Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

Identifikasi Resiko Infeksi - ICRA


(Infection Control Risk Assessment)
Di Kamar Operasi RSUD Kota Makassar
Mei 2017
A. Pendahuluan
Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi tahun 2012 untuk pencegahan infeksi di RS perlu
dilakukan kajian resiko untuk menentukan Prioritas Program dan Pencegahan Infeksi RS.
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar
turut berperan dalam memberikan masukan berkaitan dalam pencegahan dan pengendalian
infeksi mulai dari tahap perencanaan, proses sampai dengan finising bangunan dengan
melampirkan kajian Identifikasi Risiko Infeksi / ICRA (Infection Control Risk Assessment )
yang dikeluarkan oleh PPIRS pada setiap akan melaksanakan konstruksi/renovasi bangunan.
B. Tujuan
1. Mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yg didapat dan ditularkan diantara
pasien, staf, tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga sukarela, mahasiswa
dan pengunjung
2. Mengidentifikasi jenis aktivitas dengan mempertimbangkan pasien, petugas kesehatan
dan resiko terhadap pengunjung

C. Perencanaan
1. Tanggal : 11 Mei 2017 - Mei 2017
2. Lokasi : Kamar Operasi
3. Kegiatan :Renovasi Pembongkaran Ruangan untuk pembuatan pintu dan
pemasangan partisi ruangan

D. Analisis ICRA
Aktivitas Konstruksi bangunan berdasarkan :
1. Tipe : TIPE C
2. Kelompok Resiko : Resiko SANGAT TINGGI
3. Level ICRA : Level IV

Kelompok Pasien Resiko TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D


Kelp. Resiko Rendah I II II III/ IV

Kelp Resiko Medium I II III IV

Kelp Resiko Tinggi I II III/ IV IV


Kelp Resiko Tertinggi II III/ IV III/ IV IV

Tipe proyek Renovasi bangunan di Kamar Operasi termasuk dalam : Level IV


dimana terdapat hal– hal yang harus diperhatikan dan dilakukan sebagai berikut :
A. Sebelum Melakukan Renovasi
1. Lakukan pekerjaan dengan metode yang dapat meminimalisir debu dari aktivitas
konstruksi.
2. Petugas Renovasi menggunakan APD masker untuk meminimalisir paparan debu.
3. Melakukan metode yang aktif untuk mencegah debu berterbangan dari tempatnya
ke udara
4. Sebelum pelaksanaan proyek tutup area dengan penutup plastic / atau terpal yang
rapat sehingga tidak ada paparan debu, kotoran dan puing – puing bangunan.

B. Selama Renovasi

1. Petugas renovasi memakai APD masker dan baju kerja


2. Pasang papan pemberitahuan di area renovasi
3. Isolasi system HVAC (Heating Ventilation dan Air Conditioning)di area renovasi
untuk mencegah kontaminasi.
4. Sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan, petugas renovasi melakukan cuci
tangan dan membersihkan diri.
5. Pel basah atau vakum dua kali per 8 jam pada kegiatan kontruksi.
6. Tutup semua lubang pintu , pipa dan saluran
7. Menyediakan tempat untuk berganti pakaian, memakai APD dan membersihkan
badan (mandi) sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan proyek.
8. Semua orang yang memasuki area proyek wajib memakai sepatu tertutup.

C. Sesudah Renovasi

1. Jangan melepas penutup area proyek sebelum pekerjaan selesai diperiksa oleh Tim
PPI dan Tim Pembangunan Rumah Sakit
2. Lepaskan area penutup area renovasi (terpal) secara hati – hati untuk
meminimalkan kontaminasi debu, kotoran dan puing – puing bangunan.
3. Pengangkutan limbah renovasi ditempatkan dalam wadah yang tertutup rapat.
4. Bersihkan area bekas renovasi dengan kain pel yang sudah dibasahi cairan
desinfektan.
5. Setelah selesai, kembalikan system HVAC seperti semula
Identifikasi Area di sekitar proyek renovasi untuk mengkaji pengaruh potensial :

NO KATEGORI UNIT NAMA UNIT POTENSI RISIKO INFEKSI


1 Unit Bawah Kamar Bersalin, Radiologi Bising, Debu
2 Unit Atas Perawatan Nifas, PICU Bising, Debu
NICU
3 Depan ICU Bising, Debu

E. Kesimpulan
Renovasi Kamar Operasi bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan Potensi Risiko
Infeksi bagi petugas, pasien dan lingkungan RS.

