A. PENDAHULUAN
Kejadian Infeksi di rumah sakit sudah menjadi perhatian serius dari institusi
Pelayanan Kesehatan. Karena dampaknya sangat merugikan terhadap pasien maupun
Institusi itu sendiri. Bagi pasien dengan terjadi infeksi di rumah sakit maka akan
memperpanjang hari rawat serta memperbesar pembiayaan sedangkan bagi Institusi
Pelayanan Kesehatan dengan tingginya angka kejadian infeksi di rumah sakit
menandakan mutu pelayanan kurang baik. RSUD Sayang Rakyat selalu konsisten dalam
pencegahan dan pengendalian infeksi untuk menekan kejadian infeksi di RSUD Sayang
Rakyat. Komite PPI setiap tahun membuat program kerja Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di RSUD Sayang Rakyat yang salah satunya adalah Surveilans
deteksi Kejadian Infeksi di rumah sakit. Hal ini dilakukan agar RSUD Sayang Rakyat
selalu dapat memantau kejadian Infeksi dan Kecenderungan/Trend Infeksi di rumah
sakit yang terjadi di Rumah Sakit sehingga dapat segera memberikan intervensi
dengan cepat dan tepat di Rumah Sakit sehingga dapat segera memberikan intervensi
yang cepat dan tepat. Dengan pemantauan rutin dan intervensi dengan cepat dan tepat
diharapkan kejadian infeksi di rumah sakit dari waktu kewaktu selalu dapat di tekan
hingga mendekati angka capaian.
B. TUJUAN
1. Memberikan laporan hasil pemantauan kejadian Infeksi rumah sakit pada bulan
Januari - Maret Tahun 2022 yang sudah disertai dengan analisis masalah dan
sarana yang harus ditindak lanjuti
2. Memperoleh gambaran perkembangan infeksi rumah sakit yang terjadi dan atau
pergeseran infeksi rumah sakit yang terjadi sehingga bias segera memberikan
intervensi dengan cepat dan tepat agar terhindar dari kejadian wabah yang tidak
diinginkan
C. HASIL
Hasil dari kinerja selama kurun waktu Januari – Maret 2022 adalah sebagai berikut :
1. Surveilans HAIs
a. PLEBITIS
PLEBITIS
35
30
25
20
PER MILL
15
10
0
SAKURA ICU ANGGREK MELATI TULIP
b. IDO
IDO
7%
6%
5%
4%
3%
2%
1%
0%
JANUARI FEBRUARI MARET
c. IADP
PLAN DO STUDY ACTION
Capaian angka Mempertahankan Tidak adanya 1. Komite PPI
kejadian IADP angka kejadian kejadian IADP melakukan
pada triwulan I IADP di bawah < dikarenakan reviuw tentang
di bawah 5‰ pada Triwulan tidak adanya asuhan
standar <5‰ II tahun 2022 pasien tepasang keperawatan
vena sentral pada pasien
pada periode yang terpasang
Januari- Maret vena sentral
2. IPCN
melakukan
monitoring
IADP pada
pasien yang
terpasang Vena
Sentral
d. ISK
e. VAP
f. DEKUBITUS
COVID 19
50
45
40
35
JUMLAH PASIEN
30
25
20
15
10
5
0
JANUARI FEBRUARI MARET
2. Kewaspadan Isolasi
a. Kewaspadaan standar
1) Kepatuhan Kebersihan Tangan
KEPATUHAN KEBERSIHAN TANGAN
88.00%
86.00%
84.00%
82.00%
80.00%
78.00%
76.00%
74.00%
D A U OK K
NG INI LOG
I B ZI Y D P AL PI
IG UR IC LA GI NDR CS
S
AN
A J RA
AK AY
A L
IK DIO U R RA TE
S M POL LO SI
O
RA FI
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
R G N I I
U IN PA A N AS NG US US
E
AL EN BA AS LIS A
RI
B
CL M RI B AR T RE
E EM E
ST
E
DI
S
PR KE
L NG NA
N
S
N PE PA SE
DA O
U Y IM PR
N
S UH PE
4) Pengendalian Lingkungan
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
87.00%
86.00%
85.00%
84.00%
83.00%
82.00%
81.00%
80.00%
79.00%
78.00%
77.00%
D A U B A IK D ZI Y
AN R AP
I I M P
IG UR IC OK AS LIN CS
S GI NDR R LOG IU NA
