Anda di halaman 1dari 50

PEMERIKSAAN KESEHATAN KARYAWAN

DAN IMUNISASI UNTUK PETUGAS


PELAYANAN KESEHATAN
Dr. Agustina Puspitasari,SpOk,Sub.SpBio-KO(K)
Workshop K3 di FKTP
ADINKES DAN KAKP
2 DESEMBER 2022
dr. AGUSTINA PUSPITASARI, SpOk, SubSpBio-KO(K)
CURRICULUM VITAE Pekerjaan :
• PNS Kabupaten Bogor (Dokter Ahli Madya/Gol IV B)
• Ketua Komite K3RS RSUD Ciawi
• Ketua Tim Penguji Kesehatan RSUD Ciawi
• Dokter Penasehat Kemnaker Wilayah Jawa Barat
• Dokter Konsultan Kedokteran Okupasi RS Permata Cibubur
Pendidikan :
• S1 FK Universitas Sebelas Maret Surakarta
• PPDS Kedokteran Okupasi FK UI
Organisasi :
- Wakil Sekretaris 2 MPPK dan Anggota Divisi Aturan-Aturan Praktik dan Keprofesian ( 2022-2025)
- Ketua Bidang Kajian Penaggulangan PTM PB IDI (2022-2025)
- Ketua Bidang Pengembangan Standar dan Pengembangan Layanan Profesi Pengurus Pusat
Perdoki (2019-2022)
- Pengurus IDI Kabupaten Bogor (2019-2022)
- Anggota Bidang Ilmiah Pengurus Perdoki Jabar (2021-2024)
- Anggota Tim Mitigasi PB IDI
- Ketua Tim Mitigasi PP Perdoki
- Anggota Tim Mitigasi IDI Kabupaten Bogor
WA: 081318212412 - Anggota International Commision on Occupational Health
Email: agustina.puspitasarie@gmail.com - Anggota Perhimpunan Ergonomi Indonesia
Sertifikasi Pelatih :
Alamat: Rivela Park Blok F No 17 • Tenaga Pelatih Program Kesehatan PPSDM Kemkes RI ( Pelatihan K3RS dan Penyakit Akibat Kerja
Kertamaya Bogor .2017
• TOT HACCP and Food Safety – SEAMEO RECFON
• TOT The Covid-19 Response Training of Trainers. Project HOPE .2020
Tim Penyusun Buku/Editor/Kontributor Buku :
1. Buku tujuh Langkah Diagnosis Okupasi Sebagai
penentuan Penyakit Akibat Kerja.Perdoki. 2014
2. Buku Pedoman Klinis Diagnosis dan Tatalaksana Kasus
Penyakit Akibat Kerja. Perdoki . 2017
3. Buku panduan Imunisasi untuk Perlindungan dan Upaya
Peningkatan Produktivitas Pekerja. Perdoki.2017
4. Buku Konsensus Tatalaksana Penyakit Akibat Kerja di
Indonesia. Kemkes RI. 2019 Penelitian :
5. Buku Standar Penilaian Laik Kerja Pada Pelayanan
Kesehatan Kerja.Perdoki.2019 1. Faktor Yang Berhubungan Dengan
6. Buku Standar Pelayanan Kedokteran Okupasi di Rumah Kefatalan Cedera Kasus Kecelakaan Kerja
Sakit. Perdoki.2020 Di Tempat Kerja Yang Ditangani Di
7. Buku Panduan Perlindungan Bagi Pekerja di fasilitas Instalasi Gawat Darurat RSUPN Dr. Cipto
Pelayanan Kesehatan Dalam Masa Pandemi Covid-19. Mangunkusumo Jakarta. FK UI. 2015
Perdoki. 2020 (Peneliti Utama)
8. Buku Panduan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi di
Lingkungan Kerja. Perdoki dan ILUNI MKK FK UI. 2020 2. Association of 3-Rotational Shift Work
9. Buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 Patterns with Insomnia among Hospital
Revisi 5. Kemkes RI. 2020 Workers (A Study at Two Type A Hospitals
10. Buku Pedoman Penatalaksanaan Kembali Kerja Pada in Jakarta). FK UI. 2019 (Tim Penguji
Kasus yang Berkaitan dengan Pajanan SARSCoV-2 pada Thesis)
Masa Pandemi Covid-19 . Perdoki.2020
11. Buku Pedoman Standar Perlindungan Dokter di Era 3. Asesmen Risiko Morbiditas dan
Pandemi Covid-19 . Edisi 1. Tim Mitigasi PB IDI.September Mortalitas Covid-19 pada Tenaga Dokter.
2020 Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan
12. Buku Pedoman Standar Perlindungan Dokter di Era Kesehata. Badan Penelitian dan
Pandemi Covid-19. Edisi 2. Tim Mitigasi PB IDI. Februari Pengembangan Kesehatan Kemkes
2021 RI.2020 ( Tim Peneliti)
13. Buku Pedoman Standar Perlindungan Dokter di Era
Pandemi Covid-19 .Edisi 3. Tim Mitigasi PB IDI.September 4. Profil Tenaga Kesehatan Yang Terpapar
2021 Covid-19 Tahun 2020. Prodi MKK FK UI
14. Buku Pedoman Klasifikasi Diagnosis Penyakit Akibat dan Perdoki 2021 (Tim Peneliti)
Pelatihan yg pernah diikuti:
1. The SEANES 2016 Pre-Conference Workshop on Work Posture Assesment. IEA-SEANES-
PEI.2016
2. Workshop Spirometri.Perdoki.2017
3. EB-CBG Adaptation Workshop. RSCM. 2018
4. The 32nd ICOH Conggress. Faculty of Occupational Medicine Royal College of Physicians
of Ireland. 2018
5. Pelatihan Surat SKKJ Pejabat Publik.RSCM. 2018
6. Air Pneumo Training Course. The ILO 2000 International Classification of Radiograph of
Pneumoconioses. (A-reader certification: 7 Februari 2019 - 31 Desember 2023)
7. NIOSH B Reader Training Course. Central Chest Institute of Thailand. 2019
8. Fellowship Program on Capacity Building of Healthcare Proffesionals on Infectious
Diseases using Covid-19 Test Kits. KOICA.2020
9. AMA Guides To The Evaluation of permanent Impairment 6th Edition Course. American
College Occupational Environmental Medicine.2021
1. Tujuan Pembelajaran

