Anda di halaman 1dari 45

DASAR DASAR

KEDOKTERAN OKUPASI
CABANG ILMU KEDOKTERAN
KEDOKTERAN

BIOMEDIK KLINIK KOMUNITAS

KIMIA,FISIKA, MEDIK KED. KELUARGA


BIOLOGI,BIOKIMIA,
FISIOLOGI,
HISTOLOGI,ANATOMI, BEDAH KED. OKUPASI
PA, Klinpat, Farmakologi,
Parasitologi,
Mikrobiologi Interna, Anak, Bedah,
Kebidanan,Mata, THT, Anestesi,
Neurologi, Kulit, Radiologi, Psikiatri,
Forensik, Gimul, Rehab medis, dll
culture Mengapa perlu belajar
Komprehensif dan holistik ??
community

lifestyle

Personal family Psycho-socio-


behavior Economic
spirit Environment

Sick
care body mind work
system

Human Physical
biology environment

biosphere
Human-Made Environment

The Mandala of Health


A model of human ecosystem
3
Courtesy of : Dewi Soemarko , Nov 2014
Standar Kompetensi Dokter
Indonesia (SKDI)

Komunikasi efektif: pasien & keluarga, sejawat, masyarakat,


profesi lain

Ketrampilan klinis: peroleh dan catat info akurat ttg pasien &
keluarga, prosedur klinis dan lab, prosedur kedaruratan klinis
Landasan ilmiah ilmu kedokteran: terapan konsep biomedik,
klinik, perilaku dan kesehatan masyarakat sesuai pel. Kes
primer,Rangkum & intepretasikan anamnesis, PF, lab dan
prosedur lain, tentukan efektifitas tindakan

4
Pengelolaan masalah kesehatan: kelola penyakit, sakit, dan masalah pasien sbg
individu/bag keluarga dan masy , lakukan pencegahan penyakit dan kead. Sakit,
gerakan dan berdayakan masyarakat utk meningkatkan serajat kesehatan, kelola
SDM sarana dan prasarana secara efektif dan efisien

Kelola informasi: gunakan tekonologi informasi& komunikasi utk penegakan


diagnosis/terapi/pencegahan dll, pahami manfaat dan keterbatasan IT,
manfaatkan info kesehatan

Mawas diri dan pengembangan diri: terapkan mawas diri, praktikan belajar
sepanjang hayat, kembangkan pengetahuan baru

Etika, moral, medikolegal, profesionalisme & keselamatan pasien: profesional,


kerjasama profesional, anggota tim pelayanan kesehatan yang profesional,
sosiokultur Indonesia, aspek medikolegal dalam praktik, terapkan keselamatan
pasien
5
Semua kompetensi Level 4

Standar Kompetensi Dokter


(Dokter Layanan Primer) PerKonsil tahun 2013

Bidang Kesehatan Masyarakat / Kedokteran Pencegahan/Kedokteran Komunitas:


84. Perencanaan dan pelaksanaan, monitoring dan evaluasi upaya
pencegahan dalam berbagai tingkat pelayanan
85. Mengenali perilaku dan gaya hidup yang membahayakan
86. Memperhatikan kemampuan pemeriksaan medis di komunitas
87. Penilaian risiko masalah kesehatan
88. Memperlihatkan kemampuan penelitian berkaitan dengan lingkungan
89. .................
90. ................
91. Melakukan pencegahan dan penatalaksanaan kecelakaan kerja
92. Menerapkan 7 langkah keselamatan pasien
93. Melakukan langkah Diagnosis Penyakit Akibat Kerja dan penanganan
pertama di tempat kerja, serta melakukan pelaporan PAK

6
DIAGNOSITIK HOLISTIK

I . Aspek Personal
- Gangguan klinis,
- Masalah & faktor lain yang
menyebabkan pasien datang
II. Aspek Gangguan Klinis
• Kelainan perilaku
• Gangguan kepribadian
• Gangguan mental

III. Aspek
• Kondisi Medis Umum
7
IV. Masalah Lingkungan

• Masalah dengan primary support group( keluarga)


