Anda di halaman 1dari 25

Wabah dan KLB

Sarah Nur Pertiwi


NIM. 1930912320084

Pembimbing:
dr. Nika Sterina Skripsiana, M.Kes

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran ULM
Banjarmasin
April 2022 1
pendahuluan
KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau
kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu
tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
Wabah adalah peningkatan jumlah penderita penyakit menular di wilayah yang
diamati dalam satuan waktu (mingguan, empat mingguan, atau tahunan) tertentu
dengan jumlah yang tidak lazim dan dapat menimbulkan malapetaka
Di Indonesia angka KLB masih cukup tinggi. KLB seperti penyakit menular dan
keracunan baik keracunan makanan maupun keracunan bahan berbahaya lainnya
masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena dapat menyebabkan
peningkatan jumlah korban kesakitan dan kematian serta berdampak pada sektor
pariwisata, ekonomi dan sosial.
Pada referat ini akan membahas tentang KLB dan wabah

Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 949 Tahun 2004 Tentang Pedoman Penyelenggaraan 2
Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (KLB). Jakarta: Menteri Kesehatan RI; 2004.
TINJAUAN PUSTAKA

3
01.
Kejadian luar biasa (klb)

4
definisi Syarat klb
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor a. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu
949 Tahun 2004 Tentang Pedoman yang sebelumnya tidak ada atau tidak
Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan dikenal pada suatu daerah, misalnya
Dini Kejadian Luar Biasa. kolera, pes, demam berdarah denguie,
dll.
b. Peningkatan kejadian kesakitan terus
menerus selama 3 (tiga) kurun waktu
dalam jam, hari atau minggu berturut-
KLB adalah timbulnya atau turut menurut jenis penyakitnya.
meningkatnya kejadian kesakitan c. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau
dan/atau kematian yang bermakna secara lebih dibandingkan dengan periode
epidemiologi pada suatu daerah dalam sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari
kurun waktu tertentu, dan merupakan atau minggu menurut jenis penyakitnya.
keadaan yang dapat menjurus pada d. Jumlah penderita baru dalam periode waktu
terjadinya wabah. 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan
dua kali atau lebih dibandingkan dengan
angka rata-rata per bulan dalam tahun
sebelumnya.

5
Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 949 Tahun 2004 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (KLB). Jakarta: Menteri Kesehatan RI; 2004.
Syarat klb
e. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per
bulan selama 1 (satu) tahun
menunjukkan kenaikan dua kali atau
lebih dibandingkan dengan rata- rata
jumlah kejadian kesakitan per bulan
pada tahun sebelumnya.
f. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case
Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun
waktu tertentu menunjukkan kenaikan
50% (lima puluh persen) atau lebih
dibandingkan dengan angka kematian
kasus suatu penyakit periode sebelumnya
dalam kurun waktu yang sama.
g. Angka proporsi penyakit (Proportional
Rate) penderita baru pada satu periode
menunjukkan kenaikan dua kali atau
lebih dibanding satu periode sebelumnya
dalam kurun waktu yang sama..

6
Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 949 Tahun 2004 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (KLB). Jakarta: Menteri Kesehatan RI; 2004.
Faktor klb

Host/ AGEN/ LINGKUN


penjamu BIBIT GAN
Adalah suatu subtansi
adalah semua faktor PENYAKIT
tertentu yang keberadannnya
Lingkungan
merupakan segala
yang terdapat pada atau ketidakberadannya sesuatu yang berada
manusia yang dapat diikuti kontak efektif pada disekitar manusia yang
memengaruhi manusia dapat menimbulkan memengaruhi
timbulnya suatu penyakit atau memengaruhi kehidupan dan
perjalanan penyakit perjalanan suatu penyakit perkembangan manusia