Peserta mampu

Memahami dan membuat program pemeriksaan


kesehatan karyawan dan imunisasi untuk petugas
pelayanan kesehatan
OUTLINE
1. Tujuan Pembelajaran
2. Bahaya Potensial Pada SDM Fasilitas Kesehatan dan Dampaknya
3. Manajemen Risiko K3
4. Pelaksanaan Standar Kesehatan Kerja
5. Pemeriksaan Kesehatan SDM Fasyankes
6. Imunisasi SDM Fasyankes
7. Kesimpulan
PAK
KK
2.BAHAYA POTENSIAL SDM FASKES DAN DAMPAKNYA

BIOLOGI

KIMIA

ERGONOMI

FISIKA

PSIKOSOSIAL
Bahaya Potensial di Faskes PAK DAN KK
BIOLOGI KIMIA FISIKA ERGONOMI PSIKOSOSIAL

Virus: Antiseptik Radiasi Cara kerja Kerja Shift


Hepatitis A-E (chlorine) Pengion Posisi kerja Monotoni
HIV Reagens Radiasi Gerakan : Beban kerja
SARSCoV-2 Gas Anestesi non- -Mengangkat Konflik kerja
Ethylene Oxide pengion -Membungkuk
Formaldehyde Suhu -Mendorong
Bakteri: MTB Glutaraldehyde panas
Mercury Suhu
Jamur, Parasit Obat Ca dingin
Getaran
Bising
PAJANAN DAN PAK BIOLOGI
PAJANAN DAMPAK (PENYAKIT AKIBAT KERJA)
Bakteri (Contoh : Mycobacterium TB Paru Akibat Kerja
Tuberculosis)
VIRUS (Contoh : SARS Cov-2, Hepatitis B, COVID-19 Akibat Kerja, Hepatitis B Akibat Kerja, Hepatitis C
Hepatitis C, HIV, varicella-zoster) Akibat Kerja, AIDS Akibat Kerja, Varicella Akibat Kerja

