Anda di halaman 1dari 19

Peran Nakes Kesling

Dalam Upaya P2P


Covid-19 di DKI
Jakarta
Beben Bahri • 29 Sept 2020
Pertemuan Ilmiah Seri-3
PWJ Unit Kesehatan DKI Jakarta
Nama: Beben Saiful Bahri, SKM, MKM:
Tempat Tanggal Lahir: Tasikmalaya, 30 November 1971

Pendidikan:
D3 APK-TS Depkes RI Jakarta 1993;
S1 Kesling FKM UI 2001:
S2 Epidemiologi Kesling FKM UI 2008

Pengalaman Kerja:
RS Haji jakarta 1994-2001;
Praktisi Kesling RS: Praktisi Kesling Perkotaan; Praktisi Dinkes Provinsi DKI Jakarta 2002-2011;
Kesehatan Kerja; Praktisi Epidemiolog Kesehatan
Sudinkes Jakarta Timur 2012-2013:
Lingkungan: Praktisi Entomolog Kesehatan: Fungsional
Dosen di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Lektor) PTSP Kantor Walikota Jakarta Timur 2013:
Staf Pengajar UPT Akper Jayakarta Provinsi DKI Jakarta 2013-2018:
Anggota HAKLI; Anggota IAKMI: Anggota Asosiasi Dosen Pelatih Kesehatan UPT Puslatkesda Provinsi DKI Jakarta 2019:
Indonesia (ADI) Dinkes Provinsi DKI Jakarta 2019-skrng
Fungsi Litbang HAKLI DKI Jakarta
Riwayat Pendidikan dan Pelatihan
1. Orientasi Kerja (Iradat Consultant, 1994)
Beben Saiful Bahri, SKM, MKM
2. Managing People (Iradat Consultant, 1994)
3. Sistem Sanitasi Rumah Sakit (IIRO dan MUKISI, 1995)
4. Building Maintenance System (SC Johnson & Son Indonesia, 1998) Riwayat Penugasan, diantaranya yaitu;
5. Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana di Rumah Sakit (MUKISI dan Departemen 1. Pengawasan Pembangunan Gedung RS Haji Jakarta (1994)
Kesehatan RI, 1999)
6. Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit (Departemen Kesehatan RI, 2000)
2. Sanitarian Kesehatan Lingkungan RS Haji Jakarta (1994-2001)
7. Service Excellence (Kalbe Farma, 2001) 3. Keselamatan & Kesehatan Kerja RS Haji Jakarta (1994-2001)
8. Petugas Pemantau Dampak Kesehatan Radiasi (BATAN dan Departemen Kesehatan RI, 2002) 4. Sekretaris Panitia Pengendalian Penyakit Infeksi Nosokomial RS Haji Jakarta
9. Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit (Universitas Indonesia, 2003) 5. Pengelola Program Kesehatan Kerja Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta (2002-2011)
10. Fasilitator Kesehatan Kerja Angkatan III (Departemen Kesehatan RI, 2003) 6. Tim Kesehatan Embarkasi dan Debarkasi Haji DKI Jakarta (2002-2005)
11. Job Training Petugas Pengawas Kebisingan (Departemen Kesehatan RI, 2003)
7. Tim Bantuan Kesehatan Dinkes Provinsi DKI Jakarta Gempa Tsunami Aceh (2005)
12. TOT Kesehatan Kerja bagi Supervisor Rumah Sakit (Departemen Kesehatan RI, 2004)
13. Teknologi Kesehatan Lingkungan Kerja (Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Jakarta, 2004) 8. Tim Bantuan Kesehatan Dinkes Provinsi DKI Jakarta Gempa Yogyakarta (2006)
14. TOT Fasilitator Kesehatan Kerja (lanjutan) (Departemen Kesehatan RI, 2004) 9. Tim Penyusun Program PSN DBD 30 MENIT PROVINSI DKI Jakarta
15. Pemograman Komputer (Kantor Pendidikan dan Pelatihan Provinsi DKI Jakarta, 2005) 10. Pembahas UKL UPL Rumah Sakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
16. Pengambilan Sampel Air Minum untuk Pemeriksaan Laboratorium (BBLK Jakarta, 2007) 11. Pembahas UKL UPL Rumah Susun Dinas Perumahan Provinsi DKI Jakarta
17. Workshop of Pilot Project on Foodboorne Disease Surveillance Outbreaks (Badan Pengawasan Obat 12. Tim Pemantau TPST Bantar Gebang Dinas Kebersihan (2002)
dan Makanan & World Health Organization)
18. Secondhand Smoke Air Monitoring: Field Training (Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health,
