Anda di halaman 1dari 15

PROGRAM KERJA

KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KERJA RUMAH SAKIT


BALI INTERNATIONAL

I. PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan salah satu institusi yang melaksanakan fungsi pelayanan Kesehatan
masyarakat secara langsung. Ada tiga unsur penting dalam kegiatan rumah sakit, yaitu
sumber daya manusia, alat (sarana dan prasarana) serta lingkungan kerja. Untuk dapat
melaksanakan kegiatan secara optimal, diperlukan hubungan timbal balik yang mendukung
antara ketiganya.

K3RS merupakan salah satu upaya untuk meningkatakan mutu pelayanan rumah sakit,
khususnya dalam hal kesehatan dan keselamatan bagi staf rumah sakit, pasien,
pengunjung/pengantar pasien, dan masyarakat sekitar rumah sakit. Hal ini dinyatakan dalam
Undang-Undang No. 40 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, pasal 40 ayat 1 yakni “Dalam
upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala
minimal 3 (tiga) tahun sekali”. K3 termasuk sebagai salah satu standar pelayanan yang
dinilai di dalam akreditasi Rumah Sakit, di samping standar pelayanan lainnya

II. LATAR BELAKANG

Dalam upaya peninglatan pelayanan di Rumah Sakit Bali International, keselamatan dan
Kesehatan kerja (K3) di rumah sakit mempunyai peranan yang besar dalam keberhasilan
pelayanan terhadap pasien dan pengguna rumah sakit. Kondisi rumah sakit yang aman,
nyaman dan bebas material penganggu, mampu meningkatkan kualitas pelayanan di RS Bali
International.

Di lingkungan Rumah Sakit Bali International sendiri selalu ada kemungkinan terjadinya
kecelakaan kerja baik dalam pengoperasian/penggunaan peralatan kedokteran serta
penunjang medis lainnya. Bahkan resiko terjadinya penyakit akibat kerja dapat pula timbul,
yang sebagian besar disebabkan faktor ketidakhati-hatian sumber daya manusianya. Setiap
karyawan rumah sakit berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan melakukan
profesinya/pekerjaannya, terjamin keamanan pemakaian peralatan penunjang medik dan non
medik yang terdapat di rumah sakit, termasuk pasien dan pengunjung yang mendatangi
Rumah Sakit Bali International.
Karena itu untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta menjamin
keselamatan sumber daya manusia termasuk keselamatan pasien dan pengunjung, perlu
dilakukan berbagai upaya yang pelaksanaannya memerlukan landasan/pedoman berupa
pedoman kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Tujuan agar dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan, pemeliharaan maupun pengembangan sarana dan fasilitas di lingkungan rumah
sakit, keamanan dalam semua aspek tetap terjaga, mencegah timbulnya kebakaran serta selalu
waspada dan siap menanggulangi bencana sehingga keselamatan penderita, penunggu pasien,
pengunjung serta staf rumah sakit terjamin. Dan yang paling penting adalah terwujudnya
lingkungan kerja yang aman, efektif dan produktif di Rumah Sakit Bali Internasional.

III. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
Menjamin kesehatan dan keselamatan baik terhadap pasien, keluarga, staf, dan
pengunjung maupun masyarakat sekitar rumah sakit dan terwujudnya
penyelengaraan keselamatan dan Kesehatan kerja rumah sakit secara optimal,
efektif, efisien dan berkesinambungan di lingkungan RS Bali International.
2. Tujuan Khusus
a. Menciptakan tempat kerja yang sehat, selamat, aman dan nyaman bagi sumber
daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun
lingkungan rumah sakit sehingga proses pelayanan berjalan baik dan lancer.
b. Mencegah timbulnya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK), Penyakit Akibat kerja
(PAK), penyakit menular dan penyakit tidak menular bagi seluruh sumber daya
rumah sakit.
c. Sebagai pedoman bagi staf rumah sakit dalam menyikapi, melaksanakan, dan
menindaklanjuti fungsi dari kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan
Rumah Sakit Bali International.
d. Menjadikan keselamatan dan Keselamatan Kerja sebagai budaya kerja setiap staf
rumah sakit.
e. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
No PROGRAM RINCIAN KEGIATAN
KERJA
1. Penyusunan  Membuat regulasi K3 RS sesuai dengan kebutuhan rumah sakit
Regulasi terkait dengan mengacu kepada undang- undang yang berlaku
K3RS  Mendistribusikan regulasi K3 RS ke unit pelayanan terkait
berkoordinasi dengan ka ruangan / unit di rumah sakit.

2. Pelatihan  Membuat jadwal pelatihan K3RS berkoordinasi dengan DIKLAT


Terkait K3RS rumah sakit, meliputi jenis pelatihan, waktu pelatihan, &
Pelaksanaan (internal/ eksternal)
 Pelaksanaan pelatihan K3RS sesuai dengan jenis pelatihan dan
jadwal yang telah ditetapkan
 Pelatihan K3RS diberikan kepada seluruh staf rumah sakit,
karyawan kontrak dan badan independen

3. Manajemen  Persiapan dan penentuan konteks


Resiko  Indentifikasi bahaya ptensial
 Analisis dan evaluasi resiko
 Pengendalian resiko
 Pemantauan dan tinjauan

4. Pelayanan  Melakukan pemeriksaan Kesehatan berkala (tahunan) kepada


Kesehatan Kerja seluruh staff rumah sakit.
 Monitoring absensi karyawan karena sakit.
 Pembiayaan pelayanan kesehatan KAK/PAK ditanggung oleh
BPJSTK.
 Pemeriksaan Kesehatan (pra kerja) bagi karyawan baru
 Pemeriksaan kesehatan khusus bagi karyawan di unit tertentu
seperti gizi/ pramusaji, laboratorium, radiologi, dan ruang rawat
inap isolasi
 Pemeriksaam kesehatan karyawan terhadap kejadian covid-19
 Pemberian Vaksinasi pada karyawan pada unit yang berisiko
penyakit menular
No PROGRAM RINCIAN KEGIATAN
KERJA
5. Pelayanan  Identifikasi daerah beresiko keamanan dan keselamatan dari aspek
Keselamatan dan gedung dan fasilitas rumah sakit. Adapun jenis resiko keselamatan
Keamanan Kerja dan keamanan yaitu:
1. Kedaruratan/ bencana (internal dan eksternal) dengan area
resiko ruang rawat inap, lGD, rawat jalan, Laboratorium,
OK, IPAL, dapur, seluruh perkantoran
2. Penculikan bayi, dengan area resiko ruang bayi,
Poliklinik, IGD
3. Pencurian, dengan area resiko Poliklinik, lGD, Rawat
inap, ruang operasi, laboratorium, farmasi dan seluruh
perkantoran.
4. Kekerasan fisik, dengan area seluruh area rumah sakit
5. Cedera fisik, dengan area resiko semua area rumah sakit
6. Terpapar radiasi dengan area resiko radiologi
7. Tertusuk jarum dengan area resiko Poliklinik, lGD, rawat
inap
 Melaksanakan pemberian identitas kepada staf, pengunjung,
vendor dan area berisiko.
 Melaksanakan pencegahan kejadian cedera pada pasien, keluarga,
staf dan pengunjung.
 Melakukan pemeriksaan atau pengecekan, pencatatan dan
pelaporan insiden dari masing-masing alat keamanan pasien,
pengunjung, dan petugas/karyawan
 Pemeriksaan fasilitas fisik secara komprehesif.
 Melaksanakan proteksi dari kehilangan dan kerusakan dari fasilitas
1. Pelaporan kehilangan dari setiap unit di rumah sakit
2. Pemasangan CCTV dan penempatan petugas keamanan
pada area beresiko
3. Pemeriksaan CCTV secara rutin sesuai dengan penatunan
yang berlaku
No PROGRAM RINCIAN KEGIATAN
KERJA
 Melaksanakan pengendalian Iingkungan setiap ada pembangunan
dan renovasi
1. Dilakukan pemasangan penutup bangunan
2. Penggunaan APD selama bekerja dalam masa pembangunan
3. Pemasangan simbol simbol peringatan
 Edukasi staf terkait dengan keselamatan dan keamanan
 Keselamatan di laboratorium
1. Kebijakan dan prosedur tertulis yang mendukung pemenuhan
standar dan peraturan.
2. Tersedianya peralatan keamanan sesuai praktek di
laboratorium dan untuk bahaya yang dihadapi.
3. Orientasi bagi semua staf laboratorium untuk prosedur dan
praktek keamanan kerja.

