Anda di halaman 1dari 8

Nama : F. X.

Risal Maru

NIM : 2021013

RESUME
SISTEM KEWASPADAAN DINI KEJADIAN LUAR BIASA
(SKD KLB)

I. WABAH / KLB (Out Break)


A. DEFINISI
Adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan
daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. Satu kasus tunggal dari penyakit
menular yang lama tidak ditemukan, atau adanya penyakit baru yang belum diketahui
sebelumnya di suatu daerah memerlukan laporan yang secepatnya disertai dengan
penyelidikan epidemiologis.
Apabila ditemukan penderita kedua dari jenis penyakit yang sama dan diperkirakan penyakit
ini dapat menimbulkan malapetaka dapat diindikasikan sebagai wabah
Kejadian luar biasa (KLB) penyakit menular, keracunan makanan, dan keracunan
bahan berbahaya lainnya masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Diare, campak, dan
demam berdarah dengue (DBD) penyebab utama KLB di Indonesia. Daerah risiko tinggi KLB
penyakit tertentu dapat diidentifikasi, ditetapkan prioritasnya dan disusun rancangan
penanggulangan KLB berkelanjutan dalam suatu program penanggulangan KLB.

B. KRITERIA KLB
1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal.
2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-
turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)
3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan
periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).
4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila
dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.

C. TUJUAN PROGRAM PENANGGULANGAN KLB


1. Menurunnya frekuensi KLB
2. Menurunnya jumlah kasus pada setiap KLB
3. Menurunnya jumlah kematian pada setiap KLB
4. Memendeknya periode KLB
5. Menyempitnya penyebarluasan wilayah KLB

II. SISTEM KEWASPADAAN DINI KLB (SKD-KLB)


A. DEFINISI
merupakan sistem surveilans epidemiologi terhadap penyakit berpotensi KLB beserta faktor-
faktor yang mempengaruhinya yang dimanfaatkan untuk meningkatkan sikap tanggap
kesiapsiagaan, upaya-upaya pencegahan dan tindakan penanggulang-an kejadian luar biasa
yang cepat dan tepat.

B. TUJUAN SKD – KLB


1. Indentifikasi adanya ancaman KLB
2. terselenggaranya peringatan dini adanya ancaman KLB
3. terselenggaranya kesiapsiagaan menghadapi KLB
4. terdeteksinya secara dini adanya KLB
5. terdeteksinya secara dini adanya kondisi rentan KLB
6. terselenggaranya dugaan KLB

III. WABAH DAN KLB PENYAKIT MENULAR


1. DEFINISI
UU. No. 4, 1984, Bab I, Pasal 1 : Wabah Penyakit Menular adalah kejadian berjangkitnya suatu
penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi
dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan
malapetaka
PP 40, 1991, Bab I, pasal 1 (7) : KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu
tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah

2. JENIS PENYAKIT TERTENTU YANG DAPAT MENIMBULKAN WABAH


1. Kholera 11 Rabies
2. Pes 12 Malaria
3. Demam kuning 13 Influenza
4. Demam bolak-balik 14 Hepatitis
5. Tifus bercak wabah 15 Tifus perut
6. DBD 16 Meningitis
7. Campak 17 Encephalitis
8. Polio 18 Antrax
9. Difteri 19 Flu Burung, SARS
10 pertusis 20 Covid -19 (In)

C. KRITERIA KERJA KLB


1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada/ tidak dikenal .
contohnya : Sars dan Flu burung.
2. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari
atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode
sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari atau minggu menurut jenis penyakitnya.
4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan 2 (dua)
kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya
5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per
bulan pada tahun sebelumnya.
6. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu
tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan
angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
7. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam
kurun waktu yang sama.

Yang menetapkan KLB : Kadinkes Kab./kota, Kadinkes Prov., atau Menkes dpt menetapkan
daerah dlm keadaan KLB, apabila suatu daerah memenuhi salah satu kriteria diatas. Kadinkes
Kab./Kota atau Kadinkes Prov menetapkan suatu daerah dlm keadaan KLB di wilayah
kerjanya masing-masing dgn menerbitkan laporan KLB.

D. PEMBAGIAN WABAH MENURUT SIFATNYA


A. Common Source Epidemic
Suatu letusan penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya sejumlah orang dalam suatu
kelompok secara menyeluruh dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Adapun
Common Source Epidemic itu berupa keterpaparan umum, biasa pada letusan keracunan
makanan, polusi kimia di udara terbuka, menggambarkan satu puncak epidemi, jarak antara
satu kasus dengan kasus, selanjutnya hanya dalam hitungan jam,tidak ada angka serangan ke
dua.
B. Propagated/Progresive Epidemic
Bentuk epidemi dengan penularan dari orang ke orang sehingga waktu lebih lama dan masa
tunas yang lebih lama pula. Propagated atau progressive epidemic terjadi karena adanya
penularan dari orang ke orang baik langsung maupun melalui vector, relatif lama waktunya
dan lama masa tunas, dipengaruhi oleh kepadatan penduduk serta penyebaran anggota
masya yang rentan serta morbilitas dari pddk setempat, masa epidemi cukup lama dengan
situasi peningkatan jumlah penderita dari waktu ke waktu sampai pada batas minimal
anggota masyarakat yang rentan, lebih memperlihatkan penyebaran geografis yang sesuai
dengan urutan generasi kasus.