AK G IK U S A T E IO OR R A
S AN POL LO ULA IS IO RAD RAT TI
K
AY F O
M PE
M B O AP
LA
76.00%
74.00%
72.00%
70.00%
D A U B A IK D ZI RY N PI I M P
IG UR IC OK AS LIN CS
S GI RA RA OG IU NA
AK ND SA TE
L R A
S NG LIK U DI
O O R
A PO LO UL
A
SI
O
RA AT TI
K
AY FI R O
M PE M BO AP
LA
90.00%
88.00%
86.00%
PERSENTASE
84.00%
82.00%
80.00%
78.00%
76.00%
IGD OKB CSSD SAKURA LABORATORIUM ICU
PENGELOLAAN LINEN
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
FREKUENSI PENGELOLAAN
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
D A U B A N
IG UR IC OK AS RA UM
AK A RI
S A NG AS T O
AY UL RA
M PE M BO
LA
PENGELOLAAN LOUNDRY
84.00%
PERSENTASE PENGELOLAAN LOUNDRY
82.00%
80.00%
78.00%
76.00%
74.00%
72.00%
70.00%
KEBERSIHAN PEMILAHAN PENCUCIAN PENYIMPANAN
ALAT-ALAT LINEN LINEN
8) Penempatan pasien
a. Airbone
PENEMPATAN PASIEN AIRBONE
88.00%
86.00%
84.00%
82.00%
80.00%
78.00%
76.00%
74.00%
72.00%
JANUARI FEBRUARI MARET
IGD SAKURA
b. Imunocompromise
KEWASPADAAN TRANSMISI
88.00%
86.00%
84.00%
82.00%
80.00%
78.00%
76.00%
74.00%
72.00%
JANUARI FEBRUARI MARET
IGD SAKURA
3. Pembuatan ICRA
Tidak adanya pembangunan pada periode januari-maret 2022
4. Area kamar mayat dan post morten
PEMULASARAN JENAZAH
87.00%
85.00%
83.00%
81.00%
79.00%
77.00%
A N AN AP
D
I US J AM ZA
H EN
NG AN
G
AS KS TA NA LIN
U T T FE JE AN
GK CI ILI IN DA N A
IL N CU F AS AH B EN IKA OL
AS
B H ND EL
AN LIM BA
G
LIT AP
A
PE
N
SI K LIM EM
FA G M
EN NA
AN KE
L
A
KAP AR
G S
N
LE
KE
KEGIATAN JANUARI KEGIATAN FEBRUARI KEGIATAN MARET
5. Pengelolaan Gizi
PENGELOLAAN GIZI
82.20%
82.00%
81.80%
81.60%
81.40%
81.20%
81.00%
JANUARI FEBRUARI MARET
3. Pemeriksaan kuman
Belum dilakukan pemeriksaan peta kuman
4. Pendidikan dan Pelatihan
Belum di lakukannya pelatihan inhaouse training PPI
D. ANALISIS
1. Rapat komite PPI berjalan sesuai agenda rutin bulanan
2. Meningkatnya angka HAis di RS dikarenakan kurangnya kepatuhan petuga dalam
hal kebersihan tangan serta kepatuhan petugas dalam melakukan tindakan
penyuntikan tidak aseptik hal ini di tandai dengan capaian angka kepatuhan cuci
tangan dan angka capaian penyuntikan aman belum sesuai dengan standar
3. Capaian kebersihan tangan belum sesuai dengan standar di akibatkan karena
fasilitas kebersihan tangan belum memenuni seluruh lingkup ruang dan tempat
tidur pasien
4. Kepatuhan penggunaan APD sudah sesuai capaian target,dikarenakan penyediaan
APD sudah meningkat dari tahun yang lalu, akan tetapi kelengkapan APD belum
sepenuhnya merata di setiap unit misalnya di rungan sakura dan ICU
5. Pelaksanaan pelayanan sterilisasi di CSSD sudah di lakukan sesuai tahapan, akan
tetapi selama proses berlangsung petugas tidak patuh dalam penggunaan APD, alur
petugas masih di tidak sesuai dengan standar, serta kurangnya pendokumentasian
bukti bahwa alat yang telah di sterilkan sudah layak pakai dan terstandar,
peningkatan IDO dapat berdapampak dikarenakan sarana pengukur suhu dan
kelembapan di ruangan CSSD belum tersedia
6. Kebersihan lingkungan belum di lakukan secara baik di karenakan alat yang
tersedia belum sesuai standar, hal ini dapat dibuktikan banyaknya debu dan lawa-
lawa di tiap ruangan serta koridor yang berlumut. Dengan kurang bersihnya
lingkungan Rumah Sakit dapat berdampak timbulnyanya vector di Rumah sakit.