F. Penutup
Demikian hasil Identifikasi Resiko Infeksi – ICRA (Infection Control Risk Assessment)
sebagai upaya PPI dalam Pencegahan Resiko Infeksi sebelum dilakukan
renovasi/pembangunan.

Makassar, 9 Mei 2017


Ketua Komite PPI, Kabag Umum, Ka Proyek,

Dr.Hj.Nurahmi,M.Kes,Sp.PK Muhajir,SKM,M.Kes ……………………..


PENILAIAN PENGENDALIAN RESIKO INFEKSI
MATRIKS TINDAKAN UNTUK KONSTRUKSI & RENOVASI

TAHAP 1:
Menggunakan tabel berikut, mengidentifikasi Jenis Proyek Renovasi Kegiatan (Type A - D)

TIPE AKTIVITAS / KEGIATAN


TIPE A Inspeksi dan Aktivitas Non-Invasif.
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
 Pengangkatan plafon untuk inspeksi visual (terbatas untuk 1 ubin per 5m2);
 Pengecatan (tetapi bukan pengamplasan);
 Instalasi penutup dinding
 Pekerjaan listrik; Pekerjaan pipa saluran air yang ringan;
 Kegiatan apa saja yang tidak menghasilkan debu atau perlu memotong
dinding atau akses ke langit-langit, selain untuk pemeriksaan visual.
TIPE B Skala kecil, aktivitas durasi pendek yang menimbulkan debu minimal
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
 Instalasi telepon dan komputer kabel
 Akses ke ruangan
 Memotong dinding atau langit-langit dimana migrasi debu dapat dikontrol.
TIPE C Pekerjaan yang menghasilkan debu sedang sampai tingkat tinggi, memerlukan
pembongkaran atau penghapusan dari setiap komponen bangunan tetap atau
rakitan
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
 Pembongkaran atau pengangkatan komponen bangunan built-in atau
rakitan,
 Pengamplasan dinding untuk mengecat atau memasang lapisan dinding
 Pengangkatan lapisan lantai/wallpaper, plafon, dan casework
 Konstruksi dinding baru,
 Pekerjaan ringan saluran dan listrik di plafon
 Kegiatan perkabelan yang banyak.
 Setiap kegiatan yang tidak dapat diselesaikan dalam satu shift kerja.
TIPE D Proyek pembongkaran dan penghancuran konstruksi bangunan
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
 Kegiatan/ aktivitas yang membutuhkan kerja shift berkelanjutan.
 Memerlukan pembongkaran besar atau penghapusan sistem kabel
lengkap
 Konstruksi baru.
TAHAP 2 :
Menggunakan tabel berikut, mengidentifikasi Kelompok Resiko Pasien yang akan terkena
dampak renovasi.
Jika lebih dari satu kelompok risiko akan terpengaruh, pilih kelompok risiko tinggi :

