PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
berfungsi, dan suportif bagi pasien, keluarga, staff, dan pengunjung. Untuk
lainnya harus dikelola secara efektif. Bahkan Rumah sakit harus mempunyai
sistim yang dapat mengurangi kejadian yang tidak diinginkan yang bisa
terjadi pada pasien seperti terjatuh, terpeleset dan kejadian lain yang
yang kurang baik. Karena itu selalu dibutuhkan perbaikan dan pengawasan
1
B. TUJUAN
RS.
rumah sakit.
C. SASARAN
1. Petugas
2. Staff
3. Pengunjung
2
BAB II
Problem
High Risk High Volume
Prone
(nilai x
(nilai x bobot (nilai x bobo
bobot =
= skor) = skor)
No Nama Indikator RSWS skor)
Rentang Rentang Rentang Nila
Nilai = 1 - 5 Nilai = 1 - 5 =1-4
Bobot = 50 Bobot = 30 Bobot = 20
N B S N B S N B S
Keselamatan Pembongkaran atau
1 5 50 250 5 30 150 4 20 80
Pembangunan Gedung
Perlindungan Pegawai di Rumah
2 5 50 250 5 30 150 5 20 100
Sakit
3 Keselamatan Petugas Radiasi 5 50 250 4 30 120 2 20 40
4 Keselamatan petugas Laboratorium 5 50 250 4 30 120 2 20 40
Ketertiban Pengunjung pada jam
5 5 50 250 4 30 120 2 20 40
Besuk
6 Keselamatan Pasien 5 50 250 4 30 120 5 20 100
Kerusakan Struktur bangunan Rumah
7 5 50 250 5 30 150 5 20 100
Sakit
INDIKATOR PRIORITAS MASALAH
Dari Penilaian indikator Prioritas masalah pada tahun 2019 ini berkaitan dengan
pegawai di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar oleh karena itu perlu
BAB III
3
STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTUR UTAMA
B. URAIAN TUGAS
4
No Jabatan/Struktur Uraian Tugas Kualifikasi
Kementerian
Kesehatan
2 Ketua Komite Mutu dan 1. Menerima Laporan dari Sub - Surat Keputusan
lainnya.
sakit Penanggulangan
5
terkait hal tersebut
Pekerjaan (JSA)
dalam pemberian
rumah sakit
6
2. Membuat laporan FMEA
analisa
Laboratorium
4. SK direktur utama
Keselamatan
Radiasi
7
BAB IV
8
Petugas laboratorium tidak mematuhi
3 kaidah keselamatan menggunakan alat 4 3 2 24 9
Pelindung diri pada saat bekerja
Reruntuhan material, debu, dan hal lainnya
4 pada saat dilakukan Pembangunan dan 4 3 4 48 5
renovasi gedung
5 Struktur Bangunan tua dan bermasalah 4 5 4 80 2
9
BAB V
Sasaran Program
Pemeliharaan Gedung dan Bangunan adalah pemeliharaan yang
dilakukan terhadap di rumah sakit secara terus menerus sesuai
10
dengan jadwal agar terpeliharanya bangunan. Agar bangunan
tetap baik dan selalu dalam kondisi baik siap pakai setiap saat
digunakan maka di lakukan dalam beberapa tahap:
a. Pengadaan peralatan kerja
b. Koordinasi dengan bagian-bagian / unit terkait yang ada di RS
Wahidin Sudirohusodo Makassar
c. Perencanaan dan pembuatan jadwal pelaksanaan
pemeliharaan bangunan.
d. Penerapan inventorisasi
e. Penyusunan laporan
11
c. Pemeliharaan jendela
Kegiatan pemeliharaan jendela adalah pekerjaan
pembersihan pemeriksaan, perbaikan, penguncian dan
penggantian bila diperlukan
Kegiatan pembersihan dilakukan oleh petugas Cleaning
Service setiap hari. Perbaikan kerusakan kecil oleh unit
ISPRS.
Penggantian dilakukan sesuai kebutuhan, bila kerusakan tidak
dapat diperbaiki dan tidak dapat ditoleransi maka penggantian
dilakukan dengan segera
d. Pemeliharaan plafon
Kegiatan Pemeliharaan Plafon adalah pekerjaan
pembersihan, pemeriksaan rangka, dan support plafon,
perbaikan Cornis, pengecatan pada plafon dan penggantian
gypsum jika diperlukan.
Kegiatan pembersihan dilakukan oleh petugas Cleaning
Service setiap minggu, namun jadwal pembersihan ini bisa
berubah lebih cepat atau lebih lama tergantung kondisi
ruangan saat ditempati pasien.
Perbaikan dan pengecetan noda yang berukuran kecil
dilakukan setiap bulan oleh petugas IPSRS.
Namun untuk penggantian skala besar di Pihak ketigakan
e. Pemeliharaan pintu
Kegiatan Pemeliharaan pintu adalah pekerjaan pembersihan,
pemeriksaan daun pintu dan mor, perbaikan, dan penggantian
pintu jika diperlukan.
Kegiatan pembersihan dilakukan oleh petugas Cleaning
Service setiap hari.
