Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PELAKSANAAN PRE CONTRUCTION RISK ASSESSMENT (PCRA)

RENOVASI IGD DAN RUANG PERAWATAN KHUSUS (RPK)


RS. ONKOLOGI SURABAYA

I. PENDAHULUAN
Rumah Sakit merupakan tempat pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum yang perlu
selalu dijaga mutu dan keamanan bagi pasien dan pengunjung. Salah satu mutu yang harus
dijaga adalah tidak ada kejadian infeksi nosokomial dan kecelakaan kerja. Identifikasi proses
atau kegiatan di dalam rumah sakit harus dilakukan dan direview secara berkala, karena
kegiatan yang beresiko menimbulkan angka kejadian infeksi atau kecelakaan kerja bagi pasien,
pengunjung, dan karyawan harus disertai dengan upaya pencegahan dan pengendaliannya
Demikian juga dengan Rumah Sakit Onkologi Surabaya (RSOS), selalu melakukan
review identifikasi kegiatan yang beresiko menimbulkan infeksi atau kecelakaan kerja, salah
satunya adalah renovasi gedung. Sesuai dengan program RSOS, bahwa akan dilakukan renovasi
mushola maka diperlukan kajian dan identifikasi kegiatan renovasi serta faktor-faktor yang
beresiko menimbulkan kejadian infeksi, kecelakaan kerja, dan keselamatan pasien. Pada akhir
proses penilaian risiko pre renovasi ini, disusun pula rencana tindakan mitigasi untuk mencegah
dan mengendalikan risiko yang mungkin terjadi.

II. TUJUAN
1. Mengidentifikasi risiko KAK (Kecelakaan Akibat Kerja) dan PAK (Penyakit Akibat Kerja)
yang mungkin timbul dari kegiatan renovasi IGD dan RPK.
2. Mengidentifikasi jenis aktivitas renovasi IGD dan RPK dengan mempertimbangkan resiko
terhadap pasien, karyawan, tenaga outsourshing dan pengunjung lainnya.
3. Menurunkan resiko kejadian infeksi, kecelakaan kerja, dan penyakit akibat kerja dengan
merekomendasikan kegiatan/tindakan pencegahannya.

III. PROSES PENILAIAN RISIKO TERMASUK RISIKO KEJADIAN INFEKSI

LANGKAH 1:
Identifikasi tipe dari Aktivitas Proyek Konstruksi

TIPE DESKRIPSI
TIPE A Aktivitas INSPEKSI dan NON-INVASIF
Termasuk dibawah ini, tidak hanya terbatas pada:
 Pencopotan ubin, langit-langituntuk inspeksi visual, misalnya terbatas 1 genting per 50 square
kuadrat
 Pengecatan (bukan pengamplasan atau pengarsiran)
 Lapis dinding (wallcover), pekerjaan elektrik, pekerjaan perledengan dan aktivitas yang tidak
menimbulkan debu, memotong dinding atau akses ke langit-langit selain untuk inspeksi visual.
TIPE B Ukuran kecil, aktivitas jangka pendek yang menciptakan debu minimal
Termasuk dibawah ini, tidak hanya terbatas pada:
 Instalasi telepon dan kabel komputer
 Akses kepada ruang chase
 Pemotongan atau membelah dinding atau langit-langit dimana migrasi debu dapat dikontrol
TIPE C Pekerjaan yang menciptakan debu moderat atau debu level tinggi atau membutuhkan
demolisi atau pemindahan dari komponen bangunan yang fix atau komponen yang

1
TIPE DESKRIPSI
assembled
Termasuk dibawah ini, tidak hanya terbatas pada:
 Pengarsiran dinding untuk dicat atau melapisi dinding (wall covering)
 Pencopotan lapisan lantai, ubin atap dan casework
 Konstruksi dinding baru
 Kerja sambungan minor atau pekerjaan elektrik di langit-langit
 Aktivitas perkabelan yang besar
 Aktivitas apa saja yang tidak dapat diselesaikan dalam satu shift kerja
TIPE D Demolisi besar dan proyek konstruksi
Termasuk dibawah ini, tidak hanya terbatas pada:
 Aktivitas yang membutuhkan shift kerja berturutan
 Membutuhkan demolisi berat atau pemindahan sistem perkabelan lengkap
 Konstruksi baru
 Penghancuran mayor dari proyek bangunan

Setelah mendengarkan pemaparan dari kontraktor yang mengerjakan renovasi IGD,


maka dilakukan identifikasi aktivitas proyek. Sesuai dengan deskripsi tabel di atas,
maka dipilih TIPE C.

