Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN

INFECTION CONTROL
2023
RISK ASSESSMENT
(ICRA)

UPTD PUSKESMAS
NAGASARIBU

PEMERINTAH KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS NAGASARIBU
Desa Nagasaribu Kecamatan Padang Bolak Tenggara
Kode Pos 22751, Email: pkmnagasaribureal@gmail.com
BAB I
DEFENISI

A. PENGERTIAN
ICRA (Infection Control Risk Assessment) adalah proses menetapkan risiko potensial dari
transmisi udara yang bervariasi dan kontaminasi melalui air kotor dalam fasilitas
pelayanan kesehatan selama kontruksi, renovasi dan kegiatan maintenance.
Kegiatan ICRA merupakan multidisiplin, proses kolaborasi yang mengevaluasi jenis/
macam kegiatan kontruksi dan kelompok resiko untuk klarifikasi penetapan tingkat.

B. TUJUAN ICRA (Infection Control Risk Assessment)


Tujuan dari program ICRA adalah untuk meminimalkan resiko terjadinya Healthcare
Associated Infections (HAIs) kepada pasien yang dapat terjadi bila jamur atau bakteri
tersebar ke udara melalui debu atau air aerosolisasi selama kontruksi, renovasi atau
proses pemeliharaan di area terdekat dan juga untuk mengontrol penyebaran debu dari
komponen bangunan selama renovasi.
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Tim PPI yang bertugas untuk membuat ICRA dan memberikan pendidikan dan
pelatihan
2. Sanitasi lingkungan terkait dengan pembuangan limbah
3. Tim K3 puskesmas untuk melakukan edukasi dan supervisi tentang keamanan dan
keselamatan
4. Pemimpin proyek sebagai pelaksanaan kontruksi dan renovasi bangunan
BAB III
TATA LAKSANA

A. PERAN KOMITE PPI


Peran komite PPI pada program ini antara lain:
1. Membuat Infection Control Risk Assessment (ICRA) dampak dari renovasi.
2. Mengembangkan izin renovasi yang ditanda tangani oleh Koordinator PPI dan
pimpinan proyek.
3. Memberikan edukasi sebelum memulai pekerjaan pada penggunaan APD
4. Melakukan monitoring dan evaluasi menggunakan
5. Mengikuti pertemuan/ rapat selama proses renovasi dengan seluruh tim

B. KEGIATAN PEMBANGUNAN
Dalam melakukan kegiatan pembangunan, ditentukan terlebih dahulu tipe/ jenis
aktivitas debu yang dihasilkan, potensi terbentuknya aerosol udara dan durasi dari
aktivitas.
Pedoman Petunjuk Tipe Aktivitas Kontruksi
1. Langkah Pertama
Menggunakan tabel berikut untuk melakukan identifikasi tipe /jenis kontruksi kegiatan
proyek (Type A-D).
TIPE KRITERIA

TIPE A Inspeksi dan kegiatan non-invasif


Termasuk,tetapi tidak terbatas pada:
 Mengganti ubin langit-langit (plafon) untuk inspeksi visual saja.
Misalnya terbatas pada 1 genting/ plafon per 50 meter persegi.
 Pengecatan (tetapi tidak dengan pengamplasan).
 Dinding meliputi pekerjaan listrik, pipa kecil, dan kegiatan yang tidak
menghasilkan debu atau memerlukan pembongkaran dinding atau akses
ke langit-langit selain untuk pemeriksaan yang kelihatan.
TIPE B Skala kecil, kegiatan durasi pendek yang menghasilkan debu minimal
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
 Pembukaan tidak lebih dari satu ceilling ubin per 10 ubin
 Pemasangan kabel telepon dan komputer
 Pembongkaran dinding atau atap dimana penyebaran debu dapat
dikontrol
 Renovasi kecil dari suatu ruangan
 Pengamplasan dinding basah
 Akses ke ruang terbuka.
TIPE C Pekerjaan yang menghasilkan debu yang banyak
Termasuk,tapi tidak terbatas pada:
 Pengamplasan dinding kering untuk pengecatan atau penutup dinding.
 Pembongkaran dinding, merobohkan dinding kering atau menyelesaikan
bangunan, dimana pekerjaan terbatas satu kamar.
 Pembongkaran dinding atau pembangunan tembok baru.
 Pekerjaan kecil saluran pipa listrik dilangit - langit (tidak termasuk
pembongkaran atau instalasi);
 Renovasi ruangan yang ada.
 Menarik kabel utama dari beberapa kamar ke jalur akses yang
dibutuhkan.
 Kegiatan apapun yang tidak dapat diselesaikan dalam shift kerja
tunggal.
 Setiap aktifitas yang tidak memerlukan penutup/ barrier yang tidak
memenuhi syarat sebagai tipe D.
TIPE D Pembongkaran besar dan proyek-proyek kontruksi utama namun tidak
terbatas pada;
 Kegiatan yang memerlukan penutupan unit/ relokasi pasien.
 Pembongkaran instalasi kabel lengkap HVAC, pipa, perlengkapan gas
atau sistem listrik.
 Pembongkaran komponen gedung utama.
 Kontruksi baru yang terletak di dekat gedung puskesmas (sebagai mana
ditentukan oleh Tim ICRA).
 Kegiatan penggalian yang jaraknya dekat dengan bangunan puskesmas
(sebagaimana telah ditetapkan oleh Tim ICRA).

2. LANGKAH KEDUA
Identifikasi group pasien yang beresiko
Resiko Rendah Resiko Resiko Tinggi Resiko Highest
Menengah
 Area  Loket  UGD  Tempat
perkantoran pendaftaran  Laboratorium perawatan
 Koridor umum  Farmasi pasien
 Persalinan  Ruang
 Ruangan Poli isolasi

3. LANGKAH KETIGA
IC MATRIX-CLASS PRECAUTION: CONTRUCTION PROJECT BY PATIENS
RISK
Patiens Risk Contruction Project type
Group Type A Type B Type C Type D
Low Risk Group I II II III/IV
Medium Risk I II III IV
Group
High Risk Group I II III/IV IV
Highest Risk II III/IV III/IV IV
Group
4. LANGKAH KE EMPAT
Diperlukan deskripsi tindakan pengendalian infeksi berdasarkan kelas.
Kelas Selama Pembangunan Proyek Setelah Penyelesaian Proyek
I. 1.Laksanakan pekerjaan dengan 1.Bersihkan area kerja setelah
metode meminimalisasi timbulnya menyelesaikan tugas.
debu dari pelaksanaan kegiatan
kontruksi.
2.Segera meletakkan kembali
ketempat semula plafon atap yang
diganti untuk pemeriksaan yang
kelihatan.
II. 1.Menyediakan sarana aktif untuk 1.Lap permukaan kerja dengan
mencegah debu udara dari pembersihan/ desinfektan.
penyebaran ke atmosfer. 2.Wadah yang berisi limbah
2.Air kabut permukaan kerja untuk konstruksi sebelum di
mengendalikan debu pada waktu trasportasi harus tertutup
pemotongan. rapat.
3.Seal pintu yang tidak terpakai 3.Pel basah dan/ vacum
dengan lakban. dengan HEPA filter, vakum
4.Blokir dan tutup ventilasi udara. sebelum meninggalkan area
5.Tempatkan tirai debu dipintu kerja.
masuk dan keluar area kerja. 4.Setelah selesai
6.Hilangkan atau isolasi sistem mengembalikan sistem HVAC
HVAC (Healting ventilation, Air dan dimana pekerjaan dilakukan.
Conditioning) yang sedang
dilaksanakan.
III 1.Untuk mencegah kontaminasi dari 1.Jangan menghilangkan
sistem saluran maka hilangkan/ barrier dari area kerja sampai
lepaskan atau isolasi sistem HVAC proyek selesai diperiksa oleh
di area dimana pekerjaan sedang komite ppi puskesmas
dilakukan. dibersihkan oleh bagian
2.Lengkapi semua barrier penting kebersihan puskesmas.
yaitu sheetrock, playwood, plastik 2.Hilangkan barrier material
untuk menutup area dari area yang dengan hati-hati untuk
tidak untuk kerja atau menerapkan meminimalisasi penyebaran
metode pengendalian kubus dari kotoran dan puing-puing
(gerobak dengan penutup plastik yang terkait dengan kontruksi.
dan koneksi disegel ketempat 3.Vakum area kerja dengan
bekerja dengan HEPA vacum untuk HEPA filtered vacums.
menyedot debu sebelum keluar) 4.Area untuk lap basah dengan
sebelum kontruksi dimulai. pembersih/ desinfectan/
3.Menjaga tekanan udara negatif cleaner.
didalam tempat kerja dengan 5.Setelah selesai kembalikan
menggunakan HEPA unit yang sistem HVAC.
dilengkapi dengan penyaringan
udara.
4.Wadah tempat limbah konstruksi
sebelum ditransportasi harus
tertutup rapat.
5.Tutup wadah transportasi atau
gerobak, pita penutup, jika tidak
tutup yang kuat;

Identifikasi daerah sekitar area proyek,menilai dampak potensial


UNIT BELOW UNIT ABOVE LATERAL BEHIND FRONT

Risk Group Risk Group Risk Group Risk Group Risk Group
BAB 4
DOKUMENTASI

1. SOP
2. Form laporan bulanan
3. Bukti - bukti pelaksanaan kegiatan dan tindak lanjut
4. KAK ICRA

Kepala UPTD Puskesmas


Nagasaribu

Sahari Bulan Hrp.S.Tr.Keb


NIP.198401082009022001

Anda mungkin juga menyukai