Anda di halaman 1dari 4

PEMANTAUAN KEMAJUAN DAN

HASIL PENGOBATAN TB
No.Dok : SOP.P2P.TB/14.
10/2018
No.Rev : 00
SOP
Tgl. Terbit : 10-02-2018
Halaman : 1/4

UPT dr. NUNUN AGUNG L


PUSKESMAS Penata Tk. I
GONDANG NIP. 19750804 200801 1 008

1. Pengertian Suatu standart pelayanan yang dilakukan untuk memantau kemajuan


dan mengetahui hasil dari pengobatan TB
2. Tujuan 1. Untuk memantau kemajuan pengobatan
2. Untuk mengetahui hasil akhir dari pengobatan yang sudah
dilakukan
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPTD Kesehatan Puskesmas
Pesanggrahan tentang Visi, Misi, Tujuan, dan Tata Nilai
Puskesmas;
2. Surat Keputusan Kepala UPTD Kesehatan Puskesmas
Pesanggrahan tentang Jenis Pelayanan;
3. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Pesanggrahan tentang
Penanggung jawab UKM.
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012
tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
122);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013
tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan
Nasional;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
75 Tahun 2015 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
46 tahun 2015 tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

1/4
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
296/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Pengobatan
Dasar di Puskesmas;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama;
7. Peraturan Bupati Mojokerto Nomor 74 Tahun 2008 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas);
8. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberculosis Tahun 2014
Petugas melakukan pemantauan kemajuan pengobatan
5. Prosed
ur/ pada TB paru
Langkah- 1. Bila pengobatan sudah akhir tahap awal, maka petugas
langkah memeriksa ulang dahak secara mikroskopis yaitu 2 contoh
uji dahak sewaktu dan pagi.
2. Petugas menyatakakan negative apabila hasil
pemeriksaan 2 contoh uji dahak tersebut negative, bila
salah satu contoh uji positif atau keduanya positif maka
hasil pemeriksaan dahak dinyatakan positif
3. Apabila hasil dahak negative, petugas segera memberikan
dosis pengobatan tahap lanjutan dan selanjutnya petugas
memeriksa ulang dahak sesuai jadwal (pada bulan ke 5
dan akhir pengobatan)
4. Apabila hasil pemeriksaan positif pada pasien baru, maka
petugas melakukan penilaian apakah pengobatan tidak
teratur dan petugas mendiskusikan dengan pasien. Segera
dilakukan tahap lanjutan, kemudian petugas memeriksan
ulang dahak kembali setelah pemerian OAT tahap lanjutan
1 bulan.
5. Apabila hasil pemeriksaan ulang dahak tetap positif,
petugas perlu melakukan pemeriksaan uji kepekaan obat.
Petugas merujuk pasien sebagai suspek TB MDR.
Pada pasien dengan pengobatan ulang akhir tahap awal
positif, pasien dinyatakan sebagai terduga pasien TB MDR.
Petugas melakukan rujukan utnuk uji kepekaan obat
sesuai dengan SOP suspek TB MDR.

2/4
6. Pada bulan ke 5 baik pasien baru atau pasien dengan
pengobatan ulang apabila hasil negative, dilanjutkan
pengobatan pada akhir pengobatan sampai selesai. Bila
hasil positif pengobatan dinyatakan gagal dan pasien
dinyatakan sebagai terduga pasien TB MDR dan petuga
melakukan rujukan untuk uji kepekaan obat.

Pemantauan kemajuan pada TB ekstra paru


Untuk pasien TB ekstra paru, pemantauan kondisi klinis
merupakan cara menilai kemajuan hasil pengobatan (standar
10 ISTC), sebagaimana pada pasien TB BTA negative,
perbaikan kondisi klinis antara lain peningkatan berat badan
pasien merupakan indicator yang bermafaat.
1. Definisi hasil pengobatan TB
a. Sembuh : pasien Tb paru dengan hasil pemeriksaan
bakterioligis positif pada awal pengobatan yang hasil
pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan
menjadi negative dan pada salah satu pemeriksaan
sebelumnya.
b. Pengobatan lengkap : pasien TB yang telah
menyelesaikan pengobatan secara lengkap dimana pada
salah satu pemeriksan sebelum akhir pengobatan
hasilnya negative namun tanpa ada bukti hasil
pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan.
c. Gagal : pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap
positif atau kembali menjadi positif pada bulan kelima
atau lebih selama pengobatan atau kapan saja apabila
dalam pengobatan diperoleh hasil laboratorium yang
menunjukkan adanya restitensi OAT
d. Meninggal : pasien TB yang meninggal oleh sebab
apapun sebelum memulai atau sedang dalam
pengobatan
e. Putus berobat (loss to follow-up) : pasien TB yang tidak
memulai pengobatannya atau yang pengobatannya
terputus selama 2 bulan terus menerus atau lebih.
f. Tidak dievaluasi : pasien TB yang tidak diketahui hasil
akhir pengobatannya. Termasuk dalam kriteria ini adalah

3/4
pasien pindah (transfer out) ke kabupaten/kota lain
dimana hasil akhir pengobatannya tidak diketaui oleh
kabupaten atau kota yang ditinggalkan.
2. Pemantauan pengobatan pasien TB anak
a. Setelah diberi OAT 2 bulan,petugas mengevaluasi
respon pengobatan pasien.
b. Respon pengobatan dikatakan baik apabila gejala klinis
berkurang, nafsu makan meningkat, BB meningkat,
demam menghilang dan batuk berkurang.
c. Apabila respon pengobatan kurang atau tidak baik, maka
pengobatan tetap dilanjutkan tetapi petugas merujuk
pasien ke RS
d. Setelah pemberian obat 6 bulan, OAT dapat dihentikan
dengan petugas melakukan evaluasi baik klinis maupun
pemeriksaan penunjang seperti foto toraks.
3. Pada pasien TB anak yang pada awal pengobatan hasil
pemeriksaan dahaknya BTA positif, petugas melakukan
pemantauan pengobatan dengan pemeriksaan dahak ulang
sesuai dengan akhir pemantauan pengobatan pasien TB
BTA positif.
6. Diagra -
m Alir
7. Unit 1. Laborat
Terkait 2. BP Umum
3. RS rujukan

8. Rekaman Historis

Tgl. Mulai
No. Halaman Yang Diubah Isi Perubahan
diberlakukan

4/4

Anda mungkin juga menyukai