Jamur Tinea Pedis Akibat Kerja


Parasit Infestasi Parasit Akibat Kerja
PAK PAJANAN KIMIA
DAMPAK
▪ Polineuropati toksik akibat kerja (pajanan merkuri
▪ Ensefalopati toksik akibat kerja (pajanan merkuri)
▪ Dermatitis kontak iritan akibat kerja (kontak etanol,
formalin, desinfektan)
▪ Dermatitis kontak alergi (lateks)
▪ Pneumonitis Akibat Kerja (pajanan chlorin) Dermatitis
▪ Kanker nasorafing akibat kerja (pajanan formalin) Kontak Dermatitis
Alergi Akibat Kontak Iritan
▪ Asma akibat kerja (pajanan glutaraldehyde)
Kerja Akibat Kerja
▪ Sitostatika (efek akut : iritasi kulit, mata, mual,
muntah, pusing; efek kronis : gangguan reproduksi,
anemia, gangguan rambut dan kuku, leukemia)
▪ Abortus (Ethylen oxide)
PAJANAN ERGONOMI

PAJANAN
Kerja manual/manual handling (Mengangkat,
Mendorong, Menarik) GANGGUAN OTOT RANGKA
Gerakan Berulang (Repetitif) AKIBAT KERJA (GOTRAK)
Postur janggal/Awkward Position (Twisting,
Bending, Reaching)
Posisi statis (duduk/berdiri lama)
Kerja fisik berat (forceful exertion)
Kerja lama dengan computer/monitor (Prolonged
VDT work)
Work-Related Musculoskeletal Disorders
GANGGUAN OTOT RANGKA AKIBAT
KERJA (GOTRAK)

DAMPAK (PENYAKIT AKIBAT KERJA)


Nyeri Bahu Akibat Kerja :
DAMPAK (PENYAKIT AKIBAT KERJA) ▪ Sindrome Rotator Cuff Akibat Kerja
Mononeuropati Ekstremitas Atas : ▪ Sindroma Jepitan Bahu (Impingement Syndrome)
▪ Carpal Tunnel Syndrome Akibat Kerja Akibat Kerja
▪ Neuropati Ulnaris Akibat Kerja ▪ Thoracic Outlet Syndrome Akibat Kerja
▪ Neuropati Radialis Akibat Kerja Nyeri lutut Akibat Kerja
Tenosinovitis pada lengan bawah dan pergelangan tangan ▪ Lesi Meniskus Akibat Kerja
▪ Triger Finger Akibat Kerja ▪ Prepatellar Bursitis Akibat Kerja
▪ Sindrom De Quervain Akibat Kerja Gangguan pada Vertebra Servikal Akibat Kerja :
Nyeri Siku Akibat Kerja : ▪ Spondilosis Servikal Akibat Kerja
▪ Olecranon Bursitis Akibat Kerja ▪ Radikulopati Servikal Akibat Kerja
▪ Epikondilitis Medial Akibat Kerja Gangguan Veretebra Lumbosakral Akibat Kerja
▪ Epikondilitis Lateral Akibat Kerja ▪ Nyeri Punggung Bawah Sederhana Akibat Kerja
▪ Radikulopati Lumbal Akibat Kerja
▪ Hernia Nukleus Pulposus Akibat Kerja
PAJANAN PSIKOSOSIAL
PAJANAN DAMPAK
▪ BEBAN KERJA (over load atau under load) ▪ Gangguan Stress Akut Akibat Kerja
▪ JOB CONTENT : pekerjaan tidak sesuai kemampuan/kapasitas ▪ Gangguang Sttress Pasca Trauma Akibat
▪ JADWAL KERJA : long shift, kerja shift, shift malam Kerja
▪ KONTROL : kurang kontrol, partisipasi pembuatan keputusan rendah ▪ Gangguan Penyesuaian Overload Beban
▪ LINGKUNGAN : panas, bising Kerja
▪ ORGANISASI : kurang komunikasi, kurang dukungan penyelesaian ▪ Sindrom Burnout
masalah
▪ HUBUNGAN INTERPERSONAL : isolasi fisik dan sosial, konflik,
bullying
▪ PENGEMBANGAN KARIR : ketidakpastian dan hambatan karir
▪ STIGMA BAGI PETUGAS : pelayanan COVID-19

Source: Adapted from Leka, Griffiths & Cox (2003) Health Impact of
Psychosocial Hazards at Work : an Overview, WHO 2010
PAK PAJANAN FISIKA
DAMPAK
▪ Heat Stroke/Heat Sinkope Akibat Kerja
▪ Sindoma Mata Kering Akibat Kerja
▪ Fotokeratitis Akibat Kerja (pajanan UV)
▪ Tuli Sensorineural Akibat Bising di Tempat Kerja
▪ Hand-Arm Vibration Syndrome Akibat Kerja
▪ Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh radiasi pengion :
❖ Kanker tulang dan tulang rawan persendian akibat kerja
❖ Karsinoma sel basal akibat kerja
❖ Karsinoma sel skuamosa akibat kerja
❖ Leukemia akibat kerja
❖ Anemia Aplastik Akibat Kerja
❖ Polineuropati Akibat Kerja
❖ Radiodermatitis akut akibat kerja

Sumber : Pedoman Klasifikasi Diagnosis PAK. PERDOKI.2021 HAND ARM VIBRATION


3. Manajemen Risiko K3

Akibat
Peluang Keterangan
1 2 3 4 5
A H H E E E E = Extreme Risk
B M H H E E H = High Risk
C L M H E E M= Moderate Risk
D L L M H E L = Low Risk
E L L M H H

Peluang Akibat
A = Hampir pasti akan terjadi 1 = Tidak ada cedera/sakit, kerugian
materi kecil
B = Cenderung untuk terjadi 2 = Cedera/sakit ringan , kerugian materi
sedang
C = Mungkin dapat terjadi 3 = Hilang hari kerja, kerugian cukup
besar
D = Kecil kemungkinan terjadi 4 = Cacat, kerugian materi besar
E = Jarang terjadi 5 = Kematian, kerugian materi sangat
besar
PRINSIP PENGENDALIAN RISIKO
4. PELAKSANAAN
STANDAR KESEHATAN KERJA

PP 88 Th 2019
A. STANDAR KESEHATAN KERJA UPAYA
PREVENTIF (PENCEGAHAN PENYAKIT)
B. STANDAR KESEHATAN KERJA UPAYA
PROMOTIF (PENINGKATAN KESEHATAN)
C. STANDAR KESEHATAN KERJA UPAYA
KURATIF (PENANGANAN PENYAKIT)

