masiah*, Titi Astuti**
*Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang
**Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi nasional yang paling serius diperkirakan terjadi pada anak sebanyak
50% kasus dari 1 juta kelahiran balita. Presentase angka kejadian ikutan pasca imunisasi sendiri di
Puskesmas Sukarame terjadi sebesar 16,3% kasus,dan angka drop out sebesar 10 %,hal tersebut akan
berdampak buruk bagi bayi ibu apabila kurangnya pengetahuan dan penanganan yang tepat. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu di Puskesmas Sukarame Kelurahan Way Dadi
Sukarame Bandar Lampung Tahun 2014.Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini bersifat
deskriptif. Populasi pada penelitian ini sebanyak 163 orang,teknik sampling yang digunakan adalah
metode purposive sampling dengan jumlah responden 62 orang. Analisa data pada penelitian ini
dilakukan secara univariat dalam bentuk penyajian tabel distribusi frekuensi.Hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti diperoleh bahwa pengetahuan ibu tentang kejadian ikutan pasca imunisasi dasar
pada bayi,di Puskesmas Sukarame kelurahan Way Dadi tahun 2014 dalam kategori cukup baik, yaitu 29
responden. (46,8%),tetapi ada juga kategori baik sebanyak 12 responden (19,4%), dan kategori kurang
baik sebanyak 21 responden (33,9%).Diharapkan Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan
kesehatan dapat menentukan langkah-langkah promotif dan preventif guna meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya kesehatan pada bayi.

Kata kunci: Pengetahuan , kejadian KIPI

LATAR BELAKANG imunisasi, ibu sebagai orang terdekat dari


bayi sering kali menolak untuk melakukan
Imunisasi merupakan suatu cara pemberian imunisasi berikutnya, sehingg
untuk meningkatkan kekebalan seseorang anak tersebut telat penanganan dengan
secara aktif terhadap suatu penyakit yang cepat dan tepat dan rentan terkena penyakit
bertujuan untuk melindungi individu dan yang menyebabkan kecacatan atau bahkan
masyarakat terhadap serangan infeksi yang kematian. (http://www.Imunisasi.
dapat dicegah. Sehingga apabila kelak wordpress//KIPI.com).
terpapar dengan penyakit tersebut sistem Gejala sakit atau reaksi setelah
imun tubuh sudah dapat bereaksi dengan imunisasi yang banyak dikenal oleh
cepat. (Mega Rinawati,dkk.2013:2). sebagian anggota masyarakat adalah efek
Menurut WHO (World Health demam atau panas setelah imunisasi.
Organization) dalam penelitiannya padahal sebetulnya tidak semua imunisasi
mengenai imunisasi di dunia, setiap dasar berefek demam karena masih banyak
tahunnya diseluruh dunia anak-anak dan efek lain setelah dilakukannya imunisasi.
orang dewasa meninggal karena penyakit Gejala sakit atau efek reaksi setelah
menular yang mematikan seperti: Difteri, imunisasi ini dikenal dengan istilah
Tetanus, Hepatitis B, Influenza, dan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
Thypus yang sebenarnya dapat dicegah. Angka kejadian KIPI secara nasional yang
Hal ini disebabkan karena kurangnya paling serius terjadi pada anak adalah
pengetahuan masyarakat mengenai reaksi setelah diberikannya vaksin DPT
imunisasi secara keseluruhan. yaitu diperkirakan sebanyak 50% kasus
Kurangnya pengetahuan mengenai dari 1 juta kelahiran balita. Anak atau
imunisasi secara keseluruhan juga dialami balita lebih banyak mengalami sinkope,
oleh sebagian dari masyarakat di segera atau lambat dibanding orang
Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari apabila dewasa (Depkes RI,2010).
timbul gejala sakit setelah dilakukannya