6. Pengelolaan  Mengidentifikasi B3 di rumah sakit


Bahan Beracun  Inventarisasi B3 di instalasi/unit
dan Berbahaya  Melakukan pemasangan dan pengecekan label/simbol B3
(B3) dan Barang dikemasan dan tempat penyimpanan.
Berbahaya  Pelaksanaan monitoring pelaporan dan investigasi dari tumpahan,
paparan dan insiden lainnva
 Melaksanakan kegiatan penanganan, penyimpanan dan
penggunaan B3 yang aman.
 Melaksanakan penanganan dan pembuangan limbah B3 yang
aman dan sesuai ketentua.
 Diklat B3 tentang Penanganan terhadap tumpahan Bahan
berbahaya dan beracun.

7. Pencegahan dan  Melaksanakan identifikasi resiko kebakaran


pengendalian  Memastikan bahwa rumah sakit sebagai kawasan tanpa rokok.
Kebakaran  Melaksanakan pelatihan/ simulasi bencana kebakaran secara
berkesinambungan.
No PROGRAM RINCIAN KEGIATAN
KERJA
 Melaksanakan pemeriksaan, uji fungsi peralatan kebakaran
(APAR dan Hidran) dan pemeliharaan secara rutin.
 Membentuk tim pencegahan dan pengendalian kebakaran di
masing-masing unit kerja.
 Pemasangan arah dan denah evakuasi bencana kebakaran.
 Melakukan monitoring dan evaluasi terkait pelaksanaan rencana
tanggap bencana kebakaran rumah sakit.

8. Pengelolaan  Melakukan pemantauan secara rutin pada utilitas seperti pompa


Sarana dan air, panel-panel listrik, genset, sistem gas medis, IT, IPAL,
Prasarana jaringan telepon, internet dan AC
Rumah Sakit  Penempatan gas medis di ruangan khusus dan diberikan pengamana

9 Pengelolaan  Melakukan penerimaan pengadaan peralatan medis.


peralatan medis  Melakukan uji fungsi terhadap peralatan medis
dari aspek  Melakukan kalibrasi alat secara berkala
keselamatan dan  Menanggapi kerusakan peralatan medis secepat mungkin
Kesehatan kerja  Melakukan recall alat medis
 Memberikan training/pelatihan penggunaan peralatan medis
kepada tenaga medis secara berkala.

10. Kesiapsiagaan  Membentuk Tim Siaga Bencana


Menghadapi  Melaksanakan identifikasi bencana intemal dan eksternal
Kondisi Darurat  Memuat Standar Prosedur Operasional tentang pencegahan dan
Bencana penanggulangan bencana.
 Melakukan pelatihan dan simulasi siaga bencana dan evakuasi
 Menyediakan fasilitas : rambu-rambu petunjuk arah evakuasi
bencana, denah dan gambar arah evakuasi.
 Melakukan monitoring dan evaluasi terkait pelaksanaan rencana
tanggap darurat rumah sakit
V. Cara Melaksanakan Kegiatan
 Penyusunan Regulasi terkait K3RS

Dalam Menyusun regulasi terkait K3RS dengan mengacu kepada undang- undang yang
berlaku, dilakukan dengan cara membentuk Tim K3RS dan rapat Tim K3RS. Selanjutnya
dilakukan distribusikan regulasi K3 RS ke unit pelayanan terkait berkoordinasi dengan kepala
ruangan / unit di rumah sakit.