SDM kebersihan lingkungan di rumah sakit pun masih kurang yang menyebabkan
tidak ada petugas yang stand by melakukan kebersihan lingkungan saaat pasien
pulang.
7. Manajemen pelayanan laundry belum dapat dilakukan sesuai prosedur di
karenakan sarana gedung yang kurang memdai dalam proses pelaksanaan
pelayanan loundri, hal ini disertakan juga dengan kurangnya fasilitas mendukung
dalam kepatuhan cuci tangan dan pengunaan APD
8. Penanganan limbah di rumah sakit belum sepenuhnya di laksanakn secara merata
di seluruh ruangan, masih didapatnya petugas membuang sampah tidak langsung
di tempat yang disediakan, dan jadwal pembuangan sampah masih berberturan
dengan jadwal pelayanan makanan dan linen,
9. Penempatan ruangan isolasi negative untuk saat ini masih di bawah standar
dikeranakan ruangan masih terbatas, dan untuk ruangan imunocompromise belum
di adakan sehingga pasien berpotensi bercampur dengan pasien lainnya
10. Pemeriksaan karyawan belum di lakukan secara berkala, untuk vaksin covid 98 %
petugas telah dilakukan vaksin hingga vaksin ke 2 dikarenakan masih terdapat
petugas yang belum layak vaksin
11. Capaian kepatuhan etika batuk belum sesuai dengan standar dikarenakan belum
adnya edukasi
12. Penyuntikan aman belum sesuai dengan capaian standar dikarenakan kepatuhan
petugas dalam penggunaan APD saat pencampuran masih berubah-ubah, sehingga
perlakuaan pencampuran obat tidak aseptic. Hal ini berdapampak juga dalam
angka kejadian phlebitis di rumah sakit
13. Pemulasaran jenazah belum sesuai dengan standar dikarenakan kebersihan yang
masih kurang
14. Pelayanan makanan masih dibawah standar dikarenakan sarana dan prasarana
yang kurang memadai
E. REKOMENDASI
1. Dukungan penuh manajemen
2. Menciptakan iklim yang mendukung untuk kepatuhan hand hygiene, pemakaian
APD
3. Penerapan system supervise yang ketat dari menajemen
4. Edukasi berjenjang serta refres PPI kepada semua civitas hospitalia
5. Menyadarkan civitas hospitalia untuk konsentrasi penuh dalam bekerja dari awal
sampai akhir jam kerja
F. PENUTUP
Laporan PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) ini kami buat sebagai
gambaran implementasi program pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit
agar dapat digunakan sebagai acuan unit keperawatan dalam merencanakan,
melaksanakan, monitoring dan evaluasi program peningkatan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien RSUD Sayang Rakyat
Namun demikian upaya-upaya ini akan lebih berhasil secara maksimal apabila ada
dukungan oleh pimpinan Rumah Sakit dan kerja sama yang baik dari seluruh unit kerja
pelayanan. Semoga segala upaya yang telah di lakukan dan menekan angka kejadian
HAIs di RSUD Sayang Rakyat
Ketua IPCN