Perbaikan kerusakan kecil dilakukan oleh IPSRS jika tidak
dapat diselesaikan akan dilakukan oleh Pihak Ketiga.
12
Penggantian dilakukan sesuai kebutuhan dimana pintu yang
mengalami kerusakan tidak bisa diperbaiki lagi dan dapat
membahayakan pasien, pengunjung ataupun staf rumah sakit
dilakukan dengan segera.
f. Pemeliharaan toilet
Kegiatan Pemeliharaan toilet adalah pekerjaan pembersihan,
pemeriksaan, perbaikan, dan penggantian jika diperlukan.
Kegiatan pembersihan dilakukan oleh petugas Cleaning
Service setiap hari.
Perbaikan kerusakan kecil dilakukan oleh IPSRS jika tidak
dapat diselesaikan akan dilakukan oleh Pihak Ketiga/petugas
maintenance
Penggantian dilakukan sesuai kebutuhan dimana toilet yang
mengalami kerusakan tidak dapat diperbaiki lagi dan dapat
membahayakan pasien, pengunjung ataupun staf rumah sakit
dilakukan dengan segera.
g. Pemeliharaan wastafel
Kegiatan Pemeliharaan wastafel adalah pekerjaan
pembersihan, pemeriksaan, perbaikan, dan penggantian jika
diperlukan.
Kegiatan pembersihan dilakukan oleh petugas Cleaning
Service setiap hari.
Perbaikan kerusakan kecil dilakukan oleh IPSRS jika tidak
dapat diselesaikan akan dilakukan oleh Pihak Ketiga/petugas
maintenance,
Penggantian dilakukan sesuai kebutuhan dimana toilet yang
mengalami kerusakan tidak dapat diperbaiki lagi dan dapat
membahayakan pasien, pengunjung ataupun staf rumah sakit
dilakukan dengan segera.
13
2. PEMELIHARAAN FASILITAS KESELAMATAN PASIEN
Dalam rangka meningkatkan dan menjamin keselamatan pasien
selama berada di RS Wahidin Sudirohusodo Makassar Makassar,
maka untuk tahun 2019 RS Wahidin Sudirohusodo Makassar
Makassar menyediakan perlengkapan fasilitas keselamatan
pasien dan melakukan pemeliharaan fasilitas tersebut secara
berkala.
Tujuan Program
1. Menjamin keselamatan pasien selama berada di RS
Wahidin Sudirohusodo Makassar Makassar
2. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi pasien selama
menjalani pengobatan di RS Wahidin Sudirohusodo
Makassar Makassar
Sasaran Program
1. Tidak adanya kejadian tidak diharapkan (KTD) terjadi pada
pasien RS Wahidin Sudirohusodo Makassar Makassar
selama tahun 2019
2. Tidak adanya kejadian tidak cidera (KTC) terjadi pada
pasien RS Wahidin Sudirohusodo Makassar Makassar
selama tahun 2019
3. Tidak adanya kejadian nyaris cidera (KNC) terjadi pada
pasien RS Wahidin Sudirohusodo Makassar Makassar
selama tahun 2019
4. Tidak adanya kejadian potensi cidera (KPC) yang terjadi
pada pasien RS Wahidin Sudirohusodo Makassar
Makassar selama 2019
5. Tidak adanya kejadian sentinel yang terjadi pada pasien RS
Wahidin Sudirohusodo Makassar Makassar selama tahun
2019
14
Fasilitas keselamatan pasien meliputi:
1. Nurse Call disetiap bed pasien dan disetiap toilet dengan
posisi mudah dijangkau oleh pasien ( Bangunan Baru)
2. Handrell dikamar mandi dan beberapa turunan.
3. Grap Bar disetiap toilet
4. Pintu toilet atau kamar mandi dapat dibuka dari luar dalam
keadaan darurat (bangunan baru)
5. Tempat tidur dapat diatur tingginya dan dilengkapi dengan
handrell pada kiri dan kanan yang digunakan menurut
kebutuhan pasien ataupun berada dibawah kaki tempat
tidur pasien.
6. Handrell pada tempat tidur anak mempunyai jarak terali
lebih kecil dari kepala anak.
7. Tanda atau sign peringatan yang dipasang oleh petugas
pada lantai atau lokasi yang licin, basah, ataupun dalam
renovasi.
8. Akses kontrol di setiap unit perawatan yang hanya bisa
dibuka dengan card yang hanya diberikan kepada pasien
dan keluarga pasien dan security yang bertugas.