JAMINAN KESEHATAN : BPJS KESEHATAN ATAU ASURANSI


KESEHATAN LAINNYA
JKK-PAK: BPJS KETENAGAKERJAAN, PT TASPEN, PT ASABRI
D. STANDAR KESEHATAN KERJA
UPAYA REHABILITATIF (PEMULIHAN KESEHATAN)
5. PEMERIKSAAN KESEHATAN SDM
FASYANKES
Per.02/MEN/1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
A. PEMERIKSAAN KESEHATAN
PRA KERJA
Tujuan
Menilai tingkat kesehatan secara umum
ditambah prasyarat kesehatan untuk pekerjaan
Definisi tertentu
Pemeriksaan yang ditujukan agar tenaga kerja yang Penilaian apakah pekerja mampu secara fisik
diterima berada dalam kondisi sehat, tidak melakukan pekerjaan
mempunyai penyakit menular, sesuai cocok untuk
pekerjaan yang akan dilakukan, sehingga kesehatan Sebagai data dasar keadaan kesehatan sebelum
& keselamatan kerja dapat terjamin. terpajan bahaya potensial kerja
B. PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA
DEFINISI
• Pemeriksaan kesehatan berkala terhadap SDM RS meliputi pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen paru,
laboratorium rutin dan pemeriksaan lain yang diperlukan sesuai bahaya potensial yang dihadapi dalam bekerja. Dilakukan
setidaknya setahun sekali.
• Tujuan : mempertahankan derajat kesehatan tenaga kerja sesudah berada dalam pekerjannya, serta menilai kemungkinan
adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan sedini mungkin yang mungkin perlu dikendalikan dengan usaha-usaha
pencegahan
c.PEMERIKSAAN KESEHATAN
KHUSUS
INDIKASI
DEFINISI
Kecelakaan kerja (Needle Stick Injury, dll)
Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh
dokter secara khusus terhadap tenaga kerja Mengalami gangguan kesehatan (perawatan,
tertentu, dimaksud untuk menilai adanya infeksi)
pengaruh-pengaruh dari pekerjaan tertentu Kembali bekerja setelah mengalami cedera/sakit
terhadap tenaga kerja tertentu
Sebelum pensiun

Imunisasi
karyawa
n
D. PEMERIKSAAN KESEHATAN AKHIR KERJA /PENSIUN

Pemeriksaan yang dilakukan pada SDM


yang berakhir masa tugas disuatu
bagian atau pindah tugas ke bagian lain
dengan kondisi potensi bahaya yang
berbeda
PEMERIKSAAN MCU PEKERJA

❖PEMERIKSAAN :
-ANAMNESIS TERMASUK ANAMNESIS OKUPASI
-PEMERIKSAAN FISIK LENGKAP
- PEMERIKSAAN PENUNJANG BERDASARKAN HRA (HEALTH RISK ASSESMENT)
❖REVIEW DAN KONSULTASI HASIL MCU
❖PENILAIAN KELAIKAN KERJA
❖ANALISA DATA MCU
Penentuan Parameter Pemeriksaan Penunjang
dalam MCU Pekerja
• MCU Dasar:
➢ Hematologi Rutin
➢ Urine Rutin
➢ Foto Rontgen Thoraks
• Indikasi pemeriksaan Hematologi Lengkap + Gambaran Darah Tepi: bila terdapat hazard penyebab
kelainan darah di tempat kerja, seperti: radiasi pengion, timbal, benzene, formaldehyde, arsen,
arsine, aniline, nitrobenzene, trinitrotoluene, tributyltin, dan naphthalene.
• Indikasi pemeriksaan Fungsi Hati (SGOT, SGPT, Gamma GT, dan Alkali Fosfatase): bila terdapat zat-
zat kimia hepatotoksik di tempat kerja, seperti: yellow phosphorus, arsen, karbon tetraklorida,
kloroform, trichloroethylene, tetrachloroethylene, dan vinyl chloride.
• Indikasi pemeriksaan Urine Lengkap: bila terdapat hazard:
• Bahan kimia → logam berat (cadmium, chromium, timbal, merkuri organik), berilium,
arsine, karbon disulfida, karbon tetraklorida, kloroform, trikloroetilen, etilen glikol, stibine,
dan paraquat.
• Lingkungan udara tempat kerja panas atau terdapat risiko terjadinya batu saluran kemih

30
• Indikasi pemeriksaan Fungsi Ginjal (Ureum/BUN dan Kreatinin kadang-kadang diperiksa
juga Cystatin C dan e-GFR): bila terdapat zat-zat kimia nefrotoksik di tempat kerja,
seperti: logam berat (cadmium, chromium, timbal, merkuri organik), berilium, arsine,
karbon disulfida, karbon tetraklorida, kloroform, trikloroetilen, etilen glikol, stibine,
dan paraquat.
• Indikasi pemeriksaan Asam Urat: terutama bila terdapat pajanan timbal di tempat kerja.
• Indikasi pemeriksaan Glukosa Darah: pekerja di atas 40 tahun yang bekerja secara shift
atau mengalami stressor psikososial di tempat kerja
• Indikasi pemeriksaan Profil Lemak (Kolesterol Total, LDL, HDL, dan Trigliserida): bila
terdapat zat-zat kimia di tempat kerja yang berpotensi menyebabkan dislipidemia,
seperti: arsen, karbon disulfida, dan gas karbon monoksida (dari pembakaran tidak
sempurna pada batu bara, mesin diesel, genset listrik) juga pada pekerja shift
• Indikasi Pemeriksaan Rontgen Foto ILO Radiograph of Pneumoconioses: paparan debu
(silika, asbes dll)

31
• Indikasi pemeriksaan Imunoserologi Hepatitis (HBsAg, Anti HBs, Anti HCV) dan HIV rapid
test: pada tenaga kesehatan
• Indikasi pemeriksaan skrining Covid-19: Swab Antigen atau PCR SARSCoV-2
• Indikasi pemeriksaan Kultur Rectal Swab, Feses Lengkap, AntiHAV: pada food handlers.
• Indikasi pemeriksaan Audiometri Okupasi: pekerja yang terpajan bising di tempat kerja
• Indikasi pemeriksaan Spirometri Okupasi: bila terdapat zat-zat kimia di tempat kerja
berikut ini: asbes, debu yang mengandung silika, talk, batu bara, debu kayu, debu
kertas, debu aluminium, bauxite fume, debu grafit, berilium, debu timah oksida, debu
mineral non fibrogenik campuran, timbal, debu/fume oksida besi, hard metal, debu
kapas, debu organik lainnya (seperti debu dari gandum, zat-zat allergen di tempat
kerja, zat-zat iritan saluran pernapasan di tempat kerja, debu organik atau aerosol
yang tercemar jamur, spora jamur, dan bahan-bahan kimia lainnya yang mampu
mempengaruhi fungsi paru

32
TABEL
CONTOH JENIS PEMERIKSAAN MCU BERKALA SDM FASYANKES
Khusus SDM RS di area infeksius Covid-19 :
pemeriksaan swab Antigen/PCR SARSCoV-2
MCU KHUSUS
Managemen Pasca Pajanan
- Hepatitis B -
Vaksinasi dan respon Status infeksi Sumber Pajanan
antibodi dari Petugas HBsAg (+) HbsAg (-) Tidak Diketahui
Kesehatan
Belum divaksinasi 1 dos HBIg + seri vaksinasi Seri vaksinasi hepatitis B Seri vaksinasi hepatitis B
hepatitis B Sumber pajanan berisiko
tinggi → obati seperti pada
HBsAg positif
Pernah divaksinasi
Diketahui sebagai responder Tidak perlu PPP Tidak perlu PPP Tidak perlu PPP

Diketahui sebagai non 1 dosis HBIg + ulangan seri Tidak perlu PPP Sumber pajanan berisiko
vaksinasi hepatitis B atau 2 dosis tinggi → obati seperti pada
responder HBIg HBsAg positif
Tidak diketahui status Anti-HBs terpajan Tidak perlu PPP Anti-HBs terpajan
• Cukup : Tidak perlu PPP • Cukup : Tidak perlu
antibodinya • Tidak cukup : 1 dosis HBIg PPP
+ vaksin booster • Tidak cukup : 1 dosis
HBIg + vaksin booster

➢ HBIG ( hepatitis B Imunoglobulin ) harus diberikan dalam 24 jam pertama pasca


paparan.

