Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN UMUM PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) II

DI LABORATORIUM RUMAH SEHAT UNTUK JAKARTA


RSUD PASAR REBO JAKARTA TIMUR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan


Program Studi Diploma IV Analis Kesehatan
Fakultas Ilmu Kesehatan dan Teknologi

Disusun oleh :
ANANDA RIZKI DWITAMI (061911033)
ANI AFRI LAELAWATI (061911057)
AYU MARTINI (061911062)
DAFFA HALDIS AGRITANYA (061911012)
DHEANITA SAFITRI (061911040)
DINI MAYTHIARACHMA (061911053)
EKA SILVIE SAPUTRI (061911011)
IFFAH AMALIA (061911050)
ROSA AMALIA NURSADI PUTRI (061811063)
SUCI INDAH SUPRIYATINI (061911046)
TIA NOVITA (061911055)
VIVI MAYKASARI (061911051)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI


PS. D.IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS 
UNIVERSITAS BINAWAN 
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan

Universitas Binawan

Program Studi D-IV Teknologi Laboratorium Medis di Laboratorium Rumah Sehat Untuk
Jakarta (RSUD Pasar Rebo) yang dilaksanakan pada Selasa, 17 - Mei – Kamis, 30 - Juni
2022.

TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI OLEH :

Kepala Instalasi Laboratorium Koordinator Laboratorium RSUD

Dr Patologi Klinik RSUD Pasar Rebo RSUD Pasar Rebo

(dr. Suci Setiawati, Sp. PK) (Andriyansyah, AMd.AK)

NIP 196211201999032001 NIP

Pembimbing PKL I TLM Pembimbing PKL II RSUD

Universitas Binawan Pasar rebo

(Desi ) (Reswatiningsih Sarastuti., AM.AK.)

NIDN NIP
Mengetahui

Ketua Program Studi D IV Analis Kesehatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Dan Teknologi Universitas Binawan

( Muhammad Rizki Kurniawan )


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan Laporan Umum Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Laboratorium
Rumah Sehat untuk Jakarta (RSUD Pasar Rebo). Pasar Rebo yang merupakan salah satu
syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Diploma IV Analis Kesehatan Fakultas
Ilmu Kesehatan dan teknologi Universitas Binawan. Laporan ini membahas mengenai profil
RSUD Pasar Rebo, Pra Analisa, Analisa dan Pasca Analisa pada pemeriksaan di
Laboratorium serta masalah dan pemecahan masalah yang ada di Laboratorium. Pada
kesempatan ini kami tak lupa mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Muhammad Rizki Kurniawan, selaku Ketua Program Studi DIII Analis Kesehatan
Fakultas Kesehatan Universitas MH Thamrin Jakarta.

2. Ibu Desi Aryani , selaku Pembimbing I dalam Kegiatan PKL di Laboratorium RSUD Pasar
Rebo.

3. Ibu Erni, selaku dosen Pembimbing PKL Akademik Tahun ajaran 2019/2020 Prodi DII
Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan dan Teknologi Universitas Binawan

4. Ibu Sabarina Elfrida Manik, selaku dosen Pembimbing PKL Akademik Tahun ajaran
2019/2020 Prodi DIV Analis Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan dan Teknologi Universitas
Binawan.

5. dr. Suci Setiawati., Sp.PK., selaku Kepala Instalasi Laboratorium RSUD Pasar Rebo yang
telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan PKL dan membimbing kami
selama kegiatan PKL.

6. dr. Fitri selaku Kepala Instalasi Laboratorium RSUD Pasar Rebo yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk melakukan PKL dan membimbing kami selama kegiatan
PKL.

7. Adriansyah., AMd.AK., selaku Kepala Ruangan Laboratorium RSUD Pasar Rebo yang
selalu mendukung dan membimbing kami selama kegiatan PKL.

8. Reswatiningsih Sarastuti., AM.AK., selaku penanggung jawab selama kegiatan PKL di


RSUD Pasar Rebo.
9. Seluruh Petugas Laboratorium RSUD Pasar Rebo yang dengan sabar telah mengajarkan,
membantu dan memberikan saran kepada kami selama kegiatan PKL.

10. Karyawan dan Karyawati Laboratorium RSUD Pasar Rebo

11. Orang tua kami yang selalu memberikan dukungan dan bantuan selama melaksanakan
PKL.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat serta menambah pengetahuan khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pembaca. Adanya saran membangun dari pembaca untuk
perbaikan laporan selanjutnya kami hargai, kami mengucapkan terimakasih. Akhir kata, kami
selaku tim penyusun laporan ini berharap semoga laporan yang kami susun dapat bermanfaat
bagi pembaca serta dapat membantu bagi kemajuan serta perkembanga Program Studi D IV
Teknologi Laboratorium Medik di Universitas Binawan. Sekali lagi kami selaku tim
penyusun Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan laporan ini baik yang terlibat
langsung maupun tidak langsung. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikannya.

Jakarta, 26 Juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tenaga kesehatan merupakan setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan, serta memiliki pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan melalui pendidikan
dibidang kesehatan. Tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat. Masyarakat diharapkan
mampu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat. Sehingga
derajat kesehatan masyarakat akan meningkat dan menjadi investasi bagi pembangunan
sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi serta sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undangundang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (Kemenkes RI,2017). Pelayanan Laboratorium Kesehatan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Laboratorium kesehatan sebagai unit pelayanan penunjang medis, diharapkan dapat
memberikan informasi yang teliti dan akurat tentang aspek laboratorium terhadap spesimen
atau sampel yang pengujiannya dilakukan di Laboratorium. Ahli teknologi Laboratorium
kesehatan yang terdiri dari para analis kesehatan dan praktisi Laboratorium lainnya harus
senantiasa mengembangkan diri dalam menjawab kebutuhan masyarakat akan adanya
jaminan mutu terhadap hasil pengujian Laboratorium dan tuntutan diberikan pelayanan yang
prima (Kemenkes RI,2007).

Program Studi analis kesehatan/TLM Universitas Binawan merupakan Institusi


Pendidikan yang menghasilkan tenaga kesehatan di bidang laboratorium kesehatan. Dalam
upaya menghasilkan lulusan D-IV Analis Kesahatan yang berkualitas dan kompeten,
dipandang perlu untuk memberikan pembelajaran yang berkaitan langsung dengan program
pemerintah di lingkungan masyarakat. Untuk memperoleh hasil yang diharapkan itu, salah
satu cara adalah dengan melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Kegiatan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilakukan untuk mencapai visi program studi D IV Teknologi
Laboratorium Medik yaitu menjadi prophetic teaching program studi yang memiliki
kecerdasan spiritual, intelektual, dan social dibidang Analis Kesehatan yang berkemajuan.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan mata kuliah waijb berbobot 3 SKS yang
dilaksanakan oleh mahasiswa program studi D IV Analis Kesehatan tahun ajaran 2019 dalam
rangka memenuhi prasyarat untuk mendapatkan gelar sarjana terapan kesehatan di
Universitas Binawan.

Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa
Analis Kesehatan dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuannya di dunia kerja yang
sesungguhnya pada semester enam. Untuk memasuki dunia kerja yang sangat kompetitif,
mahasiswa tidak hanya dituntut mempunyai kecerdasan intelektual namun harus mempunyai
kemampuan dasar. Tiga kemampuan dasar yang harus dimiliki adalah knowledge
(pengetahuan), skill (keterampilan) dan attitude (sikap). Ketiga hal tersebut, tidak semua
dapat dipenuhi di bangku perkuliahan. Oleh karena itu, mahasiswa perlu mengaplikasikan
ilmu pengetahuannya di dunia kerja yang sesungguhnya. Hal inilah yang menjadi latar
belakang diadakannya PKL. Tujuan pelaksanaan PKL juga agar kemampuan dasar
mahasiswa meningkat, mahasiswa mampu menghadapi tantangan dunia kerja dan mampu
menganalisis gejala yang timbul dalam organisasi (Hidana, 2015). Salah satu lahan PKL yang
telah ditetapkan oleh Universitas Binawan adalah Rumah Sehat Untuk Jakarta (RSUD Pasar
Rebo) yang merupakan rumah sakit umum milik daerah provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta (DKI Jakarta) Tipe B yang memiliki kewajiban membantu masyarakat melalui upaya
pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Pada tahun ajaran 2019–2020, RSUD Pasar Rebo bersedia menerima 12 mahasiswi,
terdiri 7 Mahasiswi Reguler, dan 5 Mahasiswi Reguler Sore Prodi D-IV Analis Kesehatan
Fakultas Ilmu Kesehatan dan teknologi Universitas Binawan Jakarta untuk melaksanakan
PKL. PKL menjadi salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa/i
semester enam (VI) Prodi D-IV Analis Kesehatan dengan beban studi 3 SKS yang
dilaksanakan selama 38 hari kerja. Melalui PKL tersebut diharapkan para mahasiswi dapat
melihat, mengetahui, menerima dan menyerap teknologi dan metode yang berkembang di
Laboratorium, serta tata kelola Laboratorium meliputi pengelolaan pra analisa, analisa, pasca
analisa, pengendalian mutu, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan penanganan limbah
di Rumah Sakit. PKL yang dilaksanakan pada masa pandemi virus corona yang menyerang
dunia dan Indonesia saat ini, dijalankan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat
untuk mencegah penularan virus kepada mahasiswa.

B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Praktek Kerja Lapangan adalah suatu proses belajar mengajar di laboratorium suatu
unit kerja secara nyata, sehingga peserta didik mendapatkan gambaran secara langsung dan
menyeluruh mengenai pelayanan jasa laboratorium kesehatan kepada masyarakat. Setelah
melaksanakan Praktek Lapangan Kerja (PKL), maka mahasiswa akan mampu:

1. Menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan di akademik,

2. Mendapatkan pengalaman bekerja mandiri maupun bersama dengan profesi lain secara
berkelompok (Team Work),

3. Melihat, mengetahui, menerima, dan menyerap teknologi kesehatan beserta permasalahan


yang ada di masyarakat, sehingga dapat memadukan dengan ilmu yang didapat di institusi
(akademik) dengan yang didapat di masyarakat sehingga tumbuh sifat etis profesional dan
dihasilkan lulusan yang siap bekerja,

4. Meningkatkan pengetahuan peserta didik dalam hal perkembangan teknologi


kelaboratoriuman,

5. Meningkatkan pengetahuan peserta didik dalam hal mutu pelayanan laboratorium,

6. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam mencari solusi terhadap permasalahan dalam


penatalaksanaan laboratorium secara luas dan mendalam, dan

7. Memberikan gambaran mengenai kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama PKL


khususnya di RSUD Pasar Rebo.

C. Ruang Lingkup PKL


1. Peserta

Peserta PKL adalah mahasiswi tingkay VI (Enam) Prodi D IV Teknologi


Laboratorium Medik Fakultas Ilmu Kesehatan dan Teknologi Universitas Binawan tahun
ajaran 2019/2020.

Tabel 1.1 Nama Peserta PKL RSUD Pasar Rebo

No Nama Lengkap NIM Kelas


1. ANANDA RIZKI DWITAMI 061911033 19-2
2. ANI AFRI LAELAWATI 061911057 19-3
3. AYU MARTINI 061911062 19-2
4. DAFFA HALDIS AGRITANYA 061911012 19-1
5. DHEANITA SAFITRI 061911041 19-2
6. DINI MAYTHIARACHMA 061911053 19-3
7. EKA SILVIE SAPUTRI 061911011 19-1
8. IFFAH AMALIA 061911050 19-3
9. ROSA AMALIA NURSADI PUTRI 061811063 19-2
10. SUCI INDAH SUPRIYATINI 061911046 19-2
11. TIA NOVITA 061911055 19-3
12. VIVI MAYKASARI 061911051 19-3

2. Pembimbing

Pembimbing di laboratorium RSUD Ps. Rebo terdiri dari :

1. Dokter Spesialis Patologi Klinik :


a. dr. Suci Setiawati, SpPK
b. dr. Fitri Hamka, SpPK

2. Dokter Spesialis Patologi Anatomi :

a. dr. Wilda Nurdin, SpPA

b. dr. Ayu

3. Andriansyah, Amd. AK selaku koordinator laboratorium

4. Reswatiningsih. Amd.Ak selaku Pembimbing PKL di Laboratorium RSUD Pasar Rebo

5. Tenaga Analis Kesehatan di setiap laboratorium RSUD Pasar Rebo

6. Pembimbing yang berasal dari Institusi Ibu Desi Aryani

3. Tempat dan Waktu PKL

a. Tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa Program studi D-IV
Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Ilmu Kessehatan dan Teknologi Universitas
Bianwan tahun ajaran 2019/2020 dilaksanakan di Rumah Sehat Untuk Jakarta (RSUD Pasar
Rebo), Jalan TB. Simatupang No. 30, Pasar Rebo, Jakarta Timur 13760.

b. Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) berlangsung selama 36 hari kerja
terhitung dari :
Tanggal : 17 Mei 2022 – 30 Juni 2022

Hari : Senin s.d Sabtu

Waktu : Shift Pagi 07.30-15.00 WIB

Mahasiswa yang melaksanakan PKL berjumlah 12 orang. Terdiri dari 7 mahasiswi


reguler dan 5 Mahasiswi Reguler Sore yang menempati posisi masing-masing bagian yang
telah ditentukan oleh pihak laboratorium RSUD Pasar Rebo. pukul 07.30-15.00 WIB.

4. Lahan Praktik

a.Lahan Praktik

Lahan kegiatan PKL adalah di Rumah Sehat Untuk Jakarta (RSUD Pasar Rebo)
Jakarta, yaitu: Laboratorium Patologi Klinik, Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium
Bank Darah, Laboratorium Bakteriologi dan Laboratorium Patologi Klinik RSUD Pasar
Rebo.

b. Lahan Sebagai Lingkungan Belajar

Lahan praktik harus mampu menunjang profesionalisme di laboratorium bagi seorang


Ahli Teknologi Laboratorium Medik sehingga kegiatan PKL dapat sesuai antara teori
pembelajaran dengan penerapannya kedalam PKL.

c. Penentuan Lahan Praktik

Program Studi Analis Kesehatan mengajukan permohonan kepada instansi lahan


praktik setempat yang akan dilaksanakannya praktik kerja lapangan dan dilanjutkan dengan
penandatangan Memorandum of Understanding (MoU).

5. Pelaksanaan Praktik Lapangan Kerja (PKL)

a. Peserta

Mahasiswa yang melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah mahasiswa


tingkat IV Program Studi Teknologi Laboratorium Medik yang telah menyelesaikan 7 (tujuh)
semester. Mahasiswa yang telah siap mengikuti PKL sebelumnya diberi penjelasan mengenai
pengertian, tujuan, lahan dan evaluasi PKL.
b. Administrasi

1. Memberitahukan dan meminta persetujuan kepada Suku Dinas Kesehatan setempat


untuk pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di wilayahnya.

2. Mengajukan permohonan kepada lahan Praktek Kerja Lapangan dengan


pemberitahuan kepada Suku Dinas Kesehatan setempat.

3. Mempersiapkan bahan, alat, jadwal, formulir dan lain-lain yang di perlukan untuk
kegiatan pratik kerja lapangan.

c. Unit Laboratorium Patologi Klinik

1) Unit Registrasi Rawat Jalan 3 hari

2) Unit Registrasi Rawat Inap 3 hari

3) Unit sampling 3 hari

4) Unit urinalisa dan Feses 3 hari

5) Unit Hemostasis dan Serologi 3 hari

6) Unit Hematologi 3 hari

7) Unit Imunologi 3 hari

8) Unit Kimia klinik 3 hari

9) Laboratorium BTA dan Gen Expert 3 hari

10) Laboratorium Bank Darah 3 hari

11) Laboratorium Patologi Anatomi 3 hari

12) Laboratorium Mikrobiologi Klinik 3 hari

Selama pelaksanaan PKL, peserta melakukan kegiatan sebagai berikut:

1. Orientasi

Peserta PKL terlebih dahulu melakukan orientasi secara online melalui zoom yang
dipimpin bagian DIKLAT. Peserta PKL dengan pembimbing lahan mengunjungi
laboratorium dan terlebih dahulu berkeliling ke seluruh ruangan Laboratorium Terpadu
RSUD Pasar Rebo, yaitu Instalasi Laboratorium Mikrobiologi Klinik, Unit Laboratorium
Patologi Klinik, Laboratorium Patologi Anatomi, dan Bank Darah untuk orientasi ruangan-
ruangan, dan para pegawai Laboratorium Terpadu RSUD Pasar Rebo.

2. Praktik Lapangan

Peserta PKL ditempatkan di tempat yang berbeda agar dapat bersosialisasi dan bekerja
sama dengan para tenaga kesehatan lainnya. Peserta diberi pengarahan oleh petugas di setiap
bagian laboratorium mengenai alur penerimaan dan penanganan bahan sesuai Standar
Operasional Prosedur (SOP), cara menggunakan alat untuk setiap pemeriksaan, dan diberi
kesempatan untuk menangani bahan uji (sampel) sendiri di bawah pengawasan petugas
analis.

3. Diskusi

Peserta PKL diberikan bimbingan dalam bentuk diskusi dengan petugas laboratorium
seperti pembuatan laporan dan diskusi dengan dokter.
BAB II

TINJAUAN UMUM

A. Profil RSUD Pasar Rebo

1. Sejarah RSUD Pasar Rebo

RSUD Pasar Rebo adalah rumah sakit umum milik Pemerintah Daerah Provinsi DKI
Jakarta. Sejak awal berdirinya RSUD Pasar Rebo telah mengalami beberapa transformasi.
RSUD Pasar Rebo adalah rumah sakit Swadana pertama di Indonesia. Sejak tahun 1998
RSUD Pasar Rebo sudah Terakreditasi 5 Pelayanan Dasar, tahun 2011 mendapat sertifikasi
Akreditas untuk 16 jenis pelayanan rumah sakit.

Pada tahun 2008 sudah menerima sertifikasi ISO 9000:2000. Tahun 2017 sudah
terakreditasi Panipurna untuk akreditas versi 2012 dan pada tahun 2019 sudah terakreditasi
SNARS 1 Paripurna. Saat ini sedang mempersiapkan untuk akreditasi berikutnya.

Transformasi RSUD Pasar Rebo.

Tahun Transformasi

1945 POS Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), Di Bidara Cina–


Cawang

1957 Rumah Sakit (RS) Karantina (Lokasi Sekarang)

1964 Rumah Sakit (RS) Tuberkulosis Paru

1967 Rumah Sakit Umum (RSU) Kelas C (Surat Keputusan Menkes no. 303,
1987)

1992 - 1996 Rumah Sakit (RS) Unit Swadana Daerah

1998 RSU Kelas B , RS Terakreditasi

1998 RSU Kelas B , RS Terakreditasi

2004 Perubahan Badan Hukum (PT) Perda 15 th 2004

2006 Ketetapan MA No. 05P/HUM/2006 tanggal 21 Februari 2006, Tentang


Hak uji materi Perda DKI mengenai Perubahan Badan Hukum 3 RSUD
batal, maka Perda ini dicabut tanggal 16 Agustus 2006

2007 Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan (UPT DINKES) (PPKNLUB


Secara penuh) KEPGUB 249/2007

2008 Sertifikasi ISO 9001 : 2000 ( 9 Februari 2008 )

2009 Sertifikasi ISO 9001 : 2008 ( 12 Maret 2009 )

2010 Persiapan Master Plan Pembangunan Gedung Eks Akper Jayakarta

2012 Akreditasi 16 Pelayanan

2013 Penggunaan Pusat Pelayanan Gawat Darurat Terpadu, Rehab Gedung C


Managemen dan Lantai 4 Gedung A

2015 Disahkan menjadi Rumah Sakit Tipe B Pendidikan

2017 Terakreditasi Paripurna, Akreditasi RS versi 2012

2019 Terakreditasi Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) I


Paripurna

2020

2021

2022

C. Visi, Misi, Falsafah, dan Motto RSUD Pasar Rebo

1. Visi :

Menjadi Rumah Sakit rujukan terbaik dalam pelayanan spesifik menuju Jakarta kota
maju dan sehat.

2. Misi :

a. Memberikan pelayanan spesialistik yang terbaik.

b. Mengutamakan mutu dan keselamatan pasien serta petugas.

c. Memberikan fasilitas pelayanan yang modern, aman dan terintegrasi, efektif


dan efisien.

d. Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang potensial di bidangnya.

e. Menjadi Rumah Sakit Pendidikan dan Penelitian berstandar Internasional.


f. Menerapkan tata kelola yang profesional, akuntabel dan transparan.
3. Falsafah :

Melayani secara profesional dengan sepenuh hati.

4. Moto :

“Kami Peduli Kesehatan Anda”

5. Tujuan Organisasi Rumah Sakit

a. Tugas dan Fungsi RSUD Pasar Rebo

Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 393 Tahun 2016
tentang pembentukan organisasi dan tata kerja RSUD Pasar Rebo mempunyai Tugas, yaitu :

1. RSUD Pasar Rebo mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna,

2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), RSUD Pasar Rebo
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut.

Fungsi :

1. Penyusunan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran RSUD Pasar Rebo

2. Pelaksanaan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran RSUD Pasar Rebo

3. Penyelenggara pelayanan medis

4. Penyelenggara pelayanan penunjang medis

5. Penyelenggara pelayanan asuhan keperawatan

6. Penyelenggara peningkatan rujukan dan ambulans

7. Penyelenggara peningkatan mutu pelayanan

8. Penyelenggara urusan rekam medis

9. Penyelenggaraan pelayanan kegawatdaruratan

10. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja

11. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan lingkungan Rumah Sakit

12. Penyelengaaraan pelayanan pemulasaran jenazah


13. Penyelenggaraan keselamatan pasien

14. Fasilitasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan

15. Fasilitasi penelitian dan pengembangan pelayanan kesehatan

16. Pelaksanaan kerjasama dengan pihak ketiga dalam rangka meningkatkan pelayanan
kesehatan perorangan

17. Penyusunan dan pelaksanaan standar pelayanan

18. Penyusunan dan pelaksanaan standar operasional prosedur pelayanan

19. Penyedian, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan


sarana kerja

20. Pemberian dukungan pelayanan medis kedaerah masyarakat dan perangkat daerah

21. Penyelenggaraan sistem informasi manajemen rumah sakit

22. Pengelolaan kepegawaian, keuangan,barang dan ketatausahaan

23. Pengelolaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan RSUD Pasar Rebo

24. Pengelolaan kearsipan, data dan informasi RSUD Pasar Rebo

25. Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas dan fungsi RSUD Pasar Rebo.

D. Unit Bagian RSUD Pasar rebo

1. Bagian Umum

a. Luas Tanah = 12.533 M²

b. Luas Gedung = 33.098 M²

c. Luas Tanah Parkir = 2.759 M² = 3 Gedung pelayanan ;

 1 Gedung Perkantoran,

 1 Gudang dan

 1 Gedung Parkir (2019)


d. Daya listrik = 2.200 kva

e. Generator = 2.400 kva


f. Mesin Boiler (Steam) = 2 tungku (@ 1.000 liter)

g. Pengolahan Limbah (IPAL) = Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

h. Sumber Air dan Sumur Artesis = Perusahaan Air Minum dan Sumur Artesis

i. Uninterruptible power supply (UPS) = 180 kva

2. Bagian Sumber Daya Manusia (SDM)

a. Tenaga Kesehatan

 Dokter Umum : 33 Orang

 Dokter Gigi : 6 Orang

 Dokter Spesialis/Gigi Spesialis : 73 Orang

 Keperawatan : 494 Orang

 Kefarmasian : 17 Orang

 Kesehatan Masyarakat : 2 Orang

 Gizi : 9 Orang

 Keterapian Fisik : 6 Orang

 Keteknisian Medik : 44 Orang

 Ahli Teknologi Laboratorium Medik : 37 Orang

 Non Tenaga Medis : 288 Orang

 Jumlah : 1009 Orang


b. Dosen Pembimbing/Pengajar Coass

 Dokter yang telah mendapatkan pelatihan Objective Structured Clinical


Examination (OSCE) ada 21 orang.

 Preceptor (Tenaga Pengajar) yang telah mendapatkan Surat Keputusan (SK)


Pengajar ada 49 orang.

3. Bagian pelayanan
a. Komposisi Tempat Tidur

b. Komposisi Ruang di RSUD Pasar Rebo


D. Struktur Organisasi RSUD Pasar Rebo
E. struktur Organisasi Laboratorium RSUD Pasar Rebo

F. Jenis Kegiatan di RSUD Pasar Rebo

Mahasiswa yang melaksanakan Praktik Kerja Lapangan diberikan kesempatan untuk


melakukan kegiatan pemeriksaan di Laboratorium RSUD Pasar Rebo. Laboratorium di
RSUD Pasar Rebo terbagi menjadi lima Laboratorium, yaitu: Laboratorium Patologi Klinik,
Laboratorium Bank Darah, Laboratorium BTA, Laboratorium Patologi Anatomi,
Laboratorium Mikrobiologi. Materi yang didapatkan oleh Mahasiswa PKL selama 36 hari
kerja adalah sebagai berikut :

1. Unit Laboratorium Patologi Klinik


a. Administrasi Rawat Jalan
b. Administrasi Rawat Inap
c. Melakukan Sampling Darah
d. Pemeriksaan Urinalisa dan Feses
e. Pemeriksaan Imunologiserologi
f. Pemeriksaan Hemostasis
g. Pemeriksaan Hematologi
h. Pemeriksaan Kimia Klinik
i. Penyimpanan Reagen
2. Unit Laboratorium Bank Darah
a. Alur Permintaan Kantong Darah
b. Administrasi Laboratorium Bank Darah
c. Pemeriksaan Golongan Darah
d. Pemeriksaan Crossmatch
3. Unit Laboratorium Bakteri Tahan Asam (BTA)
a. Alur Penerimaan Sampel Sputum
b. Pemeriksaan Sampel Sputum
c. Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM)
4. Unit Laboratorium Patologi Anatomi
a. Administrasi Laboratorium Patologi Anatomi
b. Pemeriksaan Sampel Jaringan Histologi
c. Pemeriksaan Sampel Cairan Sitologi
d. Melakukan Arsip Sampel Patologi Anatomi
5. Unit Laboratorium Mikrobiologi
a. Penerimaan dan Pencatatan Sampel di Buku Registrasi
b. Pemeriksaan Sampel Sputum, Cairan, Darah, Pus dan ETT (Bactec)
c. Pemeriksaan Sampel Urin, Feses, Swab Permukaan, Rectal Swab
d. Identifikasi dan Resistensi
BAB III
METODELOGI PKL

1. Administrasi Laboratorium

A. Registrasi Laboratorium Rawat Jalan

1. Dimasukkan no. RM, no. RM sudah otomatis nama, alamat, umur, akan terdata.

2. Dicetak bukti regitrasi, kemudian disimpan.

3. Ditekan “Lab rutin” kemudian pilih “parameter/pemeriksaan” yang terdapat di form


laboratorium.

4. Divalidasi, kemudian pilih “HIS order”, diceklist namanya untuk mencetak barcode,
barcode akan otomatis tercetak.

5. Distrepler lembaran barcode dan dikembali ke pasien, dan pasien akan menunggu
sampai ururtan nomornya dipanggil oleh petugas admistrasi.
B. Registrasi Laboratorium dari Ruangan

1. Didata terlebih dahulu, apabila mendapatkan sampel dari ruangan atau yang belum
ada barcode namun apabila sudah mendapatkan barcode disample maka langsung
dicheck-in.

2. Dimasukkan no.RM, maka nama, alamat dan umur akan terdata dan Sesuaikan
dengan form permintaan.

3. Diisi unit pengirim dan nama dokter periksa, kemudian simpan.

4. Dipilih “Lab rutin” apabila mendapatkan kertas berwarna putin dan pilih “Lab cito”
apabila kertas berwarna biru.

5. Dipilih pemeriksaan sesuai form permintaan.

6. Divalidasi ke “HIS order”, dipilih “nama pasien” untuk mencetak barcode.

7. Dicheck-in barcode.
C. Kriteria Pasien

Kriteria pasien yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo adalah
sebagai berikut:
a. Pasien Rawat Jalan Pasien rawat jalan di Laboratorium merupakan pasien
yang berasal dari poliklinik yang kebanyakan berasal dari poli penyakit dalam,
poli anak, poli bedah, poli kandungan serta kebidanan poli mata, poli kulit
serta kelamin, poli THT (Telinga, Hidung dan Tenggorokan), poli paru, poli
jantung dan poli syaraf

b. Pasien Rawat Inap Pasien rawat inap adalah pasien yang menjalani perawatan
di ruang perawatan RSUD Pasar Rebo dalam waktu tertentu.

c. Pasien Rujukan Pasien rujukan adalah pasien yang berasal dari klinik
puskesmas dan rumah sakit lain yang bekerjasama dengan RSUD Pasar Rebo.

d. Pasien Laboratorium Instalasi Gawat Darurat (IGD) Pasien Laboratorium IGD


Adalah pasien yang berasal dari IGD. Laboratorium IGD merupakan
Laboratorium 24 jam untuk pasien yang memerlukan penanganan cepat dan
hasilnya dapat ditunggu.
D. Pemeriksaan Administrasi Laboratorium

No Unit Pelayanan Hari Pelayanan Waktu


1. Pendaftaran Rawat Jalan Senin - Sabtu 08.00 – 14.00
2. Pendaftaran Rawat Inap Setiap Hari 24 Jam
3. Pelaporan dan Pengambilan Hasil - Rawat Jalan Senin - Rawat Jalan 08.00
Laboratorium - Sabtu – 12.00
- Rawat Inap Setiap - Rawat Inap 24 Jam
Hari

2. Sampling ( Pengambilan Darah)

a. Persiapan Alat

Persiapan peralatan harus disesuaikan dengan jenis pemeriksaan yang diminta.


Namun peralatan-peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a) Alat yang digunakan harus bersih dan kering, untuk pemeriksaan kultur harus
menggunakan wadah yang steril.

b) Menggunakan jarum suntik yang masih baru dan sekali pakai (Disposable).

c) Tidak retak atau pecah, muda dibuka dan ditutup rapat, bermulut lebar serta
ukuran sesuai dengan volume sampel.

d) Tabung vacutainer untuk pengambilan spesimen darah telah disediakan sesuai


jenis dan ditata rapi diatas meja ruang pengambilan sampel.
b. Persiapan Pengambilan Sampel

Sebelum melakukan pengambilan darah, petugas menyiapkan alat dan bahan yang
digunakan untuk keperluan pengambilan darah, antara lain:

a. Alat Pelindung Diri (APD) : handscoon, masker, jas lab, dan alas kaki tertutup.

b. Tabung vacutainer,

c. Spuit 1ml, 3ml, 5ml, 10ml,

d. Autoclick,

e. Lanset,

f. Stopwatch,

g. Kertas saring dan tabung kaca untuk pemeriksaan Bleeding Time dan Clotting
Time,

h. Kapas alcohol 70%,

i. Tourniquet,

j. Micropore,

k. Safety Box,

l. ATK,

m. Tempat sampah infeksius, dan

n. Barcode pasien.
c. Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan, kemudian panggil pasien berdasarkan nomor antrean dari
yang terkecil,

2. Dipersilahkan pasien duduk, kemudian dicek kembali dengan benar data pasien dan
meminta pasien untuk menyebutkan nama, alamat dan umurnya,

3. Ditempel barcode pada dinding luar tabung sesuai dengan pemeriksaan,


4. Diverifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau mengkonsumsi obat. Catat bila
pasien minum obat tertentu atau vitamin,

5. Diminta pasien untuk meluruskan lengannya, dipasang tourniquet dan meminta pasien
untuk mengepalkan telapak tangan,

6. Dipilih bagaian vena mediana cubiti atau cephalic. Lakukan palpasi untuk
memastikan posisi vena,

7. Dibersihkan permukaan kulit pada bagian yang akan disampling dengan alkohol
swab,

8. Ditusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap keatas, jika jarum telah
masuk kedalam vena, akan terlihat darah masuk kedalam spuit, Setelah volume darah
dianggap cukup, minta pasien membuka kepalan tangan dan lepaskan tourniquet,

9. Diletakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum, kemudian tekan
kapas lalu diplaster, dan

10. Dimasukkan darah kedalam tabung, apabila ada pemeriksaan hemostasis dimasukkan
kedalam Na. Sitrat, pemeriksaan kimia klinik dimasukkan kedalam tabung non-
addative/plan, pemeriksaan hematologi dimasukkan kedalam tabung EDTA,
pemeriksaan LED dimasukkan kedalam tabung LED atau dapat disatukan ditabung
EDTA. (Apabila pasien ada pemeriksaan glukosa 2 jam pp maka waktu pasien untuk
pengambilan darah dicacat oleh analis dan meminta untuk pasien makan 15 menit
kemudian berpuasa kembali 2 jam setelah berpuasa meminta pasien untuk kembali
lagi ke laboratorium).
d. Jenis Tabung yang digunakan di Laboratorium RSUD Pasar Rebo

Warna Tutup Zat Akti Jenis Pemeriksaan


Tabung
Ungu Ethylene Diamine Tetraacetic Untuk pemeriksaan Darah Rutin
Acid (EDTA) dan Darah Lengkap
Merah Tanpa Antikoagulan Untuk pemeriksaan kimia klinik
Hitam Natrium Citrate Untuk pemeriksaan Laju Endap
Darah (LED)
Biru Muda Natrium Citrate Untuk pemeriksaan Hemostasis
3. Urinalisa dan Fases

A. Pemeriksaan Urin

a. Alat dan bahan

1. Urin

2. Mikroskop

3. Strip carik celup

4. Tabung urin

5. Sentrifuge urin

6. Object glass

7. Cover glass

8. Yellow tip

9. Tissue

10. Komputer

11. Wadah urin

12. APD

13. ATK
b. Metode

 Makroskopik,

 Carik Celup dan Spektofotometer,

 Mikroskopik
c. Prinsip

 Makroskopik : Warna dan kejernihan urin diperiksa dalam sikap serong dengan
cahaya tembus pada latar belakang warna putih.

 Carik celup dan spektofotometer : Reaksi oksidasi enzimatik pada tes stripakan
menyebabkan perubahan warna yang akan diinterpretasikan secaraspektrofotometri.

 Mikroskopik
d. Alat yang digunakan

 Makroskopis : Dilihat secara langsung

 Carik celup & spektofotometer : Stick SIEMENS (Multistix 10 SG)

 Mikroskopik : Siemens Clinitek Advantus (Semi Automatisasi)

 Flowcytometer : Sysmex Urine Analyxer UX-2000

 Sedimen (Manual) : Mikroskopik

 Sedimen (Automatic) : Flowcytometer


e. Cara Penampungan Urin

Pasien diberikan pot penampung urin yang sudah diberi label barcode data pasien.
Pasien diinstruksikan untuk berkemih dengan cara urin yang pertama kali keluar dibuang
sedikit, lalu urin yang keluar berikutnya (mindstream) ditampung danurin yang terakhir
keluar dibuang juga. Setelah itu pot urin pasien tersebut diletakkan pada wadah yang telah
disediakandi bagian depan Laboratorium. Untuk pemeriksaan Creatinine Clearance Test
(CCT) urin yang dipakai adalah urin 24 jam. Cara menampung urin 24 jam adalah sebagai
berikut:

a. Misalkan pasien ingin memulai di jam 7 pagi. Pada tepat jam 7 pagi kantung
kemih pasien dikosongkan terlebih dahulu dengan cara berkemih.

b. Pasien diminta menampung urin berikutnya dalam kurung waktu 24 jam. Urin
ditampung ke dalam urin bag yang telah disediakan.

c. Keesokan paginya tepat jam 7 pagi, pasien harus berkemih agar urin yang
ditampung benar urin 24 jam.
f. Cara Kerja

1. Discan barcode sampel urine,

2. Didata nama pasien dan kode nomor lab dilembar pemeriksaan urin,

3. Dimasukkan urin kedalam tabung urin, diberi nomor lab agar tabung tidak tertukar
dengan urin yang lainnya,

4. Ditekan layar alat urin tekan “ID”, masukkan no lab pasien 4 angka dibelakan nomor
lab. Kemudian tekan “lambang home”,
5. Dimasukkan strip kedalam urin sampai seluruhnya terkena urin,

6. Dikelurkan strip dan ditiriskan di tissue,

7. Disimpan dialat dan alat akan membaca secara otomatis, hasil akan otomatis masuk
kedalam komputer, dan apabila ada pemeriksaan sediment urin, setelah dilakukan
pemeriksaan carik celup urin tabung urin dimasukkan kedalam sentrifuge,

8. Diputar selama 10 menit dengan kecepatan 4000 rpm,

9. Dibuang supernatan urin dengan 1 gerakkan yang agak cepat,

10. Ditegakkan kembali. Sedimen dihomogenkan,

11. Diteteskan sedimen urin diatas object glass dan ditutup dengan cover glass,

12. Diperiksa sedimen urin dibawah mikroskop dengan perbesaran lensa objektif 10x dan
40x.
g. Interpretasi Hasil

1. Makroskopik

 Warna :Tidak Berwarna, Kuning,Coklat, Merah, Hijau

 Kejernihan: Jernih, Agak Keruh, Keruh, Sangat Keruh


2. Kimia

 Glukosa : Negatif /Trace /1+ /2+ /3+

 Bilirubin : Negatif / 1+ /2+ /3+

 Keton : Negatif /Trace /1+ /2+ /3+

 Berat Jenis : ≤1.005 – 1.030

 Darah :Negatif / Trace-Lysed / Trace-Intact / 1+ /2+ /3+

 pH : 5.0 – 9.0

 Protein : Negatif /Trace /1+ /2+ /3+

 Urobilinogen : 0.2 / 1.0 / 2.0 / 4.0 / ≥8.0 E.U./dL

 Nitrit : Negatif / Positif

 Leukosit : Negatif /Trace /1+ /2+ /3+


3. Mikrokopik

 Epitel : Negatif / Positif

 Eritrosit : jumlah eritrosit / LPB

 Leukosit : jumlah leukosit / LPB

 Kristal : Negatif / Positif

 (Kalsium Oksalat, Triplephospat, Asam Urat, Monohidrat Kalsium Oksalat, dll.)

 Silinder : Negatif / Positif

 (Silinder Hyalin, Silinder Eritrosit, Silinder Leukosit, Silinder Granula)

 Jamur : Negatif/ Positif (Spora, Hifa)

 Bakteri : Negatif / Positif

 Lain-Lain : Spermatozoa, Trichomonas.

B. Pemeriksaan Fases

a. Alat dan bahan

1. Feses

2. Mikroskop

3. Tusuk gigi

4. Object glass

5. Cover glass

6. Eosin 2%

7. Komputer

8. Wadah feses

9. APD

10. ATK
b. Metode
 Makroskopik

 Mikroskopik
c. Prinsip

 Makroskopik : Warna & darah diperiksa secara manual menggunakan mata telanjang.
Sedangkan, konsistensi & lenderdiperiksa dengan bantuan batang lidi.

 Mikroskopik : Sampel feses diperiksa secara mikroskopis menggunakan mikroskop


dengan bantuan pewarna eosin 2%.
d. Alat yang digunakan

 Mikroskop

 Eosin 2%
e. Cara penampungan Fases

Diinformasikan pada pasien menampung feses ketika dikeluarkan, feses tidak boleh
diambil dari popok dan segera diantarkan ke Laboratorium. Jika pada feses terdapat darah,
lendir, dan pus (nanah) tetap ditampung.

f. Cara Kerja

1. Discan barcode sampel feses.

2. Didata nama pasien dan kode nomor lab dilembar pemeriksaan feses.

3. Diambil object glass kemudian diteteskan 1 tetes eosin 2%.

4. Diambil feses menggunakan tusuk gigi, jangan terlalu banyak.

5. Dihomogenkan object glass yang sudah terdapat eosin 2%.

6. Ditutup dengan cover glass.

7. Diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran lensa objektif 10x dan 40x.
g. Interpretasi Hasil

1. Makroskopik

 Warna : Kuning / Coklat

 Konsistensi : Cair / Lunak / Keras

 Lendir : Positif / Negatif


 Darah : Positif / Negatif
2. Mikroskopik

 Epitel : Negatif /Positif

 Eritrosit : Negatif / Positif

 Leukosit : Negatif / Positif

 Kristal : Negatif / Positif (Triplephospat, Charcot Leyden, dll)

 Sisa Pencernaan : Negatif / Positif (Sisa Makanan, Amilum, Lemak)

 Jamur : Negatif / Positif (Spora atau Hifa)

 Parasit : Negatif / Positif (Telur Cacing)

C. Darah Samar

a. Alat dan bahan

1. Feses

2. Lidi atau spatula

3. Hexagon obscreen

4. Reagensia A/Aktivator

5. Reagensia B/Developer
b. Metode

 Pyramidon Semi Kuantitatif


c. Prinsip

Hexagon obscreen adalah sebuah kartu yang terdiri dari kertas yang mengandung
guaiac. Sampel diletakkan pada satu sisi dan interpretasi hasil pada sisi yang lainnya.
Haemoglobin pada feses akan menguraikan hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen.
Oksigen akan mengoksidasi zat pada kertas guaiac yang menimbulkan perubahan menjadi
warna biru setelah diteteskan dengan reagen developer.

d. Alat yang digunakan

 HEXAGON OBScreen
 Kertas HEXAGON OBScreen
e. Cara penampungan Fases untuk Darah Samar

Diinformasikan pada pasien menampung feses ketika dikeluarkan, feses tidak boleh
diambil dari popok dan segera diantarkan ke Laboratorium. Jika pada feses terdapat darah,
lendir, dan pus (nanah) tetap ditampung.

f. Cara Kerja

1. Dicatat ID, nama pasien, dan tanggal pengerjaan di buku kerja dan di kartu tes,

2. Dibuka bagian depan kartu tes hexagon obscreen,

3. Diambil feses secukupnya dengan lidi atau spatula dan oles tipis-tipis pada bagian
yang berlabel A,

4. Digunakan lidi atau spatula yang untuk mengambil feses secukupnya dan taruh di
bagian yang berlabel B, sebarkan secara tipis-tipis.

5. Ditutup kertas dengan covernya.

6. Setelah ditunggu selama 1 menit, buka segel pada bagian belakang test,

7. Diteteskan reagen activator/A dan developer/B masingmasing 1 tetes dan biarkan


meresap,

8. Perhatikan adanya perubahan warna pada kertas. Dibaca hasil sebelum 2 menit.
g. Interpretasi Hasil

 Negatif : tidak ada perubahan warna

 Positif : terlihat warna kebiruan pada kartu pemeriksaan.

D. Pemeriksaan HCG (Kehamilan)

a. Alat dan bahan

1. Tabung urin,

2. Komputer,

3. Kit Tes HCG,

4. Pipet tang tersedia di dalam kit


5. Wadah urin,

6. Stopwacth,

7. APD, dan

8. ATK
b. Metode

 Immunochromatography Test (ICT)


c. Prinsip

Permukaan membran pada zona test telah dilapisi dengan goat anti-hCG dan pada
zona kontrol dilapisi dengan goat antimouse. Urine pasien akan bereaksi dengan konjugat
emas pada test card. Ikatan tersebut akan berjalan diatas membran dengan capillary action.
Jika hasil test positif, pita berwarna merah spesifik antibodi -hCG konjugat kompleks akan
muncul. Jika garis pita tidak muncul, hasil tersebut menunjukkan ketiadaan Human Chorionic
Gonadotropin (hCG) dalam urin pasien.

d. Alat yang digunakan

 HEXAGON OBScreen

 Kertas HEXAGON OBScreen


e. Cara penampungan Sampel

Pasien diberikan pot penampung urin yang sudah diberi label barcode data pasien.
Pasien diinstruksikan untuk berkemih dengan cara urin yang pertama kali keluar dibuang
sedikit, lalu urin yang keluar berikutnya (mindstream) ditampung danurin yang terakhir
keluar dibuang juga. Setelah itu pot urin pasien tersebut diletakkan pada wadah yang telah
disediakandi bagian depan Laboratorium

f. Cara Kerja

 Dicatat ID dan nama pasien ke dalam buku kerja dan di testcard hCG.

 Diteteskan 3 tetes urin ke dalam lubang sampel.

 Dibaca hasil setelah 5 menit meneteskan sampel, jangan menginterpretasikan hasil


setelah 10 menit.

 Dicatat hasil pemeriksaan ke dalam buku kerja.


 Diinput hasil pemeriksaan ke LIS.

 Diprint hasil pemeriksaan untuk divalidasi oleh dokter spesialis patologi klinis.
g. Interpretasi Hasil

 Positif : Garis merah muncul di tanda “C” dan “T”

 Negatif : : Garis merah muncul di tanda “C”

 Invalid : : Garis merah muncul di tanda “T” atau tidak muncul di kedua tanda yaitu
“C” dan “T”

E. Pemeriksaan Napza (Narkoba)

a. Alat dan bahan

1. Urin,

2. Wadah urin,

3. Rapid tes narkoba


b. Metode

Immunochromatography Test (ICT).

c. Prinsip

Narkoba yang terdapat pada urine akan berkompetisi dengan konjugat dan narkoba
akan berikatan dengan antibodi spesifik. Jika urine mengandung narkoba, antibodi spesifik
akan berikatan dengan narkoba, sehingga tidak akan timbul warna merah sedangkan jika
urine tidak mengandung narkoba, antibodi spesifik akan berikatan dengan konjugat narkoba
sehingga akan timbul warna merah pada garis “T”.

d. Alat yang digunakan

Rapid Test

e. Cara Penampungan Sampel

Pasien diberikan pot penampung urin yang sudah diberi label barcode data pasien.
Pasien diinstruksikan untuk berkemih dengan cara urin yang pertama kali keluar dibuang
sedikit, lalu urin yang keluar berikutnya (mindstream) ditampung dan urin yang terakhir
keluar dibuang juga. Setelah itu pot urin pasien tersebut diletakkan pada wadah yang telah
disediakan di bagian depan Laboratorium.

f. Cara Kerja

1. Discan barcode sampel urine,

2. Didata nama pasien dan kode nomor lab dilembar pemeriksaan narkoba,

3. Diambil rapid pemeriksaan narkoba diberi no. lab pasien 4 angka dibelakang no. lab,

4. Diteteskan 3 tetes urin di rapid pemeriksaan narkoba

5. Di tunggu hasil selama 15 menit, lalu dia akan keluar hasil pada kit tes
g. Interpretasi Hasil

 -/Negatif : Terbentuk dua garis yaitu pada kontrol dan test,

 +/Positif : Terbentuk garis pada kontrol,

 Invalid : Tidak terbentuk garis pada kontrol

F. Pemeriksaan Analisis Sperma

a. Alat dan Bahan

1. Spuit,

2. Mikroskop,

3. Bilik hitung Improved Neubauer,

4. Pipet tetes,

5. Object glass,

6. Deck glass,

7. Pipet leukosit,

8. Sampel : Semen/sperma,

9. Pewarna Giemsa,

10. NaCl 0,9%,

11. Aquadest,
12. Larutan fiksasi etanol 95% : eter (1:1).
b. Metode

 Makroskopis,

 Mikroskopis.
c. Prinsip

Mengamati warna, bau cairan dan melakukan pengukuran likuifikasi, pH, volume dan
konsistensinya secara makroskopis serta memeriksa motilitas sperma, morfologi, jumlah dan
elemen lain yang mungkin ada sehingga dapat diketahui persentase sperma yang hidup dan
mati serta sperma yang normal dan abnormal.

d. Alat yang digunakan

 Dilihat secara langsung

 Mikroskop

 Bilik Hitung (Improved Neubauer)


e. Cara Penampungan

Pasien diberikan pot penampungan sperma yang sudah diberi label barcode data
pasien dengan menggunakan botol kaca, bermulut besar, kering, bersih, dan tertutup.
Informasi persiapan yang dilakukan pasien yaitu puasa berhubungan intim (abstinensi) 3-5
hari. Kemudian pasien diminta mengeluarkan sperma pada tempat yang telah ditentukan oleh
laboratorium (dianjurkan tempat pengeluaran di RS) dan meminta pasien sebaiknya
melakukan pemeriksaan di pagi hari. Cara pengeluaran sperma terdiri dari: Mastrubasi,
coitus intereptus, dan dibantu.

f. Cara Kerja

1. Dicatat no ID dan nama pasien di buku kerja,

2. Dicatat beberapa hal yang harus diperhatikan seperti:

 Puasa berhubungan

 Cara pengeluaran (masturbasi /Coitus interruptus).

 Jam pengeluaran.

 Jam sampai ke Laboratorium.


 Kelengkapan tumpah atau tidak.

3. Diamati sampel sperma secara makroskopis.

a. Warna sperma,

 Normal : Berwarna putih keruh atau putih mutiara, kadang didapatkan


butiran seperti jeli yang tidak mencair.

 Abnormal : Sperma jernih menandakan jumlah sperma yang sangat


sedikit.

 Sperma merah kecoklatan : Menunjukkan adanya sel darah merah.

 Sperma kuning : Pada penderita ikterus atau minum vitamin.

b. Liquifikasi (mencairnya semen), Sediaan diamati pada suhu kamar dan dicatat
waktu pencairannya. Normal : 10 - 20 menit,

c. Bau

 Normal : Khas seperti kaporit.

 Abnormal : Bau busuk.

d. Cek Ph,

e. Diukur dengan meneteskan sampel pada stik pH indikator. Normal : 7,0-7,8,

f. Cek volume, Diukur dengan menyedot sperma ke spuit, lalu dilihat berapa
volumenya. Normal : 2,5-5 ml,

g. Viskositas/konsistensi, Diukur dengan cara sampel diambil dengan pipet atau


ujung jarum kemudian biarkan menetes dan diamati benang yang terbentuk dan
sisa sampel di ujung pipet atau jarum. Normal : Benang yang terbentuk > 2 cm
atau sisa sampel di ujung pipet atau jarum hanya sedikit.

4. Diamati sampel sperma secara mikroskopis :

a. Pemeriksaan estimasi jumlah sperma :

 Diteteskan 1 tetes sampel ke object glass, kemudian ditutup dengan cover glass.

 Periksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 400x.

 Jumlah rata-rata sperma yang didapat dikalikan dengan 106, jumlah ini akan
digunakan sebagai dasar pengenceran dengan bilik hitung Improved Neubauer.

b. Lihat motilitas (Jumlah dari keseluruhan harus 100),

1. Diteteskan 1 tetes sampel ke object glass kemudian ditutup dengan cover glass.

2. Periksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 400x.

3. Pemeriksaan dilakukan dalam 4-6 lapang pandang pada 200 sperma.

4. Kecepatan gerak sperma normal adalah 5 kali panjang kepala sperma atau
setengah kali panjang ekor sperma atau ± 25 µm/detik.

5. Dilihat pergerakan sperma dan diklasifikan sebagai berikut :

 Progresif lurus cepat.

 Progresif lurus lambat.

 Gerak ditempat.

 Tidak bergerak.

6. Lakukan pemeriksaan ulangan (duplo) dengan tetesan sperma kedua

c. Dilakukan pemeriksaan morfologi sperma.

1. Teteskan 1 tetes sampel ke object glass.

2. Dengan objek kedua, dibuat apusan sampel.

3. Sediaan dikeringkan, selanjutnya difiksasi dengan etanol 95% : eter (1:1), sediaan
dibiarkan mengering.

4. Sediaan dicat dengan giemsa selama 30 menit, dibilas dengan air bersih, kemudian
dibiarkan mengering.

5. Diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 400x,

6. Pemeriksaan morfologi dilakukan pada 200 sperma meliputi kepala, leher, ekor,
kemudian hasil yang didapat (normal dan abnormal) dibuat persentase.
d. Pemeriksaan elemen lain yang bukan sperma

1. Dilakukan penghitungan sel selain sperma yang ditemukan seperti eritrosit, leukosit, dan
sel epitel.perhitungan dilakukan dalam 100 sperma.

2. Perhitungan dilakukan dengan rumus sebagai berikut:


N XS
C=
100

keterangan :

C : jumlah sel (juta/ml)

N : jumlah sel lain yang dihitung dalam 100 sperma

S : jumlah sperma (juta/ml)

4. Pemeriksaan hitung jumlah sperma

a. Disiapkan alat hemositometer (pipet leukosit dan bilik hitung Improved


Neubauer).

b. Pasang bilik hitung di bawah mikroskop dengan perbesaran 400x, dicari kotak
hitung.

c. Perhitungan dilakukan di kotak yang terdiri dari 25 kotak sedang.

d. Dihisap semen sampai angka 0,5, kemudian dihisap pengencer aquades atau
NaCl fisiologis sampai angka 11→pengenceran yang digunakan adalah 1:20.
Pengenceran yang dilakukan berdasarkan estimasi jumlah sperma yang telah
dihitung.

e. Jumlah kotak sedang yang harus dihitung berdasarkan jumlah sperma yang
ditemukan :

 Jumlah sperma dalam 1 kotak sedang 40 → dihitung 5 kotak.

 Jumlah sperma dalam 1 kotak sedang 10-40 → dihitung 10 kotak.

 Jumlah sperma dalam 1 kotak sedang >40 → dihitung 5 kotak.

f. Dihitung jumlah rata-rata sperma,

g. Selanjutnya dihitung jumlah sperma dan factor koreksinya seperti yang tertera
pada tabel faktor koreksi di bawah ini.
Tolong nnati di buat tabel ini

g. Interpretasi Hasil

blom

4. HEMOSTATIS

Anda mungkin juga menyukai