 Pelatihan Terkait K3RS

Pelatihan terkait K3RS menjadi salah satu program dari K3RS kepada sumber daya manusia
di rumah sakit. Kegiatan pelatihan eksternal dilakukan dengan mengirim staff untuk
mengikuti pelatihan K3RS yang dilaksanakan oleh badan pengadaan pelatihan yang
kompeten. Sedangkan kegiatan pelatihan internal dilakukan dengan memberikan pelatihan
kepada seluruh staff rumah sakit oleh Tim K3RS. Adapun pelaksaan kegiatan pelatihan
dilakukan dari pemilihan jenis pelatihan, penyusunan jadwal dan pelaksanaan pelatihan.
Metode pelatihan meliputi pemberian materi secara online ataupun offline, pre dan post ters,
dan simulasi pelatihan secara langsung dengan atau tapa melibatkan kerjasama dengan pihak
terkait.

 Manajemen Resiko

dalam pelaksaan program manajemen resiko, Tim K3RS berkolaborasi dengan Tim MFK dan
PMKP dalam penyusunan program meliputi mengidentifikasi bahaya potensial,
mengendalikan, menganalisis dan mengevalusi resiko. Rumah sakit membuat pengkajian
resiko secara proaktif setiap tahun yang didokumentasikan dalam daftar resiko. Setiap

 Pelayanan Kesehatan Kerja

Dalam pelaksanaan program pelayanan Kesehatan kerja dilakukan dengan cara membuat
jadwal pemeriksaan Kesehatan berkala karyawan setiap 1 tahun, pelaksanaan pemeriksaan
kesehatan karyawan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, evalusi dan tindak lanjut
hasil pemeriksaan kesehatan karyawan. Pelaksanaan MCU pada unit khusus setiap 6 bulan,
penjadwalan dan pelaksanaan pemeriksaan screening covid pada unit tertentu secara berkala
serta pendataan dan pelaksanaan vaksinasi untuk karyawan pada unit yang beresiko penyakit
menular.

 Pelayanan Keselamatan dan Keamanan Kerja


Adapun cara melaksanakan kegiatan meliputi melakukan identifikasi resiko dari aspek
gedung dan fasilitas rumah sakit, Menyusun daftar resiko, analisis hasil identifikasi resiko,
rekapitulasi dan sosialisasi resiko.

Pemeriksaan dan pemantauan keamanan fasilitas dan lingkungan dengan cara melakukan
pemeriksaan, pencatatan dan pelaporan insiden dari masing-masing alat keamanan pasien,
pengunjung, dan petugas/karyawan. Melaksanakan proteksi dari kehilangan dan kerusakan
dari fasilitas dengan cara pelaporan kehilangan dari setiap unit di rumah sakit, pemasangan
CCTV dan penempatan petugas keamanan pada area beresiko pemantauan CCTV tiap shift

Melakukan sosialisasi dan inspeksi oleh tim K3RS terhadap penggunaan identitas pada
kepada staf, pengunjung, vendor dan area berisiko.

Melaksanakan pencegahan kejadian cedera pada pasien, keluarga, staf dan pengunjung
dengan cara :

 Pegangan sepanjang tangga dan selasar.


 Toilet/kamar mandi dilengkapi pegangan
 Brankar dan tempat tidur pasien dengan pengaman disamping kanan dan kiri
 Penutupan jaringan-jaringan listrik
 Ketersediaan alat pemadam kebakaran (APAR)
 Membentuk Satgas Covid yang berjaga pada area depan lobi untuk skrining pasien
atau pengunjung yang masuk ke area Rumah Sakit.
 Memberi penanda jaga jarak pada kursi – kursi antrean.
 Menempatkan dan memasang hand rub atau tempat cuci tangan pada lokasi strategis.

Melaksanakan pengendalian lingkungan saat pembangunan dan renovasi meliputi


pemasangan penutup bangunan, penggunaan APD selama bekerja dalam masa pembangunan
dan pemasangan symbol-simbol peringatan.

Tim K3RS memberikan edukasi dan sosialisasi kepada staf terkait dengan keselamatan dan
keamanan melalui pertemuan langsung dengan seluruh staff rumah sakit, sosialiasi SPO
melalui kepala unit kerja dan evaluasi

 Pengelolaan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)

Dalam upaya pengelolaan bahan beracun dan berbahaya (B3), tim K3RS berkolaborasi
dengan Tim PPI dalam mengidentifikasi dan inventaarisasi B3 di rumah sakit secara berkala
setiap bulan dan atau saat pengadaan B3 dirumah sakit. Kegiatan pemasangan dan
pengecekan
label/simbol B3 secara berkala. Pelaksanaan monitoring pelaporan dan investigasi dari
tumpahan, paparan dan insiden secara berkala setiap bulan. Sosialisasi tentang B3 kepada
seluruh staff rumah sakit dilakukan secara berkala setiap 6 bulan.

Membuat alur pengolahan limbah B3 medis dan non medis, sosialisasi, monitoring dan
evalusi. Dalam pengolahan limbah B3, rumah sakit bekerjasama dengan pihak ketiga,
pengangkutan limbah dilakukan setiap 2 hari. Melakukan monitoring ketersediaan spill kit
disetiap unit kerja secara berkala dan sosialisasi penanganan tumpahan B3 kepada petugas
setiap 3 bulan.

 Pencegahan dan pengendalian Kebakaran

Dalam upaya pencegahan dan pengendalian kebakaran, Tim K3RS melakukan penyusunan
daftar resiko terkait proteksi kebakaran setiap 1 tahun. Monitoring penyimpanan dan
penanganan bahan mudah terbakar setiap 1 bulan. Menyediakan rambu dan jalan keluar (jalur
evakuasi) yang aman.

Melakukan monitoring ketersediaan dan kelayakan peringatan dini secara pasif meliputi
smoke detector dan alarm kebakaran setiap 1 bulan dan uji fungsi setiap 1 tahun. Monitoring
ketersediaan fasilitas pemadam api (APAR) setiap bulan, dan uji fungsi hidran setiap 1
tahun.

 Pengelolaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit

Untuk pengelolaan sarana dan prasarana rumah sakit, tim K3 bersama bagian IPSRS,
melakukan kegiatan pengecekan sarana dan prasarana secara rutin mengacau pada
standar/SOP yang terlah tersedia. Selain itu melakukan pelaporan, audit secara berkala
terhadap hasil pemantauan dan pengelolaan yang telah dilakukan.

 Pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan Kesehatan kerja

Aspek keselamatam dan Kesehatan kerja terhadap pengelolaan peralatan medis menjadi salah
satu hal yang tidak terpisahkan. Tim K3 bersama IPRSR bertanggung jawab terhadap
kelayakan fungsi dari suatu peralatan medis. Dalam menjalankan programnya tim K3RS dan
IPSRS melakukan uji fungsi, pengecekan, perbaikan secara cepat pada peralatan medis
sehingga tidak menimbulkan malfungsi saat penggunaan oleh petugas medis.

Kegiatan pengecekan dilakukan secara rutin dan berkala sesuai dengan standar prosedur yang
berlaku, Selain itu melakukan pelaporan, audit secara berkala terhadap hasil pemantauan dan
pengelolaan yang telah dilakukan. Tim K3RS juga mengadakan pelatihan/
orientasipenggunaan peralatan medis secara berkala kepada tenaga medis.
 Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat Bencana

Bencana dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Oleh karena itu, dalam menjalankan
programnya, tim K3RS melakukan kegiatan dengan membentuk tim tanggap bencana,
mengadakan rapat rutin, menyusun SOP, audit lapangan, dan pelatihan tanggap bencana
kepada seluruh karyawan rumah sakit secara berkala.

VI. SASARAN

Sasaran umum program K3RS adalah seluruh area pelayanan pasien, area wilayah kerja staf
dan lingkungan RS. Sasaran Pelaksanaan Kegiatan K3RS adalah :

1. Regulasi K3RS sesuai dengan kebutuhan rumah sakit

2. Pengadaan Pelatihan terkait K3RS

3. Pelayanan kesehatan karyawan terlaksana sesuai jadwal

4. Tidak terjadi kecelakaan kerja pada karyawan

5. Tidak terjadi kecelakaan akibat fasilitas fisik yang rusak

6. Terjaganya keselamatan bagi pasien, penunggu pasien serta pengunjung rumah sakit.

7. Bahan beracun dan berbahaya dapat ditangani dengan baik

8. Tidak terjadi insiden akibat bahan beracun dan berbahaya

9. Terlaksananya simulasi tanggap darurat bencana

10. Terlaksananya pemadaman kebakaran atau asap

11. Terpeliharanya alat pemadam kebakaran atau kedaruratan yang lain


VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

No KEGIATAN BULAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Penyusunan Regulasi terkait K3RS

2 Pelatihan Terkait K3RS

3 Manajemen Resiko

4 Pelayanan Kesehatan Kerja

5 Pelayanan Keselamatan dan


Keamanan Kerja

6 Pengelolaan Bahan Beracun dan


Berbahaya (B3)

7 Pencegahan dan pengendalian


Kebakaran

8 Pengelolaan Sarana dan Prasarana


Rumah Sakit

9 Pengelolaan peralatan medis dari


aspek keselamatan dan Kesehatan
kerja

10 Kesiapsiagaan Menghadapi
Kondisi Darurat Bencana

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

1. Penyusunan Regulasi terkait K3RS

a) Telah dibuat regulasi K3RS sesuai dengan kebutuhan rumah sakit dengan
mengacu kepada undang- undang yang berlaku yang akan di laksanakan oleh
tim K3 berupa SPO.

b) Telah didistribusikan regulasi K3 RS berupa SPO ke unit pelayanan terkait


berkoordinasi dengan kepala ruangan / unit di rumah sakit.
2. Pengadaan Pelatihan terkait K3 RS diikuti oleh pemegang program atau pimpinan
RS.

3. Manajemen Resiko

Telah dilakukan assessment resiko oleh tim K3RS dan MFK dan didistribusikan ke
seluruh unit kerja.

4. Pelayanan Kesehatan Karyawan

a) Pemeriksaan kesehatan calon karyawan dilakukan pada saat penerimaan


karyawan baru dengan melampirkan surat keterangan sehat, pemeriksaan
kesehatan karyawan secara berkala.

b) Pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap bagi karyawan yang sakit.

5. Pelayanan Keamanan Keselamatan Kerja

a) Telah dilakukan identifikasi area yang beresiko keamanan dan keselamatan di


Rumah Sakit Bali International. Dengan memberikan garis penanda area
beresiko infeksi menular contohnya.
b) Penyediakan alat pelindung diri dan keselamatan kerja yang digunakan secara
benar disertai prosedur tertulis cara penggunaannya serta dipelihara dalam
kondisi layak pakai antara laian : masker, faceshield, kacamata pelindung,
sarung tangan, jubah, hazmat, sepatu boot, topi dll.
c) Penetapan alur penanganan pasien terduga covid 19 atau yang telah
terkonfimasi covid 19 yang disosialisasikan ke semua unit.
d) Telah dilakukan pemasangan pada CCTV pada area – area yang strategis.
e) Pembentukan satgas covid 19 terkait dengan pandemi yang terjadi.
f) Pemberian identitas pada seluruh staf dilakukan oleh bagian IT dengan
mendapatkan nomer induk karyawan dari bagian Manajemen. Pemberian kartu
tunggu untuk penunggu pasien.
g) Telah melakukan pemantauan & asesmen resiko keamanan dan keselamatan
selama setiap ada pembangunan dan renovasi. Dan dilakukan monitoring pada
area pembangunan ataupun renovasi oleh satuan pengaman serta teknisi.
h) Seluruh perabot yang tajam dan rusak maupun fasilitas yang perlu diperbaiki
telah dilakukan pencatatan dan telah dikoordinasikan dengan bagian teknisi.
i) Keamanan di laboratorium :
1) Telah dibuat kebijakan dan prosedur tertulis yang mendukung
pemenuhan standar dan peraturan oleh laboratorium

2) Telah tersedianya peralatan keamanan sesuai praktek di


laboratorium dan untuk bahaya yang dihadapi oleh laboratorium

6. Pengelolaan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) dan Barang Berbahaya


a) Telah dilakukan identifikasi bahan dan limbah berbahaya
b) Telah dilaksanakan pemantauan terkait penanganan, penyimpanan, dan
penggunaaan bahan beracun dan berbahaya yang aman
c) Pemasangan label telah diinformasikan kepada unit yang menyimpan bahan
beracun dan berbahaya.
7. Pengembangan Manajemen Tanggap Darurat Bencana
a) Hasil dari identifikasi bencana internal dan eksternal di rumah sakit,
didapatkan hasil beberapa bencana internal dan eksternal yang berpotensi
menimbulkan ancaman bagi rumah sakit antara lain: gempa bumi, banjir, huru
– hara, ancaman bom, kecelakaan pesawat kebakaran, tumpahan bahan
berbahaya, kecelakaan kerja.
b) Perencanaan untuk menanggapi kemungkinan terjadinya bencana, meliputi :

1) Menetapkan jenis, kemungkinan serta konsekuensi dari bahaya,


ancaman dan kejadian.

2) Menetapkan peran rumah sakit dalam kejadian bencana

3) Strategi komunikasi pada saat kejadian

4) Pengelolaan sumber daya pada waktu kejadian, termasuk sumber


daya alternatif

5) Pengelolaan kegiatan klinis pada waktu kejadian, termasuk alternatif


tempat pelayanan

6) Identifikasi dan penugasan peran dan tanggung jawab staf pada


waktu kejadian

7) Mengadakan simulasi bencana.

8) Penentuan lokasi titik aman berkumpul.


8. Pengamanan Kebakaran
a) Melakukan identifikasi area yang berisiko kebakaran diseluruh area rumah sakit yang
beresiko kebakaran.
b) Sarana sistem deteksi dini bahaya kebakaran dan sistem pemadaman api telah
dipenuhi seperti Alat Pemadam Api Ringan (APAR), hydrant dan sistem
alarm.
c) Memberikan pelatihan pada semua karyawan mengenai penggunaan APAR
dan alur penanganan bencana kebakaran.
d) Pelaksanaan kegiatan simulasi penanggulangan tersebut secara simultan
terlaksana dengan simulasi bencana.
e) Melengkapi fasilitas keamanan bagi lingkungan pasien baik rawat inap
maupun rawat jalan, seperti pegangan tangan pada toilet, lift dan tangga,
tempat tidur pasien dilengkapi dengan side guard, tersedianya generator
sebagai sokongan cadangan listrik jika aliran PLN terputus, lampu emergency
dan penerangan yang cukup pada area – area dengan sirkulasi cahaya minimal.
9. Pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan Kesehatan kerja
Telah dilakukan uji fungsi, dan kalibrasi terhadap alat – alat medis dan non medis
pendukung pelayanan, serta pelatihan/orientasi penggunaan peralatan medis dan
non kepada tenaga karyawan.
10. Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat Bencana
Telah dilakukan kegiatan pelatihan penanggulangan bencana rutin setiap tahun
kepada seluruh karyawan rumah sakit

Pelaporan hasil kegiatan/pengawasan/audit kasus dilakukan secara rutin setiap tiga bulan
yang diserahkan ke atasan/ direktur dan kemudian didiskusikan untuk mendapati suatu solusi.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUSI KEGIATAN

Pencatatan kegiatan dilakukan dalam bentuk dokumentasi kegiatan (foto/video). Laporan


program dibuat oleh kepala Tim K3RS dan melaporkan kepada direktur rumah sakit setiap 3
bulan (triwulan). Evaluasi kegiatan dilakukan sesuai dengan jadwal kegiatan yang telah
ditentukan atau sewaktu-waktu jika diperlukan.
Denpasar,

RS Bali International

Disetujui oleh; Disusun Oleh;

(__________________) (_____________________)

Direktur Rumah Sakit Kepala Tim K3RS

Anda mungkin juga menyukai