• Masalah berkaitan dengan lingkungan (sosial)
• Masalah pendidikan
• Masalah pekerjaan
• Masalah perumahan
• Masalah ekonomi
• Masalah akses ke pelayanan kesehatan
• Masalah berkaitan interaksi dengan hukum /kriminal
• Masalah psikososial & lingkungan lain

Dewi Soemarko , Nov 2014 8


V. Status Fungsional
 pakai Derajat fungsional : skor 1 - 5

Global Assessment Of Functioning (GAF) Scale,


 tulis tanggal penilaian, pelaksana penilaian

100-91 = gejala tidak ada ,berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang tak tertanggulangi
90-81 = gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian yang
biasa
80-71 = gejala sementara & dapat diatasi,disabilitas ringan dalam sosial,pekerjaan,sekolah
dsb.
70-61 = beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum
masih baik
60-51 = gejala sedang, disabilitas sedang
50- 41= gejala berat,disabilitas berat
40- 31 = beberapa disabilitas berhubungan dengan realita dan komunikasi & daya nilai, tak
mampu berfungsi dalam semua bidang
30-21 = disabilitas berat dalam komunikasi & daya nilai
20-11 = bahaya mencederai diri,/orang lain, disabiliti sangat berat dalam komunikasi
,mengurus diri
10- 01 = seperti diatas namun persisten & lebih serius
0 = informasi tidak adekuat

9
Ruang lingkup
ilmu kedokteran okupasi

Pendekatan menyeluruh dan terpadu ( promotif, preventif,


protektif, kuratif dan rehabilitatif)
 kelp masyarakat yang berhub dg okupasi dalam:

1) Layanan medis profesional thd penyakit dan kedaruratan medik


akibat kerja;
2) Pencegahan masalah kesehatan pekerja dan lingkungan industri
3) Penilaian thd bahan berbahaya,
4) Monitoring kesehatan tenaga kerja  identifikasi risiko kesehatan
sebelum kelainan klinis atau kecelakaan.

Dewi Soemarko , Nov 2014 10


Basic Occupational Health Services
(Joint Committe ILO & WHO – April 2005)

• Stage I : Starting level :


nurse, safety agent (if possible) + short training OHS  primary health center

• Stage II: Basic Occupational Health Services (BOHS)


physician, nurse + short training OHS

• Stage III : International standard service


Occupational Health Physician (specialiy trained expert) and team

• Stage IV :Comprehensive OHS services : multidisiplinary team (Occ Health Physician-


specialist, nurse, Occ hygienist, economist, psycologist)

Dewi Soemarko , Nov 2014 11


Human resources

Dewi Soemarko , Nov 2014 12


Aplikasi Ked Okupasi dalam Praktek Medis
Dokter ??

• Prinsip dasar:
 semua pasien yang bekerja, hrs dianalisis apakah
Diagnosis klinis berhubungan atau tidak dengan
pekerjaan

• Tatalaksana:
sasaran : - Individu
- Kelompok/ komunitas kerja

Aplikasi : 5 level of prevention

Jenis : - Medikamentosa
- Non medikamentosa : dietetik, psikis, excersise, okupasi

Dewi Soemarko , Nov 2014 13


Occupational Medicine services
• KOMUNITAS PEKERJA:
– Pemeriksaan Pra-kerja
– Risk Assessment
– Upaya promosi Kesehatan
– Upaya pencegahan Penyakit Akibat Kerja
– Pemeriksaan berkala
• Monitoring biologis
– Surveilans medis
– Penanganan masalah Penyakit Akibat Kerja
– Penanganan Industrial disaster

Dewi Soemarko , Nov 2014 14


Occupational Medicine Services

• INDIVIDU:
– Promosi kesehatan
– Fit to work
– Diagnosis & Penanganan Penyakit Akibat Kerja
– Job Analysis
– Penanganan Kecelakaan Kerja
– Return to work evaluation

• MASYARAKAT :
– Pencegahan dampak industri terhadap kesehatan

Dewi Soemarko , Nov 2014 15


Occupational Health doctor
(Dokter Kesehatan Kerja)

