Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki

peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat derajat kesehatan

masyarakat Indonesia. Pemerintah telah bersungguh-sungguh dan terus-

menerus berupaya untuk meningkatkan mutu pelayanan baik yang bersifat

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi

Rumah sakit merupakan tempat tujuan orang saat membutuhkan

penanganan kesehatan. Sehingga rumah sakit dituntut memiliki sistem

keamanan dan keselamatan untuk pasien, pengunjung, Pegawai dan pekerja

lain yang berada di Rumah Sakit.

Rumah sakit dalam kegiatannya harus menyediakan fasilitas yang aman,

berfungsi, dan suportif bagi pasien, keluarga, staff, dan pengunjung. Untuk

mencapai tujuan tersebut fasilitas fisik, peralatan medis, dan peralatan

lainnya harus dikelola secara efektif. Bahkan Rumah sakit harus mempunyai

sistim yang dapat mengurangi kejadian yang tidak diinginkan yang bisa

terjadi pada pasien seperti terjatuh, terpeleset dan kejadian lain yang

disebabkan karena sistem pengamanan pasien, pengunjung dan Pegawai

yang kurang baik. Karena itu selalu dibutuhkan perbaikan dan pengawasan

dalam melakukan pengamanan terhadap pasien dilingkungan rumah sakit

baik keamanan gedung maupun sarana dan prasarananya. Akan tetapi

walaupun memiliki sistim pengamanan yang baik tetap harus mengutamakan

keramahan dan kenyamanan untuk pasien dan keluarganya.

1
B. TUJUAN

1. Memberikan jaminan dan memastikan bahwa bangunan, fasilitas, alat,

teknologi medik, peralatan dan system yang berjalan tidak berpotensi

mendatangkan risiko terhadap pasien, keluarga, staf, dan pengunjung di

RS.

2. Memastikan berbagai upaya untuk melindungi kecelakaan yang terjadi di

rumah sakit.

3. Memelihara Kondisi aman untuk pasien, keluarga, pengunjung, dan staff

4. Memberikan jaminan tersedianya program yang memastikan area,

fasilitas, dan system yang berjalan telah dilakukan identifikasi, serta

pembangunan maupun renovasi gedung telah dilakukan kajian dan

diawasi dalam proses pembangunan yang dilakukan.

C. SASARAN

1. Petugas

2. Staff

3. Pengunjung

4. Vendor dan Pihak ketiga

2
BAB II

SKORING PEMILIHAN INDIKATOR PRIORITAS KESELAMATAN RS

Problem
High Risk High Volume
Prone
(nilai x
(nilai x bobot (nilai x bobo
bobot =
= skor) = skor)
No Nama Indikator RSWS skor)
Rentang Rentang Rentang Nila
Nilai = 1 - 5 Nilai = 1 - 5 =1-4
Bobot = 50 Bobot = 30 Bobot = 20
N B S N B S N B S
Keselamatan Pembongkaran atau
1 5 50 250 5 30 150 4 20 80
Pembangunan Gedung
Perlindungan Pegawai di Rumah
2 5 50 250 5 30 150 5 20 100
Sakit
3 Keselamatan Petugas Radiasi 5 50 250 4 30 120 2 20 40
4 Keselamatan petugas Laboratorium 5 50 250 4 30 120 2 20 40
Ketertiban Pengunjung pada jam
5 5 50 250 4 30 120 2 20 40
Besuk
6 Keselamatan Pasien 5 50 250 4 30 120 5 20 100
Kerusakan Struktur bangunan Rumah
7 5 50 250 5 30 150 5 20 100
Sakit
INDIKATOR PRIORITAS MASALAH

Dari Penilaian indikator Prioritas masalah pada tahun 2019 ini berkaitan dengan

Keselamatan adalah kerusakan struktur bangunan dan bagaimana perlindungan

pegawai di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar oleh karena itu perlu

diperkuat bagaimana system pemeriksaan dan pengawasan bangunan dan

perlindungan pegawai di rumah sakit.

BAB III

3
STRUKTUR ORGANISASI

A. STRUKTUR ORGANISASI KESELAMATAN RS

DIREKTUR UTAMA

Komite PPI KOMITE MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN

MANAJEMEN RISIKO SUB KOMITE K3 DAN FASILITAS KESELAMATAN PASIEN

KESELAMATAN KESELAMATAN LABORATORIUM


RADIASI

B. URAIAN TUGAS

4
No Jabatan/Struktur Uraian Tugas Kualifikasi

1 Direktur Utama Sebagai penanggung Jawab - Pendidikan

Pelaksanaan Kegiatan manajemen RS

berkaitan keselamatan di RS - Surat Keputusan

Kementerian

Kesehatan

2 Ketua Komite Mutu dan 1. Menerima Laporan dari Sub - Surat Keputusan

Keselamatan pasien Komite K3 dan Fasilitas Direktur Utama

sebagai laporan RSUP. Dr. Wahidin

pemantauan risiko fasilitas Sudirohusodo

dan system keselamatan Makssar

lainnya.

3 Sub Komite K3 dan 1. Bertanggung jawab penuh - Pendidikan formal

Fasilitas terkait keselamatan kerja Kesehatan

dan fisik dan lngkungan Masyarakat

rumah sakit Peminatan

2. Memberikan laporan dan Kesehatan Kerja

tindak lanjut masalah yang - Ahli K3

berkaitan dengan masalah - TOT K3

fisik dan lingkungan rumah - Pelatihan

sakit Penanggulangan

3. Melakukan inspeksi Kebakaran

lingkungan dan fisik - SK. Direktur Utama

kemudian membuat laporan

5
terkait hal tersebut

4. Mapping risiko keselamatan

5. Membuat analisa bahaya

dari lingkungan disetiap

ruangan dan risiko

Pekerjaan (JSA)

5 Komite PPI Melakukan pengkajian risiko - Dokter dan Perawat

infeksi di rumah sakit - TOT PPI

- SK. Direktur Utama

6 Sub Keselamatan Pasien 1. Bertanggung Jawab penuh - Dokter dan Perawat

tentang Keselamatan - Pelatihan

Pasien di rumah Sakit keselamatan

2. Membuat laporan terkait Pasien

insiden dan accident yang - SK. Direktur Utama

terjadi dirumah sakit

berkaitan dengan pasien.

3. Melakukan identifikasi dan

RCA ketika ada kejadian

Sentinel maupun kesalahan

dalam pemberian

pelayanan terhadap pasien

7 Sub. Manajemen Risiko 1. Membuat analisa risiko dan 1. SK direktur utama

dampak yang bisa terjadi di 2. Pelatihan Manrisk

rumah sakit

6
2. Membuat laporan FMEA

dan kejadian-kejadian yang

terjadi di Rumah Sakit

8 Kepala Instalasi 1. Penanggung jawab 1. Pelatihan

Laboratorium laboratorium Phlebotomi

2. Menganalisa dan membuat 2. Pelatihan K3

laporan terkait laboratorium

Keselamatan Laboratorium 3. Pelatihan TOT

analisa

Laboratorium

4. SK direktur utama

9 Penanggung Jawab 1. Kayan Radiologi 1. SK direktur Utama

Pelayanan Radiologi 2. Menganalisa dan 2. Fisikawan Medik

membuat laporan terkait 3. Pelatihan

Keselamatan

Radiasi

7
BAB IV

IDENTIFIKASI AREA DAN PETA RISIKO KESELAMATAN

A. IDENTIFIKASI DAN PETA RISIKO

IDENTIFIKASI/PETA RISIKO KESELAMATAN

Dampak (D) Probability (P) Controllability (C)


1 : Tidak Ada Cidera 1 : Sangat jarang (> 5 thn) 1 : Mudah untuk
2 : Cidera Ringan 2 : Jarang (2-5 thn) dikontrol Dampak x
3 : Cidera Sedang 3 : Mungkin (1-2 Thn) 2 : Agak Mudah Probability x
No RISIKO 4 : Cidera berat/Luas 4 : Sering dikontrol Controllability
5 : Kematian ( bbrpa kali dlm 1 thn) 3 : Agak Sulit Dikontrol (D x P x C)
5 : Sangat Sering 4 : Sulit untuk dikntrol
(mingguan/bulan) Rangking
1–5 1-5 1-4 Risiko
1 Keselamatan Pasien          
a. Pasien jatuh tidak ada pengaman tempat
  5 4 2 40 6
tidur
  b. Pasien Terjatuh dikamar mandi Licin 5 5 3 75 3
Petugas radiasi tidak mematuhi kaidah
2 menggunakan TLD dan apron pada saat 4 3 2 24 9
melakukan foto Rontgen

8
Petugas laboratorium tidak mematuhi
3 kaidah keselamatan menggunakan alat 4 3 2 24 9
Pelindung diri pada saat bekerja
Reruntuhan material, debu, dan hal lainnya
4 pada saat dilakukan Pembangunan dan 4 3 4 48 5
renovasi gedung
5 Struktur Bangunan tua dan bermasalah 4 5 4 80 2