7
Irwan. Epidemiologi penyakit menular. Yogyakarta: CV. Absolute Media. 2017
Faktor klb

Host/ AGEN/ LINGKUN


penjamu BIBIT GAN
Adalah suatu subtansi
adalah semua faktor PENYAKIT
tertentu yang keberadannnya
Lingkungan
merupakan segala
yang terdapat pada atau ketidakberadannya sesuatu yang berada
manusia yang dapat diikuti kontak efektif pada disekitar manusia yang
memengaruhi manusia dapat menimbulkan memengaruhi
timbulnya suatu penyakit atau memengaruhi kehidupan dan
perjalanan penyakit perjalanan suatu penyakit perkembangan manusia

7
Irwan. Epidemiologi penyakit menular. Yogyakarta: CV. Absolute Media. 2017
FAKTOR HOST
1) Umur, bayi, balita dan geriatri sangat rentan terkena penyakit infeksi
sistem imun yang cenderung lemah.
2) Jenis kelamin, contohnya KLB penyakit hepatitis A lebih banyak
ditemukan pada perempuan dibandingkan laki-laki.
3) Keadaan fisiologi, misalnya kehamilan dan persalinan memiliki risiko
penyakit anemia.
4) Kekebalan, pada manusia yang tidak mempunyai kekebalan tubuh yang
baik akan mudah terserang penyakit. Sebagai contoh, orang yang
belum divaksin campak akan berpeluang tinggi terkena campak
dibandingkan orang yang sudah divaksinasi campak.
5) Sifat-sifat manusia, misalnya higiene perorangan yang buruk dan pola
hidup yang jelek menyebabkan mudah terserang penyakit terutama
penyakit infeksi.
8
Irwan. Epidemiologi penyakit menular. Yogyakarta: CV. Absolute Media. 2017
Faktor klb

Host/ AGEN/ LINGKUN


penjamu BIBIT GAN
Adalah suatu subtansi
adalah semua faktor PENYAKIT
tertentu yang keberadannnya
Lingkungan
merupakan segala
yang terdapat pada atau ketidakberadannya sesuatu yang berada
manusia yang dapat diikuti kontak efektif pada disekitar manusia yang
memengaruhi manusia dapat menimbulkan memengaruhi
timbulnya suatu penyakit atau memengaruhi kehidupan dan
perjalanan penyakit perjalanan suatu penyakit perkembangan manusia

7
Irwan. Epidemiologi penyakit menular. Yogyakarta: CV. Absolute Media. 2017
Virus Bakteri
GOLONGAN
AGEN
PENYAKIT

Jamur/
Protozoa Fungsi

9
Tim Penyusun. Rencana aksi program pencegahan dan pengendalian penyakit 2015-
2019. Jakarta: Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. 2018
Faktor klb

Host/ AGEN/ LINGKUN


penjamu BIBIT GAN
Adalah suatu subtansi
adalah semua faktor PENYAKIT
tertentu yang keberadannnya
Lingkungan
merupakan segala
yang terdapat pada atau ketidakberadannya sesuatu yang berada
manusia yang dapat diikuti kontak efektif pada disekitar manusia yang
memengaruhi manusia dapat menimbulkan memengaruhi
timbulnya suatu penyakit atau memengaruhi kehidupan dan
perjalanan penyakit perjalanan suatu penyakit perkembangan manusia

7
Irwan. Epidemiologi penyakit menular. Yogyakarta: CV. Absolute Media. 2017
Lingkungan

L. Fisik
Disekitar manusia ( udara,
musim, cuaca, geografi)

Disekitar manusia yang


memiliki jenis dari
golongan biotis (hewan,
tumbuhan, dan
L. Biologi
mikroorganisme)

Sosial-budaya, norma,
adat-istiadat L. Non-fisik

Zubaedah T, Ratodi M, Marlinae L. Pemanfaatan informasi iklim sebagai sinyal


peringatan dini kasus DBD di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Vektora. 2016;8(2):99-
106. 10
02.
wabah