[164]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357

Kasus reaksi KIPI lainnya terjadi Way Dadi wilayah kerja Puskesmas
pada vaksin polio berat dapat terjadi pada Sukarame sebesar 16,3% (Dinas kesehatan
1 per 2,4 juta dosis vaksin (CDC Vaccine Kota Bandar Lampung, 2014).
Information Statment,2000), sedangkan Dari hasil presurvei pada tanggal 20
kasus hepatitis B pada anak dapat berupa februari 2014, berdasarkan pengalaman di
demam ringan sampai sedang terjadi 1/14 lapangan 10 orang ibu yang berkunjung ke
dosis vaksin, dan pada dewasa 1/100 dosis. Puskesmas Sukarame Bandar Lampung
Kasus KIPI campak berupa demam terjadi didapat 10 orang ibu (100%) tidak
pada 1/6 dosis,ruam kulit ringan 1/20 mengetahui apa itu KIPI, dan 6 (60%)
dosis, kejang yang disebabkan demam orang ibu atau responden tidak mengetahui
1/300 dosis. (I.G.N.Gde Ranuh,2011:237). tanda dan gejala klinis KIPI dan
Kasus-kasus tersebut dikarenakan juga bagaimana cara penanganannya yang
kurangnya informasi mengenai KIPI tepat.Berdasarkan data dan fenomena
sendiri yang juga mengakibatkan angka diatas peneliti merasa tertarik untuk
kejadian drop out imunisasi tidak dapat meneliti gambaran pengetahuan ibu yang
disepelekan sehingga mengakibatkan memiliki bayi tentang kejadian ikutan
adanya penurunan cakupan imunisasi. pasca imunisasi dasar (KIPI) pada bayi di
Angka cakupan imunisasi yang tidak Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame
merata dapat menggambarkan juga kualitas Kelurahan Way Dadi Sukarame Bandar
kesehatan bayi dan pengetahuan Lampung Tahun 2014.
masyarakat terhadap pentingnya imunisasi
dan kejadian ikutan pasca imunisasi. METODE
Menurut proporsi cakupan imunisasi
dasar di Propinsi Lampung tahun 2012 Desain penelitian yang digunakan
menunjukkan cakupan desa atau kelurahan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yang
yang tergabung dalam Universal Child bertujuan untuk mengetahui gambaran
Imunization dimana ≥ 80 % dari jumlah pengetahuan ibu yang memiliki bayi
bayi yang ada di setiap desa tersebut sudah tentang kejadian ikutan pasca imunisasi
harus mendapat imunisasi dasar lengkap. dasar (KIPI) pada bayi di wilayah kerja
Presentase cakupan desa atau kelurahan di Puskesmas Sukarame Kelurahan Way Dadi
propinsi Lampung Tahun 2012 sebesar Sukarame Bandar Lampung Tahun
87,42 % dan angka ini belum mencapai 2014.populasi dalam penelitian ini adalah
target yang diharapkan 100% (Dinas seluruh ibu yang memiliki bayi umur 0-12
kesehatan propinsi Lampung tahun bulan di wilayah kerja Puskesmas
2012).Sedangkan proporsi imunisasi dasar Sukarame Kelurahan Way Dadi Sukarame
dalam kebupaten atau kota Bandar Bandar Lampung Tahun 2014. Dengan
Lampung tahun 2012 menunjukkan banyaknya ibu yang memiliki bayi umur 0-
cakupan imunisasi kurang dari 80% yaitu 12 bulan sebanyak 163 orang.Cara
hanya sebanyak 73,83%. Dan proporsi pengambilan sampel pada penelitian ini
angka kejadian KIPI sendiri di proponsi menggunakan tekhnik Purposive
Lampung sebanyak 24,19 %. (Dinas Sampling.jumlah sampel 62 orang. Sampel
kesehatan propinsi Lampung tahun 2012). yang digunakan memiliki kriteria atau
Untuk cakupan imunisasi dasar pada kategori inklusi sebagai berikut:Ibu-ibu
tahun 2013 di Puskesmas Sukarame yang tinggal di Kelurahan Way Dadi
Bandar Lampung menurut pengalaman Sukarame Bandar Lampung;Ibu yang
target sebesar 90% dan 10% diantaranya memilik balita 0-12 bulan;Bisa membaca
sudah dinyatakan drop out dari jadwal dan menulis dan bersedia menjadi
imunisasi, dan hal ini menunjukkan belum responden.
tercapainya target yang diharapkan
Puskesmas sendiri yaitu sebesar 99 %.
Angka kejadian kasus KIPI pada bayi
sendiri di posyandu-posyandu kelurahan