9. Terdapat beberapa CCTV di seluruh area RS
10. ID Card dan seragam yang telah ditetapkan digunakan
oleh semua Pegawai RS Wahidin Sudirohusodo Makassar
Makassar
11. Baju khusus untuk pasien (ruang tertentu)
12. Pemasangan gelang identitas pada setiap pasien untuk
mengetahui identitas dan kekhususan pada pasien
13. Pemasangan tanda atau sign pada pasien mudah terjatuh,
alergi ataupun DNR yang dibuat berdasarkan penilaian
diletakkan di pintu dan di atas ranjang pasien
14. Pemasangan hand rub di semua area.
15
Kegiatan pemeliharaan fasilitas keselamatan pasien
meliputi :
a. Nurse Call
Pada bangunan baru disetiap bed pasien dan disetiap
toilet telah terpasang sedangkan untuk bangunan lama
hanya pada toilet saja yang alarmnya di pasang secara
manual, pada tempat tidur pasien, Pengaman ada,
Pemasangan tanda atau sign pada pasien mudah terjatuh,
alergi ataupun DNR di pintu dan di atas ranjang pasien
pemeliharaan meliputi: pembersihan, pemeliharaan,
pengecekan, perbaikan dan pemeriksaan serta
penggantian bila dianggap perlu.
- Pembersihan dilakukan oleh petugas CS setiap hari.
- Pemeliharaan dan pengecekan dilakukan oleh
perawat ruangan setiap kali pasien masuk baru dan
setiap pasien pulang.
- Perbaikan dilakukan oleh petugas IPSRS berdasarkan
laporan unit
- Penggantian dilakukan sesuai kebutuhan dimana
kerusakan sudah tidak dapat diperbaiki lagi.
16
pada lantai atau lokasi yang licin, basah, tempat yang
beresiko terhadap keselamatan ataupun dalam renovasi
dipasang sesuai kebutuhan dibawah pengawasan
ruangan dan URT.
17
Identitas pada setiap pasien untuk mengetahui identitas
dan kekhususan pada pasien.
Pemasangan gelang identitas dilakukan oleh keperawatan
setiap kali pasien baru masuk, dan pemasangan gelang
resiko dilakukan oleh keperawatan sesuai indikasi pada
pasien.
Pengawasan pengggunaan dan pemasangan gelang pada
pasien dilakukan oleh pasien safety setiap bulannnya.
Tujuan Program
1. Menjamin keselamatan pengunjung selama berada di RS
Wahidin Sudirohusodo Makassar Makassar
2. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung selama
berkunjung di RS Wahidin Sudirohusodo Makassar
Sasaran Program
1. Tidak adanya kecelakaan pengunjung yang terjadi RS
Wahidin Sudirohusodo Makassar Makassar selama tahun
2019
18
Fasilitas keselamatan pengunjung meliputi:
1. Pintu toilet atau kamar mandi.
2. Tanda atau sign peringatan yang dipasang oleh petugas pada
lantai atau lokasi yang licin, basah, ataupun dalam renovasi.
3. Terdapat CCTV di seluruh area publik dan area perawatan
4. Furniture
5. Pemasangan handrub disemua area
19
Pemasangan handrub disemua area dilakukan sesuai
kebutuhan, namun pengawasan penambahan isi atau
penggantian baru dilakukan oleh unit terkait.
20
d. Furniture
e. Pemasangan handrub disemua area
21
perbaikan bila dianggap perlu.
Pembersihan dilakukan oleh petugas CS setiap hari
Perbaikan dilakukan oleh petugas IPSRS berdasarkan
laporan unit
Penggantian dilakukan sesuai kebutuhan dimana kerusakan
sudah tidak dapat diperbaiki lagi.
e. Pemasangan hand rub di semua area.
Pemasangan handrub disemua area dilakukan sesuai
kebutuhan, namun pengawasan penambahan isi atau
penggantian baru dilakukan
AKTIF
1. PENGADAAN FASILITAS KESELAMATAN PASIEN
Fasilitas keselamatan pasien dilengkapi oleh Rumah Sakit sesuai
kebutuhan berdasarkan laporan dari unit keperawatan ataupun
laporan dari IPSRS. Fasilitas keselamatan pasien meliputi:
a. Nurse Call disetiap bed pasien dan disetiap toilet dengan
posisi mudah dijangkau oleh pasien (khusus untuk bangunan
Baru)
b. Grap Bar disetiap toilet
c. Pintu toilet atau kamar mandi dapat dibuka dari luar dalam
keadaan darurat (Khusus bangunan baru) sedangkan untuk
bangunan lama yang kamar mandinya masih terbuka kedalam
atau pintu darurat yang sering terkunci telah di modifikasi
kuncinya agar dapat dibuka dari luar.
d. Tempat tidur dapat diatur tingginya dan dilengkapi dengan
handrell pada kiri dan kanan yang digunakan menurut
kebutuhan pasien. Ataupun berada di bawah kaki pasien.
e. Handrell pada tempat tidur anak mempunyai jarak terali lebih
kecil dari kepala anak.
f. Tanda atau sing peringatan yang dipasang oleh petugas pada
22
lantai atau lokasi yang licin, basah, ataupun dalam renovasi.
g. Akses kontrol di setiap unit perawatan yang hanya bisa dibuka
dengan card yang hanya diberikan kepada pasien dan
keluarga pasien dan security yang bertugas.
h. Terdapat CCTV di seluruh area publik dan area perawatan
i. ID Card dan seragam yang telah ditetapkan digunakan oleh
semua Pegawai RS Wahidin Sudirohusodo Makassar
Makassar
j. Baju khusus untuk pasien (ruangan Tertentu)
k. Pemasangan gelang identitas pada setiap pasien untuk
mengetahui identitas dan kekhususan pada pasien
l. Pemasangan tanda atau sign pada pasien mudah terjatuh,
alergi ataupun DNR yang dibuat berdasarkan penilaian
diletakkan di pintu dan di atas ranjang pasien
m. Pemasangan hand rub di semua area
n. Pemasangan tanda merah pada elevasi permukaan yang berbeda.