• Levels of OH doctors in Indonesia :


1. GP + OHS training (2 weeks)
2. GP + Master in Occupational Health (MK3)
3.GP + Master in Occupational Medicine (M Ked.Kerja)
4. Occupational Medicine Specialist (SpOk)

 Berdasarkan kompetensi kliniknya (UU Praktek Kedokteran 2004)

Dewi Soemarko , Nov 2014 16


Kompetensi dan kewenangan
1. Dokter praktek umum + pelatihan hiperkes 
Dokter umum

2. Dokter praktek umum + Magister K3  Dokter


umum

3. Dokter praktek umum + Magister Ked Kerja 


Dokter umum dg kewenangan SpOk hanya berlaku
di tempat kerjanya

4. Dokter Spesialis Ked. Okupasi  SpOk


Dewi Soemarko , Nov 2014 17
Education for OCCUPATIONAL HEALTH/ MEDICINE
PERSONNEL IN INDONESIA,
based on:

1. Act no 20 / 2003: National Education System


 Formal, nonformal and informal education
• Formal : university  Degree
• Nonformal : training center  non degree
• Informal : family , social environment

2. Act no 29 / 2004: Medical Practice


• MD  Professional, Doing practice under profession supervision
• Certificate of competence given by profession
Profession in Occ. Health / Medicine  occ.med. college
(kolegium kedokteran okupasi indonesia)
• CPD (continuing Professional Development)  for GP and
Occupational Medicine Specialist

Dewi Soemarko , Nov 2014 18


Occupational Medicine approach System
Anamnesis,
Diseases, family,
PATIENT Detection Desk: occupation
Registration Physical exam
Coming Blood pressure, Weight, height

No VISIT

WD/
Th/ and planning
NEED VISITING
(Selected cases)

WORKPLACE VISIT :
- Potential hazard identific.
- Accident risk identification HOME VISIT
- Worker health

Report to Doctor
Occupational diagnosis
Family diagnosis
Intervention:
Evaluation - Occupational
Intervention planning
Family Intervention
Dewi Soemarko , Nov 2014 19
Occupational Medicine approach System
Anamnesis,
Diseases, family,
PATIENT Detection Desk: occupation
Registration Physical exam
Coming Blood pressure, Weight, height

No VISIT

WD/
Th/ and planning
NEED VISITING
(Selected cases)

WORKPLACE VISIT :
- Potential hazard identific.
- Accident risk identification HOME VISIT
- Worker health

Report to Doctor
Occupational diagnosis
Family diagnosis
Intervention:
Evaluation - Occupational
Intervention planning
Family Intervention
Dewi Soemarko , Nov 2014 20
Ked. Komunitas di kepaniteraan tk 6:
membuat status pasien ( hub D/ klinis, D/ Okupasi, D/ Keluarga, D/ holistik)

Anamnesis tatalaksana

Pasien datang Pem Fisik Diagnosis


Pem Penunjang Klinis

Data Keluarga
Data lingkungan Data okupasi
rumah & sosial 1.D/ Klinis
2.Pajanan
- Internal : keluarga, 3. Pajanan vs D/ jklinis
biologis, psikososial, Diagnosis 7 langkah D/ 4.Jumlah pajanan
Ekonomi, perilaku
- eksternal: pel kesehatan, Keluarga Okupasi 5.Faktor internal
lingk rumah 6.Faktor non okupasi
7. PAK atau Bukan PAK

1.Personal
Diagnosis 2 klinik

Holistik 5 Aspek 3.Internal Diagnosis


4. Psikososial & Lingkungan
Okupasi tatalaksana
tatalaksana 5. Derajat fungsional

Dewi Soemarko , Nov 2014 21


Ked. Komunitas di kepaniteraan tk 6:
membuat status pasien ( hub D/ klinis, D/ Okupasi, D/ Keluarga, D/ holistik)

Anamnesis tatalaksana

Pasien datang Pem Fisik Diagnosis


Pem Penunjang Klinis

Data Keluarga
Data lingkungan Data okupasi
rumah & sosial
1.D/ Klinis

- Internal : keluarga, 2.Pajanan


biologis, psikososial, Diagnosis 7 langkah D/3. Pajanan vs D/ jklinis
Ekonomi, perilaku
Keluarga
- eksternal: pel kesehatan, Okupasi
4.Jumlah pajanan

lingk rumah 5.Faktor internal


6.Faktor non okupasi
7. PAK atau Bukan PAK
1.Personal
Diagnosis 2 klinik

Holistik 5 Aspek 3.Internal Diagnosis


4.Psikososial & Lingkungan
Okupasi tatalaksana
tatalaksana 5. Derajat fungsional

Dewi Soemarko , Nov 2014 22


Ked. Komunitas di semester 10:
membuat status pasien ( hub D/ klinis, D/ Okupasi, D/ Keluarga, D/ holistik)

Anamnesis:
- KU Pemeriksan Fisik tatalaksana
Pasien datang
- RPS
- RPD Pemeriksaan Diagnosis
- Riw. Peny. Keluarga Penunjang Klinis
- Riw. Okupasi
- Kebiasaan (Lifestyle)

Data Keluarga Data okupasi


Data lingkungan
rumah & sosial 1. D/ Klinis Plant visit
2. Pajanan
3. Pajanan vs D/ jklinis
- Bentuk keluarga
- Tahapan keluarga Diagnosis 4. Jumlah pajanan
7 langkah D/
- Fungsi keluarga 5.Faktor internal/individu
- Faktor Internal : keluarga, biologis, Keluarga 6.Faktor non okupasi Okupasi
psikososial, Ekonomi, perilaku 7. PAK , diperberat
Diagnosis atau BukanPAK
- Faktor eksternal: pel kesehatan,
Komunitas lingk rumah / lingk kerja

Diagnosis
Okupasi
1.Personal
Diagnosis 2 klinik tatalaksana
5 Aspek
Holistik 3.Internal
tatalaksana 4.Psikososial & Lingkungan

Courtesy by: Dewi S Soemarko (Agustus 2014) Dewi Soemarko5. ,Derajat


Nov fungsional
2014 23
Kriteria kasus Okupasi
1. Pasien harus mempunyai pekerjaan / bekerja
menghasilkan dana/uang
2. Ada keluhan pada saat datang/dilakukan
pemeriksaan
3. Jangan memaksakan untuk membuat
diagnosis penyakit akibat kerja  yang
dilakukan membuat 7 langkah Diagnosis
Okupasi. Hasil
Diagnosis Okupasi: PAK / Penyakit
diperberat pekerjaan / Bukan PAK / Masih butuh data

Dewi Soemarko , Nov 2014 24


Langkah 1:

7 LANGKAH DIAGNOSIS OKUPASI Diagnosis Klinis


(untuk menentukan Diagnosis Penyakit Akibat Kerja)
Langkah 7: Tentukan
Diagnosis PAK / Langkah 2:
Diperberat Pekerjaan Pajanan di lingkungan
/Bukan PAK / tambah kerja
Data

Langkah 3:
Langkah 6:
Adakah hub antara
Adakah faktor lain diluar pajanan dengan
pekerjaan Diagnosis Klinis

Langkah 4:
Langkah 5:
Apakah pajanan yg
Adakah faktor2 individu
dialami cukup besar
yg berperan
Prepared by Dewi S Soemarko (Juni 2013) 25
Dewi Soemarko , Nov 2014
contribution AS and Kesja
Status Okupasi
Identitas:

Dewi Soemarko , Nov 2014 26


Status Okupasi - Anamnesis
ANAMNESIS (subyektif)  alloanamnesis / autoanamnesis

A. Alasan kedatangan/keluhan utama


( keluhan masih dirasakan, harapan kekhawatiran, persepsi pasien mengenai keluhan/
penyakit )

B. Keluhan lain /tambahan

C. Riwayat perjalanan penyakit sekarang:  secara kronologisnya!!!


(sejak timbul hingga berkembangnya penyakit, obat-obatan yang telah diminum,pelayanan
kesehatan yang telah diperoleh termasuk sikap dan perilaku pasien, keluarga, lingkungan
terhadap masalah yang ada)

D. Riwayat penyakit keluarga:


(uraikan penyakit pada keluarga, berhubungan/tidak dengan masalah saat ini, termasuk
bagaimana cara anggota keluarga tersebut menghadapinya)

E. Riwayat penyakit dahulu:


(sama/beda, riwayat pengobatan dan pelayanan kesehatan yang pernah diperoleh)

E1. Riwayat Reproduksi (khusus untuk pasien perempuan)


- Riwayat haid - Riwayat Kehamilan : G P A (tuliskan detailnya)

Dewi Soemarko , Nov 2014 27


Anamnesis Pekerjaan

Dewi Soemarko , Nov 2014 28


Contoh alur kegiatan

Courtesy by: dr. Joko Prasetyo (NPM 1006732591)


Kasus Carpal Tunnel Syndrome pada Perawat
di Ruang Operasi

Dewi Soemarko , Nov 2014 29


Identifikasi bahaya potensial
Urutan kegiatan Bahaya Potensial Gangguan kesehatan Risiko
(tuliskan urutan sesuai yang mungkin kecelakaan kerja
bagan alur di no 2)
Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psikososial
(antara lain: (ambil dari gambar
Bising, getaran, suhu, gerakan/posisi di
kelembaban, tekanan Brief survey)
udara, pencahayaan,
gel. elektromagnet/
radiasi)

BISING
GETARAN
SUHU
TEKANAN UDARA
KELEMBABAN
TEKANAN UDARA
GEL. ELEKTRO MAGNET

Dewi Soemarko , Nov 2014


30
Contoh Identifikasi bahaya potensial dan kecelakaan kerja

Courtesy by: dr. Joko Prasetyo (NPM 1006732591)


Kasus Carpal Tunnel Syndrome pada Perawat
di Ruang Operasi
Dewi Soemarko , Nov 2014 31
Body Map
Discomfort

Dewi Soemarko , Nov 2014 32


33
Dewi Soemarko , Nov 2014
Lanjutan Brief Survey…..

Dewi Soemarko , Nov 2014 34


Pemeriksaan fisik
1. Tanda Vital
a. Nadi Pernafasan Suhu Badan Tekanan darah
b. Tinggi Badan Berat Badan Lingkar Perut IMT =
2. Tingkat Kesadaran dan keadaan umum
3. Kelenjar Getah Bening
4. Leher
5. Mata
Persepsi Warna, Kelopak Mata, Konjungtiva, Kesegarisan / gerak bola mata
Sklera, Lensa mata, Kornea, Bulu Mata,
Tekanan Bola mata, Penglihatan 3 dimensi Visus mata

6.Telinga
Daun Telinga , Liang Telinga - Serumen , Membrana Timpani
lainnya …..
Test berbisik , Test Garpu tala: Rinne- Weber- Swabach-Bing

7. Hidung
a. Meatus Nasi b. Septum Nasi c. Konka Nasal d. lubang hidung
e. Nyeri Ketok Sinus f. Penciuman

8. Gigi dan Gusi

9. Tenggorokana. Pharing, Tonsil : , Laring


Dewi Soemarko , Nov 2014 35
10. Leher
Gerakan leher, Kelenjar Thyroid, Tekanan Vena Jugularis, Lain-lain : ………

11. Dada
Bentuk, Mammae, Tumor : Ukuran Letak Konsistensi
Lain – lain

12. Paru- Paru dan Jantung


a. Palpasi:
b. Perkusi Iktus Kordis ............. Batas Jantung
c. Auskultasi : bunyi napas - Bunyi Napas tambahan
- Bunyi Jantung
13. Abdomen
a. Inspeksi,
b. Perkusi,
c. Palpasi : Hati ……Limpa…….Ginjal…….Ballotemen, Nyeri costovertebrae
d. Auskultasi: Bising Usus,

14. Genitourinaria
a. Kandung Kemih
b. Anus /Rektum/ Perianal
C Genitalia Eksternal Prostat (khusus Pria)

Dewi Soemarko , Nov 2014 36


15a.Tulang / sendi Ekstremitas atas
- Gerakan - Tulang - Sensibilitas - Oedema - Varises - Kekuatan oto
- vaskularisasi - kelainan Kuku jari
Pem. Neurologi khusus: (bila ada) ………………… …………………
…………………

15.b.Tulang / Sendi Ekstremitas bawah


- Gerakan - Kekuatan otot - Tulang - Sensibilitas - Oedema - Varises
- vaskularisasi - kelainan Kuku jari
Pem. Neurologi khusus: (bila ada) ………………… …………………

15c. Otot motorik Trofi, Tonus, Kekuatan


Gerakan abnormal : tidak ada tic ataxia lainya ..

15. Refleks
a. Refleks Fisiologis patella,
b. Refleks Patologis: Babinsky

16. Kulit
Kulit, Selaput Lendir, kuku, Lain – lain ………

17. Status Lokalis:

Dewi Soemarko , Nov 2014 37


19. RESUME KELAINAN Fisik YANG DIDAPAT:

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG (pemeriksaan Lab, spirometri, audiometri,


rontgen, USG, EKG, dll)

V. Hasil Body Map : ringkasan hasil body map

VI. Hasil Brief Survey ; ringkasan hasil brief survey

VII. DIAGNOSIS KERJA


Jelaskan dasarnya  anamnesis, PF, Pem Penunjang

VIII. DIAGNOSIS DIFERENSIAL :


jelaskan

Dewi Soemarko , Nov 2014 38


Langkah 1:

7 LANGKAH DIAGNOSIS OKUPASI Diagnosis Klinis


(untuk menentukan Diagnosis Penyakit Akibat Kerja)
Langkah 7: Tentukan
Diagnosis PAK / Langkah 2:
Diperberat Pekerjaan Pajanan di lingkungan
/Bukan PAK / tambah kerja
Data

Langkah 3:
Langkah 6:
Adakah hub antara
Adakah faktor lain diluar pajanan dengan
pekerjaan Diagnosis Klinis

Langkah 4:
Langkah 5:
Apakah pajanan yg
Adakah faktor2 individu
dialami cukup besar
yg berperan
Prepared by Dewi S Soemarko (Juni 2013) 39
Dewi Soemarko , Nov 2014
contribution AS and Kesja
7 langkah Diagnosis Okupasi

Dewi Soemarko , Nov 2014 40


Contoh
7 langkah Diagnosis Okupasi

Dewi Soemarko , Nov 2014 41


Lanjutan 7 langkah Diagnosis Okupasi

Dewi Soemarko , Nov 2014 42


Tata laksana

Dewi Soemarko , Nov 2014 43


Resume (1)
• Lulusan Dokter : Dokter praktik umum di pelayanan
Kesehatan Primer

• Pelayanan Kesehatan Primer:


1. Praktek Dokter dengan pelayanan ked. Keluarga
2. Praktek Dokter pelayanan kesehatan kerja/kedokteran
okupasi

• Lulusan dokter  berperan dalam K3 (kesehatan dan


keselamatan kerja)  bid Kesehatan

• Dokter dalam bidang kesehatan kerja punya jenjang


kompetensi medis. (GP+pelatihan hiperkes , GP + MKK, SpOk)

Dewi Soemarko , Nov 2014 44


Resume (2)
• Pelayanan kesehatan  sesuai dengan UU Praktek
Kedokteran

• Pelaksanaan pendidikan (dokter):


Pendekatan ked. Keluarga dan Ked.Okupasi
 perlu tahu cara membuat status individu
(ked.okupasi dan ked.keluarga)

• Pendekatan Ked. Okupasi


 buat Diagnosis (7 langkah Diagnosis Okupasi)
 Tata Laksana (Medis dan non medis)
Dewi Soemarko , Nov 2014 45

Anda mungkin juga menyukai