Anda di halaman 1dari 10

KOMUNIKASI EDUKASI

PEDOMAN KOMUNIKASI EFEKTIF, EDUKASI DAN


MEDIA KOMUNIKASI

1
DAFTAR ISI

A. Definisi ................................................................................................... 3
B. Ruang Lingkup ....................................................................................... 4
C. Tujuan ICRA .......................................................................................... 4
D. Peran Komite PPI .................................................................................. 4
E. Kegiatan Penerapan Penilaian Resiko Pengendalian Resiko …………. 4

2
Lampiran I : Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Lembang
Nomor : 100.4.4.2/033/RSUD
Tanggal : 02 Juni 2022
Tentang : PANDUAN INFECTION CONTROL RISK ASSESSEMENT (ICRA)
KONSTRUKSI

PANDUAN INFECTION CONTROL RISK ASSESSEMENT (ICRA) KONSTRUKSI


Penilaian Risiko Dampak Renovasi atau Konstruksi yang dikenal sebagai
Infection Control Risk Assessment (ICRA) adalah suatu proses terdokumentasi
yang dilakukan sebelum memulai kegiatan pemeliharaan, perbaikan,
pembongkaran, konstruksi, maupun renovasi untuk mengetahui risiko dan
dampaknya terhadap kualitas udara dengan mempertimbangkan potensi pajanan
pada pasien.

1. Definisi
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada fasilitas yang terkait dengan
pengendalian mekanis dan teknis (mechanical dan enginering controls) serta
pada saat melakukan pembongkaran, konstruksi, dan renovasi gedung
Pembongkaran, konstruksi, renovasi gedung di area mana saja di rumah sakit
dapat merupakan sumber infeksi. Pemaparan terhadap debu dan kotoran
konstruksi, kebisingan, getaran, kotoran, dan bahaya lain dapat merupakan
bahaya potensial terhadap fungsi paru paru serta keamanan staf dan
pengunjung. Rumah sakit meggunakan kriteria risiko untuk menangani
dampak renovasi dan pembangunan gedung baru, terhadap persyaratan mutu
udara, pencegahan dan pengendalian infeksi, standar peralatan, syarat
kebisingan, getaran, dan prosedur darurat.Untuk menurunkan risiko infeksi
maka rumah sakit perlu mempunyai regulasi tentang penilaian risiko
pengendalian infeksi (infection control risk assessment/ ICRA) untuk
pembongkaran, konstruksi, serta renovasi gedung di area mana saja di rumah
sakit yang meliputi
a. Identifikasi tipe/jenis konstruksi kegiatan proyek
b. Identifikasi kelompok risiko pasien
c. Matriks pengendalian infeksi antara kelompok risiko pasien dan tipe
kontruksi kegiatan
d. Proyek untuk menetapkan kelas/tingkat infeksi
e. Tindak pengendalian infeksi berdasar atas tingkat/kelas infeksi
f. Pemantauan pelaksanaan.

3
2. Ruang Lingkup
1. Komite PPI yang bertugas membuat ICRA dan memberikan pendidikan
dan pelatihan
2. Bagian tehnik untuk memfasilitasi dengan memberikan peraturan
perundang-undangan dan perijinan
3. Sanitasi lingkungan, terkait dengan pembuangan limbah (baku mutu
limbah)
4. Tim K3 RS untuk melakukan edukasi dan supervisi tentang keamanan dan
keselamatan kerja
5. Pemimpin proyek sebagai pelaksana kontruksi dan renovasi bangunan

3. Tujuan ICRA (Infection Control Risk Assessment)


Tujuan dari Program ICRA adalah untuk meminimalkan risiko terjadinya
Healthcare Associated Infections (HAIs) kepada pasien yang dapat terjadi bila
jamur atau bakteri tersebar ke udara melalui debu atau air aerosolisasi selama
konstruksi, renovasi, atau proses pemeliharaan di area terdekat dan juga
untuk mengontrol penyebaran debu dari komponen bangunan selama
renovasi

4. Peran Komite PPI


Peran Komite PPI pada program ini antara lain :
1. Membuat Infection Control Risk Assessment (ICRA) dampak dari renovasi;
2. Mengembangkan ijin renovasi yang ditanda tangani oleh Ketua KomitePPI,
pimpinan/departemen/unit kerja dari pimpinan proyek;
3. Memberikan edukasi sebelum memulai pekerjaan pada penggunaan
Personal Protective Equipment (PPE/APD);
4. Melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi menggunakan check list.
5. Mengikuti pertemuan/rapat selama proses renovasi dengan seluruh tim

5. Kegiatan Penerapan Penilaian Resiko Pengendalian Resiko


a) Identifikasi tipe/ jenis konstruksi kegiatan proyek dengan kriteria
sebagai berikut :
TYPE KRITERIA
TIPE A Kegiatan pemeriksaan konstruksi dengan resiko rendah, Termasuk,
tetapitidakterbataspada :
 Mengganti ubin langit-langit (plafon) untuk pemeriksaan visual saja.
 Pengecatan (tetapi tidak dengan pengamplasan)

4
TYPE KRITERIA
 Merapihkan meliputi pekerjaan listrik, pipa kecil, dan kegiatan yang
tidak menghasilkan debu atau memerlukan pembongkaran dinding
atau akses ke langit-langit selain untu kpemeriksaan yang kelihatan
.
Kegiatan non invasif skala kecil, Termasuk, tetapi tidak terbatas pada :
 Pembukaan tidak lebih dari satu ceiling ubin per 10 ubin
 Pemasangan kabel telepon dan komputer
 Pembongkaran dinding atau atap dimana penyebaran debu dapat
TIPE B
dikontrol
 Renovasi kecil dari suatu ruangan
 Pengamplasan dinding basah
 Akses ke ruang terbuka
Kegiatan pembongkaran gedung dan perbaikan gedung yang
menghasilkan debu tingkat tinggi dengan resiko sedang sampai tinggi,
termasuk, tapi tidak terbatas pada :
 Pengamplasan dinding kering, untuk pengecatan atau penutup
dinding
 Pembongkaran dinding, merobohkan dinding kering atau
menyelesaikan bangunan, di mana pekerjaan terbatas satu kamar
 Pembongkaran dinding atau pembangunan tembok baru
TIPE C  Pekerjaan kecil saluran, pipa, listrik di langit-langit (tidak termasuk
pembongkaran atau instalasi);
 Renovasi ruangan yang ada
 Menarik kabel utama dari beberapa kamar ke jalur akses yang
dibutuhkan
 Kegiatan apapun yang tidak dapat diselesaikan dalam shift kerja
tunggal.
 Setiap aktifitas yang tidak memerlukan penutup/barrier yang tidak
memenuhi syarat sebagai tipe D
TIPE D Kegiatan pembangaunan proyek konstruksi dan pembongkaran
gedung dengan skala besar :
 Kegiatan yang memerlukanpenutupan unit/relokasipasien
 Pembongkaran instalasi kabel lengkap, HVAC, pipa, perlengkapan
gas, atau system listrik
 Pembongkaran komponen gedung utama
 Konstruksi baru yang terletak di dekat gedung Rumah Sakit

5
TYPE KRITERIA
(sebagaimana ditentukan oleh TIM ICRA primer)
 Konstruksi baru yang terletak di dekat jalur keluar pasien dari area
perawatan (yang telah ditetapkan oleh TIM ICRA primer )
 Kegiatan penggalian yang jaraknya dekat dengan bangunan
RumahSakit (sebagaimana telah ditetapkan oleh Tim ICRA Primer)

b) Identifikasi kelompok risiko pasien


Risiko1 Risiko2 Risiko3 Risiko4
Rendah Sedang Tinggi Highest
 Area - Perawatan pasien  HCU  Tempat
perkantora dan tidak tercakup Perawatan
 IGD
dalam grup 3 atau
n  LaboratoriumKlinik, Pasien
4
 Koridor - Laundry Spesimen Imunosupresa
Umum - Kantin  Unit rawat inap n
- Penerimaan/
 Ruang RR  Unit luka bakar
Pemulangan
- Laboratorium tidak  Farmasi  Klinik Lab
spesifik seperti Mikrobiologi,
 Stroke unit
grup 3 Virologi
- Koridor umum  Ruang Perawatan
(yang dilewati Bayi  ICU, BICU,
pasien, suplaidan PICU
 VK
linen)  Ruang Isolasi
- Fisioterapi
Tekanan
- Unit rawat jalan
- Unit Gizi Negatif
 Oncology
 Ruang Operasi

c) Matriks pengendalian infeksi antara kelompok risiko dengan tipe


kontruksi bangunan
IC Matrix – Class Of Precaution : Contruction Project By Patiens Risk
Contruction Project type
Patiens Risk Group
Type A Type B Type C Type D
Low Risk Group I II II III/IV
Medium Risk Group I II III IV
High Risk Group I II III/IV IV
Highest Risk Group II III/IV III/IV IV

d) Proyek menetapkan kelas/ tingkat infeksi

6
Berdasarkan bagan matriks kita dapat menentukan kelas atau tingkat
infeksi dari kontruksi yang sedang berjalan. Cara menetukan kelas tersebut
adalah mengambil garis pertemuan antara Tipe kontruksi dengan
kelompok resiko pasien. Kelas atau tingkat infeksi dibagi menjadi 4, Yaitu :
Kelas I , Kelas II, Kelas III, dan Kelas IV. Setelah menentukan kelas atau
tingkat infeksi maka intervensi akan dilaksanakan selama pembangunan
sampai penyelesaian pembangunan sesuai dengan kelas yang telah
ditentukan sebelumnya.

e) Tindakan pengendalian infeksi berdasarkan tingkat / kelas infeksi


Kelas Selama Pembangunan Proyek SetelahPenyelesaianProyek
I. 1. Laksanakan pekerjaan dengan 1. Bersihkan area kerja setelah
metode meminimalisasi menyelesaikan tugas.
timbulnya debu dari
pelaksanaan kegiatan konstruksi
2. Segera meletakkan kembali ke
tempat semula plafon atap yang
diganti untuk pemeriksaan yang
kelihatan
II. 1.Menyediakan sarana aktif untuk 1. Lap permukaan kerja
mencegah debu udara dari dengan pembersihan /
penyebaran ke atmosfer; desinfektan;
2. Air kabut permukaan kerja untuk 2. Wadah yang berisi limbah
mengendalikan debu pada konstruksi sebelum di
waktu pemotongan; transportasi harus tertutup
3. Seal pintu yang tidak terpakai rapat
dengan lakban; 3. Pel basah dan /atau vakum
4. Blokir dan tutup ventilasi udara; dengan HEPA filter, vakum
5. Tempatkan tirai debu di pintu sebelum meninggalkan area
masuk dan keluar area kerja; kerja;
6. Hilangkan atau isolasi sistem 4. Setelah selesai,
HVAC (Heating, Ventilation, dan mengembalikan system
Air Conditioning) yang sedang HVAC dimana pekerjaan
dilaksanakan; dilakukan.

