RSIA RONA
Jl. KH. Hasan Basri Sulaiman no. 20 Telp. 0717-438450
PANGKALPINANG
BAB I
PENDAHULUAN
2. Resiko internal :
a. Pasien
Karakteristik pasien
- Perempuan, anak-anak
- Perawatan akut pada pasien dewasa
- Populasi kebutuhan khusus
- Perawatan jangka panjang
- Rehabilitasi
Usia pasien :
- Anak-anak, dewasa dan lansia
a. Status imunologi
b. Penyakit yang berhubungan dengan isu-isu gaya hidup
c. Manula yang sakit cendrung akan mengalami perubahan pola piker
dan kemudian
e. Lingkungan
Pembangunan
Kelengkapan peralatan
Pembersihan
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mencegah dan mengurangi resiko terjadinya HAIs pada pasien, petugas dan
pengunjung di rumah sakit.
2. Tujuan khusus
a. Mencegah dan mengontrol frekuensi dan dampai resiko terhadap :
Paparan kuman pathigen melalui petugas, pasien dan pengunjung.
Penularan melalui tindakan / prosedur invasive yang dilakukan baik melalui
peralatan, teknik pemasangan, ataupun perawatan terhadap resiko infeksi
(HAIs)
b. Melakukan penilaian terhadap masalah yang ada agar dapat ditindaklanjuti
berdasarkan hasil penilaian skala prioritas
BAB II
ICRA (INFECTION CONTROL RISK ASSESMEN)
Resiko adalah terjadinya kerugian yang dapat ditimbulkan dari proses kegiatan saat
sekarang atau kejadian di masa datang.
Manajemen resiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai dan
menyusun prioritas resiko, dengan tujuan untuk menghilangan atau meminimalkan
dampaknya.
Risk Asesment adalah suatu proses penilaian untuk menguji sebuah proses secara rinci
dan berurutan, baik kejadian yang actual maupun yang potensial beresiko ataupun
kegagalan.
Dan suatu yang rentan melalui proses yang logis, dengan memprioritaskan area yang
akan diperbaiki berdasarkan dampak yang akan ditimbulkan baik actual maupun potensial
dari suatu proses perawatan, pengobatan ataupun service yang diberikan.
“Proses untuk membantu organisasi menilai tentang luasnya resiko yang dihadapi,
kemampuan mengontrol frekuensi dan dampak resiko”.
Harus dilakukan oleh seluruh staf dan semua pihak yang terlibat termasuk pasien dan
publik dapat terlibat bila memungkinkan.
A. Risk Register
Proses sistematis dan terstruktur untuk menemukan dan mengenal resiko,
kemudian dibuat daftar resiko. Daftar resiko dilengkapi dengan deskripsi resiko termasuk
menjelaskan kejadian-kejadian dan peristiwa yang mungkin terjadi dan dampak yang
ditimbulkannya.
Identifikasi dilakukan pada : sumber resiko, area resiko, peristiwa dan penyebabnya
dan potensi akibatnya. Metode identifikasi resiko dilakukan dengan proaktif melalui self
assesment, incident reporting system dan clinical audit dilakukan menyeluruh terhadap
medis dan non medis.
Tabel
Potensial Risiko
Area Pelayanan Proses / Modus Satuan Kerja
No Pasien, Petugas
Pasien Prosedur Kegagalan Terkait
Pengunjung
1 Area rawat jalan 1.1 Penerimaan Kegagalan Unit Rawat Mengakibatkan pat,
(one day care) pat : proses proses skrining / Instalasi petugas dan
skrining / triase triase batuk laboratorium pengunjung
batuk / etika mendapat infeksi
batuk silang TB, MDR TB
dan airbone
dan/atau droplet
disease liannya
1.2 Kebersihan Kegagalan Seluruh pegawai Mengakibatkan pat,
tangan penerapan RS petugas dan
kebersihan pengunjung
tangan mendapat infeksi
silang mll kontak
dan fecal oral
Mengakibatkan pat,
petugas,
pengunjung
mengalami
kolonisasi MRSA
1.3 Proses Kegagalan Poli Kandungan Mengakibatkan pat
dekontaminasi proses mendapat infeksi
sterilisasi dekontaminasi / silang mll kontak /
peralatan sterilisasi bloodbornee
peralatan
1.4 Prosedur Kegagalan Mengakibatkan pat
aseptik mempertahanka mendapat infeksi
n sterilisasi pada silang mll kontak /
prosedur aseptik bloodborne