➢ Bila HBsAg (+) pasca paparan: Bukan Akibat luka tusuk saat ini
Alur Profilaksis Pasca Pajanan
- HIV -
Pajanan Sumber Tidak Sumber Positif Sumber Positif Regimen
Diketahui Resiko Tinggi

Kulit utuh Tidak perlu PPP Tidak perlu Tidak perlu


PPP PPP
Mukosa / Kulit Pertimbangkan Berikan Berikan AZT 300 mg
tidak utuh regimen 2 obat regimen 2 regimen 2 3TC 150 mg/12
obat obat jam x 28 hari

Tusukan benda Berikan Berikan Berikan AZT 300 mg


tajam solid regimen 2 obat regimen 2 regimen 3 3TC 150 mg
obat obat Lop/r 400/100/
Tusukan benda Berikan Berikan Berikan 12 jam x 28
tajam berongga regimen 2 obat regimen 3 regimen 3 hari
obat obat
6. IMUNISASI PADA SDM FASYANKES
• Salah satu upaya preventif adalah dengan imunisasi yang merupakan
induksi untuk mencapai suatu imunitas dengan berbagai cara, baik
secara pasif maupun aktif.
• Imunitas manusia terdiri dari imunitas pasif dan aktif.
• Imunitas pasif : pemberian antibodi dalam bentuk imunoglobulin.
• Imunitas aktif : pemberian antigen dari suatu patogen yang
dilemahkan/dimatikan (vaksin) sehingga tubuh membentuk antibodi
sendiri. Tindakan memberikan vaksin ini disebut vaksinasi.
• Beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pelaksanaan vaksinasi
dapat mengurangi pengeluaran terkait masalah kesehatan dan mengurangi
beban kondisi kesehatan yang disebabkan oleh penyakit tersebut.
• Studi pada petugas kesehatan yang dilakukan oleh Albert Niehaus dkk di Jerman
(2012) mendapatkan risiko terkena Hepatitis C adalah 1,5/100.000 petugas
kesehatan disusul oleh penularan TB.
• Hepatitis B sudah menurun karena adanya program imunisasi Hepatitis B bagi
petugas kesehatan.
• Penularan Hepatitis C adalah akibat kejadian tertusuk jarum yang masih tinggi
29,9/1000 petugas kesehatan
• Petugas kesehatan termasuk dokter, perawat, profesional gigi dan mahasiswa,
mahasiswa kedokteran dan perawat, teknisi laboratorium, apoteker, relawan,
dan staf administrasi, diberikan vaksinasi yaitu: Covid-19, Hepatitis B, Influenza,
MMR (Measles, Mumps, & Rubella), Varisela (Chickenpox), DPT (Diphtheria,
Pertussis, Tetanus), Meningitis (Meningococcal) sesuai lokasi/daerah kerja yang
telah teridentifikasi risiko biologi.
• Untuk petugas laboratorium bisa ditambahkan vaksinasi rabies, yellow fever,
Japanese Encephalitis, smallpox (jika menangani pathogen langsung)
• Pada food handler : vaksinasi Hepatitis A dan Thypoid
• Vaksinasi Hepatitis B : petugas pelayanan kesehatan yang sudah divaksinasi dan
memiliki anti Hbs ≥10mIU/ml tidak memerlukan profilaksis paska pajanan, uji
serologi atau vaksinasi tambahan
Kategori Petugas Layanan Kesehatan
Kategori A: Petugas yang langsung kontak dengan
darah, cairan tubuh, secret, droplet
• Dalam kategori ini semua orang yang mempunyai • Staf alat elektromedis
kontak fisik dan potensial terpapar darah, cairan • Staf bagian CSSD (sterilisasi alat)
tubuh, secret, droplet seperti: • Staf bank darah
• Dokter gigi dan dokter gigi spesialis • Analis laboratorium dan mikrobiologi
• Dokter (umum, spesialis, subspesialis) • Petugas kamar jenazah
• Perawat • Petugas pengantar pasien (porter)
• Bidan • Petugas yang membersihkan,
• Mahasiswa kedokteran (ko-ass, PPDS) ; dekontaminasi dan membuang limbah
keperawatan dan kebidanan infeksius
• Petugas bagian gawat darurat (petugas • Sanitarian
sukarelawan P3K, sopir ambulance, petugas • Radiografer
pemadam kebakaran, satpam) • Fisioterapist
• Asisten dokter patologi anatomi
Kategori B : Petugas yang tidak langsung
kontak dengan darah,cairan tubuh,
secret,droplet
• Dalam kategori ini termasuk petugas
pelayanan kesehatan yang jarang kontak Kategori C : Petugas yang kontak minimal
langsung dengan darah, cairan tubuh,secret, dengan pasien
droplet pasien namun bisa terpapar kuman Dalam kategori ini petugas yang mempunyai
penyakit yang ditularkan melalui udara risiko tidak lebih besar dibanding pekerja area
seperti Tuberculosis, Campak, Rubella, Difteri publik lainnya seperti:
seperti:
• Staf perkantoran layanan kesehatan
• Petugas pengantar makanan pasien
• Tukang taman
• Ahli gizi
• Petugas administrasi ranap Kategori D : Petugas yang kontak langsung
dengan makanan
• Dalam kategori ini petugas yang bertugas
dibagian dapur seperti koki, asisten koki dan
pengantar makanan dan ahli gizi.
REKOMENDASI IMUNISASI
PETUGAS LAYANAN KESEHATAN
Jenis Imunisasi PLK PLK PLK PLK
Kategori A Kategori B Kategori C Kategori D

