Anda di halaman 1dari 9

KAJIAN RESIKO PENGENDALIAN INFEKSI

MATRIX PENCEGAHAN UNTUK PEMBANGUNAN DAN RENOVASI

Langkah pertama :
Identifikasi Tipe Aktivitas Proyek Konstruksi (Tipe A – D)
TIPE A Aktivitas inspeksi dan non-invasif
Meliputi (tetapi tidak hanya terbatas pada) :
 Pelepasan atau pemasangan plafon untuk pemeriksaan visual saja, maksimal
1 plafon per 50 m²
 Pengecetan (tanpa proses penggosokan)
 Pemasangan wallpaper, pekerjaan trim listrik, perbaikan ledeng ringan, dan
aktivitas yang tidak menyebabkan debu atau membutuhkan pembongkaran
dinding atau akses ke langit – langit selain untuk pemeriksaan visual.
TIPE B Skala kecil, durasi aktivitas tidak lama yang menghasilkan debu minimal
Meliputi (tetapi tidak hanya terbatas pada) :
 Instalasi kabell telephone dan komputer
 Pembongkaran dinding atau langit – langit dimana perpindahan debu dapat
dikontrol
TIPE C Pekerjaan yang menyebabkan timbulnya debu dan dalam jumlah sedang dan
besar atau membutuhkan pembongkaran terhadap komponen gedung yang
tetap atau telah dirajit
Meliputi (tetapi tidak hanya terbatas pada) :
 Pengampelasan dinding untuk pengecatan atau pemasangan wallpaper
 Pembongkaran lantai, langit – langit (plafon) dan kusen
 Pembangunan dinding baru
 Pembuatan saluran atau instalasi listrik diatas plafon
 Pekerjaan pemasangan kabel dalam jumlah besar
 Semua aktifitas yang tidak dapat diselesaikan dalam 1 shift jam kerja
TIPE D Proyek pembongkaran dan konstruksi mayor
Meliputi (tetapi tidak hanya terbatas pada) :
 Aktifitas yang membutuhkan lebih dari 1 shift jam kerja
 Membutuhkan pembongkaran berat atau pembuangan seluruh sistem kabel
 Konstruksi baru
Langkah Kedua :
Identifikasi Kelompok Resiko Pasien yang akan terpengaruh. Apabila lebih dari 1 kelompok
resiko, pilih kelompok dengan resiko terbesar :
Resiko Rendah Reiko Sedang Resiko Tinggi Resiko Sangat Tinggi
 Area perkantoran  Cardiology  Instalasi Gawat  Area dengan
 Echocardiography Darurat pasien immuno-
 Endoscopy  Kamar bersalin compromised
 Fisioterapi  Laboratorium  Perawatan luka
 Radiologi  Kamar perawatan bakar
 Perinatologi  Cath lab jantung
 Poli bedah  CSSD
 Poli anak  ICU
 Farmasi  Kamar isolasi
 Kamar pemulihan bertekanan
(recovery room) negatif
 Perawatan
onkologi
 Kamar operasi

Langkah Ketiga :
Padankan antara Kelompok Resiko Pasien dengan Tipe Proyek Konstruksi pada matrix berikut, untuk
mendapatkan Kelas Pencegahan atau Level Aktivitas Pencegahan Ifeksi yang diperlukan.
Tipe Proyek Konstruksi
Kelompok Resiko Pasien
Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D
Resiko Rendah I II II III / IV
Resiko Sedang I II III IV
Resiko Tinggi I II III / IV IV
Resiko Sangat Tinggi II III / IV III / IV IV
Persetujuan dari Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi diperlukan bila aktifitas konstruksi
dan level resiko mencapai Kelas III atau Kelas IV dan membutuhkan prosedur pencegahan infeksi.