23
Adanya pembatas untuk mencegah masuk ke daerah
berbahaya
Bahan pembersih dan bahan-bahan lain yang berbahaya
harus tersimpan rapih, berlabel dan diluar jangkauan
anak-anak.
c. Pengamanan listrik :
Pemasangan grounding sesuai ketentuan
Pengukuran jaringan atau instalasi lstrik
Pemasangan tanda – tanda bahaya dan indicator
Penempatan petugas sesuai dengan ketrampilan
Pemakaian MCB
Penyediaan alat – alat kebakaran yang berfungsi dengan
baik
24
dengan cara :
a. Penentuan waktu kunjungan
b. Pemberitahuan kewaspadaan bencana
c. Pembatasan pengunjung masuk
25
Perencanaan Keselamatan Fisik bangunan
26
permintaan
rincian perbaikan
Bangunan (BQ)
2 Pemantauan Melihat keadaan Seluruh IPSRS Januari –
Desember
Fasilitas keseluruhan gedung
2022
kelayakan fasilitas Area K3RS
(gedung, atap,
lantai, plafon,
dinding, tempat
tidur, dan fungsi
lainnya)
PERBAIKAN
3 Perbaikan fasilitas Memperbaiki Area yang IPSRS Januari –
fasilitas yang bermasalah Desember
2022
telah diajukan dan
telah diterima
permintaan
rincian perbaikan
Bangunan (Bq) K3RS
27
c. Edukasi SPO Perawatan pasien
tentang
pencegahan dan
penanganan
pasien jatuh
2 Pengadaan alert a. Gelang Identitias Seluruh Sub Januari –
Desember
untuk Pasien b. Ident Alert risiko ruangan Komite
2022
jatuh Keselam
c. ident alert risiko atan
alergi pasien
d. Ident alert DNR
Penanganan Januari –
Desember
2022
1 Edukasi Sistem Menjelaskan kepada Semua staff Sub Januari –
Pelaporan Insiden kayan dan Staff pelayanan Komite Desember
2022
Keselamatan tentang cara dan Keselam
Pasien Pelaporan Insiden penunjang atan
yang terjadi pada di RSWS pasien
pasien dengan
menggunakan
sistem (pelaporan
Elektronik)
2 Pelaporan Insiden Melaporkan kejadian Staff Sub Januari –
pada pasien yang terjadi pada ruangan Komite Desember
2022
pasien Keselam
atan
pasien
3 Investigasi Menganalisa suatu Staff yang Sub Januari –
Sederhana/RCA insiden yang terjadi terlibat Komite Desember
2022
(Root Cause pada pasien dengan Keselam
Analysis) Dan atan
28
Rekomendasi kasus berat pasien
C. PERLINDUNGAN PEGAWAI
1. PELAYANAN KESEHATAN PEGAWAI
Pelayanan kesehatan Pegawai di RS Wahidin Sudirohusodo
Makassar Makassar untuk tahun 2019 meliputi:
a. Pemeriksaan Kesehatan Pegawai
Pemeriksaan kesehatan Pegawai RS Wahidin Sudirohusodo
Makassar Makassar untuk 2019 direncanakan dilakukan
sebanyak 3 jenis, yaitu:
a. Pemeriksaan Pegawai Pra Bekerja (calon Pegawai)
Pemeriksaan kesehatan calon Pegawai dilakukan
kepada calon Pegawai sebelum Pegawai diterima
sebagai Pegawai Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo
Makassar
Makassar. Pelaksanaan disesuaikan dengan
penerimaan Pegawai dan diawasi oleh SDM.
Pemeriksaan dilakukan oleh dokter yang sudah
ditentukan oleh Rumah Sakit
Calon Pegawai melakukan pemeriksaan:
- Pemeriksaan fisik lengkap
- Rongent thorax
- Pemeriksaan HbsAg
- Pemeriksaan HIV
- Pemeriksaan darah lengkap
- Pemeriksaan Kehamilan (bagi perempuan
yang sudah menikah)
- Laporan hasil pemeriksaan mencantumkan
diagnosis, kesimpulan dan rekomendasi
b. Pemeriksaan berkala 1 tahun
29
Pemeriksaan Pegawai berkala satu tahun, yaitu
pemeriksaan kesehatan Pegawai yang dilakukan satu
tahun sekali pada Pegawai tetap dan pelaksanaan
dilakukan oleh bidang kesejahteraan (SDM)
1) Pemeriksaan dilakukan oleh dokter yang sudah
ditentukan oleh Rumah Sakit
2) Laporan hasil pemeriksaan harus mencantumkan
Diagnosis, Kesimpulan, Saran dan Rekomendasi.