Hepatitis B X
Hepatitis A X X
Thypoid X X
Varicella X X
Influenza X X X X
MMR X X
Pertusis X X
Meningococcus X X
Difteri X X
Covid-19 X X X X
JADWAL DAN DOSIS IMUNISASI
Imunisasi Rekomendasi
Hepatitis B 3 dosis (bulan ke-0,1, dan 6)
Hepatitis A 2 dosis (bulan ke-0, dan 6-18)
Thypoid 2 dosis (interval 4 minggu)
Varicella 2 dosis (bulan ke-0 & 4-8 minggu kemudian)
Influenza Quadrivalent/Trivalent 1 dosis setiap tahun
MMR 1 atau 2 dosis (jeda minimum 28 hari)
Tetanus, Difteri dan Pertusis (Td dan 1 dosis booster Td/Tdap diberikan setiap 10 tahun
Tdap)

Meningococcus 1 dosis
COVID-19 4 dosis (untuk booster selanjutnya menunggu
penelitian lanjut dan rekomendasi pemerintah)
7. KESIMPULAN
Pemeriksaan kesehatan karyawan dan imunisasi untuk
petugas pelayanan kesehatan merupakan standar
pelayanan kesehatan kerja yang harus dilakukan untuk
upaya pencegahan penyakit pada SDM fasilitas kesehatan
sehingga produktivitas tetap terjaga
REFERENSI
PP Nomor 88 Tahun 2019 tentang Kesehatan Kerja. 2019
PMK Nomor 66 Tahun 2016 tentang K3RS
Panduan Imunisasi Untuk Perlindungan dan Upaya Peningkatan Produktivitas Pekerja. Perdoki.2017
Pedoman Imunisasi Pada Orang Dewasa.PAPDI.2017
Pedoman Standar Perlindungan Dokter di Era Pandemi Covid-19 Edisi 3.PB IDI.2021
Modul Pelatihan K3RS. Direktorat Kesjaor Kemkes RI. 2018
Slide Presentasi PAK Pada Petugas Kesehatan Dr.dr. Dewi Soemarko, MS,SpOk. Kapsel IDI Bogor. 2018
Slide Presentasi Preventive Program Against Hepatitis In The Workplace. Agustina Puspitasari. PIT
Perdoki.2018
Slide Presentasi Tatalaksana PAK Pajanan Biologi. Agustina Puspitasari.Perdoki.2021
Slide Presentasi Upaya Kerja Kuratif dan Rehabilitatif di RS di Masa Pandemi Covid-19. Agustina
Puspitasari. PIT Perdoki. 2021
Slide Presentasi MCU Bagi Pekerja . David RW. 2022
Slide Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Kerja Pada SDM Rumah Sakit. Agustina Puspitasari dan
Ariningsih 2022
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai