Infection Control Risk Assesment (ICRA) adalah proses multidisiplin yang berfokus
pada pengurangan infeksi dengan mempertimbangkan populasi pasien, fasilitas dan
program dengan titik fokus pada : pengurangan risiko infeksi, tahapan perencanaan fasilitas,
desain, konstruksi, renovasi, pemeliharaan fasilitas, dan pengetahuan tentang infeksi, agen
infeksi, dan lingkungan perawatan, yang memungkinkan organisasi untuk mengantisipasi
dampak potensial.
ICRA konstruksi merupakan penilaian yang dilakukan terhadap kontrol infeksi oleh
komite PPI bila ada rencana perbaikan, renovasi, dan pembangunan baru atau
pembangunan kembali bangunan yang ada di rumah sakit, yang memungkinkan terjadinya
infeksi bagi pasien, bekerja dan orang yang beraktivitas di rumah sakit. Rekomendasi dari
komite PPI sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya infeksi akibat aktivitas
pembangunan tersebut.
Mengingat bahwa pengaruh dari design & kontruksi terhadap infeksi rumah sakit
merupakan suatu hal yang sulit untuk dilakukan evaluasi, maka Komite PPI merasa perlu
terlibat dalam rencana pembangunan/renovasi sebuah bangunan yang ada di RSUD Mamuju
utara melalui analisis dampak lingkungan yang dapat timbul akibat pembangunan/renovasi
bangunan. Analisis yang dilakukan Tim PPI dituangkan dalam bentuk rekomendasi yang
akan diberikan kepada pihak pengembang yang ditunjuk rumah sakit sebagai pelaksana
(Tim Konstruksi).
Apabila Tim konstruksi/renovasi bangunan menyetujui rekomendasi dari Tim PPI,
maka Tim PPI dan Tim Konstruksi/renovasi menandatangani format kesepakatan
pengendalian.
B. TUJUAN
Analisis ICRA konstruksi dilakukan untuk meminimalisasi risiko infeksi rumah sakit
(HAIs) pada pasien yang mungkin bisa terjadi ketika ada penyebaran jamur atau bakteri di
udara dengan debu atau aerosol atau air selama kontruksi dan renovasi di RS.
Tujuan utama dari analisis ini adalah untuk memastikan dan menjamin keamanan
(bebas dari infeksi) lingkungan rumah sakit bagi pasien, pengunjung, dan petugas yang
bekerja di RSUD Mamuju Utara serta pekerja pada konstruksi/renovasi pada saat sebelum,
selama, dan setelah konstruksi/renovasi dilakukan.
C. Matrix ICRA Pengendalian Infeksi untuk Konstruksi & Renovasi
Dalam telaah ICRA konstruksi/renovasi terdiri dari beberapa langkah sebagai berikut:
LANGKAH 1
Tipe kegiatan renovasi
LANGKAH 3
MATRIKS AKTIFITAS KONSTRUKSI
LEVEL RESIKO
AKTIFITAS TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D
KONSTRUKSI
GRUP 1 Kelas I Kelas II Kelas II Kelas III/IV
KETERANGAN : Jika lebih dari satu kelompok risiko akan terkena dampak, pilih kelompok
risiko yang lebih tinggi.
REKOMENDASI KOMITE PPI KEPADA PENANGGUNG JAWAB KONTRUKSI
BANGUNAN
D. HASIL ANALISIS
Berdasarkan matrix konstruksi/renovasi, kontruksi terhadap bangunan Gedung
Farmasi atas RSUD Mamuju Utara termasuk ke dalam Tipe D karena merupakan Konstruksi
Baru.
Berdasarkan matrix pada langkah dua, kegiatan konstruksi Gedung Kamar Operasi
dikelompokkan ke dalam Kelompok 4 berdasarkan identifikasi pengendalian risiko infeksi.
Meskipun kegiatan konstruksi Gedung Farmasi dapat digolongkan sebagai
pengerjaan konstruksi baru dengan Tipe D, namun hasil analisis pada langkah ketiga matrix
konstruksi/renovasi, level risiko aktifitas konstruksi digolongkan kedalam risiko sedang
tinggi dengan langkah pengendalian yang harus dipenuhi pihak Tim konstruksi berada pada
kelas IV.
E. PENUTUP
Demikian laporan infection risk control assessment (ICRA) konstruksi kami buat,
dan kirannya dapat menjadi acuan pelaksanaan konstruksi bangunan pada gedung farmasi
atas dalam pengedalian infeksi terhadap lingkungan yang merupakan dampak dari
pelaksanaan kegiatan konstruksi. Kiranya pula laporan ICRA ini dapat menjadi pegangan
bagi manajemen rumah sakit dalam mengontrol pekerjaan dari pihak Tim konstruksi yang
telah ditunjuk. Bila dalam pelaksanaan, Tim konstruksi tidak dapat menjalankan
rekomendasi dari Tim PPI yang selanjutnya dikeluarkan oleh Komite PPI, maka kegiatan
konstruksi tidak dapat dilanjutkan hingga Tim konstruksi dapat memenuhi poin-poin yang
telah tertuang dalam rekomendasi ini.
dr. Morin
NIP. 19810502 201504 2 001
CEKLIST PRA-KONSTRUKSI
Tanggal/Waktu Survey
Area
Proyek
1) Asbes
3) Ruang sempit
C. Apakah salah satu dari sistem berikut ini dapat berdampak buruk?
1) Alarm Kebakaran
2) Sprinkler/Penyemprot air
3) Listrik
4) Air Domestik
5) Oksigen
6) Limbah
D. Pengendalian Infeksi
Melakukan edukasi kepada manajer, staf medis, petugas kesehatan lingkungan, dan staf lain
tentang risiko pasien immuno-supresi terhadap debu konstruksi.
1) Kontraktor diberikan salinan, pengelolaan bahan berbahaya, definisi kode darurat , dan
dokumentasi lainnya yang harus dikaji untuk mengurangi risiko cedera dan penyakit pada
karyawan.
4) Menilai efisiensi yang berkaitan dengan kemampuan penghambat debu (dust barriers) terhadap
pencegahan keluarnya partikulat udara.
6) Terdapat peralatan untuk menangkap partikulat seperti vakum dan peralatan HEPA yang sesuai
dengan urutan kerja.
11) Terdapat unit filtrasi HEPA di daerah perawatan pasien yang berdekatan dengan area konstruksi
dan berfungsi dengan baik.
E. Keselamatan Jiwa
KRITERIA YA TGL Ket
1) Apakah ada jalan keluar yang disetujui diblokir?
2) Apakah lalu lintas ke Emergency Room diblokir? Jika ya, apakah itu kembali dialihkan?
3) Apakah renovasi mempengaruhi area yang digunakan?
4) Apakah modifikasi signifikan terjadi untuk asap atau api dinding penghalang?
(…………………………………….)
CEKLIST POST KONSTRUKSI
Tangga/Time of Survey
Facility Engineer
Area supervisi
Proyek
1) Pelindung harus di lap basah, disedot dengan hepa, atau diberi uap air sebelum dibongkar
2) Pelindung harus dipindahkan dengan hati-hati untuk meminimalkan penyebaran kotoran &
puing-puing
E. Pengendalian infeksi
F. Keamanan Kebakaran
Kegiatan YA TGL Ket
Tersedianya peralatan pemadam kebakaran
G. Keselamatan Jiwa
Persyaratan Tambahan:
Tanggal : Tanggal :
Izin diminta oleh: Izin disahkan oleh: dr. Linda Febrianna Imelcha
Tanggal: Tanggal: