Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

Rumah sakit merupakan salah satu tempat bagi masyarakat untuk


mendapatkan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan dengan berbagai fasilitas
dan peralatan kesehatannya. Semakin luas pelayanan kesehatan dan fungsi suatu
rumah sakit maka semakin kompleks peralatan dan fasilitasnya. Untuk itu perlu
adanya keselamatan kerja di lingkungan rumah sakit terpelihara dengan baik
sehingga pekerja, pasien dan pengunjung terhindar dari kecelakaan di Rumah
Sakit Umum Purwogondo.

BAB II
LATAR BELAKANG

Potensi bahaya di rumah sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada


potensi bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah sakit, yaitu
kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi
listrik, dan sumber-sumber cedera lainnya), radiasi, bahanbahan kimia yang
berbahaya, gas-gas anestesi, gangguan psikososial dan ergonomi. Semua potensi-
potensi bahaya tersebut jelas mengancam jiwa bagi kehidupan bagi karyawan di
rumah sakit, para pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan rumah
sakit. Bukan hanya Patient safety yang perlu diangkat sebagai suatu issue Rumah
sakit yang baik tetapi juga Hospital safety, bagaimana Rumah sakit dalam
menjalankan fungsinya juga menjamin keselamatan bahwa bangunan Rumah sakit
tersebut aman bagi masyarakat di Rumah sakit (SDM Rumah sakit, pasien Rumah
sakit, pengunjung Rumah sakit).
Sesuai dengan visi rumah sakit umum Purwogondo “menjadi rumah sakit yang
bermutu, aman, mandiri dan cepat. Keamanan dan kenyamanan sangat berkaitan
dengan komitmen rumah sakit dalam mengelola fasilitas dan keselamatan” maka
diperlukan suatu Program Manajemen Keselamatan.
Adapun landasan hukum terkait dengan Manajemen Keselamatan di RSU
Purwogondo, yaitu:
1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. UU No. 3 Tahun 1992 tentang JAMSOSTEK
3. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

1
4. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
5. UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
6. Permenkes No. 147/Menkes/Per/I/2010 tentang Perizinan Rumah Sakit
7. Permenaker No. 01/Men/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pada Konstruksi Bangunan
8. Permenaker No. 05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen K3
9. Permenaker No. 03/Men/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan
Pemeriksaan Kecelakaan
10. PMK Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit
11. Kepmenkes No. 1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit

BAB III
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

A. Tujuan Umum
Keselamatan memberi jaminan bahwa gedung, property, teknologi
medis dan informasi, peralatan dan system tidak berpotensi mendatangkan
risiko terhadap pasien, keluarga, staf, pengunjung. Keamanan mempunyai
arti melindungi arti melindungi propert milik rumah sakit, pasien, staf,
keluarga, pengunjung dari bahaya kehilangan, kerusakan atau pengrusakan
oleh orang yang tidak berwenang.

B. Tujuan Khusus
1. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya Kecelakaan Akibat
Kerja (KAK)
2. Terlindunginya pengunjung dan mencegah terjadinya kecelakaan di
lingkungan RSU Purwogondo
3. Tercapainya zero accident (kecelakaan nihil) baik bagi pekerja RSU
Purwogondo maupun pengunjung
4. Peningkatan mutu, citra dan produktivitas Rumah Sakit

2
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Rumah sakit perlu mempunyai program pengelolaan keselamatan dan keamanan


