Anda di halaman 1dari 6

LAMPIRAN

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


TIDAR KOTA MAGELANG
NOMOR /SK/RSUD/ /2019
TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN INFECTION CONTROL RISK
ASESSMENT (ICRA) DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH TIDAR KOTA MAGELANG

PANDUAN INFECTION CONTROL RISK ASESSMENT (ICRA)

I. DEFINISI
Infection Control Risk Asessment (ICRA) adalah proses menetapkan resiko
potensial dari transisi udara yang bervariasi dan kontaminasi melalui air kotor
dalam fasilitas selama konstruksi, renavasi, dan kegiatan maintenan di Rumah
Sakit.
II. TUJUAN
Untuk meminimalisasi resiko infeksi RS pada pasien yang mungkin bisa terjadi
ketika ada penyebaran jamur atau bakteri di udara dengan debu atau aerosol
atau air selama konstruksi dan renovasi di RS. Mengontrol penyebaran dari
komponen bangunan selama renovasi di RS.
III. RUANG LINGKUP
Seluruh area konstruksi bangunan di RSUD Tidar Kota Magelang
IV. LANGKAH-LANGKAH INFECTION CONTROL RISK ASESSMENT
Langkah Pertama :
Identifikasi Tipe Aktifitas Proyek Konstruksi (Tipe A-D)
Tipe A Aktifitas inspeksi dan non-invasif.
Meliputi (tetapi tidak hanya terbatas pada) :
 Pelepasan atau pemasangan plafon untuk pemeriksaan visual saja
maksimal 1 plafon per 50 m2.
 Pengecatan (tanpa proses penggosokan)
 Pemasangan wallpaper, pekerjaan tim listrik, perbaikan ledeng
ringan dan aktifitas yang tidak menyebabkan debu atau
membutuhkan pembongkaran dinding atau akses ke langit-langit
selain untuk pemeriksaan visual.
Tipe B Skala kecil, durasi aktifitas tidak lama yang menghasilkan debu minimal.
Meliputi (tetapi tidak hanya terbatas pada) :
 Instalasi kabel telepon dan computer
 Pembongkaran dinding atau langit-langit dimana perpindahan debu
dapat dikontrol
Tipe C Pekerjaan yang menyebabkan timbulnya debu dalam jumlah sedang dan
besar atau membutuhkan pembongkaran terhadap komponen gedung
yang tetap atau telah dirakit.
Meliputi (tetapi tidak terbatas pada) :
 Pengampelasan dinding untuk pengecetan atau pemasangan wallpaper
 Pembongkaran lantai-lantai langit (plafon) dan kusen
 Pembangunan dinding baru
 Pembuatan saluran atau instalasi listrik diatas plafon
 Pkerjaan pemasangan kabel dalam jumlah besar
 Semua aktifitas yang tidak dapat diselesaikan dalam 1 shift jam kerja
Tipe D Proyek pembongkaran dan konstruksi mayer.
Meliputi (tetapi tidak terbatas pada) :
 Aktifitas yang membutuhkan lebih dari 1 shift jam kerja
 Membutukan pembongkaran berat atau pembuangan seluruh sistem
kabel
 Konstruksi baru

Langkah Kedua :
Identifikasi Kelompok Resiko Pasien yang akan terpengaruh. Apabila lebih dan
1 kelompok resiko, pilih kelompok dengan resiko terbesar :
Resiko Sangat
Resiko Rendah Resiko Sedang Resiko Tinggi
Tinggi
 Area  Cardiology  Instalasi  Area
perkantora  Echocardiography Gawat dengan
n  Endoscopy Darurat pasien
 Fisioterapi  Kamar immuno-
 Radiologi bersalin compromis
 Laboratorium ed
 Kamar  Perawatan
perawat luka bakar
 Perinatology  Cath lan
 Poli bedah jantung
 Poli anak  CSSD
 Farmasi  ICU
 Kamar  Kamar
pemulihan isolasi
(recovery bertekana
room) n negative
 Perawatan
onkologi
 Kamar
operasi

Langkah Ketiga :

Padankan antara kelompok Resiko Pasien dengan Tipe Proyek Konstruksi pada
matrix berikut, umtuk mendapatkan Kelas Pencegahan atau Level Aktifitas
Pencegahan Infeksi yang diperlukan.
Kelompok Resiko Tipe Proyek Konstruksi
Pasien Tipe A Tipe B Tipe C Tipe C
Resiko Rendah I II II III/IV
Resiko Sedang I II III IV
Resiko Tinggi I II III/IV IV
Resiko Sangat II III/IV III/IV IV
Tinggi

Persetujuan dari Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di perlukan bila


aktifitas konstruksi dan level resiko mencapai Kelas III atau Kelas IV dan
membutuhkan prosedur pencegahan infeksi.