1.5 Penyuntikan Kegagalan Mengakibatkan pat
terapi cairan praktek mendapat infeksi
intravaskuler penyuntikan silang bloodborne
yang aman pat cedera terpapat
obat-obatan
kadaluarsa
1.6 - Mengakibatkan
Penanganan petugas mendapat
benda tajam infeksi silang
bloodborna
Mengakibatkan
petugas mendapat
infeksi silang
bloodborne
1.7 Barier 1.7.1 Petugas Mengakibatkan
pengaman / alat terpapar cairan petugas mendapat
pelindung diri tubuh lewat infeksi silang mll
mukosa silang kontak
bloodborne
1.8 1.8.1 Kegagalan Mengakibatkan
Penanganan penanganan petugas mendapat
sampah sampah infeksi infeksi silang
infeksius
2 Area rawat inap 2.1 Kebersihan 2.1.1 Kegagalan Irna rawat inap Mengakibatkan pat,
tangan penerapan petugas,
kebersihan pengunjung
tangan mendapat infeksi
silang mll kontak
dan fecal oral
2.2 alat 2.2.1 Petugas Mengakibatkan
pelindung diri terpapar cairan petugas mendapat
tubuh lewat infeksi silang mll
mukosa silang kontak
bloodborne
2.5 Penyunyi 2.5.1 Kegagalan Mengakibatkan
kan / terapi praktek petugas mendapat
cairan prosedur penyuntikan infeksi silang
diagnostik yang aman bloodborne
intravaskuler
invasif
Pasien mendapat
infeksi
pseudomonas
auregenosa
3 Area pelayanan 3.1 Prosedur Unit bedah Pasien mendapat
operatif diagnostic dan laboratorium infeksi daerah
diagnistik terapi operasi
invasive pembedahan Pasien terjangkit
infeksi aliran
Darah primer dalam
waktu > 48 jam
3.2 Kebersihan Mengakibatkan
tangan pasien, petugas dan
pengunjung
mendapat infeksi
silang melalui
kontak atau fecal
oral, kolonisasi
MRSA
3.3 Barier Pasien terpapar
pengaman / alat cairan tubuh lewat
pelindung diri mukosa
mengakibatkan
mendapat infeksi
silang melalui
kontak / bloodborne
3.4 Proses Mengakibatkan
dekontaminasi / pasien mendapat
sterilisasi infeksi melalui
peralatan kontaminasi
lingkungan
3.7 Penyuntikan Mengakibatkan
/ terapi cairan pasien mendapat
intravaskuler infeksi silang
bloodborne
3.8 Prosedur Pasien terjangkit
diagnostic dan infeksi aliran darah
terapi saluran primer / bakterimia >
pernafasan 48 jam pemakaian
invasive Ventilator
3.9 Penangan Mengakibatkan
an benda tajam petugas mendapat
infeksi silang
bloodborne
3.11 Barier / Petugas cedera
pengaman / alat tertusuk jarum suntik
pelindung diri
3.12 Penangan Kegagalan Petugas terpapar
an sampah penanganan cairan tubuh lewat
infeksius, sampah infeksius mukosa
darah, cairan mengakibatkan
tubuh dan petugas petugas
potongan cairan mendapat infeksi
tubuh silang mll kontak /
bloodborne
4 Area pelayanan 4.1 Penerimaan Kegagalan Instalasi Mengakibatkan
gawat darurat pasien : proses proses skrining / pelayanan gawat pasien, petugas dan
skrining / triase triase batuk / darurat pengunjung
batuk / etika etika batuk mendapat infeksi
batuk silang
4.2 Kebersihan Kegagalan Pasien, petugas dan
tangan penerapan pengunjung
kebersihan mendapat infeksi
tangan silang mll kontak
dan fecal oral
4.3 Proses Mengakibatkan
dekontaminasi / pasien, petugas dan
sterilisasi pengunjung
peralatan mengalami
kolonisasi MRSA
4.4 Prosedur Kegagalan Mengakibatkan
aseptic mempertahanka pasien mendapat
n sterilisasi pada infeksi silang mll
prosedur aseptic kontak / bloodborne
4.5 Penyuntikan Kegagalan Pasien mendapat
/ terapi cairan praktek infeksi silang mll
intravaskuler menyuntik aman kontak / bloodborne
Mendapatkan infeksi
bloodborne
4.7 Prosedur Pasien terjangkit
diagnostic infeksi luka infus
terapi sal kemih dalam waktu > 48
jam pemasangan
infus
4.8 Petugas terluka
Penanganan benda tajam (bukan
benda tajam jarum suntik)
terkontaminasi
mengakibatkan
petugas mendapat
infeksi silang
bloodborne
Petugas cidera
tertusuk jarum suntik
bersih
4.9 Barier Petugas tertusuk
pengaman / alat jarum suntik
pelindung diri terkontaminasi
