Anda di halaman 1dari 11

SURAT KEPUTUSAN

KEPALA UPT. PUSKESMAS BABIRIK

TENTANG
PELAYANAN KLINIS UPTD PUSKESMAS BABIRIK

NOMOR 188.4/ 046 /PKM-BRK/2023


REVISI KE 00
BERLAKU TANGGAL 01 Februari 2023

PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA


DINAS KESEHATAN

UPT. PUSKESMAS BABIRIK


Jln. Basuki Rahmat Rt. 03 Desa Babirik Hilir Kecamatan Babirik Kode Pos 71454
KEPUTUSAN
KEPALA UPT. PUSKESMAS BABIRIK
NOMOR : 188.4/ 046 /PKM-BRK/2023

TENTANG
PELAYANAN KLINIS
KEPALA UPT. PUSKESMAS BABIRIK,

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis Puskesmas dilaksanakan kebutuhan pasien;


b. bahwa pelayanan klinis Puskesmas dilaksanakan dengan
memberikan informasi yang jelas tentang tahapan layanan klinis
yang akan dilalui oleh pasien;
c. bahwa pelayanan klinis Puskesmas memperhatikan kendala fisik,
bahasa, budaya dan penghalang lain dalam memberikan pelayanan
dan dilakukan upaya untuk mengurangi dan menghilangkan
hambatan tersebut;
d. bahwa pelayanan klinis dilaksanakan dengan melakukan proses
kajian awal yang dilakukan secara paripurna untuk mendukung
rencana dan pelaksanaan pelayanan oleh petugas dan atau tim
kesehatan yang professional;
e. bahwa hasil kajian dicatat dalam catatan medis dan mudah diakses
oleh petugas yang bertanggungjawab terhadap pelayanan pasien
untuk menjamin kesinambungan pelayanan;
f. bahwa hasil kajian pasien dengan kebutuhan darurat, mendesak
atau emergensi, diidentifikasi dengan proses triase;
g. bahwa jika kebutuhan pasien tidak dapat dipenuhi oleh Puskesmas,
maka pasien harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang mampu
menyediakan pelayanan yang dibutuhkan oleh pasien;
h. bahwa untuk mengetahui mutu layanan yang diberikan perlu
dilakukan penilaian;
i. bahwa selama proses pelaksanaan layanan pasien, petugas
kesehatan harus memperhatikan dan menghargai kebutuhan dan
keluhan pasien;
j. bahwa untuk meningkatkan luaran klinis yang optimal, pasien/
keluarga perlu mendapatkan penyuluhan kesehatan yang terkait
dengan penyakit dan kebutuhan klinis pasien;
k. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, huruf b, huruf c,
huruf d, huruf e, huruf f, huruf g dan huruf i, j dan k perlu
menetapkan kebijakan kepala UPTD Puskesmas Babirik tentang
Pelayanan klinis;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5038);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014
tentang Kesehatan Jiwa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4765);
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014
tentang Sistem Informasi Kesehatan, (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5542);
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014
tentang Kesehatan Reproduksi, (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5559);
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018
tentang Standar Pelayanan Minimal, (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6178);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2269 /
MENKES / PER / XI / 2011 tentang Pedoman Pembinaan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun
2013 tentang Pedoman Pelaksanaan dan Pembinaan Pemberdayaan
Masyarakat Bidang Kesehatan;
9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2014 tentang
Pedoman Standar Pelayanan;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2014 tentang Kesehatan Anak;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun
2014 tentang Pemantauan Pertumbuhan, Perkembangan dan
Gangguan Tumbuh Kembang Anak;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan
di Puskesmas;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun
2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat
Dengan Pendekatan Keluarga;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Kesehatan Kabupaten
Kota;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2016 tentang Manajemen Puskesmas;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun
2016 tentang Pengendalian Penyakit Tuberkulosis;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien;
18. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi;
19. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
20. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 48 Tahun
2017 tentang Pedoman Perencanaan Dan Pengganggaran Bidang
Kesehatan;
21. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun
2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
22. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
23. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
2021 tentang Kesehatan Pra hamil, Maternal dan Keluarga
Berencana;
24. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 tahun
2022 tentang Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik,
Laboratorium, Unit Transfusi Darah, Tempat Praktek Mandiri
Dokter dan Tempat Mandiri Dokter Gigi;

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS


BABIRIK TENTANG PELAYANAN KLINIS UPT
PUSKESMAS BABIRIK.