3) Rekomendasi yang diberikan meliputi :
- Pengobatan apabila dalam diagnosis
ditemukan panyakit, kelainan atau gangguan.
- Rujukan pada Dokter Spesialis yang sesuai
dengan kelainan atau gangguan yang
dijumpai apabila diagnosa tidak tuntas atau
meragukan.
- Tindakan pencegahan untuk mengurangi atau
meminimalisir pengaruh buruk lingkungan
kerja terhadap kesehatan.
- Apabila hasil Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Pegawai ditemukan adanya gangguan atau
kelainan, SDM wajib menindaklanjuti dengan
mempertimbangkan usulan dari K3RS dan
PPI.
- Mekanisme pemeriksaan ditetapkan melalui
prosedur tersendiri.
30
penjadwalan dilakukan oleh SDM.
31
pegawai akan di kerjasamakan dengan Taspen dan BPJS
Tenaga Kerja untuk jaminan Kecelakaan Kerja.
- Perlindungan Pegawai
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN/ PIC WAKTU
LOKASI
Kebijakan
1 Revisi Pedoman Untuk melihat Pokja Sub Januari –
Desember
Keselamatan, SPO kembali kesesuaian FMS/MFK Komite k3
2022
dan masa berlaku P.J dan
dari Kebijakan Keselamata Fasilitas
n
Pencegahan
32
2 Pemeriksaan Melakukan Pegawai SDM Januari –
Desember
Kesehatan Pemeriksaan yang Bidang
2022
Pegawai kesehatan terhadap bekerja Kesejahter
pegawai pada aan dan
daerah kepegawai
berisiko an
tinggi
3 Vaksinasi dan Melakukan Vaksinasi Pegawai SDM Januari –
Desember
Imunisasi dan imunisasi yang Bidang
2022
terhadap pegawai berisiko Kesejahter
yang bekerja pada tinggi aan dan
daerah yang kepegawai
beresiko tinggi an
Penanganan
1 Edukasi Sistem Menjelaskan kepada Semua Sub Januari –
Pelaporan kayan dan Staff staff, Komite k3 Desember
2022
Kecelakaan Pada tentang cara Peserta dan
Petugas Pelaporan didik di Fasilitas
kecelakaan Kerja RSWS
33
D. PROTEKSI KESELAMATAN RADIASI
(Lihat Pedoman/Program Radiasi)
Program Proteksi dan keselamatan Radiasi ini mencakup aspek teknis
dan organisasi dari pengendalian paparan radiasi dalam pekerjaan,
dalam situasi paparan radiasi normal maupun paparan radiasi
potensial. Tujuannya adalah untuk memberikan pendekatan yang
terintegrasi terhadap pengendalian paparan normal dan potensial
yang disebabkan oleh radiasi eksternal.
Tujuan
a. Mampu melakukan upaya tindakan proteksi radiasi
b. Mampu mengevaluasi tindakan proteksi radiasi yang telah
dilakukan
c. Mampu melakukan tindakan – tindakan perubahan tindakan
proteksi kearah yang lebih baik efektif dan efesien
d. Mampu patuh dan taat untuk melaksanakan standar prosedur
operasional peralatan radiasi, Standar Prosedur Kerja dengan
Radiasi, Standar pelayanan
e. Pemeriksaan Radiografi dan Standar prosedur Pemeliharaan
Peralatan Radiologi.
a. Pelatihan staf
34
f. Proteksi radiasi penggunaan mobile X-Ray
35
ruang kontrol yang sudah dilapisi timbal (Pb) atau
tembok setebal minimal 20mm.
3) Gunakan monitoring radiasi (TLD) untuk
mengetahui dosis radiasi yang telah diterima
petugas
4) Lakukan evaluasi monitoring radiasi (TLD) setiap
3 bulan sekali
c) Proteksi keselamatan pasien (termasuk pendamping)
36
pemeriksaan X–Ray
3) Pasang lampu merah di atas pintu ruang
pemeriksaan X–Ray
4) Pasang peringatan bahwa ibu hamil dan menyusui
harap lapor petugas
5) Pengecekan kebocoran ruangan minimal 1 tahun
sekali, kecuali ada kerusakan komponen ruangan
yang patut diduga potensial terjadi kebocoran,
maka segera lakukan pengecekan saat itu juga
37
a. Penyediaan alat monitoring radiasi
Peralatan monitoring penerimaan dosis radiasi personal harus
disediakan sesuai pemanfaatannya:
- TLD (Thermoluminiscent Dosemetry), untuk setiap
personel radiologi
- Pen Dosemetry (PenDose), untuk staf yang melakukan
pengoperasian C-Arm, Fluoroskopi, dan Angiografi)
- Surveymeter, untuk keperluan pengecekan kebocoran
radiasi di lingkungan / ruangan di sekitar alat
Keselamatan Radiologi
38
1 Pemantauan Alat a. Melihat Seluruh Sub Januari –
Pelindung Diri ketersediaan Pegawai Komite K3 Desember
APRON, TLD yang dan 2022
dan alat terpapar Fasilitas
pelindung diri dengan dan Kayan
lainnya Radiasi Radiologi
digunakan
b. melihat kondisi
serta fungsi
alatnya
E. KESELAMATAN LABORATORIUM
39
(Lihat Pedoman/Program Keselamatan Laboratorium)
40
Perbaikan dan penggantian dilakukan oleh petugas IPSRS
dan Pihak Ketiga untuk pemeliharaannya.
d. Pemasangan hand rub di laboratorium
Pemasangan handrub disemua area dilakukan sesuai
kebutuhan, namun pengawasan penambahan isi atau
penggantian baru dilakukan
41
dan permukaan lantai yang tidak rata dan tidak menutup
kemungkinan koridor dari lantai 2 kearah laboratorium.