IV. SIKLUS PENYELIDIKAN KLB


V. LANGKAH2 PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI ( PE KLB)
1. Tahap survey pendahuluan ;
a. Memastikan adanya KLB
 Ketahui angka insidens kasus tersebut pada saat biasa (angka standar)
 Hitung angka insidens kasus tersebut saat ini
 Bandingkan angka insidens kasus dengan angka standar: Berbeda secara bermakna?,
Berbeda tidak bermakna?, Dibawah angka standar?
 lihat grafik trend (kecenderungan)
b. Menegakan diagnose
 kemampuan pengetahuan Petugas : tentang epidemiologi penyakit yg dicurigai.
perlengkapan penyelidikan : kuesionernya, bahan pengambilan spesimebn lab.
 Perbekalan dan Administrasi
c. Buat hypotesa sementara ( penyebab, cara penularan, faktor yg mempengaruhi)

2. Tahap Pengumpulan Data ;


a. Registrasi kasus kedalam variabel epid :
- Orang : gol umur, jenis kelamin (AR menurut umur, sex, AR tertinggi & terendah
pada klp umur, sex)
Kasus penyakit spesifik menyerang kelompok tertentu yaitu :
Menurut sifat bawaan: Umur, sex, ras, status imunisasi, status perkawinan
Menurut kegiatan: Jenis pekerjaan, ras, agama, adat,
Keadaan tempat hidup: Sosial, ekonomi, lingkungan
- Tempat : Tempat tinggal (RT, RW, desa, kec), tempat kerja, sekolah. Angka
serangan (Attack Rate / AR)
Dengan “spot-map” dari kasus-kasus, Gambarkan juga pada map tersebut: Sungai,
tempat sampah, SAB, pembuangan limbah, dll. yg mungkin berkaitan dgn sumber
infeksi, Lokasi Index Case (kasus pertama). Spot map dibuat berdasarkan perkiraan
lokasi penularan penyakit di pemukiman, RT, RW, desa, kecamatan, sekolah, kelas
tempat kerja, ruangan, shift kerja.
Dapat dibuat spot map dengan “Attack Rate” (bukan jumlah kasus) à Area Map
- Waktu : tgl. Mulai sakit, tgl meninggal, tgl sembuh, tgl berobat
Menggambarkan periode paparan. Semua kasus digambarkan menurut tanggal
mulainya gejala. Menggambarkan kurva common source atau propagated source atau
keduanya. Pada KLB common source tergambarkan:
 Puncak KLB
 Permulaan, akhir dan lama KLB
 Periode paparan sumber kepada kasus
b. Data agen penyebab dan Cara penyebaran
c. Faktor yg berpengaruhi
d. Jumlah kelompok yang rentan

3. Tahap pengolahan data ;


a. Lakukan pengolahan menurut variabel epid, menurut ukuran epid, menurut nilai statistik.
b. Laakukan analisa data menurut variabelepid, menurut ukuran epid, menurut nilai statistik.
Bandingkan dg nilai2 yg sudah ada
c. Buat intepretasi hasil Analisa
d. Buat laporan hasil penanggulangan

4. Tentukan tindakan penanggulangan dan pencegahan :


1. Tindakan penanggulangan :
- Pengobatan penderita
- Isolasi kasus

Tindakan penanggulangan adalah tanggung jawab bersama dinkes/pemda, masyarakat &


sektor terkait. Keterpaduan penanggulangan KLB:

 KLB Keracunan ( BLK, BTKL, BPOM & Dinkes Kab)


 KLB DBD (Pemda, Kebersihan, Masy. DinKes.
 KLB Malaria (KLH, Pemda, Masy. DinKes)
 KLB Diare (PU, Pemda, Masy, DinKes)
 KLB FLU BURUNG (Dinas Peternakan, PEMDA, Masyarakat dan DinKES)
2. Tindakan pencegahan :
- Surveilans yg ketat
- Perbaikan mutu lingkungan
- Perbaikan status kesehatan masyarakat

Tindakan Pencegahan tergantung sifat KLB Ditujukan pada sumber infeksi yaitu
makanan, tinja, air, udara. Sumber awal yaitu kasus penyakit. Alat/cara penularan yaitu
jarum suntik, droplet dsb. Orang rentan yaitu diberi vaksinasi. Penanggulangan sedini
mungkin dengan diagnosa dini (pengobatan/pencegahan yang tepat).