RESIKO RESIKO SEDANG RESIKO TINGGI RESIKO SANGAT


RENDAH TINGGI
 Area  Perawatan pasien dan  UGD  Unit Onkologi/
Perkantoran tidak tercakup dalam  Radiology Kanker
 Tanpa pasien/ Grup 3 / 4  Recovery Rooms  Terapi Radiasi
area resiko  Laundry  Ruang  Area klinis
rendah yang  Cafeteria Maternitas / VK  Chemo Infusion
tidak terdaftar  Dietary/ Ruang Gizi  High Dependency  Transplant
dimanapun  Manajemen Material Unit  Pharmacy Admixture
 PT/OT/Speech  Kamar bayi - Ruang bersih
 Penerimaan/  Pediatrics  Kamar Operasi
Pemulangan  Lab Microbiologi  Departemen Proses
 MRI  Long term sub- Sterilisasi
 Obat-obatan nuklir acute units  Kateterisasi Jantung
 Echocardiography  Farmasi  Kamar prosedur
 Laboratorium tidak  Dialisis invasif pasien rawat
spesifik seperti Grup 3  Endoskopi jalan
 Koridor Umum (yang  Area  Area Anastessi &
dilewati pasien, suplai, Bronchoskopi pompa jantung
dan linen)  Newborn Intensive
Care Unit (NICU)
 Semua Intensive Care
Unit

IC MATRIX – LEVEL KEWASPADAAN:


PROYEK PEMBANGUNAN DENGAN RESIKO INFEKSI PASIEN
JENIS PROYEK RENOVASI

KELOMPOK TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D


RESIKO
PASIEN
RESIKO I II II III / IV
RENDAH
RESIKO I II III IV
SEDANG
RESIKO I II III / IV IV
TINGGI
RESIKO II III / IV III / IV IV
SANGAT
TINGGI

Catatan:

Persetujuan dari Tim PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) diperlukan pengontrolan prosedur saat
Kegiatan Renovasi dan Tingkat Risiko yang mengindikasikan bahwa Level III atau IV..

TAHAP 3 :_______________________________________________________________________

Deskripsi Tindakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi berdasarkan Level/ Kelas

LEVEL SELAMA PROYEK BANGUNAN SETELAH PENYELESAIAN


PROYEK
LEVEL 1. Melaksanakan pekerjaan dengan metode yang Area kerja bersih setelah pekerjaan
I meminimalkan debu dari lokasi konstruksi. proyek selesai.
2. Mengganti plafon yang dilepaskan untuk inspeksi
visual sesegera mungkin.
LEVEL 1. Menyediakan sarana aktif untuk mencegah debu 1. Bersihkan permukaan kerja
II terbang ke dalam atmosfer. dengan lap pembersih yang
2. Segel pintu yang tidak terpakai dengan lakban. dibasahi dengan cairan
3. Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang desinfektan.
tertutup rapat sebelum dipindahkan. 2. Pengangkutan Limbah renovasi
4. Pel basah dan/atau vakum dengan alat vacuum ditempatkan dalam wadah
dengan filter HEPA. tertutup rapat.
5. Tempatkan keset di pintu masuk dan keluar dari 3. Area kerja dibersihkan dengan
area kerja, dan diganti atau dibersihkan ketika lap yang dibasahi cairan
sudah tidak efektif. desinfektan , penyedotan debu
6. Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat atau HEPA Filter.
berlangsungnya pekerjaan. 4. Setelah selesai, kembalikan
7. Pembersihan area kerja dan permukaan horizontal sistem HVAC
pada penyelesaian proyek. seperti semula.