2) Cedera punggung pada staff saat mengangkat beban
merupakan pekerjaan yang cukup berat, terutama bila
mengabaikan kaidah ergonomic, contohnya pada saat
mengangkat bahan dan reagen yang berat dan banyak.
3) Mengambil sample darah/cairan tubuh lainnya. Hal ini
merupakan pekerjaan sehari-hari di laboratorium. Dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja :
o Tertusuk jarum suntik,
o Tertular virus AIDS, Hepatitis B, Hepatitis C, dan lain-
lain.
4) Risiko terjadi kebakaran (sumber: bahan kimia, arus
pendek listrik) bahan reagens yang mungkin mudah
menyala (flammable) dan beracun. Risiko kecelakaan
kerja yang dapat terjadi antara lain :
o Timbulnya kebakaran dengan akibat luka bakar dari
ringan sampai berat bahkan kematian.
o Timbul keracunan akibat kurang hati-hati.
b. Penyakit Akibat Kerja & Penyakit Akibat Hubungan Kerja
Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang mempunyai
penyebab yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan
pekerjaan, pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab,
harus ada hubungan sebab akibat antara proses penyakit dan
hazard di tempat kerja. Faktor Lingkungan kerja sangat
berpengaruh dan berperan sebagai penyebab timbulnya
Penyakit Akibat Kerja. Sebagai contoh antara lain debu silika
dan silikosis, uap timah dan keracunan timah, tetapi penyebab
terjadinya akibat kesalahan faktor manusia.
Berbeda dengan Penyakit Akibat Kerja, Penyakit Akibat
Hubungan Kerja (PAHK) sangat luas ruang lingkupnya.
42
Menurut Komite Ahli WHO (1973), Penyakit Akibat Hubungan
Kerja adalah “penyakit dengan penyebab multifaktorial,
dengan kemungkinan besar berhubungan dengan pekerjaan
dan kondisi tempat kerja. Pajanan di tempat kerja tersebut
memperberat, mempercepat terjadinya serta menyebabkan
kekambuhan penyakit.
Penyakit akibat kerja yang berisiko terjadi di Laboratorium
tahun 2019 yaitu:
1) Faktor Biologis
Lingkungan kerja pada Pelayanan Kesehatan
favorable bagi berkembang biaknya strain kuman yang
resisten, terutama kuman-kuman pyogenic, colli, bacilli
dan staphylococci, yang bersumber dari pasien, benda-
benda yang terkontaminasi dan udara. Mikroba yang
menyebar melalui udara/aerosol (misalnya Mycobacterium
tuberculosa), kontak dengan darah dan sekreta (HIV dan
Hepatitis B) dapat menginfeksi pekerja hanya akibat
kecelakaan kecil dipekerjaan, misalnya karena tergores
atau tertusuk jarum yang terkontaminasi virus.
Angka kejadian infeksi nosokomial di unit Pelayanan
Kesehatan cukup tinggi. Secara teoritis kemungkinan
kontaminasi pekerja LAK sangat besar, sebagai contoh
dokter di RS mempunyai risiko terkena infeksi 2 sampai 3
kali lebih besar dari pada dokter yang praktek pribadi atau
swasta, dan bagi petugas Kebersihan menangani limbah
yang infeksius senantiasa kontak dengan bahan yang
tercemar kuman patogen, debu beracun mempunyai
peluang terkena infeksi. Staff laboratorium berisiko
terinfeksi di Laboratorium karena banyaknya jumlah
kuman dan limbah di laboratorium.
2) Faktor Kimia
43
Petugas di laboratorium kesehatan yang sering kali
kontak dengan bahan kimia dan obat-obatan seperti
antibiotika, demikian pula dengan solvent yang banyak
digunakan dalam komponen antiseptik, desinfektan
dikenal sebagai zat yang paling karsinogen.
Staff laboratorium setiap saat berisiko terhadap
faktor kimia karna sifatnya sebagai bahan toksik
(trichloroethane, tetrachloromethane) jika tertelan, trhirup
atau terserap melalui kulit dapat menyebabkan penyakit
akut atau kronik, bahkan kematian. Bahan korosif (asam
dan basa) akan mengakibatkan kerusakan jaringan yang
irreversible pada daerah yang terpapar.