fasilitas dan lingkungan yang kegiatannya meliputi :
a. Melakukan asesmen resiko secara komprehensif dan proaktif untuk
mengidentifikasi :
1. Bangunan, ruangan/area, peralatan, perabotan dan fasilitas lainnya yang
berpotensi menimbulkan cedera
2. Area yang beresiko keamanan terjadinya bahaya kehilangan, kerusakan
atau pengrusakan, gangguan, tindak kekerasan, akses atau penggunaan
oleh orang yang tidak berwenang
b. Melakukan pemeriksaan fasilitas secara berkala dan terdokumentasi agar
rumah sakit dapat melalukan perbaikan dan menyediakan anggaran untuk
melakukan perbaikan
c. Melakukan asesmen risiko pra kontruksi setiap ada kontruksi, renovasi atau
penghancuran bangunan/demolish
d. Merencanakan dan melakukan pencegahan dengan menyediakan fasilitas
pendukung yang aman
e. Menciptakan lingkungan yang aman dengan penggunaan kartu identitas oleh
seluruh staf dan semua individu yang bekerja di rumah sakit serta pemberian
identitas pada pasien rawat inap, penunggu pasien, tenan/penyewa lahan,
pengunjung dluar jam kunjung yang memasuki area terbatas yang beresiko
keamanan sehingga menciptakan lingkungan yang aman
f. Melindungi dari kejahatan perorangan, kehilangan, kerusakan atau
pengrusakan barang milik pribadi dan tindak kekerasan
g. Melakukan monitoring dengan memasang kamera system closed circuit
television (CCTV) yang dapat dipantau diruang sekuriti
h. Menyediakan fasilitas yang aman sesuai peraturan dan perundangan.

Adapun rincian kegiatan Program Keselamatan dan Keamanan adalah sebagai


berikut :
A. Komponen Pelayanan
1. Identifikasi bahaya

3
2. Sosialisasi bagi pengunjung dapat berupa poster yang diletakkan di
tempat strategis dan safety induction
3. Memberikan rekomendasi mengenai perencanaan, pembuatan tempat
kerja dan pemilihan alat serta pengadaannya terkait keselamatan
4. Memantau perizinan dan sertifikasi sarana dan prasarana peralatan
kesehatan, uji fungsi bekerjasama dengan UPSRS
5. Mengumpulkan dan mengolah pelaporan nyaris celaka dan celaka serta
tindak lanjutnya yang dialami pekerja dan pengunjung RS.
6. Memantau keselamatan kerja konstruksi dan renovasi

B. Komponen Organisasi Manajemen dan Peningkatan SDM


1. Komponen Organisasi
a. Melaksanakan rapat koordinasi :
1) Rapat Internal
2) Rapat eksternal
b. Membuat rencana kerja dan Laporan
2. Komponen SDM
a. Sosialisasi dan simulasi tentang K3
b. Pelatihan K3RS, pelatihan penanggulangan kebakaran, pelatihan
APAR, pelatihan Genset bagi Tim K3RS ataupun seluruh staf Rumah
Sakit, Pelatihan manajemen resiko, pelatihan Care & maintenance
peralatan medis
c. Orientasi dan Reorientasi terhadap pegawai baru, pihak ke-3 RS dan
Staf RS.
d. Melakukan pemeriksaan kesehatan bagi seluruh karyawan dan
pemberian vaksin hepatitis bagi karyawan yang beresiko
C. Komponen Sarana Prasarana
1. Pembuatan poster, rambu – rambu dan tanda – tanda keselamatan &
pemberian rambu – rambu warna pada permukaan lantai yang berbeda
ketinggiannya, pemasangan handrail di kamar mandi pasien dan
pengunjung, pemasangan bel di dekat setiap bed pasien.
2. Penyediaan peralatan keselamatan kerja dan Alat Pelindung Diri (APD)
3. Penambahan/pembuatan sarana-prasarana yang berhubungan dengan
keselamatan pasien

4
4. Pembuatan kartu identitas oleh seluruh staf dan semua individu yang
bekerja di ruamh sakit serta pemberian identitas pada pasien rawat inap,
penunggu pasien, tenan/penyewa lahan, pengunjung dluar jam kunjung
yang memasuki area terbatas yang beresiko keamanan sehingga
menciptakan lingkungan yang aman
5. Melakukan monitoring CCTV di ruang sekuriti

D. Komponen Peningkatan Mutu


1. Pengurangan kasus kecelakaan kerja
2. Pengurangan Kejadian tertusuk jarum suntik (needle stick injury)

BAB V
CARA MELAKUKAN KEGIATAN

A. Komponen Pelayanan
1. Identifikasi bahaya
Identifikasi bahaya dapat berupa inspeksi yang dilakukan di unit –
unit RSU Purwogondo berikut upaya pengendalian bahaya. Petugas Kesling-
K3 dan petugas IPSRS bersama unit terkait dapat melakukan identifikasi
bahaya dengan melakukan Facility Tour. Facility tour dilakukan setiap hari
oleh petugas, Petugas mengisi check list dan menulis temuan yang didapat
pada saat facility tour, sebagai bahan untuk menentukan rekomendasi
perbaikan ataupun penambahan fasilitas.
2. Sosialisasi bagi pengunjung dapat berupa poster yang diletakkan di
tempat strategis dan pembuatan safety induction
a. Poster: Identifikasi Kebutuhan sosialisasi bagi pengunjung,
Mengusulkan pembuatan poster, Memasang di tempat strategis
b. Safety induction : Setiap ada seminar/pelatihan di lingkungan RSU
Purwogondo yang melibatkan orang dari luar RS, Sebelum acara di
mulai diberikan safety induction yang menjelaskan arah jalur evakuasi
bila terjadi keadaan darurat/bencana, dengan membuat video bila
terjadi bencana di ruang pertemuan.
3. Memberikan rekomendasi mengenai perencanaan, pembuatan tempat
kerja dan pemilihan alat serta pengadaannya terkait keselamatan

5
a. Melakukan rapat koordinasi dengan satker, pihak manajemen RS,
Komite PPI. Tim Mutu RS
b. Menetapkan standar dan mengkaji perencanaan dilihat dari sisi
keselamatan
c. Merekomendasikan hasil dari hasil pengkajian dan analisa
keselamatan
4. Memantau perizinan dan sertifikasi sarana dan prasarana peralatan
kesehatan berkoordinasi dengan UPSRS
a. Menginventarisari perijinan dan sertifikasi sarana dan prasarana
peralatan kesehatan beserta masa berlaku
b. Memonitor ketepatan pengajuan perijinan dan sertifikasi serta uji
fungsi sesuai peraturan yang berlaku
c. Mengajukan kalibrasi peralatan medis secara berkala (1 tahun sekali)
d. Mengajukan tenaga atem untuk tindakan preventif pemeliharaan
sarana prasarana Rumah sakit
5. Mengumpulkan dan mengolah pelaporan nyaris celaka dan celaka
serta tindaklanjutnya yang dialami pekerja dan pengunjung RS.
a. Mengumpulkan pelaporan nyaris celaka dan celaka dari petugas K3
dan Tim keselamatan pasien
b. Menganalisa penyebab dari kejadian dan membuat rencana tindak
lanjut
c. Merekomendasikan kepada pihak menejemen RS untuk membuat
kebijakan dan penambahan/perbaikan sarana prasarana terkait
dengan keselamatan tersebut
6. Memantau keselamatan kerja konstruksi dan renovasi
Melakukan monitoring keselamatan dengan ketentuan :
a. Keselamatan kerja konstruksi besar yang melibatkan pihak ketiga
dengan periode lebih dari dua bulan maka diwajibkan pihak ketiga
membuat Kebijakan K3 dan membentuk Panitia/Organisasi K3 serta
mengirimkan minimal satu orang sebagai safety officer untuk
pemantauan aspek K3 di area konstruksi. Safety officer dari pihak
ketiga tersebut melaporkan data K3 Konstruksi kepada Tim K3
setiap bulannya.
K3 Konstruksi meliputi:
• Safety talk

6
• Safety meeting
• Safety inspection
• Pemantauan penggunaan APD di area konstruksi
• Pemantauan laporan kecelakaan kerja
• Prosedur keadaan darurat
b. Keselamatan renovasi atau konstruksi kecil para pekerja wajib
menggunakan APD sesuai bahaya dan memberikan pembatasan area
dengan pemagaran. Apabila terjadi kecelakaan kerja atau kejadian
berbahaya segera dilaporkan kepada Panitia K3.
c. Keselamatan terhadap kebakaran pada saat kontruksi meliputi :
1) Setiap terjadi kejadian yang berbahaya terutama bahaya
kebakaran harus dilaporkan segera kepada Panitia K3.
2) Akses untuk darurat kebakaran, yaitu area tempat berkumpul
dan akses untuk mobil dinas pemadam kebakaran.
3) Perlindungan kebakaran dengan menyediakan APAR
4) Bahan yang menimbulkan kebakaran tidak direkomendasikan
5) Mengadakan ruangan khusus untuk pekerjaan panas (mengelas)

B. Komponen Organisasi Manajemen dan Peningkatan SDM


1. Komponen Organisasi
a. Melakukan rapat koordinasi K3
1) Rapat Internal K3
2) Rapat eksternal : k3 dengan satker terkait, pihak menejemen
dan komite serta tim lain di RS
b. Membuat rencana kerja dan Laporan
1) Menetapkan rencana kerja
2) Membuat laporan dari rencana kerja yang telah dilakukan
3) Melakukan monitoring dan membuat rencana tindak lanjut
2. Komponen SDM
Pelatihan dan penyuluhan keselamatan kerja bagi pekerja RS
a. Menentukan dan mengidentifikasi Kebutuhan pelatihan/ sosialisasi/
orientasi /re-orientasi tentang keselamatan d RS
b. Menentukan jumlah peserta yang mendapat Pelatihan/
sosialisasi/orientasi/re-orientasi

7
c. Menentukan mekanisme penyampaian
sosialisasi/orientasi/reorientasi
d. Membuat usulan rencana pelatihan/ sosialisasi/orientasi/re-orientasi
kepada bagian diklat.
C.Komponen sarana Prasarana
a. Identifikasi kebutuhan: rambu keselamatan, APD, sarana prasarana yang
berhubungan dengan keselamatan
b. Mengusulkan kebutuhan tersebut kepada pihak manajemen RS
c. Bekerja sama dengan sekuriti dalam memonitoring CCTV
D. Komponen Peningkatan Mutu
Pemantauan kepatuhan APD, ergonomi, Facility tour, pencatatan
pelaporan, pelengkapan saran-prasarana terkait dengan keselamatan

BAB VI
SASARAN

A. Komponen Pelayanan
1. Terwujudnya identifikasi bahaya dengan kegiatan facility tour di setiap
satker sebanyak 12 kegiatan
2. Terwujudnya sosialisasi kepada pengunjung tentang keselamatan di RS
sebanyak 2 kegiatan
3. Terwujudnya rekomendasi mengenai perencanaan, pembuatan tempat
kerja dan pemilihan alat serta pengadaannya terkait keselamatan
sebanyak 4 kegiatan
4. Terwujudnya Pemantauan perijinan dan sertifikasi sarana prasarana
peralatan kesehatan berkoordinasi dengan UPSRS sebanyak 2 kegiatan
5. Terwujudnya pelaporan nyaris celaka dan celaka serta tindaklanjutnya
yang dialami pekerja dan pengunjung RS sebanyak 12 kegiatan.
6. Terwujudnya pemantauan terhadap keselamatan kerja konstruksi dan
renovasi sebanyak 4 kegiatan
B. Komponen Organisasi Manajemen dan Peningkatan SDM
1. Komponen Organisasi
a. Terwujudnya Rapat internal sebanyak 12 kegiatan dan eksternal
sebanyak 4 kegiatan

8
b. Terwujudnya pembuatan rencana kerja dan Laporan sebanyak 1
kegiatan
2. Komponen SDM
a. Terwujudnya Sosialisasi/simulasi tentang keselamatan sebanyak 1
kegiatan
b. Terwujudnya orientasi-reorientasi keselamatan sebanyak 1 kegiatan
c. Terwujudnya Pelatihan Care & maintenance peralatan medis
sebanyak 1 kegiatan
C. Komponen sarana Prasarana
Terwujudnya Pengusulan sarana prasarana berkaitan dengan keselamatan
sebanyak 8 kegiatan

D. Komponen Peningkatan Mutu


1. Terwujudnya Pengurangan kasus kecelakaan kerja < 10 kasus
2. Terwujudnya pengurangan Kejadian tertusuk jarum suntik (needle stick
injury) = 10 %

9
BAB VII
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

NO KEGIATAN WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN KET


Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des
1 Identifikasi bahaya dengan
kegiatan facility tour di setiap
satker sebanyak
2 Sosialisasi kepada pengunjung
tentang keselamatan di RS

3 Rekomendasi mengenai
perencanaan, pembuatan tempat
kerja dan pemilihan alat serta
pengadaannya terkait
keselamatan

10
4 Pemantauan perijinan dan
sertifikasi sarana prasarana
peralatan kesehatan
berkoordinasi dengan UPSRS
sebanyak
5 Pengajuan pemeliharaan
kalibrasi alat medis
6 Pelaporan nyaris celaka dan
celaka serta tindaklanjutnya
yang dialami pekerja dan
pengunjung RS
7 Pemantauan terhadap
keselamatan kerja konstruksi
dan renovasi

8 Rapat internal
9 Sosialisasi/ simulasi tentang
keselamatan
10 Orientasi-reorientasi

11
keselamatan
11 Pelatihan K3RS,
Pelatihan penangulangan
kebakaran dan tanggap bencana,
pelatihan APAR, Pelatihan
manajemen resiko, pelatihan
Care & maintenance peralatan
medis, Pelatihan Genset

12 In house traning penggunaan


APAR
13 Pengajuan tenaga ATEM /
pelatihan ATEM untuk tindakan
preventif pemeliharaan sarana
prasarana
14 Pengusulan sarana prasarana
berkaitan dengan keselamatan
(pemasangan handrail di setiap
kamar mandi, pemasangan bel di
dekat bed pasien,

12
pemasangan/penggantian karpet
di tangga, pemberian tanda/
warna untuk lantai yang berbeda
ketinggian
15 Melakukan pemeriksaan
kesehatan seluruh karyawan
untuk mengidentifikasi risiko
staf terpapar atau tertular
berdasarkan epidemiology
penyakit pasien di rumah sakit
17 Pemberian vaksin Hepatitis B
bagi karyawan
18 Pengawasan dan pemantauan
atau monitoring CCTV
19 Identifikasi karyawan,tenan dan
visitor dengan tanda
pengenal/kartu identitas
20 Pengamanan huru hara
21 Penanganan penculikan anak/

13
bayi

14
BAB VIII
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan kegiatan sesuai


jadwal (scedule) kegiatan. Jadwal akan di evaluasi setiap tiga bulan sekali dan
dilakukan oleh Tim K3 RS. Tim K3 mengumpulkan informasi mengenai hasil
monitoring tempat kerja terutama berkaitan dengan sumber bahaya potensial yang
berasal dari
kondisi berbahaya maupun tindakan berbahaya. Informasi dapat berupa pengisian
form laporan insiden, foto/dokumentasi hasil inspeksi atau Facilty Tour dan data
lainnya terkait keselamatan.
Monitoring diselenggarakan untuk mengevaluasi potensi yang membahayakan
pekerja dan pengunjung RS dan mengevaluasi pengetahuan karyawan terkait
keselamatan kerja. Hasil monitoring dan evaluasi kegiatan K3 terkait keselamatan
dilaporkan kepada Direktur setiap bulan. Namun apabila terdapat temuan yang harus
dilakukan segera karena dapat mengancam jiwa maka temuan tersebut segera
dilaporkan kepada Direktur berikut tindaklanjutnya.

BAB IX
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
A. Pencatatan atau dokumentasi kegiatan dilakukan dengan menggunakan :
 Notulen kegiatan
 Laporan pelaksanaan kegiatan
 Hasil monitoring/pengawasan Kepatuhan pemakaian APD dan data
kecelakaan
B. Pelaporan dibuat secara naratif dilengkapi analisa hasil pelaksanaan dalam
kurun waktu setiap tribulan. Pelaporan kegiatan ini dilaporkan kepada
direktur Umum, SDM dan Pendidikan dan direktur utama sebagai
penanggung jawab utama kegiatan RS
C. Evaluasi pelaksanaan program secara menyeluruh dilaksanakan melalui Rapat
Kerja Tahunan Direktorat dan Rumah Sakit. Data dan informasi terkait
keselamatan dibahas untuk menemukan penyebab masalah dan merumuskan
tindakan korektif maupun preventif. Bentuk data keselamatan meliputi
laporan temuan Facility Tour, data inspeksi dan laporan kecelakaan kerja.

15
Rekomendasi berisi saran tindak lanjut dari Panitia K3 dengan metode
pengendalian bahaya meliputi empat tingkatan yaitu eliminasi atau
menghilangkan bahaya, subtitusi atau menggantikan sumber risiko dengan
sarana/prasarana yang tingkat resikonya lebih rendah /tidak ada, administrasi
berupa SOP dan upaya terakhir adalah penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) bagi pekerja sesuai pajanan bahaya yang diterima. Evaluasi seluruh
kegiatan terkait dengan keselamatan dibuat setiap tahun.

16
BAB X
PEMBIAYAAN DAN ANGGARAN

Biaya Sub
N Kegiatan / Sasar Volume Jumlah Biaya Total
Tujuan Waktu Pelaksanaan Lokasi Kebutuhan Pembiayaan Biaya Perunit Total
o Proker an Kegiatan Perunit
Pertahun
Setahun

1 PELATIHAN Meningkatkan Tim 1 kegiatan Jan-Des penyelenggara  menyesu Pelatihan Pelatihan Pelatihan 2
pengetahuan K3RS 2020 pelatihan aikan K3RS K3RS, dan @Rp.5.000.000 13.000.000
tentang K3RS akomodasi Penginapan
@Rp.1.000.000 13.000.000
Transportasi
@Rp.500.000
1 kegiatan Jan-Des penyelenggara  menyesu Pelatihan Pelatihan Pelatihan 2 13.000.000
2020 pelatihan aikan penanggulan penanggulan @Rp.5.000.000
kebakaran kebakaran Penginapan 13.000.000
dan bencana dan bencana, @Rp.1.000.000
serta Transportasi
akomodasi @Rp.500.000
1 Kegiatan Januari Tim K3RS RSU In house Pelatihan Rp. 20.000.000 Seluruh Rp.
2020 Purwogon tranning dan karyaw 20.000.000
Rp.
do APAR dan akomodasi an RSU
20.000.000
fire alarm lain Purwog
ondo
1 kegiatan Jan-Des penyelenggara  menyesu Pelatihan Pelatihan Pelatihan 2 13.000.000 13.000.000
2020 pelatihan aikan Manajemen Manajemen @Rp.5.000.000
resiko resiko dan Penginapan
akomodasi @Rp.1.000.000
Transportasi

17
@Rp.500.000
1 kegiatan Jan-Des penyelenggara  menyesu Pelatihan Pelatihan Pelatihan 2 13.000.000
2020 pelatihan aikan Genset Genset dan @Rp.5.000.000
akomodasi Penginapan
13.000.000
@Rp.1.000.000
Transportasi
@Rp.500.000
1 kegiatan Jan-Des penyelenggara  menyesu Pelatihan Pelatihan Pelatihan 2 13.000.000
2020 pelatihan aikan @Rp.5.000.000
Care & Care &
Penginapan
maintenance maintenance @Rp.1.000.000
Transportasi 13.000.000
peralatan peralatan
@Rp.500.000
medis medis

2 PENINGKAT Meningkatkan TIMK 1 Kegiatan Jan-Des Tim K3RS RSU Melakukan Melakukan Rp.35.000.000 Seluruh Rp.35.000. Rp.3
AN SDM kualitas SDM 3RS 2020 Purwogon karyaw 000 5.00
pemeriksaan pemeriksaan
do an RSU 0.00
kesehatan kesehatan Purwog 0
ondo
seluruh seluruh
karyawan karyawan

18
1 Kegiatan Jan-Des Tim K3RS RSU Melakukan Melakukan Rp.10.000.000 Karyaw Rp.10.000.
2020 Purwogon an 000
pemberian pemberian
do beresik Rp.1
vaksin vaksin o 0.00
hepatitis hepatitis 0.00
0
karyawan karyawan

1 Kegiatan 2020 TIM K3RS RSU Pengusulan Pengusulan Rp.30.000.000 Rp.30.000.


Purwogon 000
sarana sarana
do
MENINGKAT prasarana prasarana Rp.3
Meningkatkan
KAN SARANA TIM 0.00
3 DAN
kualitas sarana
K3RS berkaitan berkaitan 0.00
dan prasarana
PRASARANA dengan dengan 0
keselamatan keselamatan

RP.150.000.000

19
Kebumen, 02 Januari 2020
Ketua K3 RSU Purwogondo Sekretaris K3RS

Amrih Widati, A.Md.Kep


NIK.14T930205TKP

dr.Kuspriyadi

NIK. 10T690828TM

Mengetahui,
Direktur RSU Purwogondo

dr. N. Rima Rahmawati, M.M.


NIK. 08T800612TM

20

Anda mungkin juga menyukai