13. Tim Pemantau IPAL Pulo Gebang (2012)
2009) 14. Pembahas AMDAL/PROPER BPLHD DKI Jakarta
19. Jabatan Fungsional Entomolog Kesehatan (Departemen Kesehatan RI, 2008) 15. Pembahas Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
20. Instruktur Klinik (Akademi Keperawatan Jayakarta, 2014) 16. MOT Pelatihan Accupresur bagi Tenaga Kesehatan Puskesmas (Dinkes Provinsi DKI
21. Teknik Penyusunan dan Analisis Soal Angkatan II (Kemenkes RI, 2014) Jakarta, 2018)
22. TOT Tenaga Kependidikan Tentang Pelatihan Budaya Anti Korupsi (Kemenkes RI, 2014)
17. MOT Pelatihan Diagnosis Penyakit Akibat Kerja bagi Dokter di Fasyankes (Puslatkesda
23. Program Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (Pekerti) bagi Dosen (Universitas
Negeri Jakarta, 2014) Provinsi DKI Jakarta, 2019)
24. Service Management by Service Excellence Training Course (bsi, 2015) 18. MOT Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) bagi Petugas RSUD
25. Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan Tinggi SPMI-PT (Universitas Gadjah Mada, 2015) di Provinsi DKI Jakarta (Puslatkesda Provinsi DKI Jakarta, 2019)
26. Audit Mutu Internal Perguruan Tinggi (Universitas Gadjah Mada, 2015)
27. Pendekatan Terapan (Applied Approach) (Stikes Ngudi Waluyo dan Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah, Daftar Publikasi
2015)
28. Item Development dan item review (Akper Jayakarta, 2016)
1. Determinan Kecelakaan Kerja pada Mahasiswa Perawat Tahun 2015 (Akper Jayakarta, 2015)
29. Tenaga Pelatih Program Kesehatan TPPK (IPRUSADA-ARSADA dan Akper Jayakarta, 2017) 2.Pelaksanaan Model Daerah Binaan (DARBIN) Pada Mata Kuliah Praktek Keperawatan
30. Peningkatan Kompetensi Clinikal Instruktur (CI)/Preceptorship (Akper Jayakarta, 2017) Komunitas, Keluarga dan Gerontik (Akper Jayakarta, 2015)
31. Pengendali Pendidikan dan Pelatihan (ARSADA, 2017) 3. Pengendalian Tekanan Darah Hipertensi Dengan Latihan Relaksasi Otot Progresif di RW 04
32. Quality Management System ISO 9001:2015; Interpretation and Internal Audit (SGS, 2017) Kelurahan Susukan Jakarta Timur (Akper Jayakarta, 2016)
33. Pengembangan Budaya Anti Korupsi (KPK dan AIPViKI REG III, 2017)
4.Meningkatkan Rerata Jumlah Jawaban Benar Uji Kompetensi Nasional Mata Kuliah
34. Penyusunan Kurikulum dan Modul Pelatihan (IPRUSADA, 2017)
35. Temu Karya Mutu & Produktivitas nasional XXI and International Quality & Productivity Convention Keperawatan Komunitas Dengan Program Kajikom di Akper Jayakarta (Akper Jayakarta, 2017)
2017 (WKM dan AMMPI, 2017) 5.Hubungan Antara Kebiasaan Jajan Di Sekolah Dengan Kejadian Diare Pada Anak Sekolah
36. Penyusunan Rencana Strategi Bisnis (RSB) dan Rencana Bisnis & Anggaran (RBA) (Syncore, 2018) Dasar Di Kelurahan Rambutan (Akper Jayakarta, 2017)
37. Review Renstra dan Rencana Strategi Bisnis (RSB) (Syncore, 2018) 6.Hubungan Antara Frekuensi Makan Makanan Jajanan Dengan Status Gizi Siswa Sekolah
38. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Universitas Gadjah Mada, 2018) Menengah Atas di Kecamatan Ciracas (Akper Jayakarta, 2018)
PERAN HAKLI
● Pencanangan Gerakan Sanitasi Lingkungan Nasional (GSLN); Sabtu, 29 Maret 2020: di RW 016
Kelurahan Kapuk; Cengkareng; Jakarta Barat: oleh Ketua Umum HAKLI Profesor Dr. H. Arief Sumantri,
MKes dan Dirjen Kesmas Kemenkes RI dr. Kirana Pritasari, MQIH; diikuti aksi GSLN secara serentak
oleh Seluruh Pengurus dan Anggota HAKLI di berbagai daerah di Indonesia; berupa Kegiatan
Desinfeksi Tempat-tempat Umum dan Kegiatan Promosi Kesling ttg Covid-19; (Offline)

● Jejaring Komunikasi Profesi Kesling (Terhubung Seluruh Indonesia): Online


● Dukungan Berbagai Webinar berkaitan dengan Penanggulangan Covid-19 di Bidang Kesling: Online
● Diskusi Penanganan Covid-19 dari Sisi Kesling; Online
● Dukungan: Sharing Informasi dan Referensi Penanganan Covid-19 di Bidang Kesling: Online
● Promosi Gerakan 3M & Rumah Sehat Kepada Berbagai Lapisan Masyarakat; Online & Offline
● Dukungan Rekomendasi dan Saran Kepada Nakes Kesling di Lapangan: Online
International Federation of Environmental Health (IFEH); World
Environmental Health Day; 26 September 2020:
Theme: Environmental Health, A Key Public Health Intervention In Disease Pandemic Prevention
WHO (2016): Environmental Health Addresses All Physical, Chemical and Biological Factors External To A Person, And All Related
Factors Impacting Behaviours. It Encompasses The Assessment and Control of Those Environmental Factors That Potentially Effect
Health. It is Targeted Towards Preventing Disease and Creating health-supportive Environments. As Fundamental Component of A
Comprehensive Public Health System, Environmental Health Works To Advance Policies and Programs To Reduce Diseases and Other
Environmental Exposures in Air, Water, Soil and Food to Protect Residents and Provide Communities with Healthier Environments

Therefore, Environmental Health Must Address The Societal and Environmental Factors That Increase The Likehood of Exposure and
Disease. (ref: hhtps://www.healthypeople.gov/2020/topics-objectives/topic/environmental-health)

EHPs in Every Community, Working Hard Every day To Keep Us Healthy and Safe and To Reduce health Inequalities. EHPs Work Across a
Wide Range of Sectors and Specialicms, With Diverse Backgrounds and Experience, They are all passionate about protecting the
Public’s Health (ref: https://www.cieh.org)

Peran Nakes Kesling Pada P2P Covid-19 adalah Melaksanakan Segala Intervensi Yg Dianggap Perlu di
Bidang Kesehatan Lingkungan Untuk Mewujudkan Lingkungan Yg Sehat: Lingkungan yang Memenuhi
Persyaratan Kesehatan sesuai Permenkes RI; Dalam Rangka Pencegahan Penularan Covid-19
Pentingnya Kesehatan Lingkungan dalam Pengendalian & Pencegahan Penyakit
Siapa? Usia, Jenis Kelamin, Pekerjaan,
Pengendalian & Pencegahan Penyakit Kasus Positif & Riwayat Aktivitas, Riwayat Penyakit,
Riwayat Pengobatan. Perilaku dll
Kasus Kematian

Epidemiologi Dimana? Potensi Lokasi Domisili; Aktivitas; Pekerjaan


Penularan Terjadi

Kapan? Potensi
Penularan Terjadi
● Menghentikan Penularan
● Mencegah Penularan
Laboratorium Apa? Penyebab Kembali
● Melindungi Kelompok
Rentan: Anak-anak; Ibu
Bagaimana? Hamil & Menyusui: Lansia:
Mekanisme Penularan
Kesehatan Individu dg Komorbid
Lingkungan Mengapa? ● Intervensi Lingkungan
Penularan Bisa Terjadi
Faktor Risiko Lingkungan Covid-19
➔ Penularan → Droplet (Manusia) & Udara (Airborne)
➔ Penularan Berisiko Lebih Besar Terjadi di Dalam Ruang Dibandingkan Di Luar Ruang:
Kondisi Udara di Dalam Ruang Relatif Lebih Stabil; Tidak Dipengaruhi Sinar UV
Matahari, Angin dan Faktor Cuaca lainnya; Bibit Penyakit Mampu Bertahan Lebih lama
➔ Penularan Di Dalam Ruang Dipengaruhi Sistem Penghawaan Udara Ruang (Ventilasi
Ruang) dan Sistem Pencahayaan Alamiah (Jendela dll)
➔ Keberadaan Sistem Penghawaan Udara Terpusat (AC Sentral) dapat meningkatkan
risiko penularan dibandingkan Sistem Penghawaan Tunggal (AC Split)
➔ Keberadaan Virus Dipengaruhi Sinar UV Matahari
Faktor-faktor yg Dapat Berpengaruh Masih Tingginya Kasus Covid-19 di DKI

Faktor Demografi (Faktor Yang Sudah Ada):


● Jumlah Penduduk DKI yg Besar; 11.063.324 jiwa, (2019), Menempati Luas Area Wilayah 662,33 Km2
(http://statistik.jakarta.go.id/)
● Tingkat Kepadatan Penduduk yg Tinggi 16.704 jiwa/km ; Kepadatan Tertinggi Kelurahan Kalianyar
95.676 Jiwa/KM2; (2019, http://statistik.jakarta.go.id/) : Tidak Mudah Merealisasikan “Menjaga Jarak”
● Aktivitas Penduduk yg Tinggi: Pusat Segala Aktivitas di Indonesia

Faktor Lingkungan yg Dapat Berpengaruh Secara langsung:


● Masih Rendahnya Disiplin Terapkan 3M; Terutama Memakai Masker yg Memenuhi Standar
● Sirkulasi Udara Dalam Ruang yg Tidak Adekuat (Ventilasi dan Jendela yg Kurang)
● Sistem Penghawaan Udara Dalam Ruang Yang Tidak Sempurna
● Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Penghawaan Udara Dalam Ruang yg Belum Optimal
● Desinfeksi yg Tidak Adekuat: Aplikasi, Bahan dan Peralatan serta Prosedur Aplikasi
● Kegiatan Pembersihan Dalam Ruang Yang Tidak Sempurna
PERAN KESLING
LINGKUNGAN (terutama UDARA); MANUSIA: Protokol Kesehatan
● Pemukiman ● Memakai Masker
● Fasyankes; RS & Puskesmas ● Menjaga Jarak
Mencuci Tangan
● Perkantoran/Pabrik dll

● Publik Area/Tempat-Tempat Umum; TENAGA KESEHATAN;