Aktifitas Pencegahan Infeksi yang Dibutuhkan Bedasarkan Kelas

Selama Proyek Konstruksi Setelah Proyek Konstruksi


Kelas I 1. Lakukan pekerjaan 1. Bersihkan area kerja
dengan metode setelah pekerjaan selesai
meminimalisir timbulnya
debu dari pekerjaan
konstruksi
2. Segera mengganti plafon
yang diambil untuk
pemeriksaan visual
Kelas II 1. Lakukan tindakan aktif 1. Usap permukaan kerja
untuk mencegah dengan cairan pembersih
terdispersi ke atmosfer disinfektan
2. Lakukan penguapan 2. Sebelum ditransportasikan
pada permukaan kerja tempatkan sampah
untuk mengontrol debu konstruksi dalam wadah
pada saat memotong tertutup rapat
membongkar 3. Lap dengan lap basah
3. Segel pintu yang tidak permukaan atau sedot
digunakan dengan tape dengan HEPA filter vacuum
4. Segel dan tutup ventilasi sebelum meninggalkan
udara area kerja
5. Pindahkan atau isolasi 4. Setelah selesai, perbaiki
sistem HVAC di area sistem HVAC di area kerja
kerja
Kelas III 1. Pindah atau isolasi 1. Jangan melepas
sistem HVAC di area penghalang dan area kerja
kerja untuk mencegah sampai dengan proyek yang
kontaminasi pada sitem sudah selesai diinspeksi
saluran oleh panitia K3 san Panitia
2. Langkapi semua barier PPI serta sudah
kritikal seperti gipsum, dibersihkan seluruhnya
triplek, plastic, untuk oleh Unit Kebersihan
menyegel area kerja dan 2. Lepaskan barang
area perawatan atau penghalang secara hati-hati
gunakan metode kubik untuk meminimalisr
control (keranjang penyebaran debu dan
dilapisi plastic dan debris sehubung dengan
disegel koneksinya proyek konstruksi
dengan area kerja 3. Sedot area kerja dengan
menggunakan HEPA HEPA filter vacuum
vacum untuk 4. Usap permukaan kerja
memvakum bila keluar) dengan cairan pembersih
sebelum konstruksi desinfektan
dimulai 5. Setelah selesai, perbaikai
3. Pertahankan tekanan sistem HVAC di area kerja
udara negative didalam
area kerja menggunakan
unit filtrasi udara
dengan HEPA
4. Angkut sampah
konstruksi di dalam
container tertutup rapat
5. Pada saat pemindahan,
tutupi wadah atau troli
segel dengan tape
kecuali memiliki tutup
yang solid
Kelas IV 1. Isolasi sitem HVAC di 1. Jangan melepas
area kerja untuk penghalang dan area kerja
mencegah kontaminasi sampai dengan proyek yang
pada sistem saluran sudah selesai diinspeksi
2. Langkapi semua barier oleh panitia K3 san Panitia
kritikal seperti gipsum, PPI serta sudah
triplek, plastic, untuk dibersihkan seluruhnya
menyegel area kerja dan oleh Unit Kebersihan
area perawatan atau 2. Lepaskan barang
gunakan metode kubik penghalang secara hati-hati
control (keranjang untuk meminimalisr
dilapisi plastic dan penyebaran debu dan
disegel koneksinya debris sehubung dengan
dengan area kerja proyek konstruksi
menggunakan HEPA 3. Sebelum ditransportasikan
vacum untuk tempatkan sampah
memvakum bila keluar) konstruksi dalam wadah
sebelum konstruksi tertutup rapat
dimulai 4. Pada saat pemindahan,
3. Pertahankan tekanan tutupi wadah atau troli
udara negative didalam segel dengan tape kecuali
area kerja menggunakan memiliki tutup yang solid
unit filtrasi udara 5. Sedot area kerja dengan
dengan HEPA HEPA filter vacuum
4. Segel lubang, pipa, 6. Usap permukaan kerja
saluran dan tusukan dengan cairan pembersih
5. Bangun anteroom (ruang desinfektan
antara) dan minta 7. Setelah selesai perbaikai
semua personil untuk sistem HVAC di area kerja
melewati ruang ini
sehingga bisa di vacuum
dengan HEPA filter
sebelum meninggalkan
area kerja atau mereka
dapat menggunakan
baju kerja yang dilepas
setiap meninggalkan
area kerja
6. Semua personil yang
memasuki area kerja
diminta untuk
menggunakan sepatu
kerja. Sepatu kerja
harus di lepas setiap kali
pekerja meninggalkan
area kerja

Langkah Keempat :

Identifikasi hal-hal lain terkait proyek konstruksi, antara lain :

1. Identifikasi area sekeliling area proyek, kaji potensi akibat yang dapat timbul
akibat proyek konstruksi.

Unit di Unit di Samping Samping


Belakang Depan
Bawah Atas Kiri Kanan
Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
Resiko Resiko Resiko Resiko Resiko Resiko

2. Identifikasi lokasi aktifitas spesifik, contoh kamar pasien, ruang obat, dll.
3. Identifikasi masalah yang berkaitan dengan :
4. Identifikasi penghalang yang diperlukan dengan menggunakan kajian
pencegahan infeksi sebelumnya. Tipe penghalang apa yang diperlukan
(gipsum, plastic, triplek, tembok, dll).
5. Pertimbangan potensial resiko kerusakan akibat air. Apakah ada resiko
terkait dengan ketahanan struktur (dinding, atap, langit-langit).
6. Jam kerja : apakah pekerjaan konstruksi dikerjakan diluar jam pelayanan
pasien?
7. Lakukan perencanaan terkait kebutuhan jumlah kamar isolasi atau kamar
dengan tekanan udara negative.
8. Lakukan perencanaan terkait dengan jumlah dan tipe wastafel sarana cuci
tangan.
9. Apakah panitia PPI setuju dengan jumlah minimal wastafel pada proyek ini.
10. Apakah panitia PPI setuju dengan rencana pembersihan area kerja.
11. Lakukan perencanaan pembuangan limbah konstruksi dengan tim proyek,
seperti jalur keluar-masuk, pembersihan, pembuangan debris, dll.

V. PENUTUP

Demikian panduan Infection Control Risk Asessment (ICRA) dibuat agar dapat
digunakan untuk panduan petugas dalam penatalaksanaan pajanan di RSUD
Tidar Kota Magelang.

Ditetapkan di : Magelang
pada tanggal :

DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TIDAR
KOTA MAGELANG

SRI HARSO

Anda mungkin juga menyukai