GAMBAR :
E. PELAPORAN
 Tenaga kesehatan atau masy. wajib memberikan laporan kpd kepala desa/lurah & puskesmas
terdekat atau jejaringnya selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam sejak mengetahui
adanya penderita atau tersangka penderita penyakit tertentu yg dpt menimbulkan KLB/wabah.
 Pimpinan puskesmas yg menerima laporan harus segera melaporkan kepada Kadinkes
Kab/Ko selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam sejak menerima informasi.
 Kadinkes Kab/Kota memberikan laporan adanya penderita atau tersangka penderita penyakit
tertentu secara berjenjang kpd Bupati/Walikota, Gubernur, & Menteri melalui Direktur
Jenderal selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam sejak menerima laporan.
F. SUMBER DAYA
 Pendanaan yg timbul dlm upaya penanggulangan KLB /Wabah dibebankan pd anggaran
pemerintah daerah. Dalam kondisi pemerintah daerah tidak mampu menanggulangi
KLB/Wabah maka dimungkinkan untuk mengajukan permintaan bantuan kepada Pemerintah
atau pemerintah daerah lainnya.Pengajuan permintaan bantuan sebagaimana dimaksud
menggunakan contoh formulir terlampir.
 Pemerintah dpt melimpahkan sumber pendanaan penanggulangan KLB/Wabah kpd
pemerintah daerah sesuai dgn ketentuan peraturan perundang-undangan.Dalam
penanggulangan KLB/Wabah, Pemerintah dapat bekerja sama dgn negara lain atau badan
internasional dlm mengupayakan sumber pembiayaan dan/atau tenaga ahli sesuai dgn
ketentuan peraturan perundang-undangan.

G. KETENAGAAN
Dalam rangka upaya penanggulangan KLB/Wabah, dibentuk Tim Gerak Cepat di tingkat pusat,
provinsi dan kabupaten/kota. Tim Gerak Cepat sebagaimana dimaksud terdiri atas tenaga medis,
epidemiolog kesehatan, sanitarian, entomolog kesehatan, tenaga laboratorium, dengan melibatkan
tenaga pada program/sektor terkait maupun masyarakat.
Tim Gerak Cepat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ditetapkan oleh :
 Kadinkes Kab/Ko atas nama bupati/walikota untuk tingkat kabupaten/kota;
 Kadnkes Prov. atas nama gubernur untuk tingkat provinsi;
 Direktur Jenderal atas nama Menteri untuk tingkat pusat.

H. SARANA DAN PRASARANA


 Dalam keadaan KLB/wabah seluruh fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun
swasta wajib memberikan pelayanan thd penderita atau tersangka penderita.
 Dalam keadaan KLB/Wabah, Pemerintah & Pemda wajib menyediakan perbekalan kesehatan
meliputi bahan, alat, obat & vaksin serta bahan/alat pendukung lainnya.

I. LANGKAH INVESTIGASI WABAH/ PENYELIDIKAN KLB


1. Verifikasi diagnosis
2. Tampilkan epidemiologi deskriptif
3. Rumuskan hipotesis
4. Rancang studi epidemiologi untuk menguji hipotesis: case, control, kohort
5. Analisis dan interpretasi data
6. Lakukan tindakan penanggulangan dan upaya pencegahan
7. Buat laporan lengkap/komunikasikan hasil investigasi / penyelidikan

J. ISI LAPORAN PENYELIDIKAN KLB


1. Pendahuluan
Sumber informasi adanya KLB, dampak KLB terhadap kesehatan masyarakat, gambaran
endemisitas penyakit penyebab KLB dan besar masalah KLB tersebut pada waktu sebelumnya.
2. Tujuan penyelidikan KLB
Menjelaskan kepastian adanya KLB dan penegakan etiologi KLB serta besarnya masalah KLB
pada saat penyelidikan dilakukan
3. Metode Penyelidikan KLB :
 disain : jelaskan secara sistematis
 populasi dan sampel
 cara mengumpulkan dan mengolah data
 cara melaksanakan analisis
4. Memastikan adanya KLB dengan cara bandingkan dengan kriteria KLB. Gambaran klinis
dan distribusi gejala diantara kasus2 yg dicurigai. Lihat hasil pemeriksaan laboratorium.
5. Hasil Penyelidikan KLB (lanjutan)
 diagnosis banding etiologic berdasarkan gambaran klinis kasus, distribusi gejala,
gambaran epidemiologi, pemeriksaan laboratorium.
 Gambaran epidemiologi menurut umur dan jenis kelamin
 Gambaran epidemiologi menurut tempat (pemetaan kasus)

KURVA EPIDEMI
6. Pembahasan
Kondisi KLB saat penyelidikan dilakukan, kemungkinan peningkatan kasus, penyebaran KLB
dan kemungkinan berakhirnya KLB.
7. Kesimpulan
8. Rekomendasi
Rekomendasi tentang perlunya penyelidikan KLB lebih lanjut dalam bidang tertentu,
rekomendasi untuk kemajuan suatu program, rekomendasi perlunya bantuan Tim
Penanggulangan KLB Propinsi, dsb.

Anda mungkin juga menyukai