Tempat Berkumpulnya Banyak Orang ● Menggunakan APD yg Sesuai
○ Hotel; Pasar; Mall; Bioskop; ● Tidak Menggunakan Seragam Kerja dari Rumah
Restoran/Rumah Makan/Warteg, Sarana (Seragam Kerja Hanya Dipakai Di Tempat Kerja)
Transportasi, Salon, Tempat Wisata, ● Melaksanakan SOP Sesuai Ketentuan
Tempat Ibadah, Sarana Olah Raga dll
○ Segera Membersihkan Diri Setiba Kembali di Rumah
● Sarana Pendidikan Setelah Berpergian/Beraktivitas/Bekerja di Luar Rumah
PERAN NAKES KESLING (Binwasdal Kesling)
PEMUKIMAN: FASYANKES; RS & PUSKESMAS: PUBLIK AREA/TEMPAT-TEMPAT
UMUM/PERKANTORAN/PABRIK/SARANA
● Rumah Sehat: Ventilasi Rumah ● Penerapan Program Keselamatan & PENDIDIKAN:
Minimal 10% & Jumlah Jendela Kesehatan Kerja (K3) Sesuai Standar
Cukup Memasukan UV Matahari Permenkes RI ● Pemeliharaan dan Pembersihan Sarana
● Sirkulasi Udara: Membuka ● Pemeliharaan dan Pembersihan sarana Tempat-tempat Umum Secara Rutin
Ventilasi/Jendela Rumah di Pagi Fasyankes Secara Rutin dan Teratur: dan Teratur; Gunakan bahan
Gunakan Bahan Desinfektan yg Aman Desinfektan yg Aman
hari (minimal 10 Menit)
● Pemeliharaan dan Pembersihan Filter AC ● Pemeliharaan dan Pembersihan Filter
● Pemeliharaan dan Pembersihan Secara Rutin & Teratur; Dicuci
Filter AC Secara Rutin & AC secara Rutin & Teratur: Dicuci
menggunakan Sabun/Deterjen
Teratur: Dicusi dengan ● Pada Area Tertentu di RS/Puskesmas
Menggunakan Sabun/Deterjen
Sabun/Deterjen Menggunakan Filter HEPA dan Lampu UV; ● Dilakukan Kegiatan Desinfeksi
● Pemeliharaan dan Pembersihan Misal R. OK, ICU/ICCU, R. Isolasi dll Ruangan; dapat Bekerja Sama dgn
Rumah Secara Teratur; Gunakan ● Dilakukan Kegiatan Sterilisasi & Desinfeksi Perusahaan Pest Kontrol atau
Bahan Pembersih yg Aman Ruangan dan Alkes Sesuai Ketentuan Dilakukan oleh Petugas yg Sudah
● Bila Perlu dilakukan Spraying Permenkes RI Dilatih
Desinfeksi (oleh Tenaga yg ● Pemeriksaan Kualitas Udara Secara ● Pemeriksaan Kualitas Udara Secara
Sudah Dilatih) Sampling Sampling
PERAN NAKES KESLING
DINAS KESEHATAN: SUDINKES KOTA/KABUPATEN; PUSKESMAS KECAMATAN/KELURAHAN:
● Penyusunan Kebijakan ● Penyusunan Kebijakan Tingkat ● Program Penyehatan Lingkungan & K3
Tingkat Provinsi Kota/Kabupaten Puskesmas Sesuai Permenkes RI
● Koordinasi Tingkat Provinsi; ● Koordinasi Tingkat ● Koordinasi Tingkat Kecamatan/Kelurahan
Lintas Sektor & Lintas Kota/Kabupaten: Lintas ● Binwasdal Tingkat Kecamatan/Kelurahan:
Program Sektor & Lintas Program Sarana TTU, Perkantoran, Fasyankes RS
● Binwasdal Tingkat Provinsi: ● Binwasdal Tingkat dan Puskesmas, Pendidikan dan
Sarana TTU, Perkantoran, Kota/Kabupaten; Sarana TTU, Pemukiman
Fasyankes RS & Puskesmas, Perkantoran, Fasyankes RS ● Promosi Kesling Tingkat
Pendidikan dan Pemukiman dan Puskesmas, Pendidikan Kecamatan/Kelurahan: Sosialisasi Rumah
● Promosi Kesling Tingkat dan Pemukiman Sehat & TTU Sehat & Sekolah Sehat
Provinsi ● Promosi Kesling Tingkat
● Program Penyehatan Kota/Kabupaten RUMAH SAKIT;
Lingkungan Kantor Dinkes ● Program Penyehatan ● Program Penyehatan Lingkungan & K3RS
Provinsi Lingkungan Kantor Sudinkes Sesuai Permenkes RI
Kota/Kabupaten ● Promosi Kesling terkait Covid-19 di RS
PERAN NAKES KESLING (Sasaran Binwasdal)
Sarana TTU/Publik Area: Sarana Pendidikan; Sarana Pemukiman
● Hotel, Hostel, Restoran, Rumah Makan, ● Paud, TK, SD, SLTP, SLTA ● Rumah, Perumahan,
Warteg, Salon, Dislotik, Pasar, Mall, dan Kampus dll Apartemen, Rumah Susun,
Tempat Wisata, Tempat Ibadah, Bioskop, ● Upaya Penyehatan Rumah Kos, Wisma, Asrama dll
Kolam Renang, Sarana Transportasi dll
Lingkungan Menjadi ● Upaya Penyehatan Lingkungan
● Perkantoran, Pabrik dll
● Fasyankes RS dan Puskesmas Tanggung Jawab Menjadi Tanggung Jawab
● Upaya Penyehatan Lingkungan Menjadi Pengelola Pengelola/Pemilik
Tanggung jawab Pengelola TTU

