A. PENDAHULUAN
Masyarakat di era modernisasi dengan keterbukaan dan arus globalisasi,
pasar bebas dunia, peningkatan pendapatan ekonomi per kapita, perubahan suhu
politik dalam maupun luar negeri, kemajuan informasi dan teknologi,
peningkatan akses terhadap media menyebabkan masyarakat dapat memperluas
wawasan dan persepsi mereka tentang pelayanan kesehatan. Munculnya
kebijakan-kebijakan pembiayaan kesehatan membuat kemampuan masyarakat
mengakses fasilitas pelayanan kesehatan semakin meningkat. Tenaga kesehatan
merasakan tuntutan yang semakin besar terhadap profesionalisme profesinya
ketika masyarakat menggunakan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan.
Masyarakat yang semakin teredukasi dengan baik melalui media
berpotensi memunculkan tuntutan hukum apabila pelayanan kesehatan yang
mereka harapkan tidak bisa memberikan kepuasan seperti yang menjadi harapan
dan tuntutan publik. Menanggapi dan mensikapi perubahan wawasan, persepsi
dan tuntutan masyarakat ketika memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
maka pelayanan kesehatan harus berbenah untuk mengantisipasi meningginya
tuntutan serta harapan dari masyarakat terkait dengan pelayanan kesehatan.
Masyarakat menghendaki pelayanan yang mereka terima adalah pelayanan
kesehatan yang paripurna.
Menurut Azrul Azwar (1988), dalam upaya mencapai pelayanan yang
paripurna tersebut maka Rumah Sakit perlu melakukan pembenahan secara
internal, antara lain: (1) mengembangkan struktur organisasi sesuai dengan
tuntutan perubahan dan kebutuhan yang spesifik, (2) menerapkan manajemen
1
memberikan petunjuk kinerja mana yang tidak sesuai atau tidak dapat
diterima (Gillies,1994).
Standar Asuhan Keperawatan adalah uraian pernyataan tingkat kinerja
yang diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat dinilai.
Standar asuhan keperawatan berarti pernyataan kualitas yang didinginkan dan
dapat dinilai pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien/klien. Hubungan
antara kualitas dan standar menjadi dua hal yang saling terkait erat, karena
melalui standar dapat dikuantifikasi sebagai bukti pelayanan meningkat dan
memburuk (Wilkinson, 2006).
Tujuan dan manfaat Standar Asuhan Keperawatan (SAK) pada dasarnya
mengukur kualitas asuhan kinerja perawat dan efektifitas manajemen
organisasi. Dalam pengembangan standar menggunakan pendekatan dan
kerangka kerja yang lazim sehingga dapat ditata siapa yang bertanggung
jawab mengembangkan standar bagaimana proses pengembangan tersebut.
Standar asuhan berfokus pada hasil pasien, standar praktik berorientasi pada
kinerja perawat professional untuk memberdayakan proses keperawatan.
Standar finansial juga harus dikembangkan dalam pengelolaan keperawatan
sehingga dapat bermanfaat bagi pasien, profesi perawat dan organisasi
pelayanan (Kawonal, 2000).
2. Tujuan Standar Asuhan Keperawatan
Tujuan standar asuhan keperawatan, antara lain:
a. Memberi bantuan yang paripurna dan efektif pada semua orang yang
memerlukan pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem kesehatan
nasional.
b. Menjamin bahwa semua bantuan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan
pasien dan mengurangi kesenjangan.
c. Mengembangkan standar asuhan keperawatan yang ada.
d. Memberi kesempatan kepada tenaga keperawatan untuk mengembangkan
tingkat kemampuan profesionalnya.
e. Memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua anggota tim
kesehatan.
perawat,
membimbing
perawat
dalam
penentuan
tindakan
Profesi
Keperawatan,
telah
menyusun
Standar
Asuhan
: Pengkajian Keperawatan
Standar 2
: Diagnosa Keperawatan
Standar 3
: Perencanaan Keperawatan
Standar 4
: Intervensi Keperawatan
a. Memenuhi kebutuhan oksigen.
b. Memenuhi kebutuhan nutrisi keseimbangan cairan dan
elektrolit.
c. Memenuhi kebutuhan eliminasi.
d. Memenuhi kebutuhan keamanan.
e. Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan.
f. Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur.
g. Memenuhi kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani.
h. Memenuhi kebutuhan spiritual.
i. Memenuhi kebutuhan emosional.
j. Memenuhi kebutuhan komunikasi.
k. Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis.
l. Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses
penyembuhan.
m. Memenuhi kebutuhan penyuluhan.
n. Memenuhi kebutuhan rehabilitasi.
Standar 5
: Evaluasi Keperawatan.
Standar 6
Banjarmasin tahun 2014 yang dilaporkan oleh Tim Audit Mutu Keperawatan
Komite Keperawatan RSUD Ulin Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Jumlah sampel rekam medis rawat inap sebnyak 196 (N=196) di 22
ruangan. Penilaian dilakukan terhadap 6 aspek yang meliputi:
Tabel 1. Penilaian terhadap 6 Aspek berdasarkan Rungan
No.
