Anda di halaman 1dari 3

TRIASE

No.Dokumen :

SOP No.Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD dr. Susana Novi Ratih K.
Puskesmas Pembina Tk.I
Sukodono NIP.19731121 200312 2 001

1. Pengertian 1. Triase adalah upaya untuk memilah / mengelompokan penderita


sesuai dengan tingkat kegawatannya untuk menentukan prioritas
tindakan.
2. Gawat darurat adalah suatu keadaan yang dalam proses terjadinya
secara mendadak yang mengakibatkan seseorang atau banyak orang
memerlukan penanganan / pertolongan segera dalam arti
pertolongan secara cermat, tepat dan cepat. Yang bilamana dalam
prosesnya tidak mendapatkan pertolongan sedemikian rupa, maka
akan menigkatkan resiko kecacatan / kehilangan anggota tubuhnya
seumur hidup dan atau kematian.
3. Keadaan darurat adalah keadaan yang dalam proses terjadinya
secara mendadak, sewaktu-waktu / kapan saja, dimana saja, dan
dapat menyangkut siapa saja sebagai akibat dari suatu kecelakaan,
suatu proses medis atau perjalanan suatu penyakit.
2. Tujuan 1. Sebagai acuan menentukan prioritas tindakan penanganan pasien
sesuai dengan tingkat kegawatan pasien
2. Agar penderita dapat memperoleh penanganan Optimal sesuai dengan
tingkat kegawatan Penyakitnya
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Sukodono No. ...........................................
(SK) Tentang Penanganan Pasien Gawat Darurat.

4. Referensi 1.Permenkes No. 43 tahun 2019 Tentang Puskesmas


2.Pedoman kerja perawat IGD di Rumah Sakit tahun 1999
3.Pedoman Pelayanan Gawat Darurat tahun 1995
4.Departemen Kesehatan Republik Indonesia Pelayanan Keperawatan Gawat
Darurat di Rumah Sakit, 2005
5. Alat & Bahan Stetoskop, oxymeter, tensimeter, kode warna merah, kuning, hijau,
hitam
6. Prosedur 1. Penderita datang diterima petugas / paramedis UGD,
2. Diruang triase dilakukan anamnesa,
3. Penderita diperiksa dengan singkat (Selintas), Melalui pemeriksaan
penilaian kesadaran, ventilasi, dan perfusi selama kurang dari 60
detik.
4. Penderita dibedakan menurut kegawatannya dengan memberi kode
warna :
a. Hijau adalah warna untuk penderita tidak gawat dan tidak
darurat. Misalnya : Penderita Common Cold, gastritis, abses
b. Kuning adalah warna untuk penderita yang darurat tidak gawat
dan gawat tidak darurat, Misalnya : luka sayat dangkal
c. Merah adalah warna untuk penderita gawat darurat (pasien
dengan kondisi mengancam). Misalnya : Fraktur terbuka,
trauma kepala, Penderita stroke trombosis, luka bakar,
Appendic acuta , CVA, AMI, asma bronchial dll
d. Hitam adalah warna untuk penderita yang telah meninggal
dunia
5. Penderita mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan warna :
merah, kuning, hijau, hitam
6. Pada waktu jam kerja penderita dengan label warna kuning dikirim
ke ruang periksa / rawat jalan unit terkait,
7. Petugas mendokumentasikan identitas pasien, hasil pemeriksaan,
tindakan yang telah dilakukan, Inform consent sebelum melakukan
tindakan & evaluasi tindakan,
8. Petugas merencanakan tindakan selanjutnya,
9. Apabila memerlukan Observasi di Ruang Rawat Inap maka
dijalankan Protokol Covid-19 sesuai dengan regulasi yang berlaku
dengan langkah sbb :
a. Pemberian Inform consent (penandatangan persetujuan
tindakan) oleh keluarga pasien.
b. Dilakukan Screning Covid-19 melalui Rapid Antigen
c. Apabila setelah dilakukannya Rapid Antigen didapati
hasil Negative, maka pasien di pindahkan ke ruang
Observasi Rawat Inap terkait
d. Apabila hasil menunjukkan Positive maka dijalankan
prosedure sistem rujukan sesuai dengan regulasi yang
telah ditetapkan.
10. Penderita dengan label berwarna Merah setelah dilakukan
pemeriksaan & Stabilisasi didapati bahwa perlu mendapatkan
perawatan / pengobatan di fasilitas kesehatan lanjutan, maka
diterapkannya prosedure Rujukan dengan alur sistem yang sudah
tersedia sesuai dengan Regulasi yang ada.

7. Unit Terkait Ruang Unit Gawat Darurat


Ruang Rawat Inap
Ruang Poli Rawat Jalan
Farmasi

8. Dokumen 1.Rekam Medis


Terkait
2.Informed Consent

3.Form Triase

9. Rekaman Historis Perubahan

No. Halaman Yang Diubah Perubahan Diberlakukan


Tgl

Anda mungkin juga menyukai