mengakibatkan
petugas mendapat
infeksi silang
bloodborne
4.10 Teknik Kegagalan Petugas terpapar
isolasi dan mempertahanka cairan tubuh lewat
dekontaminasi n tekanan udara mukosa
pasien negative ruangan mengakibatkan
isolasi airbone petugas mendapat
infeksi silang mll
Kegagalan kontak / bloodborne
proses
dekontaminasi
pasien
4.11 Penangan Kegagalan Pasien, petugas dan
an limbah penanganan pengunjung
infeksius : sampah infeksius mendapat infeksi
darah, cairan silang TB, MDR-TB
tubuh dan dan airbone disease
potongan jar
tubuh
4.12 Kesiap Kegagalan Mengakibatkan
siagaan kesiapan pasien, petugas dan
menghadapi pengunjung terpapar
emerging dan hazard material
outbreak
Mengakibatkan
pasien, petugas dan
pengunjung
mendapat infeksi
Mengakibatkan
peningkatan angka
kesakitan dan
kematian
Petugas terjangkit
rabies
5 Area 5.1 Kebersihan Kegagalan - Instalasi Pasien, petugas dan
penunjang / tangan penerapan farmasi pengunjung
pemeliharaan kebersihan - IPSRS mendapat infeksi
sarana tangan - Insenerator silang mll kontak
- IPAL dan atau fecal oral
Mengakibatkan
pasien, petugas dan
pengunjung
mengalami
kolonisasi MRSA
5.2 Proses Pasien mendapat
dekontaminasi / infeksi silang mll
sterilisasi kontak / bloodborne
peralatan
Pasien cidera
terpapar obat-
obatan kadaluarsa
5.3 Penyuntikan Mengakibatkan
/ terapi cairan pasien mendapat
intravaskuler infeksi bloodborne
5.4 Barier Petugas terpapar
pengaman / alat cairan tubuh lewat
pelindung diri mukosa
mengakibatkan
petugas mendapat
infeksi silang mll
kontak / bloodborne
5.5 Petugas terluka
Penanganan benda tajam (bukan
benda tajam jarum suntik)
terkontaminasi
mengakibatkan
petugas mendapat
infeksi silang
bloodborne
Petugas cidera
tertusuk jarum
bersih
Petugas tertusuk
jarum suntik
terkontaminasi
mengakibatkan
petugas mendapat
infeksi silang
bloodborne
5.6 Proses Kegagalan Mengakibatkan
pembangunan / pengontrolan pasien, petugas dan
renovasi infeksi proses pengunjung
pembangunan mendapat infeksi
silang mll air dan
udara
terkontaminasi
5.7 Penyiapan Kegagalan Mengakibatkan
makanan higienisasi pasien terjangkit
makanan peny infeksi /
keracunan sal cerna
dalam waktu > 48
jam mengkonsumsi
makanan / air
minum rumah sakit
5.8 Pengendali Pasien, petugas dan
an lingkungan / pengunjung
vector terjangkit peny
infeksi vectoborne
5.9 Kegagalan Mengakibatkan
Penanganan penanganan pasien, petugas dan
sampah sampah infeksius pengunjung /
infeksius masyarakat
mendapat infeksi
silang
5.10 Kesiap Kegagalan Mengakibatkan
siagaan kesiapan peningkatan angka
menghadapi kesakitan dan
emerging dan kematian
outbreak
6 Area 6.1 Sumber Kegagalan - Direktur dan Mengakibatkan
manajemen, daya penyediaan administrasi pasien, petugas dan
admnistrasi dan sumber daya komite pengunjung
perkantoran bagi program PPI PPIRS mendapatkan infeksi
- Komite lain silang / HAIs
- Instalasi
SIMRS
6.2 Komitmen Kurangnya Menyebabkan
koordinasi dalam peningkatan angka
pelaksanaan kesakitan dan angka
program PPI kematian akibat
HAIs
6.3 Program Kegagalan Menyebabkan
PPI penurunan resiko penurunan reputasi
infeksi terkait RS
pelayanan kes
7 Area public / 7.1 Kebersihan Kegagalan Mengakibatkan
lingkungan RS tangan penerapan pasien, petugas dan
kebersihan pengunjung
tangan mendapat infeksi
silang mll kontak
dan/atau fecal oral
7.2 Penyiapan Kegagalan Mengakibatkan
makanan higienisasi pasien terjangkit
makanan peny infeksi /
keracunan sal cerna
dalam waktu > 48
jam mengkonsumsi
makanan / air
minum RS
7.3 Kegagalan Mengakibatkan
Penanganan penanganan pasien, petugas dan
sampah sampah infeksius pengunjung dan
infeksius masyarakat
mendapat infeksi RS
/ HAIs
PRIORITAS ICRA HAIs
DI RSIA RONA TAHUN 2022
Mengetahui,
Direktur, Ketua Tim PPI,