Aspek Penilaian
1.
Pengkajian
Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan
Perencanaan
Keperawatan
Implementasi
Keperawatan
Evaluasi
Keperawatan
Catatan
Asuhan
Keperawatan
2.
3.
4.
5.
6.
IRNA kelas
III
IRNA
kelas
Group Instalasi
Gawat Darurat
VIP Aster
81.81%
77.10%
33.30%
20.00%
79.63%
84.00%
96.66%
56.66%
82.72%
86.00%
60.00%
60.00%
66.63%
86.00%
66.66%
13.33%
37.54%
37.42%
50.00%
6.66%
70.54%
58.56%
93.33%
13.33%
2.
3.
4.
Rata-rata
83.33%
95.00%
100.00%
15.00%
66.66%
100.00%
66.33%
83.33%
75.00%
60.00%
33.33%
50.00%
53.33%
98.33%
80.93%
75.00%
83.33%
66.66%
50.00%
28.33%
16.66%
40.00%
10
11
12
13
14
15
16
hasil
Penilaian
Audit
Pendokumentasian
Asuhan
Mensosialisasikan kriteria
penilaian Audit Keperawatan
mulai dari Pengkajian
Keperawatan sampai dengan
Catatan Perkembangan
Keperawatan
Supervisor IRNA
17
2.
Menjabarkan kembali
pentingnya penulisan Asuhan
Keperawatan di status pasien
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Supervisor IRNA
Bidang
Keperawatan dan
Supervisor
Ruangan
Bidang
Keperawatan,
Diklat, Kepala
Ruang dan
Supervisor
Ruangan
Bidang
Keperawatan,
Diklat dan
Supervisor
Ruangan
Bidang
Keperawatan,
Diklat dan
Supervisor IRNA
Tim mutu
Keperawatan,
Supervisor IRNA,
Kepala Ruang dan
Supervisor
Ruangan
Bidang
Keperawatan, dan
Penilai Jafung
Perawat
Bidang
Keperawatan,
IRNA dan
Supervisor IRNA
18
19
20
Masalah
3.
Masalah
21
Keperawatan
2. Supervisor memberikan
kesempatan kepada masingmasing kepala ruangan untuk
menjelaskan argument
mengapa ruangan mereka
mempunyai nilai rendah
menurut hasil Audit
Keperawatan
3. Supervisor IRNA
memberikan feed back
kepada masing-masing
kepala ruangan terkait
masalah yang ada di ruangan
4.
Masalah
5.
Masalah
Tujuan
Waktu
22
Program / Kegiatan
Menyediakan Standar
Prosedur Operasional (SPO)
dan Standar Asuhan
Keperawatan (SAK) di setiap
ruang perawatan
Mensosialisasikan Standar
Prosedur Operasional (SPO)
dan Standar Asuhan
Keperawatan (SAK) kepada
seluruh perawat
6.
Masalah
Indikator
1. Bidang Keperawatan
memberlakukan kebijakan
bahwa perawat baru masuk,
calon pegawai atau magang
wajib mengikuti pelatihan
dan sosialisasi terkait
pelaksanaan Standar Asuhan
Keperawatan (SAK)
2. Diklat menganggarkan
pendanaan untuk melakukan
pelatihan dan sosialisasi
terkait pelaksanaan Standar
Asuhan Keperawatan (SAK)
di rumah sakit untuk perawat
baru masuk, calon pegawai
atau magang
3. Kepala ruangan dan
supervisor ruangan
melakukan pembinaan dan
pendampingan terhadap
perawat baru masuk, calon
pegawai atau magang
4. Pemberlakuan prosedur
kredensial untuk perawat
baru masuk, calon pegawai
atau magang dan rekredensial untuk perawat
lama
Penanggung
Jawab
Bidang
Keperawatan,
Diklat, Kepala
Ruang dan
Supervisor
Ruangan
Bekerjasama
dengan Komite
Keperawatan
23
tiap semester
2. Diklat memberikan
dukungan terkait
pelaksanaan audit
keperawatan yang akan
dilaksanakan per triwulan
atau minimal tiap semester
3. Supervisor ruangan
melakukan audit
keperawatan internal terkait
pelaksanaan Standar Asuhan
Keperawatan (SAK) maupun
Standar Prosedur
Operasional (SPO)
keperawatan
7.
Masalah
24
Masalah
9.
Masalah
25
pangkatharus menyertakan
bukti Penilaian Angka Kredit
(PAK) yaitu penulisan
dokumentasi di status pasien
2. Tim penilai Jabatan
Fungsional Perawat
melakukan telusur berkas
rekam medik untuk menilai
kelayakan kenaikan pangkat
berdasarkan Penilaian Angka
Kredit (PAK) dan penulisan
dokumentasi di status pasien
yang dilakukan perawat
bersangkutan
10.