III 1. Untuk mencegah kontaminasi 1. Jangan menghilangkan

7
Kelas Selama Pembangunan Proyek SetelahPenyelesaianProyek
dari system saluran maka barrier dari area kerja
hilangkan/lepaskan atau isolasi sampai proyek selesai
sistem HVAC di area, dimana diperiksa oleh Komite
pekerjaan sedang dilakukan; PPIRS, dibersihkan oleh
2. Lengkapisemua barrier bagian kebersihan RS.
pentingyaitu sheetrock, 2. Hilangkan barrier material
playwood, palstik untuk menutup dengan hati-hati untuk
area dari area yang tidak untuk meminimalisasi penyebaran
kerja atau menerapkan metode dari kotoran dan puing-puing
pengendalian kubus (gerobak yang terkait dengan
dengan penutup plastic dan konstruksi;
koneksi disegel ketempat 3. Vakum area kerja dengan
bekerja dengan HEPA vakum HEPA filtered vacuums
untuk menyedot debu sebelum 4. Area untuk lap basah
keluar) sebelum konstruksi dengan pembersih /
dimulai; disinfektan /cleaner
3. Menjaga tekanan udara negatif 5. Setelah selesai, kembalikan
di dalam tempat kerja dengan sistem HVAC
menggunakan HEPA unit yang
dilengkapi dengan penyaringan
udara;
4. Wadah tempat limbah konstruksi
sebelum di transportasi harus
tertutup rapat
5. Tutup wadah transportasi atau
gerobak. Pita penutup, jika
tidaktutup yang kuat;
IV 1. Mengisolasi sistem HVAC di 1. Pembatas area kerja
area kerja untuk mencegah harus tetap dipasang
kontaminasi sistem saluran sampai proyek selesai di
2. Siapkan pembatas area periksa oleh komite K3,
kerja atau terapkan metode KPPI, dan dilakukan
kontrol kubus (menutup pembersihakn oleh
area kerja dengan plastik petugas kebersihan
dan menyegel dengan 2. Lakukan pembongkaran
vakum HEPA untuk bahan-bahan pembatas
menyedot debu keluar) area kerja dengan hati
sebelum konstruksi dimulai hati untuk

8
Kelas Selama Pembangunan Proyek SetelahPenyelesaianProyek
selama proyek konstruksi meminimalkan
3. Menjaga tekanan udara penyebaran kotoran dan
negatif dalam tempat kerja puing-puing konstruksi
dengan menggunakan unit 3. Letakkan limbah
penyaringan udara HEPA konstruksi dalam wadah
4. Menyegel lubang pipa dan yang tertutup rapat
saluran sebelum dibuang
5. Membuat anteroom dan 4. Tutup wadah atau
mewajibkan semua personil gerobak transportasi
untuk melewati ruangan ini limbah
sehingga mereka dapat 5. Vakum area kerja
disedot menggunakan dengan penyaring
vakum cleaner HEPA HEPA
sebelum meninggalkan 6. Lakukan pengepelan
tempat kerja atau mereka basah dengan
bisa memakai pakaian kerja pembersih/desinfektan
yang lepas setiap kali 7. Setelah pekerjaan
mereka meningkalkan selesai, rapihkan
tempat kerja kembali sistem HVAC
6. Semua personil memasuki
tempat kerja diwajibkan
untuk memakai penutup
sepatu. Sepatu harus
diganti setiap kali keluar dari
area kerja

f) Pemantauan pelaksanaan
Pemantauan pelaksanaan ini bertujuan untuk memastikan bahwa proses
yang berlangsung saat kontruksi/ rekontruksi sesuai dengan standard yang
telah ditetapkan. Proses pemantauan pun dijadikan dasar monitoring
evalusai terhadap intervensi pelaksanaan prinsip PPI ICRA kontruksi
sesuai dengan kelas atau tipe resiko infeksi. Pemantauan pelaksanaan
dapat menggunkan form ceklis yang telah disusun sesuai dengan standard
Permenkes 27 tahun 2017. Berikut form pemantauan yang digunakan
dalam ICRA kontruksi : Terlampir

9
Ditetapkan di : Bandung Barat
Pada tanggal : 02 Juni 2022
Direktur,

Dr. Achmad Oktorudy Djajusman, MARS


NIP. 196610082005021001

10

Anda mungkin juga menyukai