11
Penetapan
definisi
wabah
Permenkes Nomor
1501/MENKES/PER/X/2010
Wabah adalah peningkatan jumlah
penderita penyakit menular di wilayah
yang diamati dalam satuan waktu
(mingguan, empat mingguan, atau
apabila situasi KLB berkembang atau
tahunan) tertentu dengan jumlah yang
meningkat dan berpotensi menimbulkan
tidak lazim dan dapat menimbulkan
malapetaka dengan beberapa
malapetaka.
pertimbangan epidemiologis data penyakit
yang menunjukkan peningkatan angka
kesakitan dan kematian, terganggunya
keadaan masyarakat berdasarkan aspek
.
sosial budaya, ekonomi, dan pertimbangan
keamanan.

Ditetapkan oleh Menteri Kesehatan

12
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1501/MENKES/ PER/X/2010
tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan. Jakarta:2010
klasifikasi
Berdasarkan Sifatnya :

1. Common Source Epidemic (sumber wabah umum) yaitu suatu wabah penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya
sejumlah orang dalam suatu kelompok secara menyeluruh dan terjadi dalam waktu relatif singkat.
2. Propagated/ Progresive Epidemic (diperbanyak / progresive epidemik) bentuk epidemik dengan penularan dari
orang ke orang sehingga waktu lebih lama dan masa tunas yang lebih lama pula. Jenis ini terjadi karena adanya
penularan dari orang ke orang baik secara langsung ataupun melalui vektor, relatif lama waktunya dan lama
masa tunas, dipengaruhi oleh kepadatan penduduk serta penyebaran anggota masyarakat yang rentan seta
mobilitas dari penduduk setempat, masa epidemi cukup lama dengan situasi peningkatan jumlah penderita dari
waktu ke waktu sampai batas minimal anggota masyarakat yang rentan, lebih memperlihatkan penyebaran
geografis sesuai dengan urutan generasi kasus.

• Darmawan. Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular. JMJ. 2016: 4(2); 195-202 13
• Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN
2014 Tentang Penanggulangan Penyakit Menular. Jakarta: 2014.
klasifikasi
Berdasarkan Transmisinya :

1. Wabah melalui media yang umum (common vehicle epidemics) yaitu:


a. Ingesti bersama makanan atau minuman, misalnya Salmonellosis
b. Inhalasi bersama udara pernafasan, misalnya demam Q (di laboratorium)
c. Inokulasi melalui intravena atau subkutan, misalnya hepatitis serum
2. Wabah dengan penjalaran oleh transfer serial dari penjamu ke penjamu (epidemics propegated by serial transfer
from host to host) yaitu:
a. Penjalaran melalui rute pernafasan (campak), rute anal-oral (shigellosis), rute genitalia (sifilis), dan sebagainya.
b. Penjalaran melalui debu.
c. Penjalaran melalui vektor (serangga dan arthropoda)
.

• Darmawan. Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular. JMJ. 2016: 4(2); 195-202 14
• Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN
2014 Tentang Penanggulangan Penyakit Menular. Jakarta: 2014.
Penyakit menular

Penyakit menular bedasarkan peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor 82 tahun 2014 BAB II
Pasal 4:
1. Penyakit menular langsung yang disebabkan oleh difteri, pertusis, tetanus, penyakit akibat rotavirus, kusta, dll
2. Penyakit tular vektor dan binatang pembawa penyakit yang disebabkan oleh malaria, demam berdarah,
chikungunya, rabies, pes, dll

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 15
TAHUN 2014 Tentang Penanggulangan Penyakit Menular. Jakarta: 2014
Penyakit menular
Jenis Penyakit Menular

1. Lebih banyak dengan tanpa gejala klinik (terselubung): Kelompok penyakit dengan keadaan lebih
banyak penderita tanpa gejala atau hanya gejala ringan saja, tidak tampak pada berbagai tingkatan,
patogenisitas rendah (Tuberkulosis, poliomyelitis, hepatits A).
2. Lebih banyak dengan gejala klinik jelas: Kelompok dengan bagian terselubung kecil, sebagian besar
penderita tampak secara klinis dan dapat dengan mudah didiagnosa, karena umumnya penderita muncul
dengan gejala klasik (measles, Chicken Pox).
3. Penyakit yang umumnya berakhir dengan kematian: Kelompok penyakit yang menunjukkan proses
kejadian yang umumnya berakhir dengan kelainan atau berakhirnya dengan kematian (rabies).