Masalah
26
F. Impelementasi
1. Desiminasi Hasil Pengkajian
Desiminasi hasil pengkajian direncanakan pada satu kesempatan
melalui media penyampaian informasi berupa presentasi dengan mengundang
semua pihak terkait diantaranya Bidang Keperawatan, Diklat, Komite
Keperawatan, IRNA, Supervisor IRNA, Kepala ruangan dan Supervisor
ruangan serta pihak terkait lainnya. Kegiatan desiminasi diharapkan
menyampaikan gambaran yang didapat untuk kemudian menjadi bahan
diskusi bersama untuk mencapai suatu permasalahan yang disepakati untuk
dicarikan jalan penyelesaiannya.
2. Penyusunan Perencanaan
Penyusunan perencanaan direncanakan menggunakan metode Focus
Group Discussion (FGD) dengan mengundang pihak terkait seperti Bidang
Keperawatan, Diklat, Komite Keperawatan, IRNA, Supervisor IRNA, Kepala
ruangan dan Supervisor ruangan serta pihak terkait lainnya. Hasil dari
pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) diharapkan menghasilkan
beberapa langkah strategis terkait penyusunan perencanaan dalam upaya
meningkatkan mutu penerapan Standar Asuhan Keperawatan (SAK).
3. Pelaksanaan Rekomendasi
Pelaksanaan Rekomendasi dari hasil yang disusun melalui kegiatan
Focus Group Discussion (FGD) diharapkan melibatkan berbagai lintas sektor
seperti Bidang Keperawatan, Diklat, Komite Keperawatan, IRNA, Supervisor
IRNA, Kepala ruangan dan Supervisor ruangan serta pihak terkait lainnya.
Pelaksanaan yang
Keperawatan
(SAK)
dilakukan
dengan
membandingkan
hasil
pelaksanaan dalam jangka waktu tertentu dengan indikator yang telah ditetapkan
dan disepakati sebelumnya.
27
H. Follow Up Kegiatan
Follow Up terhadap kegiatan dilaksanakan dengan periode waktu tertentu
misalkan dengan jangka waktu per semester sehingga perkembangan terhadap
program yang dijalankan dapat terkontrol dan terevaluasi. Demikian pula dengan
pelaksanaan Audit terhadap pendokumentasian Asuhan Keperawatan oleh tim
mutu Komite Keperawatan.
I.
PENUTUP
Dari proposal yang disajikan di atas dapat disimpulkan terkait rencana
strategis
dalam
upaya
peningkatan
mutu
penerapan
Standar
Asuhan
hingga
bottom
manajer. Kebijakan
yang
dikeluarkan
Bidang
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul. 1996. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan : aplikasi prinsip
Lingkaran Pemecahan Masalah. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta
Craven & Hirnle, 2000. Fundamentals Of Nursing. Philadelphia. Lippincott
Fahriadi, 2008. Upaya peningkatan mutu dan pelayanan di RS: diantara tuntutan
social
dan
industry
bisnis.
Dibuka
pada
website
http://rsudraza.banjarkab.go.id/?page_id=11. Pada tanggal 17 April
2015.
Gillies, Dee Ann. 1994. Nursing Management A System Approach, 3rd Edittion.
USA: Saunders
28
http://www.inna-ppni.or.idkl./index.php/keperawatan-di-indonesia/standarasuhan-keperawatan
Imbalo S. Pohan 2006. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta: EGC.
Nursalam,
Potter, Patrecia A., Perry, Anne Griffin. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik, Vol 1 Ed 4. Jakarta : EGC ; 2005.
Robert Priharjo (1995). Praktik Keperawatan Profesional : Konsep Dasar dan
Hukum. Jakarta : EGC
Sullivan, E.J, & Decker,P.J 2001. Effective Management in nursing, Menlo
park, CA : Addison-Wiley
Surat Keputusan Direktorat Pelayanan Medik No. YM 00.03.2.6.7637 tahun
1993 tentang Standar Asuhan Keperawatan (SAK) di rumah sakit.
Tim Audit Mutu Keperawatan. 2014. Laporan Audit Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan Ruang Rawat Inap. Komite Keperawatan RSUD Ulin
Banjarmasin. Banjarmasin.
Tim
Departemen
Kesehatan
Republik
Indonesia. Standar Asuhan
Keperawatan. 1997. Direktorat Rumah Sakit Umun dan Pendidikan
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI
29
Oleh :
Herry Setiawan
NIM.22020114410007
30
MATA KULIAH
DOSEN
NAMA
: HERRY SETIAWAN
NIM
: 22020114410007
PERTANYAAN:
Bagaimana Petunjuk Teknis Upaya Peningkatan Mutu Penerapan Standar Asuhan
Keperawatan (SAK) dalam Pelayanan Keperawatan di RSUD Ulin Banjarmasin?
Herry Setiawan
NIM.22020114410007