6 pemeriksaan kesehatan pegawai 3 4 3 36 7


7 Pegawai mengalami kecelakaan kerja 5 5 4 100 1
8 Gagal sistem pada mesin operasional 5 3 2 30 8
9 Lift gagal fungsi 4 3 2 24 9
10 Kebakaran akibat teknologi 5 3 2 30 8
11 Kegagalan pada system utilitas 4 4 4 64 4
12 peralatan medik gagal fungsi 4 3 3 36 7
pengelolaan Bahan berbahaya dan limbah
13 3 4 3 36 7
tidak sesuai persyaratan

9
BAB V

PROGRAM STRATEGIS PENGURANGAN RISIKO KESELAMATAN

A.PROGRAM KESELAMATAN UNTUK STRUKTUR BANGUNAN


PREVENTIF
1. PEMELIHARAAN GEDUNG DAN BANGUNAN
Dalam rangka meningkatkan kualitas dalam bidang Pemeliharaan
Sarana dan Prasarana Rumah Sakit maka perlu dilakukan
pemeliharaan gedung untuk menjamin keselamatan gedung dan
bangunan.
Pemeliharaan Bangunan mencakup kegiatan pemeriksaan,
kegiatan perbaikan serta penggantian spare part dan Penandaan
Fasilitas yang bermasalah. Kegiatan ini di lakukan secara berkala
sesuai dengan jadwal yang telah di susun sesuai program kerja
IPSRS.
Terselenggaranya kegiatan pemeliharaan bangunan harus di
dukung oleh personal serta peralatan – peralatan untuk
memaksimalkan kinerja pemeliharaan bangunan.
Tujuan Program
a. Untuk terciptanya keadaan Bangunan yang layak pakai, aman
dan baik bagi pengguna yaitu pasien, pengunjung, Pegawai
dan vendor.
b. Memperpanjang usia Bangunan
c. Dapat mendeteksi kerusakan Bangunan secara lebih awal.
d. Dapat menurunkan biaya pemeliharaan karena kerusakan
diketahui lebih awal.

Sasaran Program
Pemeliharaan Gedung dan Bangunan adalah pemeliharaan yang
dilakukan terhadap di rumah sakit secara terus menerus sesuai

10
dengan jadwal agar terpeliharanya bangunan. Agar bangunan
tetap baik dan selalu dalam kondisi baik siap pakai setiap saat
digunakan maka di lakukan dalam beberapa tahap:
a. Pengadaan peralatan kerja
b. Koordinasi dengan bagian-bagian / unit terkait yang ada di RS
Wahidin Sudirohusodo Makassar
c. Perencanaan dan pembuatan jadwal pelaksanaan
pemeliharaan bangunan.
d. Penerapan inventorisasi
e. Penyusunan laporan

B. Kegiatan pemeliharaan gedung dan


bangunan meliputi:
a. Pemeliharaan lantai bangunan
Kegiatan pemeliharaan lantai bangunan adalah pekerjaan
pembersihan, pemeriksaan, perbaikan nat, keramik / vinil /
marmer, penggantian keramik/vinil/marmer jika diperlukan.
Perbaikan dan penggantian nat, keramik, vynil, marmer
dilakukan dan dikerjakan sesuai dengan kerusakan yang
dilaporkan ke IPSRS
b. Pemeliharaan dinding bangunan
Kegiatan pemeliharaan dinding bangunan adalah pekerjaan
pembersihan pemeriksaan, perbaikan, penggantian wallpaper,
pengecatan dalam, pengecetan luar jika diperlukan.
Kegiatan pembersihan dilakukan oleh petugas Cleaning
Service setiap minggu jadwal pembersihan ini bisa berubah
lebih cepat atau lebih lama tergantung kondisi ruangan saat
ditempati pasien.
Perbaikan, Pengecetan noda atau perbaikan kerusakan
wallpaper dalam jumlah kecil dilakukan setiap bulan oleh
petugas maintenance dan diawasi oleh pihak IPSRS.

11
c. Pemeliharaan jendela
Kegiatan pemeliharaan jendela adalah pekerjaan
pembersihan pemeriksaan, perbaikan, penguncian dan
penggantian bila diperlukan
Kegiatan pembersihan dilakukan oleh petugas Cleaning
Service setiap hari. Perbaikan kerusakan kecil oleh unit
ISPRS.
Penggantian dilakukan sesuai kebutuhan, bila kerusakan tidak
dapat diperbaiki dan tidak dapat ditoleransi maka penggantian
dilakukan dengan segera
d. Pemeliharaan plafon
Kegiatan Pemeliharaan Plafon adalah pekerjaan
pembersihan, pemeriksaan rangka, dan support plafon,
perbaikan Cornis, pengecatan pada plafon dan penggantian
gypsum jika diperlukan.
Kegiatan pembersihan dilakukan oleh petugas Cleaning
Service setiap minggu, namun jadwal pembersihan ini bisa
berubah lebih cepat atau lebih lama tergantung kondisi
ruangan saat ditempati pasien.
Perbaikan dan pengecetan noda yang berukuran kecil
dilakukan setiap bulan oleh petugas IPSRS.
Namun untuk penggantian skala besar di Pihak ketigakan
e. Pemeliharaan pintu
Kegiatan Pemeliharaan pintu adalah pekerjaan pembersihan,
pemeriksaan daun pintu dan mor, perbaikan, dan penggantian
pintu jika diperlukan.
Kegiatan pembersihan dilakukan oleh petugas Cleaning
Service setiap hari.
Perbaikan kerusakan kecil dilakukan oleh IPSRS jika tidak
dapat diselesaikan akan dilakukan oleh Pihak Ketiga.

12
Penggantian dilakukan sesuai kebutuhan dimana pintu yang
mengalami kerusakan tidak bisa diperbaiki lagi dan dapat
membahayakan pasien, pengunjung ataupun staf rumah sakit
dilakukan dengan segera.
f. Pemeliharaan toilet
Kegiatan Pemeliharaan toilet adalah pekerjaan pembersihan,
pemeriksaan, perbaikan, dan penggantian jika diperlukan.
Kegiatan pembersihan dilakukan oleh petugas Cleaning
Service setiap hari.
Perbaikan kerusakan kecil dilakukan oleh IPSRS jika tidak
dapat diselesaikan akan dilakukan oleh Pihak Ketiga/petugas
maintenance
Penggantian dilakukan sesuai kebutuhan dimana toilet yang
mengalami kerusakan tidak dapat diperbaiki lagi dan dapat
membahayakan pasien, pengunjung ataupun staf rumah sakit
dilakukan dengan segera.
g. Pemeliharaan wastafel
Kegiatan Pemeliharaan wastafel adalah pekerjaan
pembersihan, pemeriksaan, perbaikan, dan penggantian jika
diperlukan.
Kegiatan pembersihan dilakukan oleh petugas Cleaning
Service setiap hari.
Perbaikan kerusakan kecil dilakukan oleh IPSRS jika tidak
dapat diselesaikan akan dilakukan oleh Pihak Ketiga/petugas
maintenance,
Penggantian dilakukan sesuai kebutuhan dimana toilet yang
mengalami kerusakan tidak dapat diperbaiki lagi dan dapat
membahayakan pasien, pengunjung ataupun staf rumah sakit
dilakukan dengan segera.

13
2. PEMELIHARAAN FASILITAS KESELAMATAN PASIEN
Dalam rangka meningkatkan dan menjamin keselamatan pasien
selama berada di RS Wahidin Sudirohusodo Makassar Makassar,
maka untuk tahun 2019 RS Wahidin Sudirohusodo Makassar
Makassar menyediakan perlengkapan fasilitas keselamatan
pasien dan melakukan pemeliharaan fasilitas tersebut secara
berkala.
 Tujuan Program
1. Menjamin keselamatan pasien selama berada di RS
Wahidin Sudirohusodo Makassar Makassar
2. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi pasien selama
menjalani pengobatan di RS Wahidin Sudirohusodo
Makassar Makassar
 Sasaran Program
1. Tidak adanya kejadian tidak diharapkan (KTD) terjadi pada
pasien RS Wahidin Sudirohusodo Makassar Makassar
selama tahun 2019
2. Tidak adanya kejadian tidak cidera (KTC) terjadi pada
pasien RS Wahidin Sudirohusodo Makassar Makassar
selama tahun 2019
3. Tidak adanya kejadian nyaris cidera (KNC) terjadi pada
pasien RS Wahidin Sudirohusodo Makassar Makassar
selama tahun 2019
4. Tidak adanya kejadian potensi cidera (KPC) yang terjadi
pada pasien RS Wahidin Sudirohusodo Makassar
Makassar selama 2019
5. Tidak adanya kejadian sentinel yang terjadi pada pasien RS
Wahidin Sudirohusodo Makassar Makassar selama tahun
2019

14
 Fasilitas keselamatan pasien meliputi:
1. Nurse Call disetiap bed pasien dan disetiap toilet dengan
posisi mudah dijangkau oleh pasien ( Bangunan Baru)
2. Handrell dikamar mandi dan beberapa turunan.
3. Grap Bar disetiap toilet
4. Pintu toilet atau kamar mandi dapat dibuka dari luar dalam
keadaan darurat (bangunan baru)
5. Tempat tidur dapat diatur tingginya dan dilengkapi dengan
handrell pada kiri dan kanan yang digunakan menurut
kebutuhan pasien ataupun berada dibawah kaki tempat
tidur pasien.
6. Handrell pada tempat tidur anak mempunyai jarak terali
lebih kecil dari kepala anak.
7. Tanda atau sign peringatan yang dipasang oleh petugas
pada lantai atau lokasi yang licin, basah, ataupun dalam
renovasi.
8. Akses kontrol di setiap unit perawatan yang hanya bisa
dibuka dengan card yang hanya diberikan kepada pasien
dan keluarga pasien dan security yang bertugas.
9. Terdapat beberapa CCTV di seluruh area RS
10. ID Card dan seragam yang telah ditetapkan digunakan
oleh semua Pegawai RS Wahidin Sudirohusodo Makassar
Makassar
11. Baju khusus untuk pasien (ruang tertentu)
12. Pemasangan gelang identitas pada setiap pasien untuk
mengetahui identitas dan kekhususan pada pasien
13. Pemasangan tanda atau sign pada pasien mudah terjatuh,
alergi ataupun DNR yang dibuat berdasarkan penilaian
diletakkan di pintu dan di atas ranjang pasien
14. Pemasangan hand rub di semua area.

15
 Kegiatan pemeliharaan fasilitas keselamatan pasien
meliputi :
a. Nurse Call
Pada bangunan baru disetiap bed pasien dan disetiap
toilet telah terpasang sedangkan untuk bangunan lama
hanya pada toilet saja yang alarmnya di pasang secara
manual, pada tempat tidur pasien, Pengaman ada,
Pemasangan tanda atau sign pada pasien mudah terjatuh,
alergi ataupun DNR di pintu dan di atas ranjang pasien
pemeliharaan meliputi: pembersihan, pemeliharaan,
pengecekan, perbaikan dan pemeriksaan serta
penggantian bila dianggap perlu.
- Pembersihan dilakukan oleh petugas CS setiap hari.
- Pemeliharaan dan pengecekan dilakukan oleh
perawat ruangan setiap kali pasien masuk baru dan
setiap pasien pulang.
- Perbaikan dilakukan oleh petugas IPSRS berdasarkan
laporan unit
- Penggantian dilakukan sesuai kebutuhan dimana
kerusakan sudah tidak dapat diperbaiki lagi.

b. Handrell di kamar Mandi.


Pemeliharaan handrell dikamar mandi meliputi:
pembersihan, perbaikan, pemeriksaan, penggantian.
Pembersihan dilakukan oleh petugas CS setiap hari
mencakup pembersihan dari debu, noda dan kotoran lain.
Perbaikan dilakukan oleh petugas IPSRS berdasarkan
laporan unit. Penggantian dilakukan sesuai kebutuhan
dimana kerusakan sudah tidak dapat diperbaiki lagi.

c. Tanda atau sign peringatan yang dipasang oleh petugas

16
pada lantai atau lokasi yang licin, basah, tempat yang
beresiko terhadap keselamatan ataupun dalam renovasi
dipasang sesuai kebutuhan dibawah pengawasan
ruangan dan URT.

d. Akses kontrol untuk keluarga pasien diberikan setiap


pasien baru masuk dan dikembalikan setiap pasien pulang
dibawah pengawasan kasir rawat inap.

e. CCTV di seluruh area publik dan area perawatan


Pemeliharaan CCTV mencakup perawatan, perbaikan dan
penggantian.
Perawatan CCT dilakukan setiap hari oleh petugas
security.
Perbaikan dan penggantian dilakukan sesuai kebutuhan
oleh pihak ketiga dibawah pengawasan manager umum.

f. ID Card dan seragam Pegawai.


Pemeliharaan ID Card dan seragam mencakup
kebersihan dan penggantian.
Untuk kebersihan seragam dilakukan oleh Pegawai
masing – masing dan untuk penggantian seragam
dilakukan sesuai kebutuhan dibawah pengawasan SDM.

g. Baju khusus untuk pasien (ruang Tertentu)


Pemeliharaan baju khusus pasien dilakukan dengan cara
pembersihan dan pengantian.
Untuk pembersihan dilakukan setiap hari oleh petugas
laundry dibawah pengawasan Bidang Penunjang Medik,
namun untuk penggantian dilakukan sesuai kebutuhan.
h. Pemasangan gelang

17
Identitas pada setiap pasien untuk mengetahui identitas
dan kekhususan pada pasien.
Pemasangan gelang identitas dilakukan oleh keperawatan
setiap kali pasien baru masuk, dan pemasangan gelang
resiko dilakukan oleh keperawatan sesuai indikasi pada
pasien.
Pengawasan pengggunaan dan pemasangan gelang pada
pasien dilakukan oleh pasien safety setiap bulannnya.

i. Pemasangan hand rub di semua area.


Pemasangan handrub disemua area dilakukan sesuai
kebutuhan, namun pengawasan penambahan isi atau
penggantian baru dilakukan oleh unit terkait.

3. PEMELIHARAAN FASILITAS KESELAMATAN PENGUNJUNG


Dalam rangka meningkatkan dan menjamin keselamatan
pengunjung selama berada di RS Wahidin Sudirohusodo
Makassar Makassar, maka untuk tahun 2019 RS Wahidin
Sudirohusodo Makassar Makassar menyediakan perlengkapan
fasilitas keselamatan pengunjung dan melakukan pemeliharaan
fasilitas tersebut secara berkala.

Tujuan Program
1. Menjamin keselamatan pengunjung selama berada di RS
Wahidin Sudirohusodo Makassar Makassar
2. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung selama
berkunjung di RS Wahidin Sudirohusodo Makassar
Sasaran Program
1. Tidak adanya kecelakaan pengunjung yang terjadi RS
Wahidin Sudirohusodo Makassar Makassar selama tahun
2019

18
Fasilitas keselamatan pengunjung meliputi:
1. Pintu toilet atau kamar mandi.
2. Tanda atau sign peringatan yang dipasang oleh petugas pada
lantai atau lokasi yang licin, basah, ataupun dalam renovasi.
3. Terdapat CCTV di seluruh area publik dan area perawatan
4. Furniture
5. Pemasangan handrub disemua area

Pemeliharaan fasilitas keselamatan pengunjung dilakukan dengan


cara:
1. Tanda atau sign peringatan yang dipasang oleh petugas
pada lantai atau lokasi yang licin, basah, tempat yang
beresiko terhadap keselamatan ataupun dalam renovasi
dipasang sesuai kebutuhan dibawah pengawas Cleaning
Service, PJ ruangan, dan bagian Umum dan RT.
2. CCTV di seluruh area publik dan area perawatan
Pemeliharaan CCTV mencakup perawatan, perbaikan dan
penggantian.
Perawatan CCTV dilakukan setiap hari oleh petugas security.
Perbaikan dan penggantian dilakukan sesuai kebutuhan oleh
pihak ketiga dibawah pengawasan Bagian umum.
3. Furniture
Pemeliharaan furniture mencakup pembersihan, pemeriksaan,
perbaikan bila dianggap perlu.
Pembersihan dilakukan oleh petugas CS setiap hari

Perbaikan dilakukan oleh petugas IPSRS berdasarkan laporan


unit. Penggantian dilakukan sesuai kebutuhan dimana
kerusakan sudah tidak dapat diperbaiki lagi.
4. Pemasangan hand rub di semua area.

19
Pemasangan handrub disemua area dilakukan sesuai
kebutuhan, namun pengawasan penambahan isi atau
penggantian baru dilakukan oleh unit terkait.

4. PEMELIHARAAN FASILITAS KESELAMATAN PEGAWAI


Dalam rangka meningkatkan dan menjamin keselamatan Pegawai
selama berada di RS Wahidin Sudirohusodo Makassar Makassar,
maka untuk tahun 2019 RS Wahidin Sudirohusodo Makassar
Makassar menyediakan perlengkapan fasilitas keselamatan
Pegawai dan melakukan pemeliharaan fasilitas tersebut secara
berkala.
Tujuan Program
1. Menjamin keselamatan Pegawai selama berada di RS
Wahidin Sudirohusodo Makassar Makassar
2. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi Pegawai selama
bekerja di RS Wahidin Sudirohusodo Makassar Makassar
Sasaran Program
1. Tidak adanya kecelakaan kerja yang terjadi RS Wahidin
Sudirohusodo Makassar Makassar selama tahun 2019

Fasilitas keselamatan Pegawai adalah:


a. Alat Pelindung Diri (APD)
b. Tanda atau sing peringatan
c. Terdapat CCTV di seluruh area publik dan area

20
d. Furniture
e. Pemasangan handrub disemua area

Pemeliharaan fasilitas keselamatan Pegawai meliputi :


a. Alat pelindung diri (APD)
Daftar APD Pegawai RS Wahidin Sudirohusodo Makassar
Makassar tahun 2019 terlampir
Jenis APD berdasarkan pada jenis pekerjaan ditetapkan oleh
Komite PPI jika berhubungan dengan Medik dan
Keperawatan, sedangkan Untuk APD Penunjang di urus oleh
Sub Komite K3 dan Fasilitas, unit terkait setiap tahun
berdasarkan pada analisa resiko.
Pengawasan penggunaan APD dilakukan oleh Komite PPI
untuk pekerjaan Medis dan K3RS untuk pekerjaan non medis
dan. Laporan kepatuhan penggunaan APD dilaporkan setiap
bulannya.

b. Tanda atau sign peringatan yang dipasang oleh petugas pada


lantai atau lokasi yang licin, basah, tempat yang beresiko
terhadap keselamatan ataupun dalam renovasi dipasang
sesuai kebutuhan dibawah pengawasan ruangan, K3RS dan
URT.

c. CCTV di seluruh area publik dan area perawatan


Pemeliharaan CCTV mencakup perawatan, perbaikan dan
penggantian.
Perawatan CCTV dilakukan setiap hari oleh petugas security.
Perbaikan dan penggantian dilakukan sesuai kebutuhan oleh
SIRS dan pengawasan Bagian Umum.
d. Furniture
Pemeliharaan furniture mencakup pembersihan, pemeriksaan,

21
perbaikan bila dianggap perlu.
Pembersihan dilakukan oleh petugas CS setiap hari
Perbaikan dilakukan oleh petugas IPSRS berdasarkan
laporan unit
Penggantian dilakukan sesuai kebutuhan dimana kerusakan
sudah tidak dapat diperbaiki lagi.
e. Pemasangan hand rub di semua area.
Pemasangan handrub disemua area dilakukan sesuai
kebutuhan, namun pengawasan penambahan isi atau
penggantian baru dilakukan

AKTIF
1. PENGADAAN FASILITAS KESELAMATAN PASIEN
Fasilitas keselamatan pasien dilengkapi oleh Rumah Sakit sesuai
kebutuhan berdasarkan laporan dari unit keperawatan ataupun
laporan dari IPSRS. Fasilitas keselamatan pasien meliputi:
a. Nurse Call disetiap bed pasien dan disetiap toilet dengan
posisi mudah dijangkau oleh pasien (khusus untuk bangunan
Baru)
b. Grap Bar disetiap toilet
c. Pintu toilet atau kamar mandi dapat dibuka dari luar dalam
keadaan darurat (Khusus bangunan baru) sedangkan untuk
bangunan lama yang kamar mandinya masih terbuka kedalam
atau pintu darurat yang sering terkunci telah di modifikasi
kuncinya agar dapat dibuka dari luar.
d. Tempat tidur dapat diatur tingginya dan dilengkapi dengan
handrell pada kiri dan kanan yang digunakan menurut
kebutuhan pasien. Ataupun berada di bawah kaki pasien.
e. Handrell pada tempat tidur anak mempunyai jarak terali lebih
kecil dari kepala anak.
f. Tanda atau sing peringatan yang dipasang oleh petugas pada

22
lantai atau lokasi yang licin, basah, ataupun dalam renovasi.
g. Akses kontrol di setiap unit perawatan yang hanya bisa dibuka
dengan card yang hanya diberikan kepada pasien dan
keluarga pasien dan security yang bertugas.
h. Terdapat CCTV di seluruh area publik dan area perawatan
i. ID Card dan seragam yang telah ditetapkan digunakan oleh
semua Pegawai RS Wahidin Sudirohusodo Makassar
Makassar
j. Baju khusus untuk pasien (ruangan Tertentu)
k. Pemasangan gelang identitas pada setiap pasien untuk
mengetahui identitas dan kekhususan pada pasien
l. Pemasangan tanda atau sign pada pasien mudah terjatuh,
alergi ataupun DNR yang dibuat berdasarkan penilaian
diletakkan di pintu dan di atas ranjang pasien
m. Pemasangan hand rub di semua area
n. Pemasangan tanda merah pada elevasi permukaan yang berbeda.

Selain pengadaan fasilitas keselamatan pasien, aktif program


keselamatan pasien juga dilakukan dengan cara :
a. Pengelolaan Kecelakaan Pasien
Pengelolaan kecelakaan pasien meliputi kejadian tidak
diharapkan (KTD), kejadian tidak cidera (KTC), kejadian nyaris
cidera (KNC), kejadian potensi cidera (KPC).
Pengelolaan kecelakaan ini dilakukan setiap kali ada kejadian,
dilaporkan kepada Tim Pasien Safety dan Tim pasien safety
membuat laporan kejadian setiap bulan.

b. Pengelolaan tempat dimana anak – anak banyak berkumpul


dilakukan tindakan khusus antara lain:
 Sumber listrik harus mempunyai penutup / pengaman
 Pintu kamar harus dapat dibuka dari luar

23
 Adanya pembatas untuk mencegah masuk ke daerah
berbahaya
 Bahan pembersih dan bahan-bahan lain yang berbahaya
harus tersimpan rapih, berlabel dan diluar jangkauan
anak-anak.

c. Pengamanan listrik :
 Pemasangan grounding sesuai ketentuan
 Pengukuran jaringan atau instalasi lstrik
 Pemasangan tanda – tanda bahaya dan indicator
 Penempatan petugas sesuai dengan ketrampilan
 Pemakaian MCB
 Penyediaan alat – alat kebakaran yang berfungsi dengan
baik

2. PENGADAAN FASILITAS KESELAMATAN PENGUNJUNG


Fasilitas keselamatan pengunjung dilengkapi oleh Rumah Sakit
sesuai kebutuhan berdasarkan laporan dari unit keperawatan,
Humas ataupun laporan dari K3RS dan URT. Fasilitas
keselamatan pengunjung meliputi:
a. Pintu toilet atau kamar mandi
b. Tanda atau sign peringatan yang dipasang oleh petugas pada
lantai atau lokasi yang licin, basah, ataupun dalam renovasi.
c. Terdapat CCTV di beberapa area publik dan area perawatan
d. Furniture
e. Pemasangan handrub di area pelayanan
f. Pemasangan tanda merah pada elevasi permukaan yang
berbeda.

Selain penyediaan fasilitas keselamatan pengunjung, aktif


program keselamatan untuk pengunjung dilakukan juga

24
dengan cara :
a. Penentuan waktu kunjungan
b. Pemberitahuan kewaspadaan bencana
c. Pembatasan pengunjung masuk

3. PENGADAAN FASILITAS KESELAMATAN PEGAWAI


Fasilitas keselamatan Pegawai dilengkapi oleh Rumah Sakit
sesuai kebutuhan berdasarkan permintaan ke unit logistik dari
masing – masing unit ataupun dari laporan K3RS, dan Komite
PPI. Fasilitas keselamatan Pegawai adalah:
a. Alat Pelindung Diri (APD)
b. Tanda atau sing peringatan
c. Terdapat CCTV di seluruh area publik dan area
d. Furniture
e. Pemasangan handrub disemua area
f. Pemasangan tanda merah pada elevasi permukaan yang
berbeda.

B. INSPEKSI KESELAMATAN FASILITAS


1. Identifikasi Potensi Bahaya dari fasilitas
a. Sub Komite K3 dan Fasilitas melakukan identifikasi potensi
bahaya dari unit Kerja kemudian membuat analasis bahaya
dari aspek K3 menggunakan Format Identifikasi lingkungan
dan Potensi Bahaya
b. Fasilitas yang tidak bisa digunakan lagi akan diberikan label
“Rusak” dan beberapa fasilitas yang akan diperbaiki dan
sedang dalam perbaikan akan diberikan label “Menunggu
Perbaikan”
c. Laporan tersebut akan diteruskan ke IPSRS dan Direktur
umum untuk ditindak lanjuti.

25
 Perencanaan Keselamatan Fisik bangunan

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN/ PIC WAKTU


LOKASI
PENCEGAHAN
1 Identifikasi potensi 1. Observasi Seluruh Sub Januari –
bahaya Unsafe Action Area di Komite Desember
dan Unsafe RSWS K3 dan 2022
Condition Fasilitas
2. Observasi
lapangan
menggunakan
identifikasi
lingkungan
dan potensi
bahaya
2 Penandaan Bahaya Pengadaan tanda Seluruh Sub Januari –
Keselamatan bahaya dan Area RSWS Komite Desember
Penempelan pada K3 dan 2022
fasilitas-fasilitas Fasilitas
yang tidak
berfungsi maupun
dalam perbaikan
PEMELIHARAAN
Identifikasi Fasilitas Melihat hasil daftar IPSRS Januari –
yang bermasalah temuan inspeksi permintaan Desember
bahaya K3 dan dan rincian 2022
membuat perbaikan
kerangka acuan
(TOR) daftar

26
permintaan
rincian perbaikan
Bangunan (BQ)
2 Pemantauan Melihat keadaan Seluruh IPSRS Januari –
Desember
Fasilitas keseluruhan gedung
2022
kelayakan fasilitas Area K3RS
(gedung, atap,
lantai, plafon,
dinding, tempat
tidur, dan fungsi
lainnya)
PERBAIKAN
3 Perbaikan fasilitas Memperbaiki Area yang IPSRS Januari –
fasilitas yang bermasalah Desember
2022
telah diajukan dan
telah diterima
permintaan
rincian perbaikan
Bangunan (Bq) K3RS

 Program Keselamatan Pasien

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN/ PIC WAKTU


LOKASI
Pencegahan
1 Edukasi Mengenai a. Pemberian Sign Seluruh Sub Januari –
Risiko jatuh di Risiko Jatuh pasien dan Komite Desember
2022
Rumah sakit b. Pemberian biflet keluarga di Keselam
risiko jatuh ruang atan

27
c. Edukasi SPO Perawatan pasien
tentang
pencegahan dan
penanganan
pasien jatuh
2 Pengadaan alert a. Gelang Identitias Seluruh Sub Januari –
Desember
untuk Pasien b. Ident Alert risiko ruangan Komite
2022
jatuh Keselam
c. ident alert risiko atan
alergi pasien
d. Ident alert DNR
Penanganan Januari –
Desember
2022
1 Edukasi Sistem Menjelaskan kepada Semua staff Sub Januari –
Pelaporan Insiden kayan dan Staff pelayanan Komite Desember
2022
Keselamatan tentang cara dan Keselam
Pasien Pelaporan Insiden penunjang atan
yang terjadi pada di RSWS pasien
pasien dengan
menggunakan
sistem (pelaporan
Elektronik)
2 Pelaporan Insiden Melaporkan kejadian Staff Sub Januari –
pada pasien yang terjadi pada ruangan Komite Desember
2022
pasien Keselam
atan
pasien
3 Investigasi Menganalisa suatu Staff yang Sub Januari –
Sederhana/RCA insiden yang terjadi terlibat Komite Desember
2022
(Root Cause pada pasien dengan Keselam
Analysis) Dan atan

28
Rekomendasi kasus berat pasien

C. PERLINDUNGAN PEGAWAI
1. PELAYANAN KESEHATAN PEGAWAI
Pelayanan kesehatan Pegawai di RS Wahidin Sudirohusodo
Makassar Makassar untuk tahun 2019 meliputi:
a. Pemeriksaan Kesehatan Pegawai
Pemeriksaan kesehatan Pegawai RS Wahidin Sudirohusodo
Makassar Makassar untuk 2019 direncanakan dilakukan
sebanyak 3 jenis, yaitu:
a. Pemeriksaan Pegawai Pra Bekerja (calon Pegawai)
Pemeriksaan kesehatan calon Pegawai dilakukan
kepada calon Pegawai sebelum Pegawai diterima
sebagai Pegawai Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo
Makassar
Makassar. Pelaksanaan disesuaikan dengan
penerimaan Pegawai dan diawasi oleh SDM.
 Pemeriksaan dilakukan oleh dokter yang sudah
ditentukan oleh Rumah Sakit
 Calon Pegawai melakukan pemeriksaan:
- Pemeriksaan fisik lengkap
- Rongent thorax
- Pemeriksaan HbsAg
- Pemeriksaan HIV
- Pemeriksaan darah lengkap
- Pemeriksaan Kehamilan (bagi perempuan
yang sudah menikah)
- Laporan hasil pemeriksaan mencantumkan
diagnosis, kesimpulan dan rekomendasi
b. Pemeriksaan berkala 1 tahun

29
Pemeriksaan Pegawai berkala satu tahun, yaitu
pemeriksaan kesehatan Pegawai yang dilakukan satu
tahun sekali pada Pegawai tetap dan pelaksanaan
dilakukan oleh bidang kesejahteraan (SDM)
1) Pemeriksaan dilakukan oleh dokter yang sudah
ditentukan oleh Rumah Sakit
2) Laporan hasil pemeriksaan harus mencantumkan
Diagnosis, Kesimpulan, Saran dan Rekomendasi.
3) Rekomendasi yang diberikan meliputi :
- Pengobatan apabila dalam diagnosis
ditemukan panyakit, kelainan atau gangguan.
- Rujukan pada Dokter Spesialis yang sesuai
dengan kelainan atau gangguan yang
dijumpai apabila diagnosa tidak tuntas atau
meragukan.
- Tindakan pencegahan untuk mengurangi atau
meminimalisir pengaruh buruk lingkungan
kerja terhadap kesehatan.
- Apabila hasil Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Pegawai ditemukan adanya gangguan atau
kelainan, SDM wajib menindaklanjuti dengan
mempertimbangkan usulan dari K3RS dan
PPI.
- Mekanisme pemeriksaan ditetapkan melalui
prosedur tersendiri.

b. Vaksinasi dan Imunisasi Pegawai


Dalam rangka melakukan pencegahan penyakit akibat kerja
RS Wahidin Sudirohusodo Makassar melakukan pencegahan
dengan cara vaksinasi dan imunisasi secara berkala yaitu satu
tahun sekali meliputi imunisasi Hepatitis. Pelaksanaan dan

30
penjadwalan dilakukan oleh SDM.

c. Pengelolaan Kecelakaan Kerja


Pengelolaan kecelakaan kerja Pegawai diatur dengan system
dibedakan untuk needle stik injury dan kecelakaan lain.
Pencegahan dan Penanganan Kecelakaan kerja sepenuhnya
dilakukan Oleh Sub Komite K3 dan Fasilitas.

Penanganan needle stik injury dan Kasus Kecelakaan


Kerja ditangani di Instalasi IGD, polik, maupun ruang
Perawatan dan didampingi oleh Sub Komite K3 dan
Fasilitas dan dilakukan pelaporan triwulan ke Direktur
utama.
Sistem Pelaporan kecelakaan Kerja telah dikembangkan
melalui Sistem RS.
Untuk Biaya yang timbul pada saat penanganan kasus
kecelakaan kerja diambilkan dari anggaran “Sub Komite
K3 dan Fasilitas” Untuk Perencanaan Kedepan setiap

31
pegawai akan di kerjasamakan dengan Taspen dan BPJS
Tenaga Kerja untuk jaminan Kecelakaan Kerja.

d. Pelayanan Pengobatan Pegawai


Pelayanan pengobatan Pegawai mengikuti Badan
Pelayanan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, dimana
premi akan di bayar kan oleh Rumah Sakit Mengenai
semua fasilitas pelayanan pengobatan di atur dalam BPJS
Kesehatan

- Perlindungan Pegawai
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN/ PIC WAKTU
LOKASI
Kebijakan
1 Revisi Pedoman Untuk melihat Pokja Sub Januari –
Desember
Keselamatan, SPO kembali kesesuaian FMS/MFK Komite k3
2022
dan masa berlaku P.J dan
dari Kebijakan Keselamata Fasilitas
n
Pencegahan

32
2 Pemeriksaan Melakukan Pegawai SDM Januari –
Desember
Kesehatan Pemeriksaan yang Bidang
2022
Pegawai kesehatan terhadap bekerja Kesejahter
pegawai pada aan dan
daerah kepegawai
berisiko an
tinggi
3 Vaksinasi dan Melakukan Vaksinasi Pegawai SDM Januari –
Desember
Imunisasi dan imunisasi yang Bidang
2022
terhadap pegawai berisiko Kesejahter
yang bekerja pada tinggi aan dan
daerah yang kepegawai
beresiko tinggi an
Penanganan
1 Edukasi Sistem Menjelaskan kepada Semua Sub Januari –
Pelaporan kayan dan Staff staff, Komite k3 Desember
2022
Kecelakaan Pada tentang cara Peserta dan
Petugas Pelaporan didik di Fasilitas
kecelakaan Kerja RSWS

2 Pelaporan Melaporkan kejadian Seluruh Sub Januari –


Desember
Kecelakaan Kerja kecelakaan kerja staff dan Komite K3
2022
yang terjadi Peserta Fasilitas
Didik di
ruangan
RSWS
3 Investigasi dan Menganalisa suatu Staff yang Sub Januari –
penanganan accident yang terjadi terkena Komite K3 Desember
Kecelakaan kerja pada pasien dengan kecelakaan dan 2022
pegawai kasus berat Akibat Fasilitas
Kerja (KAK)

33
D. PROTEKSI KESELAMATAN RADIASI
(Lihat Pedoman/Program Radiasi)
Program Proteksi dan keselamatan Radiasi ini mencakup aspek teknis
dan organisasi dari pengendalian paparan radiasi dalam pekerjaan,
dalam situasi paparan radiasi normal maupun paparan radiasi
potensial. Tujuannya adalah untuk memberikan pendekatan yang
terintegrasi terhadap pengendalian paparan normal dan potensial
yang disebabkan oleh radiasi eksternal.

Tujuan
a. Mampu melakukan upaya tindakan proteksi radiasi
b. Mampu mengevaluasi tindakan proteksi radiasi yang telah
dilakukan
c. Mampu melakukan tindakan – tindakan perubahan tindakan
proteksi kearah yang lebih baik efektif dan efesien
d. Mampu patuh dan taat untuk melaksanakan standar prosedur
operasional peralatan radiasi, Standar Prosedur Kerja dengan
Radiasi, Standar pelayanan
e. Pemeriksaan Radiografi dan Standar prosedur Pemeliharaan
Peralatan Radiologi.