3) Faktor Ergonomi
Ergonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni berupaya
menyerasikan alat, cara, proses dan lingkungan kerja
terhadap kemampuan, kebolehan dan batasan manusia
untuk terwujudnya kondisi dan lingkungan kerja yang
sehat, aman, nyaman dan tercapai efisiensi yang setinggi-
tingginya. Pendekatan ergonomi bersifat konseptual dan
kuratif, secara populer kedua pendekatan tersebut dikenal
sebagai To fit the Job to the Man and to fit the Man to the
Job.Posisi kerja yang salah dan dipaksakan dapat
menyebabkan mudah lelah sehingga kerja menjadi kurang
efisien dan dalam jangka panjang dapat menyebakan
gangguan fisik dan psikologis (stress) dengan keluhan
yang paling sering adalah nyeri pinggang kerja (low back
pain).
Staff laboratorium berpotensi nyeri punggung akibat
seringnya mengangkat bahan dan reagen yang banyak
dan berat antar laboratorium satelit.
4) Faktor Fisik
44
Faktor fisik di laboratorium yang berisiko menimbulkan
masalah kesehatan kerja tahun 2019 meliputi:
o Suhu dan kelembaban yang tinggi di tempat kerja,
yang sering berubah disebabkan pendingin ruangan
(air conditioner) mulai rusak.
o Kebocoran di laborataorium phlebotomy centre di
rawat jalan, dapat menyebabkan staff terjatuh karena
licin.
5) Faktor Psikososial
Beberapa contoh faktor psikososial di laboratorium
kesehatan yang dapat menyebabkan stress di tahun 2019,
yaitu:
o Pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergency
dan menyangkut hidup mati seseorang. Untuk itu
pekerja di laboratorium dituntut untuk memberikan
pelayanan yang tepat dan cepat disertai dengan
kewibawaan dan keramahan-tamahan
o Pekerjaan pada unit-unit tertentu yang sangat
monoton.
o Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra
kerja di sektor formal ataupun informal.
45
o Melakukan pemeriksaan dan pengarahan secara berkala
terhadap metode/ prosedur dan pelaksanaannya, bahan
habis pakai dan peralatan kerja, termasuk untuk kegiatan
penelitian.
o Memastikan semua petugas laboratorium memahami dan
dapat menghindari bahaya infeksi.
o Memastikan semua petugas laboratorium menggunakan
Alat Pelindung Diri yang telah ditetapkan untuk mencegah
infeksi.
o Melakukan penyelidikan semua kecelakaan di
laboratorium yang memungkinkan terjadinya
pelepasan/kebocoran/penyebaran bahan infeksi.
o Melakukan pengawasan dan memastikan semua tindakan
dekontaminasi yang telah dilakukan jika ada
tumpahan/percikan bahan infektif.
o Menyediakan kepustakaan/ rujukan K3 yang sesuai dan
informasi untuk petugas laboratorium tentang perubahan
prosedur, metode, petunjuk teknis dan pengenalan pada
alat yang baru.
o Menyusun jadwal kegiatan pemeliharaan kesehatan bagi
petugas laboratorium.
o Membuat sistem panggil untuk keadaan darurat yang
timbul diluar jam kerja.
o Membuat rencana dan melaksanakan pelatihan K3
laboratorium bagi seluruh petugas laboratorium.
o Membuat daftar Material safety data sheet (MSDS) dari
seluruh bahan kimia yang ada untuk diketahui oleh
seluruh petugas laboratorium.
o Mencatat secara rinci setiap kecelakaan kerja yang terjadi
di laboratorium dan melaporkannya kepada Kepala
46
Instalasi Laboratorium.
o Melakukan pekerjaan laboratorium sesuai dengan
prosedur yang ada (Good Laboratory Practice)
o Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara
penggunaan yang benar.
o Sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa
bahan infeksius dan spesimen secara benar
o Pengelolaan limbah infeksius dengan benar
o Menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai.
47
- Pada waktu melakukan preparasi
- Pada waktu menerima, membawa dan melabel sampel
- Pada waktu membuka wadah sampel
- Pada waktu menuangkan atau pipetisasi sampel ke
wadah lain/tabung/cup
- Pada waktu melakukan penanaman kuman
- Pada waktu melakukan pengelolaan limbah
3) Alas kaki/sepatu tertutup, dipakai :
- Pada waktu melakukan pengambilan darah/sampling
- Pada waktu membawa sampel.
- Pada waktu melakukan teknik pemeriksaan
- Dalam ruang laboratorium
4) Apron plastik, dikenakan pada waktu melakukan kegiatan
pengelolaan sisa spesimen dan limbah.
5) Masker N-95 digunakan pada pemeriksaan khusus,
contohnya pengambilan sampel dan pemeriksaan biakan
dan resistensi kuman.
6) Handrub (chlorhexidine gluconate 0,5% ditambah etanol
70%).
7) Wastafel yang dilengkapi dengan sabun, air mengalir dan
tisu.
8) Kontainer khusus untuk insenarasi jarum, lanset.
9) Pemancur air (emergency shower) jika terjadi percikan
bahan infeksi atau bahan kimia pada kulit staf
laboratorium.
10) Eye wash, jika terjadi percikan bahan infeksi atau kimia
pada mata staf laboratorium.