LANGKAH 2:
Identifikasi grup Risiko Pasien yang terkena dampak, dipilih grup yang lebih tinggi risikonya:
Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi Risiko Paling Tinggi
 Area  Laundry  CCU  Area untuk pasien
perkantoran  Cafeteria  IGD immunosuppressed
 Dietary  Kamar Persalinan  Unit Kebakaran
 Manajemen material  Laboratorium  Lab Cardiac Kateterisasi
 Counter penerimaan /  Unit Medis  ICU
pemulangan  Neonatal  Kamar isolasi bertekanan
 Koridor umum  Bedah Rawat Jalan negative
 Kardiologi  Pediatri  Onkologi
 Echocardiography  Farmasi  Kamar operasi termasuk
 Kedokteran  Unit Post Anestesi untuk operasi Caesar
Nuklir  Unit Bedah  Terapi radiasi
 Terapi Fisik  Kemoterapi
 Radiologi/MRI
 Terapi pernafasan

Grup Risiko Pasien yang terkena dampak kegiatan renovasi IGD dan RPK adalah koridor
umum, ruang tunggu pasien, mini counter penunjang, ruang paptest, poli ginekologi, radiologi,
dan front desk.

2
LANGKAH 3:
Melakukan crosschek antara grup risiko dengan tipe proyek konstruksi untuk menentukan kelas
precaution.

Matrix IC – Class of Precautions: Proyek Konstruksi oleh Risiko Pasien


Tipe Proyek Konstruksi
Grup Risiko Px Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D
Rendah I II II III
Sedang I II III IV
Tinggi I II III IV
Paling Tinggi II III III IV
Catatan: Persetujuan PPI dibutuhkan apabila Aktivitas Konstruksi dan Level Risiko
menunjukkan Kelas III atau kelas IV dimana prosedur kontrol diperlukan.

Sesuai dengan matrik di atas, hasil kategori Kelas Precautions-nya adalah Kelas III.

Kebutuhan Kontrol Infeksi Precaution Kelas III adalah sebagai berikut:

Selama Proyek Konstruksi Sampai Proyek Selesai


KELAS 1. Sediakan sarana aktif untuk mencegah debu 1. Bersihkan/seka permukaan dengan
III airborne menyebar ke atmosfir desinfektan/cleaner
2. Kabut air dipermukaan kayu untuk 2. Sebelum di-transpor, masukkan limbah
mengontrol debu waktu memotong konstruksi dalam kontainer yang tertutup
3. Tutup pintu tak dipakai dengan duct-tape rapat
4. Tutup dan sekat ventilasi udara 3. Basahi pel/atau vakum lantai dan dusting
5. Letakkan alas debu (untuk kaki) pada seluruh permukaan benda di Ruangan
tempat masuk dan keluar area kerja 4. Saat selesai, kembalikan sistem HVAC di
6. Pindah atau isolasi sistem HVAC di area tempat pekerjaan dilakukan
dimana pekerjaan dilaksanakan
7. Pindah peralatan yang ada di ruangan/ lapisi
peralatan dengan plastik agar tidak terkena
debu pekerjaan

*LANGKAH 4

Melakukan identifikasi area di sekeliling area proyek, lakukan asesmen dampak potensial

Unit di bawah Unit di atas Lateral Kiri Lateral Kanan Belakang Depan
Tidak Ada Rawat Inap Tempat Tenda Periksa Radiologi, Ruang Pakir
penyimpanan gas Paptest, Poli Ginek,
medis, Parkir Ruang Tunggu Pasien,
ambulance Mini Counter Penunjang
Grup Risiko Grup Risiko Grup Risiko Grup Risiko Grup Risiko Grup Risiko
Tidak Ada Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi

*LANGKAH 5
Lakukan identifikasi aktivitas spesifik di area kamar pasien, kamar medikasi, dan lain-lain

3
 Berdampak terjadi resiko suara (kebisingan) pada area ruang tunggu, mini counter penunjang,
radiologi, ruang Paptest, Poli Ginekologi, Poli Bedah, Front desk, farmasi, dan rawat inap.

 Berdampak terjadi resiko debu pada area ruang tunggu, koridor umum, mini counter penunjang,
radiologi, ruang Paptest, dan poli Ginekologi.

