Nomor :
Tentang : Panduan Infection Control Risk Assesment (ICRA) untuk konstruksi bangunan RS Muhammadiyah
Taman Puring
I. PENDAHULUAN
Tujuan program Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI) adalah mengidentifikasi dan menurunkan risiko
infeksi yang didapat dan ditularkan diantara pasien, staf, tenaga kerja, mahasiswa dan pengunjung. Risiko infeksi dan
kegiatan program dapat berbeda dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya, tergantung pada kegiatan klinis dan
pelayanan rumah sakit, populasi pasien yang di layani, lokasi geografi, jumlah pasien dan jumlah pegawai.
Program akan efektif apabila mempunyai pimpinan yang ditetapkan, pelatihan staf yang baik, metode untuk
mengidentifikasi dan proaktif pada tempat beisikoinfeksi
Untuk mengurangi risiko infeksi selama pembongkaran, pembangunan, atau renovasi rumah sakit tersebut
maka di lakukan Infection Control Risk Assesment (ICRA) di karenakan area konstruksi dan renovasi perlu
dibersihkan secara menyeluruh sebelum pasien di izinkan tinggal ditempat tersebut.
II. TUJUAN
1. Untuk meminimalisasi risiko infeksi RS (HAIs) pada pasien yang mungkin bisa terjadi ketika ada penyebaran
jamur atau bakteri di udara dengan debu atau aerosol atau air selama konstruksi dan renovasi RS.
2. Pengendalian dampak lingkungan getaran, debu, kebisingan, debu, sampah, sanitasi, keamanan dan
keselamatan.
DEFINISI
Infection Control Risk Assesment (ICRA) adalah proses menetapkan risiko potensial dari transmisi udara yang
bervariasi dan kontaminasi melalui air kotor dalam fasilitas selama konstruksi, renovasi kegiatan maintenance.
Kegiatan tersebut merupakan multidisiplin, proses, kolaborasi yang mengevaluasi jenis/macam kegiatan
konstruksi dan kelompok resiko untuk klasifikasi penetapan tingkatan.
III. RUANG LINGKUP
1. Panduan ini di terapkan di semua konstruksi bangunan area lingkungan Rumah Sakit Muhammadiyah Taman
Puring.
2. Pelaksana yang terlibat dalam panduan ini adalah Bagian K3, Tim KPPI, Instalasi Pemeliharaan Sarana,
Kesehatan Lingkungan, bagian keamanan, petugas ruangan.
IV. TATA LAKSANA
Infection Control Risk Assesment (ICRA) di lakukan dengan tahapan langkah sebagai berikut :
1. Langkah ke 1 : Melakukan identifikasi type/jenis konstruksi kegiatan proyek (tune A-D)
Typ Kriteria
e
B Skala kecil, kegiatan durasi pendek yang menciptakan debu minimal. Termasuk, tetapi tidak
terbatas pada :
· Instalasi telepon dan perkabelan komputer.
· Akses ke ruang terbuka.
· Pemotongan dinding atau langit-2 dimana migrasi debu dapat dikontrol.
C Pekerjaan yang menghasilkan debu tingkat sedang hingga tinggi atau memerlukan
pembongkaran atau pemindahan/penghapusan/ pembersihan komponen bangunan tetap
atau rakitan.
Termasuk tetapi tidak terbatas pada :
· Pengampalasan dinding untuk pengecatan atau penutup dinding
· Pemindahan/penghapusan/pembersihan penutup lantai, plafon
langit-langit dan pekerjaan khusus.
· Kontruksi dinding baru.
· Pekerjaan saluran kecil atau pekerjaan listrik di alas langit-langit
· Kegiatan kabel utama
· Kegiatan apapun yg tdk dpt diselesaikan dlm shift kerja tunggal.
D Pembongkaran dan kontruksi proyek-2 besar. Termasuk tetapi tidak
terbatas pada :
· Kegiatan yg membutuhkan shift kerja berturut-turut
· Memerlukan pembongkaran berat atau pemindahan/penghapusan sistem perkabelan
lengkap.
· Kontruksi baru.
Langkah ke 2 : Mengidentifikasi risiko dari kelompok pasien (Identify the patient risk rou s).
5. Langkah ke 5 : Identifikasi kegiatan di tempat khusus misalnya ruang perawatan, ruang farmasi/obat dst.
6. Langkah ke 6 : Identifikasi masalah yang berkaitan dengan : ventilasi pipa ledeng, listrik dalam hal terjadinya
kemungkinan pemadaman.
7. Misalnya misalnya bariernya dinding yang tertutup rapat). Apakah HEPA filter diperlukan? (Catatan : Selama
dilakukan kontruksi maka area yang direnovasi/konstruksi seharusnya diisolasi dari area yang dipergunakan dan
merupakan area negative terhadap daerah sekitarnya).
8. Langkah ke 8 : Pertimbangkan potensial risiko dari kerusakan air. Apakah ada risiko akibat merusak ke satuan
struktur ( misal: dinding atap plafon)
9. Langkah ke 9 : Jam kerja : dapat atau tidak pekerjaan akan dilakukan selama bukan jam pelayanan pasien.
10. Langkah ke 10 : Buat rencana yang memungkinkan untuk jumlah ruang isolasi/ruang aliran udara
negative yang memadai.
11. Langkah ke 11 : Buat rencana yang memungkinkan untuk jumlah dan tipe tempat/bak cuci tangan.
12. Langkah ke 12 : Apakah PPIRS/IPCN setuju dengan jumlah minimum bak/tempat cuci tangan tersebut.
13. Langkah ke 13 : Apakah PPIRS/IPCN setuju dengan rencana relative terhadap utilitas ruangan bersih dan
kotor.
14. Langkah ke 14 : Rencanakan untuk membahas masalah pencegahan tersebut dengan tim proyek (misalnya
arus lalu lintas, rumah tangga, pembersihan puing dan kapan.
V. PENUTUP
Demikian panduan Infection Control Risk Assesment (ICRA) untuk konstruksi bangunan dibuat sebagai acuan
untuk meminimalisasi risiko infeksi RS.
Ditetapkan di : Lamongan
Tanggal : 26 Dzulhijjah 1434 H
Tepat tanggal : 31 Oktober 2013 M.
Direktur,
RS Muhammadiyah Lamongan .
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes. R.I. 2011. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Pelayanan Kesehatan
lainya. Jakarta ; Kementrian Kesehatan R1;
Kemenkes. R.I. 2011. Standart Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta ; Kementrian Kesehatan RI;