Kesatu : Kebijakan pelayanan klinis di UPT Puskesmas Babirik,


sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari keputusan ini;
Kedua : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Keputusan ini di
bebankan pada Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah
Kabupaten Hulu Sungai Utara melalui DPA Dinas Kesehatan
Kabupaten Hulu Sungai Utara Subunit Puskesmas Babirik;
Ketiga : Keputusan ini berlaku mulai tanggal ditetapkan, dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Babirik
Pada tanggal : 01 Februari 2023
KEPALA UPT. PUSKESMAS BABIRIK

KHAIRUDDIN

Lampira : Keputusan Kepala UPT. Puskesmas Babirik


n
Nomor : 188.4/ 046 /PKM BRK/2023
Tanggal : 01 Februari 2023

KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS UPTD PUSKESMAS BABIRIK

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi kriteria
sebagai berikut :
a. Pendidikan minimal Sekolah Menengah Atas atau Kejuruan
b. Berpenampilan Menarik, Sopan dan Ramah
c. Bisa Mengoperasikan Komputer
d. Pernah mengikuti Workshop atau Pelatihan Costumer Service
3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien
4. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara identifikasi
sebagai berikut: nama pasien, tanggal lahir pasien, alamat/tempat tinggal, dan
nomor rekam medis
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedir, dan informasi lain yang
dibutuhkan masyarakat yang meliputi: tarif, jenis pelayanan, ketersediaan tempat
tidur , dan informasi tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain harus
dapat disediakan di tempat pendaftaran
6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses pelayanan
yang dimulai dari pendaftaran
7. Hak-hak pasien meliputi:
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
Puskesmas
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi.
d. Memperoleh pelayanan kesehatan bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional.
e. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi;
f. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
g. Memilih dokter sesuai dengan keinginannya sesuai prosedur
h. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain
(second opinion)
i. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-
data medisnya.
j. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
k. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan.
l. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
m. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
Puskesmas
n. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Puskesmas terhadap
dirinya.
8. Kewajiban pasien meliputi :
a. Memberi informasi yg lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya.
b. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter dan dokter gigi.
c. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan
d. Memberi imbalan jasa atas pelayanan yang diterima kecuali pasien yang
mempunyai asuransi.
9. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan
ditindak lanjuti

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN


1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang kompeten
melakukan pengkajian
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan, dan
kajian lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan
3. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar asuhan
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan yang
tidak perlu
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi kesehatan lain
wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP.
7. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam pelayanan
8. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional
yang kompeten
9. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus tersedia
10. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian mapun keputusan layanan harus
dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang
11. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional yang
memenuhi persyaratan
12. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan peralatan
dan tempat yang memadai
13. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan petugas
14. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang
dibakukan
15. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana layanan, dan
pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim layanan yang terpadu
16. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien, dan melibatkan pasien
17. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis,
sosial, spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien
18. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan meperhatikan
efisiensi sumber daya
19. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus diidentifikasi.
20. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus
diinformasikan kepada pasien
21. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
22. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien

C. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis, keperawatan,
kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain.
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam medis
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
6. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada pasien
sebelum mendapatkan persetujuan
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib
didokumentasikan
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjut
9. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut
10. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai prosedur
pelayanan pasien gawat darurat
11. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan
kasus berisiko tinggi
12. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus
ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan universal)
13. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian
obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptik.
14. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang
jelas
15. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan.
16. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan ditindak
lanjuti
17. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk menghindari
pengulangan yang tidak perlu
18. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sampai
dengan pasien pulang atau dirujuk harus dijamin kesinambungannya
19. Pasien berhak untuk menolak pengobatan
20. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain
21. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu oleh
prosedur yang baku.
22. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informasi
tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan, dan tanggung
jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut
23. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur baku
24. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas yang
kompeten
25. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan informed
consent
26. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan
27. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan rencana
layanan.
D. RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN
1. Pemulangan pasien bersalin dipandu oleh prosedur yang baku
2. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses
pemulangan/rujukan
3. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter yang
menangani
4. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan alternatif
pelayanan
5. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis
6. Resume klinis meliputi: nama pasien, ondisi klinis, prosedur/tindakan yang telah
dilakukan, dan kebutuhan akan tindak lanjut
7. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan
8. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang kompeten
9. Kriteria merujuk pasien meliputi:
a. Kriteria Umum
- Pasien yang masih dapat disembuhkan (Reversibel)
- Pasien yang layak angkut (Transportable)
b. Kriteria khusus
- Pasien yang belum diketahui diagnosisnya oleh pihak tenaga medis
Puskesmas
- Pasien yang penyakitnya sudah terdiagnosis tetapi peralatan di fasilitas
kesehatan belum memadai didalam penanganan.
- Penyakit yang bisa dirujuk bisa menghasilkan peningkatan kualiitas hidup
yang lebih baik
- Tidak tersedia tenaga yang berkompeten untuk merawat pasien tersebut di
Puskesamas
10. Pada saat pemulangan, pasien/keluarga pasien harus diberi informasi tentang
tindak lanjut layanan.

Ditetapkan di : Babirik
Pada tanggal : 01 Februari 2023

KEPALA UPT. PUSKESMAS BABIRIK


KHAIRUDDIN

Anda mungkin juga menyukai