[165]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357

HASIL Tabel 4: Distribusi Frekuensi Pengetahuan


Ibu tentang Penanganan KIPI
Analisis Univariat
Pengetahuan f %
Tabel 1: Distribusi Frekuensi Pengetahuan Kurang 15 24,2
Ibu tentang Kejadian KIPI Cukup 29 46,8
Baik 18 28,0
Pengetahuan f % Jumlah 62 100,0
Kurang 21 33,9
Cukup 29 46,8 Berdasarkan tabel 4: dapat diketahui
Baik 12 19,4 bahwa pengetahuan responden tentang
Jumlah 62 100,0 Penanganan KIPI yang terbanyak adalah
responden dalam kategori cukup baik
Berdasarkan tabel 1: dapat diketahui sebanyak 29 orang (46,8%).
bahwa pengetahuan responden tentang
kejadian KIPI yang terbanyak adalah PEMBAHASAN
responden dalam kategori cukup baik
sebanyak 29 orang (46,8%). Pengetahuan Ibu Tentang Pengertian
Imunisasi dan Kejadian KIPI
Tabel 2 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan
ibu tentang Pengertian Imunisasi Berdasarkan hasil penelitian
dan KIPI diperoleh data bahwa pengetahuan ibu
tentang pengertian kejadian ikutan pasca
Pengetahuan f % imunisasi dasar dan imunisasi sebagian
Kurang 45 72,6 besar berpengetahuan kurang baik. Hasil
Cukup 14 22,6 penelitian ini sama halnya dengan
Baik 3 4,8 penelitian yang dilakukan Suhendra (2007)
Jumlah 62 100,0 di Puskesmas Wayhalim Bandar
Lampung,tentang kejadian ikutan pasca
Berdasarkan tabel: dapat diketahui imunisasi dasar khusus DPT diperoleh
bahwa pengetahuan responden tentang hasil ibu berpengetahuan kurang baik yaitu
pengertian imunisasi dan KIPI yang sebanyak 29 responden (46,8%).
terbanyak adalah responden dalam kategori Menurut Mubarak,dkk (2013), faktor
kurang sebanyak 45 orang (72,6 %). pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa
faktor salah satunya faktor tingkat
Tabel 3: Distribusi Frekuensi Pengetahuan pendidikan, pendidikan berarti bimbingan
Ibu tentang Tanda dan Gejala yang diberikan seseorang kepada orang
KIPI lain terhadap suatu hal agar mereka dapat
memahami, tidak dapat dipungkiri bahwa
Pengetahuan f % makin tinggi pendidikan seseorang maka
Kurang 16 25,8 semakin mudah pula mereka memperoleh
Cukup 21 33,9 informasi. Kemudahan untuk memperoleh
Baik 25 40,3 informasi juga membantu mempercepat
Jumlah 62 100,0 seseorang untuk memperoleh pengetahuan
yang baru.
Berdasarkan tabel 2: dapat diketahui Menurut asumsi peneliti,dari hasil
bahwa pengetahuan responden tentang penelitian yang telah dilakukan ibu yang
tanda dan Gejala KIPI yang terbanyak berpengetahuan kurang baik dikarenakan
adalah responden dalam kategori baik mereka merasa awam dengan istilah
sebanyak 25 orang (40,3 %) kejadian ikutan pasca imunisasi dasar
(KIPI),mereka kurang memperoleh
informasi-informasi terbaru mengenai