Aktifitas Pencegahan Infeksi yang Dibutuhkan Berdasarkan Kelas


Selama Proyek Kontruksi Setelah Konstruksi Selesai
Kelas I 1. Lakukan pekerjaan dengan metode 1. Bersihkan area kerja setelah pekerjaan
meminimalisir timbulnya debu dari selesai
pekerjaan konstruksi
2. Segera mengganti plafon yang
diambil untuk pemeriksaan visual
Kelas II 1. Lakukan tindakan aktif untuk 1. Usap permukaan kerja dengan cairan
mencegah debu terdispersi ke pembersih / desinfektan
atsmofer 2. Sebelum ditransportasikan, tempatkan
2. Lakukan penguapan pada sampah konstruksi dalam wadah tertutup
permukaan kerja untuk rapat
mengontrol debu pada saat 3. Lap dengan lap basah permukaan atau
memotong / membongkar sedot dengan HEPA filter vacum sebelum
3. Segel pintu yang tidak digunakan meninggalkan area kerja
dengan tape 4. Setelah selesai, perbaiki sistem HVAC di
4. Segel dan tutup ventilasi udara area kerja
5. Pindahkan atau isolasi sistem
HVAC di area kerja
Kelas III 1. Pindahkan atau isolasi sistem 1. Jangan melepas penghalang dari area
HVAC di area kerja untuk kerja sampai dengan proyek yang sudah
mencegah kontaminasi pada selesai diinspeksi oleh panitia K3 dan
sistem saluran Panitia PPI, serta telah dibersihkan
2. Lengkapi semua barier kritikal seluruhnya oleh Unit Kebersihan
seperti gipsum, triplek, plastik, 2. Lepaskan bahan penghalang secara hati-
untuk menyegel area kerja dari hati untuk meminimalisir penyebaran
area perawatan atau gunakan debu dan debris sehubungan dengan
metode kubik kontrol (keranjang proyek konstruksi
dilapisi plastik dan disegel 3. Sedot area kerja dengan HEPA filter
koneksinya dengan area kerja vacum
menggunakan HEPA vacum untuk 4. Usap permukaan kerja dengan cairan
memvacum bila keluar) sebelum pembersih / desinfektan
konstruksi dimulai 5. Setelah selesai, perbaiki sistem HVCA di
3. Pertahankan tekanan udara area kerja.
negatif didalam area kerja
menggunakan unit filtrasi udara
HEPA
4. Angkat sampah konstruksi di
dalam kontainer tertutup rapat
5. Pada saat pemindahan, tutupi
wadah atau troli, segel dengan
tape kecuali memiliki tutup yang
solid.
Kelas IV 1. Isolasi sistem HVAC di area kerja 1. Jangan melepas penghalang dari area
untuk mencegah kontaminasi pada kerja sampai dengan proyek yang sudah
sistem saluran selesai diinspeksi oleh panitia K3 dan
2. Lengkapi semua barier kritikal Panitia PPI, serta telah dibersihkan
seperti gipsum, triplek, plastik, seluruhnya oleh Unit Kebersihan
untuk menyegel area kerja dari 2. Lepaskan bahan penghalang secara hati –
area perawatan atau gunakan hati untuk meminimalisir penyebaran
metode kubik kontrol (keranjang debu dan debris sehubungan dengan
dilapisi plastik dan disegel proyek konstruksi
koneksinya dengan area kerja 3. Sebelum ditransportasikan, tempat kan
menggunakan HEPA vacum untuk sampah konstruksi dalam wadah tertutup
memvacum bila keluar) sebelum rapat
konstruksi dimulai 4. Pada saat pemindahan, tutupi wadah
3. Pertahankan tekanan udara atau troli, segel dengan tape kecuali
negatif didalam area kerja memiliki tutup yang solid.
menggunakan unit filtrasi udara 5. Sedot area kerja dengan HEPA filter
dengan HEPA vacum
4. Segel lubang, pipa, saluran dan 6. Usap permukaan kerja dengan cairan
tusukan pembersih / desinfektan
5. Bangun anteroom (ruang antara) 7. Setelah selesai, perbaiki sistem HVAC di
dan minta semua personil untuk area kerja
melewati ruangan ini sehingga bisa
divacum dengan HEPA filter
sebelum meninggalkan area kerja
atau mereka dapat menggunakan
baju kerja yang dilepas setiap
meninggalkan area kerja
6. Semua personil yang memasuki
area kerja diminta untuk
menggunakan sepatu kerja. Sepatu
kerja harus dilepas setiap kali
pekerja meninggalkan area kerja.
Langka Keempat :
Identifikasi hal – hal lain terkait proyek konstruksi, antara lain :
1. Identifikasi area sekeliling area proyek, kaji potensi akibat yang dapat timbul akibat proyek
konstruksi
Unit di Unit di Samping Samping
belakang Depan
Bawah Atas Kiri Kanan

Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok


Resiko Resiko Resiko Resiko Resiko Resiko
2. Identifikasi lokasi aktifitas spesifik, contoh kamar pasien, ruangan obat, dll
3. Identifikasi masalahyang berkaitan dengan :
 Ventilasi
 Pipa air
 Instalasi listrik dengan kemungkinan terjadinya pemadaman listrik
4. Identifikasi pennghalang yang diperlukan dengan menggunakan kajian pencegahan infeksi
sebelumnya. Tipe penghalang apa yang diperlukan (gipsum, plastik, triplek, tembok, dll),
perlukan penggunaan HEPA filter?
5. Pertimbangkan potensi kerusakan akibat air. Apakah ada resiko terkait dengan ketahanan
struktur (dinding, atap, langit-langit)
6. Jam kerja : apakah pekerjaan konstruksi dikerjakan diluar jam pelayanan pasien ?
7. Lakukan perencanaan terkait kebutuhan jumlah kamar isolasi atau kamar dengan tekanan
udara negatif
8. Lakukan perencanaan terkait dengan jumlah dan tipe wastafel sarana cuci tangan
9. Apakah panitia PPI setuju dengan jumlah minimal wastafel pada proyek ini?
10. Apakah panitia PPI setuju dengan rencana pembersihan area kerja
11. Lakukan perencanaan pembuangan limbah konstruksi dengan tim proyek, seperti jalur
keluar-masuk, pembersihan, pembangunan debris, dll
PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG
RSUD Dr. M. ASHARI KAJIAN RESIKO PENGENDALIAN INFEKSI
KONSTRUKSI DAN PERAWATAN FASILITAS
Jl. Gatot Subroto No.41 Pemalang 52319
Telp : 0284-321614 Fax : 0284-323664

DAFTAR TILIK KAJIAN AWAL RESIKO


Tanggal mulai : 08 Agustus 2014 Tanggal Selesai : 05 November
Nama Proyek : Pemeliharaan rutin ruang rawat inap RS
Lokasi Proyek : Ruang Instalasi Gizi
Lingkup Kerja : Pemeliharaan Ruang Instalasi Gizi
Dikaji Oleh : Tim PPI RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalnag

Matrix Pencegahan Infeksi :


Kel. Resiko
Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D
Tipe
Rendah II
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi

Kelas Pencegahan Infeksi : II


Durasi Proyek :
Proyek jangka pendek : Durasi proyek selama 1 shift atau kurang 24 jam
Proyek jangka panjang : Durasi proyek lebih dari 24 jam
Proyek skala besar : Proyek yang menimbulkan gangguan yang signifikan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Berdasarkan Kelas :
Koordinasi aktifitas pada area ini harus dilakukan sebelum proyek dimulai. Manager proyek
bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan aktifitas di area proyek dengan Manger Unit
Pelayanan dan Tim PPI.
Kelas I
Area proyek harus kosong
Tutup pintu pada area lain dan kamar pasien yang berdekatan dengan aktifitas proyek
Segera ganti plafon yang dipotong untuk inspeksi visual
Penghalang plastik ditempelkan / disegel ketat pada langit-langit, dinding dan lantai. Celah
dengan flap tertutup atau resleting dapat digunakan untuk mengakses keluar-masuk
Segel pintuu yang tidak dpakai dengan tape atau plastik
Debris dan debu dibersihkan dan dibuang dengan segera
Lembabkan atau vacum permukaan area saat melakukan pemotongan untuk meminimalisir
debu
Kelas II
Persyaratan Kelas I ditambah :
Bila penghalang keras diperlukan, lengkapi penghalang sebelum pekerjaan konstruksi atau
perawatan dimulai
Tutup atau segel ventilasi udara
Buat tekanan udara negatif dengan HEPA filter, sering exhaust yang mengarah ke luar
Angkut debris konstruksi pada kontainer yang tertutup rapat. Rencanakan jalur dan waktu
pembuangan
Keset ditempatkan didalam dan diluar area kerja
Lap / pel atau vacum dengan HEPA filter permukaan pada akhir shift
Kelas III
Persyaratan Kelas III ditambah :
Penghalang dari lantai ke langit-langit diperlukan dengan menyegel engselnya
Isolasi HVAC
Semua personil yang memasuki area kerja harus menggunakan baju dan sepatu
Segel lubang, pipa, saluran dan tusukan
Pada akhir proyek, pasang penghalang plastik untuk memindahkan material konstruksi dan
penghalang keras, untuk meminimalisir penyebaran debu
Kelas IV
Persyaratan Kelas III ditambah :
Bangun anteroom
Semua personil yang memasuki area kerja harus menggunakan baju dan sepatu kerja,
masker dan penutup rambut untuk memasuki atau melewati area bersih / steril. (pakaian
pekerja sebelumnya diletakan di anteroom dan dipakai lagi bila pekerja meninggalkan area
kerja)
Bila memasuki area prosedur steril / invasive, peralatan harus dilap dengan lap basah atau
diletakkan di kontainer saat memasuki dan keluar area dari area kerja. Troli debris harus
dilap dengan lap basah saat memasuki dan keluar dari area kerja

Catatan tambahan :
Dibutuhkan pengendalian infeksi tambahan yang terkait pelatihan
Kajian infeksi diletakkan diluar area kerja
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
Tanggal : 8 Agustus 2014
Komite PPI Kabid Pelayanan Manager Proyek

(.................................) (.....................................) (............................)


INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT
Komponen Program Peluang (p) Frekuensi (F) Dampak (A) Skor Resiko Kriteria Managemen Resiko
Kegagalan Tindakan Pencegahan
Hand hygiene kurang 3 15
Edukasi staff kurang 3 15
Edukasi pasien kurang 3 3
Kewaspadaan Isolasi
APD Kurang 3 15
Kewaspadaan airbone kurang 6 7
Kewaspadaan droplet kurang 3 7
Kewaspadaan kontak kurang 3 7
Ruangan bertekanan negatif
3 15
tidak ada / kurang
Pencegahan Pajanan
Rencana kontrol pajanan
terhadap benda tajam dan jarum 3 15
kurang
Persiapan pajanan infeksi di
3 15
kegawatdaryratan kurang
Pajanan terhadap SARS/Infeksi
1 15
Pernafasan yang lain
Infeksi terkait Petugas
Kesehatan
Prosedur operasi 3 15
Prosedur pemasangan ventilator 3 15
Prosedur infus 3 15
Prosedur caterisasi urin 3 15
Prosedur menyuntik 3 15
Kesehatan Karyawan
Imunisasi staff kurang 3 4
Kurangnya kebijakan
5 4
pemeriksaan kesehatan berkala
Resiko pajanan benda tajam /
2 4
jarum
Lingkungan
Kebersihan lingkungan yang
2 4
sesuai standart kurang
Monitoring hemodialosa kurang 2 4
Monitoring sterilisasi kurang 3 2
Gagal mengidentifikasi resiko
5 1
konstruksi
Antibiotika Rasional
Kurangnya penggunaan antibiotik
3 1
yang rasional
Kurangnya panduan penggunaan
5 1
antibiotika rasional
Kurangnya program monitoring 5 1

Anda mungkin juga menyukai