LEVEL 1. Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat 1. Jangan menghilangkan hambatan
III berlangsungnya pekerjaan untuk mencegah dari area kerja sampai
kontaminasi sistem saluran. proyek selesai setelah diperiksa
2. Lengkapi semua barier konstruksi sebelum konstruksi oleh Tim PPI dan Kepala
dimulai.
Proyek.
3. Pertahankan tekanan udara negatif di lokasi kerja
menggunakan unit ventilasi dengan filter HEPA atau
2. Hapus penutup area renovasi
metode lain untuk mempertahankan tekanan negatif. (terpal) secara hati-hati untuk
Keamanan publik akan memonitor tekanan udara. meminimalkan penyebaran debu,
4. Jangan menghilangkan barier dari area kerja sampai kotoran dan puing-puing
proyek selesai dibersihkan secara menyeluruh. bangunan.
5. Pel basah atau vakum dua kali per 8 jam pada kegiatan 3. Bersihkan area kerja dengan
konstruksi, atau sebagaimana diharuskan untuk Vacuum dan disaring dengan
meminimalkan pelacakan. HEPA Filter.
6. Buang material barier dengan hati-hati untuk 4. Area renovasi segera dibersihkan
meminimalkanpenyebaran kotoran & debris yg terkait dengan pel yang dibasahi cairan
dengan konstruksi. Material barier harus diseka basah, desinfektan.
divacum dengan HEPA atau disemprot air sebelum 5. Setelah selesai, kembalikan
dibuang. sistem HVAC seperti semula.
7. Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang
tertutup rapat sebelum dipindahkan
8. Tempatkan keset di pintu masuk dan keluar dari area
kerja, dan diganti atau dibersihkan ketika sudah tidak
efektif.
9. Bersihkan area kerja dan permukaan horizontal pada
penyelesaian proyek.
LEVEL 1. Isolasi sistem HVAC di area renovasi untuk 1. Jangan melepas penutup area
IV mencegah kontaminasi. proyek sebelum pekerjaan
2. Sebelum pelaksanaan proyek, tutup area dengan selesai diperiksa oleh Tim PPI
penutup plastik / bahan lain yang rapat sehingga dan Tim pembangunan Rumah
tidak ada paparan debu, kotoran dan puing-puing Sakit.
bangunan. 2. Lepaskan penutup area renovasi
3. Menjaga tekanan udara negatif dalam tempat (terpal, plastik atau seng) secara
kerja dengan memanfaatkan HEPA Filter udara. hati – hati untuk meminimalkan
4. Tutup semua lubang pintu, pipa, dan saluran. kontaminasi debu, kotoran dan
5. Menyediakan tempat untuk berganti pakaian , puing-puing bangunan.
memaki APD dan membersihkan badan (mandi) 3. Pengangkutan limbah renovasi
sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan ditempatkan dalam wadah yang
proyek. tertutup rapat.
6. Semua orang yang memasuki area proyek wajib 4. Area kerja dibersihkan dengan
memakai sepatu tertutup. vakum dan udara disaring
dengan HEPA Filter.
Vacuums.
5. Bersiahkan area bekas renovasi
dengan kain pel yang sudah
dibasahi cairan desinfektan.
6. Setelah selesai, kembalikan
sistem HVAC seperti semula.

TAHAP 4 : Identifikasi daerah sekitar lokasi proyek, menilai dampak potensial

Unit Bawah Unit Atas Samping Samping Depan Belakang


Kanan Kiri

Kelp. Resiko
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DALAM RENOVASI BANGUNAN
“PEMBONGKARAN KAMAR OPERASI ” NO IJIN : …………………….
Tanggal mulai Proyek:
Lokasi Renovasi: Kamar Operasi , IBS seluas …………… m2 11 Mei s/d ...... Mei 2017
Koordinator Proyek : …………………….. Perkiraan lama Proyek : …… bulan
Kontraktor yang melakukan proyek : ……………………… Ijin Tanggal Kadaluarsa : ………………..

Supervisor: ……………………… Telephon :


TIDA KELOMPOK RESIKO
YA TIDAK AKTIVITAS RENOVASI YA K INFEKSI

- - TIPE A : Inspeksi, Kegiatan Non - invasif - - Kelp. 1 : Resiko Rendah

- - - -
TIPE B : Skala kecil, Durasi pendek, Level Sedang
sampai tingkat Tinggi
Kelp. 2 : Resiko Sedang
TIPE C : Kegiatan menghasilkan debu, membutuhkan Kelp. 3: Resiko Tinggi
lebih dari 1 shift kerja untuk penyelesaian, Level Sedang
√ - sampai tingkat tinggi
- -
Kelp.4 :Resiko Tinggi Sekali
TIPE D : Kegiatan konstruksi besar, membutuhkan
- - penyelesain durasi kerja lama dan mewajibkan shift kerja
berturut-turut √ -
LEVEL I 1. Melaksanakan pekerjaan dengan metode yang meminimalkan debu dari lokasi konstruksi.
2. Mengganti plafon yang dilepaskan untuk inspeksi visual sesegera mungkin.