*LANGKAH 6
Lakukan identifikasi masalah berkaitan dengan: ventilasi, perledengan, perlistrikan dalam hal
kemungkinan/probabilitas terjadi

 Ada masalah dengan: Ventilasi/Exhaust untuk keluar debu, outdoor AC atas Gedung IGD dan RPK.

*LANGKAH 7
Lakukan identifikasi ukuran-ukuran isi, memakai asesmen sebelumnya; Apa tipe barier?
(misalkan barier dinding solid); Apakah filtrasi HEPA dibutuhkan?

 Renovasi IGD dan RPK dengan memasang barier kayu (partisi) untuk meminimalkan partikel debu
yang timbul.

 Pekerjaan pembongkaran besar yang sangat menimbulkan debu dan bising dilakukan pada hari ke-1
dan intensitas menurun sampai hari ke-3, sedangkan hari ke-4 perapian. Hari ke-1 dimulai pada hari
Minggu sehingga tidak menganggu pelayanan poli dan penunjang serta untuk meminimalisir debu
terpapar ke pasien.

 Kemudian pekerjaan pemasangan flasing pada atap IGD dan RPK dilakukan hari ke-5, 6, dan 7.
Dan sebelumnya (hari ke-1) menaikkan outdoor AC di atas IGD dan RPK terlebih dahulu
(menimbulkan bising).

*LANGKAH 8
Pertimbangkan risiko potensial dari kerusakan air. Adakah risiko berhubungan dengan integritas
struktural? (misalnya, dinding, langit-langit dan atap).

 Tidak ada masalah dengan: air

 Ada risiko yang potensial dengan langit-langit dan dinding.

Pekerjaan yang dilakukan adalah:


 Perbaikan retak tembok material lemkra
 Penambahan kawat ayam perkuatan dinding
 Kupas plester yang retak
 Pembongkaran kanopi beton di atap IGD
 Perbaikan dan cat plafon
 Perbaikan plester yang mengelupas serta cat ulang
 Pembuatan flasing dan ban ban di atas flasing untuk atap ruang IGD dan RPK

*LANGKAH 9:
Jam kerja: Bisakah atau apakah pekerjaan dilakukan diluar jam pelayanan?

4
 Pekerjaan renovasi bagian dalam IGD dan RPK dilakukan dalam waktu 4 hari. Hari ke-1 dimulai
pada hari Minggu (mulai jam 07.00). Potensial kebisingan dan debu yang diperkirakan terjadi pada
hari ke-1 dan intensitas menurun di hari ke-2,3, dan 4.

 Sedangkan pekerjaan pemasangan flasing pada atap IGD dan RPK dimulai pada hari ke-1 (hari
Minggu) yaitu menaikkan outdoor AC di atas IGD dan RPK (menimbulkan debu dan bising di
ruang pertemuan). Selanjutnya pada hari ke-5, 6, dan 7 dilakukan pemasangan flasing.

 Saat proses pengerjaan renovasi, maka IGD dan RPK tidak dapat digunakan karena risiko material
dan debu yang terdapat dari pekerjaan tersebut cukup tinggi.

*LANGKAH 10
Apakah perencanaan membuat jumlah yang cukup untuk kamar isolasi/alur udara negatif?

 Tidak diperlukan kamar isolasi/alur udara negatif.

 Perlu pemindahan ruang IGD dan RPK untuk sementara

*LANGKAH 11
Apakah perencanaan membuat cukup jumlah dan tipe wastafel cuci tangan?

 Tidak perlu.

*LANGKAH 12
Apakah IPCN dan IPCN Link setuju dengan jumlah minimum wastafel untuk proyek ini?

 IPCN setuju.

* LANGKAH 13
Apakah IPCN setuju dengan rencana untuk membersihkan dan mengganti kamar utilitas?

 Setuju, karena setiap selesai pekerjaan harus dilakukan general cleaning total di area koridor dan
ruang tunggu pasien.

*LANGKAH 14
Rencanakan diskusi masalah containment (isi) dengan tim proyek. Misal alur lalu lintas, urusan
rumah tangga, pemindahan debris (bagaimana, dan kapan).

• Pada rapat PCRA tanggal 23 Februari 2023; yang dihadiri Komite PPI, Sub Komite Keselamatan
Pasien, Sub Komite Mutu Pelayanan, Komite K3RS, Unit UPS, Departemen Umum, Ka.Unit
Gawat Darurat, Ka.Unit Rawat Jalan, Ka.Unit Rawat Inap, dan Departemen Keperawatan telah
disampaikan rencana waktu pelaksanaan pekerjaan, langkah persiapan sebelum pelaksanaan
pekerjaan, alur material, alur masuk, dan keluar pekerja serta lokasi material.