11) Kabinet keamanan biologis kelas I/II/III (tergantung dari
jenis mikroorganisme yang ditangani dan diperiksa
dilaboratorium).
Pengamanan pada keadaan darurat :
48
a) Sistem tanda bahaya
b) Sistem evakuasi
c) Sistem informasi darurat
d) Pelatihan khusus berkala tentang penanganan
keadaan darurat.
e) Alat pemadam api ringan (APAR), masker, dan
sumber air terletak pada lokasi yang mudah
dicapai.
Memperhatikan tindakan pencegahan terhadap hal-
hal sebagai berikut :
a) Mencegah penyebaran bahaya infeksi dengan
cara :
- Staf laboratorium melakukan cuci tangan saat
sebelum menyentuh pasien, sebelum
melakukan tindakan aseptik, sesudah
bersentuhan dengan pasien, sesudah
bersentuhan dengan lingkungan sekitar
pasien, sesudah bersentuhan dengan cairan
tubuh pasien.
- Memisahkan ruang teknis laboratorium dan
ruang teknis mikrobiologi
- Ventilasi udara dan pencahayaan ruangan
yang baik
- Ruang teknis mikrobiologi memastikan cahaya
masuk dengan membuka jendela serta pintu
selalu dalam keadaan tertutup.
- Petugas menggunakan Alat Pelindung Diri
yang lengkap.
- Penanaman kuman dan pengerjaan tindakan
mirobiologi dilakukan dalam Biosafety
Cabinet.
49
- Staf laboratorium tidak boleh makan, minum,
menggunakan kosmetik, lensa kontak dan
pipetasi manual di dalam ruang teknis
laboratorium.
- Setelah semua teknis pemeriksaan selesai,
staf laboratorium melepaskan handscoen dan
cuci tangan menggunakan sabun
- Setiap akan meninggalkan ruang teknis, staf
laboratorium melakukan cuci tangan
menggunakan handrub.
b) Pengendalian infeksi jika terpapar jarum
suntik/teriris bahan yang terkontaminasi :
- Petugas yang terkena langsung mencuci
bagian tubuh yang terpapar di bawah air
mengalir.
- Staf laboratorium melaporkan kepada Ketua
Tim/Kepala Instalasi sesuai SPO Alur
Pelaporan ketika Terjadi Tumpahan
Berbahaya dan Beracun (B3) dan Alur
Pelaporan Kecelakaan Kerja.
c) Langkah jika mata terciprat bahan yang
terkontaminasi :
- Staf laboratorium langsung menuju ke eye
wash yang tersedia di laboratorium.
- Staf mengikuti SPO penggunaan eye wash.
- Staf melaporkan kepada ketua tim.
d) Semua staf laboratorium telah dilatih (in house
training) untuk program kecelakaan kerja RS dan
pencegahan pengendalian infeksi oleh RS.
e) Mencegah infeksi melalui tusukan, dengan cara :
- Petugas selalu menggunakan APD lengkap
50
- Jarum bekas dibuang menggunakan satu
tangan tanpa perlu ditutup terlebih dahulu,
- Jarum bekas dibuang pada wadah jerigen
yang tidak tembus terhadap tusukan
f) Menggunakan pipet dan alat bantu pipet yang
automatis, tidak menggunakan pipet yang dihisap
dengan mulut petugas.
g) Menggunakan sentrifuse atau alat pemusing yang
terstandarisasi, yaitu :
- Tertutup rapat
- Automatis, terbuka hanya jika putaran telah
berhenti sempurna
- Terpelihara dan terkalibrasi tepat waktu.
51
c) Limbah infeksius cair,
d) Limbah tajam,
e) Limbah Mikrobiologi,
f) Limbah kimia
Masing-masing limbah dibuang sesuai dengan SPO
Pembuangan Limbah
5) Staf laboratorium diberikan pelatihan dan pendidikan
untuk prosedur dan praktek keselamatan/keamanan kerja
serta prosedur baru dan penggunaan bahan berbahaya
yang baru.
Keselamatan laboratorium
52
um
2 Kalibrasi Memastikan alat Alat-alat Ka. Januari –
Peralatan Medik yang digunakan Laboratorium Instalasi Desember
Laboratorium masih laiak pakai Laboratoriu 2022
m dan
IPSRS
3 Pemeriksaan Pemeriksaan Semua staff SDM Januari –
Kesehatan untuk Kesehatan laboratorium Desember
Pegawai (termasuk 2022
Laboratorium dokter)
BAB VI
PENUTUP
53
setahun
2. Evaluasi Pelaksanaan kegiatan setiap 3 bulan dilakukan minimal
1 kali dalam setahun
3. Evaluasi metode, waktu dan kendala pelaksanaan sosialisasi,
pelatihan dan simulasi dilakukan setiap kali melakukan kegiatan
pelatihan dan simulasi
4. Evaluasi berkala program dilakukan satu kali dalam setahun yaitu
pada bulan Desember
5. Pelaporan ke Dewas dan Dumop
DITETAPKAN OLEH:
DIREKTUR UTAMA,
54