Saat ini Standar Nakes Kesling Minimal 1 orang per Puskesmas;


±300-350 orang Sanitarian Tk. Puskesmas di DKI

Agar dapat menjangkau seluruh sasaran di atas khusus DKI;


Rekomendasi: 1 orang Sanitarian per RW: ±2.700 orang Sanitarian
Catatan:
● Kegiatan Desinfeksi hanya dilakukan oleh Petugas atau Orang yg Telah Dilatih
● Tidak Dianjurkan Menyemprotkan Desinfektan Secara Langsung Ke Permukaan Tubuh Manusia; Dapat
menimbulkan Iritasi, Gangguan Pernafasan dan Gangguan Kesehatan lainnya
● Hindari Menggunakan Bahan Desinfektan Berbahan Aktif Chlor/Chlorin/Kaporit Karena Bersifat Iritan,
Oksidan dan Korosif
● Tidak langsung memasuki ruangan yg baru selesai di Desinfeksi
● Berhati-hati menggunakan cairan desinfektan berbahan aktif Alkohol dan sejenisnya karena mudah
terbakar
● Jika Desinfeksi menggunakan Lampu UV: Tidak menatap secara langsung lampu UV yg sedang
menyala; karena dapat menyebabkan gangguan penglihatan
● Tidak dianjurkan menyemprotkan desinfektan ke kendaraan bermotor; kecuali ambulans dan yang
sejenisnya; Desinfeksi kendaraan bermotor dilakukan dengan mencuci dan membersihkannya secara
teratur menggunakan bahan pembersih untuk kendaraan bermotor; atau dapat didesinfeksi dengan
menggunakan sistem Ozon atau lampu UV
Referensi Nakes Kesling Terkait P2P Covid-19
● Pedoman Pengelolaan Limbah Rujukan, Rumah Sakit Darurat dan Puskesmas Yang Menangani Pasien Covid-19;
Kemenkes RI: 2020
● Panduan Kegiatan Menjaga Kebersihan Lingkungan dan Langkah-langkah Desinfeksi Dalam Rangka Pencegahan
Penyakit Covid-19: Kemenkes RI; 2020
● Permenkes RI No. 7 Tahun 2019 Ttg Kesehatan Lingkungan RS
● Permenkes RI No. 52 Tahun 2018 Ttg Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasyankes
● Permenkes RI No. 27 Tahun 2017 Ttg Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
● Permenkes RI No. 66 Tahun 2016 Ttg Keselamatan dan Kesehatan Kerja RS
● Permenkes RI No. 13 Tahun 2015 Ttg Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
● Permenkes RI No. 1007 Tahun 2011 Ttg Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah
● Permenkes RI No. 48 Tahun 2016 Ttg Standar Keselamatan Kesehatan Kerja Perkantoran
● Kepmenkes RI No. 1405 Tahun 2002 Ttg Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri
● Kepmenkes RI No. 829 Tahun 1999 Ttg Persyaratan Kesehatan Perumahan
● Permenkes RI & Pedoman2 lainnya dll
KESIMPULAN:
Risiko Penularan Covid-19 Lebih Besar Terjadi di Dalam Ruang Dibandingkan di Luar Ruang
Permasalahan:
● Manusia: Ketidakdisiplinan penggunaan Masker;
● Lingkungan (Udara)
○ Sirkulasi Udara yang Tidak Adekuat (Keberadaan Ventilasi dan Jendela)
○ Sistem Penghawaan Udara Yang Tidak Sempurna
○ Pemeliharaan Sistem Penghawaan Udara Buatan Dalam Ruang (AC) Yang Belum Optimal
○ Kegiatan Desinfeksi yg Belum Adekuat

Faktor Lain Yg Dapat Berpengaruh Terhadap Kondisi Lingkungan:


● Implementasi Program Penyehatan Lingkungan dan K3 Perkantoran
● Implementasi Program Penyehatan Lingkungan dan K3 RS dan Fasyankes; Puskesmas
● Implementasi Program Penyehatan Lingkungan dan K3 TTU
● Implementasi Program Penyehatan Lingkungan Pemukiman
● Implementasi Program Penyehatan Lingkungan Sarana Pendidikan
Rekomendasi Peran Nakes Kesling:
Manusia; Masker; Keterlibatan Seluruh Pihak (Stake Holders); Menjadi Kepentingan Bersama
Lingkungan (Udara):
● Penyusunan Kebijakan: Intervensi Kesehatan Lingkungan Berkaitan Covid-19: Rumah Sehat; TTU Sehat: Sekolah Sehat:
Perkantoran Sehat: Fasyankes Sehat: Sarana Transportasi Sehat dll: Sistem Penghawaan Udara Dalam Ruang: Pemeliharaan
Sistem Penghawaan Udara Dalam Ruang: Proses Desinfeksi Ruangan dll
● Koordinasi aktif dengan seluruh stake holder; TTU, Perkantoran, Fasyankes RS dan Puskesmas, Sarana Pendidikan dan Sarana
Pemukiman; Program Penyehatan Lingkungan (Udara) dan K3
● Binwasdal TTU, Perkantoran, Fasyankes RS dan Puskesmas, Sarana Pendidikan dan Sarana Pemukiman dll
● Standar Sanitarian minimal 1 orang per RW; agar dapat mencapai seluruh obyek kesling di DKI
● Promosi Kesehatan Lingkungan;
○ Rumah Sehat: Ventilasi Udara, Pencahayaan Alamiah (Jendela) dan Pemeliharaan Sistem Penghawaan Buatan (AC)
○ TTU Sehat: Ventilasi, Pencahayaan Alamiah (Jendela) dan Pemeliharaan Sistem Penghawaan Buatan (AC)
○ Perkantoran Sehat: Sekolah Sehat: Transportasi Sehat dll
● Penerapan Program Penyehatan Lingkungan & K3 di RS, Puskesmas dan Fasyankes lainnya sesuai Permenkes RI
● Penerapan Program Penyehatan Lingkungan & Standar K3 di Perkantoran sesuai Permenkes RI
● Penerapan Program Penyehatan Lingkungan Pemukiman, Sarana Pendidikan, Sarana Transportasi dll
● Sosialisasi, Pelatihan dan Pengawasan Pelaksanaan Prosedur Desinfeksi Ruangan Sesuai Pedoman Kemenkes RI
● Keterlibatan Segenap Potensi Masyarakat (Pengelola/Pemilik) untuk menggalakkan Upaya Penyehatan Lingkungan di: TTU,
Perkantoran, Fasyankes RS dan Puskesmas, Sarana Pendidikan serta Pemukiman dll
Disiplin Memakai Masker: 75th Indonesia Maju;
Disiplin Menjaga Jarak: Bersama Kesling Indonesia:
Disiplin Mencuci Tangan: Wujudkan Lingkungan Yg
Kunci Pencegahan Memenuhi Persyaratan
Penularan Covid-19 DKI JAKARTA Kesehatan

LINGKUNGAN SEHAT MEMBUAT MASYARAKAT MENJADI SEHAT

Anda mungkin juga menyukai