• Pada hari H-1 akan dilakukan sosialisasi/edukasi peraturan yang ada di RSOS selama melakukan
pekerjaan di RSOS pada pekerja proyek.

5
IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Pekerjaan renovasi atap IGD dan RPK masuk dalam kategori kelas III dengan risiko
pasien tinggi dan tipe konstruksi tipe C.
2. Pekerjaan proyek yang dilakukan adalah:
 Perbaikan retak tembok material lemkra
 Penambahan kawat ayam perkuatan dinding
 Kupas plester yang retak
 Pembongkaran kanopi beton di atap IGD
 Perbaikan dan cat plafon
 Perbaikan plester yang mengelupas serta cat ulang
 Pembuatan flasing dan ban ban di atas flasing untuk atap ruang IGD dan RPK
3. Tahap Persiapan direncanakan dimulai pada hari Sabtu jam 17.00 (setelah selesai
pelayanan) tanggal 18 Maret 2023 yaitu material datang dan pemasangan partisi di
depan IGD dan RPK (belakang Mini counter penunjang) untuk mengurangi risiko
debu dan bising. Serta pemindahan bed dan peralatan IGD dan RPK (IGD di-setting di
Ruang Pertemuan, RPK di-setting di Ruang Konsul 6 Poli Hematologi).
4. Pekerjaan renovasi bagian dalam dan atas IGD dan RPK tersebut membutuhkan waktu
kurang lebih 7 hari.
5. Pekerjaan renovasi bagian dalam IGD dan RPK dimulai hari ke-1 Minggu pada
tanggal 19 Maret 2023 jam 07.00. Risiko kebisingan dan debu maksimal akan muncul
saat proyek dikerjakan hari ke-1 dan intensitasnya berkurang saat hari ke-2, 3, dan 4.
6. Pada hari ke-4 dilakukan finishing / perapian ruang dalam IGD dan RPK, kemudian
mengembalikan bed dan peralatan dari Ruang Pertemuan dan Konsul 6 ke IGD dan
RPK. Setelah itu dilakukan general cleaning.
7. Dibutuhkan pemindahan outdoor AC yang ada di atas gedung IGD dan RPK karena
pekerjaan flashing atap IGD dan RPK terkendala posisi outdoor AC. Pemindahan
outdoor AC menimbulak kebisingan. Pekerjaan tersebut dilakukan oleh UPS atau
vendor AC dan dijadwalkan pada hari ke-1.
8. Pekerjaan flashing atap IGD dan RPK dikerjakan pada hari ke-5, 6, dan 7.
9. Karena ruang IGD dan RPK pindah selama renovasi, maka alur masuk IGD dan RPK
berubah yaitu lewat area depan pintu utama RS Onkologi kemudian naik
menggunakan lift dan menuju lt.2 (Ruang Pertemuan dan Konsul 6 Poli hematologi).
10. Ruang Pertemuan dialihkan ke ruang Litbang lantai 3 selama ruang pertemuan masih
digunakan untuk IGD.
11. Pemindahan ruangan IGD dan RPK berkoordinasi dengan Kepala Unit Gawat Darurat
dan Kanit Rawat Jalan untuk mengatur jadwal dan lokasi praktek prof. Ugro.
12. Diperlukan simulasi atau gambar layout penataan IGD dan RPK untuk dapat
menentukan posisi bed, jumlah bed, dan peletakkan peralatan IGD (seperti korden,
lemari dll).

6
13. Barang-barang IGD dan RPK yang tidak dibawa saat proses renovasi, maka dilakukan
penutupan dengan plastik atau pemindahan sementara agar tidak kotor dan berdebu.
14. Selalu melakukan general cleaning/pembersihan total setelah pekerjaan selesai.

V. PENUTUP
Demikian hasil Identifikasi Resiko PCRA sebagai upaya komite K3RS dalam
Pencegahan KAK (Kecelakaan Akibat Kerja) dan PAK (Penyakit Akibat Kerja) sebelum
dilakukan renovasi atau pembangunan.

Surabaya, 27 Februari 2023

Membuat, Mengetahui,

Slamet Budi Utomo dr. Jacobus Octovianus, Sp.B


Anggota K3RS Bidang Keselamatan & Keamanan Ketua K3RS

Anda mungkin juga menyukai