LEVEL II 1. Menyediakan sarana aktif untuk mencegah debu terbang ke udara.


2. Segel pintu yang tidak terpakai dengan lakban.
3. Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum dipindahkan.
4. Pel basah dan/atau vakum dengan alat vacuum dengan filter HEPA.
5. Tempatkan keset di pintu masuk dan keluar dari area kerja, dan diganti atau dibersihkan ketika sudah tidak
efektif.
6. Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan.
7. Pembersihan area kerja dan permukaan horizontal pada penyelesaian proyek.

LEVEL III 1. Lengkapi semua barier konstruksi sebelum konstruksi dimulai.


2. Lakukan pekerjaan dengan metode yang dapat meminimalisir debu dari aktivitas konstruksi.
3. Petugas Renovasi menggunakan APD masker untuk meminimalisir paparan debu, sarung tangan rumah
tangga untuk mencegah cedera akibat goresan keramik atau pisau pemotong keramik.
4. Melakukan metode yang aktif untuk mencegah debu beterbangan dari tempatnya ke udara.
5. Jangan melepas barier/ penutup plastik (terpal) dari area kerja sampai proyek selesai dibersihkan secara
menyeluruh.
6. Pel basah atau vakum dua kali per 8 jam pada kegiatan konstruksi, atau sebagaimana diharuskan untuk
meminimalkan paparan debu.
7. Buang material bangunan dengan hati-hati dalam wadah yang tertutup rapat untuk meminimalkan
penyebaran debu, kotoran & bekas puing-puing bangunan. Penutup area renovasi bangunan harus
TANGGAL : dibersihkan dengan lap basah, divacum A atau disemprot air sebelum dibuang.
8. Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum dipindahkan
TTD :
9. Tempatkan keset di pintu masuk dan keluar dari area kerja, dan diganti atau dibersihkan ketika sudah tidak
efektif.
LEVEL IV 1. Mendapatkan Izin dari Tim PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS) sebelum konstruksi


dimulai.
2. Mengisolasi sistem HVAC di daerah mana pekerjaan yang sedang dilakukan untuk mencegah
kontaminasi dari sistem saluran.
3. Pasang penutup area renovasi dan beri tanda sebelum konstruksi dimulai.
4. Menjaga tekanan udara negatif dalam tempat kerja memanfaatkan HEPA dilengkapi unit filtrasi udara.
5. Tutup semua lubang (pintu, angin di atas pintu), pipa, saluran air dengan tepat.
6. Menyediakan tempat untuk berganti pakaian kerja dan membersihkan diri sebelum dan sesudah
bekerja.
7. Semua personil yang memasuki tempat kerja wajib memakai sepatu tertutup.
8. Jangan menghilangkan tanda penutup area kerja sampai proyek selesai diperiksa oleh Tim PPI
(Pencegahan & Pengendalian Infeksi RS) dan lingkungan dibersihkan.
9. Area kerja dibersihkan dengan Vacuum dan disaring dengan HEPA Filter.
10. Bersihkan area dengan kain pel yang dibasahi dengan disinfektan.
11. Lepaskan penutup area secara hati-hati untuk meminimalkan penyebaran debu kotoran dan puing-
puing
12. Limbah/ sampah renovasi dikumpulkan dalam kontainer tertutup sebelum transportasi.
TANGGAL : 13. Tutup rapat wadah/ tempat limbah transportasi (gerobak).
14. Setelah selesai, mengembalikan sistem HVAC seperti semula.
TTD :

Persyaratan tambahan:

Tanggal Tanggal
TTD TTD
Pengecualian / Penambahan izin ini
dicatat oleh memorandum terlampir
Permintaan ijin oleh : Ijin resmi oleh :
Tanggal : Tanggal :

Anda mungkin juga menyukai