Proteksi keselamatan radiasi meliputi:

a. Pelatihan staf

b. Perlengkapan proteksi radiasi

c. Proteksi keselamatan petugas

d. Proteksi keselamatan pasien (termasuk pendamping)

e. Proteksi keselamatan untuk lingkungan

34
f. Proteksi radiasi penggunaan mobile X-Ray

1. PREVENTIF KESELAMATAN PROTEKSI RADIASI


a. Pelatihan staf
1) Mengikuti Seminar Radiografi untuk radiografer bekerja
sama dengan profesi PARI Cabang profinsi Kepulauan
Riau , untuk meningkatkan pengetahuan ilmu radiografi
yang semakin berkembang sesuai kebutuhan
2) Mengikuti Seminar Proteksi radiasi untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman tentang keselamatan dan
kesehatan kerja dengan radiasi sesuai kebutuhan
3) Membentuk Gugus Kendali Mutu, yang diharapkan dapat
mempercepat penyelesaian masalah yang dihadapi di
Instalasi radiologi, terutama yang berkaitan dengan
pemeliharaan sarana, fasilitas dan peralatan radiologi
yang belum tertangani secara serius.
4) Mengirim radiografer secara berkala dan bergantian untuk
mengikuti pendidikan dan pelatihan bidang radiografi,
Quality Assurance radiodiagnostik yang diselenggarakan
oleh organisasi profesi tingkat cabang maupun pusat
sesuai kebutuhan
a) Perlengkapan proteksi radiasi
b) Proteksi keselamatan petugas

1) Penyediaan Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yang


bertugas untuk memastikan bahwa prosedur
proteksi radiasi dijalankan, memantau,
mengevaluasi, dan mengajukan program untuk
efektifitas pengelolaan radiasi setiap tahun
Kurangi kesalahan pembuatan foto /pengulangan
foto
2) Saat melakukan eksposi petugas harus berada di

35
ruang kontrol yang sudah dilapisi timbal (Pb) atau
tembok setebal minimal 20mm.
3) Gunakan monitoring radiasi (TLD) untuk
mengetahui dosis radiasi yang telah diterima
petugas
4) Lakukan evaluasi monitoring radiasi (TLD) setiap
3 bulan sekali
c) Proteksi keselamatan pasien (termasuk pendamping)

1) Kurangi kesalahan foto seminimal mungkin


2) Gunakan faktor eksposi sesuai kebutuhan / obyek
3) Gunakan jarak foto sesuai prosedur pemeriksaan
4) Batasi luas lapangan penyinaran (kolimasi) sesuai
obyek.
5) Usahakan pada saat pemeriksaan berlangsung
yang berada dalam ruang pemeriksaan hanya
pasien atau jika pasien harus didampingi keluarga
/ petugas, maka pendamping wajib mengunakan
tabir pelindung (apron / perisai timah hitam (Pb))
6) Lindungi bagian tubuh diluar objek penyinaran
mengunakan apron (terutama daerah gonad)
7) Memasang tanda peringatan untuk wanita hamil
8) Pada wanita hamil pemeriksaan radiologi haya
boleh dilakukan atas persetujuan dokter spesialis
kandungan

d) Proteksi keselamatan untuk lingkungan

1) Lapisi dinding bangunan Unit Radiologi dengan


timbal (Pb) setebal 2 mm atau tembok setebal
20mm.
2) Pasang tanda bahaya radiasi pada pintu ruang

36
pemeriksaan X–Ray
3) Pasang lampu merah di atas pintu ruang
pemeriksaan X–Ray
4) Pasang peringatan bahwa ibu hamil dan menyusui
harap lapor petugas
5) Pengecekan kebocoran ruangan minimal 1 tahun
sekali, kecuali ada kerusakan komponen ruangan
yang patut diduga potensial terjadi kebocoran,
maka segera lakukan pengecekan saat itu juga

e) Proteksi radiasi penggunaan mobile X-Ray

1) Pemeriksaan radiologi dengan Mobile X-Ray


hanya dilakukan untuk pasien critical care dan
emergency (ICU, HCU, Peristi, dan UGD)
2) Batasi luas penyinaran sesuai objek yang
diperiksa
3) Gunakan jarak foto sesuai kebutuhan

2. AKTIF PROTEKSI KESELAMATAN RADIASI

Aktif program keselamatan terkait proteksi keselamatan radiasi


adalah Pengelolaan Dosis Personal, dimana Dosis radiasi yang
diterima oleh petugas radiologi sebagai akibat dari paparan medik
yang dilakukannya harus dipantau dan dikelola dengan cermat.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka menjamin
pengelolaan dosis perorangan personel radiologi meliputi:

a. Penyediaan alat monitoring radiasi


b. Penyediaan penahan radiasi
c. Pemantauan dosis radiasi personal
Aktif program keselamatan terkait proteksi keselamatan radiasi
(Pengelolaan Dosis Personal) dilakukan dengan cara:

37
a. Penyediaan alat monitoring radiasi
Peralatan monitoring penerimaan dosis radiasi personal harus
disediakan sesuai pemanfaatannya:
- TLD (Thermoluminiscent Dosemetry), untuk setiap
personel radiologi
- Pen Dosemetry (PenDose), untuk staf yang melakukan
pengoperasian C-Arm, Fluoroskopi, dan Angiografi)
- Surveymeter, untuk keperluan pengecekan kebocoran
radiasi di lingkungan / ruangan di sekitar alat

b. Penyediaan penahan radiasi


Peralatan penahan berkas radiasi sekunder (apron tubuh,
kaca mata, apron tiroid, dan apron tangan) harus senantiasa
tersedia saat diperlukan dan dilakukan pengecekan berkala
terhadap kelayakannya minimal 1 (satu) tahun sekali.

c. Pemantauan dosis radiasi personal


Alat monitoring radiasi personal TLD dikirim ke BPFK (Balai
Pemeliharaan Fasilitas Kesehatan) setiap tiga bulan sekali,
untuk dilakukan pembacaan nilai dosis yang terekam pada
alat monitoring tersebut. Petugas proteksi radiasi mencatat
setiap nilai hasil bacaan alat ukur / alat pantau radiasi secara
periodik dan dalam keadaan tertentu dilakukan insidental.
Rekaman dosis personal ini ditulis dalam Kartu Dosis Individu
dan dievaluasi jika melebihi ambang dosis yang
diperbolehkan.

 Keselamatan Radiologi

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN/ PIC WAKTU


LOKASI

38
1 Pemantauan Alat a. Melihat Seluruh Sub Januari –
Pelindung Diri ketersediaan Pegawai Komite K3 Desember
APRON, TLD yang dan 2022
dan alat terpapar Fasilitas
pelindung diri dengan dan Kayan
lainnya Radiasi Radiologi
digunakan
b. melihat kondisi
serta fungsi
alatnya

2 Kalibrasi Memastikan alat Alat Medik Kayan Januari –


Peralatan Medik yang digunakan radiologi, Radiologi Desember
Radiologi masih laiak pakai cathlab, dan IPSRS 2022
radioterapi
3 Pemeriksaan TLD Mengukur paparan Petugas Kayan Januari –
petugas radiasi yang diterima yang Radiologi Desember
petugas terpapar (PJ. 2022
radiasi Keselamat
an
Radiasi),
IPSRS,
dan BPFK
1 Pemeriksaan Pengukuran darah Semua staff Sub Januari –
Kesehatan untuk Lengkap radiologi Komite K3 Desember
Ijin Bapeten (termasuk dan 2022
dokter) Fasilitas

E. KESELAMATAN LABORATORIUM

39
(Lihat Pedoman/Program Keselamatan Laboratorium)

1. Pemeliharaan fasilitas keselamatan petugas laboratorium.


Dalam rangka meningkatkan dan menjamin keselamatan petugas
laboratorium selama berada di RS Wahidin Sudirohusodo
Makassar Makassar, maka untuk tahun 2019 RS Wahidin
Sudirohusodo Makassar Makassar menyediakan perlengkapan
fasilitas keselamatan petugas laboratorium dan melakukan
pemeliharaan fasilitas tersebut secara berkala.

Pemeliharaan fasilitas keselamatan Pegawai meliputi:


a. Alat pelindung diri (APD)
Daftar APD Pegawai RS Wahidin Sudirohusodo Makassar
Makassar tahun 2019 terlampir.
Jenis APD berdasarkan pada jenis pekerjaan ditetapkan oleh
K3RS, Komite PPI dan unit terkait setiap tahun berdasarkan
pada analisa resiko.
Pengawasan penggunaan APD dilakukan setiap bulan oleh
K3RS untuk Penunjang medis dan Komite PPI untuk
pekerjaan medis. Laporan kepatuhan penggunaan APD
dilaporkan setiap bulannya.
b. Grab bar (pegangan) di toilet laboratorium
Pembersihan dilakukan oleh petugas CS setiap hari
mencakup pembersihan dari debu, noda dan kotoran lain.
Perbaikan dilakukan oleh petugas IPSRS berdasarkan laporan
unit. Penggantian dilakukan sesuai kebutuhan dimana
kerusakan sudah tidak dapat diperbaiki lagi.
c. Furniture
Pemeliharaan furniture mencakup pembersihan, pemeriksaan,
perbaikan bila dianggap perlu.
Pembersihan dilakukan oleh petugas CS setiap hari

40
Perbaikan dan penggantian dilakukan oleh petugas IPSRS
dan Pihak Ketiga untuk pemeliharaannya.
d. Pemasangan hand rub di laboratorium
Pemasangan handrub disemua area dilakukan sesuai
kebutuhan, namun pengawasan penambahan isi atau
penggantian baru dilakukan