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 16
TAHUN 2014 Tentang Penanggulangan Penyakit Menular. Jakarta: 2014
Perbedaan klb dengan
wabah

1. JUMLAH KASUS : WABAH > KLB


2. DAERAH: WABAH > KLB
3. WAKTU: WABAH > KLB
4. DAMPAK: WABAH > KLB
5. SEKTOR: WABAH (Manusia dan Hewan) KLB (Manusia)
6. PENETAPAN: WABAH  MENTERI, KLB  KEPALA DAERAH,
KEPALA DINAS KESEHATAN

17
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82
TAHUN 2014 Tentang Penanggulangan Penyakit Menular. Jakarta: 2014
PENANGGULANGAN
WABAH
01. 02. 03. 04.
MENETAPKAN MELAKSANAK MENETAPKAN PELAPORAN
TERJANGKITN AN BERAKHIRNYA WABAH
YA KEADAAN PENANGANAN WABAH
WABAH KEADAAN
WABAH

18
01. MENETAPKAN
TERJANGKITNYA KEADAAN
Pengumpulan data  Penganalisaan data  Penarikan kesimpulan.

WABAH
02. Melaksanakan penanganan
keadaan
a. Kegiatan untuk wabah
penderita : penegakan diagnosis  terapi  isolasi

b. Kegiatan untuk masyarakat: PROMKES, Spesifik Peotection, Pencarian kasus baru

c. Kegiatan untuk lingkungan :

- Lingkungan fisik : masih baik, telah tercemar, yang dipakai sebagai sarang vektor

- Lingkungan biologis: terhadap binatang sehat, terhadap sakit, terhadap vektor

• Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82
TAHUN 2014 Tentang Penanggulangan Penyakit Menular. Jakarta: 2014.
19
• Anwar A, Soerawidjaja RA. Penanggulangan Wabah oleh Puskesmas. Edisi Pertama. Binarupa aksara. Jakarta
03. MENETAPKAN berakhirnya
keadaan wabah
Pengumpulan data  Penganalisaan data  Penarikan kesimpulan.

04. PELAPORAN wabah


Meliputi:

a. laporan terjangkitnya keadaan wabah

b. Laporan penanganan wabah

c. Laporan berakhirnya keadaan wabah

Laporan ini dipersiapkan oleh puskesmas untuk dikirimkan ke Dinas Kesehatan tingkat II

• Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82
TAHUN 2014 Tentang Penanggulangan Penyakit Menular. Jakarta: 2014.
20
• Anwar A, Soerawidjaja RA. Penanggulangan Wabah oleh Puskesmas. Edisi Pertama. Binarupa aksara. Jakarta
penutup
● Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang
bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dan dapat menjurus pada
terjadinya wabah.
● Wabah adalah peningkatan jumlah penderita penyakit menular di wilayah yang diamati dalam satuan waktu
(mingguan, empat mingguan, atau tahunan) tertentu dengan jumlah yang tidak lazim dan dapat menimbulkan
malapetaka
● Terdapat beberapa klasifikasi wabah. Pengklasifikasian tersebut berdasarkan sifat, transmisi dan ruang
lingkup. Cara pendekatan yang digunakan dalam upaya penanggulangan wabah penyakit menular tentunya
adalah hal yang penting. Upaya dalam penanggulangan wabah penyakit menular dilakukan dengan bantuan
dan kooperasi dari masyarakat umum dan dilaksanakan dengan arahan tenaga kesehatan.

21
TERIMA KASIH
by: SNUP

CREDITS:
This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images
by Freepik.
Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai