BAB
Pendahuluan
BAB 1
BAB 2
BAB 3
Latar Belakang
Demam berdarah dengue/DBD adalah penyakit infeksi yang di
sebabkan oleh virus dengue, yang merupakan genus flavivirus
yang termaksuk Arbovirus (arthropod Borne Virus) grup B.
virion virus mempunyai ukuran 40 nm.1
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah merupakan penyakit
menular yang ditandai dengan demam mendadak,
pendarahan dikulit maupun dibagian tubuh lainnya yang
dapat menimbulkan syok bahkan kematian
Di daerah tropis, virus dengue sangat endemik, Di Indonesia
kasus DBD pertama kali terjadi di Surabaya pada tahun 1968.
Penyakit DBD di temukan di 200 kota di 27 provinsi dan telah
terjadi KLB akibat DBD.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Bagaimana Prevalensi Penyakit Demam
Berdarah Dengue/DBD di Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Padangsidempuan tahun 2010.
Tujuan Penelitian
untuk mengetahui prevalensi penyakit
Demam Berdarah Dengue/DBD di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Padangsidempuan tahun
2010.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat di jadikan
sebagai data dasar untuk mengetahui angka
kejadian kasus penyakit Demam Berdarah
Dengue/DBD di Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Padangsidempuan. Informasi ini juga di
harapkan dapat di jadikan prioritas utama
untuk pemberantasan virus dengue yang di
temukan.
BAB
Tinjauan Pustaka
BAB 1
BAB 2
BAB 3
ETIOLOGI
- Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk
ke dalam Aebovirus (Arthopod Borne virus) grup B,
- Terdiri dari empat tipe.
- Virus dengue termasuk dalam genus Flavivirus
- Berukuran diameter 40 nm.
- Vector penular virus dengue : Nyamuk Aedes aegypti
maupun Aedes albopictus
Nyamuk Aedes aegypti merupakan vector penting di
daerah perkotaan (daerah urban) sedangkan nyamuk Aedes
albopictus di daerah pedesaan (daerah rural) kedua spesies
nyamuk Aedes tersebut berperan dalam penularan.
EPIDEMIOLOGI
Demam berdarah dengue tersebar di wilayah Asia
Tenggara, Pasifik Barat dan Karibia. Indonesia merupakan
wilayah endemis dengan selebaran di seluruh wilayah tanah
air. Di Indonesia infeksi dengan virus dengue telah endemis
baik di daerah perkotaan (urban) maupun di daerah pedesaan
(rural).
Insiden DBD di Indonesia antara 6 hingga 15 per 100.000
penduduk (1989 hingga 1995); dan pernah meningkat tajam
saat kejadian luar biasa hingga 35 per 100.000 penduduk pada
tahun 1998, sedangkan mortalitas DBD cenderung menurun
hingga mencapai 2% pada tahun 1999.11
PATOGENESIS
Virus dengue masuk ke dalam tubuh manusia lewat
gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Organ
sasaran dari virus adalah organ hevar, nodus limfaticus,
sumsum tulang serta paru-paru.
Virus DEN mampu bertahan hidup dan mengadakan
multifikasi didalam sel tersebut.infeksi virus dengue dimulai
dengan menempelnya virus genomnya masuk ke dalam sel
dengan bantuan organel-organel sel.
MANIFESTASI KLINIK
Penyakit DBD merupakan suatu penyakit akut yang
terutama dijumpai pada anak-anak. Penyakit ini secara
spesifik di tandai oleh manifestasi klinis utama yaitu : demam
tinggi, fenomena hemoragis, hepatomegali dan seringkali di
sertai kegagalan sirkulasi.
Perubahan patofisiologis utama yang membedakan
derajat beratnya penyakit DBD di bandingkan dengan DD
adalah adanya pembesaran plasma dan homeostasis yang
abnormal yang di tandai dengan peningkatan hematokrit di
sertai trombositopenia sedang sampai dengan berat.
1. FASE DEMAM
demam tinggi secara mendadak, nyeri kepala muncul
setelah masa inkubasi akibat virus dengue yang umumnya
berlangsung 4-6 hari. Dan berakhir 2-7 hari. Biasanya
temperatur tubuh mencapai 40o-41oC disertai dengan kejang
demam (febril convultion) terutama pada kasus bayi.
2. FASE KRITIS
merupakan periode perembesan plasma dijumpai pada
saat demam mereda (setelah durasi demam 2-7 hari).
Bersamaan dengan atau segera setelah penurunan cepat
temperatur tubuh terjadi berbagai derajat gangguan
sirkulasi.
3 FASE PENYEMBUHAN
Fase penyembuhan umumnya berlangsung singkat. Pada
fase ini biasanya dijumpai sinus bradikardi. Selain itu, pada
ekstremitas bawah seringkali dijumpai manifestasi khas
berupa bercak merah yang di kelilingi oleh kulit yang pucat.
Tanpa komplikasi, penyakit ini biasanya berlangsung 7-10
hari.7
DIAGNOSA KLINIK
Masa inkubasi dengue pada manusia sekitar 4-5 hari.
Gejala dan keluhan awal dengue yang tidak spesifik
berlangsung sekitar 1-5 hari, berupa deman ringan, sakit
kepala, dan malaise.8
Berdasarkan kreteria WHO 1997 diagnosa DBD
ditegakkan bila semua hal dibawah ini terpenuhim:
> Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari.
> Terdapat minimal 1manifestasi perdarahan berikut:
* Uji tourniquet yang positif
* Petekie, ekimosis, atau purpura
* Perdarahan mukosa ( epiktasis, perdarahan gusi )
DIAGNOSA BANDING
Demam chikungunya sering kali sulit di bedakan secara
klinis dari demam dengue dan awal kasus DBD. Setelah hari
ketiga atau keempat penyakit, temuan laboratorium dapat
membantu menetapkan diagnosis sebelum jatuh dalam
kondisi syok. Terjadinya syok menghapuskan diagnose demam
cikungunya.
1. Demam chikungunya
2. Penyakit dengan manifestasi pendarahan
3. ITP ( Idiophatik Thrombocytopenia Purpura )
4. Penyakit darah lainnya
5. Penyakit infeksi yang di sebabkan oleh Mikroorganisme lain.
PROGNOSIS
Bila tidak diserti renjatan, dalam 24-36 jam biasanya
prognosis akan menjadi baik. Kalau lebih dari 36 jam belum
ada tanda-tanda perbaikan, kemungkinan sembuh kecil dan
prognosis menjadi buruk. 3
KERANGKA TEORI
Demam Berdarah Dengue
pengertian
Definisi
Etiologi
Epidemiologi
Patogenesis
Manifestasi klinik
Diagnosa klinik
Diagnosa banding
Pengobatan atau penalataksannaan
Pemberantasan dan pencegahan
prognosis
Demam
tanda-tanda Syok
Hepatomegali
syok
Manifestasi perdarahan
Patofisiologi perdarahan
Tanda-tanda perdarahan
Gejala-gejala klinis
BAB
METODE
PENELITIAN
BAB 1
BAB 2
BAB 3
METODE PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian survey yang bersifat
deskriptif retrospektif. Penelitian ini dilakukan terhadap
sekumpulan objek biasanya cukup banyak, dalam jangka
waktu tertentu yang memiliki tujuan utama untuk membuat
gambaran atau deskripsi prevalensi penderita Demam
Berdarah dengue (DBD) di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Padangsidempuan tahun 2010.
Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai dari penelusuran hingga laporan
penelitian pada Oktober selesai.
Sampel Penelitian
Sampel adalah masyarakat Tapanuli Selatan yang menderita
Demam Berdarah Dengue (DBD) yang berobat ke Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Padangsidempuan tahun 2010.
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini data diperoleh melalui rekam medik
yang tercatat di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Padangsidempuan dengan diagnosis pendeita Demam
Berdarah Dengue (DBD). Data yang diharapkan adalah
prevalensi penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di tahun
2010 yang berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Padangsidempuan.
KERANGKA KONSEP
Populasi
Sampel
Metode Deskriptip
Retrospektip
Rekam Medis
Hasil Penelitian
Analisa Data
Kesimpulan
DEFINISI OPERASIONAL
1. Rekam medik adalah data yang di ambil dari rumah sakit yang
berisikan status pasien.
2. Metode deskriptip retrospektif adalah metoda analisa data
dengan metode non randomized accidental sampling yaitu
mengambil responden yang kebetulan ada atau tersedia di
tempat penelitian dari data sekunder rekam medik.
3. Hasil penelitian adalah data hasil dari penelitian yang telah
dilakukan selama penelitian berlangsung.
4. Analisa data adalah pembahasan dari data hasil penelitian
yang telah dilakukan selama penelitian berlangsung.
5. Kesimpulan adalah ringkasan teori dan ringkasan dari hasil
penelitian yang telah di buat.
BAB
HASIL PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 4
Tabel. 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin
terhadap Prevalensi Demam Berdarah Dengue di Rumah Sakit
Umum Kota Padangsidimpuan Tahun 2010
No
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase %
Perempuan
12
44,4
Laki-laki
15
55,6
Total
27
100
Karakterestik usia
Frekuensi
Persentasi (%)
1 10 Tahun
17
62,9
11 20 Tahun
10
37,1
Total
27
100
BAB
KESIMPULAN
DAN
SARAN
BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
TERIMA KASIH