2. IDENTIFIKASI MASALAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA DI LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
a. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan
tidak diharapkan.Biasanya kecelakaan menyebabkan,
kerugian material dan penderitaan dari yang paling ringan
sampai kepada yang paling berat.
Kecelakaan di laboratorium dapat berbentuk 2 jenis yaitu:
 Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban pasien,
 Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban adalah
petugas laboratorium.
Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam kelompok:
1) Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak
aman alat dan bahan medik, lingkungan kerja, proseskerja
dan sifat pekerjaan, dan cara kerja.
2) Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan
berbahaya dari manusia, yang dapat terjadi antara lain
karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan
petugas, keletihan dan kelemahan daya tahan tubuh,
sikap dan perilaku kerja yang tidak baik.
Tahun 2019 diidentifikasi beberapa masalah kecelakaan kerja
yang berisiko terjadi di Laboratorium, antara lain:
1) Staff Terpeleset dan terjatuh terutama di BDRS yang
disebabkan oleh robeknya vinyl di BDRS, lantai yang licin

41
dan permukaan lantai yang tidak rata dan tidak menutup
kemungkinan koridor dari lantai 2 kearah laboratorium.
2) Cedera punggung pada staff saat mengangkat beban
merupakan pekerjaan yang cukup berat, terutama bila
mengabaikan kaidah ergonomic, contohnya pada saat
mengangkat bahan dan reagen yang berat dan banyak.
3) Mengambil sample darah/cairan tubuh lainnya. Hal ini
merupakan pekerjaan sehari-hari di laboratorium. Dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja :
o Tertusuk jarum suntik,
o Tertular virus AIDS, Hepatitis B, Hepatitis C, dan lain-
lain.
4) Risiko terjadi kebakaran (sumber: bahan kimia, arus
pendek listrik) bahan reagens yang mungkin mudah
menyala (flammable) dan beracun. Risiko kecelakaan
kerja yang dapat terjadi antara lain :
o Timbulnya kebakaran dengan akibat luka bakar dari
ringan sampai berat bahkan kematian.
o Timbul keracunan akibat kurang hati-hati.
b. Penyakit Akibat Kerja & Penyakit Akibat Hubungan Kerja
Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang mempunyai
penyebab yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan
pekerjaan, pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab,
harus ada hubungan sebab akibat antara proses penyakit dan
hazard di tempat kerja. Faktor Lingkungan kerja sangat
berpengaruh dan berperan sebagai penyebab timbulnya
Penyakit Akibat Kerja. Sebagai contoh antara lain debu silika
dan silikosis, uap timah dan keracunan timah, tetapi penyebab
terjadinya akibat kesalahan faktor manusia.
Berbeda dengan Penyakit Akibat Kerja, Penyakit Akibat
Hubungan Kerja (PAHK) sangat luas ruang lingkupnya.

42
Menurut Komite Ahli WHO (1973), Penyakit Akibat Hubungan
Kerja adalah “penyakit dengan penyebab multifaktorial,
dengan kemungkinan besar berhubungan dengan pekerjaan
dan kondisi tempat kerja. Pajanan di tempat kerja tersebut
memperberat, mempercepat terjadinya serta menyebabkan
kekambuhan penyakit.
Penyakit akibat kerja yang berisiko terjadi di Laboratorium
tahun 2019 yaitu:
1) Faktor Biologis
Lingkungan kerja pada Pelayanan Kesehatan
favorable bagi berkembang biaknya strain kuman yang
resisten, terutama kuman-kuman pyogenic, colli, bacilli
dan staphylococci, yang bersumber dari pasien, benda-
benda yang terkontaminasi dan udara. Mikroba yang
menyebar melalui udara/aerosol (misalnya Mycobacterium
tuberculosa), kontak dengan darah dan sekreta (HIV dan
Hepatitis B) dapat menginfeksi pekerja hanya akibat
kecelakaan kecil dipekerjaan, misalnya karena tergores
atau tertusuk jarum yang terkontaminasi virus.
Angka kejadian infeksi nosokomial di unit Pelayanan
Kesehatan cukup tinggi. Secara teoritis kemungkinan
kontaminasi pekerja LAK sangat besar, sebagai contoh
dokter di RS mempunyai risiko terkena infeksi 2 sampai 3
kali lebih besar dari pada dokter yang praktek pribadi atau
swasta, dan bagi petugas Kebersihan menangani limbah
yang infeksius senantiasa kontak dengan bahan yang
tercemar kuman patogen, debu beracun mempunyai
peluang terkena infeksi. Staff laboratorium berisiko
terinfeksi di Laboratorium karena banyaknya jumlah
kuman dan limbah di laboratorium.
2) Faktor Kimia

43
Petugas di laboratorium kesehatan yang sering kali
kontak dengan bahan kimia dan obat-obatan seperti
antibiotika, demikian pula dengan solvent yang banyak
digunakan dalam komponen antiseptik, desinfektan
dikenal sebagai zat yang paling karsinogen.
Staff laboratorium setiap saat berisiko terhadap
faktor kimia karna sifatnya sebagai bahan toksik
(trichloroethane, tetrachloromethane) jika tertelan, trhirup
atau terserap melalui kulit dapat menyebabkan penyakit
akut atau kronik, bahkan kematian. Bahan korosif (asam
dan basa) akan mengakibatkan kerusakan jaringan yang
irreversible pada daerah yang terpapar.
3) Faktor Ergonomi
Ergonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni berupaya
menyerasikan alat, cara, proses dan lingkungan kerja
terhadap kemampuan, kebolehan dan batasan manusia
untuk terwujudnya kondisi dan lingkungan kerja yang
sehat, aman, nyaman dan tercapai efisiensi yang setinggi-
tingginya. Pendekatan ergonomi bersifat konseptual dan
kuratif, secara populer kedua pendekatan tersebut dikenal
sebagai To fit the Job to the Man and to fit the Man to the
Job.Posisi kerja yang salah dan dipaksakan dapat
menyebabkan mudah lelah sehingga kerja menjadi kurang
efisien dan dalam jangka panjang dapat menyebakan
gangguan fisik dan psikologis (stress) dengan keluhan
yang paling sering adalah nyeri pinggang kerja (low back
pain).
Staff laboratorium berpotensi nyeri punggung akibat
seringnya mengangkat bahan dan reagen yang banyak
dan berat antar laboratorium satelit.
4) Faktor Fisik

44
Faktor fisik di laboratorium yang berisiko menimbulkan
masalah kesehatan kerja tahun 2019 meliputi:
o Suhu dan kelembaban yang tinggi di tempat kerja,
yang sering berubah disebabkan pendingin ruangan
(air conditioner) mulai rusak.
o Kebocoran di laborataorium phlebotomy centre di
rawat jalan, dapat menyebabkan staff terjatuh karena
licin.
5) Faktor Psikososial
Beberapa contoh faktor psikososial di laboratorium
kesehatan yang dapat menyebabkan stress di tahun 2019,
yaitu:
o Pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergency
dan menyangkut hidup mati seseorang. Untuk itu
pekerja di laboratorium dituntut untuk memberikan
pelayanan yang tepat dan cepat disertai dengan
kewibawaan dan keramahan-tamahan
o Pekerjaan pada unit-unit tertentu yang sangat
monoton.
o Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra
kerja di sektor formal ataupun informal.

3. KEGIATAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN MASALAH


KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI
LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK

a. Kepala Instalasi laboratorium Petugas Laboratorium


Pengamanan kerja laboratorium pada tahun 2020 yang pada
dasarnya menjadi tanggung jawab sebagai petugas melalui
program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di laboratorium.
Kepala Instalasi Laboratorium Patologi Klinik bertugas:

45
o Melakukan pemeriksaan dan pengarahan secara berkala
terhadap metode/ prosedur dan pelaksanaannya, bahan
habis pakai dan peralatan kerja, termasuk untuk kegiatan
penelitian.
o Memastikan semua petugas laboratorium memahami dan
dapat menghindari bahaya infeksi.
o Memastikan semua petugas laboratorium menggunakan
Alat Pelindung Diri yang telah ditetapkan untuk mencegah
infeksi.
o Melakukan penyelidikan semua kecelakaan di
laboratorium yang memungkinkan terjadinya
pelepasan/kebocoran/penyebaran bahan infeksi.
o Melakukan pengawasan dan memastikan semua tindakan
dekontaminasi yang telah dilakukan jika ada
tumpahan/percikan bahan infektif.
o Menyediakan kepustakaan/ rujukan K3 yang sesuai dan
informasi untuk petugas laboratorium tentang perubahan
prosedur, metode, petunjuk teknis dan pengenalan pada
alat yang baru.
o Menyusun jadwal kegiatan pemeliharaan kesehatan bagi
petugas laboratorium.
o Membuat sistem panggil untuk keadaan darurat yang
timbul diluar jam kerja.
o Membuat rencana dan melaksanakan pelatihan K3
laboratorium bagi seluruh petugas laboratorium.
o Membuat daftar Material safety data sheet (MSDS) dari
seluruh bahan kimia yang ada untuk diketahui oleh
seluruh petugas laboratorium.
o Mencatat secara rinci setiap kecelakaan kerja yang terjadi
di laboratorium dan melaporkannya kepada Kepala

46
Instalasi Laboratorium.
o Melakukan pekerjaan laboratorium sesuai dengan
prosedur yang ada (Good Laboratory Practice)
o Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara
penggunaan yang benar.
o Sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa
bahan infeksius dan spesimen secara benar
o Pengelolaan limbah infeksius dengan benar
o Menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai.

b. Pemeriksaan Kesehatan Petugas Laboratorium


Keadaan kesehatan petugas laboratorium harus memenuhi
standar kesehatan yang telah ditentukan di laboratorium.
Untuk menjamin kesehatan petugas laboratorium harus
dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Pemeriksaan foto toraks setiap tahun.
2) Pemberian antibody dan pemberian imunisasi berupa
vaksinasi hepatitis B.
3) Kesehatan setiap petugas laboratorium harus selalu
dipantau, minimal setiap tahun dilaksanakan pemeriksaan
kesehatan rutin termasuk pemeriksaan laboratorium
seperti pemeriksaan darah rutin, urine rutin, fungsi ginjal
dan fungsi hati.
c. Sarana dan prasarana K3 laboratorium umum yang perlu
disiapkan di laboratorium adalah :
1) Jas laboratorium (kancing depan dan lengan panjang):
Jas lab harus dikenakan oleh setiap petugas laboratorium
pada waktu pengambilan sampel, preparasi, analisis dan
pengelolaan limbah.
2) Sarung tangan dan Masker, dipakai :
- Pada waktu melakukan pengambilan darah/sampling

47
- Pada waktu melakukan preparasi
- Pada waktu menerima, membawa dan melabel sampel
- Pada waktu membuka wadah sampel
- Pada waktu menuangkan atau pipetisasi sampel ke
wadah lain/tabung/cup
- Pada waktu melakukan penanaman kuman
- Pada waktu melakukan pengelolaan limbah
3) Alas kaki/sepatu tertutup, dipakai :
- Pada waktu melakukan pengambilan darah/sampling
- Pada waktu membawa sampel.
- Pada waktu melakukan teknik pemeriksaan
- Dalam ruang laboratorium
4) Apron plastik, dikenakan pada waktu melakukan kegiatan
pengelolaan sisa spesimen dan limbah.
5) Masker N-95 digunakan pada pemeriksaan khusus,
contohnya pengambilan sampel dan pemeriksaan biakan
dan resistensi kuman.
6) Handrub (chlorhexidine gluconate 0,5% ditambah etanol
70%).
7) Wastafel yang dilengkapi dengan sabun, air mengalir dan
tisu.
8) Kontainer khusus untuk insenarasi jarum, lanset.
9) Pemancur air (emergency shower) jika terjadi percikan
bahan infeksi atau bahan kimia pada kulit staf
laboratorium.
10) Eye wash, jika terjadi percikan bahan infeksi atau kimia
pada mata staf laboratorium.
11) Kabinet keamanan biologis kelas I/II/III (tergantung dari
jenis mikroorganisme yang ditangani dan diperiksa
dilaboratorium).
 Pengamanan pada keadaan darurat :

48
a) Sistem tanda bahaya
b) Sistem evakuasi
c) Sistem informasi darurat
d) Pelatihan khusus berkala tentang penanganan
keadaan darurat.
e) Alat pemadam api ringan (APAR), masker, dan
sumber air terletak pada lokasi yang mudah
dicapai.
 Memperhatikan tindakan pencegahan terhadap hal-
hal sebagai berikut :
a) Mencegah penyebaran bahaya infeksi dengan
cara :
- Staf laboratorium melakukan cuci tangan saat
sebelum menyentuh pasien, sebelum
melakukan tindakan aseptik, sesudah
bersentuhan dengan pasien, sesudah
bersentuhan dengan lingkungan sekitar
pasien, sesudah bersentuhan dengan cairan
tubuh pasien.
- Memisahkan ruang teknis laboratorium dan
ruang teknis mikrobiologi
- Ventilasi udara dan pencahayaan ruangan
yang baik
- Ruang teknis mikrobiologi memastikan cahaya
masuk dengan membuka jendela serta pintu
selalu dalam keadaan tertutup.
- Petugas menggunakan Alat Pelindung Diri
yang lengkap.
- Penanaman kuman dan pengerjaan tindakan
mirobiologi dilakukan dalam Biosafety
Cabinet.

49
- Staf laboratorium tidak boleh makan, minum,
menggunakan kosmetik, lensa kontak dan
pipetasi manual di dalam ruang teknis
laboratorium.
- Setelah semua teknis pemeriksaan selesai,
staf laboratorium melepaskan handscoen dan
cuci tangan menggunakan sabun
- Setiap akan meninggalkan ruang teknis, staf
laboratorium melakukan cuci tangan
menggunakan handrub.
b) Pengendalian infeksi jika terpapar jarum
suntik/teriris bahan yang terkontaminasi :
- Petugas yang terkena langsung mencuci
bagian tubuh yang terpapar di bawah air
mengalir.
- Staf laboratorium melaporkan kepada Ketua
Tim/Kepala Instalasi sesuai SPO Alur
Pelaporan ketika Terjadi Tumpahan
Berbahaya dan Beracun (B3) dan Alur
Pelaporan Kecelakaan Kerja.
c) Langkah jika mata terciprat bahan yang
terkontaminasi :
- Staf laboratorium langsung menuju ke eye
wash yang tersedia di laboratorium.
- Staf mengikuti SPO penggunaan eye wash.
- Staf melaporkan kepada ketua tim.
d) Semua staf laboratorium telah dilatih (in house
training) untuk program kecelakaan kerja RS dan
pencegahan pengendalian infeksi oleh RS.
e) Mencegah infeksi melalui tusukan, dengan cara :
- Petugas selalu menggunakan APD lengkap

50
- Jarum bekas dibuang menggunakan satu
tangan tanpa perlu ditutup terlebih dahulu,
- Jarum bekas dibuang pada wadah jerigen
yang tidak tembus terhadap tusukan
f) Menggunakan pipet dan alat bantu pipet yang
automatis, tidak menggunakan pipet yang dihisap
dengan mulut petugas.
g) Menggunakan sentrifuse atau alat pemusing yang
terstandarisasi, yaitu :
- Tertutup rapat
- Automatis, terbuka hanya jika putaran telah
berhenti sempurna
- Terpelihara dan terkalibrasi tepat waktu.

d. Desinfeksi dan dekontaminasi


1) Desinfektan cairmenggunakan klorin(Natrium Hipoklorit)
0.5%
2) Dekontaminasi ruang laboratorium menggunakan
desinfektan cair, permukaan tempat kerja didekontaminasi
dengan desinfektan cair.
3) Tindakan khusus terhadap darah dan cairan tubuh
a) Membuka tabung specimen dan mengambil sampel
dengan menggunakan APD lengkap sesuai prosedur,
b) Sedapat mungkin menghindari penggunaaan alat
suntik.
c) Semua sisa darah dan cairan tubuh diperlakukan
sebagai limbah infeksius.
4) Pembuangan Limbah
Limbah Laboratorium terbagi atas:
a) Limbah non infeksius,
b) Limbah infeksius padat,

51
c) Limbah infeksius cair,
d) Limbah tajam,
e) Limbah Mikrobiologi,
f) Limbah kimia
Masing-masing limbah dibuang sesuai dengan SPO
Pembuangan Limbah
5) Staf laboratorium diberikan pelatihan dan pendidikan
untuk prosedur dan praktek keselamatan/keamanan kerja
serta prosedur baru dan penggunaan bahan berbahaya
yang baru.

 Keselamatan laboratorium

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN/ PIC WAKTU


LOKASI

1 Pemantauan Alat Melihat Seluruh Sub Januari –


Pelindung Diri ketersediaan Pegawai yang Komite K3 Desember
APRON, Alat bekerja di dan 2022
pelindung diri ruang Fasilitas
lainnya digunakan laboratorium dan
melihat kondisi Kepala
serta fungsi alatnya instalasi
laboratori

52
um
2 Kalibrasi Memastikan alat Alat-alat Ka. Januari –
Peralatan Medik yang digunakan Laboratorium Instalasi Desember
Laboratorium masih laiak pakai Laboratoriu 2022
m dan
IPSRS
3 Pemeriksaan Pemeriksaan Semua staff SDM Januari –
Kesehatan untuk Kesehatan laboratorium Desember
Pegawai (termasuk 2022
Laboratorium dokter)

BAB VI

PENUTUP

A. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

1. Edukasi staff mengenai identifikasi resiko di tempat kerjanya dan


bagaimana mengurangi dampak resikonya
2. Edukasi vendor, kontraktor, tamu,pengunjung mengenai system
keamanan dan keselamatan RS
B. PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Evaluasi untuk program ini dilakukan berdasarkan:

1. Evaluasi kebijakan dan prosedur dilakukan minimal 1 kali dalam

53
setahun
2. Evaluasi Pelaksanaan kegiatan setiap 3 bulan dilakukan minimal
1 kali dalam setahun
3. Evaluasi metode, waktu dan kendala pelaksanaan sosialisasi,
pelatihan dan simulasi dilakukan setiap kali melakukan kegiatan
pelatihan dan simulasi
4. Evaluasi berkala program dilakukan satu kali dalam setahun yaitu
pada bulan Desember
5. Pelaporan ke Dewas dan Dumop

MAKASSAR, 4 Januari 2022

DITETAPKAN OLEH:
DIREKTUR UTAMA,

SYAFRI KAMSUL ARIF


NIP : 19670524199531001

54

Anda mungkin juga menyukai