[166]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357

imunisasi itu sendiri, dan melihat pencapaian produktif seseorang untuk


pendidikan terakhir mereka sebanyak 45 semangat beraktifitas dan paling berminat
responden (72,6%) berpendidikan untuk memperoleh suatu informasi.
menengah, membuat mereka sudah cukup Menurut asumsi peneliti,dari hasil
untuk mempunyai minat dan mencari penelitian yang telah dilakukan diperoleh
berbagai informasi terbaru. pengetahuan ibu mengenai tanda dan
Menurut pendapat mereka gejala kejadian ikutan pasca imunisasi
Kurangnya minat untuk menambah dasar dalam kategori baik. Namun, masih
informasi juga dikarena lokasi pemberian banyak juga ibu yang berpengetahuan
penyuluhan kesehatan yang jauh dari kurang baik yaitu sebanyak 16 responden
lingkungan rumah mereka. Sedangkan ibu (25,8%). Hal ini menandakan kurangnya
yang berpengetahuan baik yaitu sebanyak partisipasi ibu untuk mencari tahu
3 responden (4,8 %) dan cukup baik informasi sebanyak-banyaknya dari
sebanyak 14 reseponden (22,6%) mereka berbagai sumber dan sesuai dengan teori
mengatakan mengetahui sedikit banyaknya yang peneliti peroleh, bahwa pengetahaun
mengenai kejadian ikutan pasca imunisasi baik atau kurang dikarena dari minat
dasar (KIPI) karena mereka sering seseorang itu sendiri, sedangkan menurut
mengikuti kegiatan penyuluhan tentang pendapat mereka sendiri kurangnya
bayi dan imunisasi yang diadakan di informasi lebih mengenai kesehatan di
Posyandu dan juga memperoleh informasi karenakan mereka hanya mengandalkan
dari media massa. informasi dari penyuluhan di Posyandu
yang dilakukan setiap sebulan sekali,dan
Pengetahuan Ibu tentang Tanda dan tidak menambah pengetahuannya yang
Gejala KIPI Pada Setiap Imunisasi baru dengan berbagai sumber yang lain.
Dasar.
Pengetahuan Ibu Tentang Penanganan
Berdasarkan analisa data yang KIPI
dilakukan oleh peneliti dari 62 responden
diperoleh hasil bahwa yang terbanyak Berdasarkan hasil analisa data yang
pengetahuan ibu tentang tanda dan bahaya dilakukan dari 62 responden yang
KIPI dalam kategori baik yaitu sebesar dilakukan penelitian tentang pengetahuan
40,3% (25 responden), dan 33,9% (21 ibu dalam penanganan yang tepat apabila
responden) dalam kategori cukup baik, terjadi KIPI pada bayi mereka secara
tetapi masih ada juga pengetahuan ibu keseluruhan diketahui sebesar 46,8 % (29
mengenai tanda dan gejala KIPI dalam responden ) dalam kategori cukup baik,
kategori kurang baik yaitu sebesar 25,8% sedangkan kategori baik hanya sebesar
(16 responden). 29,0 % (18 responden), dan kategori
Pengetahuan juga diperoleh dari kurang baik sebesar 24,2% (15 responden).
minat seseorang. Minat sebagai suatu Dari hasil dan pembahasan penelitian
kecenderungan atau keinginan yang tinggi yang dilakukan oleh Suhendra (2007),
terhadap sesuatu,semakin tinggi minat diperoleh hasil pengetahuan ibu dalam
seseorang terhadap sesuatu maka semakin proses penanganan dan perawatan bayi
banyak pengetahuan yang ia dapat, yang apabila ada reaksi kejadian ikutan
Mubarak,dkk (2013). Untuk ibu yang pasca imunisasi masuk dalam kategori
berpengetahuan baik mereka cenderung kurang baik yaitu sebesar 72,8% atau
memiliki minat yang tinggi untuk sebanyak 48 responden, dalam
memperoleh informasi dari berbagai pembahasannya mengatakan hal ini
sumber. Dari faktor umur juga sangat dikarenakan masih salahnya atau kurang
berpengaruh dalam memperoleh pengetahuan seorang ibu dalam
pengetahuan, dalam penelitian ini penanganan yang tepat pada bayi yang
diperoleh usia ibu terbanyak dalam rentang terjadi KIPI. Hasil penelitian tersebut tidak
26-35 tahun,dimana ini merupakan usia

[167]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357

sama dengan penelitian yang sudah Pengetahuan Ibu Tentang Kejadian


dilakukan saat ini. Ikutan Pasca Imunisasi Dasar (KIPI)
Menurut I.G.N Gde Ranuh (2010), pada Bayi
penanganan yang cepat dan baik prosedur
dalam penatalaksanaannya dapat Berdasarkan analisa data yang telah
mengurangi angka kejadian terparah yang dilakukan oleh peneliti diperoleh bahwa
di alami seorang individu. Pengetahuan pengetahuan ibu tentang kejadian ikutan
seseorang berpengaruh terhadap gaya pasca imunisasi dasar pada bayi,di
hidup mereka sendiri, dimana pengetahuan puskesmas sukarame kelurahan Way Dadi
mereka itu akan menuntun mereka tahun 2014 secara keseluruhan dalam
melakukan sesuatu hal, dan dari kategori cukup baik, yaitu 29 responden.
pengetahuan itu juga mereka dapat (46,8%),tetapi ada juga kategori baik
menambah wawasan dan dapat memilah sebanyak 12 responden (19,4%), dan
dan memilih perilaku yang pantas untuk kategori kurang baik sebanyak 21
dilakukan (Mubarak,dkk, 2013). responden (33,9%).
Menurut asumsi peneliti,ibu yang Menurut Mubarak (2013),
berpengetahuan baik dan cukup baik Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa
dikarenakan setelah mereka mendapat faktor antara lain: Pendidikan, Pekerjaan,
pengetahuan tentang imunisasi dan Umur, Pengalaman, dan Informasi.
kejadian ikutan pasca imunisasi dasar Berdasarkan hasil penelitian yang didapat
(KIPI), mereka akan mengevaluasi secara keselurahan dalam kategori cukup
terhadap pengetahuan yang didapat,lalu baik yaitu 46,8 % (29 responden), hal ini
mengadopsi pengetahuan tersebut sesuai sesuai dengan faktor-faktor yang
dengan anggapan atau opini seseorang mempengaruhi pengetahuan yaitu
apakah pengetahuan yang ia dapat pendidikan karena dalam penelitian ini
bermanfaat atau tidak bagi dirinya, secara keseluruhan responden
sehingga pengetahuan yang lebih akan berpendidikan Sekolah menengah, karena
mempengaruhi pola kebiasaan mereka teori menyatakan bahwa semakin tinggi
dalam menangani suatu hal dengan cepat pendidikan seseorang maka semakin
dan tepat. Sedangkan sebanyak 15 mudah pula mereka menerima informasi
responden (24,2%) berpengetahuan kurang (Mubarak,dkk, 2013).
dikarena kebiasaan mereka dalam Selain itu faktor umur juga
penanganan yang panik dan instant mempengaruhi pengetahuan, peneliti
membuat mereka salah dalam mengambil mendapatkan bahwa paling banyak
sebuah penanganan pada bayi mereka, responden berumur 20-25 50 % (31
menurut pendapat mereka penanganan responden), karena menurut teori pada usia
terhadap bayinya yang pernah mengalami muda individu akan berperan aktif dalam
tanda dan gejala KIPI,mereka terkadang masyarakat dan kehidupan sosial serta
hanya membiarkan reaksi itu hilang sendiri lebih banyak melakukan persiapan demi
dan sampai salah dalam penanganannya suksesnya upaya menyesuaikan diri
karena kurangnya pengetahuan ibu menuju usia tua, selain itu orang usia muda
sendiri,oleh sebab itu hasil pengetahuan akan lebih banyak menggunakan banyak
ibu tentang penanganan kejadian ikutan waktu untuk membaca (Notoatmodjo,
pasca imunisasi dasar yang 2007). Lingkungan pekerjaan dapat
berpengetahuan kurang masih harus di menjadikan seseorang memperoleh
pentingkan dan diantisipasi. pengalaman dan pengetahuan, baik secara
Menurut sub variabel yang telah langsung maupun tidak langsung
dijelaskan, maka diperoleh hasil secara (Mubarak,dkk, 2013).
keseluruhan sebagai berikut: Berdasarkan penelitian secara
keseluruhan didapat pekerjaan ibu sebagai
ibu rumah tangga yaitu 33 responden 53,2
%. Hal ini sesuai dengan teori karena ibu

[168]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN 1907 - 0357

rumah tangga cenderung lebih fokus sebanyak 25 orang (40,3 %) ;Pengetahuan


terhadap kesehatan anak dan Ibu Tentang Penanganan Kejadian Ikutan
keluarga,sehingga membuat mereka Pasca Imunisasi dasar ( KIPI ) Pada Bayi
memperoleh infomasi atau pengetahuan sebagian besar dalam kategori cukup baik
baik dari media,lingkungan sosial maupun yaitu sebanyak 29 orang (46,8
pada fasilitas kesehatan lainnya, karena %).Diharapkan petugas kesehatan di
informasi dapat membantu mempercepat Puskesmas memberikan penyuluhan-
seseorang untuk memperoleh pengetahuan penyuluhan dan memberikan leaflet
yang baru (Mubarak,dkk,2013). tentang imunisasi dasar dan kejadian
Peneliti menyimpulkan bahwa hasil ikutan pasca imunisasi dasar (KIPI) pada
pengetahuan cukup baik yang diperoleh bayi kepada ibu-ibu yang memiliki bayi
dari responden di karenakan ibu balita umur 0-12 bulan yang khususnya tinggal di
secara rutin mendapatkan informasi kelurahan Way Dadi Sukarame Bandar
tentang imunisasi dari kader-kader Lampung,agar ibu tersebut dapat
puskesmas,selain itu secara keseluruhan meningkatkan pengetahuannya mengenai
ibu balita mengatakan bahwa responden kejadian ikutan pasca imunisasi dasar pada
sering mencari tahu tentang kesehatan bayi baik tanda dan gejalanya maupun cara
melalui media massa. penanganannya yang tepat, dengan
menambah pengetahuannya.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan analisa data dan
pembahasan hasil penelitian mengenai Ranuh, I.G.N, Gde, dkk. 2012. Pedoman
pengetahuan Ibu tentang Kejadian ikutan Imunisasi Di Indonesia. Jakarta:
Pasca Imunisasi Dasar pada Bayi Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak
diwilayah kerja Puskesmas Sukarame Indonesia.
kelurahan Way Dadi Bandar Lampung Mega Rinawati, 2013. Imunisasi Untuk
Tahun 2014, dapat dirumuskan bahwa : Anak. Yogyakarta:Nuha Medika.
Pengetahuan Ibu Tentang Kejadian Ikutan Mubarak, dkk. 2013. Ilmu dan Teori
Pasca Imunisasi dasar ( KIPI ) pada bayi Perilaku Manusia. Yogyakarta:
dalam kategori cukup baik yaitu sebanyak Penerbit Fitrimaya.
29 orang (46,8 %);Pengetahuan Ibu Dinkes Propinsi Lampung. 2012. Profil
Tentang Pengertian Imunisasi dan Kesehatan Provinsi Lampung.
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi dasar ( Dinkes Kota Bandar Lampung. 2014.
KIPI ) Pada bayi sebagian besar dalam Profil Kesehatan Kota Bandar
kategori kurang baik baik yaitu sebanyak Lampung.
45 orang (72,6 %); Pengetahuan Ibu Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Ilmu
Tentang Tanda dan Gejala Kejadian Ikutan Perilaku Kesehatan. Jakarta:Rineka
Pasca Imunisasi dasar ( KIPI ) Pada Bayi Cipta.
sebagian besar dalam kategori baik yaitu

[169]

Anda mungkin juga menyukai